KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, July 16, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 14 JULI 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 14 JULI 2013

Tema:  JEMAAT EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)

            (Seri 16)

Subtema: BAGIAN DARI ORANG-ORANG MENANG ADALAH BUAH POHON KEHIDUPAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita dihimpunkan di dalam rumah Tuhan ini, untuk menikmati sabda Allah, biarlah kiranya Tuhan berfirman bagi kita, karena kita sekaliannya memang merindukan pembukaan rahasia firman Tuhan.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari kitab Wahyu 2: 1-7, tentang sidang jemaat di Efesus, namun kita hanya membaca ayat yang ke-7 saja.
Wahyu 2: 7
(2:7) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Kita akan memperhatikan bagian dari ayat 7 ini, terlebih dahulu: “BARANGSIAPA MENANG
Menang di sini, berarti dosa kejahatan telah dikalahkan, dosa apa saja telah dikalahkan, karena firman Tuhan lebih berkuasa dalam kehidupan kita semua.

Matius 12: 18
(12:18) "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.

Sebagai seorang hamba Tuhan, Yesus memaklumkan hukum / firman Tuhan kepada bangsa-bangsa.
Dalam ejaan lama, “bangsa-bangsa” ditulis dengan “bangsa kafir”, berarti bangsa yang bukan umat / bangsa Israel.
Yesus memaklumkan hukum, menyatakan firman Tuhan kepada bangsa-bangsa / bangsa kafir.

Kalau kita kaitkan dengan kisah perempuan Siro-Fenisia, orang kafir itu digambarkan seperti anjing.
Kesukaan dari anjing adalah;
1.    Menjilat borok.
Artinya; menyukai kelemahan, kekurangan, bahkan menikmatinya.
2.    Menjilat muntah.
Artinya; kembali mengulangi kesalahan-kesalahan, kembali mengulangi dosa masa lalu, itulah gambaran dari bangsa kafir.

Sehingga, kalau kita lihat...
Keadaan bangsa kafir.
Matius 12: 20
(12:20) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Keadaannya digambarkan seperti dua hal;
-      BULUH YANG PATAH TERKULAI.
= lemah, tak berdaya, tidak ada kekuatan menghadapi dosa.
-      SUMBU YANG PUDAR NYALANYA.
= tidak bernyala-nyala di dalam ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kalaupun datang beribadah hanya sebatas rutinitas, tidak ada kobaran, tidak ada api yang menyala dalam melayani Tuhan, itulah orang kafir.
Inilah keadaan bangsa kafir, oleh karena kelemahannya yang digambarkan seperti anjing.

Tetapi saudaraku, Yesus sebagai seorang hamba Tuhan ...
Matius 12: 18
(12:18) "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.

Yesus adalah Hamba Tuhan;
-      yang dipilih dan yang dikasihi oleh Allah.
-      Allah berkenan kepada-Nya.
-      Roh Tuhan ada pada-Nya.

Sehingga kalau kita perhatikan ayat 19 ...
Matius 12: 19
(12:19) Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.

Sebagai seorang Hamba Tuhan, kita lihat 3 perkara;
1.    IA TIDAK AKAN BERBANTAH.
Perbantahan itu terjadi bila dua kubu saling serang menyerang, tetapi bila salah satu dari antara kubu itu diam, maka tidak akan ada perbantahan, itulah keadaan Yesus sebagai seorang Hamba Tuhan yang memaklumkan firman Tuhan kepada bangsa kafir.
2.    IA TIDAK AKAN BERTERIAK.
-      Teriak itu terjadi ketika seseorang terkejut, seperti Herodes; saat mendengar Yesus, raja orang Yahudi lahir, dia TERKEJUT (Matius 2: 3).
Orang yang terkejut biasanya adalah orang yang tidak siap sedia (gambaran dari dosa / kebodohan, seperti lima gadis yang bodoh). Kalau seseorang tidak berdosa / tidak bodoh (siap sedia), ia tidak akan terkejut, apapun yang terjadi.
-      Kemudian, yang menyebabkan seseorang berteriak disebabkan oleh karena RASA SAKIT.
Orang yang sakit adalah orang yang menderita karena dosa, sebab dosa membuat seseorang menderita pukulan / sakit. Tetapi sebagai seorang Hamba Tuhan, Yesus tidak berteriak sekalipun sakit karena menanggung dosa manusia.
3.    ORANG TIDAK AKAN MENDENGARKAN SUARA-NYA DI JALAN-JALAN.
Arti rohaninya; tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Sebab kalau seorang hamba Tuhan hidup menurut hawa nafsu daging, lalu di jalan-jalan orang melihatnya, maka orang-orang tidak akan percaya kepada dia sebagai seorang hamba Tuhan.
Coba kalau seorang hamba Tuhan hidup menurut hawa nafsu daging, kemudian di pinggir jalan dia suka ngopi, main catur, main gaple, dia suka bermain-main di pinggir jalan, maka orang-orang tidak akan percaya kepadanya, berarti tidak menjadi kesaksian.
Tetapi di sini kita melihat; orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan, itulah pribadi Yesus, sebagai seorang Hamba Tuhan.
Pendeknya; SEBAGAI SEORANG HAMBA TUHAN, MULUT-NYA TIDAK TERBUKA.
Saudaraku, jangan suka bersungut-sungut, apalagi mengenai ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Inilah yang benar; seorang hamba Tuhan, ketika ia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya, tidak mengeluarkan suara (tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging).
Hamba Tuhan adalah hamba kebenaran, SEKALIPUN TERTINDAS, seorang HAMBA TUHAN TIDAK AKAN MEMBUKA MULUTNYA, digambarkan seperti;
-      anak domba yang dibawa ke pembantaian, sekalipun dibantai tetapi mulutnya tidak terbuka.
-      induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Kesimpulannya; inilah yang disebut DOMBA SEMBELIHAN.
Jadi HAMBA TUHAN / HAMBA KEBENARAN HARUS MENJADI DOMBA SEMBELIHAN.
Mulut tidak terbuka -> domba sembelihan.

Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Ketika menjadi korban sembelihan kepada Allah, yang terjadi adalah jiwa hancur, hati patah dan remuk, itu sudah pasti, tidak mungkin tidak.
Tetapi sekalipun jiwa hancur, hati patah dan remuk, tidak dipandang hina, berarti dipandang mulia oleh Tuhan.
Ketika kita menjadi korban sembelihan, orang dunia melihat kita begitu hina, tetapi bagi Tuhan itu dipandang mulia.

Mari kita lihat; KETIKA RASUL PAULUS MENJADI DOMBA SEMBELIHAN DI TENGAH-TENGAH PELAYANANNYA KEPADA TUHAN.
Roma 8: 35-36
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

Di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan, Rasul Paulus dianggap sebagai domba sembelihan, sebab ia tidak mau terpisah dari kasih Kristus, sekalipun menghadapi 7 perkara, yaitu;
-      penindasan             - ketelanjangan
-      kesesakan              - bahaya
-      penganiayaan         - pedang
-      kelaparan

Kalau kita memperhatikan dengan seksama perjalanan dan pelayanan dari Rasul Paulus, sungguh luar biasa, ia didera, dicambuk empat puluh kurang satu kali, kemudian dalam pelayarannya ia hampir tenggelam, dan waktunya lebih banyak berada di dalam penjara, sehingga dia tuangkan itu semua dalam Roma 8: 35, itu sebabnya dia berkata: “... kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan”, memang jiwa hancur, hati patah dan remuk, tetapi itu konsekuensi bagi seorang hamba Tuhan, hamba kebenaran.
Oleh sebab itu, sebagai seorang hamba Tuhan, jangan banyak berkata-kata, sebab itu merupakan suara daging, yang menggambarkan bahwa ia belum menjadi domba sembelihan.

Roma 8: 37
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Tetapi lebih dari pada itu, kita adalah “orang-orang yang menang.”
Menang, berarti; dosa telah dikalahkan (baik dosa kejahatan maupun dosa kenajisan), itulah yang disebut dalam Wahyu 2: 7, yaitu: “Barangsiapa menang

Saya kira memang, ketika menjadi domba sembelihan, itu jauh lebih baik, sebab pada masa aniaya antikris selama 3,5 tahun, Tuhan memberi sayap burung nasar dan memelihara mempelai perempuan-Nya di padang belantara, dan yang menjadi makanan mereka adalah kematian Yesus Kristus, sesuai dengan firman Tuhan yang mengatakan: “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar” (Lukas 17: 37).
Jadi, mulai dari sejak sekarang, kalau menjadi domba sembelihan, itu harus menjadi kenikmatan, tidak boleh dielakkan lagi. Pengalaman salib itu harus menjadi bagian kita, tidak bisa tidak.
Hamba Tuhan memang harus lemah lembut, sabar, rendah hati, dan mau memikul kuk, berarti tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri benar dari orang lain.
Jadi, sekalipun jiwa hancur, hati patah dan remuk, itu memang harus dinikmati oleh seorang hamba Tuhan.

Mari kita lihat; PERSAMAANNYA.
Matius 12: 19-20
(12:19) Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
(12:20) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Firman Tuhan yang dinyatakan oleh Yesus, sebagai hamba Tuhan tergenapi karena dosa telah dikalahkan, sampai akhirnya hukum itu MENANG.
Oleh sebab itu setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah, tidak akan kembali dengan sia-sia, asal saja kita lakukan.
Biarlah kita semua mengerti apa yang Tuhan nyatakan pada saat malam hari ini.

Kita sudah melihat orang yang menang, sekarang mari kita perhatikan; BAGIAN DARI ORANG-ORANG YANG MENANG.
Wahyu 2: 7
(2:7) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

MAKAN DARI BUAH POHON KEHIDUPAN YANG ADA DI TAMAN FIRDAUS, itulah bagian dari orang-orang yang menang.
Kita bersyukur, karena kita mendapat bagian untuk makan dari buah pohon kehidupan yang ada di taman Firdaus Allah, karena kita adalah orang-orang yang menang, sesuai dengan iman.

Sekarang, kita lihat; POHON KEHIDUPAN yang ada di Taman Firdaus.
Kejadian 2: 8-9
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Di Taman Firdaus ada 3 pohon yang tumbuh;
1.    POHON PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT -> zaman Allah Bapa = berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, berarti kalau berada di bawah hukum Taurat, tidak seorang pun mendapatkan keselamatan.
Sesungguhnya hukum Taurat itu baik, tetapi ada kelemahannya. Setiap orang yang tidak mampu melakukannya, akan dihukum, itulah kelemahannya. Saya kira, tidak seorang pun sanggup melakukan 1 dari 10 hukum yang ada, berarti masih ada kelemahannya. Kalau beribadah dengan sistem hukum Taurat, maka tidak akan selamat, sebab ibadahnya dijalankan secara lahiriah saja.
Oleh sebab itu, kalau kita perhatikan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, mereka lebih mengutamakan hari yang ketujuh, dari pada menolong orang yang harus ditolong, sehingga tidak memberi kesempatan untuk bertobat.

2.    POHON KEHIDUPAN di tengah taman itu -> zaman Allah Anak = pribadi Yesus Kristus, Allah Anak, tabiat-Nya; hidup benar sesuai firman Tuhan.

Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.

Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran itu diperoleh bagi setiap orang yang percaya kepadanya.
Berarti berada pada zaman Allah Anak = berada di bawah hukum kasih karunia, orang yang berdosa diberi kesempatan untuk diselamatkan, karena setiap orang yang percaya kepada Kristus akan memperoleh kebenaran.

Matius 5: 17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Yesus lahir dan datang ke dunia, bukan untuk melenyapkan orang-orang yang hina, kecil karena dosa, melainkan untuk menyelamatkan orang yang berdosa.
Satu IOTA dan satu TITIK -> orang yang hina, kecil karena dosa.
Berarti, selama langit dan bumi belum lenyap, kita mendapatkan kesempatan untuk memperoleh keselamatan. Oleh sebab itu, biarlah kita gunakan waktu ini sebaik-baiknya untuk berubah, untuk lepas dari hukum Taurat, untuk lepas dari kejahatan.

Hargailah kemurahan Tuhan ini, sekali lagi saya katakan; kalau langit dan bumi belum lenyap, itu adalah kesempatan bagi kita untuk berubah, untuk bertobat, dan selama kita masih memperoleh kesempatan, itu adalah kemurahan Tuhan. oleh sebab itu, biarlah kita menghargai kesempatan yang Tuhan berikan dengan sebaik-baiknya sebagai panjang sabar Tuhan.
Inilah yang dimaksud dengan pohon kehidupan.

3.   BERBAGAI-BAGAI POHON DARI BUMI, YANG MENARIK dan YANG BAIK UNTUK DIMAKAN BUAHNYA -> zaman Allah Roh Kudus.
Kita mengetahui ada 9 buah Roh Kudus dan 9 karunia-karunia Roh Kudus, ini adalah buah yang sangat menarik untuk kita nikmati, supaya dengan 9 buah Roh Kudus dan 9 karunia-karunia Roh Kudus, kita dipakai sesuai dengan karunia-karunia yang Tuhan percayakan.

Syarat untuk makan dari buah pohon kehidupan.
Kejadian 3: 24
(3:24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Syaratnya; terlebih dahulu MELEWATI PEDANG YANG BERNYALA-NYALA dan YANG MENYAMBAR-NYAMBAR, untuk menuju jalan ke pohon kehidupan.
Artinya; terlebih dahulu menerima penyucian firman atas tubuh, jiwa roh, dan pikiran hati kita.

Pada awalnya, Adam dan isterinya berada di taman Eden, tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa, mereka dilempar ke dunia. Jadi, dunia ini hanyalah sementara, tempat kita menumpang saja, tetapi rumah yang kekal adalah rumah Bapa di sorga. Tetapi kalau juga tidak mau bertobat, maka akan dilempar ke dalam api neraka (turun lagi), di sana tidak ada kesempatan untuk bertobat.

 Mari kita lihat persamaan ayat ini.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba -> injil kerajaan.
-      Sungai air kehidupan -> firman Tuhan / injil.
-      Takhta Allah -> Kerajaan Allah / Kerajaan sorga.
Injil kerajaan = pemberitaan firman tentang salib Kristus, sebab sungai air kehidupan yang keluar dari takhta Allah itu, disebut juga takhta Anak domba.
Takhta anak domba -> domba sembelihan.

Jadi, injil kerajaan = pemberitaan firman tentang salib = firman penyucian, menyucikan tubuh manusia, menyucikan jiwa manusia, menyucikan roh manusia.
Oleh sebab itu, kalau kita lihat ciri-ciri dari sungai air kehidupan; jernih, berarti murni, tanpa campuran-campuran yang mengotori = firman yang disampaikan TIDAK DITAMBAHKAN dan TIDAK DIKURANGKAN.
-    Firman Tuhan yang DITAMBAHKAN; firman Tuhan yang disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, itulah yang mengotori pemberitaan firman Tuhan sehingga tidak jernih.
-      Firman Tuhan yang DIKURANGKAN;
  • Pemberitaan firman diganti dengan teori-teori kemakmuran. Teori kemakmuran, berarti orang Kristen tidak boleh miskin.
  • Pemberitaan firman diganti dengan mujizat-mujizat / tanda-tanda heran, sehingga ibadah pelayanan itu hanya untuk mencari tanda-tanda heran / mujizat-mujizat, bukan untuk mencari firman yang menyucikan tubuh, jiwa dan roh.

Terimalah injil kerajaan, pemberitaan firman tentang salib Kristus = firman penyucian yang menyucikan tubuh, jiwa, roh, dan pikiran hati.

Kuasa injil kerajaan / pemberitaan firman tentang salib / firman penyucian: MENJADI SEPERTI KRISTAL.
Kristal = transparan = jujur = tulus = tampil apa adanya, tidak ada kepura-puraan.
Kalau transparan, berarti tidak kaku dalam melayani Tuhan.

Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Pohon-pohon kehidupan itu tumbuh di tepi sungai air kehidupan, di seberang menyeberang sungai air kehidupan itu, dengan kata lain, ada kehidupan.

Kalau kita lihat, KEADAAN BILA POHON TUMBUH DI TEPI SUNGAI AIR KEHIDUPAN ...
Yeremia 17: 7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
(17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan adalah ORANG YANG DIBERKATI, sebab ia menaruh pengharapannya kepada Tuhan.
Adapun berkat-berkatnya yaitu;
1.    TIDAK MENGALAMI DATANGNYA PANAS TERIK.
Artinya; tahan terhadap pencobaan. Panas terik -> cobaan, ujian, aniaya karena firman.
2.  DAUNNYA TETAP HIJAU, ini menggambarkan kejayaan seseorang jika ia sungguh-sungguh di dalam Tuhan.
3.    TIDAK KUATIR DALAM TAHUN KERING.
Artinya; tidak takut, tidak kuatir, sekalipun terjadi resesi, sekalipun terjadi krisis berkali-kali.
Bagi anak Tuhan tidak ada kekuatiran, sebab ia digambarkan seperti pohon kehidupan yang tumbuh di sungai air kehidupan.

Mari kita lihat; PERSAMAANNYA.
Mazmur 1: 3
(1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Pendeknya; APA SAJA YANG DIPERBUATNYA BERHASIL.
Kalau kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, seperti pohon kehidupan yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan, maka apa saja yang kita buat BERHASIL.
Oleh sebab itu, kalau mau berhasil, biarlah kita dengar-dengaran, sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Jangan buat diri ini tidak berhasil, sebab itu merugikan dan menyakitkan diri sendiri.
Sekali lagi saya katakan; kalau kita sungguh-sungguh dalam Tuhan, seperti pohon kehidupan yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan maka kita BERHASIL.
Oleh sebab itu seringkali saya katakan, jangan merugikan diri sendiri, tetapi jadilah orang yang berhasil.

Malam ini, raih kembali keberhasilan itu, lewati pedang yang bernyala-nyala dan yang menyambar itu, sampai betul-betul pohon kehidupan itu tumbuh di tepi sungai air kehidupan.

Selain itu ...
Mazmur 1: 3
(1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Yeremia 17: 8
(17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Selain berhasil, pohon yang tumbuh di tepi sungai air kehidupan itu MENGHASILKAN BUAH.

Mari kita lihat; PEMBUKTIANNYA.
Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Pohon kehidupan itu berbuah 12 kali tiap-tiap bulan sekali.
Berarti, dalam satu tahun, pohon kehidupan itu menghasilkan 12 buah.

-      BERBICARA 12, mari kita lihat ...
Matius 19: 28
(19:28) Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Apabila nanti Yesus datang dalam kemuliaan-Nya, maka kita yang mengikuti Dia menjadi imam dan raja,yang duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel.
Jadi, berbicara 12 buah itu berbicara raja-raja dan imam-imam yang duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel.
Itu sebabnya di sini dikatakan: “kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel

Pada saat bangsa Israel berada di tanah Kanaan; sebelum ada hakim di tengah-tengah mereka, bangsa Israel menderita sekali. Mereka dijajah oleh bangsa-bangsa di sekitar mereka, sehingga apa saja yang mereka kerjakan dihabisi oleh bangsa-bangsa yang disekitar mereka. Oleh sebab itu, bangsa Israel memohon kepada Tuhan untuk mengirimkan hakim.
Kalau duduk di atas takhta untuk menghakimi 12 suku Israel berarti terjadi peradilan karena musuh tidak menguasai kehidupan kita, inilah 12 buah dari pohon kehidupan.
Kiranya itu nyata dalam kehidupan kita semua, kita boleh menikmati buah dari pohon kehidupan itu dan kita boleh menikmati keadilan-keadilan dari Tuhan.
Kalau tidak ada hakim, maka tidak nyata keadilan Tuhan, sehingga musuh menjajah dan menguasai. Roh jahat, roh najis, itulah musuh yang membuat kita menderita.

-      Berbicara pohon kehidupan itu BERBUAH 12 KALI TIAP-TIAP BULAN SEKALI, berarti satu tahun ada 12 bulan.
Kemudian kalau berbicara satu tahun, di hadapan Allah 1 = 1000, 1000 = 1. Berarti, 1 = 1000 -> kerajaan 1000 tahun damai.
Jadi, setelah nanti menghakimi 12 suku Israel, selanjutnya menjadi imam dan raja di kerajaan 1000 tahun damai, itulah buah pohon kehidupan. Inilah kemurahan Tuhan bagi kita.

Wahyu 20: 4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Biarlah kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, sehingga nanti kita mendapat upah, menjadi raja di kerajaan 1000 tahun damai, itulah bagian kita.
Tadi kita sudah melihat, karena dosa, Adam dan Hawa diusir dari taman Eden (dilemparkan / turun ke dunia). Jangan sampai kita dilemparkan lagi ke neraka, tetapi kita harus berusaha / berjuang untuk kembali ke taman Eden / taman Firdaus, dan menikmati buah pohon kehidupan yang ada di tengah-tengah taman itu, namun terlebih dahulu harus melewati proses / melewati pedang yang bernyala-nyala dan yang menyambar-nyambar. Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment