KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, October 25, 2011

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 OKTOBER 2011

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 OKTOBER 2011
 
Tema: RUMAH DOA
(Seri 7)
 
Shalom
Selamat malam, Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kasih Nya besar, kita boleh beribadah pada malam hari ini.
 
Minggu lalu saya sudah sampaikan, di mana Bait Alah sudah menjadi sarang penyamun, di dalam kitab lain, yaitu Injil Yohanes, dikatakan bahwa Bait Allah menjadi tempat berjualan (pasar). Di pasar, segala sesuatu bisa terjadi; oleh sebab itu, kalau kerohanian seperti pasar, maka ia pasti mendambakan pasar, dan merindukan pasar, seperti ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi yang mendambakan penghormatan.
Jangan itu terjadi di antara kita; oleh sebab itu, jangan biarkan kerohanian seperti pasar, sebab itu berbahaya sekali.
 
Kembali kita periksa Matius 21.
Matius 21: 12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
 
Setelah Yesus berada di Yerusalem dan masuk ke dalam Bait Allah, selanjutnya Yesus melihat keadaan Bait Allah tidak sesuai fungsinya. Itu sebabnya Yesus berkata: Rumah Ku akan disebut rumah doa, tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun. Sarang penyamun = tempat berkumpulnya semua dosa.
 
Kita melihat dalam Perjanjian Lama, pada zaman nabi Yeremia, di mana Bait Allah sudah dijadikan sarang penyamun
Yeremia 7: 11
(7:11) Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN.
 
Pada zaman nabi Yeremia, di mata Tuhan, Bait Allah sudah dijadikan sarang penyamun. Inilah yang terjadi pada zaman nabi Yeremia, dan ini sangat berbahaya.
 
Mari kita lihat APA YANG MENJADI PENYEBABNYA.
Yeremia 7: 8-10
(7:8) Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. (7:9) Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, (7:10) kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
 
Kalau Bait Allah dijadikan sarang penyamun, penyebabnya adalah karena PERCAYA KEPADA PERKATAAN DUSTA. Jangan mudah mendengarkan perkataan dusta, sebab inilah yang menyebabkan rumah Tuhan menjadi sarang penyamun bukan rumah doa
 
APAKAH PERKATAAN DUSTA YANG DIMAKSUD? Mereka yang berada dalam Bait Allah berseru “kita selamat”, tetapi kenyataanya melakukan sesuatu yang keji di mata Tuhan.
Saya sebagai hamba Tuhan, kalau melihat sesuatu yang tidak baik harus saya sampaikan, tetapi jika saya melakukan perbuatan kekejian dan berkata “kita selamat”, ini adalah perkataan dusta.
Contohnya: seorang hamba Tuhan berkata “Tuhan tidak tidak melihat pakaian, tetapi Tuhan melihat hati seseorang.” Tetapi jika hamba TUHAN tersebut membiarkan seseorang berpakaian yang tidak sopan (pakaian terbuka), ini adalah sesuatu yang tidak boleh. Itu adalah perkataan dusta, dan perkataan dusta semacam ini perlu diperhatikan.
Banyak orang Kristen mengatakan “TUHAN melihat hati”, tetapi membiarkan kesalahan terjadi, membiarkan kekeliruan terjadi, membiarkan kebodohan terjadi; ini adalah sesuatu yang keji, ini adalah perkataan dusta.
 
Ada 6 hal praktek melakukan kekejian:
1.      Mencuri, artinya:
-          Mengambil milik Tuhan, yaitu 1/10 (sepersepuluh).
-          Mengambil & merampas milik orang lain.
2.      Membunuh = membenci sesama (1 Yohanes 3: 15)
3.      Berzinah = menduakan hati Tuhan hanya demi perkara-perkara lahiriah = meninggalkan ibadah pelayanan demi pekerjaan, uang, kuliah (sekolah). Ini adalah hubungan yang tidak sah.
4.      Sumpah palsu = berdusta. Banyak hamba Tuhan yang berdusta-dusta kecil, dan ini sangat berbahaya. Dusta terjadi karena disebabkan oleh perbuatan dosa; itu sebabnya seseorang yang berdosa pasti dimungkinkan untuk berdusta. Dalam kitab Yakobus dikatakan: seorang yang benar dilihat dari perkataanya. Jadi, tidak perlu berkata dusta untuk membuktikan kebenaran, melainkan dengan perbuatan.
5.      Membakar korban kepada Baal = menyembah berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari pada Tuhan
6.      Mengikuti allah lain yang tidak dikenal = mengikuti petunjuk-petunjuk lain, yang bukan berasal dari Allah. Ketika bangsa Israel membuat patung lembu emas tuangan, kemudian mereka mengikuti pentunjuk yang salah, sehingga berkata “inilah allah yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir. Mengikuti suara hati pun adalah suatu kekeliruan sebab tidak selamanya suara hati itu benar.
 
Kemudian, 6 (enam) hal tersebut dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
1.      Mencuri, berzinah, mebunuh, sumpah palsu = tidak mengasihi sesama.
2.      Membakar korban kepada Baal, mengikuti allah lain = tidak mengasihi Tuhan.
KESIMPULANNYA: Kalau 6 (enam) hal ini terjadi, berarti tidak mengasihi Tuhan dan tidak mengasihi sesama
 
Mari kita melihat dalam perjanjian Baru. Kisah yang menarik sekali di mata Yesus, mereka memberikan korban persembahan tetapi sesungguhnya tidak mengasihi Tuhan dan tidak mengasihi sesama.
Markus 12: 41-44
(12:41) Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. (12:42) Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. (12:43) Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (12:44) Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
 
Banyak orang kaya yang memberikan jumlah yang besar dan memasukkan uangnya ke dalam peti. Saudaraku, bukan persembahan dengan jumlah yang banyak yang Tuhan perhatikan, melainkan nilai rohani kita yang Tuhan perhatikan. Jadi, Tuhan pun memperhatikan kita semua, pribadi lepas pribadi.
Banyak orang memberikan korban persembahan kepada Tuhan, seperti orang kaya tersebut, tetapi mereka memberi persembahan dari kelimpahan = dari kelebihan-kelebihan.
Inilah yang harus kita perhatikan, yaitu memberi itu bukan karena jumlah yang banyak, tetapi Tuhan melihat nilai rohaninya.
 
Bandingkan dengan JANDA MISKIN.
Markus 12: 44
(12:44) Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
 
Dalam ayat ini, Yesus berkata “seorang janda memberi dari kekurangan
Jadi, bukan jumlah yang besar secara lahiriah yang Tuhan lihat, melainkan nilai rohani, itulah yang Tuhan perhatikan.
 
2 Korintus 1: 9
(1:9) Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.
 
Rasul Paulus berkata:Seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati Rasul Paulus merasa diri memiliki banyak salah seperti orang yang berdosa harus menerima hukuman, tujuannya ialah supaya ia jangan merasa diri lebih dari segala-galanya. Kalau menaruh pengharapan kepada diri sendiri, menaruh pengharapan kepada kekuatan pikiran manusia daging, itu menunjukkan bahwa ia merasa lebih baik, lebih benar, tetapi biarlah kita menaruh pengharapan kepada Allah sepenuhnya.
 
Kembali kita melihat Markus 12.
Markus 12: 44
(12:44) Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
 
Janda miskin ini memberi dari kekurangannya, memberi dari semua yang ada padanya yaitu seluruh nafkahnya. Artinya: mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan.
Biarlah roh kita taat, setia dan dengar-dengaran, maka dengan demikian kita bisa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akan budi, dan segenap kekuatan.
 
PRAKTEKNYA:
Markus 12: 42
(12:42) Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
 
Janda miskin memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Satu duit à kasih Allah. Dua peser = kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Jadi sumbernya ialah dari satu duit”, sehingga bisa mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Biarlah ini terjadi kepada kehidupan kita semua; perhatikan nilai rohani, bukan jumlah yang besar atau banyak secara lahiriah. Biarlah kita memberikan dua peser, satu duit kepada Tuhan, baik dalam ibadah pelayanan, maupun di luar ibadah pelayanan, baik di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, dimana saja keberadaan kita.
 
JALAN KELUAR supaya Bait Allah tidak menjadi sarang penyamun.
Yeremia 7: 3-4
(7:3) Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. (7:4) Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, (7:5) melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
 
Kalau Bait Allah menjadi sarang penyamun, maka 3 oknum Allah, TUHAN Yesus Kristus, dengan tabiat-Nya; Firman, Roh dan kasih-Nya tidak akan diam di dalamnya.
Oleh sebab itu, jangan lagi ada perkataan dusta, sehingga tingkah laku dan perbuatan kita benar di mata Tuhan, sehingga kita pun bisa berkata “Aku rumah Tuhan, rumah doa, rumah doa, rumah doa
 
5 Praktek tidak ada perkataan dusta
Yeremia 7: 5-6
(7:6) tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri,
 
Prakteknya:
1.      Tidak menindas orang asing = memperhatikan orang yang belum mengenal Yesus Kristus = memperhatikan orang di luar Tuhan = memperhatikan orang yang berharap pertolongan Tuhan.
2.      Tidak menindas yatim = memperhatikan mereka yang tidak memiliki ayah dan ibu = memperhatikan mereka yang tidak memiliki firman dan pengajaran (Amsal 6: 20-23).
3.      Tidak menindas janda = memperhatikan mereka yang tidak bersuami. Berarti, memperhatikan mereka yang tidak menempatkan Kristus sebagai kepala = memperhatikan mereka yang hidup menurut keinginan daging. Suami adalah Kristus = Yang Diurapi oleh urapan Roh Kudus.
4.      Tidak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah = pikul salib. Biarlah kita semua pikul salib.
5.      Tidak mengikuti allah lain = tidak menyembah berhala = tidak lagi mengikuti petunjuk-petunjuk, baik dari hati, dunia, setan, dan yang lain-lain.
 
HASILNYA:
Yeremia 7: 7
(7:7) maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
 
Hasilnya ialah Allah berdiam di tengah-tengah umat Nya = Allah bertabernakel
 
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
 
Allah berdiam = firman menjadi daging, firman mendarah daging dalam kehidupan saya dan saudara .
Kalau firman mendarah daging, dampak positifnya ialah:
-          Kita melihat kemuliaan Allah dalam hidup kita pribadi lepas pribadi, baik dalam ibadah  pelayanan, terlebih dalam nikah rumah tangga.
-          Penuh kasih karunia = mendapat kemurahan = anugerah Allah yang besar = yang tidak layak menjadi layak.
-          Penuh kebenaran. Kebenaran yang sejati berasal dari salib = menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, seperti Yesus yang disalibkan.
 
Oleh sebab itu, biarlah kita menikmati firman Tuhan tiap ayat, tiap pasal. Ketika firman dinikmati, maka firman itu tergores dalam loh daging-daging kita semua, bukan ditulis oleh tinta, tetapi dimateraikan oleh Roh Kudus.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment