KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, June 20, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 JUNI 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 JUNI 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: Eben-Haezer

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai perjamuan suci.

Kita memperhatikan firman penggembalaan untuk IBADAH PENDALAMAN ALKITAB dari KITAB MALEAKHI.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa ibadah kita lebih benar dari pada ibadah-ibadah orang lain, tetapi satu hal yang patut kita syukuri adalah, sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang disebut juga dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membangun, menghibur, menasihati kita masing-masing, dengan kata lain, menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang terselubung, pendeknya; untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan, sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, menjadi milik kesayangan-Nya, harta kesayangan-Nya, sesuai ayat 17: mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya.
Sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yang akan diselamatkan.

Berkaitan dengan IBADAH, kita perhatikan ...
1 Timotius 4: 7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

“Latihlah dirimu beribadah” adalah pesan dari Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani yang dikasihinya.
Tentu ini juga merupakan pesan Tuhan kepada Kita, supaya kita melatih diri beribadah dengan cara yang berkenan kepada Tuhan.

Syarat melatih diri beribadah: Menjauhkan diri dari takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua, berarti menjauhkan diri dari firman yang ditambahkan.
Firman yang ditambahkan artinya: Menyampaikan firman disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya.
Jauhilah, berarti jangan mendekat, jangan beri hati sedikitpun, jangan buka celah, jangan memberi kesempatan kepada Setan untuk mempengaruhi hati dan pikiran.

1 Timotius 4: 8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Semakin diperjelas di sini dikatakan; latihan badani (fitnesst, olah raga) terbatas gunanya, sebab hanya memberi kesehatan bagi tubuh jasmani, tetapi tidak dalam hal rohani.
Tetapi melatih diri beribadah berguna dalam segala hal, dalam segala sesuatu, baik secara jasmani maupun rohani.
Ketika kita memuji Tuhan dengan sorak sorai memberi kesehatan bagi tubuh jasmani terlebih dalam hal rohani, karena di sini dikatakan, ibadah mengandung janji;
-      Baik untuk hidup ini (masa sekarang); dibela, dipelihara, dilindungi oleh Tuhan bahkan diberkati dengan lipat ganda.
-      Untuk hidup yang akan datang (masa yang akan datang); bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal.

1 Timotius 4: 9
(4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

Firman Allah itu ya dan amin, tidak perlu diragukan, oleh sebab itu marilah kita masing-masing melatih diri beribadah kepada Tuhan.

1 Timotius 4: 10
(4:10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

Itu sebabnya, pada saat melangsungkan ibadah dengan cara yang benar, kita berjerih payah dan berjuang karena kita menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, tidak kepada hal-hal yang lain.
Ketika seseorang menaruh pengharapan kepada satu perkara, maka ia akan berjerih payah dan berjuang sampai memperoleh apa yang diharapkan, terlebih ketika kita menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, kita harus berjerih payah dan berjuang dalam ibadah.

1 Timotius 4: 11
(4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.

Kemudian rasul Paulus berpesan: “Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu”, dimulai dari latihlah dirimu beribadah dengan syarat menjauhkan diri dari takhayul dan dongeng, sebab latihan badani terbatas gunanya tetapi melatih diri beribadah berguna dalam segala hal.
Perkataan Allah benar dan patut diterima sepenuhnya, jadi tidak perlu ragu. Ketika kita melatih diri, beribadah dengan cara yang benar, berarti kita sedang menghargai firman yang kita terima selama ini.

Ibrani 12: 28
(12:28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, kerajaan yang kekal, marilah kita MENGUCAP SYUKUR dalam segala sesuatu, baik susah maupun senang.
Ada kalanya anak-anak Tuhan mengucap syukur hanya saat menerima berkat, tetapi saat mengalami ujian di tengah-tengah ibadah & pelayanan, justru bersungut-sungut, ini adalah cara beribadah yang tidak berkenan.
Tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya BERIBADAH KEPADA ALLAH MENURUT CARA YANG BERKENAN KEPADA-NYA, berarti; tidak menjalankan ibadah secara lahiriah.

Matius 15: 7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Memuliakan Allah dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Tuhan, berarti; mempersembahkan tubuh jasmani, tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah = menjalankan ibadah secara lahiriah.
Ketika kita mempersembahkan manusia batiniah kepada Tuhan, maka otomatis manusia batiniah akan dibaharui dari sehari ke sehari, sehingga ketika manusia batiniah dibaharui, maka manusia lahiriah merosot.

2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka terlihat dengan jelas manusia lahiriah semakin merosot.
Tetapi sekalipun demikian, rasul Paulus tidak tawar hati di tengah-tengah ibadah pelayanannya kepada Tuhan.
Tawar hati artinya; tidak memberi rasa / tidak menjadi garam di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

2 Korintus 4: 17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka seseorang;
-     Rela menanggung penderitaan ringan di tengah-tengah ibadah pelayanan demi kemuliaan yang kekal, itulah kerajaan yang tak tergoncangkan.
Orang yang rela menanggung penderitaan di tengah-tengah ibadah pelayanan, menunjukkan bahwa manusia lahiriahnya merosot.
-  Selalu memperhatikan yang tidak kelihatan, itulah kemuliaan yang kekal, kerajaan yang tak tergoncangkan.
Sebab yang kelihatan itu sifatnya sementara, itulah perkara-perkara lahiriah. 1 Yohanes 2: 15-16 mengatakan: Jangan mengasihi dunia dengan segala apa yang ada di dalamnya karena dunia ini akan menuju pada kebinasaannya termasuk orang-orang yang mengasihi apa yang ada di dalamnya.

Bandingkan dengan ibadah yang dijalankan secara lahiriah ...
Ibrani 12: 18-21
(12:18) Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai,
(12:19) kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka,
(12:20) sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu."
(12:21) Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."

Suasana ketika menjalankan ibadah secara lahiriah, seperti bangsa Israel beribadah di gunung Sinai;
1.    Kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh.
2.     “Api yang menyala-nyala.
3.    Kekelaman.
4.    Kegelapan.
5.    Angin badai.
6.    Bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon.
7.    Mereka tidak tahan mendengar perintah ini”, itulah 10 hukum Allah.
8.    "Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu."
9.     “... sangat mengerikan pemandangan itu ...”

Pendeknya; jika menjalankan ibadah secara lahiriah akan mengalami ketakutan, tidak ada kepastian di dalamnya.
Sesuai dengan pernyataan Musa: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."
Sekilas terlihat seperti beribadah dengan sungguh-sungguh, tetapi kalau ia menjalankan ibadah secara lahiriah, tidak ada kepastian dalam hidup, tidak mendapat jaminan keselamatan.
Dalam Matius 15:9 dikatakan: Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka jalankan adalah perintah manusia, sebab orang yang menjalankan perintah manusia tidak takluk kepada hukum Allah.

Ibrani 12: 25
(12:25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?

Oleh sebab itu, orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah adalah orang yang tidak menghargai pemberitaan firman, sehingga mereka tidak luput/binasa, seperti bangsa Israel ketika beribadah di gunung Sinai.
Ini adalah resiko kalau menjalankan ibadah secara lahiriah. Apa artinya kita menjalankan ibadah namun tidak memberi kepastian?

Ibrani 12: 26
(12:26) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."

Allah menyampaikan kesepuluh firman kepada bangsa Israel ketika mereka beribadah di gunung Sinai. Kemudian, disini dikatakan: “Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi”, artinya; ibadah yang dijalankan secara lahiriah tidak memberi kepastian, tidak memberi jaminan keselamatan = ibadah yang tidak mengandung janji baik untuk hidup ini (masa sekarang) maupun untuk hidup yang akan datang.
Kemudian, bandingkan dengan kalimat yang mengatakan:“Tetapi sekarang Ia memberikan janji”, artinya; kalau melatih diri beribadah atau menjalankan ibadah dengan cara yang berkenan, ibadah itu mengandung janji, ada kepastian di dalamnya.
Sekarang adalah hari-hari terakhir, dimana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, keadaan dunia sudah menunjukkan kesudahannya, hari-hari ini adalah panjang sabar Tuhan, oleh sebab itu, pergunakan waktu yang ada untuk melatih diri beribadah dengan cara yang berkenan kepada-Nya, jangan lagi melangsungkan ibadah secara lahiriah, gunakan waktu sebaik-baiknya.

Sekarang kita lihat ibadah yang dijalankan secara lahiriah oleh bangsa Israel pada zaman nabi Samuel.
1 Samuel 7: 2
(7:2) Sejak saat tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada TUHAN.

20 tahun lamanya tabut perjanjian itu dirampas oleh bangsa Filistin, berarti; 20 tahun lamanya bangsa Israel menjalankan ibadah tanpa tabut perjanjian, menunjukkan bahwa bangsa Israel menjalankan ibadah secara lahiriah.
Tabut perjanjian, artinya; hadirat atau takhta Allah. Dua tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, Ia ada dan bertakhta. Berarti, kalau Allah tidak berhadirat di tengah-tengah ibadah yang dijalankan = menjalankan ibadah secara lahiriah.

Ketika bangsa Israel menjalankan ibadah secara lahiriah selama 20 tahun (ibadah tanpa tabut), mereka mengeluh kepada Tuhan.
Kalau kita mencari kerajaan Allah/takhta Allah dimana di dalamnya ada kebenaran, pastinya orang yang demikian tidak akan pernah mengeluh seberat apapun salib yang ia pikul.
Kondisi bangsa Israel sangat memprihatinkan selama 20 tahun, mereka mengeluh dan mengeluh di tengah-tengah ibadah & pelayanan.

Latihlah diri beribadah, oleh sebab itu, jauhkan diri dari pemberitaan firman yang ditambahkan.
Apabila seorang hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan yang ditambahkan, sesungguhnya ia sedang memanfaatkan kelemahan-kelemahan orang kaya yaitu; menolak firman yang sifatnya mengoreksi, menyelidiki segala yang terkandung di dalam hati. Kemudian, hamba Tuhan tersebut takut kehilangan jiwa-jiwa karena ia cinta uang.

1 Samuel 7: 3
(7:3) Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin."

Pesan Samuel ketika bangsa Israel mengeluh selama 20 tahun: Berbaliklah kepada Tuhan dengan segenap hati = kembali kepada Tuhan, kembali kepada jalan kebenaran = bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi, apapun itu bentuknya.
Syarat berbalik kepada Tuhan:
-      “Jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu.”
Artinya; menjauhkan diri dari segala jenis penyembahan berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan (menjauhkan diri dari Tuhan), termasuk ibadah lahiriah adalah penyembahan berhala, juga kekerasan hati adalah penyembahan berhala.
-      “Tujukan hatimu kepada TUHAN.”
Hati selalu tertuju kepada Dia, tidak kepada yang lain-lain, dalam setiap saat setiap waktu.
-      “Beribadahlah hanya kepada-Nya”, kepada Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub.
Sehingga dengan demikian Allah akan melepaskan dari musuh yang menindas, itulah Filistin, gambaran dari Iblis/Setan, yaitu; roh jahat dan roh najis.

1 Samuel 7: 4
(7:4) Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan beribadah hanya kepada TUHAN.

Bangsa Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan mereka beribadah hanya kepada Tuhan, berarti; bangsa Israel dengar-dengaran, karena memperhatikan firman yang disampaikan oleh nabi Samuel.
Adalah hal yang baik bila kita dengar-dengaran, seperti domba-domba bila tergembala dengan baik, mendengar suara gembala dan mengikuti gembala, sehingga nyata pemeliharaan dan pembelaan Tuhan.

1 Samuel 7: 5
(7:5) Lalu berkatalah Samuel: "Kumpulkanlah segenap orang Israel ke Mizpa; maka aku akan berdoa untuk kamu kepada TUHAN."

Nasihat Samuel untuk yang kedua kali: “Kumpulkanlah segenap orang Israel ke Mizpa”, artinya; beribadahlah dan layanilah Tuhan. Pendeknya, setelah bertobat selanjutnya harus beribadah.
Perkumpulan kita malam ini adalah untuk menjalankan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Jangan suka berkumpul dengan orang-orang yang hatinya jauh dari Tuhan, hatinya tertutup untuk ibadah & pelayanan.
Tidak salah kita mengasihi orang luaran sana, tetapi jangan coba-coba menerima dan memberi hati dengan cara hidup mereka, tetapi biarlah kita selalu berkumpul karena kita selalu menjalankan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok (Ibadah Raya Minggu, Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Doa Penyembahan).
Ini adalah nasihat yang bagus untuk kita terima malam ini dan seterusnya, sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga.

Dalam kitab Mazmur 1:1 Daud berkata; “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Pada saat segenap orang Israel berkumpul ke Mizpa, pada saat itulah Samuel mendoakan bangsa Israel kepada Tuhan.
Samuel adalah seorang nabi, seorang imam, juga seorang hakim, kehidupan Samuel ini à kehidupan yang diurapi.
Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya, doa itu akan didengar oleh Tuhan.

Lukas 22: 28-32
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
(22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Sebagai Imam Besar Yesus Kristus berdoa untuk Simon Petrus: Supaya iman Simon Petrus jangan gugur.
Seumpama buah pohon yang matang jatuh tanpa ditiup angin, itu adalah hal yang wajar. Tetapi kalau buah pohon masih mentah namun berguguran, itu adalah akibat angin-angin pengajaran palsu yang begitu hebat sekali mengguncang iman (Wahyu 6:3).
Yesus berdoa untuk Simon Petrus supaya imannya jangan gugur, dan doa yang sama telah kita terima dari Tuhan. Di atas kayu salib Yesus berseru: “Eli, Eli lama sabaktani”, ini adalah doa yang dinaikkan Yesus supaya iman kita tidak gugur.
Perhatikan saudaraku, dihari-hari terakhir ini orang-orang tidak lagi menerima ajaran sehat, mereka mengumpulkan guru-guru sesuai dengan kehendak mereka untuk memuaskan telinga mereka. Semakin dekat kedatangan Tuhan, angin-angin pengajaran palsu semakin terasa, maka akan banyak iman yang berguguran, bahkan bintang-bintang di langit berjatuhan bagaikan pohon ara yang menggugurkan buahnya yang mentah.
Bintang-bintang menunjuk kepada guru-guru kebenaran / pemimpin-pemimpin jemaat (Wahyu 1:20).

Kegiatan ketika berkumpul dan beribadah melayani Tuhan.
1 Samuel 7: 6
(7:6) Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: "Kami telah berdosa kepada TUHAN." Dan Samuel menghakimi orang Israel di Mizpa.

Yang Pertama: Mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan TUHAN.
Artinya; disucikan dikuduskan sesudah dimandikan olah air firman.

Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Disucikan, dikuduskan sesudah dimandikan oleh air dan firman, berarti supaya menjadi bersih dibutuhkan air yang banyak, tidak cukup hanya dua tiga gayung untuk membersihkan tubuh. Sama seperti pemberitaan firman, tidak cukup hanya dua tiga ayat, melainkan dibutuhkan ayat firman yang banyak; ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain untuk menyingkapkan segala yang terselubung dalam hati.

Dengan demikian, Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus, tidak bercela, berarti dicurahkan dihadapan Tuhan.
Malam ini kita berkumpul, kita sedang menimba air dan mencurahkannya di hadapan Tuhan. Sejauh mana kita menikmati ayat firman Tuhan, apakah sampai dicurahkan di hadapan Tuhan?

Keadaan seseorang sesudah dimandikan olah air dan firman yang limpah ...
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Setelah hati kita dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita dibasuh oleh air yang murni, pada saat itulah kita sanggup menghadap Allah / beribadah dan melayani Tuhan; dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh.
Keyakinan iman yang teguh, berarti tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.

Kegiatan ketika berkumpul dan beribadah melayani Tuhan.
Yang Kedua: “Mereka juga berpuasa pada hari itu.”
Matius 6: 16-18
(6:16) "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(6:17) Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Ibadah puasa yang salah; muka seperti orang munafik, mengubah air mukanya supaya orang melihat ia sedang berpuasa.
Saudaraku, jangan mudah merubah raut wajah untuk mempersalahkan orang lain, termasuk dalam hal berpuasa.

Berpuasa yang benar adalah:
Yang pertama: Minyakilah kepalamu à kehidupan yang diurapi oleh Roh kudus = minyak urapan ada di atas kepala.

Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Untuk mempertahankan minyak urapan tetap di atas kepala, syaratnya; jangan keluar dari tempat kudus Allah.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, tempat kudus terkena pada Ruangan Suci, dimana di dalamnya terdapat 3 macam alat;
1.    Meja roti sajian à Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2.    Pelita emas à Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
3.    Mezbah dupa à Ibadah Doa Penyembahan.

Sehingga dengan demikian minyak urapan Allah ada di atas kepala dan minyak urapan itu menandakan bahwa ia telah dikhususkan oleh Allah.
Pribadi yang dikhususkan ini berharga karena ia selalu menempatkan Kristus sebagai kepala, dengan kata lain tubuhnya tidak akan pernah menjadi liangnya serigala (roh jahat) dan tidak akan menjadi sarangnya burung (roh najis).

Berpuasa yang benar adalah:
Yang kedua: Cucilah mukamu.
Pada muka terdapat 5 indera, antara lain;
1.    Mata.
Bukti mata disucikan; memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan, yaitu memandang kemuliaan Allah, dimana Yesus datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan mempelai Pria Sorga.
Orang yang memiliki pandangan nubuatan, tidak mudah dipengaruhi oleh hal yang tidak suci.
2.    Telinga.
Bukti telinga disucikan; dengar-dengaran. Kehidupan yang dengar-dengaran mudah sekali dipakai oleh Tuhan, seperti Samuel sejak kecil ia dengar-dengaran sebagai bukti, ketika Samuel mendengar suara Allah memanggil sebanyak tiga kali, Samuel segera menghadap imam Eli, sambil berkata; “Ya, Bapa.” Sampai pada akhirnya Tuhan mempercayakan  nabi kepada Samuel, sehingga bangsa Israel mengetahui dari Dan sampai Bersyeba, bahwa Tuhan mempercayakan nabi kepada Samuel.
3.    Mulut.
Bukti mulut disucikan; dari mulut keluar pengajaran, tidak keluar kata-kata kutuk. Sebab tidak mungkin dari mulut yang satu keluar kata-kata berkat, dan dari mulut yang sama keluar kata-kata kutuk.
4.    Hidung.
Hidung à nafas hidup, itulah doa & penyembahan kepada Tuhan.
Bukti hidung disucikan; dilihat dari doa dan penyembahan, dilihat dari penyerahannya kepada Tuhan.
5.    Kulit (perasaan).
Bukti kulit (perasaan) disucikan; mampu mengasihi Tuhan dan sesama dengan dengan segenap hati.

Matius 6: 18
(6:18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Kalau kita melangsungkan ibadah puasa dengan cara yang benar, maka Tuhan membalasnya di tempat yang tersembunyi.
Ibadah puasa yang benar: Tidak merubah air muka, sebaliknya meminyaki rambut di kepala dan mencuci muka.

Kembali kita perhatikan ...
1 Samuel 7: 6
(7:6) Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: "Kami telah berdosa kepada TUHAN." Dan Samuel menghakimi orang Israel di Mizpa.

Ketika mereka berkumpul dan beribadah melayani Tuhan dengan dua kegiatan di dalamnya, akhirnya bangsa Israel berkata: “Kami telah berdosa kepada TUHAN”, artinya; bangsa Israel mengaku dosa / menyadari diri sebagai orang yang berdosa = bertobat, seperti 2 tangan 2 kaki Yesus yang terpaku di atas kayu salib, ada tanda darah, tanda pengorbanan.

Selanjutnya, Samuel menghakimi orang Israel di Mizpa.
Persis seperti Yesus berkata kepada 12 murid dalam Lukas 22: 28-30 dikatakan: “Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”
Ketika kita mencari Kerajaan Sorga, di situlah Tuhan menentukan hak-hak Kerajaan itu kepada saya dan saudara, kita duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel, menghakimi dosa kejahatan dan menghakimi dosa kenajisan.

Kesimpulannya; bangsa Israel telah ditahirkan, dilepaskan dari cara ibadah yang tidak berkenan, yaitu; menjalankan ibadah secara lahiriah dan yang sama dengan penyembahan berhala.

Dampak positf menjalankan ibadah dengan cara yang benar.
1 Samuel 7: 7-9
(7:7) Ketika didengar orang Filistin, bahwa orang Israel telah berkumpul di Mizpa, majulah raja-raja kota orang Filistin mendatangi orang Israel. Serta didengar orang Israel demikian, maka ketakutanlah mereka terhadap orang Filistin.
(7:8) Lalu kata orang Israel kepada Samuel: "Janganlah berhenti berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari tangan orang Filistin itu."
(7:9) Sesudah itu Samuel mengambil seekor anak domba yang menyusu, lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban bakaran. Dan ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi orang Israel, maka TUHAN menjawab dia.

Setelah orang Filistin mendengar bahwa bangsa Israel berkumpul di Mizpa, pada saat itulah Filistin maju mendatangi bangsa Israel.
Bangsa Israel memohon supaya Samuel jangan berhenti berseru kepada Tuhan dan permohonan itu segera ditanggapi oleh Samuel dengan cara mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Dalam Imamat 6:9, potongan-potongan daging dari korban bakaran dibiarkan di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi berarti sampai hangus, artinya mengasihi Tuhan sampai hangus, sampai daging tidak bersuara.
Ketika kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati di tengah-tengah ibadah pelayanan, daging pasti tidak bersuara lagi.

Kemudian, di sini kita perhatikan: “Samuel mengambil seekor anak domba yang menyusu, lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban bakaran.”
Air susu yang murni itulah air firman pengajaran mempelai, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, ini adalah firman yang murni.
Mengasihi Tuhan sampai hangus, rindu akan air susu yang murni dan yang rohani, pribadi yang seperti inilah yang layak untuk dipersembahkan sebagai korban bakaran kepada Tuhan.

“ ... ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi orang Israel, maka TUHAN menjawab dia”, Tuhan menjawab doa nabi Samuel.
Kiranya Tuhan mendengarkan segala doa permohonan kita kepada Tuhan. Ternyata bukan tangan Tuhan kurang panjang dan telinga Tuhan kurang tajam untuk mendengarkan doa-doa tetapi ada jurang pemisah, itulah dosa.

1 Samuel 7: 10-11
(7:10) Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel.
(7:11) Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar.

Tuhan berperang melawan bangsa Filistin ganti Israel, sampai bangsa Filistin terpukul kalah.
Setelah bangsa Filistin terpukul kalah, barulah Israel keluar dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar.
Biarlah kita mengandalkan Tuhan dalam segala perkara, semata-mata bukan kehendak manusia, bukan karena kekuatan manusia. Kejarlah belas kasih Tuhan karena Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh belas kasih. Sekalipun Yakub berlaku salah, tetapi Tuhan tidak mundur selangkahpun mengasihi bangsa Israel, sebaliknya dengan Esau; sekalipun ia berupaya membangun, tetapi Tuhan meremukkan dan merobohkannya kembali, jauh dari kasih karunia (Maleakhi 1:2-3).

1 Samuel 7: 12-13
(7:12) Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."
(7:13) Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel,

Tangan Tuhan melawan orang Filistin seumur hidup Samuel.
Pada saat itu, Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, artinya; "Sampai di sini TUHAN menolong kita."
Besok kita menjalankan ibadah dengan cara yang benar, dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya, maka ketika musuh menyerang, Tuhan berperang ganti kita sampai musuh ditundukkan.
Ada 2 musuh utama;
-       Iblis /Setan itulah roh jahat dan roh najis.
-       Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Besok kita menjalankan ibadah, berkumpul beribadah dengan cara yang benar dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, maka kita akan berkata kembali: "Sampai di sini TUHAN menolong kita",  besok lusa juga kita beribadah, terus sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, kita pasti berkata: "Sampai di sini TUHAN menolong kita.” Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman Tuhan:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment