KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 2, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 28 JUNI 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 28 JUNI 2015

Tema    : JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
              (Seri 10)

Subtema : DIKARUNIAKAN

Shalom saudaraku, selamat malam salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Saudaraku, pada Minggu yang lalu saya telah sampaikan mengenai dimana Tuhan menasihatkan sidang jemaat di Laodikia untuk membeli tiga perkara.
YANG KETIGAMEMBELI PAKAIAN PUTIH.
Pakaian putih adalah pakaian mempelai, yang sama dengan lenan halus arti rohaninya: “Perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.”
Kemudian, pakaian putih disebut juga pakaian imam, itu adalah perbuatan kudus, jadi, jangan dicemari pakaian putih,  jangan dinodai. Dan pakaian putih juga merupakan perhiasan kemuliaan, sehingga, kalau kita melayani Tuhan dengan sistem kerajaan sorga; dimana ada kebenaran, damai sejehtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus maka dikenan oleh Tuhan dan dihormati manusia, itulah perhiasan kemuliaan.
Pendeknya, pakaian putih sudah tercemari. Tetapi, Tuhan memberi jalan keluar supaya membeli pakaian putih itu bersih berkilau-kilauan, maka kita belajar dari himpunan besar orang banyak dalam Wahyu 7:9, mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba Allah (Wahyu 7: 14). Hanya dengan satu cara untuk membuat pakaian kembali putih yaitu; dicelup dalam darah Anak Domba.
Jadi sekalipun seseorang punya harta, punya uang banyak untuk membeli deterjen yang mahal, ampuh, tidak ada artinya, hanya darah Anak Domba saja yang mampu membersihkan dosa.

Mari kita kembali memperhatikan pakaian putih dari sidang jemaat di Laodiokia dari kitab Wahyu 3:14-22, namun kita hanya membaca ayat 17-18..
Wahyu 3:17-18
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Kita perhatikan dulu perkataan dari pada jemaat di Laodikia, yaitu:“Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa”, serba kecukupan, menunjukkan jemaat di Laodikia bergantung pada harta dan kekayaan, tidak lagi bergantung pada kemurahan hati Tuhan, sehingga kalau kita perhatikan pengikutan mereka pada ayat 15-16; pengikutan mereka menjadi suam-suamtidak dingin dan tidak panas.

Saudaraku, kalau kita perhatikan negara-negara maju di benua Eropa, Australia, Amerika, mereka serba berkecukupan, tidak kekurangan apa-apa, oleh karena itu mereka tidak lagi bergantung kepada Tuhan, karena mereka telah dicukupkan dan tidak kekurangan apa-apa, hati mereka jauh dari Tuhan. Sehingga, kalau kita perhatikan bait Allah dengan bangunan yang mewah, berubah fungsi menjadi kafe, diskotik dan ironisnya berubah fungsi menjadi masjid.
Apa yang telah diperjuangkan oleh missionaris, yang diperjuangkan oleh para penginjil, apa yang telah diperjuangkan oleh rasul Paulus,  untuk bangsa kafir/orang-orang tak bersunat secara khusus di Asia kecil, disia-siakan. Kenapa menjadi sia-sia? Bagaikan jemaat di Laodikia bergantung pada harta kekayaan tidak lagi bergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Yang seharusnya kita kejar adalah kemurahan hati Tuhan, belas kasih Tuhan.

Roma 9:11-15
(9:11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya--
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14). Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Jadi, tergantung kemurahan hati Tuhan, bukan tergantung kehendak manusia, sekalipun orang itu pandai memiliki kecakapakan di berbagai bidang, punya potensi yang hebat, tetapi kalau Tuhan tidak menaruh belas kasih, ia tidak memperoleh belas kasih.
Pada saat Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci Esau, apakah Tuhan tidak adil? Mustahil, Allah itu adil.
Oleh sebab itu, belajar mulai dari sekarang mengejar belas kasih, mengejar kemurahan hati Tuhan, jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan, merasa bisa, merasa mampu di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini lagi. Andaikata saudara mengerti firman Tuhan, dengar saja, jangan sekali-sekali tunjukkan rasa bosan saudara. Jangan pernah katakan aku sudah mengerti. Dengar saja, disitu pemakaian Tuhan, terus ikuti dan dengar saja. Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh belas kasih.
Saudara perhatikan bagaimana dalam kandang penggembalaan ini, sekalipun saya sebagai seorang gembala, punya wewenang untuk mengatur ini dan itu, tetapi Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh belas kasih. Biarpun saya berkata “A” kalau Tuhan bilang “B”... ? Tergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Saya tidak bisa menahan atau menghalangi seseorang untuk melayani Tuhan.

Kita kembali lagi memperhatikan sidang jemaat di Laodikia, mereka memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa, serba berkecukupan dalam segala perkara, itu menurut mereka. Tetapi bagi Tuhan sebaliknya...
-      Yang pertama: Melarat, malang, miskin.
-      Yang kedua: Buta.
-      Yang ketiga: Telanjang.
Sangat memprihatinkan sekali. Ada orang melarat, malang, miskin tetapi tidak buta, atau sebaliknya buta tetapi tidak melarat, malang, miskin. Tetapi disini jemaat di Laodikia sudah melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, menunjukan betapa dalamnya jemaat di Laodikia ini berada dalam sumur penderitaan.

Tetapi pada ayat 18, Tuhan menasihatkan jemaat di Laodikia supaya mereka membeli tiga perkara dari Tuhan.
Membeli berarti; membayar dengan cara penukaran = bayar harga. Ikut Tuhan harus bayar harga yaitu; sangkal diri dan pikul salib.

Tiga perkara yang harus dibeli dari Tuhan....
Yang ketiga: PAKAIAN PUTIH, inilah yang harus dibeli.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

“Kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!”
Dikaruniakan pakaian putih kepada pengantin perempuan.
Dikaruniakan berarti; dipercayakan oleh Tuhan.

ADA 3 HAL YANG DIPERCAYAKAN OLEH TUHAN, yaitu:
Yang pertama: Pelayanan.
Kolose 1:25-27
(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,
(1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

Rasul Paulus menjadi pelayan Tuhan, sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah / menjadi pelayan Tuhan sesuai dengan kepercayaan Tuhan.

Adapun pelayanan-pelayanan yang dimaksud, antara lain:
A.    Pemberitaan firman Allah atau pemberita Injil terkhusus kepada bangsa kafir, bangsa yang tidak bersunat.
Galatia 2:6-8
(2:6) Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
(2:7) Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat
(2:8) --karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.

Tuhan mempercayakan kepada rasul Paulus pemberitaan Injil secara khusus untuk orang-orang yang tak bersunat, bangsa kafir, yang dahulu hidup jauh dari Allah, tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tanpa ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Dan kemudian, Allah memberi kekuatan secara khusus kepadanya untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang tak bersunat, sebab rasul Paulas diutus kepada orang yang tidak bersunat, maka ia harus keluar dari zona kenyamanan, bangsanya sendiri, untuk bangsa-bangsa kafir termasuk di Asia kecil. Dan kalau kita perhatikan perjalanan dari pelayanan rasul Paulus kepada bangsa kafir, banyak pergumulan yang ia hadapi. Kerap kali ia menghadapi gelombang lautan, kemudian dicambuk 40 kurang satu sampai matanya picek, lapar, haus, kedinginan bahkan kerap kali ia menghadapi maut sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Roma 8:35.
Kita patut bersyukur karena suku / orang Batak akhirnya memperoleh kasih karunia, dimana kasih karunia ini dahulu tersembunyi dari abad ke abad, tetapi syukur sekarang dinyatakan oleh karena kemurahan Tuhan, kemuliaan keagungan Tuhan dinyatakan kepada kita.

2 Timotius 4:2
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya”, artinya; nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Jadi, nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran bukan dengan segala emosi. Saudaraku, banyak hamba-hamba Tuhan tidak berani untuk memberitakan firman tentang salib Kristus. Banyak hamba Tuhan terlebih dahulu melihat waktu, kondisi dan keadaan, suasana yang ada, kalau sekiranya memungkinkan untuk disampaikan, ya disampaikan, kalau tidak memungkinkan, tidak disampaikan. Itu melihat waktu, tetapi hamba Tuhan yang seperti ini biasanya suka memanfaatkan kelemahan orang kaya. Apa kelemahan orang kaya? Menolak untuk dikoreksi, menolak pemberitaan firman yang mengoreksi, menyelidiki. Itu dimanfaatkan oleh hamba-hamba Tuhan. Tetapi saya tidak mau memanfaatkan kelemahan orang kaya mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Alasannya...
2 Timotius 4:3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Karena ada masanya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Sebaliknya, mereka mengumpulkan guru-guru menurut kehendak hati mereka hanya untuk memuaskan telinganya kepada pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.

1 Tesalonika 2:4-6
(2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
(2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis--hal itu kamu ketahui--dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi--Allah adalah saksi—
(2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

Allah mempercayakan Injil kepada Rasul Paulus, karena Allah telah menganggap dia layak untuk dipakai sebagai pemberita Injil, secara khusus kepada bangsa-bangsa kafir. Sebagai bukti:
-      Rasul Paulus memberitakan Injil, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah karena Allah yang menguji hati dan batin manusia.
Rasul Paulus tidak bermulut manis di tengah-tengah pemberitaan firman.
-      Tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi dalam pemberitaan firman.
Ada kalanya firman Tuhan disampaikan tetapi dengan maksud tertentu, mempunyai maksud loba yang tersembunyi.
Loba = serakah = tamak = cinta uang bukan cinta akan Tuhan.
Oleh sebab itu Tuhan menganggap ia layak. Jadi bukan tergantung kecakapan seseorang dan bukan menurut pandangan manusia, ingat Tuhan menguji hati manusia.
-      Tidak pernah mencari pujian dari manusia, sekalipun ia dapat berbuat demikian.

1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Justru rasul Paulus berlaku ramah di tengah-tengah pemberitaan Injil, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Ibu à seorang gembala sidang.

Pekerjaan seorang gembala sidang adalah;
Yang pertama: MENGASUH
Berarti, memberi didikan kepada sidang jemaat sebagai anak rohani.
Sejauh ini kita telah dididik dalam Firman Pengajaran Mempelai / pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Ibrani 12:5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Didikan itu datang dari pemberitaan firman tentang salib Kristus, berarti;
-      Menghajar orang yang dikasihi-Nya.
-      Menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Oleh sebab itu jangan anggap enteng didikan dan jangan putus asa apabila diperingatkan lewat pemberitaan firman tentang salib Kristus yang sifatnya menyelidiki dan mengoreksi / menghajar dan menyesah.
-      Menganggap enteng didikan Tuhan = mengecilkan firman Tuhan yang disampaikan.
-      Putus asa apabila diperingatkan.
Orang yang putus asa digambarkan seperti seorang isteri/suami yang menginginkan perceraian tanpa menyelesaikan masalah / tidak mau berdamai = tidak mau mengampuni dosa. Kemudian, sama seperti sidang jemaat yang menginginkan untuk pindah karena dosanya tidak mau dikoreksi = tidak mau berubah, tidak mau bertobat.  Itulah yang disebut dengan orang-orang yang putus asa. Sebetulnya orang yang seperti ini tidak menempatkan Kristus sebagai kepala. Kalau menempatkan Kristus sebagai kepala maka tubuh dengan kepala tetap menyatu, tidak terpisah. Tempatkanlah Kristus sebagai kepala. Jadi kalau sedikit-sedikit minta cerai, minta pindah itu menunjukkan ia tidak menempatkan Kristus sebagai kepala.

Kenapa rasul Paulus berkata demikian tegasnya kepada orang Ibrani? “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Sebaliknya...
Ibrani 12:7-8
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Kalau seseorang bebas dari ganjaran / didikan, maka ia bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang, anak yang lahir diluar nikah, akan berujung pada kebinasaan, seperti anak hasil perzinahan antara Daud dengan isteri Uria orang Het (Batsyeba), pada akhirnya binasa.
Jadi, didikan itu datangnya lewat pemberitaan firman tentang salib Kristus, kita dihajar dan disesah.
Seperti itulah seorang gembala mengasuh sidang jemaat sebagai anak-anak rohani.
Kalau saudara lebih suka dengan pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan berarti saudara bukan anak Tuhan tetapi anak gampang. Anak gampang = anak yang lahir di luar nikah, tidak sah sebagai anak.
Dalam Wahyu 3:19 kepada jemaat di Laodikia Allah berkata; “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”Jangan pertahankan cara hidup yang lama, Tuhan tidak ada di situ.

Pekerjaan seorang gembala sidang adalah;
Yang kedua: MERAWATI anaknya.
Merawati disertai dengan perhatian. Tidak satupun diantara kita yang tidak diperhatikan, semuanya diperhatikan oleh gembala Agung.
Saudaraku, daging dengan segala keinginannya, dunia dengan arusnya yang menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan/ilah zaman yang membutakan pikiran manusia, juga Iblis / Setan yaitu roh jahat dan roh najis, dengan segala jenis penyembahan berhala, semuanya itu menimbulkan dosa.
Perlu diketahui: Oleh karena dosalah, seseorang tertindas, teraniaya, pendeknya mengalami penderitaan, kemudian, mengalami luka-luka batin, stres, bahkan depresi. Inilah yang harus dirawat, dibalut dan diperhatikan oleh Tuhan lewat ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, Ia merawati kita semua.

Kita perhatikan ...
1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

Sehingga rasul Paulus dalam kasih sayang yang besar rela membagi Injil Allah di tengah-tengah pelayanannya, bahkan hidupnya sendiri ia serahkan kepada bangsa kafir, bahkan dalam ayat lain ia berkata; “aku rela terkutuk.”

1 Korintus 4:1-2
(4:1). Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
(4:2) Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Kerinduan dari pada rasul Paulus supaya orang memandang ia sebagai seorang hamba Tuhan yang bertanggungjawab dalam pemberitaan firman Tuhan. Itulah kerinduannya, itulah dambaanya, murni melayani Tuhan tanda bahwa ia ternyata dapat dipercayai.
Sekali lagi, dosa itu yang membuat seseorang tersakiti. Kalau tidak ada dosa tidak rasa sakit. Jadi, kalau ada sakit penyakit maka Tuhan akan merawat, luka-luka batin dibalut.

Adapun pelayanan-pelayanan yang dimaksud, antara lain:
B.    Tugas pendamaian.
2 korintus 5:18
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

Tuhan mempercayakan pelayanan pendamaian kepada rasul Paulus.
Berarti untuk menjadi pelayan pendamaian, terlebih dahulu saya berdamai dengan isteri saya, berdamai kepada anak saya. Sebaliknya sidang jemaat juga harus berdamai satu dengan yang lain, berdamai kepada sesama, kepada siapapun, dimanapun kita berada senantiasa membawa damai.

Pelayanan pendamaian itu bagaikan hisop.
Keluaran 12:21-22
(12:21). Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.

Saudaraku, seikat hisop dicelupkan dalam darah yang ada dalam sebuah pasu. Kemudian darah itu disapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu di setiap perkemahan bangsa Israel, sehingga dengan demikian semua perkemahan dari bangsa Israel ada tanda darah.
Itulah tugas pendamaian; memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, memperdamaikan nikah-nikah / rumah tangga-rumah tangga kepada Tuhan. Sehingga ketika pada malam yang terakhir, bangsa Israel hendak keluar dari Mesir, Allah turun dan melintasi setiap perkemahan bangsa Israel, apabila dilihat-Nya ada tanda darah pada ambang atas dan di kedua tiang pintu itu, maka bebaslah dari tulah kesepuluh; kematian anak sulung, sebaliknya Tuhan menulahi kemah-kemah setiap orang Mesir/menulahi rumah-rumah orang-orang Mesir, yaitu kematian anak-anak sulung dari orang Mesir.
Siapa yang mau menjadi pendamaian diantara kita? Tolong nikah-nikah! Nikah jasmani dan nikah yang rohani. Jadilah pelayan pendamaian, untuk memperdamaikan dosa orang lain, sehingga mereka juga turut diselamatkan.

Keadaan dari hisop: Hisop adalah rumput yang sangat rapuh, lembut sekali, gambaran dari orang yang lemah lembut dan rendah hati dan kehidupan yang seperti ini dipakai oleh Tuhan menjadi pelayana pendamaian. Sebaliknya, kalau seseorang merasa diri hebat, kuat, merasa diri bisa, tidak dipakai menjadi pelayan pendamaian sebab sasaran dari perhatian Tuhan adalah rumput yang rapuh dan lembut.

Kelebihan dari pada hisop adalah sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya, berarti menghargai korban Kristus / meninggikan korban Kristus. Orang yang menghargai korban Kristus di tengah-tengah ibadah dan pelayanan; memperhatikan perkara di atas, perkara rohani, yaitu; segala kegiatan-kegiatan yang ada di tengah-tengah ibadah itu sendiri.
Ayo, seraplah darah itu sebanyak-banyaknya berarti menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati, seperti rasul Paulus di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan sehingga nikah-nikah yang hancur di bumi dapat diperdamaikan kepada Allah  (2 Korintus 11:2-3).
Saudaraku, korban dari perang dunia pertama dapat dihitung jumlah korbannya, demikian juga korban dari  perang dunia kedua, tetapi korban dari nikah-nikah yang hancur di dunia ini tidak terhitung. Ini harus diperhatikan dengan baik. Jadilah pendamaian dimanapun berada.

Kelebihan lain dari hisop adalah: Bisa hidup pada dinding-dinding batu / tembok-tembok batu dan dimanapun berada, tidak lari dari kenyataan. Seorang hamba Tuhan harus siap menghadapi sidang jemaat yang keras hati dan berbagai-bagai karakter. Saya sudah mengalaminya walaupun tidak sesempurna rasul Paulus, didiamkan, dicuekin, main belakang, saya harus hadapi sampai hari ini. Saya tidak membesar-besarkan tetapi itu fakta. Ketika saya mengalami itu saya pusing kerena hati saya hancur, hati saya sakit, tetapi tidak sakit hati, kalau sakit hati itu benci, kalau hati sakit ya sakit saja, dan itu harus ditanggung, itulah pelayanan pendamaian.

2 Timotius 1:11-12
(1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.
(1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Pelayanan pendamaian itu dipercayakan kepada rasul Paulus, dan dia tidak malu sedikitpun, sekalipun harus mengalami banyak penderitaan.
Rasul Paulus yang dahulu adalah Saulus kemudian bertobat, dipercayakan tiga jabatan: PenginjilRasul dan guru.
Betapa hebatnya, betapa luar biasanya kemurahan Tuhan dinyatakan kepada Paulus yang dahulu Saulus. Tuhan mempercayakan tiga dari lima jabatan yang ada sesuai dengan Efesus pasal 4, penginjil, rasul dan guru, untuk misi pendamaian, memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Saya juga dipercaya oleh Tuhan sebagai guru / jabatan guru dan jabatan gembala. Tidak tahu yang lain, tergantung pandangan saudara, apakah ada karunia nabi dan lain sebagainya, tetapi yang pasti dikaruniakan jabatan guru dan jabatan gembala. Kalau saudara melihat dari sisi lain karena firman nubuatan mengoreksi (mata tidak melihat tetapi firman mengetahui) ini adalah kemurahan Tuhan. Dan saya mendapatkan jabatan ini bukan karena saya pintar, kuat, hebat tetapi karena kasih karunia Tuhan. Saya tidak pernah mendaftarkan diri menjadi guru di PNS, saya menjadi guru karena darah Yesus Kristus, bukan karena pemerintah provinsi Banten mengangkat saya, tetapi karena darah Yesus dan sampai hari ini karena darah Yesus saya diberi kemampuan.

ADA 3 HAL YANG DIPERCAYAKAN OLEH TUHAN, yaitu:
YANG KEDUA: DIPERCAYAKAN KARUNIA ROH.
2 Timotius 1:14
(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

“Peliharalah harta yang indah” itulah karunia-karunia Roh kudus yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita. Pelihara itu dengan baik. Kita melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang. Biarlah kita melayani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala, syaratnya; kerajinan jangan menjadi kendor, untuk memelihara harta yang indah (karunia-karunia Roh Kudus).
Saudaraku, kalau kita perhatikan jemaat di Efesus walaupun pekerjaan mereka banyak dan tidak mengenal lelah, Tuhan tidak lantas bangga dan memuji-muji mereka, tidak! Karena mereka meninggalkan kasih mula-mula.
Barangkali ada diantara kita memiliki potensi dan sempat mundur / mengabaikan apa yang dipercayakan oleh Tuhan, malam ini, saya menyarankan dengan kasih; peliharalah harta yang indah, jangan lalai mempergunakan karunia-karunia yang dipercayakan oleh Tuhan. Karunia yang ada, yang diperoleh tiap-tiap orang seharusnya semakin dikembangkan, jangan dikurangi potensi yang ada. Oleh sebab itu, kerajinan tidak boleh kendor, apa yang dapat dikerjakan, kerjakan saja untuk memelihara harta yang indah.

Mari kita lihat karunia-karunia Roh kudus...
1 Korintus 12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

“Karunia berkata-kata dengan hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, karunia memberikan iman, karunia untuk menyembuhkan, karunia mengadakan mujizat, karunia untuk bernubuat, karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, karunia untuk menafsirkan bahasa roh.”

Inilah harta yang indah yang harus dipelihara dengan baik, apabila Tuhan memberikannya, dipeliharalah dengan baik. Lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian justru kita semakin diteguhkan, karunia-karunia yang kita peroleh semakin diteguhkan. Oleh sebab itu tidak boleh jauh dari ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu. Untuk mempertajam karunia-karunia Roh: Tekun dalam Ibadah Raya Minggu.

1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Semua karunia-karunia Roh Kudus dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, sehingga tidak ada kompetisi di dalamnya, tidak berebut / beradu kedudukan dan jabatan disitu.

1 Korintus 12:7
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Karunia-karunia Roh Kudus, tujuannya: Untuk kepentingan bersama, berarti, bukan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk menonjolkan diri melainkan untuk kepentingan bersama dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Karunia-karunia sebagai pemimpin pujian, pembaca firman Tuhan, pemain musik, singer, guru sekolah minggu, multimedia termasuk kolektan di tengah-tengah ibadah, itu semua tujuannya; untuk kepentingan bersama dan itu harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, tidak usah malu mempertanggungjawabkannya.

Roma 12:6-8
(12:6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
(12:7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
(12:8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Kita mempunyai karunia yang berlain-lainamenurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita masing-masing, tetapi perlu untuk diperhatikan, antara lain;
-      Jika karunia itu adalah untuk bernubuat, baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman.
-      Jika karunia untuk melayani, melayani dengan baik bukan dengan pura-pura.
-      Jika karunia untuk mengajar, baiklah mengajar dengan baik.
-     Jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati dengan baik berarti bertanggung jawab atas karunia = memelihara harta yang indah.

Kemudian yang tidak boleh diabaikan ketika mengerjakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang;
-      Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang tulus ikhlas.
-      Siapa yang memberi pimpinan hendaklah ia melakukannya dengan rajin.
Untuk menjadi contoh teladan harus dengan rajin. Kadang kala orang hari ini memberi contoh teladan besok tidak lagi.
-      Siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Menunjukkan kemurahan kepada satu dengan yang lain harus dengan sukacita, jangan terpaksa jangan uring-uringan, supaya harta yang indah, yang dianugerahkan kepada kita itu tetap terpelihara, yang tidak dimiliki oleh orang-orang di luaran sana.

Saya masih ingat duluMaria, Debora dan yang lain-lain, saya mengajari mereka main gitar hanya dari kunci C dan G saja, tetapi sekarang mereka lebih pandai bermain gitar.
Paling indah melayani Raja di atas segala raja. Kalau melayani bapak Rrasanya sudah senang, apalagi melayani Raja di atas segala rajaPertahankan karunia-karunia Roh Kudus / peliharalah harta yang indah.

1 Korintus 14:32-33
(14:32) Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
(14:33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Perhatikanlah ini karunia nabi takluk kepada nabi-nabi, supaya tidak ada kekacauan, sebaliknya ada damai sejahtera disana. Tuhan sudah membuat peraturan ini sedemikian rupa.

ADA 3 HAL YANG DIPERCAYAKAN OLEH TUHAN, yaitu:
Yang ketiga: DIPERCAYAKAN DOMBA-DOMBA.
Ini mengoreksi para gembala.
1 Petrus 5:2-3
(5:2) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
(5:3) Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.

Saudaraku, perlu diketahui; kawanan domba Allah adalah milik kepunyaan Allah, bukan milik gembala. Dan kawanan domba Allah itu ditebus oleh Darah Anak Domba Allah. Oleh sebab itu seorang gembala dalam menggembalakan kawanan domba jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah. Jadi menggembalakan itu harus sesuai dengan kehendak Allah bukan dengan kehendak sendiri.
Di atas sudah saya katakan, sekalipun saya adalah seorang gembala yang memiliki wewenang di tengah-tengah  kandang penggembalaan, tetapi rupanya tidak semudah itu, Tuhan tetap yang menentukan segala sesuatunya.
Ada kalanya saya ingin membuat sesuatu peraturan tetapi rupanya Tuhan tidak menghendaki. Dan bila saya tahu Tuhan tidak menghendaki, saya tidak lakukan/tidak memaksakan diri, karena mengadung resiko / berbahaya.

Kemudian, menggembalakan kawanan domba jangan karena ingin mengambil keuntungan, tetapi pengabdian diri, mengabdi kepada Tuhan. Kata dasar pengabdian adalah abdi. Menjadi abdi Allah. Kalau gembala mengabdi kepada Allah, berarti ia harus tahu pekerjaan seorang gembala.
Pekerjaan gembala adalahmemberi makan dan memberi minum kawanan dombadibaringkan di atas rumput hijau dan membimbing ke air yang tenang.
Di atas gembala ada gembala Agung yang memberi nafas hidup lewat doa penyembahanOleh sebab itu kalau kawanan domba jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah, saya harus perhatikan, supaya tidak jauh dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, termasuk Ibadah Doa Penyembahan, karena itu nafas hidup.

Kemudian seorang gembala, janganlah berbuat seolah-olah memerintah, tetapi hendaklah menjadi teladan bagi kawanan domba itu dimulai perkataan, sikap tingkah laku, sudut pandang, gerak-gerik, harus menjadi teladan.
Dulu saya mengecilkan tukang parkir, tukang becak dan yang lain-lain, padahal saya dan mereka sama–sama orang kecil.
Seharusnya, kasih yang sama kepada orang kaya, kasih yang sama juga kepada yang kurang mampu. Teladan seperti ini harus nyata dari seorang gembala, sehingga ketika berbincang-bincang, saya tetap mendengar apa yang diucapkan oleh mereka walaupun sebenarnya saya sudah tahu arah dari pembicaraan itu, namun saya tetap sabar mendengarkannya.

1 Peturs 5:4
(5:4) Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Di atas gembala masih ada gembala Agung dan kalau gembala menggembalakan dengan baik sesuai dengan pengabdian kepada Allah, maka akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Guru sekolah Minggu dan yang melayani kaum muda remaja  juga disebut gembala, biarlah kita melayani dengan segala pengabdian.

Sekarang kita melihat pengabdian ini dalam…
Yohanes 21:15-17
(21:15). Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
(21:16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
(21:17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Menggembalakan kawanan domba Allah harus dengan pengabdian yaitu dengan kasih Agape.
Itu sebabnya Yesus bertanya kepada Simon Petrus sebanyak tiga kali….
Yang pertama  "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Sebetulnya, jawaban pertama ini sudah jelas, Yesus dengan jelas mendengar. Tetapi Yesus mengulang lagi dengan pertanyaan yang sama sampai kepada pertanyaan yang ketiga, maksudnya Tuhan mau supaya Simon Petrus menggembalakan kawanan domba dengan kasih Agape, pengabdian kepada Allah. Oleh sebab itu Yesus berulang-ulang bertanya, bukan berarti Yesus tidak tahu maksud jawaban Petrus, tetapi Yesus ingin tahu isi hati Simon Petrus (pengakuan).
Namun akhirnya Petrus menangis dan berkata; “Engkau tahu segala sesuatu”, yaitu: bahwa Simon Petrus menggembalakan kawanan domba dengan kasih Fileo.

Disini kita melihat keadilan Yesus, sebab, Yesus bertanya sebanyak tiga kali kepada Petrus untuk mengetahui isi hatinya, Yesus tidak langsung mempersalahkan / menjustifikasi.
Jadi harus penuh dengan pengabdian kepada Allah, melayani dengan kasih agape bukan karena keinginan daging (kasih fileo). Jangan sampai melayani tetapi ada maksud tertentu disituMalam ini kita datang harus penuh dengan pengabdian kepada Tuhan.

Mari kita lihat antara kasih Fileo dan kasih Agape
Yohanes 21:18
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Gambaran dari kasih Fileo, Yesus berkata: “Ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, berarti; melayani dengan kemampuan daging.
Gambaran kasih Agape: “Jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."  Berarti; mampu menerima sesuatu yang tidak dikehendaki, ini kasih Agape di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tua berarti, dewasa rohani.
Muda, masih kanak-kanak, kerohanian kanak-kanak, suka mengandalkan kekuatan dan daging, itulah kasih fileo.
Kasih agape, mampu menerima sesuatu yang tidak dikehendaki, siapakah mereka itu? Mereka adalah gereja Tuhan yang telah dewasa rohani, yang didewasakan oleh Firman Pengajaran Mempelai.

Syarat supaya dipercayakan tiga perkara di atas.
1 Timotius 1:12
(1:12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--

Rasul Paulus setia kepada Tuhan, sebab itu Tuhan mempercayakan pelayanan itu kepadanya.
Ayo setia, kesetiaan itu ada motor penggerak dari dalam, yaitu roh kita. Jangan kelihatan setia tetapi jiwa dan roh tidak setia, supaya di dalam segala perkara kita setia dan setia sampai mati.
Hati, pikiran dan perasaan harus setia, sehingga kita dimampukan untuk setia melayani Tuhan.

2 Timotius 2:2
(2:2) Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

Menjadi pribadi yang dapat dipercayai, sesuai dengan pesan Rasul Paulus kepada Timotius: Percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain itulah pesan rasul Paulus kepada Timotius.
Jadilah orang yang dapat dipercayai supaya kita dipercayakanPelayanan (pemberitaan Injil, pelayanan pendamaian)karunia-karunia Roh Kudus, dipercayakan kawanan domba.

Filipi 3:8
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Sesuatu yang tidak baik, tidak suci, tidak mulia anggap saja itu sampah, termasuk sesuatu yang berasal dari dunia.

Filipi 3:9
(3:9). dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Kebenaran yang dimiliki oleh rasul Paulus adalah kebenaran yang Allah karuniakan berdasarkan kepercayaan.
Jadi ia benar bukan karena kekuatan, bukan karena dia bisa, tetapi karena kepercayaan.

Ciri-ciri orang yang dipercayai Tuhan.
Filii 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-
Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Rasul Paulus menghendaki…
-  Mengenal Dia dengan sempurna, bukan lagi mengenal karena ikut-ikutan, bahkan lebih dalam lagi, mengenal isi hati Tuhan. Jadibukan mengenal Dia karena Ia sanggup menyembuhkan yang sakit melainkan mengenal kasih-Nya yang paling dalam.
-         Mengenal kuasa kebangkitan-Nya.
Kuasa kebangkitan berarti hidup dalam hidup yang baru.
Dipercayakan pelayanan juga kuasa kebangkitan.
-         Persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana ia menjadi serupa di dalam kematian-Nya.
Saudaraku perhatikan, kalau kematiannya itu benar-benar satu dengan kematian Yesus Kristus maka kebangkitan-Nya juga benar. Kalau kematiannya tidak benar, maka kebangkitannya tidak benarsekalipun ia melayani.

Kesimpulannya: Mengenal Dia dengan sempurna, maksudnya mengenal isi hati Tuhan yang paling dalam, satu dalam kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, sampai satu dalam kematian-Nya supaya satu dalam kebangkitan-Nya. Kalau hasil kematian benar, maka kebangkitannya juga benar, yang lahiriah anggap menjadi sampah bukan yang lebih utama. Keinginan kebanyakan orang, antara lain; kaya, hebat, menjadi orang besar dan diakui, namun bagi Rasul Paulus, semuanya itu menjadi sampah.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala sidingPdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment