KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 18, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 16 FEBRUARI 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 16 FEBRUARI 2014

Tema:  JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
            (Seri 05)

Subtema: berjaga – jaga dan berdoa adalah aktifitas dari anak – anak siang

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita mendapat kesempatan untuk beribadah melayani di dalam rumah Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan, yang tidak kalah penting, kita beribadah di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion, rumah Allah Yakub.

Kembali kita memperhatikan sidang jemaat di Sardis dari Wahyu 3: 1-6.
Kita akan fokus memperhatikan ayat 2, namun terlebih dahulu kita membaca ayat 1.
Wahyu 3: 1-2
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!

Yesus tampil sebagai yang memiliki ketujuh Roh Allah dan sebagai yang memiliki ketujuh bintang itu untuk mengoreksi sidang jemaat di Sardis.
Setelah dikoreksi, terlihatlah dengan jelas keadaan dari sidang jemaat di Sardis, itu sebabnya Tuhan berkata: “Aku tahu segala pekerjaanmu
Adapun pekerjaan yang dimaksud oleh Tuhan adalah: “engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!”
Artinya; sidang jemaat di Sardis dikatakan hidup menurut Roh, padahal hidup menurut daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Selanjutnya, di dalam Roma 8 dikatakan; daging itu mati/binasa karena dosa namun Roh Allah memberi kehidupan.

Wahyu 3: 2
(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.

Karena keadaan dari sidang jemaat di Sardis dikatakan hidup padahal mati, maka Tuhan berkata: tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
Jadi, segala pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan oleh sidang jemaat di Sardis, terlebih kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, tidak satupun berkenan di hadapan Tuhan.

Memang kalau seseorang hidup menurut keinginan daging, ia hanya memikirkan hal – hal yang dari daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, berbanding terbalik dengan mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal - hal yang dari Roh, berarti memikirkan pekara – perkara rohani, yaitu; ibadah dan pelayanan dan kemajuan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Itu sebabnya, kalau melayani tanpa Roh, semuanya mati, kegiatan-kegiatan/pekerjaan-pekerjaan di dalam kandang penggembalaan semuanya tidak berkenan, satu pun tidak sempurna.
Seharusnya, imam-imam hidup menurut Roh supaya kegiatan-kegiatan dalam kandang penggembalaan tidak mati, melainkan hidup.

Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Selanjutnya Tuhan menghimbau dengan kasih, supaya sidang jemaat di Sardis mengingat apa yang telah mereka dengar dan terima.
Yang telah mereka dengar dan terima adalah firman Allah (yang tertulis pada ayat 2), yaitu: “Bangunlah” (Pada minggu yang lalu saya telah menyampaikannya).
Bangunlah, artinya; bangkit dari tidur, bangkit dari keterpurukan. Orang yang suka tidur adalah orang yang berada dalam terpuruk.

Sejenak kita perhatikan ORANG YANG SUKA TIDUR.
Amsal 24: 30-33
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, itulah gambaran dari SI PEMALAS.
Secara jasmani, juga jangan terlalu banyak tidur, itu adalah tanda-tanda orang malas.
Malas = kejahatan seperti yang dikatakan oleh tuan dari hamba – hamba yang dipercayakan talenta. (Matius 25)

Sekarang kita perhatikan; LADANG SI PEMALAS.
-      Tanahnya ditumbuhi onak duri.
Onak duri adalah semacam rotan yang berduri.
-      Tanahnya tertutup dengan jeruju.
Jeruju adalah semak duri, di mana daun dan batangnya berduri.
Onak dan jeruju menggambarkan pribadi si pemalas yang selalu menyakiti orang lain.
-      Tembok sudah rubuh.
Berarti, tidak ada penjagaan, pembelaan dari Tuhan.
Jadi, adalah suatu kerugian bila menjadi orang yang malas, baik secara jasmani, maupun secara rohani.
Giatlah di jalur perlombaan, jangan malas, jangan sampai kerajinan itu kendor.

Oleh sebab itu, perkataan “bangun” harus diingat.
Syarat untuk mengingat perkataan “bangun”.
Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Syarat untuk mengingat satu perkataan dari Tuhan, yaitu “bangunlah” adalah TURUTILAH dan BERTOBATLAH.
Berarti, perkataan “bangunlah” harus dituruti.

Efesus 5: 14
(5:14) Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
Bangunlah, hai kamu yang tidur, bangkitlah dari antara orang mati (gambaran dari orang yang terpuruk dan tidak dapat berbuat apa-apa), sebab Kristus akan bercahaya kepada mereka yang menurutinya dan bertobat.

Beberapa hal kita perhatikan tentang perkataan “BANGUN
YANG PERTAMA.
Matius 26: 40
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

Bangunlah, artinya; berjaga-jaga lewat doa penyembahan selama satu jam.

Matius 26: 41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Berjaga-jaga dan berdoa adalah gambaran dari orang yang bangun, itu harus kita kerjakan dan turutilah, supaya jangan jatuh dalam pencobaan.
Dunia ini berada di bawah kuasa si jahat. Jadi, selama kita berada di dunia ini, kita akan banyak menghadapi ujian dan cobaan. Ujian yang satu belum selesai, ujian yang kedua datang. Ujian kedua belum selesai, ujian yang ketiga datang, dan seterusnya sebagai pencobaan.
Oleh sebab itu, perkataan bangun itu harus dituruti, berarti; berjaga-jaga dan berdoa.

Selanjutnya Yesus berkata; roh memang penurut tetapi daging lemah.
Dan itu telah kita perhatikan; di mana sidang jemaat di Sardis melayani Tuhan namun hidup di dalam daging, hidup di dalam kelemahan.
Daging itu mati, binasa karena dosa, tetapi Roh yang memberi hidup.

Lukas 21: 36
(21:36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Lebih ditegaskan kembali; berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa supaya beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi, sebab apa yang telah difirmankan oleh Tuhan, itu akan terjadi, dimana langit, bumi dan segala isinya akan berlalu, dan itu akan tergenapi.

Harta, kekayaan, uang tidak akan bisa menyelamatkan saya dan saudara, tidak ada kekuatan untuk menghadapi apa yang akan terjadi, tidak ada yang bisa menahan murka Allah.
Kalau kita perhatikan Wahyu 16, di situ tertulis 7 malapetaka, siapa yang dapat bertahan menghadapi murka Allah itu? Oleh sebab itu, supaya kita kuat, biarlah kita berjaga-jaga lewat doa.

Lukas 21: 37
(21:37) Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.

Perhatikan apa yang dikerjakan oleh Yesus;
-      Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah
Sebagai anak-anak siang, anak-anak terang, kiranya kita sekaliannya memberi diri untuk diajar oleh firman pengajaran mempelai, jangan bosan ketika kita diajar oleh firman pengajaran mempelai.
-      Pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.
Pada waktu malam, Yesus naik ke bukit Zaitun untuk berjaga-jaga dan berdoa, di sanalah Yesus bermalam.
Biarlah kita senantiasa berjaga-jaga di dalam doa, sebab pada malam hari binatang buas bangun dari tidur untuk mencari mangsa.
Pohon Zaitun, setelah ditumbuk dan diperas akan menghasilkan minyak.
Jadi, berjaga-jaga dan berdoa itu merupakan penumbukan supaya menghasilkan urapan Roh Kudus.
Oleh sebab itu, jangan banyak tidur, tetapi pergunakanlah waktu untuk berdoa.
Ini adalah tugas dari anak-anak Tuhan; pada siang hari memberi diri diajar oleh firman pengajaran mempelai dan pada malam hari berdoa dan berjaga-jaga.

1 Petrus 5: 8
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Berjaga-jaga dalam doa karena kita mengetahui, bahwa musuh utama, itulah iblis setan, berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya.
Yang dapat ditelannya adalah orang yang tidak berjaga-jaga dalam doa, sebab pada siang hari binatang buas tidur, namun pada malam hari dia bangun dari tidur.

Daging dengan segala nafsunya disebut juga binatang buas yang sekali waktu siap menerkam.
Oleh sebab itu, daging dengan segala nafsunya tidak boleh dimanjakan.

1 Tesalonika 5: 4-7
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Anak-anak siang disebut juga anak-anak terang, yang senantiasa berjaga-jaga di dalam doa.
Mereka yang tidur, tidur waktu malam, itulah binatang buas yang hidup dalma kegelapan, bergerilya pada waktu malam hari, pada waktu kegelapan.

1 Tesalonika 5: 8
(5:8) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.

Kita yang adalah orang-orang siang, yang senantiasa berjaga-jaga;
-      berbajuzirahkan iman dan kasih.
Kegunaan baju zirah adalah untuk menghalau pedang / tombak dari musuh.
-      berketopongkan pengharapan keselamatan.
Ketopong digunakan oleh prajurit pada kepala supaya kepala terlindungi.
Di dalam kepala terdapat pemikiran-pemikiran yang harus dilindungi supaya pemikiran ini harus senantiasa berharap sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga dengan demikian kita selamat.
Oleh sebab itu, jangan kita menaruh pengharapan kepada uang, harta, kekayaan, tetapi biarlah akal sehat ini selalu menaruh pengharapan kepada Tuhan saja, tidak kepada yang lain.

Bangunlah, berarti berjaga-jaga dalam doa. Kita adalah anak-anak terang / anak-anak siang, bukan anak-anak gelap yang bergerilya pada waktu malam.

Beberapa hal kita perhatikan tentang perkataan “BANGUN
YANG KEDUA.
Roma 13: 11-12
(13:11) Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.
(13:12) Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!

Inilah saatnya bagi kita untuk bangun dari tidur, ini harus kita lakukan dan perbuat karena kita mengetahui keadaan waktu sekarang, yang adalah hari-hari terakhir, hari-hari menjelang kedatangan Tuhan untuk yang kedua kali sudah tidak lama lagi.
Perhatikan saja; kasih sudah semakin dingin, orang jahat semakin jahat perbuataannya, 18 macam dosa akhir zaman sudah sangat nyata di hari-hari terakhir ini.
Waktu sekarang adalah hari-hari terakhir, tidak ada waktu untuk tidur, tidak ada waktu untuk bermalas-malasan.
Oleh sebab itu, jangan berpikir macam-macam, selain bekerja melayani Tuhan.

“ ... MENANGGALKAN PERBUATAN-PERBUATAN KEGELAPAN dan MENGENAKAN PERLENGKAPAN SENJATA TERANG” adalah orang yang bangun dari tidur.
Sebab menanggalkan kegelapan malam, di mana hari sudah siang menunjuk waktu pagi, waktu untuk bangun dari tidur.

Adapun 3 perbuatan-perbuatan kegelapan yang harus ditanggalkan.
Roma 13: 13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.

“Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari”, berarti; sikap, perbuatan, tingkah laku kita sopan, di mana saja kita harus sopan, bukan hanya saat ibadah, karena hidup dengan sopan adalah perbuatan – perbuatan dari orang – orang siang / anak – anak terang.
Kalau di dalam ibadah kita berlaku sopan, biarlah di luar ibadah, di mana pun kita berada juga harus sopan, tidak ada rasa untuk pengaruh yang tidak suci.

Siang, berarti; diterangi oleh firman pengajaran mempelai.
Kalau tidak memberi terang, maka ibadah ini tidak ada artinya.
Terlalu bodoh kita melakukan hal yang bodoh karena sesungguhnya hati kita telah diterangi oleh firman pengajaran mempelai.

Sopan seperti pada siang hari, ada 3 pantangannya;
-      jangan dalam pesta pora dan kemabukan
Janganlah bersukaria karena hawa nafsu daging.
-      jangan dalam percabulan dan hawa nafsu
Percabulan itu adalah perbuatan-perbuatan yang tidak baik, seperti dalam kitab Wahyu 18, dimana raja-raja, pemuka – pemuka dan pedagang- pedagang berbuat cabul dengan Babel, yaitu tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Ketika perempuan kekejian itu menunggangi seekor binatang, mereka mabuk karena minum anggur hawa nafsu cabulnya, sehingga setiap orang berbuat cabul dengan perempuan kekejian itu.
Berzinah dengan perempuan kekejian, itu adalah percabulan.
Kalau seseorang berzinah, menduakan hati Tuhan, pada akhirnya akan melakukan perbuatan yang tidak baik, itu adalah percabulan.
-      jangan dalam perselisihan dan iri hati
Jikalau satu dengan yang lain berselisih dan satu dengan yang lain ada iri hati, tindakannya pasti tidak sopan.
Oleh sebab itu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.

Roma 13: 14
(13:14) Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

Oleh sebab itu, supaya kita tidak melaksanakan tiga pantangan tadi, ada hal yang harus kita perhatikan;
1.    Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang
Tuhan = Allah Bapa, tabiat-Nya adalah kasih.
Kasih menutupi banyak sekali dosa, mampu menerima kelemahan-kelemahan orang lain, itulah pakaian yang harus dikenakan.
Yesus = Allah Anak, tabiat-Nya adalah melakukan kebenaran firman Tuhan / hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
Yesus telah melakukan kebenaran sesuai dengan firman Tuhan, Allah Bapa menghendaki supaya Ia minum anggur dari cawan.
Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, persis seperti firman Tuhan. Dia diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib, supaya kehendak Allah Bapa terlaksana oleh-Nya, itu harus menjadi pakaian saya dan saudara, harus melekat pada raga dan pribadi masing-masing.
Kristus = Allah Roh Kudus, tabiat-Nya adalah menyertai dalam seluruh kebenaran, memimpin, menolong, menghibur, mengingatkan.
Suratan 1 Yohanes 2: 27 dikatakan; kalau seseorang hidup dalam pengurapan, maka pengurapan itu yang mengajari seseorang di dalam seluruh kebenaran, sehingga tidak perlu diajar oleh orang lain, ajaran-Nya tidak salah dan tidak ada dusta.
Kalau seseorang menjaga mulut, tidak bercabang lidah dalam segala hal apapun, itu menandakan dia hidup benar, tidak hidup dalam dosa, melainkan hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Dalam kitab Yakobus mengatakan; “kalau seseorang sempurna di dalam perkataan ia adalah orang yang sempurna.”
Perkataan jangan dibuat-buat, jangan licik tanpa ketulusan, melainkan hiduplah dalam pimpinan Roh Kudus.
2.    janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya
jangan merawat tubuh untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging itu sendiri.
Seringkali seseorang pergi ke salon hanya untuk memuaskan hawa nafsunya, bukan untuk melakukan firman Tuhan, misalnya merawat tubuh dengan;
-      mencat rambut berwarna-warni,
-      merawat kuku yang panjang,
-      merawat tubuh supaya langsing,
-      menggunakan parfum yang beraroma sedemikian rupa, dan lain sebagainya.
Ada juga laki-laki yang pergi ke fitness hanya untuk melampiaskan hawa nafsunya, supaya menarik perhatian wanita.
Jadi, jangan lagi merawat tubuh untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginannya, tetapi rawatlah tubuh supaya menjadi rumah Tuhan, sebab dengan tubuh yang sehat, kita dapat menjalankan aktifitas, pekerjaan dan menjalankan ibadah pelayanan dihadapan Tuhan.

Kita kembali membaca ...
Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Setelah perkataan bangunlah, dituruti, selanjutnya BERTOBATLAH!
Jadi sebaiknya setelah menuruti hendaknya bertobat, supaya ibadah dan pelayanan itu berkenan, karena melayani di dalam roh bukan hidup menurut daging
Bertobat artinya; berhenti berbuat dosa, jangan mengulangi lagi, seperti dua tangan dan dua kaki Yesus yang terpaku tidak dapat berbuat apa - apa, justru dari sanalah darah itu mengalir.
Orang yang mau bertobat, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena dibutuhkan pengorbanan, itulah tanda darah.

Yohanes 19: 28-30
(19:28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!"
(19:29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Yesus telah menanggung penderitaan di atas kayu salib, Dia berkorban atas segala kelemahan-kelemahan, atas segala kekurangan-kekurangan, atas segala dosa kejahatan dan kenajisan saya dan saudara.
Selanjutnya, setelah Yesus minum anggur asam, berkatalah Ia: "Sudah selesai."
Sudah selesai, artinya;
-      Jangan berbuat lagi, jangan mengulangi kesalahan yang sama
-      Jangan mengungkit-ungkit dosa yang diperbuat oleh orang lain, sebab dosa itu telah ditanggung oleh Tuhan.

Sebelum Yesus berkata "Sudah selesai", terlebih dahulu Yesus minum anggur asam.
Anggur asam adalah hasil perbuatan yang tidak baik, yang tidak benar yang diperbuat oleh manusia di hadapan Tuhan (Yesaya 5).

Mari kita lihat ANGGUR ASAM.
Yesaya 5: 1-2
(5:1) Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.
(5:2) Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

Di sini kita melihat; hasil dari buah anggur itu asam.
Tuhan berupaya untuk menanam pohon anggur pilihan di lereng bukit yang subur, Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

Yesaya 5: 7
(5:7) Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.

Jadi, air anggur asam adalah kelaliman dan keonaran dari Bangsa Isreal.
Kelaliman adalah kebengisan, kekejaman, ketidakadilan
Keonaran adalah huru hara, demonstrasi dan unjuk rasa.
Semoga hal ini tidak terjadi di dalam kandang penggembalan ini, sebab itu adalah perbuatan - perbuatan yang ada di luaran sana (manusia duniawi), orang – orang yang tidak mengenal Tuhan dan tidak mengenal korban Kristus. Kelaliman dan keonaran inilah yang ditanggung Yesus Kristus di atas kayu salib, dan Ia telah meminum anggur asam itu dan setelah Ia meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “sudah selesai

Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Alasan Tuhan meminta menuruti dan bertobat: karena jikalau tidak berjaga-jaga, Tuhan datang seperti pencuri di tengah malam.
Pencuri di tengah malam, tidak ada yang tahu kedatangannya. Kalau seseorang mengetahui kedatangan pencuri, maka orang itu akan berjaga-jaga.
Oleh sebab itu, berjaga-jaga dan berdoalah sebab kedatangan Tuhan seperti pencuri di  malam hari, dengan demikian kita telah siap sedia pada saat kedatangan Tuhan.

1 Tesalonika 5: 1-5
(5:1) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Berjaga – jaga dan berdoalah, sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam.
Orang yang tidur digambarkan seperti anak – anak malam, hidup di dalam kegelapan.
Kelebihan anak – anak siang, anak – anak terang adalah; berjaga – jaga dan berdoa,sehingga tidak perlu dituliskan tentang zaman dan masa yaitu; tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga. Sedangkan, orang yang tidur, yang adalah gambaran dari anak – anak malam, yang hidup dalam kegelapan dosa, hari itu tiba – tiba mendatangi mereka seperti pencuri pada malam hari, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin, mereka pasti tidak akan luput.
Orang yang tidak berjaga – jaga dalam doa, mengatakan; “semua damai dan aman.”
Yang Tuhan pesankan adalah bangunlah, berjaga-jaga dan berdoalah, sehingga kapan saja Tuhan datang, kita sudah siap sedia.
Ingat; berjaga-jaga, sadar dan berdoalah! Turutilah dan bertobatlah, perhatikanlah firman Tuhan ini.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment