KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 11, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 JULI 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 JULI 2013

Tema: HAL BERDOA
          (Seri 50)

Subtema: YANG EMPUNYA KERAJAAN SORGA ADALAH ORANG-ORANG YANG KECIL

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, dan pada malam hari ini, Tuhan kembali memberi kita kesempatan untuk menyembah Dia.

Sebelum kita menyembah, terlebih dahulu kita memperhatikan Matius 6: 5-13, sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, namun kita hanya membaca ayat 13 saja.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Kita memperhatikan bagian dari ayat 13, yaitu: “Engkaulah yang empunya Kerajaan
Yesus Kristuslah yang empunya Kerajaan, Dialah Raja di atas segala raja, Raja alam semesta, Raja segala zaman.

Lukas 1: 32
(1:32) Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

Tuhan Allah mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bukan takhta yang lain.

Sehingga, kalau kita memperhatikan ayat 33 ...
Lukas 1: 33
(1:33) dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Di sini kita perhatikan dengan jelas dikatakan, bahwa:
-      Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya
-      Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan

Saudaraku, setelah Salomo, anak Daud mati, maka yang duduk di atas takhta kerajaan adalah Rehabeam, anak Salomo, namun pada akhirnya kerajaan itu terpecah menjadi dua bagian;
-      Kerajaan yang pertama dengan 11 suku Israel.
-      Kerajaan yang kedua dengan satu suku, itulah suku Yehuda.
Untuk suku Yehuda, yang duduk di atas takhta kerajaan adalah keturunan dari raja Daud terus menerus, sampai akhirnya Yesus lahir. Itu sebabnya dikatakan: Tuhan Allah mengaruniakan takhta Daud sehingga ia menjadi raja atas keturunan Yakub untuk selama-lamanya dan kerajaannya tidak berkesudahan.

Sedangkan yang duduk di atas takhta kerajaan Israel silih berganti, siapa yang kuat, dialah yang menjadi raja, berarti untuk menjadi raja, dengan cara kudeta, artinya; peralihan kekuasaan secara paksa = siapa yang kuat, ia menjadi raja, namun di dalamnya tidak terdapat kebenaran, sehingga kerajaan yang demikian sifatnya tidak kekal.

Lebih jauh kita perhatikan ...
Yesaya 9: 5
(9:5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Sebutan lain yang ditujukan kepada Yesus adalah Raja Damai, sesuai dengan tabiat / prilaku-Nya.
Kemudian, lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, ini menunjukkan bahwa Yesus yang adalah Raja, Ia bertanggung jawab penuh atas kerajaan-Nya, atas kekuasaan-Nya.

Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Kemudian, besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan, karena Ia adalah Raja Damai, dan Tuhan Allah telah mengaruniakan kepadanya takhta Daud.

Raja yang demikianlah yang kita cari-cari, raja yang demikianlah yang kita rindukan, bukan raja lain.
Saya tambahkan; jangan mencari kerajaan lain, dan jangan mendirikan kerajaan sendiri, itu tidak baik.
Kalau mendirikan kerajaan sendiri yang terjadi adalah mempertahankan harga diri, kalau mencari kerajaan lain yang terjadi adalah egosentris, kepentingan diri sendiri, dan semua itu sifatnya tidak kekal, justru merugikan diri sendiri.

Sebab kita sudah melihat, sebelum Yesus lahir, ada raja yang lain yaitu raja Herodes, tetapi kerajaannya tidak kekal karena dia disebut:
1.    Pembunuh.
2.    Si serigala.
Tetapi Raja Damai itu besar kekuasaan-Nya dan damai sejahteranya tidak berkesudahan.
Sekali lagi saya tegaskan; biarlah kita mencari dan merindukan raja yang demikian, jangan mencari dan merindukan raja-raja yang lain.

Kembali kita baca ayat 6 ...
Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Dasar dari Kerajaan Allah adalah KEADILAN dan KEBENARAN.
-      KEADILAN datang dari seorang hakim, ditujukan bagi mereka yang LEMAH.
-      KEBENARAN / kejujuran itu datang dari seorang wasit, ditujukan kepada mereka yang TERTINDAS.
Jadi, pendeknya; dasar dari kerajaan Allah adalah salib Kristus, sebab kebenaran dan keadilan itu adalah salib Kristus = korban Kristus.
Kalau kita perhatikan injil Matius 7, rumah yang dibangun di atas batu tetap kuat / ada kekuatan, sekalipun ...
-      Hujan turun = ujian dari atas = tipu muslihat dari roh-roh jahat di udara
-      Banjir datang = ujian dari bawah = dosa kenajisan
-      Angin melanda = angin-angin pengajaran palsu = ujian dari nabi-nabi palsu
tetapi rumah itu tetap kuat, tidak rubuh karena didirikan di atas batu.

Saudaraku, tentu kita semua menginginkan kerajaan yang demikian, oleh sebab itu, milikilah kerajaan itu.
Syaratnya.
Matius 19: 13-14
(19:13) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
(19:14) Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Syarat untuk memiliki Kerajaan Sorga adalah MENJADI SAMA SEPERTI ANAK KECIL.
Itu sebabnya dengan tegas Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga
Oleh sebab itu saya menghimbau biarlah kiranya kita semua mau menjadi kecil / menjadi sama seperti anak kecil, supaya kita semua memiliki kerajaan yang kekal.

Terlebih dahulu kita perhatikan ...
Yohanes 3: 30
(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Kalau kita semakin kecil, maka Tuhan semakin besar.
Semakin kita kecil, Tuhan semakin besar dan kekuasaan-Nya semakin besar di dalam kehidupan saya dan saudara. Sebaliknya, kalau kita yang semakin besar, maka Tuhan semakin kecil.

Tetapi yang benar; biarlah Tuhan semakin besar, kerajaan-Nya dan kekuasaan-Nya semakin besar dalam kehidupan saya dan saudara, oleh sebab itu, kita semua harus mau menjadi kecil.
Apa artinya kita beribadah melayani tetapi tidak memiliki Kerajaan Sorga? Apa artinya kita beribadah melayani kalau akhirnya binasa, seperti Herodes? Sementara untuk beribadah, telah banyak yang kita korbankan dan yang kita perjuangkan. Tentu saja itu semua menjadi sia-sia kalau kita tidak memiliki Kerajaan Sorga.

Kalau kita semakin kecil, Tuhan semakin besar, itu bisa dilihat dari ciri-cirinya.
Ciri-cirinya.
2 Korintus 4: 16-18
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Ciri-ciri orang yang semakin kecil, Tuhan semakin besar: MANUSIA BATINIAH SEMAKIN DIBAHARUI.
Ketika manusia batiniah semakin dibaharui, manusia lahirahnya semakin merosot, namun sekalipun manusia lahiriah semakin merosot, pandangan tetap tertuju kepada yang tidak kelihatan, itulah kemuliaan yang akan dinyatakan = Kerajaan Allah (kerajaan yang kekal).
Kemudian, ketika manusia lahiriah merosot, Rasul Paulus tidak tawar hati di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
tawar hati, artinya; tidak merasakan kasih dan kemurahan Tuhan.

Biarlah kita belajar untuk mau menjadi kecil, berarti manusia batiniah terus menerus dibaharui dari sehari ke sehari; hari ini tidak boleh sama dengan hari esok, hari esok tidak boleh sama dengan esok lusa. Kerohanian itu harus semakin meningkat, tidak boleh sama.

Roma 7: 22-23
(7:22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
(7:23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Manusia batiniah yang dibaharui dari sehari ke sehari, menyimpan hukum di dalam batin.

Kelebihan dari anak-anak kecil.
YANG PERTAMA.
Mazmur 119: 141
(119:141) Aku ini kecil dan hina, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan.

Kelebihan orang yang kecil; TIDAK MELUPAKAN TITAH / FIRMAN TUHAN.

Mazmur 119: 142-144
(119:142) Keadilan-Mu adil untuk selama-lamanya, dan Taurat-Mu benar.
(119:143) Aku ditimpa kesesakan dan kesusahan, tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku.
(119:144) Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup.

Orang yang kecil disebut juga orang yang hina, sebab orang yang hina rela menanggung penderitaan, rela di dalam kesusahan, namun Tuhan memberi keadilan lewat kebenaran firman Tuhan.
Percayalah, sekalipun kita harus menanggung penderitaan, mengalami kesusahan, tetapi firman Tuhan akan memberi keadilan.

Saya memperhatikan hal itu; banyak orang menyakiti saya, dan saya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun Tuhan menyatakan keadilan-Nya. Misalnya; ada yang anaknya mati karena HIV, ada juga yang mati karena asam urat, ada juga yang mati karena kanker, dan sebagainya.
Tetapi bukan berarti dia mati karena saya, yang saya mau sampaikan; keadilan Tuhan nyata, karena kebenaran menjadi bagian dari kita semua. Sekalipun saya dan saudara mau menjadi kecil, tetapi tidak melupakan firman Tuhan adalah kebenaran yang menguduskan.
Percayalah, tidak perlu mempertahankan harga diri, sebab apa artinya kita membangun kerajaan, tetapi kehilangan Kerajaan yang kekal.

Kelebihan dari anak-anak kecil.
YANG KEDUA.
Matius 18: 3-4
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Kelebihan yang kedua; MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA.
Kalau merendahkan diri serendah-rendahnya, berarti berada di titik nol. Nol = kosong.
Kosong, artinya; tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri hebat, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri lebih dari pada yang lain.
Kalau angka satu, sekalipun nilainya kecil, tetapi masih ada harga diri yang dipertahankan.

Kemudian, sesuai dengan apa yang saya sampaikan di Nias; kalau merendahkan diri serendah-rendahnya, tidak seorang pun yang dapat mengungkit / menjatuhkannya, bahkan setan sekalipun tidak dapat menjatuhkannya.
Oleh sebab itu, biarlah kita mau menjadi kecil, berarti merendahkan diri serendah-rendahnya, berada di titik nol / kosong.
Percayalah, kalau kita semua merendahkan diri, tidak ada yang menjatuhkannya. Persis seperti sebuah benda yang berada di atas tanah, tidak ada yang bisa menjatuhkannya lagi, karena ia berada di titik nol.
Sejauh mana seseorang mempertahankan harga diri, sejauh itulah ia akan jatuh, dan sejauh mana seseorang meninggikan diri, sejauh itulah rasa sakit yang ia rasakan.

Saya tambahkan sedikit; kalau berada di titik nol (kosong) = hidup oleh karena kasih karunia / kemurahan Tuhan, sebab kehidupan yang kosong, bila diisi, dengan kata lain dipakai, dipercaya oleh Tuhan, semua karena anugerah-Nya.

Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Kalau kita mau menjadi kecil dan merendahkan diri serendah-rendahnya, berarti; IA MENYAMBUT KERAJAAN SORGA, menyambut Yesus Kristus yang adalah Raja Damai.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment