KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 13, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 5 JANUARI 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN,  5 JANUARI 2016

“KITAB KOLOSE”
 (SERI 67)

Subtema : TANPA PENYEMBAHAN TIDAK DAPAT MENGUASAI HATI

Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan untuk yang pertama kali (ibadah sulung) di tahun 2016.

Segera kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat rasul Paulus yang dikirim kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-     Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-     Orang fasik dengan segala kefasikan mereka.
Mereka itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya; setiap perbuatan jahat adalah tanda bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.

Lebih jauh kita memperhatikan yang dahulu hidup jauh dari Allah...
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti:Tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada kematian.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut. Itulah keadaan orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa, antara lain;
-     Mengikuti jalan dunia ini.
-     Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
-     Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.

Kita masih memperhatikan....
Keterangan: MENTAATI PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya: Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan angkasa)?
Jawabnya: Mereka adalah orang-orang yang sedang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = memberontak = melawan kepada Allah.

Kita lihat salah satu peristiwa ketika bangsa Israel memberontak kepada Allah...
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

Bangsa Israel berkata-kata melawan Allah dan Musa = memberontak = dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Memberontak adalah tanda bahwa bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati mereka.
Ketika seseorang sudah tidak dapat lagi menguasai hati, di situ banyak pemberontakan-pemberontakan, itulah yang disebut pendurhakaan. Semoga dalam kandang penggembalaan ini tidak terjadi lagi hal itu, semua itu masa lalu dan semua masa lalu itu adalah pengalaman dan pengalaman adalah guru yang terbaik, jadikanlah pengalaman itu guru yang terbaik.

Perlu diketahui: Ketika Tuhan menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, tujuannya; untuk mengusahakan dan memeliharakannya.
Kita ditempatkan dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon untuk menguasahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, tetapi syaratnya; harus mematuhi aturan-aturan yang sudah Tuhan tetapkan. Sebab itu, kita menjalankan ibadah ini tidak boleh menggunakan aturan sendiri, kita juga harus memelihara taman hati kita, sebab dari sanalah terpancar kehidupan. Hati adalah cerminan hidup.

Matius 15:18
(15:18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.

Perhatikan, ketika bangsa Isreal berkata-kata melawan Allah dan Musa mereka menjadi najis, sebab apa yang keluar dari mulut semuanya berasal dari hati.
Jadi kalau hati tidak dapat dikendalikan, seseorang menjadi najis, itu sudah pasti.

Matius 15:19
(15:19) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Dari hati timbul: (1) Pikiran jahat, (2) pembunuhan, (3) perzinahan, (4) percabulan, (5) pencurian, (6) sumpah palsu (7) hujat, sehingga seseorang menjadi najis.

1 Korintus 10:1-5
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.

Di sini kita melihat, yaitu; Tuhan menewaskan bangsa Israel di padang gurun, karena Tuhan tidak berkenan kepada bagian orang-orang besar dari bangsa Israel dan ini merupakan contoh dan peringatan bagi kita.
Bangsa Israel melakukan segala yang jahat karena mereka sudah tidak dapat lagi menguasai hati mereka.

1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
(10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
(10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.

Ada 4 perkara yang terjadi ketika bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati:
Pertama: “Menyembah berhala” kisahnya terdapat pada Keluaran 32:6.
Mereka mendirikan patung anak lembu emas tuangan, mereka menyembah sekaligus mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban di atasnya untuk anak emas lembu tuangan itu. Artinya; bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang lebih dari Tuhan.
Kalau uang, harta, kekayaan, pekerjaan nomor satu, sehingga kita jauh dari ibadah dan pelayanan, itu penyembahan berhala. Mungkin kita tidak mendirikan arca dan patung di rumah, tetapi kalau ada yang lebih dari Tuhan itu adalah penyembahan berhala.

Sehingga akibatnya.
-     "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum.”
Mereka jatuh dalam dosa makan dan minum, itulah dosa merokok, narkoba dan minum-minuman keras.
-     “Bangunlah mereka dan bersukaria."
Bersukaria karena berhala, mengarah kepada dosa kenajisan.
Ini akibat kalau jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Saya sudah katakan di atas tadi, dari hati tercermin kehidupan.

Kedua: “Melakukan percabulan”, sesuai dengan Bilangan 21:1-18.
Mereka berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, sekaligus menyembah berhala-berhala dari orang-orang Moab dan mereka turut makan dari persembahan yang akan dipersembahkan kepada berhala tersebut, sehingga pada suatu hari telah tewas 23.000 orang dari mereka, ini merupakan peringatan bagi kita.
Saya berkali-kali mengingatkan teramat lebih pemuda dan pemudi, jangan karena kenalan dengan lawan jenis, kita tinggalkan ibadah dan pelayanan dan akhirnya kita turut menyembah apa yang dia sembah, itu adalah perzinahan secara rohani. Dan Tuhan tidak perduli, satu hari saja Tuhan bisa tewaskan 23.000 orang dari bangsa Israel.

Ketiga: “Bangsa Israel mencobai Tuhan.”
Mari kita lihat sejenak ketika mereka mencobai Tuhan...
Bilangan 21:5
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

Di sini bangsa Israel mencobai Tuhan soal makanan dan minuman.
Teladan yang baik yang diberikan oleh Yesus adalah; setelah Ia berpuasa 40 hari dan 40 malam, Ia tidak terpengaruh soal makan dan minum, Ia tetap kembali pada apa yang tertulis di Alkitab, yaitu: “Manusia hidup bukan dari roti makanan saja, melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.”
Kalau seseorang sudah melepaskan firman Allah, pasti seringkali mencobai Tuhan soal makanan, minuman, soal ini dan itu.

Akibatnya:
Bilangan 21:6
(21:6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

Atas seizin Tuhan ular-ular tedung memagut bangsa Israel, sehingga banyak dari mereka yang mati.

Keempat: “Bangsa Israel bersungut-sungut dihadapan Tuhan.”
Kisah ini pada Bilangan 16:41-49; setelah bangsa Israel binasa, di telan oleh bumi karena pemberotakan dari bani Korah yang mempengaruhi bangsa Israel, Musa berdoa untuk mereka supaya Tuhan ampuni dosa mereka. Setelah Tuhan mendengar doa, bangsa Israel kembali bersungut-sungut dan mempersalahkan Musa oleh karena kematian bani Korah dan pengikutnya.

Saudaraku, sering kali kita juga bersungut-sungut karena hati kita tidak puas, ibadah dan pelayanan tidak sesuai dengan selera hati. Hati bangsa Israel tidak puas, mereka bersungut-sungut melihat bani Korah binasa, ditelan oleh bumi, namun setelah dosa mereka diperdamaikan lewat doa Musa, besoknya hati mereka bersungut-sungut lagi. Ini sangat berbahaya sekali tentunya dan ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Pengalaman bangsa Israel ini adalah contoh yang baik bagi kita, juga pengalaman dan segala kegagalan-kegagalan kita dalam mengikut Tuhan selama ini merupakan guru yang terbaik, supaya jangan lagi kita salah-salah, jangan ada lagi penyembahan berhala, percabulan, jangan lagi kita mencobai Tuhan soal makan dan minum dan jangan lagi bersungut-sungut.  
Kalau empat hal di atas pernah terjadi dalam hidup kita, kiranya jangan terulang lagi. Dan saya katakan kembali, kalau empat hal ini terjadi, itu karena tidak ada penguasaan hati.

Kita kembali menyelidiki bangsa Israel...
1 Korintus 10:1-2
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

Bangsa Israel telah dibaptis dalam awan dan laut.
Awan à baptisan Roh Kudus.
Laut à baptisan air.
Kalau kita gunakan pola Tabernakel, pintu gerbang artinya; percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Lalu berada di halaman, di situ terdapat dua alat, itulah; mezbah korban bakaran artinya; orang yang sudah percaya, mau tidak mau harus bertobat. Bejana kolam pembasuhan à baptisan air. Pintu kemah itulah baptisan Roh Kudus.

1 Korintus 10:3-4
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

“Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan minum minuman rohani yang sama."
Ayat ini kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada ruangan suci.
Makan, makanan rohani yang sama” à meja roti sajian.
“Minum-minuman rohani yang samaà pelita emas.

1 Korintus 10:5-6
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,

Tetapi di sini kita perhatikan; “Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka” dan akhirnya mereka ditewaskan di padang gurun.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel;
-     Laut à baptisan air, terkena kepada bejana kolam pembasuhan.
-     Awan à baptisan Roh, terkena pada pintu kemah.
Tujuannya; memisahkan halaman dengan ruangan suci, ibadah tidak boleh berbau daging.

Kemudian pada ayat 5 mereka;
-     Makan. Makanan rohani itulah firman Allah.
-     Minum. Minuman rohani itulah Roh Kudus.
Makanan terkena kepada meja roti sajian, sedangkan minuman terkena kepada pelita emas, tetapi di situ tidak disebutkan dengan doa penyembahan. Jadi, mereka mengikuti Tuhan, mengiringi Tuhan di padang gurun, tetapi ibadah mereka tidak sampai pada doa penyembahan, sehingga tidak berkenan.
Kita boleh saja mengerti firman dan dipenuhkan Roh Kudus, tetapi kalau tidak mempersembahkan hidup, menyerahkan hidup kepada Tuhan, semua itu tidak ada artinya, sehingga Tuhan tidak berkenan dari bagian besar bangsa Israel, Tuhan tewaskan mereka di padang gurun.

Ibadah kita harus masuk pada ukuran yang benar, yaitu; sampai pada doa penyembahan. Kalau tidak sampai pada doa penyembahan seseorang tidak dapat menguasai hatinya, sehingga berani berkata-kata melawan Allah dan hamba Tuhan. Sebaliknya, kalau ibadah kita sudah sampai pada penyerahan hidup secara total / penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan, tidak akan berani berkata-kata melawan Allah dan hamba Tuhan, karena hatinya telah dikuasai oleh kasih Allah.
Tuhan memberikan pengertian bagi kita semua dan kita patut bersyukur di sini. Sekali lagi saya katakan tidak ada artinya kita mengerti firman dan melayani Tuhan, tetapi tidak sampai pada doa penyembahan, penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Kita tahu dalam Roma 12:1 dikatakan; “...Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.  Pendeknya, penyerahan adalah: Ibadah yang sejati.

Kita lihat...
1 Korintus 6: 13
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.

“Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan”, itu yang sebenarnya, ukuran baku secara lahiriah, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah / segala sesuatu yang sifatnya lahiriah akan dibinasakan.
Yang Tuhan mau adalah supaya kita mempersembahkan  hidup sepenuhnya untuk Tuhan, supaya jangan ditewaskan. Yang Tuhan mau kita menyerahkan hidup, ibadah harus memuncak sampai kepada penyembahan, penyerahan diri sepenuhnya.

Saya bersyukur sekarang, yang mengikuti doa penyembahan semakin bertambah-tambah, ibadah itu sudah mulai berjalan terus supaya masuk dalam ukuran, ibadah memuncak sampai kepada penyerahan diri sepenuhnya, tidak lagi separuh. Banyak orang mengira puncak ibadah adalah ibadah raya minggu, kenapa? Karena mereka tidak menggunakan pola Tabernakel sebagai miniatur kerajaan sorga.

Jalan keluarnya.
Keluaran 30:7-8
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.

Di sini dikatakan harus membakar ukupan dari wangi-wangian tiap-tiap pagi dan tiap-tiap senja.
-     Tiap-tiap pagi untuk sepanjang hari.
-     Tiap-tiap senja untuk sepanjang malam.
Kesimpulannya; doa harus dipanjatkan kepada Allah siang dan malam, baik doa pribadi, baik doa bersama dari sidang jemaat / doa  berjamaah seperti malam ini.

Hal yang harus diperhatikan dalam doa penyembahan.
Keluaran 30:9
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Pertama: “Jangan ada ukupan asing.”
Jadi tidak diperbolehkan membakar ukupan asing = doa harus bermotif yang murni.
Sering kali kita menyembah dan berdoa kepada Tuhan, tetapi salah-salah. Dalam doa penyembahan tidak berlaku;
-     Keinginan daging.
-     Hal yang tidak benar, misalnya; dusta.
-     Kepentingan diri sendiri.
-     Kehormatan dan kebanggaan diri.
-     Semangat dan kemampuan diri, dihapal-hapal dan lain sebagainya.
-     Tradisi atau kebiasaan.
-     Api setan.
Jangan menyembah dengan mengucapkan kata-kata yang kaitannya dengan roh jahat dan roh najis, saya paling peka di situ. Satu kali seseorang mengucapkan kata-kata, walaupun saya tidak tegor, saya tetap tahu kalau itu ukupan asing, jangan lagi, itu tidak boleh.

Jadi, doa harus bermotif murni dan hasil dari penyucian firman. Doa hanya terarah kepada Allah saja, jangan sampai mengucapkan kata-kata tetapi terarah kepada yang lain-lain.  

Wayu 19:10
(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."

“Kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” Biarlah kita menyembah Allah dalam roh dan nubuat / kebenaran .
Itulah hasil penyucian dari firman dan Roh Kudus. Kalau penyerahan diri kita ini masih kepada yang lain–lain, terlihat dari setiap doa masih ada ukupan asing. Malam ini kita membutuhkan kesaksian Tuhan supaya kita tidak tewas dalam pengiringan kita, seperti bangsa Israel.

Kedua: “Jangan mempersembahkan korban bakaran, korban sajian, korban curahan.”
Artinya; ketentuan-ketentuan dasar hukum Taurat tidak berlaku, karena hukum Taurat melemahkan kehidupan doa seseorang.
Dalam hukum Taurat; kambing domba atau lembu jantan muda, semua dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran, bukan sebagai ukupan. Kemudian saat mempersembahkan korban bakaran disertai juga dengan korban sajian, setelah disembelih, darahnya dicurahkan di dinding-dinding mezbah korban bakaran itu. Ini adalah ibadah Taurat; melemahkan kehidupan doa. Mata ganti mata, gigi ganti gigi = kejahatan di balas dengan kejahatan, itu melemahkan kehidupan doa, tidak boleh dipersembahkan sebagai ukupan.

Biarlah kiranya kita mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan. Syaratnya; jangan lagi ada ukupan asing dan hukum Taurat.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment