KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, December 21, 2017

IBADAH NATAL SEKOLAH MINGGU & PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) 15 DESEMBER 2017

NATAL SEKOLAH MINGGU & PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK).
JUMAT, 15 DESEMBER 2017

Tema: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).

Mula pertama saya ucapkan selamat malam, Shalom....
Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati Tuhan ibadah natal sekolah minggu dan PAK terselenggara dengan baik, bukan karena gagah hebat, bukan karena kemampuan kita sebagai manusia, tetapi karena kemurahan Tuhan dan oleh karena kemurahan Tuhan inilah kita di dorong untuk lebih menghargai segala pengorbanan, segala kebaikan dan uluran tangan Tuhan yang telah kita rasakan sekaliannya. Puncak dari pada ibadah adalah pemberitaan firman Tuhan, jadi bukan pada saat bernyanyi, bukan pada saat memuji Tuhan, tetapi firman, karena Allah itu firman.

Tema kita tahun ini adalah: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Ini natal yang pertama, pada tahun ini, minggu depan natal Kaum Muda Remaja, kemudian minggu lusanya Ibadah Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel / persekutuan hamba-hamba Tuhan dengan tema yang sama.

Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kalimat pertama; “Pada mulanya adalah Firman”, kalimat kedua; “Firman itu bersama-sama dengan Allah”, seolah-olah ada dua oknum, firman dan Allah, kalimat ketiga; “Dan Firman itu adalah Allah.” Sekilas kalau kita perhatikan ayat ini sangat membingungkan tetapi mari kita perhatikan.

Mari kita selidiki kalimat pertama: “Pada mulanya adalah Firman.” Selanjutnya mari kita perhatikan kalimat yang menyerupai dengan ayat ini.
Kejadian 1:1
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”, kalimat pada Yohanes 1:1 dengan Kejadian 1:1, sama. Dulu sebelum saya terpanggil menjadi hamba Tuhan, saya bingung membaca ayat ini, apa maksudnya? Siapa yang pertama ini? Tetapi malam ini rasa bingung dijawab oleh Tuhan.

Mari kita lihat jawabannya, kembali dalam...
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Sudah terjawab pada kalimat ketiga; “Firman itu adalah Allah.
Berarti, yang terlebih dahulu adalah firman, karena pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Berarti, yang terutama adalah firman bukan hasil karya (yang diciptakan). Tetapi di hari-hari ini orang tua mendesak anak-anaknya lebih mengutamakan karya dari pada firman, sehingga menjadi terbalik, ini adalah cara berpikir yang salah.

Dulu saya seperti itu, cari kerja sana-sini, ke Irian Jaya, NTB, kemana saja saya kerja, sekarang saya baru paham ternyata firman yang terutama / yang lebih dulu, barulah hasil karya. Yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah, yang pertama-tama adalah firman. Jadi, siapa duluan? Jawabannya adalah firman. Tidak salah anak-anakku semua didesak oleh orang tua untuk sekolah, tetapi firman yang pertama dan yang terutama. Kalau mau berhasil dahulukan firman. Dulu saya ini paling bodoh sedunia, tidak bisa bicara, waktu orang tua saya menyuruh saya sekolah Alkitab di Makasar, saya berkata; saya tidak pandai bicara, adik saya saja sebab dia pandai bicara, dia saja yang sekolah Alkitab, tetapi orang tua berkata; tidak, kamu adalah anak sulung, akhirnya tiga tahun kemudian saya mengalah. Saya paling bodoh dan tidak bisa bicara, tetapi karena firman itu yang pertama-tama dalam hidup saya, sekarang Tuhan mampukan lidah ini untuk menjadi penyambung lidah Tuhan. Jadi, bukan karena kepintaran, nomor satu firman dulu, selalu itu saya ajarkan kepada anak-anak waktu saya masih mengajar sekolah minggu dan PAK. Sekarang Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa firman, orang bodoh jadi pintar, yang tidak bisa bicara bisa bicara. Ternyata kemampuan manusia terbatas, sebaliknya kuasa firman tidak terbatas karena firman itu adalah Allah.

Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yesus lahir dan menjadi manusia, atau firman mendarah daging itulah natal. Jadi, firman dulu nomor satu sampai terwujud natal, kemudian natal itu nanti akan menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Jadi, proses firman menjadi manusia lewat kelahiran. Itulah yang disebut natal.

Mari kita lihat dulu bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar...
Ibrani 7:1-2
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
(7:2) Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.

Menurut peraturan Melkisedek, Yesus Kristus adalah Imam Besar untuk selama-lamanya.
Arti nama Melkisedek adalah; pertama-tama raja kebenaran dan juga raja Salem yaitu; raja damai sejahtera. Salem / Shalom artinya; damai sejahtera.

Tadi berbicara tentang siapa yang duluan, firman atau hasil karya? Yesus adalah firman, Dialah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, Dialah pertama-tama raja kebenaran dan raja damai sejahtera. Jadi, kalau firman nomor satu / pertama-tama dari pada hasil karya, maka kebenaran menjadi bagian kita, kalau firman nomor satu maka ada damai sejahtera.

Ingat ini, tips yang baik; percuma orang menjadi kaya, memiliki harta yang banyak kalau tidak mengalami damai sejahtera, sebaliknya tidak damai sejahtera kalau tidak ada firman. Banyak orang cari harta di luaran sana, namun dia tidak mengalami damai sejahtera, sebaliknya sekarang sedang menunggu vonis dari hakim. Di dalam Tuhan enak, yaitu; digembalakan. Daud berkata; Yesus gembalaku, takkan kekurangan aku dalam hal apa? Secara lahiriah dicukupkan, uang kuliah, uang sekolah dicukupkan, dalam hal rohani, tidak ada dosa kejahatan sebagai kelemahan, dan kekurangan, karena firman yang pertama (pertama-tama raja kebenaran).

Dulu, sebelum saya tahu hal ini, saya kejar dulu cita-cita saya, pekerjaan saya, dulu saya berprinsip, kalau saya sudah punya rumah, uang, harta, ini dan itu, mobil, barulah saya ke gereja, menghargai orang tua saya. Ternyata semua nol, tidak tercapai, justru setelah di dalam Tuhan, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada.  Saya kira kita sebagai orang tua bersikap bijaksana menyikapi firman ini demi masa depan anak-anak kita semua. Kalau hari ini anak masih bodoh, jangan berkata kepada anak; “Ah percuma kau ibadah”, jangan mengambil kesimpulan, tunggu waktu Tuhan. Ibadah nomor satu, soal kepintaran nanti Tuhan kasih.

Jadi, Yesus yang pertama, menurut peraturan Melkisedek, Dia Imam Besar, arti Melkisedek adalah; pertama-tama raja kebenaran, juga pertama-tama raja Salem / Shalom; damai sejahtera, itu dulu yang kita cari. Cari dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan, yaitu; kepintaran, biaya sekolah (kuliah), dan lain sebagainya akan ditambahkan, jangan diputar balik. Hari-hari ini banyak anak Tuhan terlebih dahulu mencari kerjaan lalu cari kerajaan sorga, artinya; maksudnya bukan hasil karya terlebih dahulu,  tetapi firman yang terlebih dahulu.
Saya berharap, baik yang sudah SLTA, SLTP, yang masih SD kalau sungguh-sungguh cari firman (firman nomor satu), firman didahulukan dari segala yang ada, tidak tertutup kemungkinan firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Saya kasih contoh....
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Dulu saya bingung yang begini-begini, apa itu firman, setahu saya kalau saya bekerja dan berusaha baru ada, sedangkan di sini; firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada, dalam ayat yang lain; tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Mari kita lihat firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Roma 4:18-19
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Waktu Allah memberikan janji itu kepada Abraham, tidak ada dasar untuk berharap pada janji itu. kenapa? Alasannya;
-       Abraham sudah berumur seratus tahun.
-       Sara isteri Abraham sudah mandul.
Jadi, tidak ada dasar untuk berharap kepada janji Allah, tidak mungkin, dan mustahil.
Orang mandul tidak bisa lagi melahirkan anak, tetapi Allah berfirman; nanti keturunanmu akan banyak seperti bintang di langit, dan seperti pasir di laut, sementara Abraham sebagai suami telah mati pucuk, istilah bahasa sehari-hari yaitu lemah syahwat, Sara isterinya mandul (rahim sudah tertutup), sehingga tidak masuk akal secara manusia.

Roma 4:20
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

Tetapi Abraham tidak bimbang dan ragu karena ketidakpercayaan, justru diperkuat dengan imannya, jadilah seperti firman Allah. Akhirnya, Abraham punya anak satu itulah Ishak (anak janji), kemudian anak janji mempunyai dua anak, yaitu; Esau dan Yakub, Yakub berganti nama menjadi Israel, Israel punya anak 12, itulah nenek moyang bangsa Israel dan kita adalah Israel secara rohani. Jadi, kita ada karena kuasa firman, firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Dulu, om Daniel tidak punya anak tetapi sekarang sudah memiliki dua anak karena firman. Imannya Abraham turun ke kita, jadi yang pertama-tama adalah firman, bukan hasil karya. Persoalannya sekarang, apabila kita masih berupaya dengan kemampuan kita, dengan perasaan kita, terbatas, cape deh, pulang ke rumah bertengkar lagi, piring melayang, tetapi di sini tidak ada piring melayang ya, yang ada kasih sayang dan kasih setia Tuhan, karena firman yang pertama, bukan uang, dan kekuatan. Kalau ada damai sejahtera, di ruang tamu nonton bersama ada damai sejahtera, di kamar, di kamar mandi, dapur, ada damai sejahtera. Saya yakin sekali kalau anak-anakku semua masa depannya cerah, asalkan firman nomor satu, ada kebenaran dan ada damai sejahtera, jangan ada tipu menipu, sebab tidak akan ada damai sejahtera.

Mungkin papa dan mama tidak bisa mengkuliahkan, sementara anak-anakku ingin jadi dokter, jadi insinyur, ini dan itu, tidak usah takut, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Om Daniel juga hanya yakin firman, berusaha untuk tidak minta-minta. Dulu waktu tidak ada beras, tidak ada apa-apa, tidak ada jemaat, tidak ada gereja, tidak minta-minta, sampai hari ini belum pernah ada terjadi proposal kemana saja, karena ada firman di sini. Kalau tidak makan saya menyembah, menangis terus di kaki Tuhan mencari jiwa jalan kaki dari Merak, Cilegon, Serang, keliling-keliling. Kadang-kadang saya lebih banyak jalan kaki dari pada naik becak, setiap hari air mata terus mengalir. Sekarang air mata ditampung di kirbat Tuhan, sengsaraku dihitung-hitung, firman Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Stefanus ini (salah satu anak murid pendidikan agama Kristen), saya yang memberikan namanya pada saat ia lahir. Papanya bertanya kepada saya, kalau anak saya lahir namanya siapa om; saya beri nama Stefanus, akhirnya jadilah Stefanus. Hampir satu kali seminggu saya mampir di rumah dia, masih bayi umur satu tahun, karena saya tidak mau menumpang di mana-mana. Orang tua Stefanus selalu memberi tumpangan, tetapi ada juga orang yang tidak suka pada saya, mereka mengira saya seorang saksi Yehova, dan mereka menolak saya, tetapi bapa Stefanus memberi tumpangan.
Setiap hari saya bergumul, setiap fajar terbit, saya selalu bertanya kepada Tuhan; "Hari ini saya kemana Tuhan membawa firman ini?" hanya ini saja yang saya punya, saya tidak punya apa-apa lagi Tuhan, ini nafas hidup saya. Saya ke perumahan TCI, lalu jalan kaki ke Cilegon, ke panggungrawi. Lalu besoknya lagi, fajar terbit, kemana lagi Tuhan, jalan lagi ke perumahan BBS 2, BBS 3, besoknya lagi, ke perumahan PCI, Perumnas, jalan kaki blok A,B,C, setiap hari menangis, tetapi karena firman saya dahulukan. Ada yang memberi pada saya air aqua, ada yang menolak, ya puji Tuhan, tetapi saya bertahan karena firman Allah. Anak-anakku juga bertahan terhadap firman, jangan pertahankan sesuatu yang tidak baik, pertahankan firman saja. Ibu-ibu, kalau anak masih kurang, jangan dimarahin, jangan ditahan atau dilarang untuk mencari firman terlebih dahulu, nanti tunggu waktu Tuhan, tidak ada yang mustahil. Abraham sudah 100 tahun, Sara isterinya sudah mandul, tidak ada yang mustahil, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada asal firman nomor satu. Semua Tuhan cukupkan sekarang, dulu separuh tempe tidak bisa saya makan, susah, bertahun-tahun saya susah, jarang sekali saya makan. Karena saya jarang sekali makan, itu yang disebut puasa terpaksa, akhirnya perut saya sakit, terluka, kemudian, kesaksian berikutnya, sekali waktu disediakan makanan di rumah pa Barita di kasih yang pedas-pedas, ibu Panggabean berkata; “Tidak apa-apa Amang”, ya sudah saya makan, tetapi pulang-pulang saya sakit, tetapi saya tidak persalahkan, memang itu dulu masanya, sabar, sampai firman itu memulihkan, jangan bersungut-sungut. Saya tidak mau persalahkan, siapa-siapa, tidak, sabar dulu karena ada masanya, sabar sampai firman itu tergenapi.

Dulu tidak memiliki alat-alat di gereja, tetapi sekarang sudah disediakan Tuhan sedikit demi sedikit, live streaming video dan internet, lima benua tiap-tiap negara sudah mengikuti pemberitaan firman dari kita, semua ada disediakan oleh Tuhan, karena apa? Karena firman, coba saya menyerah waktu itu, semua ini tidak ada, saya tidak bisa bertatap muka dengan anak-anakku semua. Dulu saya bingung, mana duluan, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi atau pada mulanya adalah firman? Setelah terpanggil menjadi hamba Tuhan barulah saya tahu bahwa yang terlebih dahulu adalah firman, barulah pengetahuan, kemampuan, hasil karya dan semua. Firman menghidupi saya, mulai sekarang belajar pada mulanya adalah firman, kita hidup karena firman dan firman yang menghidupi kita. Yang dahulu tidak bergantung pada firman, hanya bergantung pada kemampuannya dan lain sebagainya, minta ampun malam ini, menangislah, akui dan katakan; “Saya menyesal Tuhan, karena saya terlalu bergantung pada kekuatan saya, padahal kekuatanku terbatas”, begitu ya anak-anakku semua. Perhatikan ya anak-anakku.

Sedikit saja firman yang saya sampaikan tetapi kiranya firman itu mendarah daging, berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Kita semua yang ada di sini, kita menyesal ya, selama ini terlebih dahulu hasil karya. Sekarang, genggamlah firman Tuhan Yesus, firman nomor satu, nanti lihatlah, tunggu masanya, sabar, sabar, sampai firman itu tergenapi, Tuhan jauh lebih tahu, masa dan waktunya, jangan paksakan dengan masa kita, rencana Tuhan jauh lebih indah dari rencana kita. Sekali lagi; yang dahulu / pertama-tama adalah firman baru hasil karya. Dua tangan Tuhan yang menciptakan langit bumi dan isinya, dua tangan Tuhan juga nanti yang menciptakan yang tidak ada menjadi ada kalau kita dahulukan firman. Ingat moto tadi / tips; tidak ada artinya harta kekayaan kalau tidak ada kebenaran, tidak ada artinya uang limpah, kalau tidak ada damai sejahtera. Biar hidup apa adanya kalau ada kebenaran, biar hidup pas-pasan, kalau ada damai sejahtera, lebih dari hidup, kemurahan Tuhan lebih dari segala-galanya. Amin.

Tuhan yesus KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGAWI memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang


















No comments:

Post a Comment