IBADAH RAYA MINGGU, 3 NOVEMBER 2024
Wahyu pasal 18
(Seri 4)
Subtema: MENJADI TAKHTA ALLAH
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus oleh dua tangan TUHAN yang penuh kasih, tangan yang berkuasa, lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh serta perjamuan suci di awal bulan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet; Youtube, Facebook atau media sosial apapun dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera dari Sorga turun di antara kita, memenuhi kehidupan kita dan selanjutnya kita boleh mengalami sukacita, bahagia, saat duduk diam dekat kaki TUHAN, saat mendengar Firman TUHAN.
Kita berbahagia kepada TUHAN oleh karena jalan TUHAN adalah kasih sayang, kasih setia, kasih karunia TUHAN dan jalan yang kita tempuh itu memelihara kehidupan kita sampai hari ini. Dan kita bersyukur kepada TUHAN, oleh jalan TUHAN ini, kita nanti akan berjumpa dengan TUHAN, walaupun jalan TUHAN memang berat, harus melewati sengsara pengalaman kematian sampai kepada kebangkitan, namun, bilamana kita bertekun di situ menantikan kedatangan TUHAN, satu kali kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Kebahagiaan berikutnya adalah kita mendapat kunjungan TUHAN lewat hamba-Nya bapa Pdt. Natanel Simangunsong. Beliau sudah seorang diri, maksudnya; ditinggal oleh ibu dan kita doakan supaya TUHAN kuatkan penginjilan-penginjilan dimana-mana, TUHAN tolong seperti TUHAN tolong kita semua. Saya yakin kunjungan hamba TUHAN adalah satu tanda bahwa kita akan diperhatikan oleh biji mata TUHAN. Kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon dipelihara oleh TUHAN, TUHAN memandang kandang penggembalaan ini.
Secepatnya kita terima Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 18:1 dengan perikop: Jatuhnya Babel
(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Rasul Yohanes melihat malaikat lain turun dari Sorga.
Sebenernya, malaikat ini adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus yang juga disebut dalam Wahyu 10:1 -- Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
Kemudian, malaikat ini mempunyai kekuasaan besar sehingga bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Kalau berbicara terang jelas 🡪
Bangsa yang terpilih itulah imamat rajani.
Bangsa yang kudus itulah umat kepunyaan Allah sendiri.
Sebagaimana yang tertulis dalam 1 Petrus 2:9 -- Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Tugas dari terang yang ajaib: memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah itulah berita keselamatan yang telah dikerjakan oleh Yesus 2000 tahun lalu di atas kayu salib.
Perlu untuk diketahui:
Berita salib (Pengajaran salib) bukanlah teologi penderitaan, sebab jikalau seorang pemimpin jemaat mengatakan bahwa Pengajaran salib atau didikan salib adalah teologi penderitaan, maka ia mendapat kesempatan untuk mengklaim dirinya sebagai pemimpin jemaat yang bukan menganut teologi kemakmuran / kejayaan disebut juga dengan teori prosperity.
Sementara ia sendiri..
Sibuk berbicara tentang hal-hal yang lahiriah.
Padahal menurut Firman Allah yang diajarkan oleh rasul Paulus, hal-hal lahiriah adalah sampah, berarti sifatnya merugikan. Sebaliknya, Kristus dan salibNya adalah keuntungan bagi rasul Paulus sebagaimana yang tertulis dalam Filipi 3:4-8 secara khusus pada ayat 8; Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Jadi, untuk memperoleh keuntungan besar, seorang gembala (pemimpin jemaat) haruslah menyampaikan dan mengajarkan Pengajaran Salib dengan jelas tanpa keragu-raguan. Mengapa demikian? Sebab Pengajaran Salib mencukupkan kita semua.
Sekali lagi saya tandaskan, yang mencukupkan kita semua adalah Pengajaran Salib bukan soal yang lahiriah ini. Yang lahiriah ini tidak cukup, sama seperti Si Lintah mempunyai dua anak perempuan, anak perempuan pertama: “untukku”, lahir lagi anak perempuan kedua diberi nama: “untukku”, jadi, tidak ada puas-puasnya. Sehingga, sekalipun orang sudah berkelimpahan harta, kekayaan, uang, dia masih tetap kekurangan; rakus dan tamak.
Sesungguhnya, hal itu merupakan:
Dunia orang mati.
Rahim yang mandul.
Bumi yang tidak pernah puas dengan air.
Api yang tidak pernah berkata cukup.
Jadi saudara, Pengajaran Salib adalah ajaran yang mencukupkan saya dan saudara. Dunia dan segala unsurnya (segala sesuatu yang ada ini) tidak mungkin bisa mencukupkan kita. Sementara, ibadah yang disertai rasa cukup memberi keuntungan besar (1 Timotius 6:6). Kemudian, asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1 Timotius 6:8).
Pendeknya, ibadah disertai rasa cukup dengan kata lain; “ibadah rasa cukup” itulah pengajaran salib adalah asal ada makanan dan pakaian.
Makanan 🡪 Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar; makanan ini betul-betul mengenyangkan dan memuaskan hasrat dengan TUHAN, bukan dengan yang lain-lain. Kalau hasrat dengan TUHAN; betul-betul kita dipelihara dalam kekudusan-Nya.
Pakaian 🡪 kasih dari Sorga, berguna untuk menutupi ketelanjangan yang memalukan.
Inilah ibadah rasa cukup. Maka, seorang gembala (pemimpin sidang jemaat), mau tidak mau harus menyampaikan Pengajaran Salib dengan jelas, tegas, tanpa disertai keraguan. Tidak usah takut dengan orang kaya dan orang miskin, yang bertahan itu dari TUHAN, supaya dengan demikian kita tahu kehendak TUHAN.
Mari kita lihat Pengajaran Salib mencukupkan….
Lukas 22:37-38
(22:37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi." (22:38) Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."
Yang mencukupkan kita adalah Pengajaran Salib, tidak perlu mengandalkan dua pedang, tidak perlu andalkan kekuatan untuk menjalankan roda kehidupan kita ini, untuk bertahan hidup sampai selama-lamanya, cukup dengan Pengajaran Salib.
Oleh sebab itu, seorang gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) tidak perlu ragu dan bimbang di dalam hal menyampaikan dan mengajarkan Pengajaran Salib (didikan salib). Jemaat juga tidak usah ragu menerima Pengajaran Salib, kalau saya saja tidak ragu, saudara juga harusnya tidak perlu ragu. Yang biasanya ragu itu justru gembala sidang, takut orang miskin terlukai, sombongnya orang kaya terlukai.
Namanya Pengajaran salib, pasti menyangkut dengan luka-luka, tetapi menyucikan kita. Hanya darah salib yang sanggup menyucikan kita, tidak ada cara lain biarpun ada motivator-motivator atau cendikiawan-cendikiawan hebat, orang pintar (berilmu). Jadi, kalaupun terluka-luka dalam menerima ajaran salib, bertahan dan sabar saja sampai TUHAN datang, jangan dibawa marah-marah lalu besoknya berhenti beribadah.
Sibuk dengan guyon
Saudara, ada Firman yang ditambahkan dan Firman yang dikurangkan, tetapi yang saya mau sampaikan adalah…
Praktek Firman ditambahkan, berarti: menyampaikan satu atau paling banyak dua ayat Firman TUHAN, lalu ditambahkan dengan:
Cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, silsilah yang tiada putusnya dan filsafat-filsafat kosong.
Guyon, melawak, melucu.
Dampak pemberitaan Firman yang ditambahkan: hati jemaat pasti senang, tetapi hati TUHAN tidak senang.
Untuk apa kita menyenangkan hati manusi, tetapi hati TUHAN tidak senang?
Mari kita lihat “hamba TUHAN guyon”…
Hakim-hakim 16;23, 25
(16:23) Sesudah itu berkumpullah raja-raja kota orang Filistin untuk mengadakan perayaan korban sembelihan yang besar kepada Dagon, allah mereka, dan untuk bersukaria; kata mereka: "Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita Simson, musuh kita." (16:25) Ketika hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: "Panggillah Simson untuk melawak bagi kita." Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka, kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang.
Simson adalah hamba TUHAN pelawak (guyon), sebab Simson melawak di kuil Dagon, sehingga hati orang-orang Filistin senang, tetapi hati TUHAN tidak senang melihat orang-orang Filistin yang bersukaria.
Kuil Dagon adalah rumah Allah sesembahan orang Filistin.
Pendeknya, kalau seorang hamba TUHAN suka guyon-guyon dalam pemberitaan Firman Allah, tanpa sadar telah menjadikan rumah Allah (Bait Suci Allah) menjadi kuil Dagon (penyembah berhala).
Oleh sebab itu, sejatinya, seorang hamba TUHAN tidak boleh melucu-lucu, guyon-guyon, karena Yesus mengerjakan keselamatan 2000 tahun yang lalu tidak lucu-lucu, tidak melawak, karena kita adalah tubuh Kristus yang harus dipertaruhkan di atas kayu salib. Semua harus dipertaruhkan dengan serius, bawa korban juga serius, jangan seolah-olah membawa korban padahal tidak dari hati. Bawa hati juga harus serius, melayani TUHAN harus serius, bukan hanya saya yang puasa, tetapi jemaat juga puasa, jangan hanya main handphone terus, kemudian kalau ditegur ngeyel lagi, padahal sudah diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, itu namanya tidak tahu diri.
Sekali lagi saya sampaikan, kalau seorang gembala sidang suka guyon, suka melawak dan melucu di tengah pemberitaan Firman Allah, tanpa ia sadari, ia telah merubah wujud dari Bait Allah menjadi kuil Dagon (rumah setan).
Jadi, saudara hati-hati mendengar di Youtube, dengar seorang hamba TUHAN, karena dia terkenal, pintar melucu, lalu saudara terkesima di situ, hati-hati, nanti hidupnya menjadi kuil Dagon. Hanya di kuil Dagon seorang pemberita Firman bisa melawak, tetapi di rumah TUHAN; kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.
Kalau mau mendengar Pengajaran salib, jangan lagi mendengar Firman yang lucu-lucu, supaya hidup jangan jadi rumah setan. Kenapa seseorang tidak serius melayani TUHAN? Ya karena suka guyon-guyon, coba serius mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, pasti tetap menjadi rumah TUHAN, tidak ada setan-setannya di dalam dirinya, tidak ada sedikitpun pemberontakan di dalam dirinya.
Hakim-hakim 16:21
(16:21) Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling.
Simson adalah hamba TUHAN pelawak sebab; kedua bola matanya sudah dicungkil.
Perlu untuk diketahui:
Jikalau seorang hamba TUHAN punya dua mata yang terbuka, maka ia akan melihat kemuliaan Allah sehingga, apabila ia sanggup melihat kemuliaan Allah, maka ia tidak mempunyai keberanian untuk melawak, guyon dan melucu.
Pemberitaan Firman disertai dengan guyon itu murahan (recehan), masakan saudara mau dijadikan murahan (recehan)? TUHAN justru mau mengangkat harkat dan martabat kita sekaliannya. Dahulu kita jauh dari TUHAN, begitu kotor dan najis, tetapi sekarang, TUHAN mau angkat kita sekaliannya.
Perlu untuk diketahui:
Mata dicungkil = kehilangan kaki dian.
Wahyu 1:11-12
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Mata dicungkil = kehilangan kaki dian, dengan lain kata; kalau hamba TUHAN di tengah ibadah pelayanan suka guyon, suka sembarangan, satu kali cepat atau lambat ia akan kehilangan kaki dian.
Sekarang mungkin ribuan orang kumpul di situ, tetapi satu kali ia akan kehilangan kaki dian -- Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu (Matius 6:22-23). Orang buta (orang yang tidak tahu apa-apa) menuntun orang buta (orang yang tidak tahu apa-apa), satu kali akan jatuh dalam lobang yang sama, itulah lobang jurang maut; menjadi tubuh antikristus.
Jadi saudara, dulu saudara menganggap enteng pemberitaan Firman, tidak apa lucu-lucu, tetapi sekarang itu tidak bisa, sebab satu kali akan jatuh ke dalam lobang jurang maut (menjadi tubuh antikristus). Mulai dari sekarang, minta ampun kepada TUHAN, jangan main-main dengar Firman TUHAN supaya jangan jatuh dalam lobang yang sama dengan lain kata; jangan kehilangan kaki dian (pelita emas).
Inilah sedikit pembahasan sebagai tambahan tentang: terang yang ajaib.
Pada minggu lalu sudah disampaikan, tetapi ada pelebaran sedikit.
Kembali kita memperhatikan…
Wahyu 18:1
(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Oleh kekuasaan besar, sehingga bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
Hal yang serupa sudah dilihat / disampaikan / dituliskan oleh nabi Yehezkiel..
Yehezkiel 43:1-2
(43:1) Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur. (43:2) Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.
Ayat ini sama dengan Wahyu 18:1.
Bumi bersinar atau bumi menjadi terang 🡪 hamba-hamba TUHAN menjadi terang ajaib.
Bumi bersinar atau bumi menjadi terang, jelas karena kemuliaan Allah, tetapi ada prosesnya.
Prosesnya…
Yehezkiel 43:3-5
(43:3) Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud. (43:4) Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, (43:5) Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.
Kemuliaan Allah masuk di dalam Bait Suci melalui: pintu gerbang disebelah timur.
Perlu untuk diketahui: Yesus adalah Pintu Gerbang kerajaan Sorga (Yohanes 14:6)
Ini adalah proses supaya kita semua menjadi terang yang ajaib oleh kemuliaan Allah. Tetapi proses ini telah disampaikan pada 2 minggu yang lalu.
Selanjutnya…
Yehezkiel 43:6-7
(43:6) Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku -- (43:7) dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati;
Oleh kemuliaan Allah, Bait Suci layak untuk menjadi kediaman Allah, berarti:
Menjadi takhta Allah.
Menjadi tumpuan kaki Allah.
Kalau kedua hal ini belum terjadi berarti belum menjadi kediaman Allah.
Saya rindu dua hal ini nyata dalam hidup kita supaya kita layak untuk disebut sebagai Bait Suci atau kediaman Allah.
Kita akan membahas dua hal di atas dimulai dari…
Keterangan: TAKHTA ALLAH.
Doa dan harapan saya, dan tentu kerinduan saudara juga, supaya kita semua menjadi takhta Allah, karena itu merupakan tanda mutlak yang pertama untuk menjadi Bait Suci atau kediaman Allah itu sendiri.
Keluaran 25:8 dengan perikop: “Petunjuk untuk mendirikan Kemah Suci -- Mengenai persembahan khusus”
Saudara, belajar untuk membawa persembahan khusus. Persembahan persepuluh sudah bagus, tetapi 1 dari 10 masih ada 9, dari 9 ini saudara dapat kelola sebagai penambahan dari perpuluhan itulah persembahan khusus, supaya hidup kita ini betul-betul menjadi Bait Suci Allah (kemah kediaman Allah). Jadi, saudara jangan ragu membawa persembahan persepuluhan dan persembahan khusus. Apalagi seorang imam, tidak boleh hitung-hitungan kepada TUHAN, sebab engkau sudah dipelihara oleh TUHAN.
Semakin kita membawa hidup kita termasuk persembahan khusus, semakin terwujudlah Bait Suci Allah dan takhta Allah. Yang belum menjadi imam juga tidak salah membawa persembahan khusus. Kalau terlukai dengan ayat ini; sabar-sabar saja dulu sambil menanti kedatangan TUHAN.
Keluaran 25:8
(25:8) Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Bangsa Israel diperintahkan untuk membuat tempat kudus bagi Allah menjadi kediamaan Allah, berarti:
Menjadi takhta Allah
Menjadi tumpuan kaki Allah
Syarat untuk menjadi takhta Allah
Keluaran 25:10-11 dengan perikop: “Mengenai tabut perjanjian”
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Umat Israel diperintahkan untuk membuat tabut perjanjian dari kayu penaga.
Kayu penaga itu harus disalut dengan emas murni di mulai dari dalam (manusia dalam) kemudian dari luar (tampilan luar).
Kayu penaga 🡪 kemanusiaan (tabiat daging)
Emas murni 🡪 kemuliaan, kesucian Roh Allah yang suci.
Singkat kata, tabiat daging telah ditutupi oleh tabiat Ilahi bagian dalam dan bagian luar.
Tabut perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian:
Tabut atau peti 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN.
Tutupan grafirat dengan 2 kerub di atasnya 🡪 Allah Trinitas yaitu; TUHAN Yesus Kristus yang adalah Mempelai Pria Sorga
Keluaran 25:22
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Di atas tabut perjanjian;
Allah berhadirat
Allah berfirman
Allah memerintah umat-Nya
Singkat kata, tabut perjanjian adalah takhta Allah.
Bagaimana sikap kita bila menghadapi hadirat TUHAN, masa ngeyel-ngeyel, bermain-main? Bayangkan saat Allah berfirman, masa kita candai Firman-Nya? Bayangkan bagaimana saat kita menghadap takhta Allah, di situ Allah memerintah dalam kemuliaan-Nya, keluhuran-Nya, tidak mungkin kita bermain-main. Hai takha Allah, jangan bermain-main lagi di tengah ibadah dan pelayananmu! Persiapkan diri untuk beribadah (sebelum masuk hadirat TUHAN dan dengar Firman TUHAN), supaya ada hadirat TUHAN, baik sebagai pemimpin pujian, pemain musik, multimedia, kolektan, zangkoor.
Lewat telepon siang tadi, ada seorang imam saya suruh tidur malah main handphone; ngeyel, akhirnya tidak bisa nyanyi. Bagaimana mungkin kehidupan semacam ini menjadi takhta Allah? Ingat, kalau seseorang tidak menjadi takhta Allah berarti ada takhta yang lain. Akhirnya, hidupmu, kelakuanmu menjadi tidak karu-karuan baik itu perkataan, sikap (solah tingkah), kenapa demikian? Karena dia bukan takhta Allah. Seharusnya, kalau kita adalah kemah kediaman Allah, maka tanda pertama adalah harus menjadi takhta Allah. Saya berharap imam-imam tidak ada lagi yang main handphone saat mau beribadah. Kenapa bisa salah-salah dalam melayani? Karena tidak mempersiapkan diri, menganggap enteng pemberitaan Firman Allah, itu bukanlah takhta Allah, Allah tidak layak berdiam di sana.
Inilah ukuran dari TUHAN supaya kita kita ini kediaman Allah.
Berkaca kepada Firman. Saya ingat, kemarin ada yang berdoa dan berkata: “saya cari pelampiasan kepada handphone” -- sudah mengaku dosa tetapi diulangi kembali, ini namanya orang bodoh. Sudah bersih tetapi kotor lagi, berkubang lagi itu namanya babi (2 Petrus 2:22). Jadi saudara, perhatikanlah hal ini, jangan lagi bermain-main menghadap hadirat Allah, karena engkau adalah takhta Allah. Saya minta, persiapkan diri untuk menghadapi hadirat Allah.
Kita lihat takhta Allah secara rohani…
Yeremia 3:16
(3:16) Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali.
“Maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN.”
Saudara, kalau ada orang sibuk mencari tabut; salah dia, sebab tabutnya nanti secara rohani.
Sampai hari ini arkeolog sibuk pergi ke daerah Arab, Mesir, Filistin dan daerah Kanaan menggali fosil-fosil untuk mencari tabut perjanjian, itu tidak akan ditemukan lagi, karena ada tabut perjanjian (takhta) yang lain dalam hal yang rohani bukan lagi takhta secara fisik (lahiriah), itu tidak terlalu penting.
Saudara, TUHAN sedang berbicara tentang hari perhentian, tanah Kanaan yang dikaitkan dengan tabut perjanjian secara rohani.
Yeremia 3:17-18
(3:17) Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat. (3:18) Pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik pusaka.
Pada ayat 16; takhta Allah sejati atau tabut perjanjian yang sejati adalah hari perhentian; ibadah dan pelayanan.
Sementara pada ayat 17-18; Yerusalem disebut takhta Allah berarti; berkumpul untuk beribadah (berbakti) kepada Allah.
Tanda berkumpul untuk beribadah kepada Allah: kedegilan di hatinya tidak nampak lagi.
Jadi, orang yang berada pada takhta Allah, masuk pada hari perhentian, menghargai kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan), maka kedegilan di hatinya tidak nampak lagi, dengan lain kata tidak suka ngeyel, keras hati, suka membenarkan diri dan hidup dalam penyembahan berhala. Itulah orang yang memasuki takhta Allah, masuk pada hari perhentian, mau menjadi milik pusaka TUHAN.
Lebih rinci…
Yesaya 66:1 dengan perikop: Keselamatan sesudah hukuman
(66:1) Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Dari ayat ini kita bisa melihat; takhta Allah adalah hari perhentian TUHAN.
Hosana bagi Sang Raja, karena kita boleh berada pada hari perhentian lewat Ibada Raya Minggu.
Saudara, ibadah dan pelayanan ini tidak boleh dikerjakan/dijalankan dengan ibadah buatan tangan manusia, harus sesuai dengan pola Tabernakel.
Hargailah hari perhentian saudara! Saya melihat pakaian dari bapa Pdt. Natanael Simangunsong malam ini, itu jelas menghargai takhta Allah. Jangan datang menghadap TUHAN, tetapi pakaian tidak disetrika. Menghadap TUHAN harus mandi, bersih. Isteri, setrikakan baju suamimu, perhatikan dasi, rambut suamimu. TUHAN itu baik, mau menjadikan kita takhta Allah, asal kita mau menghargai hari perhentian.
Yesaya 66:2
(66:2) Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.
TUHAN memandang, berarti; perhatian TUHAN tertuju kepada orang-orang yang menghargai hari perhentian.
Tanda menghargai hari perhentian:
Sangkal diri dan pikul salib 🡪 orang yang tertindas.
Takut akan TUHAN = Menghargai pembukaan rahasia Firman -- Firman itu dimeteraikan oleh Roh Kudus pada loh daging, seperti kita mencatat setiap Firman Allah yang kita terima.
5 jari itulah 5 jabatan hamba TUHAN yang diurapi; memetarikan Firman itu pada loh daging (ditukik di hati kita masing-masing). Demikian juga 5 jarimu, gunakan untuk menggoreskan tinta pada catatanmu, anggap itu loh hati.
Jadilah takhta Allah (tabut perjanjian)! Karena itu adalah perintah TUHAN, TUHAN mau bertakhta di situ. Jangan sampai TUHAN tidak punya takhta, dari Mesir sampai 40 tahun di padang gurun, sampai pada raja yang terakhir dari raja Yehuda, Allah tidak pernah bertakhta atas umat Israel, karena pada akhirnya mereka dibuang di Babelonia selama 70 tahun lamanya.
Selama kita menjauhkan diri dari tengah ibadah dan pelayanan ini, kita bukan Bait Allah (takhta Allah). Masakan kita harus sama seperti bangsa Israel, membuat TUHAN mengembara kemana-mana mencari tempat perhentian-Nya. Ayo, ajak suami, isteri dan anak-anak untuk menjadi takhta Allah, jangan buat TUHAN mengembara (kemana-mana), padahal TUHAN mau bertakhta.
Yesaya 58:13-14 dengan perikop: Menghormati hari Sabat
(58:13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (58:14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.
Inilah janji TUHAN bilamana kita menghargai hari perhentian, hari sabat yang adalah takhta Allah.
Hari sabat yang merupakan hari perhentian adalah:
Hari kenikmatan.
Apakah ibadah dan pelayanan ini membosankan saudara? Kenapa bisa ada kebosanan? Karena tidak menikmati, terpaksa beribadah.
Hari kudus TUHAN.
Hari yang mulia, melebihi dari hari-hari yang ada di bumi ini baik itu hari ulang tahun (kelahiran), hari pernikahan.
Jangan gara-gara hari ulang tahun mertua atau hari apapun, tinggalkan ibadah dan pelayanan ini.
Dampak positif menghargai hari sabat akan:
Bersenang-senang baik hari ini atau di kemudian hari bersama dengan Dia dalam kerajaan Sorga.
Melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan.
Apa itu kendaraan kemenangan? Contoh kecil; ketika Elia naik ke Sorga, ia menggunakan kendaraan kemenangan itulah kereta berapi. Ibadah pelayanan kita dalam penggembalaan ini yaitu; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itulah gerbong-gerbong dari kereta api. Biarlah dalam setiap pertemuan tiga macam ibadah pokok yang adalah gerbong TUHAN, kita ada. Gerbong Ibadah Pendalaman Alkitab kita ada, gerbong Ibadah Raya Minggu kita ada, gerbong Ibadah Doa Penyembahan kita ada, itu adalah kereta kemenangan.
Saya tahu setiap insan pasti menghadapi banyak pergumulan, itulah yang disebut badai gelombang menerpa, tetapi percayalah kalau kita ada pada gerbong tiga macam ibadah pokok, kita akan berkemenangan melintasi segala bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan. Dari rumah kita sudah stress dengan banyak perkara, setibanya di rumah TUHAN, takhta Allah, di situ kita merasakan hadirat-Nya, dijamah oleh berita Firman Allah, di situ Allah memerintah dan berkuasa sepenuhnya, sehingga setan yang menimbulkan segala kesusahan menyingkir dari kehidupan manusia. Sekalipun ada persoalan kita selalu berada dalam kebahagiaan.
TUHAN akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu.
TUHAN adalah Gembala Agung buktinya; memberi kita makan oleh rumput yang hijau itulah Firman Penggembalaan dan membimbing kita ke air yang tenang. Manusia hidup bukan dari roti tetapi dari setiap Firman Allah yang keluar dari mulut Allah, itulah janji TUHAN supaya kita hidup.
Pendeknya, menghargai hari sabat (hari perhentian) maka dipelihara langsung oleh TUHAN secara ajaib.
Saudara lihat waktu perjalanan bangsa Israel memasuki tanah Kanaan (hari perhentian), 4 imam yang betul-betul berasal dari suku Lewi memikul tabut perjanjian, artinya; kalau kita betul-betul menghargai hari perhentian (sabat Allah) TUHAN pasti pikul kita semua, pelihara kita semua secara ajaib.
Ciri-ciri menghargai hari perhentian:
YANG PERTAMA
Keluaran 20:8-11
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Mengikuti contoh teladan TUHAN
Kalau TUHAN bekerja selama enam hari, kemudian berhenti pada hari ketujuh dan kita juga berhenti pada hari ketujuh itu sama saja mengikuti contoh teladan TUHAN, mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah = tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan; bersikaplah seperti laki-laki! Laki-laki jangan pakai rok, harus punya ketegasan; jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan, jangan mendua hati, ikuti contoh teladan TUHAN. Kalau TUHAN enam hari bekerja, kita juga bekerja enam hari, hari ketujuh TUHAN berhenti, kita juga berhenti ini disebut dengan taat, setia dan dengar-dengaran.
YANG KEDUA
Ulangan 5:13-15
(5:13) Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (5:14) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. (5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
Menyadari diri; dahulu kita adalah orang yang diperbudak dosa, orang yang hina, orang yang jahat dalam kenajisan percabulan, tetapi oleh karena kasih dan kemurahan TUHAN, jalan TUHAN, tangan kemurahan TUHAN, tangan yang teracung, kita dilepaskan dari perbudakan dosa sampai akhirnya kita berada di hari perhentian ini.
Jadi, kalau kita berada pada hari perhentian, kita sedang menyadari bahwa dahulu kita adalah orang berdosa. Orang yang tidak menyadari diri sebagai orang berdosa tidak akan pernah datang menghargai hari perhentian.
Kalau kita menyadari dahulu kita orang berdosa maka kita menghargai hari perhentian (hari sabat) itulah tabut perjanjian, maka, orang semacam ini dalam praktek hidupnya:
Tidak suka melihat kesalahan orang lain.
Tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Kalau kita pernah melakukan dosa yang sama, kenapa kita melihat kesalahan orang lain?
Doakan di minggu yang akan datang kita melihat tanda yang kedua: BAIT ALLAH MENJADI TUMPUAN KAKI TUHAN.
Kiranya oleh karena rahmat-Nya TUHAN meneguhkan hati kita dan memberkati kita.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment