KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 12, 2011

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 OKTOBER 2011

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 OKTOBER 2011
 
Tema: RUMAH DOA
(Seri 5)
 
Shalom. Selamat malam, Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
 
Kembali kita memeriksa Matius 21.
Matius 21: 12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
 
Setibanya Yesus di Yerusalem, selanjutnya Yesus masuk ke dalam Bait Allah. Kemudian, Yesus melihat Bait Allah tidak sesuai dengan fungsinya, sebab Bait Allah (rumah Tuhan) yang seharusnya disebut sebagai rumah doa bagi segala bangsa, tetapi kenyataannya rumah Tuhan sudah menjadi sarang penyamun. Sarang penyamun = tempat berkumpulnya dosa.
 
Yohanes 2: 14
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
 
Sarang penyamun disebut juga tempat berjualan. Tempat berjualan = pasar.
 
Lukas 7: 30-32
(7:30) Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes. (7:31) Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? (7:32) Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
 
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat diumpamakan seperti anak-anak yang duduk di pasar.
Anak-anak yang duduk di pasar = kehidupan yang berada di pasar = hidup bersuasanakan pasar.
Kehidupan yang bersuasanakan pasar, seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat, itulah kehidupan yang tidak memiliki kuasa Allah, sehingga tidak mampu mempengaruhi orang lain.
 
MENGAPA TIDAK BERKUASA?
Lukas 7: 30
(7:30) Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
 
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Maksud Allah = kehendak Allah Menolak maksud Allah, berarti; menolak kehendak Allah.
 
Matius 3: 13-15
(3:13) Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. (3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" (3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
 
Maksud Allah atau kehendak Allah adalah baptisan air. Jadi, untuk menggenapi seluruh kehendak Allah, maka harus lewat proses baptisan air.
 
APA ITU BAPTISAN AIR?
Roma 6: 3-7
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (6:6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
(6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
 
Baptisan air itulah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
-      Kuasa kematian Yesus adalah mengubur hidup lama.
-      Kuasa kebangkitan Yesus adalah hidup dalam hidup yang baru.
Kalau masuk dalam pengalaman kematian Yesus, maka seseorang bebas dari dosa.
Akan tetapi, jika maksud Allah tidak tergenapi, maka seseorang tidak bebas dari dosa, sehingga tidak memiliki kuasa Allah.
 
Sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat / sikap bersuasana pasar.
Lukas 7: 32
(7:32) Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
 
Sikap bersuasana pasar, YANG PERTAMA: Kami meniup seruling, tetapi kamu tidak menari.
Menari adalah tanda sukacita. Sukacita sorga datang dari dikerjakan oleh Roh El Kudus, bukan dari bunyi seruling yang ditiup oleh mulut lidah.
 
Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
 
Sukacita sorga itu dikerjakan oleh Roh El Kudus, bukan dari seruling yang ditiup oleh mulut lidah.
 
Kisah Para Rasul 2: 1-4
(2:1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
(2:2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
(2:3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
(2:4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
 
Sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, dimulai dari tiupan angin kemudian ada lidah-lidah api, sehingga penuhlah mereka oleh Roh Kudus, itulah sukacita Roh Kudus.
Berbicara penuh oleh Roh Kudus, berarti penuh dengan sukacita.
 
Yohanes 15: 11
(15:11) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
 
Kalau berbicara penuh oleh Roh Kudus, berarti = sukacita penuh.
 
1 Korintus 14: 3-8
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. (14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. (14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. (14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? (14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? (14:8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
 
Bahasa lidah = bahasa roh, kegunaannya adalah untuk membangun diri sendiri = sukacita penuh atas diri sendiri.
Tetapi bernubuat, kegunaannya untuk membangun orang lain, dengan mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda = bunyi yang terang = orang lain / sidang jemaat penuh dengan sukacita. Bunyi yang terang, itulah firman pengajaran / firman nubuatan, membangun, menghibur, menasihati.
Kesimpulannya: sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat, tidak hidup dalam pengurapan Roh-El Kudus dan tidak hidup menurut kebenaran firman sehingga tidak bisa membangun diri sendiri dan orang lain, dengan kata lain tidak mampu mempengaruhi orang lain.
 
Sikap bersuasana pasar, YANG KEDUA: Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis
Ini adalah perbuatan yang bodoh dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat, karena mereka menyanyikan kidung duka supaya orang menangis.
Seandainya pun harus menghadapi ujian / cobaan atas seijin Tuhan, itu bukanlah rancangan kecelakaan tetapi rencana damai sejahtera untuk memberi masa depan yang indah (Yeremian 29: 11).  Itu sebabnya, saat menghadapi ujian yang harus kita kerjakan adalah berucap syukur di dalam segala hal baik dalam susah / saat menghadapi ujian, maupun saat senang (1 Tesalonika 5: 16-18) .
Orang yang berkabung dan menangis / meratap, itu hanya terjadi kepada orang yang tidak mempunyai Kristus sebagai Kepala.
 
Ratapan 1: 1-2
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan. (1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.
 
Kehidupan yang mengalami ratap tangis dan berduka, hanya terjadi pada seorang janda.
Janda = tidak mempunyai suami = gereja Tuhan yang tidak menempatkan Kristus sebagai kepala di dalam dirinya.
 
AKIBAT BERSUASANAKAN PASAR
Lukas 7: 33
(7:33) Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. (7:34) Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
 
Akibatnya:
1.            Menghakimi sesama. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat berkata, Yohanes Pembaptis kerasukan setan karena ia tidak mau makan dam minum.
2.            Menghakimi Tuhan. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat berkata Yesus datang, Ia makan dan minum. Kalau seseorang menghakimi Tuhan berarti ia merasa lebih baik dari Tuhan dan sesama = hidup di bawah hukum taurat.
 
Oleh sebab itu, biarlah kita memberi diri untuk disucikan sehingga kembali kepada fungsinya, bahwa rumah Tuhan disebut rumah doa bagi segala bangsa, sehingga kehidupan saya dan saudara bukan lagi tempat berjualan / pasar.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment