KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 20, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 JANUARI 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB,  16 JANUARI 2016

“KITAB MALEAKHI”

Subtema : BEKERJALAH, BUKAN UNTUK MAKANAN YANG DAPAT BINASA MELAINKAN UNTUK ROTI HIDUP.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Kita kembali memperhatikan firman untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Kita  perhatikan kalimat yang mengatakan: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua.

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
                                                                                                                        
Kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, Ia tampil sebagai; Raja dan Mempelai Pria sorga bagi mempelai wanita-Nya. Mempelai wanita à kehidupan yang siap sedia.
Kesimpulannya: Kedatangan Yesus pada kali kedua bukan untuk mencari mereka yang berdosa melainkan untuk mereka yang sudah siap sedia. Pendeknya, Yesus menjadi Raja atas mereka yang telah siap sedia.
Jadi saudara jangan berpikir dan pernah berharap bahwa kedatangan Yesus untuk kali yang kedua mencari  orang yang berdosa, terlhilang atau tersesat. Berarti kesempatan hanya datang satu kali bukan dua kali supaya kita jangan bermain-main dalam menantikan kedatangan Tuhan untuk kali yang kedua.

Hal ini dapat kita lihat dalam satu kisah.
Yohanes 2:2-3,10:15
(6:2) Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
(6:3) Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
(6:10) Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
(6:11) Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
(6:12) Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
(6:13) Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
(6:15) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Artinya: Untuk yang kedua kali Yesus menyingkir ke gunung seorang diri menunjukkan bahwa Yesus tidak tertarik menjadi Raja atas orang banyak.

Alasannya:
a.     Orang banyak mengikut Yesus hanya karena mujizat kesembuhan = kesaksian / Roh Kudus.
b.  Karena mujizat memberi 5000 orang makan dengan lima roti dan dua ikan = penuh dengan firman = kesaksian firman.
Ketika Yesus menyingkir, itu adalah tanda bahwa Yesus tidak dapat dipaksa untuk menjadi Raja bagi mereka.

Berarti, kalau ibadah kita hanya sebatas firman dan Roh tanpa penyembahan Yesus tetap tidak mau tampil sebagai Raja sekalipun dipaksa seperti apapun. Sebab itu saya berbahagia melihat keberadaan keluarga Nissi, ibadahnya sudah memuncak sampai kepada Doa Penyembaha. Yang ibadahnya belum sampai ukuran Tuhan yaitu penyembahan, berdoa supaya Tuhan buka jalan, sebab ibadah yang kita jalankan ini bukan main-main tetapi ibadah ini mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
-      Masa sekarang kita dipelihara, dilindungi, dibela, diberkati oleh Tuhan.
-      Masa yang akan datang bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan sorga = hidup yang kekal.
Dalam ibadah raya Minggu saya sudah sampaikan; yang menjadi jaminan atas celaka besar menggoncang bumi, yaitu 3x7 yang datangnya dari atas itulah ujian dari Allah Trinitas, hanyalah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bahkan perwira-perwira, pejabat tinggi, raja dan presiden, tidak dapat berlindung dari ujian, cobaan, celaka yang begitu besar yang akan menimpa dunia ini. Maka saudara tidak boleh pura-pura dan main-main ketika mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

Tadi kita sudah melihat pengikutan orang banyak hanya sebatas mujizat kesembuhan = Roh Kudus, mujizat lima roti dan dua ikan = penuh denga firman, tetapi kita tidak melihat pengikutan mereka sampai kepada doa penyembahan, sebab itu Yesus tidak tertarik sekalipun Dia dipaksa menjadi Raja.

Mari kita perhatikan...
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu menyamar seperti domba, sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas, berarti nabi-nabi palsu disebut juga serigala berbulu domba.

Matius 7:20-22
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Buah pelayanan dari nabi-nabi palsu (serigala yang buas): Bernubuat, mengusir setan dan mengadakan banyak mujizat.
Perlu diketahui; nabi – nabi palsu melakukan itu semua demi nama Tuhan, bukan demi manusia.

Tetapi kita lihat...
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tetapi sekalipun demikian Tuhan tidak pernah mengenal nabi-nabi palsu. Kalau ibadah dan pelayanan hanya sebatas;
-      Bernubuat = penuh dengan firman.
-      Mengusir Setan dan mengadakan banyak mujizat = penuh dengan Roh Kudus.
Tuhan tidak pernah mengenal hamba Tuhan yang seperti ini.
Maka kita yang sudah mengerti kebenaran jangan ikuti cara pelayanan dari seorang hamba Tuhan yang semacam ini.

Yang Tuhan mau adalah...
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga

Melakukan kehendak Bapa di sorga. Jadi bukan karena beribu-ribu kali menyebut nama Tuhan, bernubuat, mengusir Setan, dan mengadakan banyak mujizat.

Penuh dengan firman berarti mengerti firman, penuh dengan Roh serta dengan karunia-karunia Roh sehingga menjadi kesaksian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, namun tidak memuncak sampai kepada penyembahan, Tuhan tidak berkenan, Tuhan tidak mengenal orang yang semacam ini.
Mengusir setan demi nama Tuhan dan banyak melakukan banyak mujizat, sebetulnya pekerjaan yang mulia, tetapi sayangnya ibadah mereka hanya sebatas di situ saja, sehingga Tuhan tetap tidak mengenal mereka. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita sekaliannya; jangan cukup hanya mengerti firman dan penuh dengan Roh Kudus, yang Tuhan mau supaya kita juga melakukan kehendak Bapa di sorga = penyerahan diri.

Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus minum cawan Allah sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Meminum cawan Allah artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung = penyerahan diri kepada Allah Bapa.
Jadi melakukan kehendak Allah Bapa = penyerahan diri. Pendeknya, tidak cukup hanya mengerti firman dan penuh Roh Kudus, tetapi Tuhan mau ibadah kita ini sampai kepada penyerahan diri secara total.
Mengerti firman Tuhan itu bagus, melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus itu juga bagus, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ, harus sampai pada penyerahan diri. Kalau melakukan kehendak diri sendiri, berarti penyerahan diri kepad daging, kalau melakukan seluruh kehendak Allah Bapa = penyerahan diri secara total kepada Bapa di sorga, itu yang Tuhan mau.

Efesus 5:1
(5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

Menuruti firman Tuhan seperti Yesus yang telah melakukan seluruh kehendak Allah Bapa.
Perkataan; “Ya Bapa” menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Anak yang dengar-dengaran kepada Bapa di sorga.

Efesus 5:2
(5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Hiduplah di dalam kasih artinya; penyerahan diri kepada Allah Bapa di sorga, sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Jadi kasih itu bukan mengorbankan orang lain, melainkan:
-      Menjadi persembahan.
Segala yang kita punya kita persembahkan, seluruh hidup kita persembahkan kepada Tuhan.
-      Sebagai korban, bukan mengorbankan orang lain.
Kalau kita sebagai korban pasti orang lain tertolong, tetapi kalau tidak memiliki kasih, tidak mau berkorban, orang lain yang menjadi korban. Memilki kasih, berati; mengasihi yang lemah, mengasihi yang tertindas, mengasihi orang yang sarat dengan kelemahan.

Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Kasih itu bagaikan cawan emas penuh dengan kemenyan = dupa yang berbau harum à doa penyembahan dari orang–orang kudus. Jadi penyembahan itulah penyerahan diri dan korban, itulah kasih.

Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Asap kemenyan yang naik artinya; bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya, lewat doa penyembahan.
Jadi penyembahan adalah persekutuan dengan Kristus yang sudah menderita sedemikian, sehingga lewat doa penyembaan ini kita diserap oleh wujud-Nya dan tenggelam sepenuhnya di dalam kasih-Nya.

Mari kita lihat..
Wahyu 8:5
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Oleh doa penyembahan kita terlepas dari meterai yang ketujuh, ujian yang datang dari atas yaitu; tiga kali tujuh dari Allah Trinitas.
Ketika meterai yang ketujuh di buka: Malaikat menumpahkan ke atas bumi cawan emas yaitu cawan murka Allah  sehingga meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi. Saat ini sedang terjadi gempa bumi di mana-mana, hati-hati ini merupakan meterai yang ketujuh, dan kita dapat tertolong dari bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi hanya dengan penyembahan saja, penyerahan diri, sebab itu Tuhan hanya tertarik kepada mereka yang siap sedia, itulah mempelai wanita-Nya, yang masuk dalam doa penyembahan, penyerahan diri.

Dulu sebelum kita mengerti ini, sering kali kita berontak dan berlagak tahu, berontak kepada Tuhan dan gembala.
Tidak cukup hanya mengerti firman dan penuh dengan Roh Kduus, tetapi harus sampai pada penyembahan, supaya lepas dari meterai yang ketujuh. Jadi jangan coba-coba merasa diri bisa dan mampu, tidak ada artinya, yang penting adalah penyerahan diri.

Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Demi kemurahan Allah mari kita persembahkan hidup kita sebagai;
-      “Persembahan yang hidup” = tidak mati rohani karena keinginan daging. Daging itu mati roh yang memberi hidup.
-       “Yang kudus” = tanpa cacat cela, kerut atau yang serupa itu = tanpa dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
-       “Yang berkenan kepada Allah.
Perlu diketahui; segala perbuatan baik belum tentu dibenarkan dan berkenan dihadapan Tuhan. Misalnya; perbuatan baik tetapi suka mendahului apa yang menjadi kehendak Allah, sekalipun itu terlihat baik tetapi kalau suka mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan; tidak benar dan tidak berkenan dihadapan Tuhan.

Lebih jauh kita lihat..
Roma 12:2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Berkenan berarti tidak serupa dengan dunia karena sudah mengalami pembaharuan budi.
Kesimpulannya; menjadi persembahan dan korban adalah persembahan yang sejati.

Ketika seseorang mengalami pembaharuan budi, maka kita tahu manakah kehendak Allah, apa yang baik dan yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna, tetapi di mulai dulu melepaskan diri dari dunia ini.
Itu sebabnya nasihat rasul Paulus: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini.”

Keadaan sesorang bila mengikuti Tuhan hanya karena mujizat (tanpa penyembahan):
YANG PERTAMA.
Yohanes 6:14
(6:14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."

Orang banyak berkata: : "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Sebetulnya ini adalah penilaian yang keliru, kenapa? Karena mereka mengakui Yesus sebagai nabi hanya karena mujizat kesembuhan dan mujizat lima roti dan dua ikan.
Maka saya katakan ini adalah penilaian yang keliru dari orang-orang banyak yang mengikuti Tuhan.

Saya punya alasan di sini, bandingkan dengan...
Yohanes 4:15-19
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

Setelah Yesus menyucikan dosa kenajisan dari perempuan Samaria, maka perempuan itu berkata; "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Inilah pengakuan yang benar, karena tugas dari nabi adalah mengoreksi dan menyelidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hati, sedangkan mujizat kesembuhan dan lima roti dan dua ikan belum ada pengoreksian terhadap orang-orang banyak yang mengikuti Tuhan. Pendeknya, belum ada penyerahan diri kepada Tuhan.
Jadi kalau tidak mau memberi diri diselidiki = pengikutan tanpa penyerahan.Sebab itu jangan lagi emosi, jangan bodoh, jangan bersungut-sungut, ngomel dan menggerutu, ketika dikoreksi.

Kesimpulannya: Perempuan samaria telah dipuaskan dari rasa dahaga, buktinya;
1.    Tidak lagi mencari kepuasan dari dunia.
Sumur Yakub à kepuasan dari dunia.
Waktu saya belum dipanggil dan dipilih untuk melayani Tuhan, seringkali saya berupaya mencari kepuasan dari dunia ini, justru ketika saya mencari kepuasan dari dunia ini, saya haus dan lapar akan kebenaran firman sehingga jatuh dalam berbagai-bagai dosa.
Perlu diketahui: Dunia ini tidak pernah memberi kepuasan kepada seseorang, persis seperti perempuan Samaria tidak cukup memiliki satu laki-laki.

2.    Yohanes 4:28
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:

Meninggalkan tempayannya. Artinya; melepaskan segala tabiat daging = tidak hidup menurut hawa nafsu dan keingian daging.
Tempayan = buli-buli yang terbuat dari tanah liat à manusia daging.
Sesungguhnya, manusia daging itu rapuh dan mudah hancur, persis seperti buli-buli tanah liat kalau dilepaskan, dia jatuh dan hancur berkeping–keping. Untung saja kita ada dalam dua tangan Tuhan, kita digengam, sehingga tidak jatuh dalam berbagai-bagai dosa.

3.    Yohanes 4:29
(4:29) "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"

Menjadi kesaksian bagi sesama oleh penyucian yang telah dia alami.
Kalau seseorang sudah mengalami kesucian pasti ia dipakai Tuhan menjadi kesaksian baik lewat perkataan dan perbuatan.
Mejadi kesaksian berarti;
-      Tidak suka menyembunyikan dosa, persis seperti perempuan Samaria yang berkata: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.”
-      Tidak mempertahankan harga diri.
Inilah kehidupan yang menjadi kesaksian = tidak keras hati = tidak sombong, tidak angkuh.

Jadi, itulah keadaan yang pertama bila mengikuti Tuhan hanya karena mujizat (tanpa penyembahan); keliru menilai Yesus Kristus. Yang benar adalah perempuan Samaria, yaitu; dosa sudah disucikan baru berkata; Dia ini nabi.
Tadi kita belum melihat Yesus menyelidiki orang banyak, tetapi tiba-tiba mereka berkata; “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang itu”, keliru, tidak layak, tidak pantas mereka berkata seperti itu, karena mereka belum memberi diri diselidiki dan dikoreksi = tanpa penyerahan diri.

Setelah dosa saya banyak dikoreksi oleh firman para nabi, saya semakin dimampukan untuk berkata bahwa; firman para nabi, firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, berkuasa untuk menyucikan dosa, karena banyak dosa saya yang sudah disucikan oleh firman para nabi. Berilah diri disucikan supaya jangan salah-salah kita mengikuti Tuhan.

Keadaan sesorang bila mengikuti Tuhan hanya karena mujizat (tanpa penyembahan):
YANG KEDUA.
Yohanes 6:41
(6:41) Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."

Orang banyak bersungut-sungut karena Yesus berkata: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."

Yohanes 6:42
(6:42) Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"

Perkataan orang banyak: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal?” à mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi.

Lebih jauh mengenai penolakan Yesus ...
Matius 13:54-57
(13:54) Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
(13:55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
(13:56) Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
(13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."

Yesus ditolak di Nazareth = tidak diakui sebagai nabi. Nazareth adalah tempat asal bapa dan ibu Yesus.
Ketika orang Nazareth menolak Yesus sebagai nabi, menunjukkan bahwa mereka adalah manusia lahiriah, manusia daging, karena mereka melihat Yesus dari sisi lahiriah, yaitu dengan berkata; “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita?

Saudaraku, manusia daging / manusia lahiriah sukar sekali menerima firman para nabi. Lihat saja orang dunia, kenapa sukar sekali datang kepada Tuhan menerima firman pengajaran yang rahasianya dibukakan? Karena mereka adalah manusia daging, manusia lahiriah.

Kelemahan dari manusia daging / manusia lahiriah:
-      Matius 13:57
     (13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."

Mudah sekali kecewa, berarti mudah putus asa = tidak memiliki kekuatan yang datangnya dari Tuhan. Sesungguhnya, kalau kita perhatikan tadi, orang banyak itu melihat dua hal di dalam diri Yesus sebagai nabi yaitu;
Pertama: YESUS MEMILIKI HIKMAT.
Kegunaan hikmat: Untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, sama seperti Salomo, dengan hikmat dia dapat membedakan antara yang baik dan jahat. Hanya dengan menggunakan pedang yang tajam ia dapat menyelesaikan persoalan dari dua perempuan sundal.
Pedang yang tajam dalam Ibrani 4:24 Dia hidup dan kuat, menusuk amat dalam dan berkuasa untuk menyucikan;
·         Dosa yang disembunyikan dalam jiwa dan roh.
·      Dosa yang disembunyikan dalam sum-sum dan sendi-sendi, itulah dosa yang disembunyikan dibalik kekerasan hati. Sum – sum itu ada di dalam tulang  - tulang yang keras.
·         Pertimbangan dan pikiran hati. Dia dapat menyelidiki yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Jadi saudara jangan heran kalau tempo-tempo saya mengetahui keberadaan sidang jemaat, bukan saya sok tahu, tetapi sebab dan akibat kita bisa tahu dari firman para nabi.

Kedua: YESUS BERKUASA MENGADAKAN MUJIZAT-MUJIZAT, antara lain: Mujizat kesembuhan dan mujizat memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan.


-      Matius 13:58
(13:58) Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Yesus tidak banyak mengadakan mujizat di Nazareth tempat asal-Nya, tentu ini adalah suatu kerugian, sebab kita membutuhkan mujizat.

Mari kita lihat mujizat -mujizat itu antara lain.
Pertama: AIR BERUBAH MENJADI ANGGUR.
Artinya; terjadi keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani.
Kedua: ANAK YANG SAKIT YANG SUDAH DEKAT DEGAN KEMATIAN, DISEMBUHKAN.
Mujizat pertama dan mujizat yang kedua semua dilakukan di negerti Kana, bukan di Nazareth, ini adalah kerugian.
Kalau tidak ada mujizat maka tidak ada pemulihan baik jasmani, terlebih yang rohani.

Saudaraku, tadi oleh karena mujizat kesembuhan dan mujizat memberi makan 5000 orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, orang banyak berkata"Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Tetapi dalam kesempatan yang lain mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi, justru ketika Yesus berkata: “Akulah roti yang turun dari sorga” mereka bersungut-sungut, artinya; mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi.
Kalau ibadah tidak memuncak sampai kepada penyembahan ibadahnya sesuka hati, terkadang mengakui Yesus sebagai nabi, sisi lain tidak mengakui Yesus sebagai nabi, tergantung hatinya, kalau hatinya suka / disenangkan dengan suasana, akan mengakui kebaikan Tuhan, sebaliknya, ketika dosanya dikoreksi, tidak mengakui segala kemurahan Tuhan, sesuka hati, seenaknya dewek. Bagaimana ini bisa terjadi? Berarti; ibadahnya hanya karena semangat daging, tidak boleh seperti itu, pengikutan kita ini harus benar-benar  murni.

Saya sendiri tidak habis pikir, mereka mengakui Yesus nabi karena mujizat, kemudian hanya karena perkataan: “Akulah roti yang turun dari sorga” mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi, tidak habis pikir, terlalu sombong, bagaimana dengan kita? Kalau diturunkan dari pelayanan karena tidak taat, setia, dengar-dengaran bisa terima atau menentang? Atau hanya karena dipercaya lalu dengar-dengaran? Itu tidak murni. Kita banyak dikoreksi oleh firman, tentu kita patut bersyukur, tidak perlu bersungut-sungut untuk itu.
Hal yang sama seringkali kita alami pada saat firman para nabi itu mengoreksi dosa kita secara to the point, kita tidak bisa terima, akhirnya bersungut-sungut dan ngomel, aneh bin ajaib yang datangnya dari setan.

Kita lihat kembali..
Yohanes 6:43-45
(6:43) Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
(6:44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
(6:45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Karena orang banyak bersungut-sungut maka suatu kebenaran dinyatakan kepada mereka, yaitu; setiap orang akan dihajar dan ditegor oleh firman para nabi yang sifatnya mengoreksi, menyelidiki dosa / to the point menunjuk dosa, ini yang terpenting, kalu tidak demikian, tidak ada satu orangpun yang masuk sorga. Jadi sangat masuk akal sekali ketika Yesus tidak mau menjadi Raja, sekalipun dipaksa orang banyak tadi.

Wahyu 3:19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Syarat di kasihi oleh Tuhan Allah:
-      Merelakan hati ditegor dan dihajar lewat firman para nabi = memberi diri disucikan oleh firman para nabi.
-      Bertobat.

Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;

-       “Janganlah anggap enteng didikan Tuhan.”
Perlu diketahui: Sebagai anak-anak Tuhan jangan anggap enteng didikan Tuhan sekalipun firman itu berkali-kali disampaikan. Kadang-kadang karena kita sudah memahami, kita tidak mau mendengar firman Tuhan yang disampaikan hamba Tuhan = anggap enteng. Tidak boleh mengecilkan firman dan merendehkan firman apalagi firman para nabi yang disampaikan untuk menyucikan dosa yang terselubung dalam hati.

-       “Janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya.”
Nasihat firman memang sakit bagi daging, tetapi sekalipun demikian jangan mudah putus asa dan kecewa.

Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Tanda bahwa kita dikasihi dan diakui sebagai anak adalah lewat tegoran dan hajaran firman Tuhan.

Ibrani 12: 7-8
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Kalau kita harus menanggung ganjaran berarti Allah memperlaukan kita sebagai anak, sebab tidak ada anak yang bebas dari tegoran, hajaran dan didikkan. Kalau ada anak yang bebas dari tegoran, hajaran dan didikkan, dia adalah anak gampangan yang sudah dekat dengan kematian.

Praktek makan roti hidup / roti yang turun dari sorga.
Yohanes 6:48-53
(6:48) Akulah roti hidup.
(6:49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
(6:50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

Yesus memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman, sebab tubuh-Nya benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman=sensara salib=rela menderita.

Kalau kita menerima Yesus sebagai roti yang turun dari sorga / roti hidup berarti mau tidak mau kita harus menerima pemberitaan firman tentang salib, yang terbesit dalam hati kita adalah sengsara salib, bukan semata-mata hanya perjamuan suci. Perjamuan suci wujudnya; Yesus menjadi korban di atas kayu salib.

1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung = Sengsara salib = aniaya karena firman, dan kita melakukan ini semua betul-betul di alam kesadaran kita karena telah dimotivasi oleh Allah.

Yohanes 6:59-60
(6:59) Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Firman tentang salib memang keras sehingga banyak orang tidak sanggup mendengarkannya, mengundurkan diri dari firman pengajaran karena tidak mau dosa yang banyak itu dikoreksi, dosa kejahatan dan kenajisannya tidak mau dikoreksi. Betul-betul roti hidup, roti yang turun dari sorga itu sangat keras, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak banyak yang sanggup mendengarkannya. Tetapi kalau ada orang yang sanggup mendengarkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang berkuasa menyelidiki, mengoreksi dosa, itu merupakan kasih karunia.
Kita tergembala di kandang penggembalaan GPT “Betania” digembalakan oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itu kasih karunia, tidak perlu ragu.

Yohanes 6:61,66
(6:61) Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
(6:66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Tuhan mengetahui hati murid-murid-Nya itu bersungut-sungut setelah Ia menyampaikan firman tentang salib Kristus, sebab itu Yesus berkata; “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?”
Ketika Yesus diserahkan untuk disalibkan, di mulai dari taman Getsemani, iman dari 12 muridpun sudah tergoncang, tetapi mereka tetap setia tetap mengikuti kecuali Yudas Iskariot. Namun berbeda dengan pengikutan murid-murid yang lain, sebelum sampai kepada salib, mereka sudah mengundurkan diri, ibadah mereka tidak memuncak sampai kepada penyembahan, mereka gagal dan mengudurkan diri.

Banyak kegagalan terjadi kalau ibadah tidak sampai kepada penyembahan, gagal dalam nikah, ibadah, pelayana, gagal dalam pekerjaan dan segala sesuatu, itulah yang dialami dengan murid-murid yang lain. Bagaimanakan dengan kita, masih banyak kegagalan yang perlu diperbaiki? Kalau begitu jangan bersungut-sungut ketika dikoreksi oleh firman tentang salib.

Saya juga sebagai gembala sidang banyak kekurangan, sebagai suami banyak kekurangan. Seorang imam, baik pemimpin pujian, pembaca firman, kolekte, multimedia, singer, banyak terlihat kekurangan dan kekurangan dan itu kegagalan itu perlu kita perhatikan.
Namun tidak boleh menyerah, kesalahan terjadi dan sering dialami oleh setiap orang, tetapi setiap kesalahan dan pengalaman yang terjadi, jadikanlah  itu guru supaya tidak lagi terjadi kegagalan dan kegagalan di sana-sini.

Awal kegagalan orang-orang yang menolak Yesus sebagai nabi.
Yohanes 6:25-26
(6:25) Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
(6:26) Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Yesus berkata dengan jelas kepada orang banyak: “Sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.”
Perlu juga kita mengtahui tanda-tanda yang ada di dalam diri Yesus. Awalnya Tomas tidak percaya dengan tanda paku pada dua tangan dan dua kaki Yesus, juga bekas tombakan / satu tusukan di lambung Yesus, tetapi setelah melihat semua tanda itu Thomas percaya. Berbeda dengan orang banyak ini, mereka mengikuti Tuhan bukan karena tanda-tanda itu tetapi karena mujizat lima roti dan dua ikan. Dulu memang kita adalah orang yang jauh dari Tuhan, tidak percaya pada kuasa mujizat pertama; air menjadi anggur à keubahan hidup, tetapi setelah kita melihat, kita percaya, namun di sini orang banyak tetap saja tidak percaya, mereka mengikut Tuhan bukan karena tanda-tanda yang ada di dalam diri Yesus.

Sebab itu, kita lihat nasihat kepada orang banyak.
Yohaens 6:27
(6:27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Nasihat firman kepada orang banyak: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia.”
Kita giat bekerja melayani di tengah ibadah dan pelayanan ini karena firman Allah adalah jaminan hidup yang kekal. Tetapi di sini kita melihat, mereka berbondong-bondong mencari Tuhan hanya karena mujizat lima roti dan dua ikan, dan dikenyangkan oleh itu.
Manusia hidup bukan dari roti makanan,  melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Dan klau kita merindu Ia tidak akan memberikan batu tetapi roti hidup. Dia Bapa yang baik, Dia tidak akan memberikan batu kepada anak-anak yang meminta roti.

Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Makanan dari Yesus Kristus (Anak Allah), ialah;
-      Melakukan kehendak Allah yang mengutus Dia.
-      Menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Apa yang menjadi makanan yang dinikmati oleh Yesus Kristus, itu juga makanan yang harus kita nikmati. Kita giat bekerja melayani Tuhan hanya karena roti hidup, roti yang turun dari sorga, bukan karena yang lain-lain.

Respon orang banyak terhadap nasihat firman Tuhan.
Yohanes 6:28
(6:28) Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

Di sini orang banyak bertanya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

Kemudian, pertanyaan orang banyak itu dijawab oleh Yesus.
Yohanes 6:29
(6:29) Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Percaya kepada Yesus Kristus, Dialah yang telah di utus oleh Bapa, Dialah Roti hidup, Roti yang turun dari sorga. Pendeknya; percayalah kepada firman tentang salib Kristus, Dialah Roti hidup, jangan percayakan diri kepada pemberitaan firman yang lain.
Saya senang sekali melihat kesaksian mama Nisi, dia jujur kepada hati nurani. Banyak kali kita tidak jujur kepada hati nurani, adakalanya kita tahu itu baik tetapi tidak melakukannya, kita undur-undur, kita tunda-tuda bahkan kita sangkal, karena gengsi, harga diri, kepentingan diri sendiri.
Kita tahu bagaimana menempatkan Yesus sebagai kepala, tetapi seringkali kita sangkal, tidak mau menempatkan Kristus sebagai kepala. Sebetulnya, ini adalah kondisi rohani yang sangat dikuatirkan karena cepat atau lambat dia akan gagal dan mengudurkan diri.

Yohanes 6:30
(6:30) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?

Orang banyak kembali bertanya untuk kedua kali yaitu;
-      "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?”
-       “Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?”
Pertanyaan yang berulang-ulang menunjukkan bahwa orang banyak ini tidak percaya oleh karena kekerasan hati, kebebalan, kesombongan dan keangkuhan.

Yesus cukup satu kali mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan kita, tidak perlu dua kali. Oleh sebab itu segera percaya saja kepada Yesus, ini perbandingannya, tetapi di sini kita melihat orang banyak itu bertanya berkali kali dan setiap pertanyaan dilontarkan dengan banyak pertanyaan, menunjukkan bahwa mereka tidak percaya.

Saya kira kalau ada tugas yang Tuhan percayakan dalam ibadah dan pelayanan langsung saja kerjakan, jangan tanya berulang-ulang seperti orang banyak berkali-kali bertanya, padahal itu adalah cara mereka untuk menolak.  

Penyebab mereka tidak percaya kepada Yesus.
Yohanes 6:31-32
(6:31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.

“Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." Ini menunjukkan orang banyak masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Turat berarti mata ganti mata, gigi ganti gigi= mengerti yang benar tetapi mengerti juga melakukan yang jahat  = tidak sempurna dalam kebenaran dan kasih.

Kemudian, menjalankan ibadahnya hanya secara lahiriah = ibadah Taurat.
Ibadah lahiriah; bibir memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Artinya ; mereka mempersembahkan tubuhnya tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniahnya, sehingga mereka hanya bisa mengasihi sesama tetapi membenci musuh, tidak sempurna dalam kasih. Itu sebabnya Yesus lanjut berkata; "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.

Bandingkan dengan..
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Hukum Taruat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia datang dari Yesus Kristus, itulah roti yang turun dari sorga.
Hukum Taurat diberikan oleh Musa, berarti mereka yang berada di bawah hukum Taurat jauh dari kasih karunia (tidak memperoleh kasih karunia). Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak.

Inilah yang meyebabkan mereka akhirnya gagal mengikuti Tuhan, sehingga ibadah tidak sampai kepada penyembahan dan Yesus tidak tertarik menjadi Raja atas mereka. Bagaimana dengan kita dengan ukuran ibadah kita? Masih suka dolak dalik? Hari ini kita suka, lain kesempatan ketika Yesus to the point mengakui dirinya sebagai roti hidup, untuk mengoreksi dosa, apakah masih bersungut-sungut?

Jalan keluarnya.
Yohanes 6:67-68
(6:67) Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
(6:68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
(6:69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

12 murid yang diwakili oleh Simon Petrus percaya bahwa Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga, sehingga mereka mempercayakan hidup mereka kepada roti hidup itu sendiri, mereka tidak mempercayakan diri mereka, kepada pemberitaan firman yang lain, jangan garansikan hidup saudara kepada ajaran yang lain.

Kuasa dari roti hidup / roti yang turun dari sorga.
Yohanes 6:53-58
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
(6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Kuasa roti hidup / roti yang turun dari sorga:
-      Dibangkitkan pada akhir zaman.”
Kita lihat peristiwa itu..
Matius 27:50-53
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Inilah kuasa roti hidup; ada kebangkitan orang mati.
Kuasa kematian Yesus Kristus:
1.     Masuk ke kota kudus = melayani Tuhan.
2.     Menampakkan diri kepada banyak orang = menjadi kesaksian.

-      “Ia tinggal di dalam aku dan aku di dalam Dia” = Tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita  = penyatuan antara tubuh dengan kepala = Bapa di dalam anak dan anak di dalam Bapa.

-      “Ia akan hidup selama-lamanya.”
Sekalipun hayat masih dikandung badan tetapi apabila ia tidak makan roti hidup, roti yang turun dari sorga ia sudah mati sebelum Yesus datang pada kali yang kedua, tetapi kalau kita makan roti hidup, roti yang turun dari sorga, sekalipun dia mati, dia akan hidup untuk selama-lamanya = berada di dalam kerajaan yang kekal, itulah kerajaan yang tak tergoncangkan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment