KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 25, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 FEBRUARI 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 FEBRUARI 2014

Tema: DARI KITAB KOLOSE
          (Seri 03)

Subtema: MENGUCAP SYUKUR DENGAN SEMPURNA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Pada malam hari ini Tuhan memungkinkan kita untuk beribadah melayani lewat Ibadah Doa Penyembahan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Biarlah kiranya apa yang kita persembahkan pada malam hari ini berkenan kepada Tuhan, sehingga ibadah pelayanan ini mengandung janji baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Kita kembali memperhatikan surat Paulus kepada jemaat di Kolose.
Pada minggu yang lalu saya telah menyampaikan tentang “salam”, yang artinya;
-      Damai
Berarti salam damai sejahtera
-      Hormat
Berarti salam hormat

Sekarang kita memperhatikan ...
Kolose 1: 3-4
(1:3) Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
(1:4) karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,

Paulus mengucap syukur kepada Allah Bapa, yaitu Tuhan Yesus Kristus, setiap kali ia berdoa untuk jemaat di Kolose.

Rasul Paulus tidak hanya mengucap syukur atas kelebihan-kelebihan yang dia peroleh dari Tuhan. sesungguhnya Rasul Paulus memiliki segudang kelebihan, baik secara jasmani maupun secara rohani (lahiriah maupun batin), juga sebelum menerima jabatan rasul maupun setelah menerima jabatan rasul untuk melayani Tuhan.
Namun di sini kita perhatikan, Paulus mengucap syukur kepada Allah Bapa atas kemajuan rohani yang dicapai oleh sidang jemaat di Kolose.

Supaya kita dapat mengetahui sekaligus dapat menempatkan ucapan syukur pada tempatnya, terlebih dahulu kita melihat ...
Kelebihan-kelebihan Rasul Paulus.
YANG PERTAMA: PAULUS MENERIMA JABATAN RASUL.
Jabatan rasul adalah jabatan yang luar biasa, di mana jabatan ini tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, sebab Tuhan tidak memberikan dengan sembarangan kepada setiap orang.

Efesus 4: 9-11
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

Jabatan Rasul diperoleh lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Turun dan naik à kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi, untuk memperoleh jabatan rasul itu tidaklah mudah, sebab itu diperoleh lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi kalau Yesus Kristus mati dan bangkit (turun dan naik) supaya Ia memberikan jabatan-jabatan, salah satunya adalah jabatan rasul.

Sekali lagi saya katakan; Tuhan tidak memberikan jabatan rasul kepada sembarangan orang, tidak kepada kebanyakan orang.
Ketika Yesus turun, berada di atas bumi selama 3,5 tahun, Yesus memilih 12 murid-Nya, yang disebut juga 12 rasul.
Kemudian, setelah Ia naik ke sorga, Ia mengangkat Paulus menjadi rasul.
Jadi, jabatan rasul ini adalah jabatan yang diberikan kepada orang-orang tertentu, orang-orang pilihan.

2 Korintus 12: 2-5
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya –
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

Rasul Paulus menuliskan suatu peristiwa yang luar biasa kepada sidang jemaat di Korintus, yaitu; ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, yang disebut juga Firdaus, dan pada saat itulah Paulus menerima jabatan rasul.
Kemudian, dia menuliskan peristiwa ini kepada sidang jemaat di Korintus setelah 14 tahun melayani Tuhan.
Tetapi di sini tidak ada ucapan syukur kepada Tuhan, namun bukan berarti dia tidak bersyukur kepada Tuhan.
Artinya, sekalipun dia telah menerima penyataan-penyataan yang luar biasa dari Allah, secara pribadi Rasul Paulus tidak bermegah atas kelebihan-kelebihan yang dia peroleh dari Tuhan, justru dia bermegah atas kelemahan-kelemahannya.

2 Korintus 12: 9-10
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Rasul Paulus bermegah
-      di dalam kelemahan,
-      di dalam siksaan,
-      di dalam kesukaran,
-      di dalam penganiayaan
-      dan kesesakan oleh karena Kristus,
supaya kuasa Kristus turun menaungi Rasul Paulus. Itu sebabnya, dia berkata: “jika aku lemah, maka aku kuat” oleh karena Kristus = hamba Tuhan sejati.

Ini adalah sikap yang luar biasa yang ditunjukkan oleh Rasul Paulus, dia lebih suka bermegah dalam kelemahan-kelemahan, oleh sebab itu, dia lebih suka mengucap syukur atas kelebihan-kelebihan yang dicapai oleh sidang jemaat di Kolose, atas kemajuan rohani yang dicapai oleh sidang jemaat di Kolose.
Seringkali kebanyakan orang mengucap syukur ketika menerima sesuatu, misalnya berkat-berkat secara lahiriah, hanya itu saja. Bahkan terkadang ketika di dalam kelemahan, di dalam siksaan, kesukaran, penganiayaan, kesesakan, kebanyakan orang cenderung bersungut-sungut.
Kalau hanya mengucap syukur ketika menerima perkara lahiriah, namun bersungut-sungut ketika mengalami siksaan, kesukaran, ucapan syukur semacam ini belum sempurna di hadapan Tuhan.

Sesungguhnya ketika saya dan saudara bermegah atas kelemahan-kelemahan, itu merupakan kasih karunia.
Itu sebabnya ketika Rasul Paulus memohon supaya Tuhan mencabut duri dalam daging, Tuhan berkata: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.
Saudaraku, kalau saya dan saudara sampai pada saat ini mungkin di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, dan sebagainya, biarlah kita belajar mengucap syukur. Kalau sampai pada malam hari ini kita dimampukan untuk mengiringi Yesus dan dipercaya untuk melayani Dia, itu semua karena kemurahan hati Tuhan, bukan karena gagah hebat kita.
Biarlah kita menempatkan ucapan syukur itu dengan tepat, sehingga ucapan syukur kita sempurna di hadapan Tuhan.

Kelebihan-kelebihan Paulus sebelum menerima jabatan rasul.
Filipi 3: 5-6
(3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.

Kelebihan-kelebihan Paulus sebelum menerima jabatan rasul, antara lain;
-      “disunat pada hari kedelapan”
Berarti, persis seperti ketika Yesus disunat pada hari kedelapan, ia mengikuti jejak Kristus
-      “dari bangsa Israel”
Bangsa Israel adalah umat pilihan yang dikhususkan oleh Allah, dan ia bangga di situ.
-      “dari suku Benyamin”
Berarti, kedua orang tuanya berasal dari suku Benyamin, dia tidak berasal dari benih pasangan yang tidak seimbang.
-      “orang Ibrani asli”
Menggambarkan pribadi yang kuat dan tangguh.
-      “tentang pendirian terhadap hukum Taurat, Paulus orang Farisi”
Orang Farisi adalah golongan intelektual secara khusus tentang hukum Taurat
-      “Tentang kegiatan Paulus penganiaya jemaat”
Menunjukkan bahwa ia adalah orang yang radikal, orang yang tidak takut kepada siapapun, sebab dia hanya seorang yang agamawi, hidup di bawah hukum Taurat
-      "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, Paulus tidak bercacat”
Dia adalah orang yang luar biasa pada masa itu, dia adalah orang yang terpelajar, sebab dia masuk dalam golongan intelektual dan menguasai hukum Taurat.

Reaksi Paulus terhadap masa lalunya:
Filipi 3: 7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi Rasul Paulus (yaitu kelebihan dan kecakapannya, di mana dia juga merupakan golongan intelektual dan terpelajar), namun menjadi suatu kerugian karena Kristus, bahkan semua itu dianggapnya sampah, dengan demikian ia memperoleh Kristus.
Berarti, di tengah-tengah pelayanan-Nya, perkara lahiriah bukanlah prioritas utama bagi Rasul Paulus. Memperoleh Kristus itulah yang utama bagi Rasul Paulus.
Kalau seseorang lebih mengutamakan perkara lahiriah, itu menunjukkan bahwa ia belum memperoleh Kristus di dalam dirinya.
Rasul Paulus harus melepaskan segala sesuatu, yaitu kelebihan-kelebihan secara lahiriah, supaya ia mengenal dan memiliki Kristus dalam dirinya.
Saudaraku saya hanya sebatas mengingatkan: perkara-perkara rohani, ibadah dan pelayanan, itulah yang lebih utama dari pada perkara-perkara lahiriah, barangkali itu sedang kita miliki saat ini.

Filipi 3: 10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Justru Paulus menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh kebanyakan orang, yaitu;
-        MENGENAL DIA dan KUASA KEBANGKITAN-NYA = hidup yang dibaharui.
-      PERSEKUTUAN DALAM PENDERITAAN-NYA, supaya menjadi serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya.

Siapakah orang yang mau menghendaki penderitaan? Tentu tidak ada, kecuali Paulus.
Itu sebabnya ketika Paulus mengucap syukur, bukan saat ia memiliki kelebihan-kelebihan, apalagi kelebihan itu adalah perkara-perkara yang bersifat lahiriah.
Barangkali kalau melihat kemajuan rohani sesama kita, kemajuan ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan ini, biarlah pada saat itu kita mengucap syukur. Tidak perlu iri kalau ada orang lain yang maju, terlebih dalam perkara rohani, supaya ucapan syukur kita itu sempurna di hadapan Tuhan.

Kelebihan-kelebihan Paulus sesudah/setelah menerima jabatan rasul.
2 Korintus 3: 6
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Tuhan memberi kesanggupan kepada PAULUS MENJADI PELAYAN-PELAYAN DARI SUATU PERJANJIAN BARU.
Kalau dahulu, Paulus melakukan segala kegiatan-kegiatannya itu menurut kebenaran diri sendiri dan menurut kebenaran dari hukum Taurat, sehingga dalam segala kegiatan Paulus adalah seorang penganiaya.

Paulus menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis tetapi dari Roh.
Jadi, pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru itu merupakan pelayanan Roh, bukan sebatas hukum/huruf yang tertulis.
Hukum yang tertulis itu mati. Huruf-huruf/firman yang tertulis itu mati, tetapi Roh yang menghidupkan.
Itulah pelayanan-pelayanan dari suatu perjanjian baru, pelayanan Roh, pelayanan yang hidup, tidak mati, berarti melayani di dalam Roh, tidak lagi hidup menurut daging.
Kiranya kita sekalian menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, pelayanan Roh.
Pelayanan-pelayanan yang terdiri dari hukum yang tertulis itu hanyalah pelayanan dalam bentuk lahiriah saja. Pelayanan lahiriah, berarti ibadah yang dijalankannya adalah ibadah yang lahiriah, hanya rutinitas, ini bukanlah pelayanan yang hidup, tidak mampu menjangkau jiwa-jiwa.
Perlu diketahui; menjalankan ibadah secara lahiriah menambahkan dosa kenajisan. Jangan beribadah dengan hati yang terpaksa, supaya jangan menambah dosa kenajisan.

Sekarang kita lihat; PELAYANAN ROH / PELAYANAN YANG MENGHIDUPKAN.
2 Korintus 3: 7
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian

Pelayanan Roh, berarti; kematian Yesus Kristus terukir, tertulis di dalam loh daging, di dalam hati seorang pelayan Tuhan.
Jadi sekalipun tulisan itu terlihat pudar, namun ketika Musa turun membawa dua loh batu, cahaya muka Musa begitu cemerlang. Pelayanan itu datang dengan kemuliaan dari Allah.

Mari kita lihat; KETIKA FIRMAN DITULISKAN DALAM LOH DAGING, DI DALAM HATI SEORANG PELAYAN.
2 Korintus 3: 3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Ketika firman Tuhan dituliskan dalam loh daging, loh hati seorang pelayan, dimeteraikan oleh Roh Kudus, sehingga dengan demikian menjadi surat Kristus, surat pujian, menjadi kesaksian yang bisa dibaca, dilihat orang lain, inilah pelayanan Roh, pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.
Sedangkan pelayan-pelayan dalam perjanjian lama; mereka melayani dalam bentuk hukum Taurat, mempersembahkan segala korban dalam hal-hal yang lahiriah, dan itu mematikan.
Saudaraku, alangkah luar biasanya pribadi Paulus; seorang hamba Tuhan yang telah menerima jabatan rasul, yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang karena tidak dipercayakan kepada sembarangan orang.
Itulah kelebihan-kelebihan Rasul Paulus, namun ia tidak bermegah atas kelebihan yang ia miliki, ia hanya bermegah dalam kelemahan, sehingga ia hanya mengucap syukur pada saat ia melihat kemajuan rohani sidang jemaat di Kolose.
Seberapa besar rasa syukur, rasa kagum saudara ketika saudara melihat ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan ini maju. Oleh sebab itu, jadilah pelayan-pelayan Roh yang memberi kehidupan.
Kegunaan dari pelayanan roh: sanggup menjangkau manusia batiniah (manusia dalam), sedangkan pelayanan huruf yang mati hanya menyenangkan lahiriah/tubuh saja, sehingga sekalipun terlihat meneteskan air mata namun tidak mengalami keubahan hidup = pelayanan tubuh.

Paulus pernah melakukan hal yang sama, ia mengucap syukur kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, ketika ia mengingat sidang jemaat di Efesus.
Efesus 1: 15-16
(1:15) Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
(1:16) aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,

Paulus senantiasa mengucap syukur kepada Allah Bapa, yaitu Tuhan Yesus Kristus, atas kemajuan rohani yang dicapai oleh sidang jemaat di Efesus atas iman kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih kepada semua orang kudus, dan Paulus selalu mengingat sidang jemaat di Efesus di dalam doanya.
Saudaraku, jangan iri kepada orang yang rohani, juga jangan benci kepada orang yang jahat. Biarlah kita selalu mengingat mereka dalam doa, supaya ada hubungan timbal balik; kita selalu mendapat yang baik dari Tuhan, masakan kita tidak dapat mengingat orang-orang kudus dalam doa kita?

Efesus 1: 17
(1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Oleh karena ucapan syukur yang sempurna yang telah dinaikkan Paulus kepada Allah Bapa, maka ia pun berdoa supaya Tuhan memberikan dua hal kepada sidang jemaat di Efesus, yaitu;
1.    Roh hikmat
Kegunaan dari roh hikmat adalah dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik, antara yang suci dan yang tidak suci, supaya kita tidak lekas-lekas mengambil suatu keputusan yang salah.
Terkadang, karena kita lekas-lekas mengambil keputusan maka banyak kesalahan yang terjadi.
Salomo memiliki hikmat yang luar biasa, dan oleh karena hikmat itu; dia bisa membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, dan ia dapat memutuskan suatu perkara, sebagaimana dua orang perempuan mengakui satu anak yang masih hidup, sementara Salomo tidak melihat peristiwa yang sedang terjadi (mengapa anak yang satu mati, anak yang satu masih hidup). Namun dengan sebilah pedang yang tajam, ia dapat memutuskan perkara itu.
Sebagaimana dalam 1 Raja-raja 3: 25, Salomo berkata: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain”, namun ibu dari anak yang masih hidup itu berkata: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.
Pada saat itulah Salomo dapat memutuskan mana yang baik dan mana yang tidak baik, itulah kegunaan hikmat.

Oleh sebab itu, kalau saya dan saudara menerima hikmat dari sorga lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, jangan bersungut-sungut! Andaikata ada kesalahan yang kaitannya dengan daging, bunuh saja dengan menggunakan pedang Roh, yaitu firman Allah, sebagaimana orang Lewi terhadap saudara, terhadap kakaknya, adiknya (Keluaran 32: 26-28), supaya dengan demikian kita memiliki hikmat, kita dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik.
Jangan biasakan mendengar suara daging, yang adalah musuh dalam selimut.

2.    Wahyu
Wahyu, berarti; ungkapan/isi hati Tuhan yang paling dalam.
Oleh sebab itu, kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala yang terselubung akan tersingkap, berarti; hati nurani yang jahat disucikan dan perbuatan yang sia-sia dibasuh, sekaligus memberi pengertian kepada orang bodoh supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.
Malam ini Tuhan menyatakan isi hatinya, mengungkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati Tuhan. kalau Tuhan mengungkapkan isi hatinya kepada saya dan saudara, itu menunjukkan bahwa saya dan saudara adalah pribadi yang spesial, pribadi yang dikhususkan, karena Tuhan tidak semudah itu mengungkapkan isi hati-Nya, Ia begitu mulia dan sempurna adanya, kita begitu hina bagaikan debu tanah, namun malam hari ini Dia menjangkau dan menghampiri saya dan saudara, bahkan Dia berkata dari hati ke hati kepada saya dan saudara.
Andaikata kita menyadari diri betapa menjijikannya kita, dan betapa sempurnanya Tuhan, maka tidak ada alasan untuk bermegah selain mengucap syukur kepada Tuhan, seperti Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah Bapa, yaitu Tuhan Yesus Kristus, setiap kali mengingat sidang jemaat di Kolose, hal yang serupa juga ia lakukan kepada sidang jemaat di Efesus.
Sebagai contoh; Tuhan Yesus Kristus yang begitu sempurna dan mulia, Ia mengampiri perempuan yang kedapatan berzinah di waktu pagi hari.
Dua kali Yesus membungkuk dan menulis di tanah dengan menggunakan ujung jari-Nya.
-      Tulisan yang pertama à kasih kepada Tuhan.
-      Tulisan yang kedua à kasih kepada sesama.
Berarti, Yesus Kristus menyatakan kasih-Nya sebagai tanda pengampunan kepada perempuan itu, bahkan kasih-Nya itu dituliskan di dalam hati perempuan itu. Tanah à hati.
Jadi, kalau pada malam hari ini Tuhan berbicara kepada kita, mengungkapkan isi hati yang paling terdalam / berbicara dari hati ke hati, berarti Ia menyatakan kasih-Nya dan sekaligus menuliskannya di dalam hati saya dan saudara.
Sesungguhnya, adalah kemurahan yang besar kalau kita menerima firman pengajaran mempelai (firman pengajaran yang rahasianya dibukakan), kemurahan yang besar kalau kita menerima wahyu dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.

Kesempatan yang Tuhan berikan pada malam hari ini untuk mendengar firman Tuhan, dan dengan kuasa firman-Nya kita dapat merendahkan diri di bawah kaki Tuhan (sujud menyembah), itu adalah belas kasihan Tuhan, kemurahan hati Tuhan kepada saya dan saudara sebagai manusia yang hina, yang digambarkan seperti debu tanah.

Kerugian yang besar kalau kita mengabaikan belas kasihan Tuhan. Kalau dahulu kita selalu mengabaikan belas kasihan Tuhan tetapi biarlah mulai malam hari ini jangan terulang lagi, supaya kita tidak ditempatkan di alam maut.
Ketika orang kaya itu berada di alam maut, ia meminta kepada Lazarus supaya ia mencucukkan ujung jarinya ke dalam air karena ia kepanasan tetapi hal itu tidak terpenuhi. Kesempatan tertutup bagi orang kaya karena tidak menghargai kemurahan Tuhan, kasih Tuhan, sebab ia membiarkan makanan itu tercecer dari atas mejanya.

Bersyukurlah jika malam hari ini kita menerima wahyu, berdoalah supaya Tuhan memberikan wahyu, ungkapan/isi hati Tuhan dalam setiap ibadah-ibadah, terlebih tiga macam ibadah utama!
Bukan hanya malam hari ini kita menjadi spesial di hadapan Tuhan, tetapi kelak kita dapat bersanding dengan Dia, menjadi mempelai wanita-Nya.

Efesus 1: 17
(1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Dengan Roh hikmat dan wahyu ini, maka sidang jemaat di Efesus akan mengenal TUHAN YESUS KRISTUS DENGAN BENAR.
Kalau kita mengenal Dia dengan benar, pengikutan kita tidak hanya sebatas berkat-berkat secara lahiriah, bukan hanya sebatas mujizat-mujizat, bukan hanya sebatas tanda-tanda heran dan ajaib, tetapi sampai kepada kesudahannya, yaitu taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = SETIA.

1 Tesalonika 5: 17-18
(5:17) Tetaplah berdoa.
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Dan akhirnya, mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam kristus Yesus bagi saya dan saudara. Biarlah kita senantiasa tetap di dalam doa, seperti yang dikerjakan oleh Rasul Paulus; ia mengucap syukur dengan sempurna dan dia senantiasa mengingat jemaat di Kolose di dalam doa.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment