KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, August 18, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 16 AGUSTUS 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 16 AGUSTUS 2015

Tema:   JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
            (Seri 15)

Subtema: HIKMAT DATANG DARI DIDIKAN TUHAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Setiap ada kesaksian harus direkam, supaya setiap kesaksian itu nanti selanjutnya diterbitkan di majalah, karena kesaksian itu membangun setiap yang membaca majalah, bukan saat ini saja kita dibangun, tetapi setiap orang yang membaca majalah juga boleh terbangun.
Oleh sebab itu, harus ada khusus yang merekam ini, semoga langsung di follow up, satu dengan yang lain saling mengingatkan dan bekerja sama, supaya setiap kesaksian harus direkam.
Kalau saudara merindu, itu pasti terwujud, banyak cara supaya pekerjaan ini terwujud. Seberat apapun pekerjaan, kalau disertai dengan kasih, itu pasti terwujud.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena ibadah ini didasari oleh korban Kristus.

Kita sudah memperhatikan 3 kesaksian dimulai dari bunda, oleh karena kemurahan Tuhan, ia boleh dipulihkan dan operasi berjalan dengan baik, Tuhan memberkati dokter Asep dan para medis, Tuhan memberkati dan semoga bekas operasi semakin hari semakin dipulihkan dan kerinduan bunda supaya penyakit yang lain, antara lain kista di ginjal dan batu empedu, Tuhan pulihkan tanpa operasi, tetapi semuanya kehendak Tuhan yang jadi.
Demikian juga kesaksian Sdr. Gideon, bahwa dia telah mendapat perhatian Tuhan walaupun baru 2 bulan tergembala bersama dengan kita, dia sudah merasakan lawatan, perhatian Tuhan, kasih sayang dan kasih setia Tuhan. Sebelum tergembala di tempat ini, dia telah melayani sebagai pemain musik, sebagai quaer dan pelayanan yang lain-lain, seperti yang dia katakan tadi, dia sudah merasa paling benar. Tetapi setelah dikoreksi oleh firman Tuhan, ternyata ukurannya bukan pelayanan, melainkan hubungannya dengan Tuhan, dan itu telah ia rasakan di tempat ini. Tadi pagi, saat ibadah di Cilegon, ia mengakui segala kekurangannya di hadapan Tuhan, dan pengakuan itu kiranya permanen, tidak hanya sebuah ungkapan, tetapi kiranya pengakuan itu betul-betul didasari dari hati yang tulus ikhlas. Saya berdoa untuk itu, supaya pengakuan itu bersifat permanen.
Dan kesaksian dari Sdr. Kevin, yang telah digembalakan di GPT Siantar oleh Pdt. M. Manurung, yang sudah saya kenal sejak 2001 akhir di Jakarta lewat persekutuan doa di Jakarta Barat, dan sampai hari ini hubungan kami baik. Saya pernah merasa mendapat dukungan dari beliau sewaktu pengangkatan pendeta penuh. Dan kami juga pernah beribadah bersama di jalan Tanah Abang 3 pada tahun 2001, setelah selesai ibadah, kami bertemu dengan ibu Ani Panjaitan (anak dari Jend. D.I. Panjaitan), setelah berbincang-bincang sesaatia menerima berkat, lalu sebagian berkatnya itu saya terima, itu pengalaman yang tidak terlupakan, sangat berkesan buat saya.
Kemudian, tadi saya menyimak kesaksian Kevin, sewaktu masih di Siantar, ia tidak tekun dalam 3 macam ibadah pokok, ia hanya tekun ibadah kaum muda karena ingin keluar dari rumah saja, kemudian ia suka berontak kepada orangtuanya  namun tidak diungkapkannya. Lalu ia pernah berada di Kerinci, Riau, namun ia merasa kerohaniannya tidak tergembala, pendeknya dia tidak tergembala dengan baik sehingga dia suka berjudi dan berpacaran, sesuai dengan pengakuannya, dalam ibadah Minggu pagi di Cilegon. Tetapi setelah mendengar firman Tuhan di tempat ini, dia boleh mendapatkan pengertian yang benar lewat pembukaan rahasia firman Tuhan. Kita berdoa terus supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya, supaya keadaan kita nyata seutuhnya, dan orang-orang lain yang tidak beriman boleh turut menyembah Tuhan.
Saya rindu, kita menjadi kesaksian, gunung Sion, sampai ke ujung bumi, kepada mereka yang belum mengenal Yesus Kristus, menjadi kesaksian kepada yang tua, yang muda, sampai kepada anak-anak, mulai dari sikap, perkataan, gerak-gerik menjadi kesaksian.
Tempatkan Kristus sebagai kepala, supaya nama Tuhan dikuduskan. Untuk apa kita membuat hati kita senang, namun nama Tuhan tidak dikuduskan. Tempatkan Kristus sebagai kepala, beri Dia memimpin kehidupan kita, termasuk gerak-gerik, sikap, perbuatan sekecil apapun.
Jangan mendengar firman hari ini kita terharu dan menangis, namun besok kembali mengulangi kesalahan, itu adalah dosa latah, mengikuti dengan mudahnya pengaruh-pengaruh yang tidak suci.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan mengenai SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA dari WAHYU 3: 14-22.
Kita memperhatikan ayat 19.
Wahyu 3: 19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Kita awali kalimat yang mengatakan: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar.
Dalam hal ini, Allah menegor dan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya, sebaliknya Allah tidak menegor dan tidak menghajar orang-orang yang tidak dikasihi-Nya.

Lebih jauh kita melihat hal yang sama dalam ...
Ibrani 12: 5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Jangan anggap enteng didikan Tuhan, biarlah kita menghargai pemberitaan firman Tuhan sekalipun ayat firman itu diulang-ulang, sebab setiap firman yang diulang, Tuhan memiliki maksud di situ, karena Tuhan jauh lebih tahu kondisi anak-anak Tuhan, dan jangan putus asa apabila diperingatkan-Nya. Orang yang putus asa adalah orang yang patah semangat, ialah orang yang tidak mau maju, tidak mau diperbaiki kelakuannya, persis seperti tulang-tulang kering ketika berada di lembah kekelaman, tidak ada masa depan.

Oleh sebab itu, perhatikan dengan sungguh-sungguh; “Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Orang-orang yang menerima teguran adalah orang-orang yang dikasihi Tuhan, dan orang-orang yang menerima hajaran adalah orang-orang yang diakui-Nya sebagai anak.

Ayub 5: 17
(5:17) Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.

Sesungguhnya, berbahagialah setiap orang yang rela ditegur Allah, sebaliknya, kalau
 seseorang tidak mendapat teguran, tidak akan mendapat kebahagiaan, karena orang yang tidak mendapat teguran, tidak akan mengalami keubahan dalam hidupnya.
Ada 2 jenis kebahagiaan; kebahagiaan yang semu yang berasal dari dunia dengan segala roh-roh yang ada di dalamnya. Kebahagiaan yang kedua yang berasal dari sorga kalau ia mau menerima teguran dan hajaran Tuhan, karena kehidupannya diubahkan, diperbaiki.
Oleh sebab itu, jangan ada di antara kita menolak teguran dan hajaran, sebab itu merupakan didikan Yang Mahakuasa.

Tadi dikatakan: “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah.
Mari kita perhatikan KEBAHAGIAAN PERTAMA.
Ayub 5: 18
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.

Dialah yang melukai tetapi juga yang membebat; Dia yang memukul tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Artinya; dengan menerima didikan Allah, itulah teguran dan hajaran, kita mengenal Yesus dan pengorbanan-Nya (persekutuan di dalam penderitaan-Nya).
Sesungguhnya ini adalah hal yang tidak masuk akal, setelah dilukai namun selanjutnya membebat, dan setelah dipukul selanjutnya disembuhkan, tetapi tujuan dari didikan Tuhan adalah supaya kita mengenal Yesus dan pengorbanan-Nya.

Hosea 6: 1-3
(6:1) "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
(6:2) Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
(6:3) Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Selain mengenal pengorbanan Yesus Kristus, kita juga mengenal kematian Yesus Kristus dengan benar.
Biarlah kita satu di dalam kematian & kebangkitan Yesus Kristus.
Kematian yang benar akan menghasilkan kebangkitan yang benar. Kalau kematiannya benar, pasti kebangkitannya benar, tetapi kalau kematiannya tidak benar pasti kebangkitannya tidak benar, inilah kebangkitan palsu à orang-orang yang beribadah dan melayani Tuhan tetapi belum mengubur hidup yang lama.

Hati-hati, kalau kita tidak mengenal kematian Yesus, kita tidak akan pernah satu dengan kebangkitan Yesus, persis seperti binatang yang ditunggangi perempuan kekejian; dikuasai roh jahat dan roh najis.
itu sebabnya tadi dikatakan; berbahagialah orang yang menerima didikan Tuhan, supaya kita mengenal pengorbanan-Nya, mengenal kematian-Nya, dan mengenal kebangkitan-Nya dengan benar.
Kalau kebangkitannya benar, maka suatu kali nanti kita akan dipermuliakan bersama dengan Dia.

Filipi 3: 10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus adalah mengenal Dia dengan benar, dan kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, supaya satu dengan Dia dalam kematian-Nya.
Kalau satu dalam kematian yang benar, maka akan beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Rasul Paulus tidak menghendaki yang lain-lain, ia hanya menghendaki untuk mengenal Dia dengan benar.
Saya rindu, supaya kita semua mengenal Dia dengan sempurna, berarti mengenal pengorbanan-Nya, mengenal kematian & kebangkitan-Nya, supaya tidak tercipta tindakan yang salah, baik sikap, perbuatan, tingkah laku.
Ibadah Kaum Muda, tadi malam saya menyampaikan tentang bangsa Israel; dalam perjalanan di padang gurun, bangsa Israel menginginkan daging karena dikuasai nafsu rakus. Hanya karena daging, mereka menangis, karena tuntutan daging tidak terpenuhi mereka menangis, ini adalah tangisan bodoh.
Oleh sebab itu, sekali lagi saya himbau; biarlah kita mengenal Dia dengan sempurna, berarti mengenal pengorbanan-Nya, mengenal kematian-Nya (daging tidak bersuara lagi), mengenal kebangkitan-Nya. Bagaimana dengan kita setelah berkaca pada firman?

Filipi 3: 7-9
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Bagi Rasul Paulus:“apa yang dahulu merupakan keuntungan, dianggap rugi karena Kristus ... pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhan, lebih mulia dari pada semuanyaOleh karena Kristus Yesus ia telah melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah supaya ia memperoleh Kristus.

Tanda-tanda mengenal kematian & kebangkitan Yesus Kristus dengan benar.
Hosea 6: 3
(6:3) Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Sungguh-sungguhlah mengenal Kristus dalam pengorbanan-Nya/persekutuan di dalam penderitaan-Nya, dan dalam kematian-kebangkitan-Nya.

TANDA PERTAMA: ALLAH PASTI MUNCUL SEPERTI FAJAR.
Kita bisa melihat kemunculan seperti fajar dalam 2 Petrus 1: 19 ...
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Pada saat fajar menyingsing, maka bintang timur terbit bersinar di dalam hati; Yesus tampil menjadi Raja, berkuasa & bertakhta di dalam hati.
Kemudian, janji-janji-Nya tidak akan ditunda-tunda, tidak akan pernah terlambat, pasti digenapi.

Mazmur 92: 2-5
(92:2) Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi,
(92:3) untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam,
(92:4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi.
(92:5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.

Fajar menyingsing di pagi hari, itulah kasih sayang dan kasih setia Tuhan, tidak untuk ditunda-tunda, dinyatakan bagi saya dan saudara, sehingga bagi yang merasakan kasih sayang dan kasih setia Tuhan, dengan jelas di sini dikatakan: “Karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.

TANDA KEDUA: “ALLAH AKAN DATANG KEPADA KITA SEPERTI HUJAN.”
Berarti, limpah kemurahan. Hujan yang turun tidak hanya satu tetes saja, tetapi hujan yang turun mampu membasahi setiap permukaan.
Tidak ada hujan di suatu tempat, hanya dengan satu tetes saja. Jadi kesimpulannya, hujan itu berbicara limpah kemurahan Tuhan.

Kita lihat gambaran KEMURAHAN TUHAN YANG LIMPAH.
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Ketika Tuhan membuka tingkap-tingkap langit, Tuhan mencurahkan hujan berkat sampai berkelimpahan.
Itu ada hubungannya dengan sepersepuluh ( satu dari sepuluh ). Inti dari 10 hukum Allah hanya satu yaitu kasih. Pendeknya 1/10 = kasih

Kemudian dalam Hosea 6: 3 dikatakan: “... Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
Kalau dikaitkan dengan tujuh hari raya, “... seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi” terkena pada hari raya yang terakhir, yang ketujuh, yaitu; hari raya pondok daun / hari raya Tabernakel  = hari pengumpulan hasil = hari perhentian yang kekal.
Firman Pengajaran Mempelai, harus disertai dengan pengajaran Tabernakel, sebab ukuran untuk menjadi mempelai adalah Tabernakel, kesempurnaan dari ruangan maha suci.
Pada saat dikumpulkan dari 4 penjuru bumi, terdengar suara bagaikan desau air bah, dan mereka berkata HALELUYA, inilah kemurahan yang limpah itu (Wahyu 19:6-9).
Kerinduan kita adalah untuk menjadi mempelai. Kita ini bukan manusia duniawi, sebab manusia duniawi hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Dunia ini adalah tempatnya daging, dan dunia ini nyaman bagi daging, sebab dunia ini mampu memanjakan daging. Namun kita bukanlah manusia duniawi, kita hanya menumpang sementara waktu di dunia, kita merindukan tanah air sorgawi, pengumpulan hasil akhir musim, itulah hari raya pondok daun / hari raya Tabernakel = perhentian yang kekal.
Dunia ini hanyalah panggung sandiwara, tetapi kita bukan orang dunia yang pandai bersandiwara, kita adalah anak-anak Kerajaan, dari sanalah kita memandang tanah air sorgawi.

Kembali kita memperhatikan Ayub ...
Ayub 5: 18-19
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
(5:19) Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.

Dampak positif menerima didikan Tuhan.
YANG PERTAMA: DILUPUTKAN DARI ENAM MACAM KESESAKAN berarti diluputkan dari perbuatan daging dengan segala tabiatnya = diluputkan dari dosa masa lalu.
Sebab angka 6 à daging dengan segala tabiatnya.

Kolose 3: 5-7
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
(3:6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].
(3:7) Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

Manusia daging adalah manusia duniawi, sebab dunia adalah tempatnya daging, yaitu;
(1) percabulan, (2) kenajisan, (3) hawa nafsu, (4) nafsu jahat dan juga (5) keserakahan, yang sama dengan (6) penyembahan berhala. Itu semua adalah dosa, perbuatan/keinginan daging, waktu masih hidup di dalamnya =hidup lama.

Dampak positif menerima didikan Tuhan.
YANG KEDUA: DILEPASKAN DARI TUJUH MACAM MALAPETAKA.
Artinya; terlepas dari dosa yang ditimbulkan oleh Iblis/Setan, yaitu roh jahat dan roh najis.
Ulangan 28: 1, 7
(28:1) "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
(28:7) TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.

Salah satu musuh utama, itulah Iblis/Setan dikalahkan.
Di sini dikatakan: “TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu.” Awalnya mereka bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu, pendeknya, Tuhan menjadi pembela terhadap musuh-musuh yang kita hadapi, yaitu daging & Iblis / Setan yaitu roh jahat dan roh najis.
macam malapetaka à arwah-arwah, itulah roh jahat & roh najis.

Kalau mendengar firman & melakukannya dengan setia, maka akan diangkat, diantara segala bangsa di bumi.

Ulangan 32: 39-40
(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.
(32:40) Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya,

Dia membela kita terhadap musuh abadi yaitudaging dengan segala keinginannya juga Iblis/Setan, yaitu roh jahat dan roh najis, Dia mengangkat tangannya bagi kita, sebab Dia menjadi pembela bagi kita semua.

Ulangan 32: 42-43
(32:42) Aku akan memabukkan anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku akan memakan daging: darah orang-orang yang mati tertikam dan orang-orang yang tertawan, dari kepala-kepala musuh yang berambut panjang.
(32:43) Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umat-Nya."

Tuhan membalaskan darah hamba-hamba-Nya, berarti ia membela hamba-hamba-Nya. 
Hamba-hamba Tuhan di sini itulah orang-orang yang berkata: “Yang ku kehendaki Ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan dan menjadi serupa dalam kematian-Nya.”
Sebaliknya, kalau tidak mengenal Kristus dengan benar, tidak akan merasakan pembelaan, yang ada hanyalah bela diri, siapa yang kuat, itulah yang menang, berarti bukan Tuhan yang membela. Seharusnya adalah baik untuk menggunakan pedang Roh, bukan menggunakan pedang samurai, maksudnya, terimalah didikan dengan baik, supaya kita mengenal Tuhan dengan benar.

Pengalaman kematian itu memang unik, tidak bisa diselami akal manusia, tidak bisa dianalogikan, tidak ilmiah. 
Korban Kristus; berarti menjadi domba sembelihan, mulut tidak terbuka, Dia yang benar dijadikan dosa supaya kita yang berdosa menjadi benar, bukankah ini hal yang tidak masuk akal?
Tetapi justru itulah (pengalaman kematian) yang dikehendaki seorang hamba Tuhan, seperti sekaliber Rasul Paulus. Siapakah yang mau menjadi hamba Tuhan? Jadilah hamba Tuhan supaya mendapat pembelaan, berarti mengenal Dia dengan benar, Dia tampil di sebelah kanan kita menjadi pembela.
Tetapi kalau tetap mengenakan pakaian lama, persis seperti imam besar Yosua; di hadapan para malaikat mengenakan pakaian kotor, di sebelah kanannya Iblis mendakwa dia. 
Biarlah kiranya di dalam hati yang paling dalam dan pikiran yang jernih, kita berkata: Yang kukehendaki adalah mengenal Dia dan kebangkitan-Nya dan persekutuan di dalam penderitaan-Nya supaya satu di dalam kematian-Nyasehingga kita dibangkitkan dari antara orang mati dan selanjutnya dipermuliakan bersama dengan Dia.
Tuliskanlah itu di dalam hati, kiranya itu ditukik dalam hati, dimeteraikan oleh Roh Kudus, bukan lagi ditulis oleh tinta.
Biarlah kita mendapat pembelaan dari Tuhan, terhadap musuh abadi yaitu; daging (6 macam kesesakan) dan Iblis/Setan (7 macam malapetaka).

Tadi dikatakan: “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah.
Mari kita perhatikan KEBAHAGIAAN KEDUA.
Amsal 3: 11-13
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
(3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,

Berbahagialah orang yang menerima didikan Tuhan, karena ia akan mendapat hikmat.
Saudara boleh bosan melihat wajah saya, tetapi jangan bosan terhadap didikan Tuhan, jangan bosan akan peringatan-Nya/nasihat  firman Tuhan.

Pendeknya, kebahagiaan yang kedua setelah menerima teguran & hajaran, itulah didikan Tuhan akan memperoleh hikmat & kepandaian.
Kegunaan hikmat: dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. jadi, berbahagialah orang yang memperoleh hikmat dari Tuhan, itu adalah kekayaan, baik secara jasmani, terlebih dalam hal yang rohani.

Kita akan melihat HIKMAT SALOMO.
1 Raja-Raja 3: 7-9
(3:7) Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
(3:8) Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
(3:9) Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"

Salomo memohon/meminta kepada Tuhan, supaya diberikan kepadanya hati yang faham menimbang perkara & dapat membedakan antar yang baik dan yang jahat, sebab sebagai seorang raja Salomo harus sanggup menghakimi seluruh umat Israel dengan jumlah yang begitu besar.

1 Raja-raja 3: 10-12
(3:10) Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
(3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
(3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.

Pendeknya; Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo sehingga ia paham menimbang perkara, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sekalipun ia masih muda. 
Seorang muda sangat penting untuk memiliki hikmat, supaya ia bebas dari perempuan jalang, bebas dari pengaruh yang tak suci, menempatkan diri pada pilihan dan putusan yang benar dihadapan Tuhan.  
Pada akhirnya Tuhan mengabulkannya, sebab Tuhan memandang itu baik, sebab Salomo tidak meminta kekayaan dan umur panjang.

Kemudian, setelah Tuhan penuhi, Tuhan juga langsung memperhadapkan ia sesuai dengan permintaannya.
Persis seperti seorang hamba Tuhan, setelah menyampaikan firman Tuhan, langsung diperhadapkan dengan apa yang telah disampaikan. Sebetulnya ngeri sekali, lebih mudah menyampaikan daripada melakukannya.

Dalam 1 Raja-Raja 3 hanya terdapat dua judul, yang pertama: "Doa Salomo meminta hikmat," yang kedua : " Hikmat salomo pada waktu memberi keputusan."
Jadi, setelah Salomo meminta hikmat, ia langsung diperhadapkan dengan ujian.
Biarlah hikmat yang kita terima, kita pergunakan dengan baik, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, tidak bodoh, tidak bebal.

1 Raja-Raja 3: 16-22
(3:16) Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya.
(3:17) Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu.
(3:18) Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan ini pun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah.
(3:19) Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.
(3:20) Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku.
(3:21) Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan."
(3:22) Kata perempuan yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja.

Ketika dua perempuan sundal berperkara di hadapan raja Salomo, tidak ada yang menjadi saksi.
Perempuan pertama mengadukan perkaranya tanpa saksi, selanjutnya perempuan kedua mengadukan perkaranya juga tidak ada saksinya, dan masing-masing perempuan ini saling membenarkan diri.
Ada tertulis; " dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah..." 2 korintus 13;1. 
Perlu diketahui, kalau membawa perkara namun tidak ada saksi, berarti membenarkan diri sendiri.
Lalu siapa yang dapat memutuskan perkara seperti ini?

Allah Tritunggal, yaitu; Tuhan Yesus Kristus = Bapa, Anak, Roh Kudus, ketiganya adalah saksi dari sorga. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi, yaitu; Roh dan Air dan Darah, sebab ketiganya adalah satu...1 Yohanes 5;7-8
Ketika Yesus turun ke dunia dan menjadi manusia, yang menjadi saksi dari segala apa yang di kerjakan-Nya adalah ; Allah bapa dan Allah Roh Kudus.
-      Roh à baptisan Roh.
-      Air à Baptisan air, yaitu satu di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. 
-      Darah à Korban Kristus.
Ketiga hal tersebut, jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, maka;
-      Roh terkena dengan PINTU KEMAH.
-      Air terkena dengan KOLAM PEMBASUHAN.
-      Darah terkena MEZBAH KORBAN BAKARAN. 

Tetapi dengan dua orang perempuan sundal ini, siapa yang menjadi saksi atas perkara mereka? 
Sesungguhnya tidak mudah untuk memutuskan suatu perkara dimana saksinya tidak ada. 
Kebenaran yang sejati datangnya dari salib, kebenaran ini bisa diterima oleh manusia menjadi kebenaran yang sejati, sebab yang menjadi saksinya ada dua, yaitu; Kasih Allah Bapa dan Roh Kudus.
Tetapi dalam hal perempuan sundal ini, siapakah saksinya? Siapa yang dapat membenarkan kesaksian mereka?

1 Raja-Raja 3: 23-24
3:23) Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup."
(3:24) Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja.

Dengan hikmat yang diterima dari Allah, Salomo memutuskan perkara dengan menggunakan sebilah pedang.

Terlebih dahulu kita melihat pedang Roh, itulah firman Allah.
Ibrani 4: 12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Firman Allah itulah pedang Roh, dia hidup, berarti tidak mati, berarti ia bisa bekerja. Kemudian, kuat, berarti tidak lemah, berarti berkuasa. Kemudian lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, dan ketajamannya itu sanggup menusuk amat dalam, sehingga berkuasa untuk memisahkan tiga perkara;
-      Memisahkan jiwa dan roh.
Motor penggerak dari tubuh manusia adalah roh manusia itu sendiri. jadi kalau roh manusia dikuasai roh pencuri, maka kesukaannya adalah mencuri. Kalau roh manusia dikuasai roh pendusta, maka kesukaannya adalah berdusta dan lain sebagainya.
Siapa yang mengetahui dosa semacam ini? tidak ada yang tahu. Tetapi firman Allah, yang disebut pedang roh, sanggup menyucikan dosa dari jiwa & roh manusia, sebab ia menusuk amat dalam dan begitu dalam, sedalam dosa yang disembunyikan dalam roh manusia.
-      Memisahkan sendi-sendi dan sumsum.
Artinya; menyucikan dosa yang disembunyikan dalam celah-celah {sendi-sendi}. Kemudian mampu menyucikan dosa yang bersembunyi dibalik kebenaran diri sendiri {sumsum}. 
Tulang yang putih à kebenaran diri sendiri = kekerasan hati.
Tetapi sedalam apapun dosa itu disembunyikan, firman Allah sanggup menyucikannya.
-      Membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pertimbangan manusia banyak salah. Manusia seringkali menimbang-nimbang satu perkara, tetapi pertimbangan manusia banyak salahnya.
Saya beri contoh; beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda (yang telah dititipkan) memutuskan untuk pulang ke Bogor. Keputusan ini tentu diawali dari pertimbangan-pertimbangan. Ini juga harus disucikan, supaya jangan sampai keputusan yang diperbuat setiap orang salah, termasuk dapat membedakan pikiran hati. Di dalam pikiran hati manusia banyak kesalahan. Apa yang keluar dari mulut, itu berasal dari dalam hati, dan itulah yang menajiskan seseorang.
Apa yang masuk ke dalam mulut, turun ke perut dan dibuang ke jamban. Tetapi apa yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan seseorang, dan ini harus disucikan.

Sedalam inilah pedang roh memisahkan dosa manusia dari tiga perkara tersebut. Tiga perkara ini tidak dapat dilihat mata manusia, hanya hikmat Tuhan yang mampu melakukannya.
Dua perempuan sundal à nikah yang hancur. Siapa yang menjadi saksi terhadap nikah yang hancur? Sangat sulit diprediksi oleh mata manusia. Suami isteri boleh satu atap, tetapi hati dan pikiran siapa yang tahu?
Kadang di depan mata saja bisa berbuat tidak baik, apalagi di belakang?
Tuhan cukup bersabar kepada kita, sebab begitu kerasnya hati, sehingga di situ disembunyikan dosa, namun Tuhan cukup bersabar terhadap kita, hingga sampai pada saat ini.

Ibrani 4: 13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Tuhan.
Kita bisa bersandiwara di hadapan manusia, tetapi tidak bisa bersandiwara di hadapan Tuhan, semuanya jelas, nyata, dan kepada Dia kita akan memberikan pertanggungan jawab.
Jadi, untuk apa kita bersandiwara? Apa artinya kita bersandiwara? Memelas, bahasa pantun, nyanyian berbalas-balasan.
Siapa yang sanggup menyucikan dosa seperti ini, kecuali hikmat Tuhan? Oleh sebab itu, saya bersyukur karena hikmat Tuhan, memiliki pengertian, paham menimbang perkara, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. 
Sekalipun tidak bisa dilihat dari sudut pandang mata, namun bisa dilihat dari sudut pandang yang lain, yaitu; HIKMAT ALLAH.
Tidak ada dosa yang dapat disembunyikan, dan tidak ada kebahagiaan karena menyembunyikan dosa, sebaliknya kebahagiaan datang dari hikmat yang menyucikan dosa. 
Jadi, tidak perlu memelihara hal yang tidak baik, sebab tidak ada untungnya.
Kiranya hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Ingat Tuhan, setiap hari.

Dalam Matius 16, ikut Tuhan itu sangkal diri dan pikul salib. Bahasa ini bisa sempurna kalau kita perhatikan dalam injil Lukas 9: 23"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. Apa arti setiap hari? Berarti salib Kristus itu tidak boleh terlepas, sebab di situlah kebenaran yang sejati.
Oleh sebab itu saya sampaikan; setiap saat, setiap waktu, ingat Tuhan. Sangkal diri & pikul salib setiap hari.

1 raja-Raja 3: 25
(3:25) Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."

Jadi, untuk menyelesaikan masalah tanpa ada saksi / menyatakan kebenaran tanpa kesaksian dari dua atau tiga orang , Salomo memutuskan perkara dengan menggunakan sebilah pedang, dan selanjutnya memenggal anak yang masih hidup itu, setengah kepada yang satu setengah lagi kepada yang lain.

1 raja-Raja 3: 26-27
(3:26) Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! jangan Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
(3:27) Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."

Pada saat hendak memenggal anak yang masih hidup itu, Salomo mendengar perkataan dari kedua perempuan sundal tersebut, yaitu;
Perempuan yang anaknya masih hidup berkata: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Dia mengatakan itu karena timbul belas kasih.
Perempuan yang anaknya sudah mati berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!
Setelah mendengar perkataan dari kedua perempuan tersebut, Salomo mengetahui ibu dari anak yang masih hidup, dengan demikian Salomo dapat memutuskan perkara. Sungguh heranlah Tuhan Yesus, ajaiblah perbuatan-Nya, dapat menyelidiki segala yang terkandung di dalam hati.

Sedikit kesaksian; sewaktu saya meminta tolong kepada Yosua dan Gideon untuk mengecat rumah kami (pastory) sekaligus saya suruh Gideon untuk membeli cat semprot/pilox warna hitam . Namun dia membeli, cat hitam dof, lalu saya bertanya mengapa kamu beli cat ini?  lalu jawabnya: Begini Om, kalau pakai cat ini, kotoran tidak akan terlihat. Lalu saya berkata: Itulah hatimu, masih suka menyimpan kesalahan.
Itulah hikmat, datangnya dari didikan Tuhan, dapat melihat dan menyucikan dosa yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. 

Setelah itu ...
1 raja-Raja 3: 28
(3:28) Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.

Hikmat Allah membuat kita takut kepada Tuhan. Didikan yang menghasilkan hikmat & pengertian membuat kita semakin takut kepada Tuhan.
Dalam Amsal 8: 23, takut akan Tuhan membenci segala kejahatan.

Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Ketika kita menjalankan ibadah yang sejati, itu adalah kemurahan Tuhan setelah disucikan oleh hikmat Tuhan.

Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Oleh karena hikmat akal budi, kita dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna..
Oleh sebab itu, jangan suka membela diri di dalam kesalahan, supaya jangan terjadi penolakan terhadap didikan Tuhan, yaitu; teguran dan hajaran lewat nasihat firman. 
Orang yang pandai membela diri sama dengan orang yang sedang berkelahi, siapa yang kuat itu yang menang, itu bukan kuasa dari Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment