KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, February 8, 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 07 FEBRUARI 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 07 FEBRUARI 2014

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: PERKATAAN-PERKATAAN YANG MENYUSAHI HATI TUHAN KARENA TIDAK MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DI ATAS PUNDAK

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita boleh melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab pada malam hari ini.

Kita kembali memeriksa kitab Maleakhi.
Maleakhi 2: 17
(2:17) Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan -- atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?"
Bangsa Israel menyusahi Tuhan dengan perkataan-perkataan mereka.

Terlebih dahulu saya sampaikan pemikiran dari bangsa Israel, yaitu; setiap orang boleh berbuat jahat di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan, bahkan Tuhan berkenan kepada mereka. Karena jika tidak, Tuhan Allah pasti menghukum mereka.
Oleh karena pemikiran yang demikian, maka bangsa Israel berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?” Sesungguhnya, bangsa Israel telah menyusahi Tuhan dengan perkataan mereka itu.

Sekarang kita melihat ...
1 Petrus 4: 10-11
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Melayani Tuhan sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang.
Misalnya;
-      Jika ada orang yang berbicara (berkata), baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah
Berarti, perkataannya itu membangun, menghibur dan menasihati. Inilah perkataan yang menyenangkan hati Tuhan.
Hati-hati, jangan asal berucap / mengeluarkan kata-kata!
Saya beri contoh perkataan yang menyusahi Tuhan; ketika seseorang (wanita) menyediakan minuman (teh manis), lalu ia bertanya: “Apakah kurang manis?”, lalu laki-laki yang menerima minuman (teh manis) itu berkata: “Sudah manis, semanis orangnya” Sesungguhnya, perkataan itu menyusahi hati Tuhan
-      Selanjutnya melayani Tuhan dengan kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah.

Sekarang kita melihat;
PERKATAAN DARI GEREJA HUJAN AWAL.
Gereja hujan awal diwakili oleh Simon Petrus.

-      Matius 26: 69-70
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
(26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."

Petrus berkata: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.
Dalam hal ini, Petrus menyusahi Tuhan dengan perkataan (jawaban) yang pertama.

-      Matius 26: 71-72
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
(26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."

Petrus menjawab / berkata: “Aku tidak kenal orang itu.
Dalam hal ini, Petrus menyusahi Tuhan dengan perkataan (jawaban) yang kedua.

-      Matius 26: 73-74
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.

Mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah (berkata): “Aku tidak kenal orang itu.
Dalam hal ini, Petrus menyusahi Tuhan oleh karena perkataannya (jawaban) yang ketiga itu.

Pendeknya; seluruh perkataan-perkatan (jawaban) Petrus MENYUSAHI TUHAN.
Tiga kali ia menjawab dan berkata, namun seluruh perkataannya itu menyusahi Tuhan.

Penyebabnya: Petrus menyangkal salib Kristus.
Berarti, penyangkalan terhadap salib Kristus akan menimbulkan perkataan-perkataan yang sifatnya menyusahi Tuhan.
Sebaiknya saya dan saudara memikul salib dan sangkal diri, itulah yang disebut pengikut Kristus, supaya perkataan-perkataan yang keluar dari mulut bibir saya dan saudara tidak menyusahi Tuhan.

Sekarang kita lihat;
-      PENYANGKALAN PETRUS YANG PERTAMA.
Matius 26: 69
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."

Penyangkalan Petrus yang pertama terjadi, ketika seorang hamba berkata: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.
Penyangkalan Petrus yang pertama ini menunjukkan bahwa ia menolak kehadiran Allah Roh Kudus di dalam dirinya, sebab ia menolak pernyataan dari hamba perempuan itu, bahwa ia selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.

Sekarang kita lihat tentang GALILEA
Matius 26: 32
(26:32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

Sesudah Yesus bangkit, Ia akan mendahului murid-murid-Nya ke Galilea.

Kita lihat lebih jauh lagi ...
Matius 28: 6-7, 10
(28:6) Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
(28:7) Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
(28:10) Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

Murid-murid akan melihat Yesus di Galilea, melihat Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.
Kebangkitan itu adalah gambaran dari buah bungaran. Sedangkan buah bungaran adalah roh kesulungan yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati (Roma 8: 11).

Kembali saya katakan; penyangkalan Petrus yang pertama menunjukkan bahwa Petrus menolak kehadiran Allah Roh Kudus di dalam hidupnya.
Sedangkan kegunaan dari Allah Roh Kudus adalah memimpin, menyertai, menolong, menghibur, bahkan mengajar saya dan saudara dalam seluruh kebenaran, ajaran-Nya tidak dusta, tidak ada yang salah.
Berarti, kerugian yang besar ketika Petrus menyangkal salib Kristus.
Biarlah kiranya kita menyangkal diri dan memikul salib masing-masing.

-      PENYANGKALAN PETRUS YANG KEDUA.
Matius 26: 71
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

Penyangkalan Petrus yang kedua terjadi ketika hamba lain berkata: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.
Penyangkalan Petrus yang kedua ini menunjukkan bahwa ia menolak firman para nabi, firman nubuatan, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = firman Allah di dalam dirinya, sebab ia menyangkal perkataan hamba lain itu.

Sebab kalau berbicara mengenai Yesus, orang Nazaret, itu menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang nabi.
Sedangkan tugas dari seorang nabi, dalam 1 Korintus 14: 3 dikatakan: “ ... siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.” Ini adalah perkataan-perkataan yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama.

2 Petrus 1: 19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Ketika diteguhkan oleh firman para nabi (firman nubuatan), maka akan terlepas dari kegelapan dan akhirnya bintang timur terbit bersinar di dalam hati.

Kembali saya katakan; penyangkalan Petrus yang kedua ini menunjukkan bahwa ia menolak firman Allah, firman para nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Sedangkan kegunaan dari firman para nabi (firman nubuatan) adalah membangun, menghibur, menasihati.
Selanjutnya, kalau saya dan saudara diteguhkan oleh firman para nabi (firman nubuatan), maka seseorang akan terlepas dari kegelapan dosa, sampai akhirnya bintang timur terbit bersinar di dalam hati.
Berarti, penyangkalan Petrus yang kedua ini merugikan diri sendiri, sebab ia menolak firman para nabi.

-      PENYANGKALAN PETRUS YANG KETIGA.
Matius 26: 73
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."

Penyangkalan Petrus yang ketiga terjadi ketika orang-orang yang ada di situ berkata: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.
Penyangkalan Petrus yang ketiga ini menunjukkan bawah ia menolak kasih Allah.

Sesungguhnya, bahasa Simon Petrus sebagai orang Yahudi adalah bahasa kasih, dan hal itu terlihat dari dialegnya. Tetapi di sini kita lihat, Simon Petrus menolak/menyangkalnya.
Yesus adalah Yahudi sejati, bahkan Dia adalah Raja bagi orang Yahudi, sesuai dengan apa yang tertulis di atas kayu salib.
Yesus menggunakan bahasa kasih, dengan bukti; ketika Dia diadili di hadapan imam besar Kayafas, di hadapan raja Herodes, di hadapan Pilatus, disertai dengan tuduhan-tuduhan palsu, namun Yesus Kristus selalu menggunakan bahasa kasih, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Biarlah kita sekaliannya menggunakan bahasa kasih (kasih Agape), mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, seluruhnya menggunakan bahasa kasih.
Kegunaan dari kasih (1 Korintus 13: 4 dst); kasih itu sabar, murah hati, dan seterusnya.
Pendeknya; dengan adanya kasih itu kita mampu menerima kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan, mampu menutupi dosa orang lain.
Jadi, tidak melihat kekurangan dan kelemahan orang lain, dan tidak memanfaatkan kelemahan/kekurangan orang lain.
Tetapi karena penyangkalan Petrus yang ketiga ini, ia menolak kasih agape dalam dirinya, dan itu sangat merugikan diri sendiri.

Sekarang kita melihat;
PERKATAAN GEREJA HUJAN AKHIR.
Gereja hujan akhir diwakili oleh hamba-hamba yang dipercayakan talenta.

Matius 25: 14
(25:14) "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Di sini dikatakan bahwa; hal kerajaan sorga seumpama seorang tuan yang hendak bepergian ke luar negeri, lalu mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya itu.
Tuhan telah mempercayakan ibadah pelayanan ini kepada saya dan saudara, ini adalah tanggung jawab yang harus kita pikul di atas pundak masing-masing, sebagai kebenaran di hadapan Tuhan.

Matius 25: 20, 22
(25:20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
(25:22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.

-      Hamba yang pertama dipercaya lima talenta oleh tuannya dan ia memperoleh laba lima talenta.
-      Hamba yang kedua dipercaya dua talenta dan memperoleh laba dua talenta.
Berarti, hamba yang pertama dan hamba yang kedua ini setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Kita masing-masing telah memperoleh karunia-karunia yang dipercayakan oleh Tuhan, itu merupakan tanggung jawab yang harus kita pikul di atas pundak kita sebagai kebenaran di hadapan Tuhan, sebagaimana hamba yang pertama dan hamba yang kedua ini.

Matius 25: 21, 23
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Hamba yang pertama dan hamba yang kedua disebut hamba yang baik dan setia.
Kalau saya dan saudara memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundak masing-masing, maka ia disebut hamba yang baik dan setia.

Bandingkan dengan hamba yang ketiga ...
Matius 25: 24
(25:24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

Hamba yang ketiga berkata: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam”, menunjukkan bahwa perkataan-perkataan dari hamba yang ketiga ini menyusahi Tuhan.
Selanjutnya dia berkata: “... yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam
Sungguh, perkataan hamba yang ketiga ini menyusahi hati Tuhan, tidak menyenangkan hati Tuhan; seolah-olah tanggung jawab yang dipercayakan oleh tuan itu adalah beban, sehingga ia merasa seperti boneka yang bisa dipermainkan, itu sebabnya dia menyusahi Tuhan dengan perkataan.

Kalau saya dan saudara melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang telah kita peroleh, itu adalah kemurahan hati Tuhan, Tuhan punya maksud dan tujuan yang baik, bukan berarti saya dan saudara dijadikan boneka yang dipermain-mainkan.
Itu sebabnya, setiap imam-imam yang telah memperoleh karunia-karunia dari Tuhan, kiranya memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan di atas pundak. Kalau tidak, perkataan-perkataan yang keluar dari mulut akan menyusahi Tuhan.
Kalau seseorang memberontak, berarti ia tidak mau memikul tanggung jawab di atas pundak, sehingga setiap persungutan-persungutan sangat menyusahi Tuhan.

Matius 25: 25
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Ternyata, hamba yang ketiga itu tidak bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh tuannya.
Itu sebabnya, perkataan-perkataannya menyusahi Tuhan, bahkan tanpa disadari, perkataan-perkataan yang keluar dari mulut saya dan saudara seringkali menyakitkan hati sesama.

Di sini kita perhatikan; hamba yang ketiga itu menyembunyikan talenta dalam tanah = mengubur talenta.
Berarti, tidak memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh tuannya.
Kalau tidak memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan di atas pundak, menjadi sama dengan DEBU TANAH yang hina.
Itu sebabnya tadi saya katakan; sesungguhnya kalau Tuhan mempercayakan tanggung jawab di atas pundak, bukan berarti para imam adalah boneka permainan Tuhan, melainkan Tuhan mau mengangkat kita di hadapan-Nya, kita menjadi kehidupan yang berarti. Tetapi kalau kita mengubur talenta, maka kita menjadi sama seperti debu tanah yang hina.

Sekarang kita lihat; DEBU TANAH YANG HINA.
Kejadian 3: 14
(3:14) Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.

Debu tanah adalah makanan dari pada ular.
Berarti, kalau saya dan saudara tidak mau memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan, selain hina di hadapan Tuhan, juga menjadi santapan empuk bagi ular yang adalah gambaran dari pada iblis setan, yaitu roh jahat dan roh najis.

Kejadian 3: 11-13
(3:11) Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
(3:12) Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
(3:13) Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

-      Adam tidak memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan, sebab dia telah makan buah pohon yang dilarang oleh Tuhan.
Selanjutnya, jawaban/perkataan Adam itu sangat menyusahi Tuhan, sebab ia tidak segera mengakui kekurangannya di hadapan Tuhan, justru ia mempersalahkan Hawa.
Kalau mempersalahkan Hawa, sadar atau tidak sadar ia sedang mempersalahkan Tuhan, sebab Tuhan-lah yang membangunkan Hawa untuk Adam.

-       Hawa tidak mengakui kekurangannya di hadapan Tuhan, justru ia mempersalahkan ular itu.
Ini adalah perkataan/jawaban yang menyusahkan hati Tuhan.
Saudaraku, jauh lebih baik kita segera mengakui segala kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan, kesalahan-kesalahan yang kita lakukan ketika Tuhan melawat/menghampiri kita lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kalau kita mencari alasan bahkan mempersalahkan ular yang adalah gambaran dari iblis setan, ia adalah orang yang tidak bijaksana.
Kita mengetahui, dari sejak semula iblis setan adalah pembunuh dan tidak ada kebenaran di dalamnya.
Lalu kalau kita mempersalahkan iblis setan, mempersalahkan roh jahat dan roh najis, saya kira ia adalah orang yang bodoh, yang lebih bodoh dari orang yang bodoh.

Sesungguhnya salib dari pada Hawa adalah ketundukannya kepada Adam, sebagai kepala, sebagai suami.
Tetapi ketika dia melanggar hukum Allah, Adam sebagai suami tidak berada di situ, itu menunjukkan bahwa Hawa tidak memikul tanggung jawab di atas pundaknya, tidak memikul salib sebagai tanggung jawab di hadapan Tuhan.
Saya dan saudara adalah anggota-anggota tubuh Kristus, kiranya saya dan saudara memperlihatkan ketundukan itu di hadapan Tuhan, menghargai tatanan yang sudah Tuhan tentukan. Tidak ada artinya kita mengeraskan hati, tidak ada artinya kita mengikuti hati masing-masing.

Kejadian 3: 8
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Artinya; menutupi dosa ketelanjangan dengan kebenaran diri sendiri.
Kalau menutupi dosa ketelanjangan dengan kebenaran diri sendiri, tidak akan bertahan lama, sama seperti daun pohon ara; lama kelamaan ia akan menjadi kering dengan kata lain rapuh dan hancur, sehingga akhirnya dosa ketelanjangan kembali terlihat.
Adam dan Hawa tidak segera mengakui kesalahannya, melainkan saling mempersalahkan satu dengan yang lain. Kalau seseorang suka mempersalahkan orang lain, pasti ia suka membela dirinya.

Kejadian 3: 15
(3:15) Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Akhirnya, ada permusuhan.
Kalau terjadi permusuhan satu dengan yang lain, maka secara otomatis perkataan-perkataannya pasti menyusahi Tuhan dan menyakitkan perasaan orang lain.

Sebagai konsekuensi oleh karena kesalahan yang diperbuat Hawa;
Kejadian 3: 16
(3:16) Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."

-      Susah payah waktu mengandung sangat banyak
Orang yang mengandung benih ilahi adalah orang yang mau menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dan ketika harus menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, akan mengalami susah payah.
Misalnya; bagi seorang perempuan jalang, ia akan mengalami susah payah saat menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung (sengsara salib sebagai kebenaran yang sejati), sebab mulutnya cerewet.
Seandainya Hawa tidak menjadi telanjang (jatuh dalam dosa) di hadapan Tuhan, maka Hawa tidak akan mengalami susah payah saat mengandung.

-      Dengan kesakitan disaat melahirkan anak.
Tanda-tanda saat seorang ibu melahirkan;
1.    DARAH
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada mezbah korban bakaran à pertobatan.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi, seperti dua tangan dan dua kaki yang terpaku, dari sanalah darah mengalir, berarti mengalami kesakitan.

2.    AIR
Air à air firman penyucian.
Ketika hati kita dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita dibasuh dari perbuatan yang sia-sia oleh air dan firman Tuhan, rasanya memang sakit, tetapi justru dengan demikian saya dan saudara, sebagai sidang jemaat Tuhan di tempatkan di hadapan-Nya menjadi cemeralang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus, tidak bercela (Efesus 5: 27).

Air à permandian air / baptisan Kristus; baptisan di dalam kematian-Nya supaya kita satu di dalam kebangkitan-Nya = menjadi manusia baru dalam Kristus.
·         Kuasa kematian Yesus Kristus; mengubur hidup yang lama.
·         Kuasa kebangkitan Yesus Kristus; hidup dalam hidup yang baru.
Memang, di saat seseorang berusaha untuk mengubur hidup yang lama, kebiasaan-kebiasaan lama (satu di dalam kematian Kristus), tidaklah mudah dan itu pengalaman yang sangat menyakitkan.
Saudara bisa bayangkan; ketika seseorang mengubur kebiasaan-kebiasaan lama, dosa-dosa yang terlanjur-lanjur dinikmati, tentu itu sangat menyakitkan, namun itu harus terjadi sebagai konsekuensi dari kesalahan-kesalahan, seperti kesalahan yang diperbuat oleh Hawa.

Itu sebabnya, untuk beberapa lama saya menolak panggilan Tuhan. bertahun-tahun bunda meminta saya untuk sekolah Alkitab, tetapi saya menolaknya, karena saya tahu untuk diam dan tinggal di dalam kemah adalah hal yang sangat sukar sekali bahkan menyakitkan bagi daging.
Kemudian, ada lagi kebiasan lama; rokok, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Kalau hal ini dikubur, itu sangat menyakitkan sekali.
Itu sebabnya ketika orang yang mau bertobat diajar untuk masuk dalam pengalaman kematian, di situ terjadi pergolakan, sama seperti orang yang tidak mau merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, di situ terjadi pergolakan.

Hal ini akan terjadi bagi seorang wanita/perempuan, sebagai konsekuensi yang harus diterima oleh Hawa.

Sebagai konsekuensi oleh karena kesalahan yang diperbuat Adam;
Kejadian 3: 17-18
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
(3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

-      Terkutuklah tanah karena kesalahan yang diperbuat oleh Adam.
Tanah yang terkutuk adalah;
·        tanah yang gersang, tandus, kering-kering = tidak menghasilkan apa-apa, gambaran dari tubuh tanpa kepala, hidup tanpa persekutuan dengan Kristus.
·         tanah yang berbatu-batu à kekerasan hati.
-      susah payah untuk mencari rezeki dari tanah seumur hidup.
-      tanah ditumbuhi oleh semak duri, gambaran dari kehidupan yang senantiasa menusuk/menyakiti hati orang lain.
-      tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makanan
artinya; menikmati makanan liar, itulah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi palsu.

Kejadian 3: 19
(3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Manusia dibentuk dari tanah liat, dan oleh karena dosa itu, maka manusia akan kembali menjadi debu tanah, berarti binasa / tidak memperoleh keselamatan.

Jalan keluar.
Yakobus 3: 2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, orang yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya. Sebaliknya, semakin banyak perkataan yang menyusahi Tuhan, semakin banyak pula perbuatan-perbuatan tubuh yang salah.

Yakobus 3: 3
(3:3) Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Di sini kita melihat, ketika mengenakan kekang pada mulut kuda, maka kuda tersebut menuruti si penunggangnya, dengan jalan demikian dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kekang à salib, yang harus dipikul di atas pundak, sehingga dengan demikian, daging tidak lagi bersuara, justru oleh karena salib Kristus, seluruh anggota tubuh dapat dikendalikan.
Berbahagialah mereka yang dapat mengendalikan seluruh anggota tubuhnya oleh karena salib Kristus, sebab dengan jalan demikian, mereka berkenan di hadapan Tuhan.

Sebagai contoh yang dapat kita lihat;
Yakobus 3: 4-5
(3:4) Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
(3:5) Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

Kapal-kapal, walaupun sangat besar yang digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang kecil menurut kehendak jurumudi (nakhoda).
Oleh sebab itu, mulut yang di dalamnya ada lidah, harus dikendalikan, supaya setiap perkataan yang keluar dari mulut lidah seseorang, tidak menyusahi Tuhan dan sesama, karena perkataan yang keluar dari mulut lidah seseorang tidak memegahkan perkara-perkara yang besar, seperti lidah api yang kecil yang dapat membakar hutan yang besar.

Pendeknya; salib Kristus adalah kekang yang dapat mengendalikan seluruh anggota tubuh, dengan kata lain tidak terlihat lagi suara daging atau perkataan-perkataan yang menyusahi hati Tuhan.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment