KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, June 23, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 21 JUNI 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 21 JUNI 2015

Tema   : JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
              (Seri 09)

Subtema : PAKAIAN / JUBAH PUTIH

Shalom, selamat malam salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada malam ini.
Kami bersyukur, berbahagia, karena jemaat yang kecil ini dikunjungi hamba Tuhan yang datang jauh-jauh dari Sumatera. Tadi siang saya bersama dengan Timotius, melayani perkumpulan Sitohang di Jakarta.
Seberapa saja ayat firman yang saya bisa sampaikan biarlah mampu memulihkan keadaan kita semua.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 3:14-22, namun pembacaan ayat 17-18.
Wahyu 3:17-18
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Jemaat di Laodikia berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa,” mereka serba berkecukupan. Perkataan jemaat di Laodikia ini menunjukkan bahwa mereka bergantung kepada harta dan kekayaan. Jemaat di Laodikia mengumpulkan harta di bumi sampai tidak kekurangan apa-apa. Sebetulnya ini adalah perbuatan bodoh. Kalau seseorang bergantung pada harta dan kekayaan biasanya hatinya jauh dari Tuhan serta berharap pada kedudukan dan jabatan yang tinggi. Seperti kita perhatikan saat ini benua Amerika, Australia, Eropa, disana gereja besar kosong, berubah fungsi menjadi kafe, bahkan ironisnya gereja besar berubah menjadi masjid, karena mereka serba berkecukupan, mereka tidak kekurangan apa-apa sehingga mereka tidak membutuhkan Tuhan, mereka tidak mencari Tuhan.
Kalau kita perhatikan tentang orang kaya yang bodoh dalam Injil Matius 12:17-21, ia mengumpulkan harta dalam lumbungnya, tetapi dengan satu tujuan, hanya untuk; beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah, tetapi saat ia membuat  rencana sedemikian rupa, pada malam itu juga Tuhan berkata; “Jiwamu diambil dari padamu.”
Kesimpulannya; sesungguhnya harta kekayaan tidak dapat diandalkan, tidak memberi jaminan keselamatan, tidak ada gunanya bergantung kepada sesuatu yang tidak memberi kepastian.

Disini kita melihat jemaat di Laodikia bergantung pada harta kekayaan. Menurut mereka, sungguh luar biasa tetapi kenyataannya dimata Tuhan 3 hal terjadi:
Yang pertama: Melarat, malang, miskin.
Yang kedua: Buta.
Yang ketiga: Telanjang.
Ada orang melarat, malang, miskin tetapi tidak buta. Tetapi jemaat di Laodikia ini sudah melarat, malang, misikin buta dan telanjang, berarti betapa dalamnya jemaat di Laodikia ini berada dalam sumur penderitaan.
Sekali lagi saya tandaskan jangan sekali-sekali bergantung kepada sesuatu yang tidak memberi kepastian termasuk harta kekayaan, serta kedudukan dan jabatan yang tinggi. Kita datang tidak membawa apa-apa, kembali kepada Tuhan juga tidak membawa apa-apa. Darah daging tidak mewarisi kerajaan surga.

Oleh sebab itu, Tuhan memberi nasihat kepada jemaat di Laodikia supaya membeli tiga perkara.
Membeli artinya; memperoleh sesuatu lewat penukaran = bayar harga. Ikut Tuhan bayar harganya dulu.

Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Syarat mengikut Tuhan: Harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya berarti; harus bayar harga. Itu syarat mengikut Tuhan.

Sangkal diri berarti: Tidak mengakui kelebihan-kelebihan yang ada, tidak mengakui segala kemampuan-kemampuan yang ada, andaikata punya potensi semua karena kemurahan TUHAN.

Memikul salibnya artinya: Memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
-     Sebagai kepala rumah tangga memperhatikan isteri dan anak.
-     Sebagai ibu rumah tangga menopang suami/kepala.
-     Sebagai imam melayani sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh.
-     Sebagai anak hormat kepada orang tua.
Itu adalah tanggung jawab yang harus dipikul tiap-tiap orang. Kalaupun berat pikul saja, jangan lari dari kenyataan. Kalau lari dari kenyataan akan terus dikejar – kejar dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, bayar saja harganya sampai lunas.

Pujian tadi berkata; Kau berfirman dan sembuhkanku, Kau berfirman dan selamatkanku. Kalau anak Tuhan sungguh-sungguh memperhatikan firman Tuhan, berpegang pada firman Tuhan, maka yang sakit akan disembuhkan. Dan itu adalah pengalaman saya. Bertahun-tahun saya sakit, memulai pelayanan ini saya sakit, tidak ada uang yang cukup untuk membeli obat, saya tahankan sendiri. Tetapi rupanya Tuhan melihat kerinduan saya yang meluap-luap untuk melayani Tuhan. Sebab sejak saya terpanggil, saya berjanji akan menyerahkan sepenuhnya hidup saya kepada Tuhan.

Berbanding terbalik dengan jemaat di Laodikia karena mereka bergantung pada harta dan kekayaan (yang dikatakan pada ayat sebelumnya), sehingga pengikutan mereka menjadi suam-suam, tidak panas dan tidak dingin.
Oleh sebab itu, sangkal diri dan pikul salib saja, pasti sembuh, bayar dulu harganya. Itulah soal membeli.

Matius 16:25
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya

Kalau dia rela mati di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, mati bersama dengan Kristus maka ia akan memperoleh kembali nyawanya, bayar dulu harganya. Kita juga telah ditebus dengan harga yang mahal, oleh darah Yesus Kristus.

Matius 16:26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, harta kekayaan yang banyak bahkan memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi tetapi kehilangan nyawanya? Tidak mau bayar harga? tidak ada artinya.
Oleh sebab itu, bukan karena jemaat disini kecil lalu saya mengucapkan kata kata ini. Saya tidak pernah miris melihat orang kaya. Dan saya melayani juga tidak pernah pandang bulu. Si A persembahannya besar si B persembahannya kecil, lalu saya harus memperhatikan si A, tidak, jemaat tahu. Kalaupun si A persembahannya besar, kalau salah tetap saya tegor. Tidak akan pernah saya menjilat-jilat, Tuhan tahu, Ia menjadi saksi.

Kita sudah bayar harga, sekarang kita maju, pertanyaannya: Apa yang harus kita beli?
Yang pertama: Emas yang telah dimurnikan dalam api.
Iman itu harus dimurnikan lewat nyala api siksaan sebagai ujian, dan itu terjadi atas seijin Tuhan.
Barangkali pergumulan yang satu belum selesai, datang pergumulan yang kedua, pergumulan yang kedua belum selesai, datang yang ketiga, terus silih berganti. Itu terjadi seijin Tuhan. Iman itu harus dimurnikan, jangan iman karena uang, karena ini dan itu, bukan seperti itu ikut Tuhan, salah.

Tujuan membeli emas yang dimurnikan dalam api (pada minggu yang lalu sudah saya sampaikan): Agar jemaat di Laodikia menjadi kaya.

Yang kedua: Membeli pakaian putih.
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Dengan pasti saya mengatakan bahwa: Pakaian putih adalah pakaian mempelai.
Arti rohani lenan halus / pakaian putih adalah, perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Jadi pakaian putih itu adalah pakaian mempelai, jangan dinodai, jangan dicemari! Berarti tetap dalam perbuatan-perbuatan yang benar.

Kemudian..
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala suku, kaum, bahasa, dan bangsa mereka itu berdiri dihadapan takhta dan dihadapan Anak Domba kemudian mereka memakai jubah putih.
Suatu kumpulan besar orang banyak adalah bayangan dari 144000 orang yang telah dimeteraikan dari 12 suku keturunan Israel (Wahyu 7:4-8).

Lebih jauh kita melihat persamaannya...
Wahyu 7:15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Pakaian putih adalah pakaian imam. Jadi orang yang melayani / mengambil bagian ditengah-tengah ibadah dan pelayanan = imam.
Kesimpulannya: Pakaian putih disebut juga pakaian imam.

Keluaran 28:2
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.

Pakaian imam disebut juga pakaian kudus itulah perhiasan kemuliaan.
Jadi, seorang imam harus memperhatikan pakaiannya jangan sampai cemar. Oleh sebab itu seorang imam harus mengawasi diri dan mengawasi ajaran. Sesuai dengan pesan Rasul Paulus kepada Timotius  anak rohani yang dikasihinya (1 Timotius 4:16). Ayo, layani Tuhan dengan sungguh-sungguh supaya pakaian putih tidak tercemari. Awasi diri, awasi pengajaran, supaya kita jangan malu.
Jangan sampai kita yang mengambil bagian dalam pelayanan, tetapi di luar sana perkataan, sikap, tingkah laku, cara berfikir, sudut pandang, gerak-gerik sama seperti orang di luar sana. Apa perbedaan orang yang melayani dengan orang yang tidak melayani?
Oleh sebab itu perhatikan pakaian putih, pakaian imam, pakaian kekudusan, disebut juga perhiasan kemuliaan.

Roma 14:16-18
(14:16) Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Hati-hati yang sudah melayani, perhatikan pakaian, awasi diri dan awasi ajaran yang telah kita terima jangan sampai orang lain mencibir kita.

Saudaraku, kerajaan surga bukan soal makanan dan minuman dan saya tambahkan bukan soal pakaian, sesuai dalam Matius pasal 6. Tetapi, karajaan sorga adalah soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Sama dengan pelayanan dengan sistem kerajaan surga. Dan barang siapa melayani Kristus dengan cara ini, melayani dengan sistem kerajaan surga, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Jadi pakaian putih / pakaian kudus adalah perhiasan kemuliaan. Sebagai seorang imam / pelayan-pelayan jangan lagi sembarangan. Sikap, tingkah laku, gerak-gerik, perkataan jangan lagi sembarangan. Awasi diri dan awasi ajaran jangan sampai orang lain memfitnah semua itu.

Saya tahu bagaimana rasanya pertama membuka pelayanan. Pada waktu pertama saya membuka pelayanan saya sakit, saya tidak bisa membeli obat, saya tidak punya uang. Tetapi saya bertahan, saya berkata: Tuhan tolong saya, jangan sampai saya mengandalkan kekuatan / mengandalkan manusia.

Tadi siang kami melayani di kumpulan Sitohang di Jakarta / Rawa Mangun, hati saya hancur, banyak kejadian tidak terduga sebab banyak diantara mereka yang sudah menjadi janda. Ada juga yang anaknya tertabrak sampai geger otak bahkan sampai idiot, padahal anak itu mau menikah. Dan orang yang sama juga ditabrak dua minggu lalu.
Kemudian, ada juga yang struk, sakit kanker, darah tinggi, kolesterol, penyakit komplikasi. Di tengah-tengah doa  saya membaca tulisan, ternyata ada juga dari kumpulan Sitohang itu yang di tinggalkan suaminya dan ada juga yang ditinggal mati isterinya. Sangat menyedihkan, saya tahu sakitnya seorang janda, sebab orangtua saya adalah seorang janda. Tetapi itu harus terjadi. Kita harus membeli semua itu, harus bayar harga dulu, sehingga semua dipulihkan.

Sebelum kita melihat lebih dalam, kita awali dulu dari kitab Yudas.
Yudas 1:23
(1:23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Pendeknya, pakaian putih sudah tercemari oleh keinginan-keinginan dosa, inilah kenyataan yang ada.

Berkaitan dengan Yudas...
Kejadian 2:15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tuhan mengambil Adam dan isterinya lalu menempatkannya dalam taman Eden dengan satu tujuan; mengusahakan dan memelihara taman itu.
Saat ini kita berada di kebun anggur Allah untuk mengusahakan dan memelihara kebun Anggur Allah, bagaikan mengusahakan / memelihara taman hati kita sebab dari sanalah terpancar kehidupan.

Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,a

Namun untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden ada aturan yang harus dipatuhi / ikuti itulah ketetapan-ketetapan Tuhan. jadi, melayani Tuhan itu tidak boleh seenaknya, tidak boleh membuat aturan sendiri dan jangan bersungut-sungut ketika mengikuti aturan-aturan yang ada.

Adapun aturan yang harus diikuti oleh Adam dan istrinya..
Mari kita lihat.....
Kejadian 2:8-9
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Adapun aturan yang harus diikuti, antara lain:
Yang pertama: “Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya.”
Artinya; memberi diri dengan bebas, dengan leluasa dipimpin oleh Roh Kudus. Oleh sebab itu, seorang imam harus penuh dengan  Roh tidak boleh hidup menurut keinginan daging. Dalam Roma 8:6-8 dikatakan: Orang yang hidup menurut daging hanya memikiran perkara-perkara atau hal-hal yang dari daging, tidak sedikitpun ia memperhatikan perkara rohani yaitu pelayanan-pelayanan dan kemajuan-kemajuan dalam kandang penggembalaan.
Seorang imam harus memberi diri dipimpin oleh Roh, jangan hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.

Yang kedua: “Menikmati pohon kehidupan dengan bebas.”
Artinya: Firman Allah berkuasa dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Pohon kehidupan adalah gambaran dari pribadi Yesus Kristus, Dialah firman Allah.
Firman Allah harus dengan bebas bekerja dalam kehidupan kita, menggarap, mengerjakan hati kita masing-masing.
Malam ini kita menikmati firman Tuhan, ijinkan firman Allah dengan bebas menggarap dan mengerjakan hati kita masing-masing. Itulah hal-hal yang harus dinikmati dengan bebas.

Yang ketiga: “Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”
Bandingkan dengan Kejadian 2:17.... “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.”

Untuk yang ketiga yaitu; pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat jangan dimakan buahnya, artinya; tahu dan mengerti sesuatu yang baik tetapi tahu juga tentang  yang jahat = hidup di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat = tangan ganti tangan, gigi ganti gigi, mata ganti mata, artinya; membalas kejahatan dengan kejahatan, mengasihi sesama, tetapi membenci musuh.

Mari kita lihat..
Matius 5:38, 43
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
(5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

Mengasihi sesama tetapi membenci musuh, tahu tentang yang baik tetapi  tahu juga tentang yang jahat dan melakukannya, itulah hukum Taurat.
Saudaraku, setiap orang yang hidup / berada dibawah hukum Taurat tidak memperoleh keselamatan.
Itulah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat = zaman hukum Taurat.

Buah pohon kehidupan  = zaman Allah Anak, kebenaran yang sejati hanya ada pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya = zaman Allah Roh Kudus, zaman sekarang, ijinkan Roh Kudus bebas bekerja.

Inilah aturan-aturan yang harus dikerjakan oleh setiap orang, imam-imam yang melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.

Sekarang mari kita perhatikan..
Kejadian 3 :6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Rupanya Adam dan Hawa tidak mematuhi aturan-aturan yang Tuhan tetapkan. Pada akhirnya mereka memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dan oleh karena itu mereka menjadi telanjang. Setiap orang yang melanggar hukum Allah adalah dosa (1 Yohanes 3:4).

Di atas tadi telah kita lihat jemaat di Laodikia menjadi telanjang. Dan nasihat Tuhan kepada mereka; supaya mereka membeli pakaian putih, agar mereka tidak telanjang.
Dulu sebelum melanggar hukum Allah  Adam dan isterinya tidak berpakaian, namun mereka tidak menyadari diri telanjang. Tetapi setelah mereka melanggar hukum Allah / aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah mereka menjadi telanjang.

Tetapi sekalipun demikian Tuhan tetap bermurah hati...
Kejadian 3:20-21
(3:20) Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Namun Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk Adam dan isterinya lalu memakaikannya kepada mereka. Itu adalah kemurahan hati Tuhan.
Sekalipun kita banyak kekurangan disana sini, yang dilihat mata ataupun yang tidak dilihat mata, tetapi sampai pada malam ini Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melayani Dia.

Roma  5:12-14
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
(5:13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
(5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Pendeknya: Pakaian itu sudah tercemar oleh karena dosa warisan.
Jadi, anak yang baru lahir itu sudah berdosa, sekalipun dia tidak melakukan dosa seperti yang diperbuat oleh Adam.

Pertanyaannya: bagaimana caranya supaya pakaian itu menjadi putih?
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Himpunan besar orang banyak itu mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Pakaian sudah cemar karena keinginan-keinginan dosa dan itu sudah kita perhatikan tadi (Yudas 1:23).
Lalu, bagaimana caranya pakaian cemar menjadi putih dan kita kembali memakai itu di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dan kelak kita menjadi  pengantin perempuan? Yaitu dengan cara mencuci jubah dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jangan coba-coba karena saudara banyak uang kemudian membeli deterjen yang mahal untuk mencucinya, tidak bisa seperti itu. Hanya dengan darah Anak Domba, tidak ada cara lain.

1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

Kalau ada tanda darah berhenti berbuat dosa dan tidak ada lagi perbuatan dosa ataupun pakaian yang cemar.

1 Petrus 4:2-4
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
(4:4) Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.

Dengan adanya tanda darah, kita dibersihkan dari dosa antara lain; rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang = disucikan oleh darah Anak Domba.
Ketika Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib disitulah terjadi tanda darah. Setiap kita menanggung penderitaan, disitulah ada tanda darah.

Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Himpuan orang banyak itu adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar.
Jadi, kesusahan besar, aniaya besar adalah suatu kesempatan bagi kita untuk menampung darah sebanyak-banyaknya sehingga pada saat itulah kita celupkan pakaian yang sudah cemar dalam darah Anak Domba.
Kalau atas seijin Tuhan ada kesusahan besar, jangan dihindari justru itu adalah kesempatan bagi kita untuk mencuci jubah sampai putih bersih. Oleh sebab itu tadi saya sudah katakan jangan karena saudara punya banyak uang lalu membeli deterjen mahal untuk membersihkan diri dari dosa, itu tidak bisa.
Barang siapa telah menderita penderitaan badani seperti Kristus, berhenti berbuat dosa. Penderitaan badani adalah pengorbanan, berarti ada tanda darah.

Mazmur 51:9
(51:9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!

Lihat disini ketika pakaian itu dicuci dalam darah Anak Domba, menjadi lebih putih dari salju. Tetapi disini ada kaitannya dengan hisop.

Kita lihat hisop..
Keluaran 12:21-22
(12:21) Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.

Kesusahan besar itu bagaikan penyembelihan atau penumpahan darah. Kemudian harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu  (pasu semacam piring besar).
Hisop adalah rumput yang sangat lembut sehingga mampu menyerap darah sebanyak-banyaknya.

Siapakah hisop ini? Hisop adalah orang yang lemah lembut dan rendah hati. Disitulah kita dapat menyerap darah sebanyak-banyaknya. Akhirnya hisop ini digunakan untuk mengoleskan darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu dengan demikian ada tanda darah pada kemah-kemah bangsa Israel. Setelah kita dibersihkan dan menjadi lebih putih dari salju, selanjutnya kita dipakai menjadi alat pendamaian.

Jadi perhatikan, kesusahan besar, sengsara besar, penderitaan besar, aniaya besar, disertai dengan kerendahan hati dan kelemahlembutan mampu menyerap darah sebanyak-banyaknya. Jangan sia-siakan apa yang Tuhan ijinkan terjadi sampai akhirnya menjadi alat pendamian. Sehingga pada malam terakhir itu Allah turun melihat setiap kemah, sehingga apabila ada tanda darah; terlepas dari kematian anak sulung, tulah pemusnah.
Kita semua anak sulung buktinya; kita dipercayakan ibadah dan pelayanan, ini adalah hak kesulungan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment