KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 16, 2016

IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL 2015

IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL 2015

Tema : HAMBA YANG JAHAT DAN HAMBA YANG SETIA

Shalom...!
Salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kasih Tuhan kita boleh melangsungkan ibadah pembubaran panitia  Natal 2015.
Di mulai dari ibadah natal sekolah Minggu dan pendidikan agama Kristen, juga ibadah natal pemuda remaja, sampai akhrinya ibadah natal persekutuan pengajaran Tabernakel yang dihadiri oleh beberapa hamba Tuhan dan dilanjutkan lagi dengan ibadah malam natal pada tanggal 24, semuanya boleh berjalan dengan baik, dan Tuhan cukupkan segala sesuatunya, karena kemurahan hati Tuhan.

Namun kita tidak boleh merasa puas, dalam setiap usaha-usaha yang telah kita capai dan yang telah kita kerjakan tetapi justru dalam ibadah pelayanan kita harus semakin meningkat baik dalam penyerahan kepada Tuhan, itu yang didambakan oleh Tuhan, karena seorang hamba itu mengabdi, bukan dilihat dari kepintaran seorang hamba.
Kalau seorang hamba Tuhan menyerah pasti dipakai. Kalau seorang hamba masih menggunakan logika / pikirannya sendiri, tidak akan pernah bisa dipakai oleh Tuhan, sampai kapanpun. Biarpun saya mengorbitkan seseorang, kalau dia tidak dipakai Tuhan, tidak akan dipakai. Sebab yang memakai seorang hamba bukan manusia, tetapi Yesus Kristus, Dialah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Biarlah kita tingkatkan ibadah pelayanan kita kepada Tuhan di tahun 2016 dan seterusnya. Kita lepaskan diri dari perbuatan yang jahat karena kita adalah hamba Tuhan, hamba kebenaran, untuk menyenangkan hati Tuhan dan hamba-hamba Tuhan.

Kita segera memperhatikan firman dari...
Matius 24:45-51
(24:45) "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
(24:47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
(24:48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
(24:49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,
(24:50) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya,
(24:51) dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."

Di sini kita melihat perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat.
Kita terlebih dahulu memperhatikan: Hamba yang jahat.
Pekerjaan dari hamba yang jahat, antara lain;
Memukul hamba-hamba lain = menyakiti sesama pelayan.
Barangkali tangan tidak memukul dan menampar tetapi dengan cara iri hati, dengki dan fitnah, itu juga salah satu cara memukul hamba-hamba lain, sesama pelayan.

Apakah itu benar atau salah?
1 Korintus 12:7-10
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8 ) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Ada 9 karunia yaitu; (1) Berkata-kata dengan hikmat. (2) Karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (3) Memberikan iman. (4) Karunia untuk menyembuhkan. (5) Mengadakan mujizat. (6) Karunia untuk bernubuat. (7) Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. (8) Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh. (9) Karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
                                          
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Karunia-karunia Roh Kudus berbeda-beda tetapi semuanya dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama. Kemudian, Tuhan memberikan karunia-karunia Roh itu kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakinya. Tujuannya; untuk kepentingan bersama.
Karunia-karunia Roh itu berbeda-beda tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, sehingga tidak saling menyakiti. Kalau sumbernya dua pasti saling menyakiti dan terjadi persaingan yang tidak sehat.
Berarti kalau seorang hamba Tuhan memukul hamba yang lain, sebetulnya ia tidak layak untuk melayani Tuhan.

1 Korintus 12:4
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

Jadi sekalipun  karunia itu berbeda-beda sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.

1 Korintus 12:5
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

Kemudian, ada rupa-rupa pelayanan = pelayanan yang berbeda-beda, tetapi melayani Tuhan yang satu bukan Tuhan yang lain-lain.
Kalau yang kita layani adalah Tuhan pasti tidak saling menyakiti, tetapi kalau yang dilayani adalah daging pasti saling menyakiti diantara hamba-hamba Tuhan.
Jadi kiranya jangan melayani Tuhan karena ada kepentingan pribadi supaya tidak saling menyakiti / memukuli hamba-hamba yang lain.

1 Korintus 12:6
(12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Hamba Tuhan hanyalah alat, sebab segala sesuatu perbuatan ajaib itu Allah adalah satu yang mengerjakannya dalam semua orang. Pendeknya, seorang hamba Tuhan tidak perlu bermegah / sombong.

Mari kita tinjau lagi dari sudut yang lain...
Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Tuhan memberikan lima jabatan antara lain; (1) Rasul. (2) Nabi. (3) Pemberita Injil. (4) Gembala. (5) Pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus.
Tujuannya: bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, artinya bukan untuk kepentingan pribadi / perseorangan.
Jadi, tidak ada di sini sifatnya penonjolan diri, tidak untuk menyakiti hamba-hamba lain.

1 Korintus 4:13-14
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Bukti terwujudnya pembangunan tubuh Kristus.
a.     Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman.”
Seseorang bisa saja beriman, tetapi belum tentu ada kesatuan iman antara yang satu dengan yang lain.
Kesatuan iman = satu visi dan satu misi di dalam pembangunan tubuh Kristus, saya berharap itu terjadi dalam kandang penggembalaan ini.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat... Ibrani 11:1.

Oleh sebab itu sidang jemaat, terlebih para imam yang sudah melayani, mari kita bersatu hati, satu visi, satu misi di dalam pembangunan tubuh Kristus, yang menjadi kerinduan Tuhan.
Sebab itu tolong diperhatikan, jangan lagi ada roh egosentris / kepentingan diri sendiri.
Gembala mempunyai visi dan misi tetapi sidang jemaat mengambil jalannya masing-masing dan mengikuti hatinya masing-masing, tidak mungkin terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

b.     Mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.”
Tidak semua orang mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Kenapa saya mengatakan seperti itu? Buktinya; ada pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, juga ada anak-anak Tuhan yang beribadah hanya untuk mencari mujizat-mujizat, yang sifatnya lahiriah.
Mujizat pertama: Air berubah menjadi anggur, artinya; ada keubahan di dalam hidup.
Mujizat kedua: Anak yang sakit dan akan menuju kepada kemaatian disembuhkan.
Kedua mujizat ini sama-sama terjadi di negeri Kana, tetapi mujizat yang pertama adalah keubahan hidup, jadi bukan hal-hal yang lahiriah; kesembuhan dan lain sebagainya.
Mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah berarti mengenal pribadi Yesus yang disalibkan / mengenal korban Kristus.

Sebagai contoh...
Yohanes 4:10-12
(4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
(4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"

Di sini kita melihat sudut pandang dari perempuan Samaria, masih dikuasai hal-hal yang lahiriah.
Artinya; belum mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, oleh sebab itu dia berkata: ”Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?”
Dia belum mengenal Tuhan secara pribadi, oleh karena pikirannya masih terikat pada perkara lahiriah.

Bukti bahwa pikirannya terikat pada perkara lahiriah: dilihat dari pernyataan perempuan Samaria itu yaitu; "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam.”
Banyak orang Kristen mengikut Tuhan hanya karena melihat dari sisi timbanya.
Timba à hamba Tuhan yang mampu memuaskan dari sisi lahiriah = sudah terkenal apa belum, sudah masuk televisi atau belum.

Kemudian, ia lanjut lagi berkata; Sumur ini amat dalam, dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?”
Saudaraku, perlu diketahui; kasih Yesus lebih dalam dari lautan, lebih luas dari Samudera, lebih tinggi dari langit biru dan isi hati Tuhan begitu dalam dan kita boleh melihat isi hati Tuhan yang dalam sejauh kita mau menyerahkan diri, mau menyerahkan isi hati kita kepada Tuhan, tergantung penyerahan diri kita masing-masing.
Jadi bukan tergantung gereja besar, bukan dilihat dari timbanya (hamba Tuhan tersebut sudah masuk televisi atau belum)?
Saya paling berbahagia mendengarkan firman pengajaran ini, kalau firmanya dua tiga ayat, kemudian ditambahkan cerita isapan jempol, itu sama dengan firman ecek-ecek.

Pikiran dari perempuan Samaria masih terikat dengan perkara lahiriah, masih melihat dari sisi timbanya, mengukur-ukur, menilai-nilai dan lain sebagainya, dia tidak melihat dari pembukaan rahasia firmannya, dari sisi ke dalaman hati Tuhan = belum mengenal pribadi Yesus dengan sempurna.

1 Korintus 4:13-14
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Sehingga, perempuan Samaria ini menjadi haus, sebab ia hanya minum dari air yang berasal dari sumur Yakub. Sumur Yakub à dunia dengan segala isinya.
Dunia ini tidak mampu memuaskan rasa dahaga seseorang siapapun dia. Sebab itu kalau kita perhatikan orang dunia tidak ada puas-puasnya di dalam hidup mereka.

1 Korintus 4:14-18
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."                           
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Bukti perempuan Samaria tersebut masih haus, ia tidak puas dengan satu laki-laki = memiliki lima suami = dikuasai roh najis.
Orang yang terikat dengan perkara lahiriah = manusia daging, sedangkan manusia daging digambarkan dengan binatang, yang ditunggangi oleh perempuan kekejian / pelacur besar / wanita babel Wahyu 17:1-6.
Tidak cukup dengan satu suami, dua suami, sampai memiliki lima suami, sebab itu Yesus berkata; “yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.”

Malam ini saatnya bagi hamba-hamba / imam-imam yang melayani Tuhan terlepas dari perkara lahirah, sama seperti rasul Paulus, setelah manusia batiniahnya dibaharuai dari sehari ke sehari manusia lahiriahnya merosot. Tetapi kalau manusia lahirah naik, maka manusia batiniah yang merosot.
Maka mereka yang menjalankan ibadah secara lahiriah / liturgis sama seperti gereja lama beribadah hanya untuk; pamer baju, pamer perhiasan, pendeknya, pamer kekayaan secara lahiriah.

Kelebihan perempuan Samaria...
Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

Perempuan Samaria mau mengakui Yesus adalah seorang nabi, artinya; memberi diri dikoreksi, diselidiki oleh firman nubuatan.
Tugas seorang nabi adalah; mengoreksi dan menyelidiki, segala sesuatu yang terkandung di dalam hati.

Kalau kita mau dikoreksi, diselidiki dari segala dosa kejahatan dan dosa kenajisan, pasti kita suka mendengarkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.  Saya pastikan itu, saya tidak ragu mengatakan itu.
Pendeknya, setelah disucikan oleh firman para nabi, perempuan Samaria ini mengenal Yesus secara pribadi.

Tanda-tanda setelah disucikan:
Yohanes 4:28-29
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
(4:29) "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"

Pertama: Perempuan Samaria itu meninggalkan tempayannya di situ.
Artinya; meninggalkan segala kehidupan lama dan tabiat-tabiat daging.
Tempayan à daging dengan segala tabiat-tabiatnya, sebab tempayan itu terbuat dari tanah liat.
Kedua: Menjadi kesaksian bagi sesamanya.
Ini bukti seseorang sudah mengenal Yesus secara pribadi.

c.     Kedewasaan penuh.”
Anak domba Paskah itu berumur satu tahun = kedewasaan penuh.
Berbicara tentang Anak domba paskah berarti menjadi domba sembelihan, yaitu; jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk.
Kalau belum dewasa, dia belum bisa menjadi domba sembelihan, karena mudah menangis, mudah senyum, tetapi mudah tesinggung, rohanianya belum stabil dan mudah bersungut-sungut.

d.     “Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
= menempatkan Kristus sebagai kepala.

2 Timotius 2:20-21
(2:20) Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
(2:21) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Kalau menyucikan diri dari hal-hal yang jahat (tidak memukuli hamba-hamba lain) dipandang layak untuk dipakai menjadi alat kemuliaan Tuhan untuk pekerjaan yang mulia.
Yang memakai seorang imam untuk melayani bukan gembala sidang tetapi Yesus Kristus, yang adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Jadi jangan salah, jangan keliru, yang memakai seorang imam / pelayan adalah Tuhan, bukan gembala sidang.

2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Yang perlu diperhatikan oleh seorang hamba Tuhan adalah:
Kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, damai, bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni, yaitu; hamba-hamba Tuhan yang lain.
Perlu diketahui, seorang hamba, melayani Tuhan harus dengan hati yang murni.

2 Timotius 2:23
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

Kemudian, hindarilah soal-soal yang dicari-cari, jangan timbulkan perkara, seperti orang-orang yang dipengadilan sana mencari-cari soal-soal / perkara.
Soal-soal yang dicari-cari = bodoh = memukul hamba-hamba lain.

2 Timotius 2:24
(2:24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

Yang tidak kalah penting, seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah.
Kemudian, ia harus cakap mengajar dan sabar.
Cakap mengajar = perkataan yang keluar dari mulut seorang hamba Tuhan sifatnya membangin, menghibur, menasihati terhadap semua orang.
“Dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran...” 2 Timotius 2:25.

Dampak negatif menjadi hamba yang jahat / memukul hamba lain.
Matius 24:49
(24:49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,

Jatuh dalam dosa makan minum = dosa rokok, narkoba, dan minum-minuman keras = hidup menurut hawa nafsu daging.
Kemudian, hamba yang jahat melakukannya bersama dengan pemabuk-pemabuk.

1 Tesalonika 5:4-7
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.

Orang yang mabuk = orang-orang yang berada dalam kegelapan.
Orang yang berada dalam kegelapan tujuannya hanya satu; untuk menyembunyikan dosa, sebab kegelapan malam adalah tempat yang efektik untuk menyembunyikan dosa, sedangkan kalau ia datang kepada terang, maka dosanya itu terlihat.
Kemudian, orang-orang malam ini selain suka mabuk, juga suka tidur.
Tidur itu pengertiannya = malas, maka, hamba Tuhan / imam-imam tidak boleh malas.
Barangkali masih menyembunyikan dosa, yaitu; dosa kejahatan terlebih dosa kenajisan, harus diakui kepada Tuhan dan kepada sesama, supaya selesai, tidak berlanjut-lanjut dengan dosa masa lalu.

Ciri-ciri hamba yang jahat.
Matius 24:48-49
(24:48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
(24:49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,

Melakukan tugasnya pada saat tuannya ada saja = beribadah seperti malaikat, di luar ibadah seperti Setan.
Berarti pada saat tuannya tidak ada dia seenaknya sendiri, tidak melakukan tugas dengan semestinya, pendeknya tidak bertanggungjawab.
Melayani seperti malaikat, di luar ibadah hidup menurut hawa nafus dan keinginan daging.

Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Hamba-hamba taat kepada tuannya, bukan pada saat dilihat saja, tetapi pada saat tuannya itu juga tidak ada, dan ia harus melakukannya sama seperti kepada Tuhan = dengan tulus hati = hamba yang takut Tuhan.
Melayani harus sama seperti untuk Tuhan.

Kolose 3:23
(3:23) Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Kita melakukan tugas-tugas dalam kandang penggembalaan ini semuanya untuk Tuhan bukan untuk manusia = tanpa kepentingan pribadi.

Kolose 3:24
(3:24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Kalau kita melakukannya dengan tulus, murni disertai dengan takut akan Tuhan kita akan menerima upah dari Tuhan.
Perlu diketahui: Tuhan ada, Dia senantiasa memperhatikan setiap hamba-hamba-Nya yang takut akan Tuhan.

1 Petrus 2:18
(2:18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

Bahkan kepada yang bengis sekalipun kita tunjukkan ketundukkan itu.

Akibat memukuli hamba-hamba lain.
Matius 24:51
(24:51) dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."

Tuan itu akan membunuh hambanya, senasib dengan orang munafik = binasa, menuju kepada kematian kekal.
Munafik = di luar dan di dalam tidak sama, itulah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, melayani tetapi masih berada di bawah hukum Taurat.

Jalan keluarnya: Dari sisi hamba Tuhan yang setia.
Matius 24:45-46
(24:45) "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

Hamba yang setia melakukan tugasnya dengan tepat dan benar = bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh tuannya.
Kalau kita perhatikan study Yusuf pada ibadah kaum muda remaja, dia adalah seorang hamba Tuhan yang mampu menyenangkan hati tuannya, itulah Potifar, karena dia sudah dibeli dan harganya sudah lunas di bayar oleh Potifar, berarti dia hamba bagi Potifar.

Sekarang kita lihat hamba yang setia, berarti kita perhatikan kata: Setia.
Filipi 2:5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sebagai Anak, Yesus Kristus taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Jadi pelayanan Yesus di atas muka bumi ini bukan sekedar mengadakan tanda-tanda heran / mujizat-mujizat tetapi taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Sebab itu biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam pribadi Yesus Kristus.

Untuk menjadi hamba yang setia diawali dengan;
a.     Dipanggil.
Orang yang dipanggil berarti harus dengar-dengaran, seperti Samuel. Allah memanggil dia sebanyak tiga kali dan ia berkata; “Ya Bapa.”
Yesus juga sebagai Anak, dengar-dengaran, sebagai bukti untuk mewujudkan rencana Allah, Yesus berkata; “Ya Bapa, sekiranya mungkin cawan ini berlalu.... tetapi kehendak-Mulah yang jadi”...Matius 26:42.
Jadi orang yang dengar-dengaran patuh pada ajaran yang benar = taat.
b.     Dipilih.
Golongan yang dipilih memakai pakaian pesta = bersuasanakan kebangkitan à orang-orang yang melayani.
c.     Setia.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Setelah dipanggil, dipilih, selanjutnya setia. Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.

Ciri-ciri orang yang setia.
Matius 24:45
(24:45) "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

Hamba yang setia: Juga seorang hamba yang bijaksana.

Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Orang yang bijaksana mendirikan rumahnya di atas batu = berdiri di atas korban Kristus.
Batu = dasar bangunan = korban Kristus.
Seorang imam yang bijaksana dapat dilihat dari pendiriannya, kalau dia benar-benar berdiri di atas korban Kristus pasti bijaksana. Melayani Tuhan dengan tolak ukur salib Kristus, pasti bijaksana.
Perlu diketahui; Landasan hidup dari setiap orang adalah salib / korban Kristus.

Matius 7:26
(7:26 )Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

Sebaliknya, orang bodoh mendirikan rumahnya di atas dasar pasir.
Artinya; hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Yang menjadi tolak ukur kita dalam melayani Tuhan adalah salib Kristus = berdiri di atas korban Kristus, pasti bijaksana, menyikapi segala masalah bijaksana, menyikapi segala sesuatu perkara pasti bijaksana, tidak gegabah, mengambil suatu keputusan pasti bijaksana, bicaranya juga pasti bijaksana, tidak berpihak.

Kelebihan orang bijaksana:
Pertama: “Tahan terhadap ujian”, baik ujian yang datang dari atas; itulah Iblis / Setan, roh jahat dan roh najis, dan juga tahan terhadap angin-angin palsu.
Dasar kita itu adalah iman, jadi imannya tidak digeser oleh perkara lahiriah, tidak dapat digeser oleh segala sesuatu yang tidak suci = tahan uji.
Kedua: “Dengar-dengaran.”
Dengar-dengaran = mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Kalau orang bodoh, pikirannya picik, dia selalu berkanjang pada pengetahuannya, pengertiannya sendiri, jadinya bodoh (banyak melakukan kesalahan) dan tidak tahan uji.

Praktek hamba setia.
Matius 24:45-46
(24:45) "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
(24:46) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.  

Memberi makanan pada waktunya. Berarti; bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dipercayakan oleh tuannya.
Jadi hamba Tuhan ini tugasnya memberi makan pada hamba-hamba yang lain, bukan malah memukulnya.

Makanan rohani kita adalah firman, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada meja roti sajian.
Kebenaran firman adalah makanan rohani itulah yang harus kita sajikan tepat pada waktunya, duduk atau berdiri, dan dalam segala perkara, kita memberi makanan pada orang lain = menjadi meja roti pertunjukkan, menyajikan kebenaran pada orang lain.
Misalanya; kalau orang lain marah-marah tidak mau menyahut (diam saja), walaupun benar.
Pendeknya, membalas kejahatan dengan kebenaran = memberi makan pada waktunya.

Tuhan itu ada Dia duduk di atas takhta-Nya, Dia hidup, Dia tidak pernah tertidur, Dia selalu melihat, oleh sebab itu kita harus memberi pertanggungjawaban tepat pada waktunya.
Jangan seperti hamba yang jahat tadi, ketika tidak ada tuannya ia memukul hamba-hamba lain = tidak bertanggungjawab.

Hasil yang dicapai oleh hamba yang setia.
Matius 24:47
(24:47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Hamba yang setia itu diangkat untuk menjadi pengawas atas segala miliknya / segalanya dipercayakan kepada hamba yang setia, sama seperti Yusuf... Kejadian 39:6-8.
Kalau dulu kita hanya dipercaya untuk beres-beres, ngelap-ngelap kursi, pel lantai, tetapi karena setia terhadap panggilan dan pilihan tadi, naik, menjadi menyusun kursi, setia lagi, mulai menghidupkan lampu, setia lagi mulai dipercaya pegang Alkitab dan lain sebagainya.
Kepercayaan Tuhan semakin besar bukan semakin berkurang, kalau semakin berkurang jangan salahkan orang, intropeksi diri, menangis malam ini di bawah kaki Tuhan, Tuhan tampung segala air matamu.

Ada resiko ketika semakin dipercayakan, otomatis, hati, pikiran, tenaga, bahkan kekuangan tersita, sampai kita tidak mempunyai hak atas diri sendiri, selain untuk Tuhan Yesus Kristus, tetapi itu jauh lebih baik, supaya hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus di dalamku.
Jadi Tuhan bukan semakin membuat kita susah,  tetapi supaya hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus di dalamku = segambar dan serupa dengan Allah.
Tuhan baik, sekalipun hati, pikiran, tenaga tersita, tetapi dengan tujuan yang mulia, supaya tidak ada lagi egosentris, melainkan hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus di dalamku.

2 Timotius 2:21
(2:21) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Sekali waktu pelayanan di Nias, saya berdiri di mimbar, Yosua teryata juga berdiri di mimbar, sebagai pembaca, saya berharap dia ada dibelakang saya.
Kalau Tuhan sudah mengangkat engkau Setanpun tidak bisa menahan, sesuai dengan firman; “dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”
Bayangkan, seorang pemuda dipakai untuk melayani Tuhan sebagai pembaca dihadapan hamba-hamba Tuhan, ini adalah hal yang luar biasa.

Semakin kita menyerahkan diri semakin kita dipakai, semakin kita menyerahkan diri semakin dikuduskan. Emas perak kita tidak punya, hanya penyerahan diri dan kerinduan saja, pasti kita dipakai, itu tidak akan meleset. Firman Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada, apa yang tidak pernah didengar telinga, yang tidak timbul di dalam hati, yang tidak pernah dipikirkan oleh manusia, itu yang diberikan oleh Allah.

2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Hindarilah nafsu orang muda, kejarlah keadilah, kesetiaan, kasih, damai, bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Amin.

Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt . Daniel U. Sitohang.

No comments:

Post a Comment