KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 28, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 FEBRUARI 2020



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 FEBRUARI 2020


KITAB KOLOSE
(Seri: 85)

Subtema: KETEKUNAN SUPAYA BERSATU
               (YANG TERUTAMA IALAH KASIH)

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Tidak lupa saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, karena Tuhan Yesus baik dan kasih-Nya kekal sampai selama-lamanya. Kemurahan-Nya dinyatakan sehingga Tuhan menghimpunkan kita sehingga kita boleh datang menghadap takhta kasih karunia lewat Ibadah Doa Penyembahan, dan kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan, dan biarlah kiranya firman itu membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan, supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.

Mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Yang terutama dari semuanya itu ialah kasih.

Jadi, setelah kita mendapat kemurahan lewat pembukaan firman dari ayat 12-13, selanjutnya Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Kolose: Yang terutama dari semuanya itu ialah kasih.
Mengapa demikian? Sebab kasih berfungsi sebagai tali atau pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Berkaitan dengan itu, kita akan memperhatikan Yohanes 17.
Yohanes 17:20-22
(17:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (17:22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

Doa dan kerinduan Yesus, Anak Allah, yang terbesar adalah supaya gereja Tuhan menjadi satu, sama seperti Bapa dan Anak adalah satu.

Yohanes 17:23
(17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Perlu untuk diketahui: Gereja Tuhan akan sempurna, kalau gereja Tuhan sudah bersatu.
Kesatuan itu;
-       Dimulai dari dalam nikah rumah tangga.
-       Semakin bertambah besar; di dalam penggembalaan.
-       Makin berkembang lagi; antar penggembalaan.
-       Makin berkembang lagi; antar denominasi gereja.
-       Sampai pada akhirnya nanti; bangsa Israel bersatu dengan bangsa kafir.
Sama dengan; sempurna.
Sempurna, berarti; tidak ada kekurangan suatu apa pun, tidak ada lagi gap (jarak) antara seorang dengan yang lain, tidak terlihat lagi kelemahan-kelemahan sehingga ada penyatuan, sama dengan; sempurna.

Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

“… Yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.” Artinya, kafir dan Israel sudah menjadi satu oleh karena kasih Allah.
Singkatnya, kasih Allah berfungsi sebagai tali atau pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan supaya kita semua menjadi sempurna.

Efesus 2:14-15
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

Berarti dengan demikian, Kristus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.
Perseteruan, menunjuk; hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya.
Perlu untuk diketahui: Masalah tidak akan pernah selesai selama seseorang berada (hidup) di bawah hukum Taurat, bahkan masalah akan bertambah besar dan semakin meruncing jika hidup seseorang masih berada di bawah hukum Taurat.
Akibatnya; semakin terlihatlah perbedaan sehingga antara yang satu dengan yang lain tidak memiliki titik temu, yaitu penyatuan, dengan lain kata; gereja tidak bersatu.

Jadi, perseteruan itu menunjuk kepada hukum Taurat, itulah tembok pemisah sehingga kita tidak memiliki titik temu -- yaitu penyatuan -- dan akhirnya gereja Tuhan tidak bersatu.
Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat.” Memang, tidak seorang pun dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat. Justru oleh hukum Taurat itulah orang mengenal dosa, sesuai dengan Roma 3:20.
Jadi, hukum Taurat itu menjadi pemicu terjadinya perselisihan. Hukum Taurat itu adalah tembok pemisah yang menimbulkan perseteruan.

Roma 13:8,10
(13:8) Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. (13:10) Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

“… Kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” Berarti, penggenapan dari hukum Taurat adalah kasih, sehingga barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Kalau seseorang hidup di bawah hukum Taurat, banyak kurang-kurangnya, banyak kelemahan terdapat di sana, menimbulkan perseteruan sehingga menjadi tembok pemisah, sehingga tidak ada titik temu antara yang satu dengan yang lain.
Tetapi di sini dikatakan: “Kasih adalah kegenapan hukum Taurat”, sehingga barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Sebab itu, biarlah kiranya hendaklah kita saling mengasihi sesama manusia, tidak saling menyakiti baik lahir maupun batin.

Sebagai bukti bahwa “Barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Roma 8:3
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan, sebab hukum Taurat tidak berdaya oleh daging, dengan lain kata; hukum Taurat itu lemah oleh karena keinginan-keinginan daging yang jahat. Hukum Taurat lemah oleh daging, yaitu; keinginan-keinginannya yang jahat itu.
Oleh sebab itu, Yesus Kristus rela mati di atas kayu salib. Tujuannya; supaya tuntutan hukum Taurat itu digenapi dalam kita.
Siapa yang mengasihi sesamanya, ia telah memenuhi hukum Taurat, sebagaimana Yesus, Anak Allah, rela mati di atas kayu salib dengan satu tujuan; supaya tuntutan hukum Taurat itu digenapi dalam kita.
Jadi, barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Yesus datang ke dunia ini untuk menggenapi hukum Taurat, sehingga satu “iota” dan satu “titik” mendapat pertolongan dan mendapat kemurahan, sesuai dengan Matius 5:17-18.
-       Satu iota, menunjuk; orang yang rendah hati karena salib Kristus.
-       Satu titik, menunjuk; orang yang mau menjadi kecil dan hina karena salib Kristus.
Memang, kita harus mau menjadi bodoh karena salib. Kita mau menjadi bodoh di hadapan Tuhan karena salib, tetapi ingat;
-       Satu iota -- orang yang rendah hati --, namun oleh karena salib, ia tertolong oleh karena kemurahan Tuhan (kasih Kristus).
-       Satu titik, berarti; mau menjadi kecil saat mendengar firman dan hina karena salib Kristus.
Jadi, kalau kita bodoh di hadapan Tuhan, itu karena salib. Jangan kita bermegah di hadapan Tuhan.

Maka jelas sekali bahwa; barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat, sehingga satu iota -- orang yang rendah hati karena salib -- tertolong oleh karena kemurahan Tuhan dan satu titik -- orang mau menjadi kecil dan hina -- tertolong oleh karena kasih Allah, itulah salib Kristus.

Siapa yang mau tertolong? Siapa yang mau diselamatkan oleh kasih Allah? Ayo, belajar rendah hati, mau menjadi kecil dan hina, serta menjadi bodoh di hadapan Allah, karena salib.
Rupanya, gereja Tuhan harus bersatu di hari-hari terakhir ini. Hukum Taurat tidak menyelamatkan, hukum Taurat tidak membawa kita kepada satu titik temu (penyatuan).

Sebab itu, lanjut kita memperhatikan 1 Korintus 15:56-57.
1 Korintus 15:56-57
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. (15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Kuasa dosa ialah hukum Taurat. Berarti, setiap orang yang masih hidup di bawah hukum Taurat, menunjukkan bahwa; dosa masih berkuasa atas dia. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh darah salib Kristus.
Pendeknya, kasih Allah memberikan kepada kita kemenangan. Tandanya; lepas dari kuasa dosa, yakni hukum Taurat.

Hukum Taurat adalah tembok pemisah, karena hukum Taurat adalah pemicu terjadinya perseteruan, sehingga antara yang satu dan yang lain tidak bersatu. Tetapi kita bersyukur, Allah telah memberikan kemenangan kepada kita, kasih Allah telah memberikan kemenangan kepada kita, sehingga tidak ada lagi perseteruan, maka tentu tidak terlihat lagi perbedaan-perbedaan.
Pendeknya; oleh karena kasih Allah, kita semua menjadi satu.

Jadi betul, tidak perlu ragu, bahwa; kasih Allahlah yang membawa gereja Tuhan bersatu. Tidak ada yang bisa mempersatukan gereja Tuhan selain kasih Allah yang heran dan besar. Pemikiran, logika, pengertian, harta, kekayaan, kemampuan manusia daging tidak bisa mempersatukan gereja Tuhan. Hanya kasih Allah yang mempersatukan gereja Tuhan. Hendaklah kita menjadi rendah hati supaya kita semua betul-betul saling mengasihi, supaya gereja Tuhan bersatu di hari-hari terakhir ini, sebab itulah doa dan kerinduan yang terbesar dari Yesus, Anak Allah, Tuhan kita.
Jangan coba-coba mengambil jalan masing-masing. Wujudkanlah doa dan kerinduan Tuhan yang terbesar ini, sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Ingat; kalau tidak bersatu, maka tidak sempurna. Manakala kita sukar sekali dipersatukan karena adanya penonjolan diri, karena masih mempertahankan harga diri, mungkin masih keras hati, bertahan dengan kebodohan, bertahan dengan kelemahan, sampai kapan pun tidak akan sempurna, tetapi kalau kita sudah bersatu oleh karena kasih Allah, maka kita sempurna.
Tolonglah simak firman ini dengan baik. Berlaku bijaksanalah di hadapan Tuhan supaya kita bersatu. Jangan inginkan sesuatu yang kurang-kurang, menimbulkan perselisihan/perseteruan itulah hukum Taurat.

Praktek bersatu.
1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Perhatikanlah kalimat: “Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Kalimat ini dibagi dalam tiga bagian:
1.     “Berdirilah teguh”, artinya; kita menjadi teguh kalau berdiri di atas korban Kristus. Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, berdirilah teguh terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN, menunjuk; pertobatan.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, Mezbah Korban Bakaran ini ada di antara mata kaki dan lutut manusia, itulah yang disebut dengan TUNGKAI BAWAH.
2.     “Jangan goyah.” Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA, menunjuk; baptisan air. Baptisan air, artinya; satu di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Berarti, oleh karena pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita tidak goyah, tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun.
Kalau sudah mati, seseorang tidak bisa dipengaruhi oleh apa pun, tidak bisa dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, tidak bisa dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh si jahat, tidak bisa dipengaruhi oleh dosa kenajisan, tidak bisa dipengaruhi oleh daging dan hawa nafsunya yang jahat, tidak bisa dipengaruhi oleh dunia dan arusnya yang menghanyutkan = tidak goyah. Itulah pengalaman kematian dan kebangkitan.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, Kolam Pembasuhan Tembaga berada di antara lutut dengan pangkal paha, sama dengan; TUNGKAI ATAS.
3.     “Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!” Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada PINTU KEMAH, artinya; dipenuhkan dengan Roh Kudus. Pendeknya, pintu kemah adalah kegiatan Roh, yaitu pelayanan pekerjaan Tuhan.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, Pintu Kemah terkena pada PINTU RAHIM.
Hasilnya: Membawa kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Jadi, persekutuan kita yang indah dengan Tuhan ditopang oleh tungkai bawah -- itulah korban Kristus, dasar kita untuk berdiri teguh -- dan ditopang oleh tungkai atas -- itulah baptisan air; satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus, maka kita tidak goyah, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, tidak baik dan tidak benar --, untuk selanjutnya giat selalu dalam pekerjaan Tuhan -- berada dalam kegiatan Roh --.

Ibrani 10:22-25
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita. Mengapa demikian? Sebab ibadah adalah suatu wadah yang telah disiapkan bagi kita untuk masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Jangan jauh dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Perhatikan tanda-tanda zaman yang sekarang ini; banjir melanda dunia, longsor melanda dunia, gunung meletus, terjadi gempa bumi, puting beliung dan lain sebagainya. Kalau saudara memperhatikan itu semua dengan seksama, maka sudah seharusnya kita ibadah setiap hari -- kalau bisa, menurut saya itu perlu untuk kita lakukan --, kita terus berada di atas gunung Sion. Tidak perlu kita berpikir: Bagaimana cara kita membangun rumah di atas gunung yang tinggi supaya kita bebas dari banjir yang menghanyutkan, yang menggeser pulau-pulau dan gunung-gunung ini? Tidak perlu kita berpikir demikian. Yang terpenting adalah kita berada di gunung Sion, jangan jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, karena itu merupakan suatu wadah yang diberikan oleh Tuhan untuk kita boleh berada dan masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Manfaatkanlah kemurahan Tuhan yang tidak dapat kita temukan di luaran sana, di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Itulah alasan saya mengatakan: Marilah kita semakin rendah hati. Tidak ada artinya sombong, angkuh, keras hati, bermegah, bertahan dengan keras hati, tidak rendah hati, supaya kita semua bisa menjadi penopang. Tetapi tidak akan ada yang bisa menjadi penopang kalau ia masih ingin bermegah, ingin menonjolkan diri, sebab di dalam Tuhan tidak seperti itu. Siapa pun bisa dipakai kalau menyerah. Biarlah kita menjadi bodoh di hadapan Tuhan karena salib, itu yang dipakai Tuhan.

Di sini kita dapat menemukan tiga kata:
1.     Imanayat 22.
Iman, menunjuk; ketekunan dalam ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = persekutuan dengan FIRMAN ALLAH dan korban penebusan dari Anak Allah.
2.     Pengharapanayat 23.
Pengharapan, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah (Kebaktian) Minggu disertai kesaksian = persekutuan dengan ROH ALLAH.
3.     Kasihayat 24.
Kasih, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = persekutuan dengan KASIH ALLAH.

Ibrani 10:26-27
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. (10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

Tanpa persekutuan dengan tabiat dari Allah Trinitas, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus tidak berlaku atas dia, darah Yesus tidak akan mengampuni dosa dia. Tetapi sebaliknya, kematian yang kedua akan berlaku, yaitu di dalam api neraka yang menghanguskan dia selama-lamanya.
Darah Yesus tidak berlaku untuk menghapuskan dosa orang yang tidak menghargai tiga macam ibadah pokok, karena ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu diberikan kepada kita sebagai wadah supaya membawa kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan tiga tabiat dari Allah Trinitas.

Kabar Mempelai inilah yang membuat kita bahagia karena kabar ini memberi suatu pengertian yang baik, memberi suatu pengertian yang indah, sehingga kita boleh menjadi yakin di dalam hal mengikuti Tuhan, tidak ragu lagi di dalam hal mengikuti Tuhan.
Berdoa saja, supaya kiranya Tuhan terus memberkati kita lewat Kabar Mempelai, kabar yang besar ini untuk membawa kita masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kalau kita satu, kita sempurna. Jangan ada tembok pemisah karena sesuatu yang tidak suci. Jangan terlihat lagi kekurangan kelemahan.
Bukankah kita bersyukur malam hari ini karena memperoleh pengetahuan yang benar lewat Kabar Mempelai, terkhusus tentang tiga macam ibadah pokok sebagai wadah untuk membawa kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan? Di luar Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Ibrani 10:29
(10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?

Tanpa persekutuan dengan tabiat dari Allah Trinitas, sama dengan:
1.     Menginjak-injak Anak Allah.
2.     Menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya.
3.     Menghina Roh kasih karunia.

Ibrani 10:30-32
(10:30) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." (10:31) Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. (10:32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,

Pembalasan adalah hak-Nya Tuhan. Tuhanlah yang akan menuntut pembalasan, Tuhan akan menghakimi umat-Nya. Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup, sebab itu, belajar untuk menghargai kebaikan dan kemurahan Tuhan.
Tuhan sudah memberikan kepada kita; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, dan itu merupakan suatu wadah untuk membawa kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan. Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup, perhatikanlah hal itu.

Ibrani 10:35-36
(10:35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. (10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Kita memerlukan ketekunan, sebab ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, merupakan wadah untuk kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan. Lalu di sini dikatakan: “Supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”
Jadi benar-benar, pengharapan itu merupakan sauh yang kuat dan yang aman bagi jiwa kita, karena sauh yang kuat ini akan melabuhkan kita sampai ke belakang tabir. Itulah janji Allah; menjadi mempelai Tuhan, gereja Tuhan yang sempurna, berarti; tidak bercacat.

Ibrani 10:37-39
(10:37) "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. (10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." (10:39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Oleh sebab itu, biarlah kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, berada dalam persekutuan yang indah dengan tiga tabiat dari Allah Trinitas.
Sebab apabila dia mengundurkan diri, maka Tuhan tidak berkenan lagi kepadanya. Ditambah lagi waktu yang tersisa ini tinggal sedikit, dan Dia yang akan datang sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan sibuk dengan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini.

Kalau saudara sibuk dengan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini, tanpa persiapan yang matang dalam melayani pekerjaan Tuhan, lalu tiba-tiba melayani, itu merupakan penonjolan diri, itu merupakan mencari puji-pujian dari manusia. Seharusnya adalah kita melayani Tuhan dengan rendah hati, mempersiapkan diri dengan matang, baik dalam penyembahan dan harus menguasai materi. Jangan menganggap najis darah perjanjian. Jangan menghina Roh kasih karunia.
Barangsiapa mengundurkan diri dari tiga macam ibadah pokok dan mengundurkan diri dari pelayanan di tengah-tengah tiga macam ibadah pokok, Tuhan tidak berkenan kepada dia. Jadi, parah sekali, sementara kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Siapa yang mau bertahan dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan? Bertahanlah. Kalau mundur, maka darah Yesus tidak berlaku untuk mengampuni dosa mereka. Oleh sebab itu, Allah berkata: “Apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Camkanlah itu.

Kisah Para Rasul 2:42
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Cara hidup jemaat mula-mula adalah mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, yakni:
1.     Tekun dalam persekutuan, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian = persekutuan dengan Roh Allah.
2.     Tekun dalam memecahkan roti, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = persekutuan dengan Firman Allah.
3.     Tekun dalam berdoa, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = persekutuan dengan kasih Allah yang sempurna.

Kisah Para Rasul 2:44
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, orang-orang percaya tetap bersatu.
Jadi, jelas sekali bahwa; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu merupakan wadah yang efektif dan efisien untuk kita berada di dalam persekutuan yang indah dengan tiga tabiat dari Allah Trinitas. Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kita bersatu.

Kemudian, tanda kesatuan itu ialah “Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.” Inilah yang sedang kita terapkan bersama-sama. Apa yang kita miliki adalah milik bersama.
Contohnya: Kalau si A punya motor, si B tidak punya motor, lalu yang tidak punya motor sedang membutuhkan kendaraan, maka yang memiliki motor (kendaraan) beri kesempatan untuk digunakan, untuk kepentingan bersama. Itu tanda kesatuan.

Kisah Para Rasul 2:45-46
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

Dengan bertekun dan dengan sehati, mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Kemudian mereka memecahkan roti di rumah masing-masing. Biarlah kita memecahkan roti, membagi-bagi kebenaran kepada orang lain.

Kisah Para Rasul 2:47
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”, menunjuk; pesta nikah Anak Domba, persekutuan yang begitu besar dan sempurna.

Kita memang memerlukan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok karena itu merupakan wadah yang Tuhan berikan kepada kita untuk masuk dalam persekutuan yang indah dan baik dengan Tuhan.
Sekali lagi saya sampaikan: Yang terutama dari semuanya itu adalah kasih. Mengapa demikian? Sebab kasih berfungsi sebagai tali atau pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kalau gereja Tuhan bersatu, maka gereja Tuhan menjadi sempurna.
Jangan ada lagi perseteruan, yaitu tembok pemisah, itulah hukum Taurat. Setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat, dosa berkuasa atas dia, itu adalah kekurangan kelemahan yang memicu perseteruan, sehingga tidak ada titik temu, tidak ada persatuan.
Jadi, yang terutama adalah kasih, bukan yang lain-lain.

Kita berdoa, kita tersungkur di kaki salib, kita dambakan kasih-Nya supaya menguasai setiap kehidupan kita masing-masing, supaya gereja Tuhan bersatu. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment