KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, February 8, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 FEBRUARI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 FEBRUARI 2020


KITAB RUT
(Seri: 80)

Subtema: MODAL BEKERJA DI LADANG TUHAN; RENDAH HATI & KETEKUNAN.

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena rahmat-Nya, kasih dan kemurahan-Nya yang dinyatakan kepada kita, sehingga kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Mari segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Kita berdoa dan kita mohonkan kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini untuk melawat setiap kehidupan kita, sehingga kehadiran kita tidak menjadi sia-sia, ibadah ini mengandung janji dan kuasa baik sekarang maupun masa yang akan datang, nama Tuhan dipermuliakan.

Rut 2:18-19
(2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Secara khusus, kita memperhatikan kalimat ayat 18 bagian B, yaitu: “Dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu”, menunjukkan bahwa; Rut berada di dalam kelimpahan. Tandanya; Rut dapat berbagi atau Rut memberi hasil tuaian dari ladang itu kepada Naomi mertuanya itu.

Reaksi Naomi terhadap pemberian Rut:
1.     Naomi bertanya kepada Rut.
2.     Naomi memberi pernyataan atau tanggapan.

TENTANG: NAOMI BERTANYA KEPADA RUT.
Pertanyaan Naomi kepada Rut adalah “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan Naomi kepada Rut ini menunjukkan bahwa; Naomi sangat terheran-heran melihat hasil tuaian yang diberikan Rut kepada Naomi, mertuanya itu.

2 Korintus 9:6-7
(9:6) Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (9:7) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Perlu untuk kita ketahui bersama-sama:
1.     Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menuai banyak akan menuai banyak juga.
2.     Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, maksudnya;
-       Memberi jangan dengan sedih hati.
-       Memberi jangan dengan terpaksa.

Pertanyaannya: Mengapa memberi (berbagi) harus dengan rela hati?
Jawabnya: Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Biarlah kiranya kita berbagi dan memberi dengan kerelaan hati, dengan sukacita, bukan dengan terpaksa, apa pun yang dapat kita kerjakan di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon, baik tenaga, pikiran, waktu, uang, harta, kekayaan, baik materi yang kita punya, marilah kita berbagi dengan sukacita, dengan sukarela di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan ini.
Sebagaimana tadi Rut membawa hasil tuaian itu; dia berbagi, dia memberi kepada Naomi, mertuanya, itu adalah tanda bahwa Rut berada dalam kelimpahan kasih, sehingga dia dapat berbagi, dia memberi kepada Naomi, mertuanya itu.

Rasul Paulus mengatakan hal itu -- Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita -- kepada jemaat di Korintus, terkait dengan pengumpulan uang untuk Yerusalem, sesuai dengan yang tertulis dalam 2 Korintus 9:1-5, di mana perikop atau judulnya adalah “Pengumpulan untuk Yerusalem”.

Sebab itu, mari kita perhatikan 2 Korintus 9.
2 Korintus 9:2
(9:2) Aku telah tahu kerelaan hatimu tentang mana aku megahkan kamu kepada orang-orang Makedonia. Kataku: "Akhaya sudah siap sedia sejak tahun yang lampau." Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang bagi banyak orang.

Dengan terang-terangan, Rasul Paulus memegahkan Akhaya -- yang mewakili jemaat di Korintus -- kepada orang-orang Makedonia, dan berkata: “Akhaya sudah siap sedia sejak tahun yang lampau” di dalam hal pengumpulan uang untuk Yerusalem.
Yerusalem itu berbicara tentang ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Sementara Akhaya ini adalah yang mewakili seluruh sidang jemaat di Korintus.
Jadi, untuk kegiatan-kegiatan Roh/ibadah pelayanan sangat membutuhkan/memerlukan dana untuk dikumpulkan.
Jadi, di sini kita melihat; Rasul Paulus secara terang-terangan memegahkan jemaat di Korintus kepada orang-orang di Makedonia dengan berkata: “Akhaya sudah siap sedia sejak tahun yang lampau” di dalam hal pengumpulan uang untuk Yerusalem, sehingga kegiatan di dalam hal mengumpulkan uang atau dana untuk Yerusalem telah menjadi perangsang bagi banyak orang.

Tahun ini, jika Tuhan ijinkan kembali, kita akan mengadakan Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) selama dua hari, maka mulai dari sejak sekarang saya belajar untuk mengumpulkan uang, saya belajar untuk mengumpulkan dana untuk biaya Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT).
Hal ini semoga merangsang, semoga menjadi motivasi bagi seluruh sidang jemaat GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon.

2 Korintus 9:4-5
(9:4) supaya, apabila orang-orang Makedonia datang bersama-sama dengan aku, jangan mereka mendapati kamu belum siap sedia, sehingga kami -- untuk tidak mengatakan kamu -- merasa malu atas keyakinan kami itu. (9:5) Sebab itu aku merasa perlu mendorong saudara-saudara itu untuk berangkat mendahului aku, supaya mereka lebih dahulu mengurus pemberian yang telah kamu janjikan sebelumnya, agar nanti tersedia sebagai bukti kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yang dipaksakan.

Di sini kita melihat: Rasul Paulus mengutus beberapa orang untuk mendahuluinya untuk mengurus pemberian yang dijanjikan oleh sidang jemaat di Korintus beberapa tahun yang lampau, supaya nanti jemaat di Korintus ini -- secara khusus Akhaya -- tidak menjadi malu, sebab di atas tadi kita sudah melihat Rasul Paulus begitu rupa memegahkan jemaat di Korintus -- secara khusus Akhaya -- kepada orang-orang di Makedonia. Itu sebabnya Rasul Paulus mengutus beberapa orang mendahului dia supaya semua dana itu terkumpul dan tersedia, sehingga jemaat di Korintus -- secara khusus Akhaya -- tidak malu kepada orang-orang di Makedonia, karena Rasul Paulus sudah terlanjur memegahkan jemaat di Akhaya kepada orang-orang di Makedonia.

Jadi, memang, seharusnya, harus ada orang yang mendahului di dalam hal kegiatan mengumpulkan dana untuk Yerusalem, untuk ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya.
Ayo, kita berusaha untuk mendahului di dalam hal memberi supaya pemberian itu terkumpul sehingga kita tidak malu dengan ibadah, persekutuan sekaligus PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) yang sudah Tuhan percayakan kepada kita sekaliannya.

Di dalam hal ini, kita perlu memperhatikannya dengan sungguh-sungguh karena Tuhan sudah percayakan bagi kita sebuah wadah yang luar biasa, yang dahulu tidak pernah kita pikirkan, itulah PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT), yang harus kita pertahankan. Jangan sampai awalnya kita berbahagia, tetapi akhirnya nanti kita malu, jangan sampai seperti itu.
Sebab itu, harus ada orang yang mendahului di dalam hal mengumpulkan dana ini supaya pemberian itu terkumpul sehingga kita pun tidak malu, sementara Tuhan sudah percayakan dan megahkan kepada kita PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT).

Tadi kita sudah melihat;  Rasul Paulus mengutus beberapa orang mendahuluinya untuk mengurus pemberian yang dijanjikan oleh sidang jemaat di Korintus beberapa tahun yang lampau, tujuannya; supaya dana yang dikumpulkan itu telah tersedia, sebagai bukti kemurahan hati mereka, bukan sebagai pemberian yang dipaksakan.
Oleh sebab itu, kalau berkorban di dalam hal kegiatan untuk mengumpulkan dana; jangan terpaksa, melainkan harus dengan rela hati, harus dengan sukacita, sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Ayo, belajar semakin dewasa, termasuk dalam hal mengumpulkan dana. Tidak salah kita mengurusi keperluan kita, tetapi jauh lebih baik kita memperhatikan pekerjaan Tuhan.

Sekarang kita kembali memperhatikan 2 Korintus 9:8.
2 Korintus 9:8
(9:8) Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Sekali lagi saya menyampaikan dengan tandas: Kalau memberi janganlah dengan terpaksa, mengapa demikian? Sebab Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kita, sehingga;
1.     Berkecukupan di dalam segala sesuatu, bukan berkekurangan.
Kalau kita berbagi (memberi), seperti Rut berbagi kepada Naomi, mertuanya, itu bukan berarti ia tidak berkekurangan, tetapi itu adalah tanda kelimpahan, berkecukupan. Tuhan itu limpah kasih karunia supaya kita tetap dalam kecukupan. 
2.     Malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Dengan uang, dengan harta yang kita punya, kita berbagi untuk ini, untuk itu, untuk segala kegiatan-kegiatan di Yerusalem, itulah arti dari berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Kalau kita mampu memberi atau mengumpulkan dana untuk semua kegiatan-kegiatan yang ada, berarti berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Jadi, tidak usah takut kehabisan uang, tidak usah takut miskin, sebab Tuhan limpah dalam kasih karunia, Tuhan sanggup melimpahkan kasih karunia-Nya bagi kita.

Itulah sedikit tentang pertanyaan Naomi kepada Rut.

TENTANG: PERNYATAAN ATAU TANGGAPAN NAOMI KEPADA RUT.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Selain bertanya, Naomi memberikan pernyataan atau tanggapan kepada Rut, yaitu: “Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!
Dari pernyataan atau ungkapan Naomi, mertua Rut ini, terlihat ucapan syukur yang dalam atau ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Allah.

Mari kita kembali memperhatikan 2 Korintus 9.
2 Korintus 9:9-11
(9:9) Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." (9:10) Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; (9:11) kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

Tuhan menyediakan bagi penabur, sehingga setelah benih itu ditaburkan maka akan menumbuhkan buah-buah kebenaran, secara khusus kemurahan hati, yang membangkitkan syukur dan terima kasih kepada Allah.
Kemurahan hati itu membangkitkan atau menimbulkan ucapan syukur yang mendalam dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Allah.

Saya sampaikan kembali dengan tandas: Tuhan menyediakan benih bagi penabur, bagi kita yang mau menabur, bagi kita yang mau berbagi. Kemudian, apabila benih itu ditaburkan akan menumbuhkan buah-buah kebenaran, secara khusus kemurahan hati, yang membangkitkan dan yang menimbulkan ucapan syukur yang mendalam serta ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Allah.
Tuhan menyediakan benih bagi penabur, sama dengan; Tuhan menyediakan roti untuk di makan. Dan malam ini, Tuhan menyediakan roti untuk dimakan, sehingga lewat benih firman yang kita terima malam ini akan menumbuhkan buah-buah kebenaran, secara khusus kemurahan di hati kita ini yang membangkitkan ucapan syukur dan terima kasih setinggi-tingginya dari orang lain kepada Allah.

Murah hatilah di dalam melayani pekerjaan Tuhan, mengapa? Supaya orang lain nanti mengucap syukur yang dalam kepada Allah, orang lain mengucap terima kasih setinggi-tingginya kepada Allah. Jangan susah melayani pekerjaan Tuhan, harus murah hati. Ada kalanya kita dengan sengaja melawan hati nurani hanya karena iri, hanya karena kepentingan diri dan lain sebagainya, tetapi malam ini, jangan ada di antara kita yang mau dihentikan oleh pengertian yang bodoh, yaitu iri hati, kepentingan diri dan tidak rendah hati.
Tetapi biarlah kiranya betul-betul, apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus, di mana Tuhan menyediakan benih bagi penabur, Tuhan menyediakan roti untuk dimakan, sehingga apabila benih itu ditaburkan akan menumbuhkan buah-buah kebenaran, secara khusus kemurahan hati seorang pelayan Tuhan, seorang yang melayani pekerjaan Tuhan, seorang yang bekerja di ladang Tuhan. Oleh kemurahan di tengah-tengah ibadah pelayanan itu nanti, orang lain mengucap syukur yang dalam, orang lain mengucap terima kasih setinggi-tingginya kepada Tuhan.
Jangan sampai karena kebodohan kita, orang lain tidak mengerti mengucap syukur. Dewasalah menyikapi benih yang disediakan oleh Tuhan kepada penabur dan roti untuk dimakan.

2 Korintus 9:12-13
(9:12) Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. (9:13) Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,

Pelayanan kasih yang berisi pemberian;
-       Selain mencukupkan keperluan orang-orang kudus,
-       Juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah,
-       Orang lain turut memuliakan Allah.

Jangan kita ragu di dalam hal pelayanan kasih yang berisi pemberian, di mana pemberian -- kita berbagi kepada orang lain -- didorong oleh karena kemurahan hati, sehingga selain mencukupkan keperluan orang-orang kudus, juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah, dan orang lain turut memuliakan Allah.

2 Korintus 9:14
(9:14) sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.

Akhirnya, kalau pelayanan kasih yang berisi pemberian itu kita kerjakan dengan sukarela, kita kerjakan dengan sukacita, kita kerjakan dengan segala kemurahan hati, maka orang semacam ini akan dirindukan oleh orang lain karena kasih karunia Allah betul-betul melimpah.
Biarlah kiranya pelayanan kita di hadapan Tuhan -- lewat PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) untuk membagikan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel -- dirindukan oleh orang lain karena kita mau mengerjakan semua itu karena didorong oleh kemurahan hati. Itulah pelayanan yang berisikan pemberian.

Demikianlah kiranya keberadaan Rut di hadapan Tuhan; dia memang bangsa kafir plus seorang janda, tetapi dia adalah seorang pribadi yang cekatan; rendah hati dan dewasa secara rohani.

Kita kembali memperhatikan Rut 2:19.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Selanjutnya Rut berkata kepada Naomi, mertuanya: “Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.” Hal itu Rut katakan untuk menjawab pertanyaan Naomi, mertuanya itu.
Sedangkan Boas adalah gambaran dari pribadi Tuhan Yesus Kristus. Pendeknya: Rut bekerja di ladang Boas.

Mari kita lihat HAMBA yang sedang BEKERJA DI LADANG TUHAN.
1 Korintus 3:5-9
(3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (3:7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (3:8) Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. (3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Dari pembacaan ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa: Orang yang bekerja di ladang Tuhan tidak menganggap dirinya penting, selain hanya untuk memperhatikan ladang Tuhan.

Rasul Paulus berkata: “Kami adalah kawan sekerja Allah”, berarti dia bekerja di ladang Allah, selanjutnya dia berkata: “Kamu adalah ladang Allah.” Dan tadi Rasul Paulus dengan tandas berkata: “Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
Jadi, sudah sangat jelas; orang yang bekerja di ladang Tuhan tidak menganggap dirinya terlalu penting, selain hanya untuk memperhatikan ladang Tuhan saja. Bagaimana kita melihat Injil Yohanes 4, Yesus mengajarkan hal itu kepada 12 (dua belas murid); Dia sangat memperhatikan orang miskin, sangat memperhatikan orang yang hina, sangat memperhatikan orang papah, orang yang tidak berdaya, sebagaimana Yesus memperhatikan perempuan Samaria sebagai ladang tuaian, tidak menganggap diri-Nya penting.
Bayangkan, kalau seseorang berbicara dengan seorang wanita tuna susila atau seorang perempuan najis, bagi orang Farisi dan ahli Taurat, itu adalah sesuatu yang najis sebagaimana waktu Maria menuangkan minyak narwastu. Ketika Simon si kusta itu menjamu Yesus untuk makan di rumahnya, Maria datang di kaki salib Tuhan untuk mempersembahkan minyak narwastu yang mahal pada kesempatan itu.
Lalu Simon si kusta, orang Farisi, berkata: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Perkataan itu menunjukkan bahwa dia merasa diri paling benar, paling suci, dan menganggap bahwa Yesus sudah bersama dengan orang najis.
Kalau memang betul-betul kita mengabdi kepada Tuhan, bekerja di ladang Tuhan, maka kita tidak terlalu mengaggap diri penting, selain hanya untuk memperhatikan ladang Tuhan saja.
Di sini pun saya banyak belajar; bagi saya, semua orang di mata saya adalah sama, dan saya harus belajar untuk menyatakan kasih dari sorga kepada semua orang dengan sama. Saudara dapat melihat itu kalau saudara memperhatikan saya.

Kita belajar dalam hal ini, yaitu jangan menganggap diri penting kalau memang mengabdikan diri kepada Tuhan dan pekerjaan Tuhan, selain memperhatikan ladang Tuhan saja.
Jadi, dapat kita mengambil kesimpulan: Orang yang bekerja di ladang Tuhan harus bekerja dengan segala kerelaan hatinya sebagai tanda kerendahan hati dari seorang pekerja di ladang Tuhan. Dan itu telah dibuktikan oleh Rut sendiri di hadapan Tuhan.

Rut 2:2-3, 7
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."

Rut bekerja di ladang Boas dan bertekun disertai dengan kerendahan hatinya.
Sebagai bukti:
-       Memungut jelai di belakang penyabit-penyabit, menunjuk; kerendahan hati dari Rut, tanda bahwa ia tidak mau menonjolkan diri saat bekerja di ladang Tuhan.
-       Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti, singkatnya; sibuk tiada berhenti, menunjuk; ketekunan. Ayo, yang bekerja di ladang Tuhan harus bertekun bekerja di ladang Tuhan, bertekun melayani pekerjaan Tuhan. Sibuk tiada berhenti, ini berbicara tentang ketekunan dari seorang hamba Tuhan, ketekunan dari seorang yang bekerja di ladang Tuhan.

Pendeknya: Rendah hati dan bertekun adalah modal yang berharga untuk bekerja di ladang Tuhan.
Hal ini tidak boleh diabaikan begitu saja oleh seorang yang bekerja di ladang Tuhan, sebab itu merupakan modal berharga (penting) dan berarti bagi kita semua kalau mau mengabdikan diri kepada Tuhan, kalau mau bekerja di ladang Tuhan.
Biarlah hal ini dicatat dengan rapi, termeterai di dalam hati dan pikiran kita semua. Modal ini jangan diboroskan, sebab ini adalah modal yang sangat berharga. Kita akan melihat pembuktiannya.

Modal bekerja di ladang Tuhan, YANG PERTAMA: KETEKUNAN.
Dalam Wahyu 14:6-11 berbicara tentang pemberitahuan tentang penghakiman, sedangkan pada Wahyu 14:12 dikatakan yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus.
Mari kita akan melihat pembuktiannya kalau memang ketekunan itu sangat penting dan berharga sebagai modal bagi seorang yang bekerja di ladang Tuhan.

Wahyu 14:6-7
(14:6) Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, (14:7) dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

MALAIKAT YANG PERTAMA terbang di tengah-tengah langit, kemudian padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan.
Artinya; seorang gembala sidang harus memiliki Pengajaran Salib untuk diberitakan.
Injil kekal adalah Pengajaran Salib yang harus diberitakan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang Tuhan percayakan kepada kita.

Adapun isi dari Pengajaran Salib ialah:
Yang Pertama: “TAKUTLAH AKAN ALLAH.
Berarti, ajaran ini mengajarkan kita untuk membenci dosa kejahatan dan dosa kenajisan, sebab orang yang takut akan Tuhan benci pada dosa.
Kalau seseorang membenci dosa, benci kejahatan dan benci kenajisan, sama artinya ia menghargai korban Kristus, karena setiap orang dari bangsa kafir dibenarkan oleh iman, dibenarkan oleh darah salib Kristus -- sesungguhnya itu adalah kasih karunia, kemurahan bagi kita, bangsa kafir --.

Jika dikaitkan menurut susunan pola Tabernakel, menghargai korban Kristus terkena pada HALAMAN.

Adapun isi dari Pengajaran Salib ialah:
Yang Kedua: “MULIAKANLAH DIA.
Ajaran ini terkait dengan persembahan.
-       Kalau kita perhatikan dalam Amsal 3:9, “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.
-       Kemudian kalau kita perhatikan suratan yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 12:1, “Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Tidak mungkin kita memuliakan Tuhan tanpa membawa korban dan persembahan, tidak mungkin kita datang memuliakan Tuhan tanpa mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.
Jadi, muliakanlah Dia itu terkait dengan persembahan, yaitu;
-       Mempersembahkan tubuh kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan.
-       Mempersembahkan harta dan hasil pertama kepada Tuhan.

Jika dikaitkan menurut susunan pola Tabernakel, “Muliakanlah Dia” terkena pada RUANGAN SUCI, di situ kita memuliakan Tuhan, dan kita membawa korban dan persembahan.

Adapun isi dari Pengajaran Salib ialah:
Yang Ketiga: “SEMBAHLAH DIA.
Berarti, membawa kehidupan rohani kita sampai kepada puncaknya, sampai kepada derajat yang tinggi, dengan lain kata; hidup di dalam penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan, sama dengan; taat kepada kehendak Allah, bukan lagi kepada keinginan sendiri.

Jika dikaitkan menurut susunan pola Tabernakel, “Sembahlah Dia” terkena pada RUANGAN MAHA SUCI.

Kalau kita perhatikan Wahyu 8:3-4, di mana malaikat yang kuat itu mempersembahkan ukupan. Kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dibakar, sehingga asap dupa kemenyan itu naik di hadirat Tuhan, itulah yang menjadi doa penyembahan dari orang-orang kudus.
Berarti, sembahlah Dia, sama artinya; membawa kehidupan rohani kita sampai kepada puncaknya, sampai kepada derajat yang tinggi, dengan lain kata; hidup dalam penyerahan diri sepenuh, dengan tanda; taat kepada kehendak Allah, bukan lagi taat kepada kehendak sendiri.

Itulah isi dari Pengajaran Salib. Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan percayakan kepada kita Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel sekaligus telah memberikan diri kita untuk digembalakan sampai akhirnya nanti membawa wujud rohani kita sampai kepada puncaknya.

Sekarang kita akan memperhatikan ALASAN UNTUK MEMBERITAKAN PENGAJARAN SALIB.
Wahyu 14:7
(14:7) dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Alasan seorang malaikat sidang jemaat atau gembala sidang memberitakan Pengajaran Salib ialah:
Yang Pertama: “KARENA TELAH TIBA SAAT PENGHAKIMAN-NYA”.
Telah tiba saat penghakiman-Nya, sama artinya; kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Jika kita perhatikan ciri-ciri dan tanda-tanda zaman yang saat ini sedang terjadi; di setiap daerah di Nusantara ini -- tanah Pertiwi, Indonesia Raya dari Sabang sampai Merauke -- terjadi banjir, longsor, banjir bandang, air sungai meluap, gunung meletus, sehingga baru saja turun hujan 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam, Jakarta tergenang oleh air, semua harta benda raib dan berenang, bahkan hampir setiap hari ada saja wilayah yang tergenang oleh air, ada yang setinggi 4 (empat) meter, ada yang setinggi 3 (tiga) meter.
Itulah Pengajaran Salib yang memberi pengertian kepada kita akan hari penghakiman-Nya yang telah tiba, memberi hikmat bagi kita tentang kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi, sehingga kita bisa mengerti akan tanda-tanda zaman di hari-hari terakhir ini.

Berbeda kalau seorang hamba Tuhan sibuk berbicara tentang dongeng, cerita nenek moyang, cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, sibuk menceritakan seisi dunia ini,  sehingga keadaan dari sidang jemaat yang dilayani jaraknya terlalu jauh dari sorga karena sidang jemaat pada akhirnya tidak mengerti tanda-tanda zaman di mana hari penghakiman telah tiba.
Tetapi puji Tuhan, Tuhan itu penuh kasih dan rahmat kepada sidang jemaat GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon.

Alasan seorang malaikat sidang jemaat atau gembala sidang memberitakan Pengajaran Salib ialah:
Yang Kedua: “KARENA DIA YANG TELAH MENJADIKAN LANGIT DAN BUMI DAN LAUT DAN SEMUA MATA AIR”.
-       Langit = cakrawala, menunjuk; takhta Allah. Gambaran dari takhta Allah itulah ibadah dan pelayanan. Saat ini kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, kita patut bersyukur.
-       Bumi = tanah = daratan, menunjuk; tumpuan kaki Tuhan. Kita ini terbuat dari tanah liat, dibentuk dari tanah liat, oleh sebab itu biarlah kita merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan, menjadi tumpuan kaki Tuhan, merendahkan diri serendah-rendahnya.
Dia yang menjadikan kita sebagai orang yang rendah hati, Dia yang menjadikan kita sebagai tumpuan kaki Tuhan, karena pada dasarnya, untuk merendahkan diri di tempat yang paling rendah, bagi pemikiran manusia adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Apalagi kalau Hak Asasi Manusia (HAM) sudah diijak-injak, hak seseorang digagahi atau dirampas orang lain, hal ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal bagi banyak orang. Itu sebabnya banyak orang yang masuk ke dalam persidangan dengan menyewa pengacara, menyewa banyak pengacara, bahkan menyewa pengacara terkenal untuk membela haknya. Kalau apa yang dilakukan orang itu adalah benar, hal itu masih masuk akal jika ia menyewa pengacara, tetapi kadang kala sudah berbuat salah pun, masih saja menyewa pengacara untuk membenarkan diri dalam kesalahan.
Jadi, merendahkan diri serendah-rendahnya dan menjadi tumpuan kaki Tuhan merupakan hal yang sangat sulit untuk diterima oleh logika manusia. Maka kalau hari ini kita bisa rendah hati, merendahkan diri di hadapan Tuhan, itu karena Dia telah menjadikan kita rendah hati.
-       Laut. Lautan dunia ini mulai dari Timur sampai ke Barat, Utara sampai ke Selatan, semuanya itu berasal dari Tuhan.
-       Mata air, berarti sumber air kehidupan, jelas ini menunjuk kepada; firman Allah. Sampai malam ini, kita berada pada sumber air kehidupan, kita boleh menikmatinya dan meminumnya secara cuma-cuma, itu semua karena kemurahan Tuhan, karena dia telah menjadikan itu.
Kalau kita boleh berada pada sumber air kehidupan (mata air) dan minum dari situ, itu karena Tuhan yang menjadikannya. Jadi, kalau kita menikmati pembukaan firman, itu karena Tuhan yang menjadikannya, bukan karena kita hebat, bukan karena kita mempunyai pendidikan yang tinggi, tidak, melainkan karena Dia telah menjadikannya.
Coba bayangkan kalau tidak ada mata air, dari mana kita minum? Dari mana kita menikmati kemurahan Tuhan untuk melepaskan rasa dahaga ini? Jika tidak ada mata air, semua orang akan mengalami kehausan; haus jabatan, haus kedudukan, haus dalam dosa kejahatan dan kenajisan, tetapi puji Tuhan, malam ini kita datang kepada mata air, kita dipuaskan dari rasa dahaga kita ini semua, karena Tuhan yang menjadikan.
Sekali lagi saya tandaskan; kalau kita lepas dari rasa dahaga, itu karena Tuhan yang menjadikan.

Wahyu 14:8
(14:8) Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."

MALAIKAT YANG KEDUA berkata: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.
Ini merupakan salah satu tugas dari malaikat sidang jemaat, ini merupakan salah satu tugas dari gembala sidang atau pemimpin rumah Tuhan, yaitu untuk memberitahukan bahwa keberadaan Babel itu sudah rubuh. Ini adalah hal penting.

Babel itu harus rubuh. Babel adalah tempat burung-burung yang najis, roh-roh najis bersembunyi, dan oleh karena roh najis ini maka terhambatlah pembangunan tubuh Kristus, sehingga oleh karena roh najis inilah terbentuklah pembangunan tubuh Babel. Tetapi malaikat yang kedua berkata: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu”.
Ini semua mengandung makna yang begitu dalam, yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Hati kita tidak boleh dipengaruhi oleh situasi kondisi pada saat kita mendengar firman Tuhan, melainkan harus terus terarah kepada Kristus, Kepala, tidak boleh dipengaruhi oleh perasan manusia daging.

Wahyu 7:3-4
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" (7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Di sini kita melihat: Jumlah mereka yang dimeteraikan dari 12 (dua belas) keturunan Israel adalah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah dimeteraikan.
Pendeknya: Meterai Roh Kudus adalah jaminan sehingga tidak turut dirusak bersama dengan bumi, laut dan pohon-pohonan.

Biarlah saudara bisa mengerti apa yang saya maksud, semoga saudara mengerti apa yang saya sampaikan ini, mengerti isi dari pemberitaan ini. Mintalah Roh Tuhan untuk memberi pengertian.

Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama dengan 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah dimeteraikan. Berarti, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa, -- dalam tulisan yang lain -- juga tertulis nama kota Allah-Nya, itulah Yerusalem yang baru, bahkan di dalam Yehezkiel 9:4 tertulis huruf T di dahi mereka.
Itulah hamba-hamba Allah yang mengasihi Allah telah dimeteraikan menjadi milik kepunyaan Allah supaya mereka jangan turut dimusnahkan seperti Tuhan akan memusnahkan bumi, laut dan pohon-pohonan, termasuk Babel, tubuh kenajisan.

Hal inilah yang harus disampaikan oleh seorang malaikat sidang jemaat, ini yang harus disampaikan oleh gembala sidang, dan harus memberitahukan: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu” yang membuat gereja Tuhan rusak oleh karena anggur hawa nafsu percabulannya.
Ini harus disampaikan dengan tegas supaya jangan ada kenajisan berkuasa di tengah ibadah dan pelayanan, terkhusus seorang imam.
Tuhan mau kita semua menjadi milik kepunyaan-Nya, Tuhan mau supaya kehidupan kita jangan dirusak bersama dengan pohon-pohonan, laut dan bumi nanti. Babel kota besar akan rubuh, tetapi milik kepunyaan Allah akan dipelihara oleh Tuhan. Inilah jaminan apabila kita tergembala dengan baik, dan ini harus disampaikan oleh gembala sidang, sebab itu saudara harus bersyukur dan berterima kasih dengan pelayanan kasih yang berisi pemberian, yaitu kemurahan hati Tuhan sehingga kita limpah kasih karunia dan ucapan syukur kepada Tuhan.

2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Sebagai tanda milik kepunyaan Allah, telah dimeteraikan dengan Roh Kudus.
Jadi, Roh Kudus yang dimeteraikan oleh Tuhan dalam hati kita, kehidupan yang diurapi, itu adalah jaminan bahwa kita adalah milik kepunyaan Allah supaya kita jangan turut dimusnahkan seperti akhirnya nanti langit, bumi, dan laut yang pertama akan berlalu, termasuk pohon-pohonan, sekaligus bahwa kota Babel besar itu sudah rubuh.
Tetapi milik kepunyaan Allah telah dimeteraikan, itu adalah jaminan supaya kita jangan turut binasa, supaya kita jangan turut dirusak.

Efesus 4:30
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Oleh sebab itu, jangan lagi kita mendukakan Roh Kudus. Jangan buat Roh Kudus berduka.
Hai imam-imam, hai pelayan Tuhan, jangan lagi buat Roh Kudus berduka. Saat kapan Roh Kudus berduka? Saat terjadi kematian rohani. Kematian rohani, berarti; hidup dalam hawa nafsu daging, sebab daging itu mati dan roh yang memberi hidup.

Menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali, jangan kita mendukakan Roh Kudus, sebab meterai Roh Kudus merupakan jaminan bahwa kita adalah tanda milik kepunyaan Allah.
Ayo, jangan buat Roh Kudus berduka. Sebagai seorang pelayan Tuhan, hiduplah di dalam Roh Tuhan, hiduplah dalam pimpinan Roh Tuhan. Biarlah Roh Tuhan berkuasa. Jangan biarkan hawa nafsu dan keinginan dagingmu membuat kerohanianmu mati menjelang kedatangan Tuhan.

Maka saya pun dalam hal ini bertanggung jawab kepada sidang jemaat, jiwa saudara, nyawa saudara, sebab itu saya juga akan berkata: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu” yang mabuk dengan hawa nafsu percabulannya, sehingga banyak orang dirusak.
Mengapa saya harus sampaikan ini? Karena saya bertanggung jawab terhadap sidang jemaat, terhadap nyawa saudara, jiwa saudara. Tetapi kalau saudara masih suka berontak, mengambil jalan sendiri, saya tidak habis pikir, karena Tuhan sudah perhatikan jiwa saudara, sebab itu Tuhan bukakan firman-Nya sampai malam ini, itu pekerjaan dari malaikat sidang jemaat.
Kalau malaikat sidang jemaat menyatakan: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu”, berarti dia bertanggung jawab, dia tidak takut, dia tidak ragu di dalam hal menyampaikan Pengajaran Salib sekalipun ada teguran yang menusuk karena dosa kejahatan dan terlebih kenajisan yang begitu luar biasa itu.

Wahyu 14:9-11
(14:9) Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, (14:10) maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. (14:11) Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."

MALAIKAT YANG KETIGA -- itulah gembala sidang --, dalam ajarannya di sini melarang untuk;
-       Melarang untuk menyembah binatang (antikris) dan patungnya, yaitu segala berhala-berhala.
-       Melarang untuk menerima tanda atau cap meterai dari antikris di dahi atau pun di tangan kanan-Nya.
Sebab resiko apabila melanggar, ia akan disiksa oleh api dan belerang siang dan malam selama-lamanya.

Kalau kita hari ini sedapat mungkin bisa beribadah dan melayani Tuhan, itu adalah kemurahan dari pada Tuhan. Jangan sampai karena bisnis, karena usaha, karena uang, karena harta, kekayaan, kedudukan, karena menuntut ilmu pendidikan, juga karena overtime bekerja lalu tinggalkan ibadah pelayanan, itu sama dengan menyembah binatang dan menyembah patungnya, menyembah berhala.
Segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan itu adalah berhala. Meninggalkan Tuhan karena pekerjaan, itu berhala. Meninggalkan ibadah dan pelayanan karena perkara lahiriah dan kesibukan yang lain, itu berhala.
Sebab itu, sedapat mungkin, kalau kita masih ada kesempatan untuk mengusahakan ibadah dan pelayanan ini, ayo, kerjakanlah sedapat mungkin. Karena kalau tidak, mereka yang menyembah binatang dan patungnya, kemudian mereka yang menerima cap meterai dari antikris di dahi atau pun tangan kanannya, akan disiksa oleh api belerang siang dan malam  selama-lamanya.

Sebetulnya, kita ini adalah kehidupan-kehidupan yang sangat diperhatikan Tuhan. Kalau sampai hari ini kita lepas dari patung (penyembahan berhala) -- berhala apa pun di atas muka bumi ini --, itu karena perhatian Tuhan. Kalau tidak, nanti kita akan disiksa siang malam oleh api belerang selama-lamanya, selamanya disiksa, tetapi mereka yang diselamatkan; selamanya bahagia dalam Kerajaan Sorga.
Jadi, kita tidak usah bersungut-sungut dengan sengsara salib, aniaya karena firman, sebab itu adalah cara Tuhan untuk kita dapat berjumpa dengan Dia kembali. Tanah yang hina bisa bertemu kembali dengan Dia yang mulia hanya dengan Pengajaran Salib/salib yang telah mendidik kita.

Wahyu 14:12
(14:12) Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Oleh sebab itu, yang penting di sini adalah ketekunan orang-orang kudus. Tujuannya; untuk mengerti tiga ajaran yang disampaikan oleh ketiga malaikat sidang jemaat (gembala sidang).
Itulah yang dikerjakan oleh Rut; ia bertekun, tidak berhenti sedikit pun saat bekerja di ladang Boas, itu berbicara tentang ketekunan.

Mari kita lihat KETEKUNAN.
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Di sini kita melihat ada tiga kata:
1.     Iman … ayat 22.
2.     Pengharapan … ayat 23.
3.     Kasih … ayat 24.

Perikop ayat ini adalah “Ketekunan”, yang dikaitkan dengan ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok berdasarkan pola Tabernakel (pola Kerajaan Sorga):
-       IMAN, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
-       PENGHARAPAN, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, terkena pada PELITA EMAS.
-       KASIH, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, terkena pada MEZBAH DUPA.

Ibrani 10:25-26
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Kalau seseorang meninggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, darah Yesus tidak berlaku atas dia. Hanya darah Yesus yang sanggup menebus dan menyelamatkan kehidupan kita masing-masing.
Oleh sebab itu, biarlah kita saling mendorong, saling menasihati antara satu dengan yang lain di dalam kasih, supaya kita jangan menjauhkan diri dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, sebab resikonya; darah Yesus tidak berlaku atas dia.
Apalagi imam-imam, jika dengan sengaja meninggalkan ibadah, maka darah Yesus tidak akan berlaku atas dia.

Jika Tuhan ijinkan, biarlah tahun ini tidak ada seorang pun imam yang meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah, melainkan harus tekun dalam tiga macam ibadah. Kalau tidak, biar ia turun dulu dari pelayanan.

Wahyu 14:12
(14:12) Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

“Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus.” Orang yang bertekun adalah orang yang menuruti firman Allah. Orang yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok sudah pasti mengikuti perintah Allah.
Tidak mungkin orang yang di luaran sana bisa mengerti untuk menuruti perintah Allah, tetapi yang mengerti untuk menuruti perintah Allah adalah orang yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok, mereka itulah orang-orang yang menuruti Firman Allah.

Wahyu 3:8
(3:8) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

Orang yang menuruti firman Allah adalah orang yang tidak menyangkal nama Tuhan dan tidak malu mengakui Tuhan dan salib-Nya, tidak malu merendahkan diri saat memikul salib di tengah keramaian.

Tetapi lihat, Tuhan berkata kepada jemaat di Filadelfia: “Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.
-       Kalau Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup.
-       Kalau Ia menutup, tidak ada seorang pun yang dapat membukanya.
Berarti, kalau Tuhan membuka pintu bagi sidang jemaat di Filadelfia, itu adalah kemurahan Tuhan.
Kalau pintu terbuka, berarti kita masuk, bukan untuk keluar lagi. Sekarang kita berada di dalam takhta kasih karunia, bukan untuk keluar dari dalam, tetapi untuk seterusnya berada di dalam dan selama-lamanya, sampai di dalam kekekalan sampai selama-lamanya, dimulai dari sekarang.

Itulah orang yang menuruti perintah Tuhan; tidak menyangkal nama Tuhan, tidak malu saat merendahkan diri, tidak malu saat memikul salib di tengah keramaian.
Tuhan membuka pintu yang tidak dapat ditutup oleh siapa pun. Kalau Tuhan menaikkan, tidak ada yang dapat menjatuhkan kita.

Malam ini saya tidak bisa menerangkan lagi tentang kerendahan hati, karena dibatasi oleh waktu. Memang saya sudah sampaikan pemberitaan firman Tuhan ini selama satu jam dua puluh menit, tetapi saya akan singkatkan saja tentang kerendahan hati.

Modal bekerja di ladang Tuhan, YANG KEDUA: KERENDAHAN HATI.
Rut 2:7
(2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."

Mengumpulkan jelai di belakang penyabit-penyabit, itu berbicara tentang kerendahan hati, tanpa penonjolan diri.

Mazmur 22:27
(22:27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!

Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, sama seperti Rut menuai jelai di belakang penyabit-penyabit.

Mazmur 37:11
(37:11) Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.

Orang yang rendah hati;
1.     Mewarisi negeri.
2.     Bergembira karena kesejahteraan dari Tuhan berlimpah-limpah.
Ayo, belajar rendah hati, tinggalkan dan lepaskan diri dari roh tinggi hati.

Rut 2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."

Kalau kita melayani dengan kerendahan hati, tandanya adalah murah hati, mengapa demikian? Karena orang yang bekerja di ladang Tuhan (penyabit-penyabit) adalah orang yang murah hati.

Di sini kita melihat; dalam kerendahan hati, dia memungut jelai di belakang penyabit-penyabit.
Siapa penyabit-penyabit? Adalah orang yang bekerja di ladang Tuhan. Siapa orang yang bekerja di ladang Tuhan? Adalah orang yang murah hati. Dan karena penyabit-penyabit itu rendah hati, dia juga turut murah hati.
Jadi, orang yang rendah hati, tandanya; murah hati. Tidak ada orang yang rendah hati, tidak murah hati. Semua orang yang rendah hati pasti murah hati.

2 Korintus 9:5
(9:5) Sebab itu aku merasa perlu mendorong saudara-saudara itu untuk berangkat mendahului aku, supaya mereka lebih dahulu mengurus pemberian yang telah kamu janjikan sebelumnya, agar nanti tersedia sebagai bukti kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yang dipaksakan.

Mari kita mengadakan kegiatan di dalam hal mengumpulkan dana untuk Yerusalem untuk kegiatan-kegiatan rohani, di mana pemberian itu bukan diberikan dengan terpaksa, tetapi dengan segala kerelaan hati, memberi dengan segala sukacita.
Berarti dengan demikian, pemberian jemaat di Korintus ini adalah sebagai bukti kemurahan hati mereka, bukan lagi sebagai pemberian yang dipaksakan.

Jadi, rendah hati, tandanya; murah hati, seperti Rut menyabit di belakang penyabit-penyabit, di belakang orang yang murah hati. Orang yang bekerja di ladang pasti murah hati, dan karena Rut berada di belakang orang yang murah hati, maka ia turut juga murah hati.
Ayo, mari kita berlomba-lomba merendahkan diri supaya semua orang menjadi murah hati.

Kolose 3:12
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Jubah atau pakaian dari seorang imam, seorang yang bekerja di ladang Tuhan adalah kerendahan hati dan kemurahan hati.
Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment