KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, June 2, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 29 MEI 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 29 MEI 2015

“KITAB MALEAKHI”

Subtema: IMAMAT KUDUS MEMPERSEMBAHKAN PERSEMBAHAN ROHANI

Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat beribadah dan melayani Tuhan.
Kiranya Tuhan mengindahkan hidup kita dan ibadah ini, berarti ibadah ini mengandung janji. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir dimana Tuhan sudah tidak lama lagi akan datang untuk kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Kita perhatikan sekarang, kasih sudah menjadi dingin, tidak peduli agama, berlagak tahu, dan lain sebagainya.
Kemudian saya mendengar berita bahwa ada terdengar bunyi sangkakala di benua Amerika, dan para ilmuwan mengatakan bahwa itu adalah proses karena terjadi sesuatu hal pada bumi. Tetapi entah itu proses atau bukan, kita perhatikan firman Tuhan, kalau pohon ara sudah bertunas dan rantingnya mulai melembut itu tanda bahwa kedatangan Tuhan tidak lama lagi.
Memang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua persis seperti zaman Nuh dimana orang-orang dengan bebas berbuat dosa makan minum dan dosa  kawin dan mengawinkan dan pada saat itu orang banyak mengatakan bahwa Nuh adalah orang gila karena membuat bahtera di atas gunung. Tetapi pada saat air bah itu datang dan menghukum mereka, orang banyak itu tidak bisa lari dari hukuman itu, kecuali; delapan jiwa.
Jadi dalam kurun waktu 200 tahun di mulai dari zaman Set dan Enos hanya delapan jiwa saja yang selamat. Memang yang masuk dalam kerajaan surga itu sedikit.
Sampai pada malam ini Tuhan menyatakan kasih-Nya dengan gamblang supaya kita sekaliannya tidak tergelincir, Tuhan memberi kekuatan di dua kaki kita ini, untuk berjalan dan melangkah bersama dengan Kristus. Kita patut bersyukur untuk itu.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 3 :18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Saudaraku, saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa ibadah kita lebih benar dari pada ibadah orang lain, tetapi saya mau katakan; bahwa kita harus bersyukur kepada Tuhan bahwasanya sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, menjadi milik kesayangan-Nya/harta kesayangan-Nya. Sesuai ayat 17: Mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya. Sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.
Sekali lagi kita patut bersyukur karena telah digembalakan oleh pengajaran mempelai yang tiada duanya itu.

Mari kita lihat lebih lagi tentang ibadah....
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

“Latihlah dirimu beribadah!” ini adalah pesan Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani yang dikasihinya. Pesan ini tentu juga ditujukan kepada kita sekalian pada malam ini.
Biarlah kita terus melatih diri untuk beribadah, jangan seperti orang di luaran sana yang hatinya jauh dari Tuhan, yang menganggap bahwa ibadah itu hanyalah sampingan, sebab bagi mereka pekerjaan dan segala akivitas di dunia ini adalah yang lebih utama.

Syarat untuk melatih diri beribadah:
“Menjauhkan diri dari takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua” = menjauhkan diri dari firman yang ditambahkan.

2 Petrus 1:16
(1:16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.

Rasul Petrus memberitakan tentang kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja / Rasul Petrus tidak memberitakan firman yang ditambahkan itulah pemberitaan firman yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol.
-        Memberitakan kuasa artinya; memberitakan tentang salib / pengorbanan Yesus Kristus.
-        Memberitakan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja berarti; menyampaikan Firman Pengajaran Mempelai, yang membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Memang kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya adalah sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga, bukan untuk mengadakan mujizat atau kesembuhan (Wahyu 19:6-9).

2 Petrus 1:19
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Rasul Petrus terlebih dahulu diteguhkan dan diyakinkan oleh firman para nabi / firman nubuatan.
Tugas seorang nabi adalah bernubuat, berarti; membangun, menghibur, menasihati, dengan kata lain menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang terkandung dalam hati = menyingkapkan segala sesuatu yang terselubung.
Inilah kekuatan dari pada rasul Petrus di tengah-tengah pemberitaan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Saudaraku, memperhatikan firman para nabi / firman nubuatan, sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur bersinar di dalam hati.
Berarti; firman nubuatan melepaskan seseorang dari kegelapan dan dibawa kepada terang-Nya yang ajaib. Selanjutnya, bintang timur bersinar dalam hati artinya; Yesus Kristus mejadi Raja dan bertakhta di dalam hati.

2 Petrus 1:20-21
(1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
(1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Perlu untuk diketahui; firman para nabi tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak manusia, tetapi harus oleh dorongan Roh Kudus, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia.
Dalam 1 Petrus 1:10-11 dikatakan; seorang nabi harus terlebih dahulu meneliti  firman dengan pimpinan Roh Kudus dalam kitab suci, barulah ia menyampaikannya.

2 Petrus 2:1-3
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

Dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol adalah ajaran sesat yang membinasakan, itulah yang disampaikan oleh guru-guru palsu.
Mereka tidak memberitakan tentang kuasa dan tidak memberitakan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai Pria Suga. Kenapa? Karena mereka melayani hanya untuk mencari uang, mereka serakah, tamak, cinta akan uang = ibadah lahiriah.
Inilah alasan utama sehingga rasul Paulus menasihati Timotius, juga supaya kita melatih diri untuk beribadah.
Syaratnya; hindari firman yang ditambahkan. Yang harus kita perhatikan adalah; pemberitaan firman tentang kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga, pendeknya, menerima Firman Pengajaran Mempelai.
Tuhan semakin memberi kita pengertian untuk terus berpegang pada Pengajaran Mempelai, hanya orang bodoh saja yang mau melepaskan Firman Pengajaran Mempelai, yaitu orang-orang yang tidak mau dikoreksi, diselidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya = menolak penyucian dan penyempurnaan.

1 Timotius 1:3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

Rasul Paulus meminta / mendesak Timotius untuk tinggal di Efesus dan menasihati pengajar-pengajar supaya mereka tidak mengajarkan ajaran lain, yaitu sibuk dengan dongeng nenek-nenek tua / cerita-cerita isapan jempol atau silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya, sebab pelayanan pemberitaan yang demikian hanya menghasilkan  persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

2 Timotius 4:1-2
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Rasul Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius; “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya” artinya; nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dalam segala kesabaran dalam Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Seorang gembala sidang harus siap sedia memberitakan firman Tuhan baik atau tidak baik waktunya. Ada kalanya seorang gembala tidak berani menyampaikan firman yang sifatnya menegor, mengoreksi dan menasihati = melihat waktu, situasi dan keadaan. Sesungguhnya inilah ciri-ciri dari guru-guru palsu.
Menyampaikan Firman Pengajaran Mempelai yang sifatnya menegor, menasihati, resikonya; banyak orang akan mengundurkan diri, sementara guru-guru palsu melayani hanya mencari uang, karena mereka serakah, tamak dan cinta pada uang bukan kepada Tuhan.

2 Timotius 4:3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Di atas kita telah melihat Rasul Paulus berkali-kali menasihati / mendesak Timotius supaya mengajarkan ajaran sehat, sebab, di hari-hari terakhir ini banyak orang tidak lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya, tujuannya; untuk memuaskan telinga mereka, sehingga mereka memalingkan telinga dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol.
Untuk apa kita beribadah dan mendengarkan ajaran palsu yang hanya memuaskan telinga saja tetapi tidak memberi jaminan keselamatan?
Saya tidak mau mempersalahkan siapapun dan menunjuk-nunjuk hamba Tuhan, namun yang pasti mata kita telah melihat langsung pelayanan di hari-hari terakhir ini, dimana pelayanan mereka tidak sesuai dengan ajaran yang sehat. Mereka beribadah kepada Tuhan, tetapi mereka memungkiri salib Kristus / menolak ketika dosanya dikoreksi.

Titus 1:13-14
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,
(1:14) dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.

Saya tandaskan pada malam ini, nasihat dan teguran yang tegas bertujuan untuk mendatangkan iman yang sehat, sehingga tidak lagi mengindahkan dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol, kiranya kita memperhatikannya.

Pertanyaan; MENGAPA HARUS MELATIH DIRI BERIBADAH?
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang

Karena ibadah itu berguna dalam segala hal, dalam segala sesuatu, baik jasmani terlebih dalam hal yang rohani. Sedangkan, latihan badani terbatas gunanya; hanya sebatas memberi kesehatan secara jasmani, tetapi tidak memberi iman yang sehat / tidak ada kaitannya dengan hal yang rohani.

Sebagai bukti...
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

“Mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Berarti; ibadah adalah sarana untuk dapat mempersembahkan tubuh kita seutuhnya kepada Tuhan.
Lewat apa kita mempersembahkan persembahan kepada Tuhan? Apakah lewat pekerjaan? Apakah karena harta dan lain-lain? Hanya dengan satu cara yaitu; lewat ibadah kepada Tuhan.
Jadi, harus beribadah, tidak cukup hanya menonton siraman rohani di televisi.

Persamaannya...
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Kalimat dalam 1 Petrus 2:5; “.....batu hidup....imamat kudus....karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”
Dengan demikian ada persamaan antara 1 Petrus 2:5 dengan Roma 12:1.

1 Petrus 2:5 dibagi menjadi dua bagian (bagian yang pertama telah disampaikan pada Minggu yang lalu).
Bagian yang kedua; IMAMAT KUDUS.
Tujuannya; untuk mempersembahkan persembahan rohani, sehingga kalau kita lihat 1 Petrus 2:9Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.....”.
Pendeknya, imamat kudus itu tujuannya; untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Kemudian dalam kitab Wahyu 1:5-6; oleh darah Anak Domba kita telah ditebus, selanjutnya Ia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan / imamat kudus bagi Allah, bagi Dialah kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Dan dalam Wahyu 5:9-10; disitu dikatakan imamat kudus bertugas; untuk memerintah sebagai raja di bumi, melayani Tuhan dalam kuasa yang penuh.

Sekarang kita akan memperhatikan: Ketika Yesus mempersembahkan-persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Ibrani 10:5-8
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
(10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--.

Allah tidak menghendaki korban dan persembahan, baik korban bakaran dan korban penghapus dosa, meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. Sehingga Yesus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah, dengan demikian Yesus telah mempersembahkan tubuh-Nya kepada Allah sebagai persembahan rohani.
Menurut hukum Taurat, lembu jantan untuk korban penghapus dosa, domba jantan untuk korban bakaran.
Tetapi sekalipun demikian Tuhan tidak berkenan, karena hal itu sama dengan ibadah lahiriah.

Ibrani 10:4
(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

Darah lembu jantan dan darah domba jantan tidak mungkin menghapuskan dosa.
Itu sebabnya, Yesus sebagai Imam Besar, mempersembahkan tubuh-Nya sebagai persembahan rohani kepada Allah, Ia tidak membawa darah domba jantan dan darah lembu jantan, melainkan membawa darah-Nya sendiri.

Mempersembahkan lembu jantan sebagai korban penghapus dosa dan domba jantan sebagai korban bakaran = ibadah Taurat = ibadah lahiriah, sehingga menjalankan ibadah secara lahiriah tidak berkuasa untuk menghapus dosa.

Praktek-praktek ibadah lahiriah.
Yang pertama
Matius 15:7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Bibir memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari pada Tuhan = ibadah lahiriah, ibadah palsu dari orang-orang yang munafik.
Munafik; di luar dan di dalam tidak sama, di luar terlihat baik tetapi di dalamnya penuh kejahatan, persis seperti kuburan yang luarnya dilabur putih tetapi di dalamnya penuh dengan tulang-belulang, berbau busuk.
Hati jauh dari Tuhan berarti; jauh dari kebenaran, jauh dari kasih Allah, jauh dari Roh Allah.

Matius 15:9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Ibadah lahiriah adalah ibadah yang sia-sia, sebab orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah berpegang kepada perintah manusia.

Matius 15:1-3
(15:1) Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:
(15:2) "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."
(15:3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?

Mereka hanya berpegang teguh pada perintah manusia yaitu adat istiadat nenek moyang, tetapi melanggar perintah Allah yang kudus.
Perintah manusia bersifat daging, yang menyebabkan seseorang menjadi najis.

Matius 15:11, 17-20
(15:11) "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
(15:17) Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
(15:18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
(15:19) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
(15:20) Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

Kalau melanggar perintah manusia tidak menajiskan seseorang, tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Tidakkah kita malu dan merasa tertuduh dengan segala kenajisan ini dihadapan Tuhan? Dihadapan manusia seseorang bisa saja bersandiwara, tetapi kepada Tuhan tidak.

YANG KEDUA.
Yakobus 2:2-3
(2:2) Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
(2:3) dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",

Praktek ibadah lahiriah; memandang muka di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, artinya; menghormati orang kaya tetapi tidak dengan orang miskin.
Anggota tubuh yang kelihatan lemah justru diberi penghormatan dan perhatian khusus, oleh sebab itu anggota tubuh yang kelihatan lemah justru dibutuhkan sekali, karena ketika seseorang lemah salib Kristus berkuasa atas dirinya, dan doa-doa dari orang-orang yang lemah tak berdaya sangat diperhatikan oleh Tuhan.

Sejauh ini saya selalu berdoa kepada Tuhan supaya saya tidak memandang muka terhadap sidang jemaat, baik kepada mereka yang memberi persembahan lebih besar maupun kepada mereka yang kurang.

Maleakhi 2:8-9
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam.
(2:9) Maka Akupun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.

Memandang muka / bulu dalam pengajaran merusakkan perjanjian antara Tuhan dengan Lewi, sehingga banyak orang tergelincir.
Ajaran palsu, ajaran sesat membuat banyak orang tergelincir, terperosok, sebab ajaran sesat ini adalah jalan-jalan yang licin.

Mari kita lihat perjanjian antara Allah dengan Lewi...
Maleakhi 2:5-7
(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya--pada pihak lain ketakutan--dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
(2:7) Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

Perjanjian antara Allah dengan Lewi.
Dari pihak Tuhan kepada Lewi; Allah memberikan kehidupan yang kekal serta memberi damai sejahtera.

Dari pihak Lewi kepada Tuhan;
-     Melayani dengan takut dan gentar terhadap nama Allah.
Kalau melayani tanpa ada rasa takut dan hormat, sehingga menganggap rendah kesucian dan korban Kristus / pengorbanan Tuhan, ini menujukkan bahwa seorang pelayan tidak takut akan Tuhan, pelayan seperti ini adalah pelayan sembarangan.
Kalau seseorang menghargai Tuhan, menghargai gembala, menghargai ibadah dan pelayanan ini berarti ia pelayan yang takut Tuhan, sebaliknya, jika seseorang tidak menghargai Tuhan, tidak menghargai gembala, mengecilkan ibadah dan pelayanan berarti ia tidak takut akan Tuhan.

-     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan ada pada bibirnya / tidak ada dusta. Kemudian, melayani dengan damai sejahtera, melayani dengan jujur, sehingga banyak orang dibuatnya berbalik dari kesalahan, kemudian pada ayat 7, dengan jelas dikatakan; bibir seorang imam memelihara hikmat, pengetahuan dari surga sehingga banyak orang mencari pengajaran.

YANG KETIGA.
Roma 13:13-14
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
(13:14) Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

Jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati, sebab ketiga perkara tersebut adalah perbuatan-perbuatan kegelapan dari manusia duniawi.

Syarat supaya tiga perkara di atas tidak terlanjur-lanjur; janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya” artinya; jangan memfasilitasi daging untuk memuaskan keinginannya.

Saudaraku, banyak fasilitas yang kita miliki, handphone, televisi, laptop, kendaraan roda dua dan roda empat dan lain sebagainya. Kalau hal itu kita miliki hanya untuk memuaskan keinginannya, itu menunjukkan bahwa ia sedang menjalankan ibadah secara lahiriah.

Dampak negatif menjalankan ibadah lahiriah.
Ibrani 10:2-3
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
(10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.

Kalau seseorang menjalankan ibadah secara lahiriah justru merangsang dosa / mengingatkan dosa, sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab Roma 4:15 dikatakan;”karena hukum Taurat membangkitkan murka” artinya; hukum Taurat justru merangsang dosa.
Demikian juga, jikalau seorang imam melayani dengan mengandalkan kekuatan / perkara lahiriah, melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan karena kegagahan / mengandalkan kekuatan, bukan karena dorongan Roh Kudus, disitu akan menimbulkan banyak dosa, baik dosa bagi diri sendiri dan bagi orang yang melihatnya, yaitu; orang-orang yang tersandung, itulah yang menajiskan seseorang, tidak ada damai sejahtera disana. Dan ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.

Orang yang menjalankan ibadah Taurat / ibadah lahiriah tidak mungkin menyempurnakan orang yang menjalankannya.
Sebab ibadah Taurat hanyalah gambaran / bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari pada keselamatan itu sendiri.
Pendeknya; tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat (Roma 3:20).

Bandingkan persembahan rohani karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Ibrani 10:7-9
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--.
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

Korban dan persembahan yaitu korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Allah kehendaki dan Allah tidak berkenan kepadanya. Oleh sebab itu, Yesus harus datang ke dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Inilah persembahan rohani yang berkenan kepada Allah Bapa.

Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus meminum cawan Allah berarti; menanggung penderitaan di atas kayu salib / menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, sehinga dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Memang sakit bagi daging untuk melakukan kehendak Allah, namun mau tidak mau Yesus harus menerima kenyataan pahit, oleh sebab itu Yesus berkata; "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Sebagai bukti pada ayat 39, Yesus sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Ini adalah penyerahan diri Yesus, Ia tidak mempertahankan harga diri-Nya.

Detik-detik ketika Yesus melakukan kehendak Allah Bapa di atas kayu salib..
Yesaya 53:2-3
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

Nabi Yesaya menuliskan keberadaan Yesus saat menanggung penderitaan di atas kayu salib; Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada, rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya, ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan, ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

Mengapa Yesus mengalami hal demikian...?
Yesaya 53:4-5
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah;
-     Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita.
-     Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.

Pendeknya; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya bahkan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.
Terdapat 40 bekas cambukan disekujur tubuh Yesus, itulah yang disebut dengan bilur-bilur, yang berkuasa memberi kesembuhan.

Dampak positif ketika Yesus melakukan kehendak Allah Bapa.
Ibrani 10:9-10
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
(10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

-     Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua = menggenapi hukum Taurat supaya kita memperolah kasih karunia.
Orang yang memperoleh kasih karunia adalah orang yang dibenarkan oleh iman, sebab orang benar hidup berdasarkan iman, bukan karena hasil usaha.
Ibadah Taurat, ibadah yang dijalankan secara lahiriah memang harus dihapuskan, supaya kita mempersembahkan persembahan rohani = tidak mengandalkan kekuatan lagi.
-     Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Ternyata ibadah Taurat / ibadah lahiriah tidak dikehendaki-Nya karena Allah tidak berkenan kepadanya.
Biarlah kita memperhatikan firman ini dengan baik, supaya di kemudian hari kita tidak menjalankan ibadah secara lahiriah.
Kesimpulannya; Yesus Kristus telah melakukan kehendak Allah Bapa di atas kayu salib sebagai kebenaran yang sejati. Dengan demikian Yesus berkenan kepada Allah, karena Ia telah mempersembahkan persembahan rohani.

Yohanes 17:17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Firman Allah adalah kebenaran yang menguduskan setiap orang.

Mari kita lihat...
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yesus Kristus Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kita dapat melihat kemuliaan Allah yang diberikan kepada-Nya.

Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang dari Yesus Kristus, dan oleh karena kasih karunia ini kita dibawa dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain, sampai pada akhirnya kita bertemu dengan Allah. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SURGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sindag; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment