KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, November 4, 2024

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 NOVEMBER 2024

 




IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 NOVEMBER 2024

STUDY YUSUF

 

Subtema: KERINDUAN MEMPELAI WANITA TUHAN

 

Shalom…

Selamat malam bagi bagi kita semua, salam Sejahtera dan Bahagia di dalam menikmati sabda Allah. Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet, baik itu Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya.

Mari secepatnya kita sambut Study Yusuf sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.

 

Kejadian 43:16

(43:16) Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."

 

Intinya saudara-saudara Yusuf telah tiba di Mesir, kemudian Yusuf melihat Benyamin ada di antara saudara-saudaranya.

Hal yang harus kita ketahui

-          Dalam kunjungan yang pertama, saudara-saudara Yusuf tidak membawa Benyamin ke Mesir, disebutlah itu Persekutuan yang belum lengkap.

-          Dalam kunjungan yang kedua, saudara-saudara Yusuf membawa Benyamin ke Mesir, disebutlah itu Persekutuan yang lengkap (Persekutuan yang sempurna) sebab kedua belas anak Yakub semuanya telah berada di Mesir.

 

Sebagai tambahan;

-          Yusuf adalah Gambaran dan bayangan dari Mempelai TUHAN.

-          Benyamin menunjuk kepada doa penyembahan yang keluar (lahir) dari gereja TUHAN.

 

Jadi singkat kata; doa penyembahan adalah wujud dari gereja TUHAN yang sempurna yakni sidang Mempelai TUHAN yang dapat dilihat oleh mata Rohani kita di bumi ini. Sebagaimana yang tertulis di dalam Wahyu 14:1-3 dengan rincian seabagi berikut;

-          Ayat 1 -> 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang berdiri di atas gunung Sion, ini Gambaran dari sidang Mempelai TUHAN atau Gereja TUHAN yang sempurna.

-          Ayat 2-3 -> Doa penyembahan disertai dengan nyanyian baru disebutlah juga Bahasa Roh (Bahasa lidah).

Inilah dua klimaks yang dinanti-nantikan TUHAN dan sangat dihormati oleh TUHAN.

 

Bukti adanya Persekutuan yang lengkap: Yusuf mengadakan jamuan bersama-sama dengan saudara-saudaranya di dalam rumahnya sendiri. Bagaikan kita malam ini berada dalam jamuan bersama dengan TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda Remaja, di situ kita akan menikmati pembukaan Firman dan kegiatan Roh, disebutlah itu jamuan makan minum dari sorga sebagaimana yang terjadi di dalam Wahyu 19, dengan rincian sebagai berikut;

-          Ayat 6-9; berbicara tentang perjamuan malam pesta kawin Anak Domba sebab pengantin-Nya telah siap sedia (ayat 7).

-          Ayat 1-5; intinya adalah doa penyembahan sebagai tanda kedewasaan dari Mempelai Wanita TUHAN.

Penyembahan = penyerahan diri sepenuh untuk taat hanya kepada kehendak Allah.

 

Jadi singkat kata; sasaran akhir dari perjalanan rohani dari gereja TUHAN atau muara dari ibadah di bumi ini adalah perjamuan malam Pesta Kawin Anak Domba.

Jadi sasaran akhir atau muara dari ibadah bukanlah soal berkat keberkatan, bukan soal berhasil keberhasilan yang dicapai oleh setiap orang, bukan pula soal mujizat, tanda-tanda heran atau perbuatan-perbuatan ajaib walaupun itu diperlukan oleh anak-anak TUHAN.

 

2 Timotius 4:5-6

(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

 

Singkat kata; ibadah pelayanan yang kita kerjakan di atas muka bumi ini sudah harus menjadi harga mati, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh apapun jua, tidak boleh dipengaruhi oleh apaun juga.

 

2 Timotius 4:7

(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

 

Rasul Paulus telah mengakhiri pertandingan yang baik.

Saudara, ibadah pelayanan bagaikan sebuah pertandingan yang harus diakhiri dengan baik. Berarti diawali dengan daging diakhiri dengan Roh, jangan sampai ibadah pelayanan kita diawali dengan Roh diakhiri dengan daging.

 

Akhir dari sebuah pertandingan yang baik:

Yang pertama: Rasul Paulus telah mencapai garis akhir.

Menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah pribadi yang setia. Kalau tidak setia tidak mungkin Rasul Paulus mencapai garis akhir.

Seperti orang yang berhenti di tengah jalan mengikut TUHAN tidak akan mencapai garis akhir.

Bukti kesetiaan Rasul Paulus: mampu melewati gelombang dan badai yang menerpa yakni segala pergumulan-pergumulan hidup, berarti Rasul Paulus tidak menjadi lemah dan tidak menjadi putus asa. Bahkan oleh karena pergumulan-pergumulan yang ada, dia rela disebut sebagai domba sembelihan, ayat referensinya ada di dalam Roma 8:35-36; dan 2 Korintus 11:7-33.

Hal itu nanti bisa dibaca di rumah masing-masing, di situ kita bisa melihat bagaimana bentuk pelayanan Rasul Paulus dihadapan TUHAN, begitu sulit, begitu banyak bahaya-bahaya maut yang dihadapinya.

 

Yang kedua: Rasul Paulus telah memelihara iman.

Iman yang dipelihara itu kita lihat terlebih dahulu di dalam Yakobus 2.

Yakibus 2:17

(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

 

Singkat kata; iman tanpa disertai perbuatan pada hakekatnya adalah mati.

Yakobus 2:20

(2:20) Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

 

Kemudian, di ayat ini dikatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong, tidak berguna, tidak berfaedah, dan tidak berarti itu namanya kosong.

 

Yakobus 2:22

(2:22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

 

Iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Jadi saudara, dengan demikian Rasul Paulus telah memelihara iman, iman yang dipelihara dengan perbuatan-perbuatan disebutlah itu iman yang sempurna.

 

Bukti Rasul Paulus telah mengakhiri pertandingan yang baik, kita lihat di dalam…

2 Korintus 11:2

(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

 

Rasul Paulus telah mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki. Oleh sebab itu dalam doa yang tidak putus-putusnya, Rasul Paulus berjuang keras untuk membawa jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus yang adalah Kepala dan Mempelai Laki-laki Sorga. Itu bukti bahwa Rasul Paulus telah mengakhiri pertandingan yang baik.

 

Saudara, saya juga sedang belajar untuk mengikuti teladan Rasul Paulus yakni berjuang keras untuk mempertunangkan sidang jemaat kepada satu laki-laki itulah Kristus Kepala dan Mempelai Laki-laki Sorga.

 

Kita akan melihat kerinduan yang sama dengan kerinduan dari Rasul Paulus di dalam Kidung Agung 8.

Kidung Agung 8:8

(8:8) -- Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?

 

Mempelai Perempuan TUHAN mempunyai satu kerinduan yang amat sangat besar supaya adik perempuannya itu kelak masuk dalam jamuan malam pesta Kawin Anak Domba. Jadi dia sedang berjuang keras untuk mempertunangkan adiknya itu kepada Mempelai laki-laki sorga, sebagaimana di dalam 2 Korintus 11:2.

 

Singkat kata; muara ibadah/sasaran akhir dari pelajanan Rohani gereja TUHAN di atas muka bumi ini bukan soal berkat keberkatan, bukan soal berhasil keberhasilan yang dicapai oleh setiap orang, bukan pula soal mujizat, tanda-tanda heran (perbuatan-perbuatan ajaib) walaupun itu diperlukan. Melainkan adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba.

 

Jadi kerinduan dari Mempelai Perempuan TUHAN supaya adik perempuannya itu dipinang/dipertunangkan/masuk dalam pesta kawin Anak Domba sama dengan kerinduan dari Rasul Paulus terhadap Sidang jemaat di Korintus supaya kelak sidang jemaat di Korintus juga masuk dalam jamuan malam pesta kawin Anak Domba.

 

Kita lihat apa perjuangan dari Mempelai Perempuan TUHAN terhadap adik perempuannya? Untuk memperoleh jawaban yang pasti, kita akan membaca …

 

Kidung Agung 8:9

(8:9) Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.

 

Kita menemukan satu uangkapan (pernyataan) Mempelai Perempuan TUHAN yang dibagi dalam dua bagian:

1.       Bila ia tembok akan kami dirikan atap tembok di atasnya.

2.       Bila ia pintu akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.

 

Saudara, sebenarnya Kidung Agung 8 ini sedang membawa kita masuk dalam suasana Ruangan Maha Suci, maka dalam suasana Ruangan Maha Suci ini Mempelai Perempuan TUHAN yang sudah mencapai Tingkat kedewasaan akan mengatakan ungkapan yang sama seperti yang dikatakan di dalam Wahyu 22:20B.

 

Wahyu 22:20B

(22:20) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, TUHAN Yesus!

 

“Amin, datanglah, TUHAN Yesus!” Inilah Suasana dari Kidung Agung 8 dan inilah kerinduan dari Mempelai Perempuan Tuhan.

Jadi kidung Agung 8 ini membawa kita untuk berada dalam Suasana Ruangan Maha Suci (perjamuan malam pesta kawin Anak Domba).

 

Jadi singkat kata; segala sesuatu akan diupayakan untuk menyambut perjamuan malam pesta kawin Anak Domba seperti ungkapan Mempelai Perempuan dalam Kidung Agung 8:9.

 

Ungkapan yang pertama; “Bila ia tembok.”

Apa maksud ungkapan ini? Jawabnya: tembok adalah sesuatu yang memisahkan sekaligus melindungi kita dari dunia yang jahat.

Saudara, dahulu bangsa Yahudi mempunyai tembok yang dianggap sebagai pelindung. Tetapi kenyataannya oleh tembok itu justru orang-orang Yahudi menjadi ekslusif atau tertutup persis seperti katak di bawah tempurung, merasa hebat dan besar sendiri.

 

Mari kita lihat hal tersebut di dalam…

Efesus 2:14-15

(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

 

Intinya; sunat dan hukum taurat yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi justru menjadi tembok pemisah dengan orang-orang yang bukan Yahudi itulah bangsa Kafir dimana orang-orang Yahudi menganggap dirinya lebih baik, lebih benar, lebih suci dari bangsa Kafir, lebih layak dari bangsa Kafir.

 

Saudara, tembok semacam ini tidak diperlukan di dalam TUHAN. Jadi sekalipun kita memiliki kelebihan-kelebihan apapun itu bentuknya, kita tidak boleh bermegah atas kelebihan itu.

 

Tadi kita sudah melihat bahwa kelebihan dari bangsa Yahudi ada dua yaitu sunat dan hukum taurat. Tetapi mereka menjadi ekslusif, merasa lebih baik, lebih benar, lebih suci, merasa diri lebih layak persis seperti katak di bawah tempurung, dunia ini seperti dunia nya, tetapi kalau tempurungnya diambil, bingung ternyata dia kecil, tidak ada apa-apanya.

 

Sekarang kita akan melihat tembok yang kita perlukan di dalam TUHAN, kita temukan di dalam…

Zakharia 2:3-5

(2:3) Dan sementara malaikat yang berbicara dengan aku itu maju ke depan, majulah seorang malaikat lain mendekatinya, (2:4) yang diberi perintah: "Berlarilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian: Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. (2:5) Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."

 

Singkat kata; kita semua harus menjadi tembok berapi dari kasih Allah, kita bebas dari pengaruh dan kejahatan dunia ini untuk melindungi orang-orang di sekitar kita, termasuk kerohanian yang masih muda supaya Yerusalem akan tetap tinggal, sebagaimana pada ayat 4; “Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka.” Jadi supaya Yerusalem tetap tinggal dan orang muda terlindungi di dalamnya maka kita semua harus menjadi tembok berapi. Tembok berapi di dalam kegiatan Roh dari kasih Allah (sorga).

Apa tembok berapi? Bebas dari kejahatan dan arus dunia, dia bukan tembok daging seperti tembok yang dimiliki oleh orang Yahudi dahulu kala. Jadi bukan itu yang TUHAN mau, yang TUHAN mau kita menjadi tembok berapi oleh karena kasih dari sorga untuk sesama kita.

 

Tembok berapi berarti pelindung, tetapi tidak terbawa arus dunia. Dengan demikian kita menjadi tembok berapi diantara sesama kita dimulai dari dalam diri sendiri meningkat di dalam satu rumah bahkan menjadi tembok berapi di dalam kandang penggembalaan ini.

 

Kidung Agung 8:9

(8:9) Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.

 

Selanjutnya, Mempelai Perempuan berkata; “Akan kami dirikan atap perak di atasnya.”

Atap jelas -> pelindung (tudung).

 

Kita lihat pelindung (tudung) di dalam…

Perikop: “Hiasan kepala Wanita.”

1 Korintus 11:5-6

(11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. (11:6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.

 

Singkat kata; tiap-tiap Perempuan yang berdoa dan bernubuat, syaratnya harus menudungi kepalanya (memiliki rambut Panjang).

Jadi Perempuan-perempuan yang berdoa dan bernubuat syaratnya harus menudungi kepalanya (berambut Panjang). Jangan sampai berdoa dan bernubuat tanpa tudung kepala, tanpa rambut Panjang, itu adalah satu penghinaan bagi TUHAN. Banyak diantara kita melayani tanpa rambut Panjang, tanpa penudung kepala, tanpa ketundukan, itu penghinaan bagi TUHAN.

 

1 Korintus 11:10

(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

 

Singkat kata; Perempuan harus memakai tanda wibawa di kepala. Berarti rambut Panjang, arti rohaninya tunduk kepada Kristus sebagai Kepala. Kalau kita berdoa, syaratnya adalah tunduk kepada Kristus Kepala, kemudian kalau kita melayani TUHAN, menyampaikan Firman juga harus tunduk kepada Kristus sebagai Kepala. Kalau berdoa dan melayani TUHAN tidak dalam tanda ketundukan, itu sama dengan menghina TUHAN.

 

Jadi wibawa dari seorang Perempuan adalah ketundukannya, hiasan dari seorang Perempuan adalah ketundukannya, bukan soal rambut dikepang-kepang, bukan soal memakai pakaian yang indah-indah, bukan soal perhiasan-perhiasan emas. Tetapi perhiasan dari seorang Perempuan adalah rambut Panjang itulah ketundukannya.

 

1 Korintus 11:13

(11:13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?

 

Jadi berdoa kepada Allah tanpa tanda ketundukan, hal itu tidak patut, hal itu tidak pantas, dan tidak mungkin terjadi.

Milikilah perhiasan ketundukan.

 

1 Petrus 3:1

(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, (3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.

 

Tunduk kepada Kristus sebagai Kepala = taat kepada Firman dan patuh pada ajaran yang benar.

Rambut Panjang artinya tunduk kemudian tunduk artinya taat kepada Firman atau patuh pada ajaran yang benar.

Kemudian patuh pada ajaran yang benar adalah kemurnian dan kesalehan istri.

 

Jadi sikap semacam ini mampu memenangkan jiwa, mampu menolong orang lain termasuk kehidupan adik dari Mempelai Perempuan tadi. Itu sebabnya mempelai Perempuan berkata; “Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya.”

Jadi atap itu pelindung berarti rambut Panjang.

Apa tanda rambut Panjang? Tanda rambut Panjang adalah tunduk/patuh pada ajaran yang benar, pasti orang lain tertolong tanpa perkataan. Jadi dengan ketundukan orang lain tertolong walaupun kita tidak berkata-kata.

 

1 Petrus 3:5

(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

 

Jadi perempuan-perempuan yang menaruh harapannya kepada Allah ada di dalam tanda ketundukan = taat kepada Firman, patuh kepada ajaran yang benar dan itu adalah perhiasan Rohani.

 

Kemudian mempelai Perempuan berkata; “Akan kami dirikan atap perak di atasnya.” Perak -> penebusan.

Jadi rumah dengan atap perak berarti rumah yang sudah mengalami penebusan dan pendamaian. Berdamai dengan TUHAN dan berdamai dengan sesama.

 

Kemudian, ungkapan mempelai Perempuan yang kedua; “Bila ia pintu akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.”

 

Yang pertama: Pintu.

Pintu adalah pribadi Yesus Kristus.

 

Yohanes 10:9

(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

 

Yesus adalah pintu yang terbuka bagi setiap orang sehingga setiap orang yang masuk melalui pintu itu:

a.       Ia akan selamat.

Yesus Kristus telah mengerjakan keselamatan di atas kayu salib dan itu adalah kasih Allah sebagaimana dalam Yohanes 3:16; “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

b.       Ia akan masuk dan keluar.

Hal ini menunjuk kepada kegiatan dari Roh Allah yang suci.

-          Kalau kita masuk di dalam berarti ada Persekutuan yang intim dengan TUHAN.

-          Kalau kita keluar berarti menjadi kesaksian Roh dimanapun kita berada, baik perkataan maupun perbuatan, solah tingkah sekecil apapun menjadi kesaksian.

c.        Ia akan menemukan padang rumputnya.

Menunjuk Firman penggembalaan.

Jadi singkat kata jalan sempit dan pintu sesak adalah anugerah Allah.

 

Yang kedua: Palang kayu aras.

Palang kayu aras berarti terbuat dari batang pohon aras yang tentunya ditebang terlebih dahulu.

Pendeknya, memalangi dengan palang kayu aras maka kita harus terlebih dahulu mempertaruhkan segala-galanya baik harta maupun harga diri, tujuannya untuk melindungi orang yang disekitar kita juga melindungi keluarga kita masing-masing.

 

Saudara, Yesus disebut sebagai pohon kehidupan. Demi kepentingan manusia, Dia telah ditebang di atas kayu salib di atas bukit Golgota. Sekarang TUHAN meminta kita supaya kita juga rela menjadi pagar, rela menjadi palang kayu aras bagi orang lain.

 

Jadi untuk menjadi palang kayu aras ini sudah terlebih dahulu kita mempertaruhkan segala-galanya, mengorbankan segala-galanya, baik harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, pangkat, termasuk harga diri ini untuk melindungi orang lain; melindungi orang yang di sekitar, melindungi orang-orang yang ada di rumah kita, melindungi orang-orang yang ada dalam penggembalaan dalam satu rumah TUHAN.

 

Inilah saudara, sikap dari pada Mempelai Perempuan TUHAN terhadap adik perempuannya itu.

 

Kidung Agung 8:10

(8:10) -- Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.

 

Ayat ini mencerminkan kedewasaan dari Mempelai Perempuan TUHAN karena dia telah mempunyai buah dada. Buah dada itu bagaikan Menara perlindungan.

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment