KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 25, 2020

IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL TAHUN 2019, 21 Februari 2020



IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL TAHUN 2019, 21 Februari 2020
-- NATAL SE-PAK, NATAL PEMUDA REMAJA, KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN : PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) --

Tema: KORBAN PERSEMBAHAN YANG BERBAU HARUM MENYENANGKAN HATI TUHAN

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diberi kesempatan untuk mengadakan Ibadah Pembubaran Panitia Natal Tahun 2019. Seharusnya pembubaran panitia natal berlangsung beberapa minggu yang lalu, tetapi oleh karena satu dan lain hal, Tuhan tidak ijinkan, maka malam ini Ibadah Pembubaran Panitia Natal Tahun 2019 terlaksana, kita bersyukur kepada Tuhan. Dan kita mengadakan pembubaran panitia natal supaya nanti kita juga boleh mendapat kesempatan untuk memilih kembali panitia natal yang baru, yang akan diselenggarakan tahun ini sebagai agenda tahunan yang Tuhan sudah percayakan untuk kita semua. Tuhan sudah percayakan PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) untuk terus kita pikul sampai Tuhan datang pada kali yang kedua.

Terima kasih untuk kehadiran saudara sidang jemaat yang bukan panitia, biarlah kiranya Tuhan membalaskan berlipat ganda, teramat lebih lewat pembukaan firman yang sebentar akan kita terima.

Sebelum kita adakan pembubaran panitia natal, kita terlebih dahulu memperhatikan firman Tuhan dari Injil Yohanes 12:1-3.
Yohanes 12:1-3
(12:1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. (12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. (12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Subtema ayat ini adalah “Yesus diurapi di Betania” Kita ini adalah: Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Jemaat Betania, sudah dekat dengan Yerusalem.

Enam hari sebelum paskah, Yesus datang ke Betania, di situ diadakan perjamuan untuk Dia.
Selanjutnya, suasana dalam perjamuan tersebut:
1.     Marta sibuk melayani.
2.     Lazarus turut makan dengan Yesus.
3.     Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya, sehingga bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Ini sama dengan persembahan yang berbau harum.

Pendeknya: Apa yang telah diperbuat oleh Maria ini merupakan persembahan yang berbau harum, tentu menyenangkan hati Tuhan. Persembahan yang berbau harum adalah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan.
Biarlah kiranya kita senantiasa membawa korban dan persembahan yang berbau harum untuk terus menyenangkan hati Tuhan, termasuk Ibadah Pembubaran Panitia Natal Tahun 2019, kiranya itu merupakan persembahan yang berbau harum, menyenangkan hati Tuhan. Intinya, dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang Tuhan percayakan, biarlah kiranya itu menjadi korban persembahan yang berbau harum, menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyenangkan hati manusia, bukan untuk mencari puji-pujian yang sia-sia.

Yohanes 12:4-5
(12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Adapun harga dari minyak narwastu murni itu ialah 300 (tiga ratus dinar), setara dengan upah pekerja satu tahun di Israel. Sebab upah bagi pekerja di Israel adalah sedinar sehari -- satu tahun ada 365 hari, dipotong hari-hari merah --.
Jadi, apa yang telah dipersembahkan oleh Maria ini adalah suatu persembahan yang sangat besar dan bermakna tinggi.

Per tanggal 27-28 Desember 2019, selama dua hari, oleh karena kemurahan Tuhan, kita telah mengadakan perjamuan, kita menjamu Tuhan lewat Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT)  dengan biaya yang tidak sedikit, tetapi di dalam hal ini, kita tidak merasa rugi, karena apa yang telah kita kerjakan ini, apa yang telah kita persembahkan ini, tujuannya adalah untuk menyenangkan hati Tuhan. Jadi, itu bukan merupakan pemborosan, melainkan bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan.

Tetapi pada waktu Maria mempersembahkan minyak narwastu murni itu, Yudas Iskariot berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?
Dalam hal ini, bagi Yudas, apa yang dilakukan Maria merupakan pemborosan dan seolah-olah tidak efisien di dalam hal mempergunakan dana (uang) yang ada.

Kita sudah melihat reaksi Yudas Iskariot setelah Maria mempersembahkan minyak narwastu murni yang mahal harganya pada ayat 4-5, selanjutnya mari kita lihat ayat 6.
Yohanes 12:6
(12:6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Ketika Yudas mengatakan apa yang dilakukan Maria merupakan pemborosan -- pada ayat 5 --, sebetulnya itu bukan karena dia memperhatikan nasib orang-orang miskin, tetapi karena dia adalah seorang pencuri.
Jangan kita mencuri milik-Nya Tuhan, yaitu sepersepuluh. Janganlah kita mencuri miliknya orang lain, baik lahir maupun batin, apapun yang dipunyai oleh sesamamu.

Dan ternyata, Yudas ini seringkali mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya, sebab Yudas ini adalah seorang  bendahara.

Terlebih dahulu kita memperhatikan Ibrani 13.
Ibrani 13:5
(13:5) Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

“Janganlah kamu menjadi hamba uang.” Artinya, seorang pelayan Tuhan adalah hamba Tuhan, bukan hamba uang. Oleh sebab itu, seorang hamba Tuhan harus belajar untuk mencukupkan diri dari apa yang ada. Jangan sampai keuangan tidak seberapa tetapi hidup mewah, itu tidak benar, tetapi biarlah seorang hamba Tuhan belajar untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada.

Pendeknya: Jikalau seorang hamba Tuhan datang dengan tahbisan yang benar, datang dalam tahbisan yang suci, maka ia pasti akan mencukupkan dirinya dengan apa yang ada padanya, dengan lain kata ia tidak akan menjadi hamba uang, ataupun cinta akan uang.

Seorang hamba Tuhan (pelayan Tuhan) di dalam hal melayani Tuhan harus berada dalam tahbisan yang benar, harus berada dalam tahbisan yang suci, supaya sesuatu yang tidak baik itu tidak terlihat, tidak melekat di dalam diri seorang hamba Tuhan. Maka sekarang, mari kita akan menyelidiki surat tahbisan 1 Timotius 3.
1 Timotius 3:1
(3:1) Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."

Melayani adalah pekerjaan yang indah. Juga, kalau melayani dengan rendah hati pasti hidupnya indah, tidak stress, tidak bingung melihat keberhasilan orang lain.

1 Timotius 3:2-4
(3:2) Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, (3:3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, (3:4) seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

Syarat bagi penilik jemaat:
1.     Tak bercacat.
2.     Suami dari satu isteri.
3.     Dapat menahan diri.
4.     Bijaksana.
5.     Sopan.
6.     Suka memberi tumpangan.
7.     Cakap mengajar orang, cakap mengajar sidang jemaat. Sidang jemaat mohon bantu doa supaya hal ini nyata.
8.     Bukan peminum.
9.     Bukan pemarah melainkan peramah.
10.   Pendamai.
11.   Bukan hamba uang.
12.   Seorang kepala keluarga yang baik.
13.   Disegani.
14.   Dihormati oleh anak-anaknya.
Jadi, syarat untuk menjadi penilik jemaat atau syarat untuk melayani Tuhan, selain pendamai -- dengan lain kata; senantiasa membawa berita pendamaian --, juga bukan hamba uang.
Maka dapat kita simpulkan: Pelayan Tuhan adalah hamba Tuhan, bukan hamba uang. Dan itu merupakan salah satu SYARAT untuk menjadi penilik jemaat, juga syarat bagi seorang pelayan Tuhan di dalam melayani pekerjaan Tuhan.

1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Perikop ayat ini adalah “Mengenai penyakit bersilat kata dan mengenai cinta uang.”
Seseorang yang cinta uang pasti suka bersilat lidah, sama seperti Yudas tadi; ketika Maria mempersembahkan minyak narwastu murni yang mahal harganya, Yudas berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”, tetapi sebetulnya Yudas mengatakan hal itu karena dia adalah seorang yang cinta akan uang, dia hamba uang bukan hamba Tuhan.
Kalau seorang hamba Tuhan cinta uang, ia suka bersilat lidah, pandai berbicara soal uang. Perhatikan hal itu baik-baik. Jadi, jangan sembarangan menerima hamba Tuhan. Itu sebabnya saya juga tidak sembarangan memberi kesempatan kepada hamba Tuhan lain untuk berbicara di mimbar ini untuk saudara, karena sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan -- banyak pengalaman di situ, tetapi tidak ada kesempatan untuk menceritakannya --.
Demikian juga dengan sidang jemaat, kalau ada kunjungan hamba Tuhan di rumah sidang jemaat, hati-hati dalam berbicara, hati-hati dalam menyikapi seorang hamba Tuhan, karena kalau hamba Tuhan cinta uang, ia pasti pandai bersilat lidah.

Ibadah kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Oleh sebab itu, perlu untuk diketahui:
1.     Kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar dari dunia ini. Kita datang (lahir) ke dunia ini dengan tidak membawa apa-apa, juga nanti kembali kepada Sang Khalik dengan tidak membawa apa-apa.
2.     Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Itulah yang terpenting.

1 Timotius 6:10
 (6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Berarti, kejahatan apa pun akan berlalu dari seorang hamba Tuhan jika ia tidak menjadi hamba uang, jika ia tidak cinta akan uang. Dosa kejahatan akan menyingkir dari seorang hamba Tuhan, kalau dia tidak cinta uang, kalau dia benar-benar bukan hamba uang. Itu sudah pasti.

Dampak negatif cinta akan uang:
1.     Menyimpang dari iman.
2.     Menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Jadi kalau dua hal tersebut terjadi/nyata, akan merugikan hamba Tuhan itu sendiri.

Dampak negatif cinta akan uang, YANG PERTAMA: Menyimpang dari iman.
Artinya, menyimpang dari kebenaran oleh darah salib, itulah kebenaran iman. Kebenaran iman adalah kebenaran oleh darah salib, sedangkan kebenaran karena hukum Taurat, senantiasa mengandalkan kekuatannya, mengandalkan kemampuannya, mengandalkan kepintarannya, mengandalkan ijazahnya, dan ia selalu berdalih dengan hal-hal yang lahiriah, termasuk untuk memperoleh uang.
Oleh karena itu, tidak sedikit hamba Tuhan ketika berada dalam kekurangan, ia langsung mengandalkan kekuatannya, langsung mengandalkan pemikirannya, langsung mengandalkan logikanya. Seharusnya kalau berada dalam kesusahan, dalam penderitaan, lanjutkan sampai masuk dalam pengalaman kematian supaya pada hari ketiga nyata kebangkitan, tetapi kebenaran menurut hukum Taurat; ketika dalam keadaan susah, ia suka berdalih, mengapa? Karena dia sudah menyimpang dari iman.

Dampak negatif cinta akan uang, YANG KEDUA: menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Memang, hanya karena uang, banyak orang menyiksa dirinya, bahkan melakukan hal-hal yang tidak wajar = menyiksa dirinya.

Bukti bahwa Yudas menyiksa dirinya:
Yang Pertama: Yudas menegor atau menyindir, bahkan mengajari Yesus, karena Maria telah mempersembahkan minyak narwastu murni yang mahal … Yohanes 12:5, sama dengan; menunjukkan kebodohan, sama dengan; mempermalukan diri sendiri.

Bukti bahwa Yudas menyiksa dirinya:
Yang Kedua: Yudas mengkhianati Yesus.
Matius 26:14-16
(26:14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (26:15) Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (26:16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Yudas menjual Yesus dengan harga tiga puluh uang perak.

Kita akan melihat, hal-hal yang terjadi pada saat Yudas mengkhianati Yesus:
A.     Lukas 22:3
(22:3) Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.

Yudas Iskariot kerasukan setan, itu sama dengan; menyiksa diri dengan berbagai duka.
Orang yang suka mengkhianat, ujung-ujungnya akan kerasukan setan. Berhati-hatilah.

B.     Matius 26:47-50
(26:47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (26:48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (26:49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. (26:50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.

Yudas membawa orang untuk menangkap Yesus dengan pedang dan pentung, sama dengan; berpihak kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi = tidak berpihak kepada Tuhan.
Kalau kita melayani Tuhan, berarti kita harus memiliki roh Lewi, yaitu berpihak kepada Tuhan… Keluaran 32:26-27.

C.     Yudas mencium Yesus dengan kepalsuan.
D.    Yudas memberi salam dengan palsu.

Inilah suasana pada saat seseorang mengkhianati Tuhan.
Saya mau ingatkan sekali lagi kepada sidang jemaat: Belajar untuk menjadi kehidupan yang tulus, tampil apa adanya, jujur, luar dalam sama. Jangan perkataannya terlihat baik, seperti lemah lembut, tetapi hatinya jahat, penuh dengan trik, tidak memancarkan cahaya kemuliaan.

Bukti bahwa Yudas menyiksa dirinya:
Yang Ketiga.
Matius 27:3-5
(27:3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (27:4) dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" (27:5) Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Pada akhirnya, Yudas menggantung diri, dengan lain kata; bunuh diri. Tetapi sebelum Yudas bunuh diri, dia menyesal ketika melihat Yesus disalibkan. Penyesalan selalu datang terlambat. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sebelum hal ini terjadi, lebih baik hari ini kita menyesal.

Jadi benar, selain menyimpang dari iman, orang yang cinta akan uang menyiksa dirinya dalam berbagai-bagai duka. Dan seorang hamba Tuhan yang cinta uang, ia pandai sekali bersilat lidah, pandai memutar balik fakta, persis seperti Yudas; ketika Maria mempersembahkan minyak narwastu murni dengan harga tiga ratus dinar, dia berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Seolah-olah Yudas ini memperhatikan orang miskin, padahal sebetulnya dia cinta uang, dia adalah hamba uang, karena dia sering mencuri uang dari kas yang dia pegang sendiri.
Bendahara harus jujur. Biarlah hati ini menjadi rumah perbendaharaan firman Tuhan. Hati-hati dengan roh rentenir, berharap dengan riba, tidak berharap kepada kemurahan Tuhan.

Setelah kita melihat akhir hidup dari Yudas, seorang hamba uang (cinta akan uang), ia menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka, sampai akhirnya bunuh diri, tidak masuk sorga. Singkatnya, Yudas menyiksa dirinya untuk selama-lamanya di dalam api neraka.

Sekarang kita kembali memperhatikan MARIA.
Yohanes 12:3
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Maria meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya, berarti; dilap atau disapu atau dibersihkan dengan rambutnya, bukan dengan menggunakan kain. Arti rohaninya ialah segala kemuliaan hanya bagi Dia.

Wahyu 4:9-11
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, (4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: (4:11) "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

Setiap kali empat makhluk mempersembahkan kepada Anak Domba, antara lain;
-       Puji-pujian,
-       Hormat,
-       Ucapan syukur,
dalam kesempatan yang lain dua puluh empat tua-tua;
-       Sujud menyembah Dia,
-       Kemudian melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta Anak Domba,
sambil berkata: “Engkau layak menerima puji-pujian dan layak menerima hormat dan layak menerima kuasa.

Apa artinya itu semua? Segala kemuliaan hanya bagi Dia. Segala puji, hormat, kuasa dan kemuliaan hanya bagi Anak Domba sampai selama-lamanya.
Jangan kita mencuri kemuliaan Tuhan di tengah-tengah kita beribadah melayani kepada Tuhan. Biarlah kita belajar seperti empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua sebab Dia yang telah menciptakan segala sesuatu, dan semuanya hanya karena kehendak-Nya.

Selanjutnya, mari kita memperhatikan Markus 14.
Markus 14:3
(14:3) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta” Rupanya, peristiwa meminyaki kaki Yesus terjadi di rumah Simon si kusta, seorang pemungut cukai, dan orang Farisi, tetapi penyakit kusta. Berarti, Simon menjamu Yesus makan dirumahnya.

Jadi, jamuan makan untuk Yesus diadakan oleh Simon si kusta, dia adalah orang Farisi. Di situlah Maria mempersembahkan minyak narwastu itu kepada Tuhan. Maka, lebih jauh kita melihat peristiwa itu dalam Injil Lukas 7.

Lukas 7:36-38
(7:36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. (7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. (7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Setelah melihat Yesus, sambil menangis, Maria bertindak:
1.     Membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya.
2.     Mencium kaki Yesus.
3.     Meminyaki kaki Yesus.
Ini adalah suatu tindakan yang luar biasa, tindakan yang sangat bijaksana.
Dia melakukan tiga hal ini sambil menangis, sambil menyesali dosa dan kejahatannya yang banyak itu, sebab dia terkenal sebagai perempuan yang berbuat dosa. Sebetulnya banyak orang berbuat dosa, tetapi belum tentu terkenal. Kalau dia terkenal karena dosa, berarti dosa itu betul-betul luar biasa.
Tetapi sekalipun demikian, Maria melakukan itu semuanya di kaki salib Tuhan. Biasanya kalau seseorang melakukan sesuatu perkara di tengah ibadah dan pelayanan tujuannya untuk dilihat oleh orang lain, tetapi tidak demikian dengan Maria; justru dia mengadakan semua, apa yang terjadi itu di kaki salib Tuhan.  Betul-betul dia melakukan itu dengan segala kerendahan hatinya.

Marilah kita mendengarkan firman dengan rendah hati. Beribadah dengan rendah hati. Melayani Tuhan dengan rendah hati. Kalau kita melakukan semua kegiatan dengan rendah hati, sama dengan; berada di kaki salib Kristus, berada di bawah kaki salib Tuhan.
Ingat itu, jangan lupa. Seringkali saya lihat; ketika diberi kesempatan untuk melayani, namun ia bermegah.
Tetapi ingatlah; kalau kita datang beribadah melayani dengan rendah hati berarti kedudukan kita = berada di bawah kaki salib Tuhan.
Pendeknya, poros dari semua pelayanan adalah: di ujung kaki salib Tuhan.

Sementara semua peristiwa itu terjadi di kaki salib Tuhan, lihat reaksi daripada Simon si kusta (Simon orang Farisi), yang mengundang Yesus makan di rumahnya.
Lukas 7:39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Melihat hal itu, Simon si kusta berkata di dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.
Penghakiman dari Simon si kusta di dalam hatinya, menunjukkan bahwa; ia merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci, lebih layak daripada Maria -- perempuan yang terkenal berbuat dosa itu --. Inilah reaksi daripada Simon si kusta, yang disebut juga Simon orang Farisi.

“Kusta” itu berarti tubuhnya putih, tetapi penyakit, itu sama dengan; kebenaran diri sendiri. Kebenaran diri sendiri adalah penyakit.
Kemudian, adapun “orang Farisi”, yaitu; mengesampingkan firman Tuhan demi adat istiadat orang Yahudi. Orang semacam ini seringkali merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dan lebih layak dari orang lain.

Lukas 7:40-42
(7:40) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." (7:41) "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. (7:42) Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"

Melihat reaksi Simon si kusta yang merasa diri lebih benar dan lebih suci, akhirnya Yesus memberi contoh atau perumpamaan kepada Simon tentang dua orang yang berhutang kepada si pelepas uang:
-       Yang seorang berhutang lima ratus dinar.
-       Yang lain berhutang lima puluh dinar.
Tetapi rupanya, kedua-duanya tidak dapat melunaskan hutangnya kepada si pelepas uang, maka hutang kedua orang itu dihapuskan.
Dari contoh ini, selanjutnya Yesus bertanya kepada Simon si kusta: “Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia -- si pelepas uang -- ?”

Lukas 7:43
(7:43) Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."

Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.
Simon si kusta, Simon orang Farisi ini tahu yang benar, tahu yang suci, tahu yang mulia. Banyak orang Kristen sama seperti Simon si kusta; tahu yang benar, tahu yang suci, tahu yang mulia, tetapi tidak mau melakukannya.
Jadi, betul-betul orang Farisi ini adalah ahli Taurat, betul-betul dia penyakit kusta; hidup dalam kebenaran diri sendiri; benar tetapi kebenaran yang berasal dari diri sendiri.

Setelah mendengar jawaban itu, kata Yesus kepada Simon si kusta: “Betul pendapatmu itu.” Jawaban Simon si kusta, Simon orang Farisi dibenarkan oleh Yesus.

Lukas 7:44-46
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. (7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.

Berangkat dari jawaban Simon si kusta itulah, Yesus menyatakan tiga hal:
1.     “Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.”
-   Simon si kusta, Simon orang Farisi tidak membasuh kaki Yesus dengan air, tetapi
-   Maria membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
2.     Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
-   Simon si kusta, Simon orang Farisi tidak mencium Yesus, tetapi
-   Maria tiada henti-hentinya mencium kaki Yesus sejak Yesus masuk ke rumah Simon si kusta.
3.     Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
-   Simon si kusta tidak meminyaki kepala Yesus, tetapi
-   Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal harganya.

Jadi, tindakan dari perempuan yang terkenal berbuat dosa berbanding terbalik dengan tindakan daripada Simon si kusta. Tiga hal wajar dapat dilakukan oleh manusia, itu pun tidak dilakukan oleh Simon si kusta, yaitu:
-       Membasuh kaki dengan air, itu adalah hal yang wajar.
-       Mencium pipi kiri pipi kanan, itu adalah hal yang wajar.
-       Meminyaki rambut Yesus, itu juga adalah hal yang wajar.
Sebaliknya, Maria melakukan ketiga perkara tersebut di kaki salib Tuhan. Menunjukkan bahwa Maria betul-betul seorang yang rendah hati. Sambil menangis, dia melakukan itu semua, berarti; dia menyesali, dia menyadari bahwa dia adalah seorang perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa.

Jangan sampai kita sudah berbuat dosa, tetapi tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan serta tidak mau menyadari dan menyesalinya, bahkan selalu merasa diri lebih benar, lebih suci, lebih layak, sama seperti Simon si kusta. Namun yang seharusnya dapat dia lakukan, itu pun tidak dilakukan oleh Simon si kusta. Sebaliknya, Maria datang di kaki salib Tuhan untuk melakukan 3 hal yang luar biasa.

Lukas 7:47
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."

Perlu untuk kita ketahui bersama-sama: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.
Jadi, orang yang banyak berbuat kasih, itu adalah tanda bahwa dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh Tuhan. Sedangkan orang yang sedikit diampuni; sedikit berbuat kasih, sedikit berkorban.

Kalau diukur dari ukuran kasih karunia, perempuan yang terkenal berbuat dosa ini limpah kasih karunia, digambarkan seperti seorang yang berhutang lima ratus dinar.
Tadi di atas kita sudah memperhatikan: Ada dua orang yang berhutang kepada si pelepas uang.
-       Orang yang pertama berhutang lima ratus dinar.
-       Orang yang kedua berhutang lima puluh dinar.
Tetapi karena mereka tidak sanggup membayar hutangnya, maka hutang-hutang itu dihapuskan. Lalu Yesus bertanya kepada Simon si kusta: “Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” Dan Simon menjawab: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.
Jadi, kalau Maria banyak berbuat kasih, itu adalah tanda bahwa dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh Tuhan. Sebaliknya, sedikit diampuni, sedikit berbuat kasih. Kalau kita banyak berbuat kasih di tengah ibadah pelayanan, itu merupakan cerminan bahwa dia menyadari kalau dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh Tuhan. Itu sebabnya dia tidak berhitung-hitung soal mempersembahkan minyak narwastu yang mahal, yang harganya tiga ratus dinar, dia tidak berhitung-hitung.

Kita pun tidak berhitung-hitung. Kita mengadakan Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) selama dua hari, tiga sesi dengan biaya yang tidak sedikit (menurut jumlah bilangan kita), tetapi biarlah itu semua kita persembahkan sebagai korban persembahan yang berbau harum, menyenangkan hati Tuhan.

Dalam 1 Petrus 1:18-19 dikatakan, dosa kita dihapuskan bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan emas dan perak, melainkan dengan darah yang mahal, darah Anak Domba yang tak bercacat dan tak bercela.

Markus 14:8-9
(14:8) Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. (14:9) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Setelah saya membaca ayat ini, saya terkejut, karena Tuhan memberi pengertian, bahwa:
Pada ayat 8: “Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania. Jadi, sebelum Yesus disalibkan dan mati, terlebih dahulu Maria meminyaki seluruh tubuh Yesus, dan itu merupakan persiapan untuk penguburan Yesus. Artinya, persiapan untuk menantikan kehidupan yang baru, sebab hidup lama akan berlalu diganti dengan hidup yang baru. Setelah Yesus mati, hari ketiga Yesus bangkit.
Apa yang dilakukan oleh Maria merupakan persiapan untuk penguburan Yesus, artinya; persiapan untuk menantikan langit dan bumi yang baru. Haleluya..

Pada ayat 9: Yesus berkata: “Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” Jadi, seluruh dunia ini akan selalu mengingat dia (Maria) karena apa yang dipersembahkannya itu betul-betul menyenangkan hati Tuhan.
Biarlah kiranya Pengajaran Mempelai ini betul-betul diterima dari Timur sampai ke Barat sampai ke seantero dunia ini.

Yohanes 12:7-8
(12:7) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. (12:8) Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Di sini kita dapat melihat dua tindakan yang berbeda, yaitu:
Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku” Berarti, Maria mempersembahkan korban persembahan yang berbau harum dan menyenangkan hati Tuhan, kesempatan itu hanya datang satu kali. Oleh sebab itu, jangan kita lewatkan hal itu dan biarlah itu kita kerjakan. Hal ini dikerjakan dari pihak Maria.

Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu” Berarti, kita bisa melakukannya setiap hari.
“… Tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” Artinya, mempersembahkan korban persembahan yang berbau harum, kesempatannya hanya satu kali. Untuk menantikan langit yang baru, untuk menantikan bumi yang baru, kesempatannya hanya datang satu kali, tetapi untuk memperhatikan orang miskin itu bisa dilakukan setiap hari.

YESUS, DIA YANG KAYA RELA MENJADI MISKIN, SUPAYA KITA YANG MISKIN MENJADI KAYA OLEH KEMISKINAN-NYA. PERHATIKANLAH KEHIDUPAN ORANG-ORANG YANG SENANTIASA MEMIKUL SALIB. PERHATIKANLAH KEHIDUPAN HAMBA TUHAN YANG MAU MERENDAHKAN DIRINYA, SEBAB ORANG MISKIN SELALU ADA SETIAP HARI, ORANG MISKIN ADA DI TENGAH-TENGAH KITA. YESUS RELA MENJADI MISKIN DI ATAS KAYU SALIB, OLEH SEBAB ITU, PERHATIKANLAH PEKERJAAN TUHAN, PERHATIKANLAH SALIB KRISTUS.
TETAPI KESEMPATAN UNTUK MEMPERSEMBAHKAN KORBAN PERSEMBAHAN YANG BERBAU HARUM, PERSEMBAHAN YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN, HANYA SATU KALI, UNTUK MENANTIKAN LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU.
JADI, JANGAN KITA PERNAH MERASA RUGI UNTUK MEMBAWA KORBAN PERSEMBAHAN YANG BERBAU HARUM SIFATNYA MENYENANGKAN HATI TUHAN.

Ketika Maria mempersembahkan minyak narwastu murni, bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Jadi, satu saja di antara kita mempersembahkan korban persembahan yang berbau harum, maka bau harum semerbak seisi ruangan ini.

Efesus 5:1-2
(5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih (5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Hiduplah di dalam kasih, karena Yesus Kristus telah mengasihi kita. Ia telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang berbau harum bagi Allah.

Kesempatan yang ada ini mari kita manfaatkan di dalam hal mempersembahkan korban persembahan yang berbau harum (menyenangkan hati Tuhan) datang hanya satu kali. Untuk menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, kesempatan hanya datang satu kali. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan ini.

2 Korintus 2:14
(2:14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

Dengan perantaraan kami Tuhan menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Di mana pun kita diutus, biarlah kita menyebarkan keharuman akan Tuhan.

2 Korintus 2:15
(2:15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

Selanjutnya, Rasul Paulus berkata: “bagi Allah kami -- rasul-rasul -- adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan -- di tengah-tengah mereka yang dilayani -- dan di antara mereka yang binasa.
Pelayanan mereka itu bau harum karena lewat pelayanan Rasul Paulus, dapat menyelamatkan orang miskin dan dapat menyelamatkan orang yang binasa -- upah dosa adalah maut --. Pelayanan yang semacam ini adalah pelayanan yang bau harum bagi Tuhan.

Inilah yang sedang kita kerjakan di hari-hari terakhir ini. Kalau kita melakukannya, itu adalah tanda bahwa kita sedang mempersiapkan diri untuk menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, itu merupakan persiapan hari penguburan Tuhan.
Untuk menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, kesempatan hanya datang satu kali. Jangan sia-siakan itu semua. Tetapi orang miskin ada di antara kita setiap hari, oleh sebab itu, mari kita memikul salib setiap hari, mari kita berkorban setiap hari untuk pekerjaan Tuhan. Di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan, supaya kita menjadi bau harum bagi Kristus.

Kalau kita datang beribadah dan melayani Tuhan dengan rendah hati, itu sama dengan kita berada di kaki salib Tuhan. Setiap peristiwa, setiap kejadian, setiap tindakan, biarlah semuanya itu terjadi di kaki salib Tuhan, karena memang kita mengerjakannya dengan segala kerendahan hati dan tidak berhitung-hitung dalam berkorban. Sebab persembahan yang berbau harum hanya datang satu kali untuk mempersembakannya, tetapi orang miskin setiap hari ada bersama dengan kita.
Ingat itu; untuk menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, kita harus mempersembahkan korban persembahan yang berbau harum dan menyenangkan hati Tuhan, sebab kesempatan hanya datang satu kali. Jangan lagi berhitung-hitung.

Bawalah korban persembahan yang berbau harum (menyenangkan hati Tuhan), sebab kesempatan hanya satu kali.
Semua tindakan-tindakan, semua pelayanan, semua pekerjaan pelayanan tetap ada di kaki salib Tuhan, artinya; kita melayani harus dengan rendah hati, tidak boleh dengan kesombongan, tidak boleh dengan kemampuan daging.
Tidak kalah penting, jangan kita menjadi orang yang pandai bersilat lidah. Ingat, orang yang cinta uang, selain menyimpang dari iman, juga menyiksa diri dalam berbagai duka, tersiksa untuk selama-lamanya dalam api neraka.

Menangislah, seperti Maria menangis di kaki salib Tuhan, ia tidak berhenti mencium kaki salib Tuhan. Basahilah kaki salib Tuhan dengan air matamu, tanda penyesalanmu atas kesombongan-kesombongan yang pernah terjadi selama ini. Selanjutnya diseka dengan rambut, artinya; segala hormat, segala puji, kemuliaan hanya bagi Dia. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman;
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment