KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 3, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 31 MEI 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 31 MEI 2015

Tema   : JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)

              (Seri 07)



Subtema: HIDUP DALAM IMAN YANG TERUJI

Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan pada malam ini untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Biarlah kiranya pada malam hari ini sabda Allah yang akan disampaikan boleh kita rasakan, dan menikmati kasih-Nya malam ini, untuk memberikan kelegaan kepada kita, seperti pujian yang kita naikkan tadi.
Saudaraku, pujian yang kita naikkan itu bukan hanya suatu pernyataan kosong yang keluar dari mulut. Tetapi pernyataan yang keluar dari mulut itu berasal dari hati yang tulus ikhlas menyembah Tuhan, memuliakan Tuhan, supaya kita boleh merasakan kemuliaan-Nya, sebab Tuhan bertakhta di atas pujian.

Segera kita kembali memperhatikan firman penggembalan untuk Ibadah Raya Minggu mengenai sidang jemaat di Laodikia dari Wahyu 3:14-22, namun pembacaan ayat 17-18.
Wahyu 3:17-18
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Saudaraku disini kita perhatikan jemaat di Laodikia berkata; “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.”
Jemaat di Laodikia memperkayakan diri, mereka mengumpulkan harta di bumi untuk memperkayakan dirinya, selanjutnya mereka tidak kekurangan apa-apa, berkecukupan dalam segala sesuatu.
Makna dari perkataan jemaat di Laodikia ini menujukkan bahwa jemaat di Laodikia bergantung kepada harta kekayaan, tidak lagi bergantung kepada Tuhan.
Tidak salah kalau seseorang memiliki harta kekayaan, tetapi jangan bergantung kepada sesuatu yang tidak memberi kepastian/sesuatu yang tidak memberi jaminan hidup yang kekal.

Lukas 12:13-15
(12:13). Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
(12:14) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
(12:15) Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” Sebab kekayaan itu tidak memberi kepastian, jaminan keselamatan untuk hidup yang kekal.
Boleh memiliki harta, uang yang banyak, bahkan kedudukan jabatan yang tinggi, kalau itu asalnya dari Tuhan, itu tidak salah, tetapi jangan bergantung pada hal itu. Sebab Yesus berkata; “Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

Sebagai bukti...
Lukas 12:20-21
(12:20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
(12:21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Saudaraku, di ayat sebelumnya orang kaya ini berencana tentang sesuatu yang dia inginkan mengenai hartanya. Tetapi disini Tuhan berkata; “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?”
Kesimpulannya; orang kaya yang bodoh itu mati sia-sia, karena rupanya harta kekayaan tidak memberi jaminan keselamatan, padahal sebelumnya dia sudah berencana.

Mari kita lihat rencana itu dalam hatinya...
Lukas 12:16-19
(12:16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
(12:17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
(12:18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
(12:19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Dia kumpulkan harta di bumi bukan bertujuan untuk memuliakan Tuhan tetapi hanya untuk; “beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”
Sehingga pada saat itu Tuhan mengambil jiwanya dan hartanya tidak bisa dibawa mati, lalu kepada siapa harta itu..?

Saudaraku, dimanakah letak kebodohan orang kaya tadi (orang yang mengumpulkan harta di bumi untuk memperkaya diri) tertulis pada ayat 17, yaitu; “ia bertanya pada hatinya”, tidak bertanya kepada Tuhan.
Tidak mau bertanya kepada Tuhan sehingga harta dibumi yang dikumpukan untuk memperkaya diri, tujuannya hanya untuk: “beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tujuannya hanya untuk memuliakan diri sendiri bukan untuk memuliakan Tuhan. Berbahagialah orang yang kaya di bumi tetapi kaya di surga karena ia mengerti ibadah dan pelayanan.

Saudaraku, sekali lagi saya katakan; walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah bergantung pada kekayaan.
Dalam Matius 16 Yesus berkata kepada 12 murid; apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, memiliki harta yang banyak, tetapi harus kehilangan nyawanya / tidak memperoleh keselamatan jiwa, itu tidak ada artinya. Mau dibawa kemana hartanya? Sebab, tidak ada orang mati yang dapat menikmati hartanya.

Dalam Ibadah Pendalaman Alkitab di Serang dan Ibadah Raya Minggu tadi pagi di Cilegon, saya mengingatkan sidang jemaat bahwa, beberapa hari yang lalu saya mendengar berita; kalau tidak salah terdengar 4 kali bunyi sangkakala ditiupkan, di benua Amerika. Ini adalah kasih karunia bagi mereka.
Sesungguhnya, dalam kitab Wahyu; ada 7 meterai Allah dibukakan, sesudah itu 7 sangkakala ditiup oleh 7 malaikat Allah, kemudian 7 cawan murka Allah/bokor Allah dilemparkan ke atas bumi, tetapi disini kita melihat langsung terdengar suara sangkakala sebanyak 4 kali. Memang bunyi sangkakala itu harus didengar oleh 4 penjuru bumi, bukan hanya benua Amerika saja. Tetapi, bagi saya Tuhan ijinkan itu terjadi di sana, untuk memperingatkan benua Amerika, karena dosa makan minum dan dosa kawin-mengawinkan (seks bebas), bukan hanya di Amerika tetapi di benua-benua lain termasuk Asia juga sedang terpuruk dengan dosa itu.

Walaupun itu bukan bunyi sangkakala sesungguhnya, menurut saya itu adalah pra sangkakala bagi anak-anak Tuhan yang ada di Amerika, untuk menyatakan kemurahan-Nya bagi Amerika. Sejauh ini Amerika masih memberkati Israel, terlepas dari banyaknya dosa.
Kalau sidang jemaat memperhatikan Isarel itulah ibadah dan pelayanan, Tuhan masih memperhatikan dia. Jangan bergantung pada harta kekayaan, terhadap harta, kedudukan, jabatan, jangan sampai tidak ingat Israel (ibadah pelayanan)!
Tuhan memperhatikan Amerika sampai hari ini terlepas dari dosa yang banyak itu, Tuhan memperhatikan mereka. Sebab itu adalah janji fiman dari Allah kepada Abraham, Abraham kepada Ishak, kemudian dari Ishak ke Yakub yaitu; Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau” (Kejadian 12:3, Kejadian 27: 29).
Yakub berganti nama menjadi Israel. Itulah doa berkat yang diterima Yakub dari Ishak, ayahnya.
Ayo, berkati Israel, ingat ibadah dan pelayanan. Jangan bergantung pada harta, karena itu yang membuat setiap orang susah, sengsara, menderita sampai memahitkan hati.

Matius 6:19-20
(6:19). "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
(6:20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Carilah kerajaan surga, dimana ngengat dan karat tidak merusakkannya.
Perhatikanlah nasihat firman Tuhan; “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi”, di bumi ngengat dan karat merusaknya, dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Yang pertama: Ngengat; itu musuh dari pada pakaian.
Pakaian itulah kebenaran dari kasih Allah untuk menutupi ketelanjangan, kekurangan dan dosa yang memalukan.
Yang kedua: Karat, musuh dari benda logam.
Dalam Yakobus 5: 3 dinyatakan bahwa, emas dan perakmu sudah berkarat. Setahu saya benda logam seperti emas, perak tidak akan pernah berkarat. Emas dan perakmu sudah berkarat, artinya; kesucian dan kebenaran diri sendiri menimbulkan dosa.
Jadi karat adalah musuh dari pada benda-benda logam, seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani menurut hukum Taurat.
Yang ketiga: Pencuri membongkar serta mencurinya. Dalam Injil Yohanes pencuri itulah si serigala, gambaran dari roh jahat. Pencuri adalah musuh dari kawanan domba.
Pekerjaan serigala; menerkam dan mecerai-beraikan kawanan domba, menjauhkan domba dari gembala.
Jadi kalau seseorang jauh dari ibadah dan pelayanan, itu tandanya ia sedang dikuasai si serigala (gambaran dari roh jahat).
Inilah yang terjadi dan menimpa orang kaya yang bodoh itu, ia kumpulkan harta bertimbun-timbun di bumi, seperti jemaat di Laodikia, tetapi ngengat, karat di bumi merusak hartanya, serta pencuri membongkar dan mencurinya. Pendeknya; orang kaya yang bodoh itu kehilangan hidup yang kekal.

Oleh sebab itu...
Matius 6:21
(6:21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

“Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Kalau kerajaan surga, perkara di atas / perkara rohani itulah ibadah dan pelayanan  menjadi harta kita, pasti disitulah hati kita selalu. Tetapi, karena harta di bumi menjadi harta seseorang, maka disitulah hatinya, jauh dari hati untuk mencintai Tuhan lewat ibadah dan pelayanannya.
Pertanyaannya bagi kita sekarang, dimanakah posisi hati kita masing-masing, apakah pada harta di sorga atau di bumi? Jawablah dalam hati masing-masing dalam hati saudara, dalam roh, saat ini juga sebab hubungan kita dengan Tuhan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Yang terpenting kumpulkan harta di surga, tiga musuh tidak ada di sana.

Mengumpulkan harta di surga = mencari kerajaan surga dimana di dalamnya terdapat kebenaran.
Matius 6:31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebelum kita pikirkan, Tuhan lebih tahu apa yang menjadi kebutuhan kita hari ini, besok, lusa dan seterusnya. Yang terpenting adalah; “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Inilah yang saya syukuri setelah saya menerima panggilan Tuhan. Dulu saya menolak panggilan menjadi hamba Tuhan, bertahun-tahun lamanya. Saya di desak oleh orangtua saya untuk menjadi hamba Tuhan, tetapi saya berkata; kenapa harus saya? Orang tua saya berkata; karena kamu adalah anak sulung / pertama. Saya punya adik, dia pandai bicara, kalau berkhotbah pasti dia pandai bisa menyatukan langit dengan bumi, sedangkan saya tidak.
Tetapi rupanya Tuhan tidak memanggil yang pandai, sesuai dengan 1 Korintus 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat”.
Jadi rencana manusia bukan rencana Tuhan, pemikiran manusia bukan pemikiran Tuhan. Tetapi, rencana dan pemikiran Tuhan harus menjadi rencana dan pemikiran manusia! Jangan di putar balik!

Matius 6:34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Sebab itu, jangan kuatir hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.
Jadi, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, kesusahan hari esok, ya untuk hari esok. Kesusahan hari ini saja kita harus berjuang dengan segenap hati jiwa dan kekuatan untuk mengasihi Tuhan, lantas mau memikirkan kesusahan hari esok? Mau jadi apa kita? Kekuatan kita terbatas, kembalilah kepada firman Tuhan; “kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Kiranya dapat diperhatikan dengan baik.

Matius 6:27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Tidak ada seorangpun oleh karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya. Tidak ada! Tidak ada seorangpun oleh karena kekuatirannya yang besar, lalu ada jalan keluar.
Yang memberi jalan keluar hanyalah Tuhan, jangankan jalan keluar untuk hari ini, jalan keluar untuk satu hasta saja tidak ada, oleh karena kekuatiran. Sebaliknya Tuhan memberi jalan keluar bukan hanya sehasta saja tetapi untuk selama-lamanya. Sebaliknya, tidak ada seorangpun manusia menambahkan sehasta pada jalan hidupnya, oleh karena kekuatiran. Sehata ±45 cm.
Tuhan mampu memberi jalan keluar lebih dari sehasta, berarti lebih dari apa yang kita pikirkan. Langkah manusia itu hanya kurang lebih sehasta (±45 cm), karena tidak ada manusia yang melangkahkan kakinya sepanjang satu meter. Kalau ada orang yang berjalan satu meter, aneh melihatnya.

Oleh sebab itu, sungguh-sungguh dan menyerahkan diri kepada Tuhan, jangan mempertahankan kebodohan, cepat mati, cepat bangkit. Sebetulnya kematian itu tidak lama cuma tiga hari saja yang membuat lama adalah; kekerasan hati yang masih dipertahankan dan mengandalkan kekuatan dan pemikiran manusia.

Saya bersyukur dan beruntung karena Tuhan sudah memanggil dan memilih saya untuk melayani. Tetapi tidak berhenti sampai disitu, harus berlanjut dengan setia dan sampai garis akhir.
Garis akhir artinya;
-    Sampai Tuhan datang pada kali kedua.
-    Sampai nafas akhir / dipanggil oleh Tuhan.

Kembali kita memperhatikan sidang jemaat di Laodikia...
Wahyu 3:17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Ketika jemaat di Laodikia memperkaya diri sampai tidak kekurangan apa-apa menurut pemikiran mereka, tetapi tanpa disadari, dihadapan Tuhan sidang jemaat di Laodikia;
1.      Melarat, malang, miskin.
2.      Buta.
3.      Telanjang.
Itulah kalau mengumpulkan harta di bumi untuk memperkaya diri.

Banyak orang Kristen di luaran sana seperti ini, bukan hanya yang Kristen yang non Kristen juga banyak yang mengumpulkan harta di bumi,  padahal dimata Tuhan mereka; melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Oleh sebab itu, anak Tuhan kalau memiliki harta kekayaan, tidak boleh bermegah, tidak boleh sombong! Dari Tuhan, untuk Tuhan dan kembali ke Tuhan. Kita ini hanya sarana untuk mengasihi Tuhan.

Kalau saya hidup untuk diri sendiri, saya kira berkat yang saya terima cukuplah. Tetapi tidak, saya harus berbagi. Karena gereja kita membagi-bagi majalah kepada hamba-hamba Tuhan, maka otomatis pemikiran mereka; “... Pdt. Daniel adalah orang kaya...” Ya sudah itu adalah pemikiran mereka, iman mereka. Sehingga, sekali waktu hamba Tuhan telepon, brur, isteri saya sakit,  sekali waktu ada pembangunan gereja, sekali waktu ada pembelian jenset dan lain-lain.
Karena saya mengumpulkan harta di surga, Tuhan memelihara hidup saya. Coba seandainya saya hidup dalam kekuatiran yang mencekam, jangankan jalan keluar, saya tidak bisa menambahkan sehasta jalan hidup saya.

Keterangan:
Yang pertama: Melarat, malang, miskin.
-    Melarat; tidak mengalami faktor keberuntungan, selalu mengalami kesusahan, kesedihan.
-    Malang berarti; celaka.
-    Miskin; tidak punya apa-apa.

Yang kedua: Buta.
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

“Mata adalah pelita tubuh”; kalau mata baik, maka teranglah seluruh tubuh.
Seperti apa mata yang baik? Mata yang baik adalah mata yang senantiasa memandang perkara-perkara di sorga, di atas. Mata hanya tertuju kepada Tuhan saja, itulah mata yang baik, sehingga teranglah seluruh tubuh.

Sebaliknya...
Matius 6:23
(6:23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu

“Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuh.”
Apa yang disebut mata yang jahat? Mata yang jahat adalah mata yang selalu tertuju pada perkara di bawah itulah perkara lahiriah, perkara di dunia, termasuk pada harta kekayaan. Sedikitpun matanya tidak tertuju pada perkara di atas, sehingga seluruh tubuh menjadi jahat.

Tidak cukup sampai disitu, disini juga dikatakan; “jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Saudaraku, ada orang melarat, malang, miskin tetapi tidak buta. Sidang jemaat di Laodikia sudah melarat, malang, miskin ditambah buta, berarti ;betapa gelapnya kegelapan itu, tidak bisa lagi dibayangkan.
Perhatikanlah firman Tuhan, baik kecil, remaja, orang tua semua perhatikan firman Tuhan! Supaya kita diberkati oleh Tuhan. Supaya kita pulang tidak sama ketika kita datang, kita datang dalam segala permasalahan, tetapi pulang Tuhan menolong kita, asalkan kita mau menghargai firman Tuhan. Sejauh mana kita menghargai ibadah dan pelayanan (Israel), sejauh itulah Tuhan memberkati dan memberi jawaban atas setiap permasalahan.

Yang ketiga: Telanjang.
Telanjang berarti; terlihat segala kekurangan, kelemahan, dosa kejahatan dan dosa kenajisan yang sangat memalukan.

Saudaraku,
-      Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden hanya satu tujuan yaitu; untuk mengusahakan taman Eden, itu saja.
-      Kita juga diciptakan oleh Tuhan, sebagai mana kita ada pada malam hari ini tujuannya hanya satu; dibawa ke taman Eden, taman Tuhan, untuk mengusahakan ibadah dan pelayanan ini.
-      Bangsa Israel dibebaskan dari Mesir dibawa ke Tanah kanaan juga dengan satu tujuan; beribadah dan melayani Tuhan.
Itulah tujan kita ada di taman Eden, di rumah Tuhan, di kebun anggur Tuhan, jangan diputar balik dengan pengertian sendiri.

Ada yang harus diperhatikan saat berada di taman Eden, mengusahakan taman Eden yaitu; berpegang kepada ketetapan Tuhan, artinya mengikuti aturan-aturan yang Tuhan sudah tetapkan.
Jadi kalau kita mengikuti ibadah dan pelayanan, harus mengikuti aturan-aturan yang ada di dalamnya.
Sebagai contoh: Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa; "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya. Ini aturan yang harus diikuti dan dipatuhi mereka. Tetapi rupanya mereka tidak mampu mengikuti aturan dan ketetapan yang Tuhan sudah tentukan, sehingga mereka menjadi telanjang.
Melanggar hukum Allah itu dosa. Sekalipun Adam & Hawa tidak mengenakan pakaian, mereka tidak menyadari bahwa mereka telanjang, tetapi setelah mereka melanggar hukum Allah, jatuh dalam dosa, mereka menjadi telanjang, berarti; dosalah yang membuat seseorang telanjang dihadapan Tuhan.

Hidup ini tidak boleh sembarangan, tidak boleh murahan seperti orang yang di luaran sana. Harus selalu menuruti aturan firman Tuhan baik ditengah-tengah ibadah pelayanan ataupun di luar ibadah.
Kita dipanggil, dipilih untuk melayani, menjadi imam. Imamat kudus tujuannya; mempersembahkan persembahan rohani, supaya hidup kita berkenan kepada Allah (1 Petrus 2: 5).

Setelah kita melihat betapa dalamnya sidang jemaat di Laodikia jatuh dalam dosa, betapa dalamnya kegelapan itu menguasai sidang jemaat di Laodikia ini, Tuhan masih memberi jalan keluarnya....
Jalan keluarnya.
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Tuhan menasihatkan jemaat di Laodikia supaya membeli tiga perkara dari Tuhan, yaitu kekayaan surgawi.
Tentu nasihat ini bukan hanya kepada jemaat di Laodikia tetapi juga kepada kita semua, kepada sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, bahkan kepada saudara-saudara kita yang mengikuti firman penggembalaan (anak-anak Tuhan yang tergembala) di dalam maupun di luar negeri.

Membeli artinya; memperoleh sesuatu melalui penukaran / pembayaran harga.
Kesimpulannya; ada harga yang harus dibayar / bayar harga.
Saudaraku, ikut Tuhan memang harus bayar harga itulah; sangkal diri dan pikul salib.

Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Harga yang harus dibayar untuk mengikuti Tuhan adalah; sangkal diri dan pikul salib.

Sangkal diri berarti; tidak mengakui kebenaran diri sendiri, kesucian diri sendiri, tidak mengakui segala sesuatu yang dimiliki / tidak bermegah dalam segala sesuatu, tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, sehingga orang yang semacam ini terlihat bodoh di mata dunia, tetapi tidak bagi Tuhan; orang yang semacam ini adalah orang yang bijaksana. Justru orang yang menggunakan trik dan intrik (mengandalkan kekuatan) adalah orang bodoh bagi Tuhan.
Tidak mengapa apabila karena ikut Tuhan / sangkal diri dan pikul salib kita terlihat bodoh, yang penting nama Tuhan dimuliakan di dalam hidup, di dalam tubuh, di dalam jiwa dan roh kita, hati, pikiran dan perasaan kita, itu yang terpenting.
Untuk apa terlihat hebat, sepertinya bersuasanakan kebangkitan, tetapi kebangkitan palsu?
Kalau kematian seseorang benar pasti kebangkitannya benar dan kemulian-Nya benar.
Dalam kitab Amsal dikatakan; Ada orang merasa diri kaya tetapi miskin. Inilah kebangkitan palsu, tidak lama habis.
Masuk dalam pengalaman kematian berarti; daging tidak bersuara lagi.

Pikul salib. Salib harus dipikul di atas pundak. Tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada seseorang harus dipikul. Sebagai seorang isteri, suami, anak, apa tanggung jawabnya yang Tuhan percayakan? Itu harus dipikul. Sebagai seorang imam di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan apa yang dipercayakan Tuhan, apa yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, harus dipikul, jangan lari.

Tuhan sudah memberikan ibadah dan pelayanan di tengah-tengah kandang pengembalaan ini dan saya sebagai seorang gembala harus memikulnya. Itulah tanggung jawab saya.
Tanggung jawab seorang gembala adalah menggembalakan sidang jemaat, berarti; memberi makan dan minum kawanan domba dalam kandang penggembalaan, sesuai dengan tiga macam alat yang ada dalam ruangan suci, yaitu;
-    Meja roti sajian, tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, berarti domba-domba diberi makan rumput.
-    Pelita emas, tekun dalam Ibadah Raya Minggu, berarti domba-domba diberi minum.
-    Mezbah dupa, tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, berarti domba-domba diberi nafas hidup, sebab doa adalah nafas hidup. Tidak ada doa tidak ada nafas. Apabila leher dipenggal atau dicekik maka seseorang tidak ada nafas, oleh sebab itu tundukkanlah kepala dan gunakanlah leher untuk menyembah Tuhan.

Jadi, saya harus melayani Serang dan Cilegon masing-masing tiga macam ibadah, inilah tanggung jawab saya.
Imam-imam juga punya tanggung jawab sendiri yang harus dipikul.
Inilah syarat melayani Tuhan, mengikuti Tuhan. Ada harga yang harus dibayar.
Kalau mendengar firman tetapi keras hati, tidak ada artinya, melayani Tuhan tetapi tidak mau bayar harga, tidak ada artinya, percuma.
Sekali lagi saya katakan; jangan bergantung kepada harta kekayaan yang saudara punya, ikut Tuhan tidak begitu ukurannya.

Matius 16:26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Harus bayar harga, keselamatan tidak ada kaitannya dengan harta, sekalipun dia memiliki dunia ini.
Jangan kait-kaitkan harta dengan pelayanan, tidak ada artinya. Ikut Tuhan, melayani Tuhan tetap harus bayar harga. Belilah sesuatu yang berharga, itulah harta yang berasal dari Tuhan.
Ayo belilah malam ini, bayar harga untuk Tuhan. Karena Tuhan sudah terlebih dahulu membayar lunas hutang dosa saya dan saudara, bukan dengan emas dan perak tetapi dengan darah yang mahal, sehingga kita menjadi milik kepunyaan-Nya.
Oleh sebab itu, kalau hati kita jauh dari Tuhan itu salah, karena kita adalah kepunyaan Allah. Kita sudah dibeli dan ditebus oleh darah Yesus, lalu seenaknya tidak beribadah, seenaknya tidak mengasihi Tuhan, andaikata Tuhan manusia mungkin Tuhan berkata; “siapa kamu???!!!! Kok seenaknya saja menjauh dari Tuhan.”
Saudaraku, tidakkah engkau menangis melihat Tuhan dengan kasih-Nya yang menyentuh hati kita di atas kayu salib, darah-Nya tercurah untuk menebus dosa kita.

Pertanyaannya; APA YANG HARUS DIBELI JEMAAT LAODIKIA DARI TUHAN?
Yang pertama; emas yang telah dimurnikan dalam api.
Menunjukkan tentang iman yang sudah teruji.

Tanda dari kehidupan iman.
1 Petrus 1:3-4
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
(1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.
Jadi, harus dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus yang penuh pengharapan untuk menerima suatu bagian yang tersimpan di surga.
Ketika seorang anak dilahirkan (bahasa dunianya brojol), anak itu sudah mewarisi dosa, itulah yang disebut dosa turunan. Oleh sebab itu, jangan ada yang berkata; “malaikat kecilku”, karena anak yang baru lahir sudah mewariskan dosa.
Dalam kitab Roma dikatakan; sekalipun seorang anak tidak pernah melakukan dosa seperti yang dilakukan Adam, tetapi dosa itu telah diwariskan kepada anak itu.
Tetapi, kita tidak perlu menyalahkan Adam, karena Allah telah memberikan Adam yang kedua, itulah Yesus Kristus, sehingga oleh kuasa kebangkitan-Nya (baptisan air), kita dilahirkan kembali, supaya kita memiliki pengharapan  yaitu; memperoleh suatu bagian yang tersimpan di surga = mendapat bagian dari kekayaan surgawi.
Tadi, kalau seseorang mengumpulkan harta di bumi untuk memperkaya diri, musuhnya ada tiga; ngengat, karat dan pencuri.
Sifat dari kekayaan sorgawi.
-    Tidak dapat binasa berarti; hidup kekal.
-    Tidak dapat cemar = tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci / dosa.
Pemikiran pendek mudah sekali dipengaruhi dosa, baik di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, di tempat kuliah, dimana saja. Tetapi kalau pemikirannya panjang, memiliki pandangan nubuatan/pandangannya jauh ke depan yaitu; kerajaan surga, supaya ia mendapat bagian dari harta kerajaan surgawi, pasti tidak dapat cemar dan tidak mudah dipengarhui dosa.
Yang mudah jatuh dalam dosa, malam ini kita kembali dioperasi oleh pedang yang tajam itulah firman Allah yang menusuk amat dalam untuk menyucikan dosa yang tidak terlihat oleh mata manusia.   
-    Yang tidak dapat layu = tidak mengalami musim kekeringan.
Kenapa layu? Karena kering. Sekalipun dunia mengalami resesi / krisis moneter, tetapi anak-anak Tuhan tidak akan pernah mengalami kekeringan, dan itu sudah saya rasakan. Harga dolar silahkan naik, sehingga nilai rupiah menjadi lemah, tetapi bagi anak-anak Tuhan hal itu tidak mempengaruhi, karena Tuhan yang membela, memelihara, melindungi  dan memberkati anak –anak Tuhan. Berkat anak Tuhan bukan dari ukuran dunia ini.
Saudaraku, dunia ini akan menuju kepada kehancurannya, dunia ini tidak akan lebih baik, jadi, jangan mengharapkan sesuatu yang tidak pasti, yang berasal dari dunia ini. Lihat saja keadaan dunia saat 10 atau 20 tahun yang lalu, berbeda dengan saat ini. Sekarang tidak ada lagi tempat yang nyaman.  Mau bersembunyi di gunung? Gunung meletus, bersembunyi di goa, goanya bergeser. Lalu, kita mau kemana untuk berlindung? Kepada pemerintah dunia? Pemerintah juga tidak memiliki kuasa, mereka tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Gempa bumi terjadi dimana-mana, tsunami, bangsa bangkit melawan bangsa.
Dengan kejadian semacam ini, kalau masih ada anak-anak Tuhan yang sudah mengerti firman, namun tetap merasa nyaman dizonanya, engkau bodoh sekali, dunia akan menuju kehancurannya, tetapi kok nyaman dengan harta?

1 Petrus 1:6
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

Karena kita ingin mendapatkan bagian dari harta di surga maka perhatikanlah; “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.”
Bergembiralah dan bersukacitalah selalu di dalam Yesus Kristus, demi tujuan akhir hidup, demi harta di surga. Sekalipun banyak menghadapi ujian dan cobaan, ujian yang satu belum selesai, ujian lain datang, tetaplah bergembira.

Sebetulnya saya berharap sekali, supaya adik saya beribadah kepada Tuhan, jangan gunakan alasan ini itu untuk menghindar dari ibadah. Padahal, ibadah itu untuk kepentingan dirinya sendiri, kalau beribadah Tuhan akan memberi jalan keluar.
Amsal berkata, kekayaan dari kekuatan tidak memperkaya orang, kekayaan datangnya dari Tuhan.

1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, tetapi bersukacitalah, bergembiralah karena kita sudah mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, yaitu ibadah dan pelayanan (harta sorgawi). Jangan berbahagia karena mendapat bagian yang bukan berasal dari salib Kristus!
Kebanggaan orang dunia dengan kebanggaan anak-anak Tuhan berbeda. Dan keberadaan orang dunia dengan keberadaan anak-anak Tuhan juga berbeda dihadapan Tuhan.

Tidak usah heran dan tidak usah dibesar-besarkan, apabila ada nyala api siksaan datang sebagai ujian. Tetapi, bersukacitalah karena kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, salib Kristus / memikul salib / memikul tanggung jawab di tengah-tengah ibadah dan pelayan. Itulah sukacita kita. Jangan lagi bersukacita dari apa yang disuguhkan oleh dunia, jangan lagi nikmati itu, itu kepalsuan.

Tetaplah bergembira ditengah-tengah ibadah dan pelayanan, memikul salib, supaya nanti kita juga merasakan sukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya, pada waktu Ia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria surga.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena hikmat Tuhan. Sebaliknya, hikmat dunia membodoh-bodohi kita.

1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa

Perhatikan saudaraku, “Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian.”
Jangan lagi mempersenjatai diri dengan pikiran-pikiran yang lain-lain. Tetapi, biarlah kita mempersenjatai pemikiran kita; bahwa Yesus telah menderita dan mati di atas kayu salib.
Alasannya; karena barangsiapa menderita badani ia berhenti berbuat dosa.
Salib membuat kita berhenti berbuat dosa, salib Kristus membuat kita bertobat.
Bertobat artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulanginya lagi.

1 Petrus 4:2-3
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

Kalau kita bertobat berhenti berbuat dosa, maka kita tidak lagi mempergunakan waktu / kesempatan yang ada ini untuk memuaskan hawa nafsu.
Sudah terlalu lama kita mempergunakan waktu ini dengan cara-cara orang dunia, orang-orang di luar Tuhan. Oleh sebab itu, jangan lagi sia-siakan waktu yang masih ada ini.
Semakin banyak menyia-nyiakan waktu yang ada, maka waktu yang tersisa semakin sempit, banyak waktu saja kita kelabakan mengubah sikap, apalagi jika waktu itu yang ada sangat sempit, lalu kapan lagi kesempatan bagi kita untuk bertobat?
Umur dunia sudah tinggal sedikit lagi, oleh sebab itu jangan anggap enteng pemberitaan firman pada malam ini.

Telah cukup banyak waktu dipergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah, antara lain; hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertobat.
Sehingga ketika pertobatan itu terjadi...
1 Petrus 4:4
(4:4) Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.

Sehingga ketika pertobatan itu terjadi ; orang-orang dunia, orang yang di luar Tuhan akan heran melihat kita, karena kita tidak turut mencemplungkan diri dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama itu.

Setelah saya masuk sekolah Alkitab dan menjadi hamba Tuhan, tidak kembali lagi ke dunia, pada tahun 2001 saya masuk ke provinsi Banten, teman-teman / orang-orang yang mengenal saya, yang tahu persis keberadaan saya terheran-heran, karena saya berhenti merokok, berhenti minum-minuman keras dan lain-lain, mereka terheran-heran melihat saya sudah berbeda.
Warna kita di dalam Tuhan sudah berbeda, warna kita sudah berkemilauan karena penuh dengan cahaya kemuliaan Allah.
Tampilan anak-anak Tuhan berbeda dengan tampilan orang dunia, baik cara bicara, cara berpakaian, berbeda. Di dalam Tuhan pakaiannya sederhana, tidak perlu malu, yang penting rapih.  
Kalau orang dunia bicara; “elu”, “gue” baik yang tua atau pun yang muda. Tetapi di dalam Tuhan, kepada orang yang lebih tua; kita sebut abang atau kakak, kepada orang yang lebih muda; adik.
Coba saja berdoa Bapa Kami menggunakan bahasa betawi; “bapa gue yang di surge di kuduskanlah nama lu, datanglah kerajaan lu, jadilah kehendak lu di bumi seperti di surge....” tidak sopan.
Sebetulnya hidup ini sederhana, yang membuat susah adalah; pemikiran sendiri, tabiat daging yang belum dibereskan / belum bertobat.

1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Jadi, maksud dari semua penjelasan yang di atas tadi dikatakan; 
- dengan rela mau menanggung penderitaan seperti Yesus mati di atas kayu salib / mengalami aniaya     karena firman
- tidak mencemplungkan diri dengan kubangan ketidaksenonohan itu.
 Berarti menunjukkan bahwa; iman itu telah teruji itulah yang disebut kemurnian iman / hidup dalam iman yang dimurnikan.
Iman yang teruji, lebih kuat dan lebih teguh, yang jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang dimurnikan dalam api.
Inilah maksud dari semua itu, dengan kata lain kita telah membeli emas yang dimurnikan oleh nyala api. Saya sudah uraikan tadi di atas semuanya. Jadi sudah ketemu jawabannya. Ayo, belilah emas yang telah dimurnikan itu.
Sehingga; “kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”

Tuhan baik kepada kita, Tuhan mengajari kita untuk membeli emas yang dimurnikan itu. Belilah dan bayarlah harganya. Untuk memperoleh sesuatu yang berharga ya harganya pun mahal.
Belilah emas yang dimurnikan dalam api itu, sampai kita betul-betul membuktikan kemurnian iman dihadapan Tuhan.

Kesusahan setiap orang Tuhan tahu, tetapi bayarlah dulu harganya dihadapan Tuhan.
Saya tidak tahu apa yang terjadi pada saya kalau saya tidak dipanggil, dipilih menjadi hamba Tuhan, mungkin hidup saya sudah rusak dan tidak berarti, seperti orang di luaran sana. Tetapi puji Tuhan, saya diberkati, dipelihara oleh Tuhan. Asal ada makanan, pakaian, cukuplah, itu yang memelihara hidup. Orang yang banyak uang, oleh karena kekuatiran tidak dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya. Tetapi, manakala kita mengalami jalan buntu, Tuhan ada disana, saat menghadapi ujian Tuhan ada disana, Dia memberi jalan keluar dan kelegaan.
Pada Minggu yang akan datang saya akan lanjutkan kembali tentang; belilah emas yang telah dimurnikan dalam api. Terpujilah Tuhan kekal sampai selamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment