KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, February 11, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 08 FEBRUARI 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 08 FEBRUARI 2015

Tema:  JEMAAT DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
            (Seri 25)

Subtema: VISI MISI

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada malam hari ini sebagaimana biasanya.
Kita bersyukur kepada Tuhan, lewat ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan, kita dipelihara, dibela, dilindungi oleh Tuhan. kita semua adalah kawanan domba Allah, umat-Nya, dan Dia adalah Allah kita, hanya kepada Dialah kita berbakti, beribadah, menyembah, tidak ada yang lain.
Kalau kita dilepaskan dari segala berhala, dari segala aktivitas di dunia ini, tujuannya supaya kita beribadah dan melayani Tuhan, seperti bangsa Israel dibebaskan dari rumah perbudakan oleh darah Anak Domba Paskah, selanjutnya dibawa masuk ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan, supaya bangsa Israel dapat beribadah kepada Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub.

Pengangkatan Tuhan akan terlihat jelas dalam kehidupan anak Tuhan kalau kita setia, jangan pernah putus asa, jangan pernah kecil hati ketika dididik Tuhan, jangan pernah menyerah akan persoalan yang ada di atas muka bumi ini. Di dalam dunia ini terdapat keinginginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan, yang memungkinkan anak-anak Tuhan jatuh dalam pencobaan-pencobaan, dan dunia ini memiliki arus, itulah ilah zaman, sehingga pikiran mereka telah dibutakan oleh arus/ilah zaman.
Tetapi puji Tuhan, kita telah dilepaskan oleh darah Anak Domba paskah, bagaikan bangsa Israel yang dibebaskan dari Mesir, rumah perbudakan, oleh karena darah anak Domba.
Selanjutnya, Tuhan akan mengangkat mereka yang beribadah atas segala bangsa di bumi. Mereka diangkat menjadi kepala, bukan ekor. Kepala à pemimpin.

Dalam perjanjian Lama, ada 3 pemimpin yang diurapi oleh Tuhan;
1.    Imam.
Urapan ini berlaku supaya ia layak melayani Tuhan.
2.    Raja.
Urapan ini berlaku supaya memiliki kuasa/otoritas sehingga terlihat kemuliaan seorang raja.
3.    Nabi.
Tugas nabi: bernubuat, menyampaikan segala sesuatu yang akan terjadi, sehingga dosa yang terselubung itu disucikan.
Seorang nabi tidak takut menyingkapkan dosa, supaya terjadi penyucian lahir batin, maka dengan demikian, dengan tulus ikhlas dan dengan keyakinan iman yang teguh, menghadap Allah lewat ibadah dan pelayanan.

Tuhan memberikan kepada kita firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Firman pengajaran mempelai disebut juga firman nubuatan, firman para nabi. Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, firman para nabi, supaya kita dijadikan mempelai Tuhan, itulah gunung Sion.
Sehingga disebutlah kepala bukan ekor, naik bukan turun. Naik, itulah gunung Sion, Yerusalem baru.
Berbeda dengan ekor; dia tidak memiliki sikap yang tegas sesuai dengan kehendak Tuhan.
Orang yang pengikutannya kepada Tuhan hanya ikut-ikutan, hanya karena perkara lahiriah, maka dia adalah orang yang tidak memiliki sikap yang tegas di hadapan Tuhan, sehingga mudah sekali goyah.
Kenajisan ada pada ekor ular. Jadi kalau pengikutan kita hanya sebatas ekor, tidak mampu menepis segala dosa kejahatan, maka kerohaniannya akan menurun, bukan naik.
Kalau kerohanian turun, sangat berbahaya sekali, seperti pemuda turun dari Yerusalem ke Yerikho, di tengah jalan dia ditangkap, dipukuli, segala sesuatu yg dia miliki diambil oleh para penyamun.
Sesungguhnya harta kekayaan kita adalah firman, Roh & kasih. kalau seseorang meninggalkan ibadah pelayanan karena perkara lahiriah, maka ia akan kehilangan harta Sorgawi; Roh Kudus yang memberikan karunia-karunia (9 karunia) dan jabatan, serta 9 buah Roh, kasih Allah yang memampukan kita untuk menutupi dosa, dan firman Allah yang adalah kebenaran sejati, itulah kehendak Allah yang dilakukan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Barangkali saja di tengah perjalanan kerohanian kita menurun/merosot, tetapi bukan karena aniaya firman, lalu kehilangan semua, ingat; kita berada di rumah Tuhan karena kemurahan Tuhan.
Demikian halnya, pemuda tersebut mendapat kemurahan dari Tuhan. seorang Samaria yang melewati tempat itu tergerak oleh karena belas kasihan Tuhan. kemudian, dia dibawa ke penginapan, luka-lukanya disiram dengan minyak dan anggur, lalu dibalutnya luka-luka itu. Sampai sejauh ini Tuhan membalut luka-luka batin yang kita alami.
Oleh karena belas kasih Tuhan, membalut luka-luka batin. Tentu kita bersyukur karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Belajarlah untuk setia mengasihi Tuhan, dengan demikian kita menempatkan Kristus sebagai kepala, tidak melangkahi Kristus yang adalah kepala. Dialah yang terlebih besar dalam hidup kita, Dia adalah penyelamat tubuh.
Apalah arti hidup kalau kita tidak berpadanan dengan panggilan. Apalah arti hidup kalau kita tidak menjadi bagian dari golongan yang dipilih, sampai akhirnya kita setia.
Orang yang tidak setia adalah orang yang suka berdalih, mencari alasan untuk menutupi ketidak setiaannya di hadapan Tuhan. Jangan suka mencari alasan, jangan suka bersungut-sungut, jangan suka memberontak, apapun didikan Tuhan dalam kandang penggembalaan ini.

Dahulu saya tidak memahami semua ini. ternyata Tuhan membawa kita semua sampai sejauh ini, kita boleh mengenal Allah secara pribadi, bukan karena katanya, bukan karena ikut-ikutan, bukan karena mujizat semata.
Karena firman pengajaran, Kita mengenal Allah, mengenal kedalaman hati Tuhan, dengan demikian kita merasakan isi hati Tuhan, sehingga kita takut untuk terlanjur-lanjur dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Kalau kita memiliki firman nubuatan, memiliki pandangan jauh ke depan tidak berpikir pendek, sedangkan orang yang pikirannya pendek, mudah sekali jatuh dalam dosa, perasaan, pikiran, hatinya mudah jatuh dalam karena kepuasan atau kesenangan yang sesaat.

Banyak perkara yang tidak dapat dimengerti, tetapi justru itu terjadi menimpa kita, tetapi sungguh  Tuhan tahu dan jauh lebih tahu dari hati, pikiran kita, sesungguhnya Tuhan selalu memberi yang terbaik.
Dahulu saya adalah orang yang suka mengomel kepada Tuhan, mengapa saya tidak memiliki ayah yang baik, sekarang saya mengerti maksud Tuhan. sehingga bagi saya, pengalaman adalah guru yang terbaik.
Songsonglah masa depan yang cerah. Tuhan menyediakan masa depan yang cerah, asal kita setia di hadapan-Nya.

Jadilah sokoguru! Tuhan menjadikan sidang jemaat di Filadelfia sokoguru di dalam Bait Suci Allah, menjadi tiang penopang, penunjang utama dalam Bait Suci. Tetapi kalau akhirnya jemaat di Filadelfia menerima hal itu, itu tidak terlepas dari ketekunan mereka. Mereka tekun menantikan Tuhan.
Tekun à pribadi yang setia. Kita memerlukan ketekunan, dan Tuhan sudah memberikan 3 macam ibadah utama/pokok supaya kita tekun di dalamnya.
Kalau kita sudah mengetahui hal yang baik, yaitu mengenai ketekunan dalam 3 macam ibadah utama/pokok, lakukanlah itu.
Tahu yang baik namun tidak melakukannya, maka berdosa di hadapan Tuhan, bahkan korban penghapus dosa tidak berlaku atas dia (Ibrani 10).
Berdoa, minta kepada Tuhan, supaya kita dimampukan untuk tekun dalam 3 macam ibadah utama.
Di luar pengajaran mempelai, tidak memahami soal ketekunan ini.
Sehebat dan sepintar apapun seorang hamba Tuhan, kalau tidak menerima pengajaran Tabernakel, tidak akan sampai kepada akhirnya, maksudnya di sini; tidak sampai masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah mempelai wanita Tuhan.

Kalau tidak menjadi rumah Tuhan, tidak akan sampai ke rumah yang kekal. Dahulu kita tidak menyadari hal ini.
Ibadah dan pelayanan di bumi adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam kerajaan sorga (Ibrani 8: 5).
Dalam 1 Petrus 4, kalau orang benar saja hampir-hampir tidak selamat, bagaimana dengan mereka yang tidak menggunakan pola Tabernakel.

Yusuf adalah seorang yang mengasihi setiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, buktinya; dia menyelamatkan seantero bumi. Ketika terjadi 7 masa kelaparan, penduduk bumi mengalami resesi, dan hal itu akan terjadi sesuai dengan nubuatan Amos, sehingga seluruh bumi akan mengalami lapar dan haus.
Dalam hal ini, Yusuf satu-satunya yang menyelamatkan bumi.
Pengajaran mempelai satu-satunya yang menyelamatkan bumi. Itu sebabnya saya katakan Yusuf adalah seorang yang mengasihi setiap suku, kaum, bahasa dan bangsa.
Untuk menjadi pekabar mempelai, harus melewati proses demi proses, mulai dari PINTU GERBANG sampai RUANGAN MAHA SUCI, dia alami, dia terima, dengan tidak menggerutu, memberontak.
Sehingga ketika diperlakukan dengan tidak adil, dia menerima hal itu, demikianlah Yusuf;
-      Diperlakukan dengan tidak adil oleh saudara-saudaranya sampai akhirnya Yusuf dijual kepada saudagar-saudagar dari Midian.
-      Kemudian dijual kepada Potifar, kepala pegawai istana.
-      Dia terzolimi diperlakukan dengan tidak adil oleh isteri Potifar sendiri. Dimana ada roh najis, disitu tidak ada damai sejahtera.
Sekalipun demikian, Yusuf berdiam, tidak ada pembelaan, dan akhirnya Yusuf dilemparkan ke dalam penjara yang lebih dalam lagi, yang disebut liang tutupan.
Tidak berhenti sampai di situ, Yusuf menolong 2 orang yg dipenjarakan dalam penajara itu, itulah juru minum dan juru roti.
Setelah mereka ditolong, dia dilupakan juga. Sampai akhirnya sinar terang terbit atas Yusuf. Pertolongan Tuhan nyata atas dia. Yusuf adalah seorang nabi, dengan kata lain memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan, oleh karena itulah dia tertolong. Mampu memberi arti mimpi kepada Firaun, sampai akhirnya dia menajdi orang nomor 2 di Mesir, setelah Firaun.
Setelah terjadi resesi hebat di seluruh muka bumi, semua orang datang ke Mesir, termasuk saudara-saudaranya datang dari Betlehem, di situlah dia berterus terang kepada saudara-saudaranya, bahwa Tuhan yang menyuruh Yusuf mendahului saudara-saudaranya untuk memelihara hidup saudara-saudaranya dan keturunan mereka.
Dengan demikian, Yusuf sadar betul tentang rencana Allah, itu sebabnya dia tidak bersungut-sungut ketika dia diperlakukan dengan tidak adil.
Dialah pribadi yang dicari-cari. Gunung Sion adalah mempelai wanita Tuhan, yang bukan ditinggalkan, yang dicari-cari, sehingga banyak suku bangsa mencari gunung Sion (Yesaya 2: 2-3).
Kalau kita melakukan firman dengan setia, Tuhan akan mengangkat kita menjadi kepala, bukan ekor, naik, bukan turun. Kita harus menerima firman nubuatan ini untuk memandang jauh ke depan.
Kalau kerohanian seseorang digambarkan seperti ekor, punya pemikiran pendek, tidak akan pernah menjadi bagian adri pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Ketika Pdt. Bill Grehem berkotbah, puluhan ribu orang mendengarkan. Kalau penginjilan membuat orang terkagum, seharusnya kita berdoa supaya pengajaran mempelai dicari oleh banyak orang, suku, bangsa, bahasa, kiranya berduyun-duyun datang ke gunung Sion.
Jadilah kepala bukan ekor, naik bukan turun, menerima firman nubuatan.
Jadilah pekabar mempelai dalam sikap, perbuatan, jangan egois karena hanya untuk memuaskan hawa nafsu sesaat.
Yusuf tidak egois, dia mengasihi setiap suku, kaum, bahasa dan bangsa.
Setelah melihat Pdt. Bill Grehem berkotbah, lewat internet, saya cemburu ilahi. Pengajaran mempelai ini besar, namun hanya segelintir orang yang menerimanya.
Firman nubuatan membuat kita memandang jauh ke depan, tidak egois lagi.

Kita cinta setiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, kita berdoa supaya penduduk bumi menerima firman pengajaran mempelai, tetapi dimulai dari diri kita sendiri.
Kalau kita ingin mencapai sesuatu yang besar, pengorbanannya juga besar.
Rintangan ini membuat kita terpacu, terbeban, untuk mencintai segala bangsa. Dipanggil, dipilih dan setia. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment