KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, May 28, 2016

IBADAH KENAIKAN, 4 MEI 2016

IBADAH KENAIKAN, 4 MEI 2016

Subtema : NAIK KE SORGA SETELAH SELESAI MEMBANGUN RUMAH TUHAN

Shalom...!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus oleh karena kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan dan merayakan ibadah kenaikan Yesus Kristus di tahun ini.

Saudaraku, malam ini adalah momen yang baik bagi kita, supaya kita juga nanti merasakan apa yang dirasakan oleh Anak Tunggal Bapa, Yesus Kristus, penuh kasih karunia dan kebenaran. Dia naik, maka kitapun juga akan naik, itu sebabnya kita dipanggil dari kegelapan oleh salib Kristus, untuk mengikuti jejak-Nya, mati bangkit kemudian naik, supaya dipermuliakan bersama dengan Dia, duduk disebelah kanan Allah Bapa, supaya pengikutan kita ini tidak menjadi sia-sia, pengikutan kita ini mengandung janji dan kuasa baik masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Dari tempat ini kami suami istri sebagai gembala sidang, mengucapkan selamat menikmati sabda Allah lewat ibadah kenaikan Yesus Kristus (naik ke sorga).
Kehadiran kita tidak seberapa, tetapi yang terpenting adalah penyerahan diri kita kepada Tuhan, supaya nanti dimana Ia berada, di situ juga kita berada.

Segera kita perhatikan...
Kisah Para Rasul 1:6-11
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
(1:9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
(1:10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
(1:11) dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

Pendeknya, Yesus naik atau terangkat ke sorga di saksikan oleh murid-murid dan orang-orang yang ada di Galilea.

Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Yesus naik dan sekarang posisinya di sebelah kanan yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.
Yesus naik, terangkat, kita juga akan naik, Yesus sekarang posisinya ada di sebelah kanan Allah Bapa, maka posisi kita juga nanti tepat di sebelah kanan Allah Bapa.
Kiranya ini nyata, terjadi dalam hidup kita, asal kita tetap iring Yesus, ikuti jejak-Nya, teladan yang ditinggalkan-Nya itu, di mana jejak Yesus yang terakhir naik / terangkat ke sorga.
Inilah yang kita syukuri dalam pengikutan kita kepada Tuhan, ternyata tidak sia-sia, segala perjuangan, pengorbanan, jerih payah, jerih lelah dan segala apa yang kita persembahkan tidak sia-sia, oleh karena penyerahan diri kita.

Ibrani 1:4
(1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.

Jadi, posisi Anak Tunggal Bapa jauh lebih tinggi dari pada para Malaikat.

Selanjutnya kita melihat tempat yang tinggi dalam pengikutan kita kepada Tuhan....
Wahyu 1:5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

“Telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya” itu adalah tempat yang tinggi, tempat yang lebih tinggi dari pada malaikat.
Melayani Tuhan adalah tempat yang paling tinggi. Kalau kita melayani Tuhan posisi kita lebih tinggi dari pada malaikat, percaya saja.
Inilah aktualisasi dalam pengikutan kita sehari-hari, tempat yang tinggi, lebih tinggi dari pada malaikat.

Tetapi hal ini terjadi setelah kita dilepaskan dari dosa oleh darah salib Kristus....
Jangan lagi terikat dengan dosa, jangan lagi terbelenggu oleh dosa, baik dosa kejahatan dan kenajisan dan juga yang berasal dari dunia, itulah keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup, harus dilepaskan dulu dari sana, maka selanjutnya dijadikan suatu kerajaan, suatu imam bagi Allah. Itulah tempat yang tinggi, melayani Tuhan itulah yang disebut dengan tempat yang tinggi.

Lebih jauh kita melihat...
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Kita perhatikan, mereka yang melayani Tuhan / berada di tempat yang tinggi memerintah sebagai raja di bumi, bukan diperintah oleh dosa / diperbudak oleh dosa, bukan diatur oleh situasi keadaan dan kondisi. Pengikutan kita harus jelas di mata Tuhan, supaya posisi kita juga jelas dimana. 

Kaitannya dengan...
1 Korintus 11:10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

“Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.”

Melayani dengan ketundukan alasannya; karena para malaikat, jangan sampai malaikat lebih tinggi dari pada orang-orang yang melayani Tuhan. Yang benar; posisi orang-orang yang melayani Tuhan lebih tinggi dari para malaikat
Jadi, tidak perlu malu melayani dengan ketundukan, kenapa? Berkaitan dengan malaikat.
Belajar taat, setia dan dengar-dengaran, jangan merasa diri bisa, hati-hati nanti Yesus berada di tempatnya, kita tidak berada di situ, sia-sia semua.
Itulah sekilas tentang kenaikan Yesus dan posisinya sekarang berada di tempat yang maha tinggi, lebih tinggi dari pada malaikat, aktualisasinya dalam pengiringan kita yaitu; melayani Tuhan.

Syarat untuk berada di tempat yang tinggi / naik ke sorga (duduk di sebelah kanan Allah).
Kisah Para Rasul 1:11
(1:11) dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

Musa dan Elia berkata kepada orang-orang Galilea: “Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Yesus nanti akan kembali untuk kali yang kedua dengan cara yang sama, sebab itu pandangan kita jangan ke yang lain-lain, fokus saja pada perkara yang di atas, fokus pada ibadah dan pelayanan.

Yohanes 14:1
(14:1) "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Selama menantikan kedatangan Tuhan untuk yang kedua kali jangan gelisah. Yang belum dapat pekerjaan jangan gelisah, yang mengalami banyak masalah, tidak usah gelisah, tenang saja, percaya kepada Dia.
Tenang saja, seperti Yakub, soal makan, minum dan pakaian dan apapun itu, tenang saja, tidak usah gelisah.

Yohanes 14:2-3
(14:2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
(14:3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Yesus akan datang kembali untuk mengangkat gereja Tuhan di tempat dimana Dia berada.
Jadi, tepat seperti apa yang dikatakan oleh Musa dan Elia kepada orang-orang Galilea; “Dia akan datang kembali seperti kamu melihat Yesus naik.”
Kesimpulannya: Terlebih dahulu membangun rumah Tuhan, seperti Yesus menyediakan tempat di sorga.

Sampai hari ini Yesus tidak berhenti bekerja, Dia tidak tidur, Dia tidak terlelap, Dia sedang sibuk untuk membangun rumah Tuhan, itulah hidup kita, Tabernakel rohani. Dia sedang menyediakan rumah sebanyak jiwa yang diselamatkan. Kalau sudah selesai membangun rumah Tuhan, Ia akan datang kembali.
Jadi syarat naik ke sorga, terlebih dahulu membangun rumah Tuhan, dan ini harus dipahami dengan pasti tidak boleh tidak.

Banyak diantara kita mengetahui bahwa Yesus telah naik kemudian mendambakan hal yang sama terjadi dalam hidupnya, tetapi dia tidak mau membangun rumah, ini adalah kesalahan besar, tidak masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus. Menginginkan rumah Bapa, tetapi tidak mau masuk dalam pembangunan tubuh Kristus, ini hal yang sangat keliru sebetulnya. Inilah kaitannya dengan yang saya sampaikan di atas tadi.

Dalam membangun rumah kita akan melihat tahap demi tahap...
TAHAP PERTAMA
1 Korintus 3:9-10
(3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Dasar yang telah diletakkan oleh rasul Paulus adalah; Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus itulah dasar dari tiap-tiap bangunan.
Kalau membangun selalu diawali dari bawah (dari NOL), kalau membersihkan di mulai dari atas, di mulai dari pemberita Injil, maka yang lain nanti bersih, kalau si pemberita firman kotor, maka semua nanti kotor.
Sebab itu doakan terus kehidupan kami, tetap menjadi contoh teladan yang baik, dalam kesucian, perkataan, perbuatan.
Kesimpulannya tahap pertama: peletakan dasar bangunan, itulah korban Kritsus.
Tetapi setiap orang harus memperhatikan bagaimana ia harus membangun di atasnya, tidak boleh membangun menurut kehendak sendiri.

Mari kita lihat bangunan yang didirikan di atas korban Kristus (dasar bangunan)....
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Bangunan yang didirikan di atas korban Kristus, saat menghadapi tiga macam ujian, yaitu;
1.     “Turunlah hujan” à ujian yang datangnya dari atas.
Kita lihat ujian yang datangnya dari atas..
Efesus 6:11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(6:12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Perjuangan kita bukan melawan darah daging, bukan melawan manusia, tetapi berjuang melawan tipu muslihat dari pada penghulu dunia yang gelap, roh-roh jahat di udara.
Jadi, kalau ada anak Tuhan yang berjuang melawan darah daging / sesamanya itu pengikutan yang keliru, pengikutan yang salah, kita berjuang, untuk melawan tipu muslihat dari pada penghulu dunia yang gelap, bukan melawan darah daging.

Yesus telah mengalami hal itu, Dia berjuang bukan melawan darah daging tetapi berjuang melawan tipu muslihat dari pada Iblis Setan / penghulu di udara. Di mulai dari taman Getsemani, pemimpin-pemimpin Yahudi, ahli-ahli Taurat dan tua-tua menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Pada saat itu Petrus dengan pedangnya menetakkan salah satu kuping dari hamba imam besar itu.
Kalau kita berjuang melawan darah dan daging, yang ditakutkan adalah; orang lain tidak mau mendengar firman = kuping yang terputus.
Tetapi, puji Tuhan, Yesus tidak berjuang melawan darah dan daging, justru telinga yang terputus itu ditempelkan kembali. Tidak berhenti sampai di situ, ketika di hadapan mahkama agama, imam besar Kayafas tidak sedikitpun Ia membela diri sekalipun Ia difitnah dan dituduh dengan hal yang tidak-tidak. Juga di hadapan Pilatus, Herodes dan kembali lagi ke Pilatus, di situ Dia di tuduh dan diolok-olok oleh pengejek-ejek namun Ia tidak mengadakan pembelaan diri, apalagi berjuang melawan darah dan daging, dengan cara berselisih mulut, tidak hanya difitnah Dia pun dipermain-mainkan, matanya ditutup lalu mukanya di tinju. Lalu prajurit-prajurit  itu berkata; “siapa yang meninju-Mu???  Yesus juga tidak mengadakan perjuangan untuk melawan darah dan daging sampai pada akhirnya Yesus disalibkan. Andaikata Yesus berjuang melawan darah dan daging pada waktu itu, maka Ia sedang terperangkap oleh tipu muslihat dari Pada Iblis/Setan kata lain, rencana Allah tidak terlaksana, tetapi dalam hal ini Dia lepas dari perangkap Iblis/Setan. Kenapa? Karena rumah itu dibangun di atas dasar yang benar yaitu; korban Kristus.

2.     Datanglah banjir” à roh najis.
Saudaraku, dunia ini sedang dilanda oleh banjir yang hebat, bukan hanya di kota besar tetapi juga kota–kota kecil sampai kepada desa-desa dan bahkan pedusunan sekalipun. Dan banjir ini bukan hanya melanda satu sisi, satu golongan atau satu kaum, melainkan melenda seluruh umat manusia, besar, kecil, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, cantik dan jelek, tidak pandang bulu, semua dilanda oleh banjir yang hebat ini.
Sebagai mana pada zaman Nuh, bumi dilanda oleh banjir yang hebat, yang selamat hanyalah delapan orang, yaitu; Nuh dan istrinya, tiga orang anak dan tiga orang menantu.
Nuh membangun bahtera di atas gunung, dia tidak membangun bahtera di pesisir pantai. Biasanya membangun galangan kapal itu di tepi pantai supaya mudah untuk diletakkan atau di dorong ke air, tetapi Nuh membangun bahtera di atas gunung.

Biarlah senantiasa kita datang ke atas gunung Tuhan, membangun hidup kita masing-masing, membangun bahtera nikah rumah tangga kita masing-masing, supaya terbebas dari banjir yang sedang melanda di bumi ini. Dan kita patut bersyukur saat ini kita berada di gunung Tuhan.
Saat Musa berada di gunung Tuhan dua perkara terjadi yaitu;
a.     Dia menerima dua loh batu yang ditulis dengan ujung jari Allah, itulah kebenaran yang di sertai kasih.
-       Loh batu pertama; kasih kepada Tuhan.
-       Loh batu kedua; kasih kepada sesama.
b.     Membangun Tabernakel sesuai dengan petunjuk Allah.

Saat ini kita digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, untuk membawa gereja Tuhan masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, inilah pembangunan yang sesuai dengan petunjuk Allah; menjadi pengantin perempuan, ini adalah sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini.
Kita bersyukur, kita berada di atas gunung Tuhan, jangan jauh-jauh dari gunung Tuhan.
Saat kita berada di gunung Tuhan, justru kita mendapatkan, pertolongan dan pembelaan dari Tuhan. Kalau saudara menikmati firman Tuhan tanpa terasa air mata mengalir, sebab Tuhan baik, senantiasa memberi pertolongan.
Untung Nuh tidak membangun bahtera di tepi pantai, saat ular naga tua merah padam itu dilemparkan dari langit dia berada di tepi pantai, memandang saja. Apa jadinya dengan kita nantinya, kalau tidak berada di atas gunung Tuhan, sama seperti ular tua naga merah padam, hanya bisa memandang saja, kita melihat orang lain sedang ibadah dan pelayanan kepada Tuhan sungguh-sungguh, kita hanya penonton saja (Kristen penonton).

Kita lihat kisah ini dalam...
Matius 24:37-38
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

Pada zaman Nuh, ada dua kesalahan yang terlihat:
a.     Dosa makan dan minum ini dosa merokok, mabuk dan minum-minuman keras.
b.     Dosa kawin dan mengawinkan = dosa kenajisan.
Anak-anak Tuhan pada saat itu melihat perempuan yang cantik-cantik, dan mengambil sesuka hatinya itu adalah dosa kawin dan mengawinkan = dosa kenajisan.

Kedua dosa ini terjadi / berlangsung sampai pada Nuh masuk bahtera, sekalipun ada peringatan-peringatan dari Nuh, (perintah dari Allah dan dia sampaikan) kepada orang-orang pada zaman itu tetapi orang-orang tidak menghiraukannya.
Hal yang seperti ini sedang terjadi juga, sekalipun hamba Tuhan berkata tidak lama lagi Yesus akan datang untuk yang kedua kali, Dia akan datang sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga, namun banyak orang tetap sibuk dengan dua dosa ini; makan minum dan kawin mengawinkan.

Matius 24:29
(24:39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

Hal itu akan terjadi menjelang Yesus datang pada kali yang kedua dan sekarang ini juga terjadi di dalam kehidupan banyak orang Kristen di luar sana.

3.     “Angin melanda rumah itu” ­Ã  angin-angin pengajaran palsu, yang datangnya dari nabi-nabi palsu.
Efesus 4:14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Kalau rumah didirikan di atas dasar yang benar, itulah korban Kristus, tidak mudah digoyahkan oleh angin-angin pengajaran palsu, oleh permainan dan kecilkan dari pada nabi-nabi palsu.
Berbeda dengan kerohanian yang masih kanak-kanak (belum dewasa), mudah sekali di goyahkan, diombang-ambingkan dengan ajaran-ajaran palsu, itulah firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-       Firman yang ditambahkan; menyampaikan satu dua ayat, ditambahkan atau disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng-dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, atau silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya, filsafat-filsafat kosong manusia.
-       Firman yang dikurangkan; firman tentang salib diganti dengan dua hal yaitu;
·          Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
·          Mujizat-mujizat semata, artinya; melayani Tuhan orientasinya hanya kepada mujizat.
Kerohanian yang kanak-kanak mudah sekali diombang-ambingkan dengan dua ajaran di atas.
Saat ini kita sedang dibangun di atas dasar yang benar, supaya kita tidak diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu.

Itulah keuntungan kalau rumah rohani di bangun di atas dasar yang benar sanggup menghadapi tiga ujian.

Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Rumah itu tidak rubuh, sebab rumah itu didirikan di atas batu penjuru, dasar yang benar itulah korban Kristus.
Itulah tahap yang pertama, meletakan dasar dari pada bangunan, itulah pondasi.

Dalam membangun rumah kita akan melihat tahap demi tahap...
TAHAP KEDUA
Efesus 2:20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Keadaan dari bangunan yang didirikan di atas dasar yang benar, itulah korban Kristus:
1.     Di dalam dia tumbuh seluruh bangunan.”
Bangunan yang tumbuh berarti; bangunan yang hidup. Kalau ada pertumbuhan rohani yang sehat berarti rohaninya sedang hidup.

1 Petrus 2:4-5
(2:4). Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Bangunan yang hidup disebut sebagai;
a.     Batu hidup.
Kegunaannya; untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Dulu, sebelum mengenal firman pengajaran, sebelum digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, kita ini manusia daging, bangunan yang mati, tetapi setelah kita dibangun di atas dasar yang benar digembalakan oleh firman pengajaran mempelai; menjadi bangunan yang hidup, batu hidup, untuk pembangunan suatu rumah rohani, supaya manusia napsani menjadi manusia rohani. Dulu hina karena dosa, sekarang menjadi manusia rohani. Inilah bangunan yang hidup.

b.     Suatu imamat kudus /menjadi imam-imam = melayani di dalam kekudusan.
Kegunaannya: Untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Jadi, pekerjaan dari seorang hamba / imam-imam untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Apa saja yang bisa kita persembahkan kepada Tuhan, kita persembahkan itulah imamat kudus. Melayani tetapi tidak mempersembahkan korban, itu bukan imamat kudus = melayani hanya karena keinginan sendiri.

Imamat kudus adalah kepercayaan Tuhan, tugasnya untuk mempersembahkan korban dan membawa segala persembahan kepada Tuhan, mulai dari mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan, sebab itu seorang imam yang melayani Tuhan harus di dalam kekudusan.
Kasih itu berarti; menyerahkan diri kepada Tuhan sebagai persembahan dan korban ini adalah bangunan yang hidup / batu hidup.
Kalau melayani tetapi tidak membawa persembahan dan korban, itu melayani karena keinginan sendiri bukan keinginan Tuhan, dengan kata lain bukan suatu imamat kudus. Ini harus diperhatikan, mana imam yang berasal dari Tuhan dan mana imam yang melayani karena keinginan sendiri.

Jadi, tidak semua orang yang melayani datang dari Tuhan. Yudas saja tiga tahun setengah lamanya melayani dan mengiring Yesus, ternyata dia bukan datang dari Tuhan tetapi datang dari Setan, dengan bukti dia melayani karena uang saja.
Kalau melayani karena ada motif-motif lain, akan ada pernyataan-pernyataan palsu seperti Yudas, dia mempersalahkan Maria yang membawa minyak narwastu dengan harga 300 dinar, lalu berkata; untuk apa mempersembahkan minyak yang mahal-mahal sementara minyak itu bisa dijual dan uangnya dibagi-bagikan kepada orang miskin, mempersalahkan yang benar, padahal ia mengatakan itu karena cinta uang saja.
Kalau melayani karena keinginan sendiri, bukan imamat yang kudus, nanti banyak pernyataan-pernyataan palsu, seperti benar padahal ada motif lain.

2.     “Rapi tersusun.”
Mulai dari perkataan rapi tersusun, perbuatan, gerak-gerik, sudut pandang, semua rapi tersusun, saat mendengar firman juga harus rapi tersusun, beribadah dan melayani Tuhan juga harus rapi tersusun, segalanya harus rapi tersusun.
Di rumah atau di tempat kediaman masing-masing harus rapi tersusun, jangan sampai nanti di depan seperti terlihat baik, tetapi di belakang tidak rapi tersusun; baju digantung tidak di cuci, bahkan sudah tiga minggu, rumah berhari-hari tidak disapu, baju tidak disetrika, dikumpulin begitu saja, kamar mandi jorok dan bau pesing, dibiarkan saja begitu; jorok, tidak rapi tersusun.
Melayani juga harus rapi tersusun, tidak boleh sembarangan, maksudnya; melayani dengan sesuka hati, kalau lagi ada mood, atau bergairah ya melayani, kalau tidak ada, tidak melayani.

Saya bersyukur, tetapi tidak boleh sombong, sangat jelas sekali perbedaan antara anak Tuhan yang digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, dengan orang-orang yang tidak digembalakan oleh firman pengajaran mempelai. Saya tahu anak-anak Tuhan atau hamba Tuhan yang berpegang pada pengajaran mempelai atau tidak, saya tahu, dari cara bicaranya, duduk dan gerak-geriknya, biarpun sudah melayani, ukuran rapi tersusun itu bukan karena ada embel-embelnya.

Efesus 2:21
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Dengan dua perkara ini, akhirnya menjadi bait Allah yang kudus / rumah Tuhan di dalam kekudusan (hidup dalam kesucian).

Kemudian.....
Efesus 2:22
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Sampai akhirnya menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh, menjadi tempatnya tiga oknum Allah; firman, Roh dan kasih Allah. Itulah tahap kedua.
Rapi tersusun itu ibarat bata di atas bata, sampai ke atas terus rapi tersusun, nanti bangunan Allah itu menjadi bait Allah yang kudus, berarti; menjadi tempat kediaman Allah, tempat firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah.

Dalam membangun rumah kita akan melihat tahap demi tahap...
TAHAP KETIGA
Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Ia memberikan lima jabatan, antara lain: (1) Rasul (2) Nabi (3) Pemberita Injil (4) Gembala (5) Pengajar.
Tujuannya; memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan dan bagi pekerjaan pembangunan tubuh Kristus, pembangunan rumah Tuhan, puncaknya nanti; di bawa sampai kepada kesempurnaan.

Efesus 4:13
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Pembangunan rumah Tuhan mengarah kepada kesempurnaan, maka terlihat empat perkara, yaitu;
1.     Sampai mencapai kesatuan iman.”
Saya dan sidang jemaat datang ke gunung Tuhan; beribadah dan melayani Tuhan karena iman.
Iman adalah dasar kita percaya kepada Tuhan, tetapi orang yang memiliki iman seperti ini belum tentu mencapai kepada kesatuan iman.
Saya datang kepada Tuhan dan melayani Tuhan karena iman, demikian juga imam-imam dan sidang jemaat, datang kepada Tuhan beribadah dan melayani karena iman, tetapi sekalipun memiliki dasar percaya kepada Tuhan (memiliki iman) belum tentu ada kesatuan iman di antara kita. Kenapa? Belum tentu kita memilki satu visi dan satu misi yang sama, tetapi dalam tahap yang ketiga ini pembangunan rumah Tuhan puncaknya dibawa kepada kesempurnaan dan itu akan terlihat pada perkara yang pertama yaitu; sampai mencapai kesatuan iman, satu visi dan satu misi.

Saya mempunyai kerinduan yang besar, supaya pengajaran mempelai ini disebar luaskan di tiap-tiap kota di bumi pertiwi Indonesia raya, dari sabang sampai merauke. Dan kalau Tuhan ijinkan kita dipercaya di dalam negeri ini, saya rindu juga firman pengajaran mempelai ini di bawa sampai ke luar negeri, ke manca negara. Apakah saya dan saudara satu visi dan satu misi dalam ini? Saya tidak tahu.
Tetapi pembangunan rumah Tuhan puncaknya adalah kesempurnaan, maka perkara yang pertama ini tentu akan terlihat sampai mencapai pada kesatuan iman.
Apakah saudara mendukung visi misi ini, atau lebih kepada ego? Tetapi tahap yang ketiga ini mengarah kepada kesempurnaan maka perkara yang pertama terlihat; sampai mencapai kesatuan iman.
Jadi belum tentu semua bisa sampai mencapai kesatuan iman, gereja-gereja lain beriman, tetapi apakah visi dan misi mereka sama dengan Allah Bapa, yaitu kepala dengan tubuh menyatu, masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna? Belum tentu.

2.     Sampai mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.”
Banyak orang Kristen, menjadi orang Kristen ikut-ikutan, karena kata si A dan si B / karena orang lain. Ada juga menjadi kristen karena mujizat perkara lahiriah, mamon dan lain sebagainya.
Ini bukanlah pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah adalah ada hubungan intim secara pribadi dengan Tuhan, ada pengalaman spiritual secara pribadi dengan Tuhan, jadi bukan karena katanya / ikut-ikutan.

Hal itu bisa kita lihat...
Yohanes 4:10-12
(4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
(4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"

Di sini ada tiga perkara yang kita lihat dari perempuan Samaria sebelum memperoleh pengetahuan / pengenalan yang benar tentang Anak Allah, dilihat dari perkataanya, antara lain;
a.     “Engkau tidak punya timba.”
Banyak orang Kristen melihat timbanya, apakah timbanya ini sudah terkenal, sudah punya nama, sudah masuk televisi atau belum, sehingga ketika menjadi orang Kirsten, dia hanya melihat timba, dia tidak peduli dengan perkara-perkara yang lain / hal-hal yang rohani, yaitu; kesucian yang dikerjakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Perempuan Samaria mengatakan hal itu karena belum memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, dia hanya melihat sisi timbanya.

b.     “Sumur ini amat dalam, dari manakah Engkau memperoleh air hidup ini?”
Saudaraku, isi hati Tuhan lebih dalam dari pada sumur Yakub. Ketika rahasia firman tersingkap, maka isi hati Tuhan yang paling dalam itu juga akan kita lihat. Semakin rahasia firman dibukakan = melihat isi hati Tuhan yang paling dalam. Berarti; sumur Yakub tidak lebih dalam dari isi hati Tuhan, kasih Yesus lebih dalam dari lautan.
Dia belum mendapatkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh Kudus, dia belum mendapatkan isi hati Tuhan yang paling dalam itu, sehingga dia mengukur ke dalaman isi hati Tuhan dari sisi sumur Yakub. Ini adalah tanda bahwa dia belum memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.

c.     Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?”
Pernyataan ini menunjukkan seolah-olah Yakub jauh lebih besar dari pada Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa.
Yesus Dialah Allah dan manusia, jauh lebih besar dari pada Yakub.
Air dari sumur Yakub dapat diperoleh kalau orang mengambilnya, tetapi air kehidupan akan diberikan kepada orang yang percaya dan air itu akan diberikan kepada dia, sampai kepada hidup yang kekal, berarti Yesus lebih besar dari pada Yakub.
Mengambil air dari sumur Yakub harus berjuang sendiri, tetapi air kehidupan datangnya dari Yesus Anak Allah untuk memberikan kehidupan yang kekal dan abadi, kehidupan untuk selama-lamanya. Mana yang lebih besar, Yakub atau Yesus?

Yohanes 4:13
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

Barangsiapa minum dari sumur Yakub ia akan haus kembali, apa buktinya haus kembali? Perempuan Samaria tidak cukup dengan satu laki-laki, dari laki-laki yang satu beralih kepada laki-laki yang lain. Tetapi kalau dia minum dari air kehidupan, yang diberikan oleh Yesus Kristus, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya, rasa dahaganya akan dipuaskan, hatinya dihiasi dengan kasih Allah, tidak dengan kasih eros dan fileo.
Adakalanya oleh karena kasih eros dan kasih fileo seseorang berjuang, tetapi untuk pelayanan, sesuatu yang berharga dan penting dia tidak mau berjuang. Kasih manusia membuat kita haus lagi tetapi kasih Yesus memuaskan hati kita untuk selama-lamanya.
Biarlah hati ini dihiasi oleh kasih Allah untuk selama-lamanya, itulah air kehidupan, firman Allah yang kita terima dalam setiap ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

Yohanes 4:14
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Sampai akhirnya air kehidupan itu menjadi mata air di dalam dirinya. Mata air = sumber air, tidak berhenti mengeluarkan air. Akhirnya; orang yang sudah menerima air kehidupan menjadi mata air, bisa memuaskan rasa dahaga orang lain dari kasih Allah yang ia terima itulah firman Allah, bukan malah merusak orang lain dengan nyanyian berbalas-balasan, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah à dosa kenajisan waktu bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Tidak berhenti sampai di situ, puncaknya sampai membawa kepada hidup yang kekal.
Inilah pengertian-pengertian yang Yesus berikan kepada perempuan Samaria.

Setelah pengertian ini diberikan, sekarang kita perhatikan...
Yohanes 4:15
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Perempuan Samaria ini mau menyerah, mau menaklukkan diri kepada firman, tidak bertahan dengan segala kekerasan hati, tidak mempertahankan dosanya.
Biarlah malam ini kita semua segara menaklukan diri kepada firman Allah, kalau sudah mendapat pengertian atau memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,  taklukan diri kepada firman, jangan bertahan dalam kebodohan. Kalau perempuan Samaria bisa, harusnya kita juga bisa.
Yang dulu hatinya suka dihiasi kasih eros dan fileo, mungkin tubuhnya tidak ada perselingkuhan dan perzinahan, tetapi memandang perempuan dan menginginkannya dalam hati itu juga perzinahan, sebaliknya perempuan yang menggoda itu juga perzinahan, karena ada roh nya, kalau patung tidak ada rohnya, tidak bisa menggoda.
Sungguh-sungguh siapapun kita, sungguh-sungguh, taklukan diri kepada firman kalau sudah memperoleh pengertian.

Yohanes 4:16
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."

Setelah perempuan Samaria menaklukkan diri kepada firman maka Yesus berkata; "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Menunjukkan bahwa Yesus telah memberikan air kehidupan kepada perempuan Samaria itu.

Yohanes 4:17
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,

Pada saat perempuan Samaria menerima air kehidupan, pada saat itulah perempuan Samaria mengakui segala kekurangannya dan kenajisannya, dosa masa lalunya. Kalau orang sudah menaklukan diri kepada firman mudah sekali mengakui dosa masa lalu dan tidak malu mengakui dosa kenajisan. Tidak cukup hanya air mata, yang Tuhan butuhkan tetapi segera taklukan diri kepada firman.

Kalau kita takluk kepada firman dengan bukti mengakui kesalahan, pada saat itu firman Tuhan yang membenarkan kita. Tetapi kalau membela diri, maka yang membenarkan adalah manusia tetapi tidak benar di hadapan Tuhan. Tidak ada artinya kita membenarkan diri, tetapi dipersalahkan oleh Tuhan. Yang benar adalah mengakui kesalahan dan sampai akhirnya dibenarkan oleh Tuhan. Untuk apa kita benar di mata manusia, tetapi salah di mata Tuhan? Tidak ada artinya; NOL.

Yohanes 4:18
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Jadi dosa masa lalu dari pada perempuan Samaria adalah mempunyai lima suami tetapi dosa itu sudah diakui kepada Tuhan sehingga Tuhan membenarkan dia. Tuhan tahu dosa masa lalunya dan Tuhan membenarkan dia.

Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

Perempuan Samaria berkata; "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Itu menunjukkan bahwa ia telah memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Tugas nabi adalah bernubuat menyingkapkan segala yang terselubung, yang terkandung dalam hati dan Yesus sebagai nabi, telah menyingkapkan segala yang terselubung di dalam hatinya.

Kita menerima firman pengajaran yang disebut juga firman para nabi itu adalah kemurahan hati Tuhan dan kalau kita bisa menerimanya dengan tulus hati itu juga kemurahan Tuhan. Digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel itu juga kemurahan Tuhan. Tidak semua orang mampu digembalakan oleh firman pengajaran mempelai.
Kalau jadi hamba Tuhan bercanda-canda seperti Simson di kuil dagon, banyak orang yang suka. Tetapi hamba Tuhan yang suka bercanda itu sudah buta, matanya sudah dicungkil, kaki diannya sudah diambil, hanya bisa melawak.

Ciri-ciri memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Yohanes 4:28
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
(4:29) "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"

-       Meninggalkan tempayannya à meninggalkan hidup lama = menjadi manusia rohani.
Tempayan lama à manusia daging, setelah ia meninggalkannya menunjukan bahwa dia manusia rohani.
-       Menjadi kesaksian, berarti; menjadi surat pujian, menjadi surat Kristus, yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.
Kesaksian itu tidak mesti harus dari khotbah, dari setiap perbuatan saja. Kalau orang itu suka mengucap syukur; 1 Tesalonika 5:18-19, kalau sungguh-sungguh melayani Tuhan; Injil Markus, kalau adil dan benar dalam pelayanan; Injil Yohanes, mau menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung; Injil Lukas, semuanya tertulis, ayat demi ayat, pasal demi pasal.

3.     “Kedewasaan penuh.”
Anak Tuhan yang dewasa rohani, tidak suka dengan susu, dia lebih suka makanan keras .. Ibrani 5-6. Karena orang yang dewasa rohani memiliki panca indera yang terlatih, antara lain.
-       Telinga yang dengar-dengaran.
-       Hidung, berarti hidup dalam doa penyembahan, ukurannya menyembah selama satu jam.
-       Mulut memuliakan Tuhan.
-       Kulit pipi merasakan kasih Allah yang seutuhnya.
Inilah panca indera yang terlatih, sehingga orang yang dewasa secara rohani lebih menyukai makanan keras dari pada susu.

Kemudian orang yang dewasa rohani kalau kita lihat dalam Kitab Kidung Agung 8, mempunyai buah dada. Kalau kerohanian anak-anak, tidak mempunyai buah dada, jadi buah dada menunjuk kepada kedewasaan penuh.
Buah dada berbicara tentang dua loh batu, mampu mengasihi Tuhan dan sesama dengan kasih agape, kalau anak-anak tidak mampu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan.
Apa buktinya perempuan dewasa rohani mampu mengasihi Tuhan dan sesama? Pada saat melihat adiknya belum memiliki buah dada, di situ dia kebingungan, kelimpungan, berarti; prihatin melihat kerohanian yang masih kanak-kanak. Itulah orang yang dewasa rohani mampu mengasihi Tuhan dan sesama, sama seperti mengasihi diri sendiri. Kalau yang belum dewasa rohani tidak peduli dengan sesamanya, mau mati, mau sakit, mau apa, tidak perduli. Kalau dewasa rohani perhatiannya penuh kepada Tuhan, dia mampu mengasihi Tuhan dan sesama.

Saya sebagai hamba Tuhan, belajar dan berjuang, untuk mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan. Jangan saudara pikir, pemuda/i yang masih nganggur hati saya tenang, sampai hari ini saya belum tenang, sebelum firman Tuhan tergenapi dalam hidup mereka.
Bukan hanya dalam satu sisi pekerjaan, sisi lain juga, ini tanggungjawab saya, berarti belajar untuk merasakan bukan mencelakakan.

4.     “Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan pertumbuhan Kristus” = menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kalau tubuh tidak mempunyai kepala = tidak menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kalau tubuh berjalan tanpa kepala berarti tubuh berjalan sesuai dengan kehendaknya sendiri, kalau tubuh berjalan tanpa kepala dia tabrak sana dan sini, banyak kesalahan terjadi di sana sini.

Selain itu kalau tubuh tanpa kepala, maka tubuh menjadi sarangnya burung, tempatnya roh najis dan tubuh menjadi liangnya serigala itulah gambaran dari roh jahat.
Tetapi puncaknya kedewasaan itu adalah tubuh menempatkan Kristus sebagai kepala, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai Anak Domba.

Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Pembangunan tubuh Kristus mengarah kepada Kristus sebagai kepala, inilah tubuh Kristus yang sempurna, inilah kesempurnaan tubuh.
Tadi hanya bangunan yang didirikan di atas pondasi (dasar) sehingga belum sempurna, tetapi setelah tubuh itu sempurna, Kristus jadi kepala.

Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Pembangunan tubuh yang sempurna; diikat menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Inilah kesatuan anggota tubuh itu, banyak anggota tetapi satu tubuh.

Inilah gereja  Tuhan yang sempurna; berselubungkan matahari, bulan di bawah kaki, bermahkotakan 12 bintang di atas kepala, dan akhirnya dipelihara selama 3,5 tahun di padang gurun dan ketika Yesus datang pada kali yang kedua dia gereja yang sempurna dalam pesta nikah Anak Domba.
Dia naik, kita juga naik, Dia posisinya di sebelah kanan Allah Bapa itu juga menjadi posisi kita dan aktualisasinya dalam kehidupan kita adalah berada di tempat yang tinggi menjadi suatu kerajaan, suatu imam bagi Allah, melayani Tuhan dalam kekudusan, tentunya sudah dilepaskan dari dosa oleh darah salib Kristus.

Inilah sesuatu yang tidak bisa dibayangkan. Kalau pesulap bisa angkat tubuh manusia, tetapi ikut Tuhan tidak boleh dengan sulap dan sihir, harus mengikuti jejak Kristus, bukan karena sihir, ikuti pembangunan, dari tahap pertama, kedua dan ketiga. Kalau saudara memperhatikannya pasti bersyukur.

Yohanes 14:2-3
(14:2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
(14:3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Dia akan datang kembali untuk kali yang kedua, di mana Dia akan tampil sebagai Raja dan mempelai pria sorga, untuk selanjutnya membawa kita ke tempat di mana Dia berada, itulah gereja Tuhan yang dibangun sampai kepada kesempurnaan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang 

No comments:

Post a Comment