KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, May 23, 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 APRIL 2016

Ibadah kaum muda remaja, 30 APRIL 2016

“STUDY YUSUF”
(SERI 97)

Subtema : KASIH YANG SEMPURNA

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya ditempat ini.

Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah kaum muda remaja itulah study Yusuf dari Kejadian 39.
Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.

Ayat ini menunjukan bahwa Yusuf adalah seorang hamba Tuhan yang bertanggungjawab.

Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Kalau seorang hamba Tuhan bertanggungjawab = taat kepada tuannya dalam segala hal, sehingga dengan demikian ia dapat mengerjakan pekerjaan dengan tulus hati dan menyenangkan tuannya.
Kesimpulannya: Hamba yang taat adalah hamba yang takut akan Tuhan, sebab hamba Tuhan yang takut Tuhan pasti bertanggungjawab karena ia melakukannya dengan ketulusan hatinya untuk menyenangkan hati tuannya.
Pendeknya, hamba yang taat kepada tuannya adalah hamba yang takut akan Tuhan.

Amsal 8:13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Takut akan Tuhan, berarti; “membenci kejahatan.”
Adapun kejahatan yang dibenci adalah; “benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”

Namun ada satu lagi yang harus dibenci yaitu; dosa kenajisan.
Alasannya kita bisa lihat dalam...
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Roh najis itu sangat dibenci oleh Tuhan. karena Tuhan membenci roh najis, maka kita juga harus membenci segala kenajisan, kalau menyukai kenajisan berarti dengan berani menjadi musuhnya Tuhan.
Apa yang dibenci Tuhan itu juga yang harus kita benci, kalau menyukai apa yang dibenci Tuhan berarti menjadi musuhnya Tuhan.
Jadi, mau tidak mau harus membenci roh najis, tanda bahwa seseorang takut akan Tuhan.

Mari kita lihat pembuktian bahwa Yusuf adalah hamba yang takut akan Tuhan.
Kejadian 39:12-13
(39:12) Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.
(39:13) Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,

Yusuf tidak mau bersetubuh dengan isteri Potifar = membenci dosa kenajisan.

Kejadian 39:10
(39:10) Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

Walaupun Yusuf dibujuk dari hari ke hari, untuk bersetubuh dengannya tetapi ia tidak mendengarkan bujukannya itu, karena Yusuf membenci dosa kenajisan.
Biarlah kiranya pemuda remaja Serang juga Cilegon, membenci dosa kenajisan. Jangan salah-salah menggunakan alat-alat elektronik, mulai dari pada hand phone, ipad, laptop dan apapun yang sejenis.
Saudaraku, semua hal itu dapat membujuk seseorang sehingga jatuh dalam dosa kenajisan, ini harus diperhatikan sungguh-sungguh, apalagi sudah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai harus benar-benar hidup di dalamnya. Bukan hanya tubuh jasmani yang terlihat rapi, tetapi manusia batiniah juga harus rapi tersusun, karena kita bertanggungjawab bukan kepada manusia tetapi kepada Tuhan, segala tindak tanduk kita pertanggung jawabkan kepada Tuhan, jangan takut manusia. Kalau takut pada manusia, kita hanya melihat manusianya.

Ciri seorang hamba bila membenci dosa kenajisan: Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.”
Yusuf melepaskan diri dari cengkraman isteri Potifar dengan cara meninggalkan bajunya di tangan isteri Potifar.

Kejadian 39:13-17
(39:13) Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,
(39:14) dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras.
(39:15) Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."
(39:16) Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang.
(39:17) Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.

Isteri Potifar memfitnah Yusuf dan mengadukan perkara itu kepada seisi rumah dan suaminya (Potifar), hal ini dia lakukan untuk membela dirinya.

Matius 5:39-40
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(5:40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Tindakan-tindakan saat difitnah:
a.     Jangan melawan orang yang berbuat jahat.
b.     Orang yang hendak mengingini baju, serahkan jubah.
Artinya; melayani orang yang menyakiti.
-       Baju à tabiat / perbuatan benar.
-       Jubah à pakaian dari seorang imam / seorang pelayan Tuhan = pelayanan disertai dengan kasih.
Kasih menutupi banyak dosa .... 1 Petrus 4:8.
Kasih sebagai pengikat yang menyatukan dan menyempurnakan ... Kolose 3:14.

Keluaran 28:1-3
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.

Jubah adalah pakaian dari seorang yang memegang jabatan imam / pelayan Tuhan.
Jubah disebut juga pakaian kudus berarti seorang imam / pelayan Tuhan / hamba Tuhan harus melayani di dalam kekudusan.

Yusuf adalah seorang hamba Tuhan yang mempertahankan kekudusannya, sehingga ketika ia difitnah, ia tetap berdiam diri, dia tidak mengadakan suatu pembelaan sedikitpun di hadapan seisi rumah dan kepada Potifar = pelayanan disertai dengan kasih.

Kejadian 37:3
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

Yusuf memang memiliki jubah yang maha indah, itu sebabnya ketika isteri Potifar mengadukan atau memfitnah dia (mengingini bajunya), justru melayani dengan kasih (memberi jubah), dengan bukti; dia tidak mengadakan perlawanan atau pembelaan sedikitpun terhadap seisi rumah terlebih terhadap Potifar, sebab itu sungguh masuk akal jika Yakub lebih mengasihi Yusuf, dari pada anak-anaknya yang lain.

Kejadian 37:2
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

Dari sejak semula Yusuf terbiasa menghadapi kejahatan dari saudara-saudaranya, namun ia tidak mengadakan perlawanan melainkan menyerahkan segala perkaranya kepada bapanya.
Itulah orang yang memegang jabatan imam, seorang pelayan Tuhan.

Ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan dari ayat ini, yaitu; “Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba.”
Artinya; tergembala itu sudah menjadi tabiat / mendarah daging, sehingga orang yang tergembala ketika ia menjalankan ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan bukanlah suatu rutinitas secara lahiriah.
Di sini kita lihat usia Yusuf 17 tahun; remaja menuju dewasa, masih muda sekali.
Kembali saya katakan; dari sejak semula Yusuf terbiasa menghadapi kejahatan dari saudara-saudaranya, namun ia tidak mengadakan perlawanan melainkan menyerahkan segala perkaranya kepada bapanya.
Pendeknya, Yusuf telah mengikuti teladan Yesus Kristus.

Mari kita lihat..
1 Petrus 2: 21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Kehidupan muda remaja di panggil supaya kita mengikuti jejak / teladan Kristus.

1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Adapun jejak Kristus / teladan yang ditinggalkan-Nya adalah;
a.     Ia tidak berbuat dosa.”
Artinya; bebas dari ragi keburukan dan kejahatan.
b.     Tipu tidak ada dalam mulut-Nya” = tidak ada dusta.
Perlu untuk diketahui; apabila seseorang tidak salah dalam perkataannya, maka ia sempurna dalam seluruh hidup.
Hidup terdiri dari;
-       Hati, pikiran, perasaan.
-       Tubuh, jiwa dan roh.
c.     Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki.”
Artinya; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan = penuh kasih karunia = belas kasih.
d.     Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”
Menyerahkan segala persoalan kepada Tuhan.

1 Petrus 2: 24
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Pendeknya, mengikuti teladan Yesus Kristus = tetap tekun memikul salib, sehingga kita yang telah mati terhadap dosa hidup untuk kebenaran.

Praktek menyerahkan jubah.
Matius 5:39-40
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(5:40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Jangan melawan orang yang berbuat jahat = jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Ini menunjukkan bawah seseorang hidup di dalam kasih karunia.

Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.”
-       Hukum Taurat diberikan oleh Musa.
Hukum Taurat; “mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman, sehingga setiap orang yang hidup di bawah hukum Taurat tidak memperoleh keselamatan.

Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Tidak seorangpun yang dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Pendeknya, hukum Taurat itu merangsang dosa.

-       Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
·          Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak.
Kita semua adalah bangsa kafir yang dahulu hidup jauh dari Allah = tidak layak tetapi menjadi dekat karena slah salib Kristus.
·          Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi, kebenaran.

Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh karena kemurahan-Nya kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, mengenal pribadi Yesus yang disalibkan, sehingga dengan demikian kita mengenal kebenaran, tahu mana yang baik, mana yang benar, mana yang sempurna untuk Allah, kita tahu membedakan mana yang baik dan yang salah.
Dulu sebelum digembalakan / tergembala, kita jauh dari pengenalan akan Anak Allah, jauh dari kebenaran.
Biasanya kalau seseorang hidup menurut kebenaran diri sendiri egonya tinggi, kalau benar selamanya benar tidak boleh di usik, tetapi kebenaran yang sejati; rela menanggung penderitaan yang tidak harus di tanggung.

Kesimpulannya, praktek menyerahkan jubah; “siapapun yang menampar pipi kanan berilah juga pipi kiri.”
Artinya; merasakan kasih Allah dengan seutuhnya, atau dengan sempurna bukan hanya sebagian.
Kalau pipi kanan di tampar tetapi tidak memberi pipi kiri untuk ditampar berarti hanya merasakan sebagian dari kasih Allah.
Pipi / kulit à perasaan = kasih.

Mari kita lihat...
Markus 12:28-31
(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
(12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Mengasihi Tuhan dengan seutuhnya / dengan sempurna (bukan sebagian) berarti; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan dengan segenap kekuatan. Kemudian mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri = apabila pipi kanan ditampar beri juga pipi kiri.
Kebanyakan orang hanya terlihat mengasihi Tuhan, tekun dalam setiap ibadah dan pelayanan tetapi tidak tinggal di dalam kasih tidak ada praktek, sehingga orang seperti ini tidak mampu mengasihi sesama.

Dulu sebelum saya dipanggil dan dipilih Tuhan / sebelum digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, saya hanya bisa mengasihi sesama antara lain; orang yang mengasihi saya, yaitu orang yang terlihat terpandang, sedangkan orang yang hina dan papah saya abaikan, tidak bisa merasakan kasih Allah dengan seutuhnya.
Tetapi puji Tuhan walaupun belum sempurna, saya berusaha belajar untuk mengasihi Tuhan.
-       Pipi kanan = mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan.
-       Pipi kiri = mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Markus 12:32-33
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

Mengasihi Tuhan dengan seutuhnya lebih berharga dari korban bakaran dan sembelihan.
Tidak ada artinya seseorang berjerih payah, berjerih lelah, bahkan sampai menghanguskan dirinya jikalau ia tidak mampu mengasihi Tuhan dan sesama. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Sebab itu kalau kita perhatikan pernyataan dari rasul Paulus dalam...
1 Korintus 13:1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Ada 4 perkara / perbuatan ajaib, menjadi tidak berarti bila tanpa kasih, yaitu;
1.     “Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
2.     “Sekalipun mempunyai karunia untuk bernubuat dan mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan, menjadi sia-sia bila tanpa kasih.”
3.     “Memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, menjadi sia-sia bila tidak mempunyai kasih.”
4.     “Sekalipun membagi-bagikan segala sesuatu, bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, menjadi sia-sia bila tidak ada kasih.”

Pendeknya, pengorbanan, jerih lelah, perbuatan yang banyak dan besar, tidak berarti bila tidak memiliki kasih Allah seutuhnya.

Hosea 6:6
(6:6) Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Perlu untuk diketahui:
-       Tuhan menyukai kasih setia, bukan korban sembelihan, yaitu; jiwa yang hancur hati yang patah dan remuk.
-       Tuhan menyukai pengenalan akan Allah, berarti; mengenal Tuhan secara pribadi / ada hubungan yang erat dan intim dengan Tuhan.
Jadi mengenal Tuhan bukan karena kata orang, bukan karena mujizat atau tanda-tanda heran, tetapi karena ada hubungan yang intim dengan Tuhan, itu lebih berharga dari pada korban-korban bakaran.
Potongan-potongan daging dari korban bakaran itu dibiarkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi dan apinya tetap menyala sampai pagi berarti; sampai hangus.
Sekalipun memberi diri dibakar sampai hangus kalau tanpa kasih / tidak mengenal Allah secara pribadi semuanya menjadi tidak ada artinya.

Itu sebabnya kita perhatikan di sini; kemarahan kepada Efraim dan Yehuda, karena kasih setia Tuhan lenyap dari antara mereka seperti kabut di pagi hari dan embun yang hilang pada pagi-pagi benar, Tuhan sangat geram dan Tuhan sangat marah.
-       Yehuda à imamat yang rajani / orang-orang yang melayani Tuhan.
Jadi, melayani tanpa kasih itu tidak ada artinya.
-       Efraim  à orang-orang yang diberkati oleh Tuhan tetapi semua itu tidak ada artinya, jikalau tanpa kasih Allah.
Jadi, ukuran kita berkenan kepada Tuhan bukan karena berkat jasmani tetapi dengan mengasihi Tuhan seutuhnya (pipi kanan dan pipi kiri).

Alasan mengasihi Tuhan dengan seutuhnya / sepenuhnya.
Markus 12:29, 32
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

Alasannya; karena Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa, tidak ada yang lain kecuali Dia.

1 Timotius 2:5
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

Allah itu Esa, Dialah satu-satunya yang memperdamaikan dosa manusia kepada Allah Bapa di atas kayu salib, itulah Yesus Kristus, tidak ada yang lain

Kisah Para Rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Keselamatan tidak ada pada siapapun juga di bawah kolong langit ini selain di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Inilah alasan kenapa harus mengasihi Tuhan dengan pipi kanan dan pipi kiri (seutuhnya).

Sebagai bukti Yesus satu-satunya yang memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Yesus telah menebus kita dari cara hidup yang sia-sia (dosa warisan) bukan dengan barang fana, bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan darah-Nya yang mahal.

Saudaraku, perlu diketahui; Allah yang Esa Dia sungguh ajaib bagi kita sekaliannya.
Jadi sungguh masuk akal kalau kita harus mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dengan segenap kekuatan kita, karena Dia telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib (oleh darah salib Kristus), tidak ada nama lain selain nama Yesus Kristus, perbuatan-Nya ajaib. Kita semua ada di sini karena Dia, Dia ajaib bagi kita, Dia dahsyat di tempat kudus-Nya, Dia Allah perkasa, tidak ada Allah yang seperti Dia.

Ulangan 4:32-35
(4:32) Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu.
(4:33) Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup?
(4:34) Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?
(4:35) Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.

“Allah itu Esa, Dia ajaib” tidak ada yang lain kecuali Dia.

Keajaiban-keajaiban Allah yang Esa:
1.     “Menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah dari segumpal tanah liat”, tidak ada allah asing yang mampu berbuat seperti ini, selain Allah yang Esa, Allah yang hidup, sedangkan allah yang mati tidak bisa membentuk manusia sampai sama mulia dengan Allah, justru merusak gambar dan rupa Allah.

Saya tidak pernah melihat berhala membentuk manusia segambar dan serupa dengan Allah, saya belum pernah melihat yang seperti itu. Atau karena pekerjaan dia harus overtime lalu meninggalkan ibadah, lalu ia menjadi sempurna, saya tidak pernah melihat yang seperti itu. Atau karena kedudukan dan jabatannya ia menjadi sama mulia dengan Tuhan, saya tidak pernah melihat yang seperti itu, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang.
Justru orang yang di luar Tuhan, karena pengetahuannya ia semakin sombong, orang yang menciptakan kapal Titanic, mati karena ciptaannya sendiri.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan misalnya; uang, pekerjaan, harta, jabatan dan lain sebagainya.

2.     “Allah yang Esa, Allah yang hidup berbicara dari tengah-tengah api kepada bangsa Israel namun yang tetap hidup.”
Allah asing tidak bisa bertahan dan berbicara di tengah api. Setahu saya apapun itu bentuknya, kalau dibakar oleh api, dia akan hangus di atas dan besi menjadi lebur. Tetapi di sini; Allah berbicara di tengah-tengah api kepada bangsa Israel, pada saat Allah turun dari gunung Sinai, gunung Horeb dengan asap, awan, api, diiringi dengan tiupan sangkakala yang kencang sekali.
Justru sebaliknya orang yang berada di tengah lautan api, (kematian yang kedua) adalah tanda kematian yang kekal, binasa. Tidak ada suatu benda dapat bertahan di tengah-tengah api. Tetapi Tuhan dahsyat, Dia menyampaikan firman-Nya di tengah api, supaya bangsa Israel menjadi takut dan gentar.

3.     “Tuhan Allah yang Esa melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dengan tangan yang kuat, tangan yang teracung untuk dibawa datang kepada Dia.”
Itu sebabnya Allah menjanjikan suatu negeri itulah negeri Kanaan dengan satu tujuan supaya mereka datang berbakti kepada Allah, menyembah Allah yang hidup.
Allah yang mati / berhala-berhala, tidak bisa membawa seseorang datang kepada Tuhan kecuali Allah yang hidup, justru berhala membuat seseorang jauh dari pada Tuhan.

Allah yang hidup, Allah yang Esa adalah Allah yang dahsyat, luar biasa, Dia ajaib bagi kita, sebab itu jangan anggap enteng ibadah dan pelayanan, tidak boleh menganggap enteng terhadap kemurahan hati Tuhan, hidup harus berarti kita harus tahu bahwa Tuhan dahsyat di tempat kudus-Nya, Dia ajaib dan berkuasa, sehingga setiap orang mutlak mengasihi Tuhan dengan seutuhnya.

Markus 12:34
(12:34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Mengasihi Allah dengan seutuhnya, orang yang seperti ini tidak jauh dari kerajaan Allah. Inilah hasil yang kita peroleh kalau mengasihi Allah dengan seutuhnya.
Biarlah kiranya kita semua mencari kerajaan sorga, dan kebenarannya yang terdapat di dalamnya, supaya semuanya ditambahkan, yang tidak ada menjadi ada. Amin.


Tuhan yesus kritsus kepala gereja dan mempelai pria sorga memberkati

pemberita firman oleh;

Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment