KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 6, 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 DESEMBER 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 DESEMBER 2017

“STUFY YUSUF”
(Seri 125)

Subtema: DUA USUL YUSUF KEPADA FIRAUN.

Shalom saudaraku....
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya. Kiranya kasih karunia, damai sejahtera turun atas kita malam ini dan seterusnya.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41:33-34
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.

Dua usul Yusuf kepada Firaun untuk mengatasi tujuh tahun kelaparan yang akan terjadi:
a.     Mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana.
b.     Menempatkan penilik-penilik atas seluruh negeri Mesir.
Dua usul Yusuf ini kepada Firaun karena setelah Yusuf mengartikan mimpi Firaun, selanjutnya ia memberi dua usul di atas tadi.

Keterangan: Mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Orang-orang bijaksana menuntun banyak orang kepada kebenaran, seperti bintang-bintang tetap untuk selama-lamanya.

Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Di sini kita melihat orang-orang majus datang dari Timur ke Yerusalem mereka dituntun oleh bintang Timur.

Matius 2:9
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.

Bintang Timur itu mendahului mereka, berarti menuntun orang-orang majus sampai tiba di tempat yang mereka tuju, yaitu tempat Yesus yang dilahirkan itu.

Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Ketujuh bintang itu adalah malaikat ketujuh jemaat / gembala-gembala dari ke tujuh jemaat.
Jadi, tugas dari orang yang bijaksana adalah menuntun orang kepada kebenaran.

Tadi kita sudah melihat orang majus itu dituntun sampai tiba di Yerusalem tetapi bukan hanya sampai di Yerusalem melainkan sampai pada tujuan mereka yang sesungguhnya, yaitu tempat Yesus dilahirkan. Juga tujuh sidang jemaat di Asia kecil, dituntun oleh tujuh gembala.
Bintang – bintang à guru-guru / pemimpin-pemimpin itulah gembala-gembala, tugasnya menuntun sidang jemaat, di tengah-tengah ibadah, hingga sampai kepada pusat ibadah itu sendiri / sumbernya ibadah itu sendiri. Jadi, saya kira usul itu bagus untuk diperhatikan.
Pendeknya, menuntun berarti menggembalakan.

Yohanes 10:3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Menuntun berarti berjalan di depan = memberi contoh teladan.
Jadi, guru-guru / pemimpin – pemimpin di dalam rumah Tuhan tidak hanya bisa khotbah tetapi juga harus bisa menjadi teladan bagi sidang jemaat dalam segala sesuatu.

Contoh teladan dalam Perjanjian lama.
Kejadian 1:31, Kejadian 2:1-2
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Kejadian 2:1-2
(2:1) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
(2:2) Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.

Enam hari lamanya Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya (menciptakan langit dan bumi), hari ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan-Nya = menguduskan sabat.
Kita beribadah dan melayani Tuhan malam ini = menguduskan sabat.

Keluaran 20:8-11
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Ingat dan kuduskanlah hari sabat, artinya; enam hari lamanya bekerja, pada hari ketujuh berhenti dari segala pekerjaan = mengikuti contoh teladan dari Allah.

Ulangan 5:12,15
(5:12) Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
(5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.

Enam hari lamanya bekerja, hari ketujuh berhenti  (menguduskan hari sabat), kuasanya; melepaskan kita dari perbudakan dosa, sama seperti yang dialami bangsa Israel. Itulah tujuan dari ibadah (menguduskan hari sabat) supaya lepas dari perbudakan dosa.

Coba lihat perbandingan orang yang diperbudak dosa tanpa hari perhentian.
Keluaran 1:11, 13-14
(1:11) Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
(1:13) Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
(1:14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa dan memahitkan hidup mereka. Demikian juga bila seseorang diperbudak dosa tanpa hari perhentian / tanpa ibadah dan pelayanan, akan memahitkan hidupnya. Kesimpulannya; menguduskan hari sabat terlepas dari perbudakan dosa yang memahitkan hidup.

Perbuatan dari orang-orang yang tidak menguduskan sabat, ada dua;
a.     Mengerjakan tanah liat dan batu bata”, artinya; hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
b.     “Berbagai-bagai pekerjaan di padang”, artinya; sibuk dengan perkara-perkara lahiriah di bawah (di bumi).
Perlu untuk diketahui; kalau seseorang sibuk dengan perkara-perkara di bawah (di bumi), maka melihat yang di atas kecil. Beda kalau orang yang senantiasa melihat perkara di atas (perkara rohani), melihat yang di bawah (perkara-perkara lahiriah) itu menjadi kecil.

Kita bersyukur, sebab Tuhan menuntun berarti memberi contoh teladan. Dalam Perjanjian Lama enam hari lamanya Tuhan bekerja, hari ketujuh Ia berhenti, kalau kita melakukan itu berarti mengikuti contoh teladan-Nya.

Contoh teladan dalam Perjanjian Baru.
1 Petrus 2:19-21
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Yesus telah meninggalkan contoh teladan, supaya kita mengikuti jejak-Nya yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung = sangkal diri dan pikul salib.

1 Petrus 2:22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Ada tiga tanda ketika seseorang mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus:
a.     “Ia tidak berbuat dosa” = hidup benar sesuai dengan firman.
b.     “Tipu tidak ada dalam mulut-Nya” = hidup di dalam kuasa Roh Kudus.
c.     “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam” = hidup di dalam kasih Allah.

Mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, berarti tapak demi tapak yang ditinggalkan oleh Yesus kita ikuti saja, jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan. Yesus pernah berkata kepada murid-murid; “Dimana Aku berada, di situpun pelayan-Ku berada”, jadi syarat mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salib.

1 Petrus 2:24
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Yesus telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya, supaya kita mati terhadap dosa dan kita hidup untuk kebenaran. Jadi, kuasa salib; mati terhadap dosa tetapi hidup untuk kebenaran.

Yohanes 13:13
(13:13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Kita berkata bahwa Yesus adalah Tuhan dan Guru, itu betul tidak salah, tetapi tidak berhenti hanya sebatas pengakuan di mulut.

Yohanes 13:14-15
(13:14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;
(13:15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Pengakuan itu tidak cukup hanya di mulut tetapi harus juga wajib saling membasuh kaki, berarti saling mengampuni (saling mengasihi).

Yohanes 13:4-5
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(13:5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Tanda apabila seseorang mengasihi; seperti kain lenan terikat pada pinggang-Nya.

Yesaya 11:5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

Ikat pinggang yang terikat pada pinggang artinya;
-       Tidak menyimpang dari kebenaran.
-       Tidak menyimpang dari kesetiaan.
Kalau kita benar-benar mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus, maka kita tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.

Kembali kita membaca...
Yohanes 13:4
(13:4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,

Menanggalkan jubah dan mengikatkan kain lenan; menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Raja dan Imam = Imamat Rajani = hamba Tuhan.
Itulah dua contoh yang dapat kita lihat di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Dampak positif bila domba-domba dituntun gembala.
Yohanes 10:3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Dua hal akan terlihat bila domba-domba tergembala (dituntun gembala):
a.     “Domba-domba mendengar suara gembala”, berarti dengar-dengaran. Kalau dengar-dengaran berarti tidak mendengar suara asing, yaitu; suara daging dan suara Setan.
Kelebihan orang yang dengar-dengaran: Gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya.”

Yehezkiel 20:37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

Perhatikan kalimat; “Dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.”
Kalau nama dikenal berarti masuk bilangan Tuhan (menghitung) = namanya terdaftar di sorga.

Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Kalau tergembala, maka domba-domba mendengar suara gembala, tidak mendengar suara asing / suara daging dan suara Setan, kemudian dihitung berarti masuk dalam bilangan Tuhan karena namanya tertulis / terdaftar di surga. Sebaliknya, kalau kita tidak tergembala, nama tidak dikenal, tidak masuk dalam bilangan Tuhan melainkan masuk dalam bilangan antikris.

Yehezkiel 20:37-38
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.

Kalau kerohanian kita tergembala dengan baik, maka terpisah dari dunia, dan pendurhakaan, sedangkan mereka yang tidak terdaftar di kerajaan sorga, selain tidak masuk dalam bilangan Tuhan, mereka akan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain, yaitu; antikris.

Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya...Wahyu 3:5.

b.     “Mengikuti gembala.”
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, ikuti saja geraknya pengajaran ini, kita akan dibawa masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, ikuti saja geraknya Pengajaran Mempelai, tidak usah menyimpang ke kiri dan ke kanan, pasti tiba pada tujuan akhir hidup, yaitu; gunung Sion.

Dari Mesir sampai gunung Sinai bangsa Israel dituntun oleh tongkat. Tongkat Harun yang bertunas itu pernah dilepaskan dari tangan dan berubah menjadi ular, sebab itu jangan lepaskan diri dari penggembalaan, nanti jadi ular. Kemudian, tongkat yang sama digunakan untuk memukul laut Teberau, sehingga laut Teberau terbelah dua untuk memberi jalan keluar terhadap bangsa Israel, hingga mereka tiba di gunung Sinai.
Tetapi dari gunung Sinai sampai ke tanah Kanaan bangsa Israel dituntun oleh tabut perjanjian, Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Kalau hanya mujizat atau dituntun oleh tongkat hanya sebatas, yaitu; di gunung Sinai, sedangkan untuk sampai ke gunung Sion (menjadi pengantin perempuan) harus dituntun oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Wahyu 21:9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Gunung yang besar lagi tinggi, itulah gunung Sion, gambaran dari pengantin perempuan mempelai Anak Domba. Setelah kita menerima asas-asas pertama tentang kebenaran Kristus selanjutnya beralihlah kepada perkembangannya yang penuh -> makanan keras = Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Yosua 3:1-4
(3:1) Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.
(3:2) Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,
(3:3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya-- 
(3:4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."

Ikuti geraknya Pengajaran Mempelai untuk membawa kita masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Tidak ada orang yang tahu jalan ke sorga kecuali Yesus sendiri. Jadi, kalau ada hamba Tuhan mengaku bahwa ia sering naik turun sorga, itu ajaran sesat, yang benar; ikuti saja geraknya Pengajaran Mempelai kemana saja kita dibawa. Supaya kita tiba pada tujuan akhir hidup, masuk pada pesta nikah Anak Domba.
Tetapi jangan mendekat, maksudnya supaya kita bisa melihat geraknya Pengajaran Mempelai. Kalau dulu kita kurang paham, sehingga mengambil jalannya masing-masing (menyimpang ke kiri dan ke kanan).

Yohanes 10:4-5
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
(10:5) Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

Kita mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai karena kita sudah mengenal suara Pengajaran Mempelai. Jangan hanya tongkat saja, jangan hanya bicara soal mujizat saja, itu ada masanya,  supaya tidak expired. Ada masanya untuk minum susu, kalau sudah di luar batas, susu akan expired, akan jadi racun. Kita tidak kenal hamba Tuhan yang menyuarakan yang expired/suara asing tidak kita kenal. Lari tinggalkan suara asing, jangan justru mendekat.

Keuntungannya kalau domba-domba dituntun, yang pertama; mendengar suara gembala dan yang kedua; mengikuti gembala. Ikuti saja firman Pengajaran Mempelai yang sudah menggembalakan kita sampai sejauh ini, untuk membawa kita sampai ke gunung Sion artinya; menjadi Pengantin perempuan mempelai Anak Domba.

Keterangan: Menempatkan penilik-penilik atas seluruh negeri Mesir.
Penilik = pengawas.
Tuhan mengawasi kita semua, baik gerak-gerik, solah tingkah, perbuatan, perkataan kita, segala sesuatu di awasi oleh Tuhan bahkan ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan ini juga diawasi oleh Tuhan, sebab Tuhan tidak pernah tertidur, Tuhan tidak pernah terlelap.

Yesus adalah Imam Besar Agung, pakaian-Nya terdiri dari tiga bagian;
-       Baju efod à kuasa kematian.
-       Gamis baju efod à kebangkitan.
-       Lenan halus / baju dalam berjala-jala berbentuk mata -> Kemuliaan Yesus pada saat Ia naik ke sorga.
Imam besar Harun ketika mengadakan pendamaian dosa sekali setahun dia hanya mengenakan lenan halus (pakaian dalam berjala-jala berbentuk mata) à kemuliaan Yesus ketika naik ke sorga, Dia sudah menanggalkan pakaian kematian (baju efod) dan baju kebangkitan (gamis baju efod). Di dalam kemuliaan-Nya Dia sedang mengamati hidup kita, menyoroti kita, memperhatikan ibadah dan pelayanan yang kita jalankan malam ini. Jadi, tidak ada artinya kita menjalankan ibadah ini secara rutinitas, segala sesuatu kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan bukan kepada manusia. Di hadapan manusia kita bisa berpura-pura baik, tetapi di hadapan Tuhan tidak.

Mari kita lihat hamba yang tulus...
Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Hamba yang tulus hati adalah orang yang mempertanggungjawabkan pekerjaannya di hadapan Tuhan. Kalau tidak tulus ia akan terlihat baik untuk menyenangkan hati tuannya, tetapi di belakang tidak.

Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Tidak ada yang tersembunyi (tertutup), semua terbuka di hadapan Tuhan dan kepada-Nya kita harus memberi pertanggungan jawab.
Jadi, ibadah yang dijalankan secara lahiriah jangan diulangi lagi, sebab Tuhan sedang mengamat-amati kita semua.

Tugas dari seorang penilik:
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.

Memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. Seperlima = dua kali sepersepuluh (1/5 = 2 X 1/10).

Terlebih dahulu saya memberitahukan tentang sepersepuluh.
Keluaran 20:1-17... Jadi 10 hukum Allah ditulis dalam dua loh batu.
-       Hukum yang pertama sampai dengan yang keempat ditulis pada loh batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
-       Hukum kelima sampai dengan yang kesepuluh ditulis pada loh batu yang kedua  = kasih kepada sesama.
Kesimpulannya, inti dari sepuluh hukum Allah hanya satu yaitu; kasih. Yang mewakili loh batu pertama, kasih kepada Tuhan, yang mewakili loh batu yang kedua, kasih kepada sesama.

Sekarang, kita lihat...
Keluaran 32:18-19
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala; mereka menyembah anak lembu emas tuangan. Berhala artinya; segala sesuatu yang melebihi Tuhan.
Kalau pekerjaan melebihi dari Tuhan, melebihi dari ibadah dan pelayanan itu berhala. Kalau kesibukan di dunia ini lebih dari Tuhan dari ibadah dan pelayanan = berhala. Kekerasan hati itu juga merupakan berhala, contoh keras hati; mempertahankan kebodohan.
Oleh karena berhala ini terjadi nyanyian berbalas-balasan, artinya; membalas kejahatan dengan kejahatan. Nyanyian berbalas-balasan berarti tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. Sebetulnya kita ini, sedang berjuang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini melawan musuh, bukan berjuang melawan sesama, dan yang menjadi jaminannya adalah darah Yesus, sehingga kita pasti berkemenangan, tetapi di sini kita lihat mereka mengadakan nyanyian berbalas-balasan, membalas kejahatan dengan kejahatan, membalas kenajisan dengan kenajisan. Seharusnya kalau melihat kenajisan orang, langsung ditutupi, sebab kejahatan dan kenajisan hanya bisa dikalahkan dengan kasih agape. Kalau melihat kelemahan orang lain, jangan dibalas, jangan dinikmati, langsung dihentikan, dengan kasih agape. Bukti kasih Allah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, berarti untuk mengalahkan musuh hanya dengan satu cara, yaitu; pengorbanan (mengorbankan diri).

Apa yang terjadi ketika bangsa Israel menyembah berhala?
Keluaran 32:19
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Musa melemparkan dua loh batu yang berisikan 10 hukum Allah. Dua loh batu pecah à pengorbanan Yesus, Dia sudah memecahkan segenap hidup-Nya/tubuh-Nya di atas kayu salib. Berarti, orang yang mengadakan nyanyian berbalas-balasan, berkali-kali menyalibkan Tuhan Yesus, kemudian orang lain menjadi korban.
Oleh sebab itu, jangan berpikir pendek demi kemuliaan yang akan datang nanti.

Sekarang kita melihat satu persepuluh yang kedua...
Keluaran 34:1
(34:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

Dua loh batu yang kedua harus dipahat oleh Musa. Supaya kita kembali pada kasih yang pertama tadi (kasih mula-mula), yaitu; dua loh batu yang pertama, berikan dirimu dipahat, dibentuk, dikerjakan oleh firman Tuhan, malam ini waktunya.
Saya masih ingat kasih semula, pertama kali bertobat, betapa besarnya kecintaan itu kepada Tuhan, sekalipun raga ini habis, hati ini habis tetapi berkobar-kobar melayani Tuhan, ini yang Tuhan mau.
Saudaraku, kembali kepada kasih yang mula-mula, sepuluh hukum Allah yang tertulis pada kedua loh yang pertama. Maka kita harus memberi diri dipahat, dibentuk oleh Firman Allah supaya kita nanti kembali kepada kasih semula.

2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Ketika hidup kita, hati kita digarap (dipahat) berarti firman Tuhan itu ditulis / dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik di hati kita masing-masing. Itu adalah tanda, bahwa kita menikmati pelayanan Roh, sehingga menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca, dikenal oleh setiap orang.

2 Korintus 3:6-9
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
(3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
(3:9) Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.

Adapun jenis pelayanan, yaitu:
-       Pelayanan Roh.
-       Pelayanan tubuh.
Pelayanan tubuh sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, sedangkan pelayanan Roh firman Tuhan telah dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh-loh daging kita semua, supaya kita hidup. Perlu untuk diketahui, huruf itu mati, tapi Roh yang menghidupkan. Menjalankan ibadah secara rutinitas itu sama dengan pelayanan tubuh. Biar seseorang menangis setelah mendengar firman Tuhan, tetapi tidak ditindaklanjuti kepada perubahan hidup = pelayanan tubuh.

Dari apa yang sudah kita dengar malam ini kita bisa mengetahui kita sedang menjalankan pelayanan tubuh atau pelayanan Roh. Pelayanan tubuh hanya bisa menangis tetapi tidak berubah, kalau pelayanan Roh, maka akan ditindaklanjuti dengan perubahan sikap di hadapan Tuhan. Jangan sampai dari hari ke hari masih tetap dengan dosa yang sama, padahal tugas dari penilik tadi memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. Tuhan inginkan dua kali sepersepuluh dari kehidupan kita, sebab itu Tuhan mengawasi kehidupan kita. Satu permata yang bermata tujuh, itulah tujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi / hamba-hamba Tuhan yang diutus untuk mengawasi kehidupan kita semua untuk memungut seperlima dari kehidupan kita.

Keluaran 34:2-8
(34:2) Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu.
(34:3) Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu."
(34:4) Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya.
(34:5) Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
(34:6) Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
(34:7) yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
(34:8) Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah

Ketika dua loh batu yang kedua terpahat maka Tuhan berkata kepada Musa;
-       “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang.”
-       “TUHAN, TUHAN, Allah pengasih.”
-       “TUHAN, TUHAN, Allah panjang sabar.”
-       “TUHAN, TUHAN, Allah berlimpah kasih-Nya.
-       TUHAN, TUHAN, Allah berlimpah setia-Nya sampai akhirnya Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang mau mengampuni kesalahan orang lain tidak lagi membalas kejahatan dengan kejahatan (nyanyian berbalas-balasan).

Setelah kita menjadi surat Kristus, lewat pelayanan Roh maka kita mengetahui bahwa Tuhan itu penyayang, Tuhan itu pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya, berlimpah setia-Nya. Kalau kita mengampuni kesalahan orang lain, Tuhan teguhkan kasih setia-Nya dalam hati kita semua, sebaliknya kalau masih menikmati kesalahan orang lain, Tuhan tidak teguhkan kasih setia-Nya.
Kita butuh kasih setia-Nya supaya kita juga setia seperti Dia setia. Hai orang yang kurang setia bahkan tidak setia, perhatikanlah firman ini berikan dirimu dipahat supaya kembali pada kasih yang semula (dua loh batu yang pertama) yang dipecahkan oleh Musa.

Menjalankan ibadah rutinitas = pelayanan tubuh persis seperti huruf (10 hukum) yang ditulis pada dua loh batu, tetapi biarlah kita menikmati pelayanan Roh berarti terjadi keubahan hidup, dengan tanda firman Allah telah ditukik pada loh-loh daging/ditulis oleh Roh Kudus di dalam hati kita = kembali pada kasih yang semula, tetap berkobar-kobar beribadah dan melayani Tuhan. Amin.

Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati


Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment