KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, February 14, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 5 FEBRUARI 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB,  5 FEBRUARI 2016

“KITAB MALEAKHI”

Subtema : IBADAH SEHARGA DENGAN DARAH KRISTUS

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang ke datangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, sebagai Raja untuk menghakimi semua bangsa.
Perlu diketahui: Hari penghakiman itu menyala seperti perapian.
Maka kita akan melihat, yang terbakar di sini adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang sudah dituai lalu menjadi kering = kerohanian yang kering-kering.

Kita lihat kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Kerohanian yang kering-kering tidak ada persekutuan dengan Tuhan.
-       Orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan” = tanpa persekutkuan dengan Tuhan.
-       “Semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk“ = kering-kering / tandus.

Kesimpulannya: Kerohanian yang kering-kering hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan, sehingga tidak menghasilkan buah.

Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Kalau tidak ada persekutan dengan Tuhan, seperti ranting menjadi kering dan tidak menghasilkan buah. Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.
Tidak ada orang dapat menghasilkan sesuatu yang baik untuk menyenangkan hati Tuhan, jikalau ia jauh dari Tuhan.
Itulah jerami, kering-kering, tidak mampu menyenangkan hati Tuhan, kalau dia berbuat baik, itu kamuflase, sebuah kemunafikan untuk menutupi segala kekurangannya.

Tanda-tanda kerohanian yang kering-kering.
Mari kita lihat perumpamaan tentang penabur...
Matius 13:3-7
(13:3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

Kita lihat arti rohani dari perumpamaan ini...
Matius 13:19-23
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Tanda-tandanya seperti;
Pertama: “Benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”
Artinya: Mendengar firman tentang kerajaan sorga tetapi tidak sampai memahaminya.
Kerugiannya; sijahat merampas benih itu dari hatinya = dikuasai si jahat.
Kalau dengar firman tetapi tidak mau mengerti firman, karena tidak mau tahu, maka benih itu diambil si jahat, sehingga ia dikuasai si jahat. Pendeknya, orang itu menjadi jahat = tidak berbuah.

Kedua: “Benih yang ditaburkan ditanah yang berbatu-atu” = tanahnya tipis.
Artinya; tumbuh tetapi tidak berakar, karena tanahnya tipis.
Kerugiannya; tidak tahan terhadap ujian, penindasan = aniaya karena firman = sengsara salib.
Orang yang tidak kuat terhadap salib ujung-ujungnya, murtad. Murtad = mengundurkan diri dari ibadah dan pelayanan, bukan murtad  selanjutnya berpindah ke agama lain.
Coba saudara perhatikan, kalau ada orang yang dikit-dikit ingin pindah-pindah gereja, ini adalah orang yang hatinya digambarkan seperti tanah yang berbatu-batu, keras, tidak sanggup menghadapi ujian, sehingga benih itu tahan sebentar saja, tidak sampai menghasilkan buah.

Ketiga: Benih yang ditaburkan di semak duri.
Artinya; mendengar firman tentang kerajaan sorga tetapi hatinya masih diliputi dengan dua perkara;
-       “Kekuatiran dunia.”
Mari kita lihat orang kuatir....
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Orang yang kuatir = bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = dikuasai roh antikris, mereka kuatir soal makanan, minuman dan pakaian, itu saja yang mereka cari.
Banyak orang yang tergembala tetapi belum mengenal Allah karena dalam hidupnya yang menjadi prioritas utama adalah soal makan minum dan pakaian.

Oleh sebab itu mari kita lihat pernyataan Allah...
Matius 6:34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Tidak perlu kuatir soal makanm, minum dan pakaian + tidak perlu kuatir tentang hari esok. Kesusahan sehari cukuplah sehari. Hari ini kita pikirakan saja hari ini, bagaimana hubungan kita dengan Tuhan.
Kalau kita memikirkan hari esok, kita stress, karena kesusahan hari ini saja belum teratasi,  jadi apabila “kuatir akan hari esok” membuat seseorang makin susah.
Inilah orang yang kuatir, bagaimana mungkin orang yang seperti ini dapat menghasilkan buah.
Masa depan kita ada di tangan Tuhan, jangan ambil bagian Tuhan.  Bagian kita adalah, bagaimana supaya kita dapat bertumbuh dan menghasilkan buah, sedangkan bagian Tuhan adalah masa depan kita.

-       “Tipu daya kekayaan menghimpit firman sehingga tidak berbuahà orang yang ingin kaya.
1 Timotius 6:8-9
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Keinginan untuk kaya akhrinya terjatuh dalam pencobaan, ke dalam jerat.
Orang yang ingin kaya pikirannya selalu tertuju pada kekyaan dunia ini, pandangannya tidak lagi terarah kepada perkara-perkara di sorga sehingga ia jatuh dalam jerat. Kalau kita melepaskan diri dari ikatan ibadah dan pelayanan (tidak menjadi tawanan Roh), berarti, menginginkan kebebasan dunia, sementara ketika kita ingin kebebasan dunia, justru itu menjadi jerat.

Jadi keinginan untuk menjadi kaya adalah jatuh dalam berbagai pencobaan, jatuh dalam jerat.
Oleh sebab itu kembali saya katakan; kita ini adalah orang yang paling bersyukur, justru dengan banyaknya kegiatan-kegiatan di tengah – tengah kandang penggembalaan ini, tanda bahwa kita adalah tawanan Roh, terikat dengan Tuhan, terikat dengan ibadah dan pelayanan sehingga terlepas dari jerat dunia. Yang melayani jangan bersungut-sungut, harusnya bersyukur.
Coba saja melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan pasti menghadapi banyak pencobaan / ujian. Sama seperti seorang pemuda dari Yerusalem turun ke Yerikho, babak belur dihabisi oleh para penyamun, selain itu, hartanya dirampas habis-habisan. Harta yang terindah adalah karunia Roh yang kita terima oleh kepercayaan Tuhan. Firman Allah, kasih Allah dan Roh Allah juga harta yang indah dalam bejana tanah liat, membawa kematian dalam diri kita.

Selain itu, terjatuh ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Coba lepaskan diri dari ikatan ibadah dan pelayanan pasti jatuh dalam berbagai hawa nafsu yang hampa, ingin ini dan itu.

Itulah orang yang ingin kaya, tetapi miskin dihadapan Tuhan. Dan orang yang kaya mengumpulkan harta di bumi bukan harta di sorga, seperti orang kaya yang bodoh, semakin besar dan semakin banyak harta yang dia punya, yang dia pikirkan adalah bagaimana menyimpan semua harta itu, lalu bertanya kepadanya hatinya, bukan kepada Tuhan. Setelah memperoleh jawaban, pertama-tama dia besarkan lumbungnya dan menyimpan harta bendanya, untuk persiapan hari esok, lalu dia berkata kepada jiwanya; “hai jiwaku, beristirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah” hanya itu saja dalam seluruh pikirannya, tetapi Tuhan berkata; “malam ini jiwamu Ku ambil dari padamu.”

Maka di situ ada pernyataan: “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
Makanan rohani kita itulah firman Allah sebagai kebenaran.
Pakaian itulah kasih Allah yang mampu menutupi dosa ketelanjangan.
Itu saja sudah, jangan terlalu berlebihan, cara berpikir jangan overdosis.
Roma 12:2-3
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
(12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

“Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan.”
Berfikir jangan overdosis, jangan berlebihan sama seperti orang yang ingin kaya melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan. Tetapi, “hendaklah kamu berpikir begitu rupa”, sehingga menguasai diri menurut ukuran iman saja.
Perhatikan; penguasaan diri menurut ukuran iman saja, jangan overdosis.

Inilah jerami, batang yang kering-kering, tidak menghasilkan buah.
Pertanyaanya: SIAPAKAH MEREKA YANG DIGAMBARKAN SEPERTI JERAMI???
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Mereka yang digambarkan seperti jerami adalah:
Yang pertama : Semua orang gegabah.”
Mari kita selidiki tentang orang yang gegabah...
Maleakhi 3:14-15
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."

Orang gegabah berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
Pendeknya, bagi orang gegabah menjalankan ibadah adalah suatu kesia-siaan. Bagaimana dengan kita, apakah cara berpikir kita sama dengan orang gegabah (tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah suatu kesia-siaan)?  

Pembuktiannya, apakah benar ibadah itu suatu kesia-siaan..
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Di sini ada pernyataan-pernyataan;
-       Keyakinan iman yang teguh” à ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman = domba-domba diberi makan.
-        “Teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kitaà ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan = domba-domba diberi minum.
-        “Saling mendorong dalam kasihà ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan kasih = domba-domba diberi nafas hidup.
Itulah seputar mengenai tiga macam ibadah pokok.

Selanjutnya...
Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Justru di sini ada himbauan “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.”
Artinya; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Berarti, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok adalah suatu keharusan, dengan demikian perkataan orang gegabah tadi tidak benar.

Alasan tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah; “menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, berarti waktu yang ada tinggal sedikit, tidak banyak, sebaiknya kita menggunakan waktu yang tersisa ini dengan sebaik mungkin. Jangan lagi gunakan waktu yang tersisa ini untuk memburu daging seperti Esau. Pada saat ia meminta hak kesulungannya, ia ditolak, sekalipun ia mencucurkan air mata, meraung-raung, kesempatan hanya satu kali.

Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Kalau kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka korban penghapus dosa tidak berlaku lagi atas dia terlebih imam-imam.
Artinya: Dengan sengaja meninggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, maka korban penghapus dosa tidak berlaku lagi bagi Dia.
Kesimpulannya: Ibadah itu memberi jaminan hidup = ibadah dan pelayanan bukanlah suatu kesia-siaan, seperti perkataan orang-orang gegabah.

Jadi tiga macam ibadah pokok ini suatu jaminan. Melepaskan diri dari ibadah pendalaman Alkitab maka goncangan yang hebat, celaka yang besar, ujian yang datangnya dari atas, itulah tujuh sangkakala. Melepaskan diri dari ibadah raya Minggu maka goncangan yang hebat, celaka yang besar, ujian yang datangnya dari atas, itulah tujuh meterai. Melepaskan diri dari ibadah doa penyembahan, maka goncangan yang hebat, celaka yang besar, ujian yang datangnya dari atas, itulah tujuh cawan yang ditumpahkan oleh tujuh malaikat ke atas bumi. Siapa yang mampu? Maka perkataan orang gegabah di atas tadi tidak benar, yang benar harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebab ketika kita menjalankan tiga macam ibadah pokok, maka korban penghapus dosa darah Yesus berlaku atas kita, yang berkuasa untuk menyucikan dosa.
Siapa yang mampu menyucikan diri dari dosa kalau dia jauh dari tiga mamcam ibadah pokok? Tidak ada yang bisa, selain darah Yesus saja.

1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita ditebus dari perbuatan yang sia-sia / dosa warisan bukan dengan barang fana (harta, uang, kekayaan), bukan dengan perak, bukan dengan emas, tetapi oleh darah Anak Domba, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, sebab ibadah ini ada / didirikan oleh karena darah salib Kristus, bukan karena gagah hebat kita, tetapi oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Kalau bukan karena kasih karunia tidak ada satu orangpun yang dapat menjalankan tiga macam ibadah pokok, sama seperti perkataan orang gegabah, yang merasa capek, lebih baik tinggal di rumah, tidur, tenang, enak. Kita mau menganut faham yang mana? Firman atau orang gegabah?

Lebih ditegaskan lagi...
Ibrani 10:19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Oleh darah Kristus, kita dapat tekun dalam tiga macam ibadah pokok, bukan karena semata-mata kebetulan, kita mampu, tetapi oleh karena kasih karunia.
Dulu saya juga tidak mengenal firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, tetapi saya terus belajar tekun mencari di bawah kaki salib Kristus, akhirnya Tuhan tolong kita.

Ibrani 10:21
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah


Tekun dalam tiga macam biadah pokok adalah tanda bahwa kita mempunyai dua hal;
-       Seorang Imam Besar.
-       Seorang kepala rumah Tuhan.

Keterangan: Seorang Imam Besar.
Allah telah menetapkan Yesus Kristus Anak-Nya yang Tunggal sebagai Imam Besar Agung.
Ibrani 5:10
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Ibrani 6:20
(6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Yesus menjadi Imam Beser menurut peraturan Melkisedek untuk selama-lamanya.
Peristiwa ini pada waktu Abraham menyongsong Imam Besar itulah Melkisedek. Kemudian, Melkisedek memberikan roti dan anggur kepada Abraham, itu adalah gambaran dari korban Kristus. Itulah sebabnya dikatakan Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.

Ibrani 2:17-18
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
(2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Tugas Imam Besar: Untuk memperdamaiakn dosa manusia kepada Allah = menjadi pengantara antara manusia dengan Allah.
Imam besar Harun, membawa darah lembu jantan, domba jantan ke dalam ruangan maha kudus, satu kali setahun, untuk memperdamaikan dosa bangsa Israel dan juga untuk dirinya sendiri. Tetapi di sini Yesus Kristus, menurut peraturan Melkisedek, membawa darah untuk memperdamikan dosa manusia, bukan dosa-Nya.

Kemudian, kalau kita perhatikan sebagai seorang Imam Besar, Ia harus sama dengan manusia, tujuannya; supaya dapat merasakan segala kelemahan kita, merasakan apa yang kita rasakan, itu adalah belas kasih, kemudian Ia melakukannya dengan setia kepada Allah, dimulai dari dipanggil, dipilih dan setia kepada Allah. 
Yesus sebagai manusia Dia telah merendahkan diri, taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Kalau melayani hanya sebatas mujizat, belum setia, tetapi memuncak sampai ke atas kayu salib = setia.
Dia merasakan apa yang kita rasakan, Dia mengalami apa yang kita alami, itulah belas kasih Tuhan.
Yesus adalah Imam Besar, maka kita adalah imam-imam juga harus menaruh belas kasih, berarti; merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, itu arti seorang imam. Kalau seorang imam tidak merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain itu bukan seorang imam.

Awalnya sidang jemaat tidak membutuhkan saya, tetapi saya membuat diri saya dibutuhkan oleh sidang jemaat. Pa Barita dulu tidak butuh saya, dia hanya butuh dari pengertianya, begitu juga dengan Kevin dan Gideon, kalau saya sampaikan firman tidak suka, tetapi saya berupaya membuat diri saya berarti lewat pemberitaan firman, saya harus bertanggung jawab memberi makan dan minumn kawanan domba, kemudian dari perbuatan, awalnya susah, tetapi saya berjuang. Saya yang membuat diri saya berarti, walaupun ditolak awalnya.
Itulah seorang imam, tetapi kalau imam hanya untuk hebat-hebatan, belum memenuhi standart untuk menjadi seorang imam.
Perlu dicatat: Harus setia.

Mari kita lihat tentang setia...
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Mereka yang setia disebut bangsa yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri. Diawali dengan panggilan selanjutnya, dipilih untuk melayani Tuhan = memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah.

Keterangan: Seorang kepala rumah Tuhan.
Ibrani 3:1
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
(3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya.
(3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
(3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
(3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan

Yesus Kristus adalah kepala rumah Tuhan, Ia setia untuk mengepalai rumah Tuhan.
Rumah Tuhan adalah saya dan saudara.
Gereja Tuhan / tubuh Kristus seringkali tidak setia dan itu dibuktikan dengan perkataan Yesus dalam Matius 8:20 "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Ini menandakan bahwa tubuh tidak setia, tetapi Yesus Kristus tetap setia, Dia setia kepada saya dan saudara. Dalam 2 Timotius 2: 13 “..jika kita tidak setia, Dia tetap setia..”

Kalau andaikata Yesus tidak setia, habislah rumah Tuhan, dirampas oleh penjarah-penjarah. Bayangkan, ketika tidak ada hadirat Allah di Tabernakel, Allah meninggalkan bangsa Israel, segala perabotan di Tabernakel habis dirampas musuh (menjadi jarahan).
Kalau kita tidak menempatkan Kristus sebagai kepala dalam ibadah ini maka habislah kita, menjadi sarangnya burung dan liangnya serigala, menjadi tempat roh najis dan roh jahat bersembunyi.
Tugas roh najis: Menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Tugas serigala: Mencerai-beraikan kawanan domba supaya tidak tergembala.
Tetapi Ia tetap setia, sekalipun kita tidak setia, itu yang patut kita syukuri.

Efesus 5:23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kritsus adalah kepala, Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Berarti kalau kita menjadi rumah Tuhan, kita selamat.

Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kepala menyelamatkan tubuh dengan dua cara:
Cara yang pertama: “Dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman.”
Berarti supaya menjadi kudus, menjadi bersih, dibutuhkan air yang banyak. Kalau mandi dengan air sedikit tidak bersih.

Mari kita lihat air yang banyak..
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba = air yang banyak.
·         Mengalir ke luar dari takhta Allah = Injil Kerajaan.
·         Mengalir ke luar dari takhta Anak Domba = Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

Keterangan: Injil kerajaan.
Ibrani 6:1-3
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
(6:3) Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.

Untuk menerima Injil Kerajaan itu dimulai dari Injil Keselamatan.
Injil kesalaman ialah; percaya, bertobat dan dibaptis air.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabenakel
·         Percaya terkena pintu gerbang.
·         Bertobat terkena pada mezbah korban bakaran.
·         Dibaptis terkena pada kolam pembasuhan.
Kemudian, di tengah-tengah penginjilan itu banyak mujizat terjadi, yang sakit sembuh, terjadi tanda-tanda heran, terjadi pelepasan dari ikatan-katan Setan. Di situ banyak terjadi mujizat supaya orang yang tidak beriman percaya, di situ terjadi banyak bahasa lidah, supaya mereka memberi diri dibaptis. Itu dulu yang diajarakan.
Jadi injil keselamatan = asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus.

Barulah selanjutnya beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Mari kita lihat perkembangan penuh itu..
Ibrani 5:11-14
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Asas pertama itulah Injil keselamatan = susu. Tetapi beralih kepada perkembangannya yang penuh = makanan keras.
Makanan keras itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jadi firman pengajaran mempelai ini mendewasakan kerohanian seseorang, sedangkan orang dewasa tidak lagi memerlukan susu.

Efesus 4: 11-15
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Firman pengajaran mempelai ini, bertujuan untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = pendewasaan rohani.
Keuntungan menjadi dewasa rohani; tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu.

Kalau anak-anak / bayi tidak memerlukan makanan keras, yang dibutuhkan bayi adalah susu; percaya, bertobat, dan dibaptis.
Sedangkan makanan keras untuk orang dewasa, ia rela ditegor.

Efesus 5:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (anggota tubuh diikat menjadi satu), = pengantin perempuan, milik kesayangan Tuhan.

Kidung Agung 8:8-10
(8:8) --Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
(8:9) Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.
(8:10) --Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.

Orang yang masuk dalam pesta nikah adalah; orang yang dewasa rohani, perempuan yang mempunyai buah dada.
Buah dada à kedewasaan rohani.
Kalau anak-anak tidak mempunyai buah dada = kerohanian yang masih kanak-kanak, tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Oleh sebab itu, mempelai perempuan itu (sebagai kakak) kelimpungan melihat adik perempuannya ini, kebingunan, karena masih kanak-kanak.
Saya bingung kalau melihat sidang jemaat tidak dewasa rohani. Sebaliknya saya tidak bingung, dengan perkara lahiriah.

Keterangan: Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Cahaya Injil tentang kemuliaan Krsitus = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.

Kuasanya.
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Cahaya Injil tentang kemuliaan Krsitus berkuasa untuk menyingkapkan dosa yang disembunyikan dalam hati.

2 Korintus 4:4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus berkuasa membawa kita kembali pada wujud semula, sebab cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah gambaran Allah.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tetapi setelah manusia jatuh dalam dosa, mereka merusak gambar dan wujud Allah, tetapi cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus ini berkuasa membawa kita kembali pada wujud semula (reformed).
Jadi bukan firman yang asal main comot ayat, seenaknya saja khotbah. Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat satu menjelaskan ayat yang lain, dosa itu pun disingkapkan, maka pikiran kita juga tidak tumpul. Pikiran tumpul = berpikiran tidak baik, tidak cerdas.

Kemudian, pikiran juga tidak lagi dibutakan oleh ilah zaman.
Ilah zaman = arus dan pengaruh dunia yang bisa menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian anak-anak Tuhan sampai mati rohani.

Ciri-ciri dari air yang banyak.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Jernih bagaikan Kristal.
·         Jernih berarti tidak tercampuri dengan kotoran-kotoran.
Seperti air yang keluar dari pegunungan itu jernih. Tetapi kalau sudah tercampuri dengan yang tidak baik menjadi kotor.
·         Kristal = transparan = tampil apa adanya, berarti di luar dan di dalam sama.
Kalau luar dan dalam tidak sama itulah yang disebut najis, orang-orang yang munafik. “Apa yang keluar dari mulut itulah yang menajiskan seseorang.”
Biasanya orang yang transfaran itu; jujur, tulus, polos, dan inilah motor penggerak sehingga seseorang berkobar-kobar melayani Tuhan.
Firman Tuhan mengatakan; “Tulus seperti merpati”, ini adalah gambaran dari Roh Kudus, Roh Kudus yang membuat seseorang berkobar-kobar. Tetapi kalau selubung itu belum disingkap / dosa yang tersembunyi belum disingkap ini yang membuat seseorang tawar hati, tidak lagi bergairah melayani Tuhan.

Kristal itu permata Yaspis, dasar dari Yerusalem baru.
Ada 12 dasar dari pada Yerusalem baru. Dasar yang pertama adalah peramata Yaspis, permata yang paling indah. Kalau kita sungguh-sungguh melayani Tuhan kita menjadi permata Yaspis, permata yang paling indah. Jadilah permata Yaspis.

Kepala menyelamatkan tubuh dengan dua cara:
Cara yang kedua
a.     “Mengasuh tubuh.”
Saat ini kita diasuh oleh Tuhan dalam kandang penggembalaan ini.
Kalau kita perhatikan dalam Kisah Para Rasul 7, diasuh berarti menerima didikan, seperti Musa yang diasuh oleh puteri Firaun sehingga ia dididik dengan segala hikmat orang Mesir.
Orang kalau sudah berpendidikan, maka hidupnya tidak sembrono, sama seperti Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir.

Musa bukan orang sembarangan, demikianlah orang yang terlatih menerima didikan, perkataan dan perbuataannya (duduk, berdiri) tidak sembarangan, itu tanda seseorang telah menerima didikan, sama seperti kita malam ini, menerima didikan, tanda kita diasuh oleh Tuhan lewat didikan firman Tuhan, sebab itu dalam Ibrani 12, “ jangan putus asa menerima dididkan Tuhan dan jangan anggap enteng.”
Ketika kita ditegor dihajar, disesah oleh firman Tuhan, demikianlah cara Tuhan mendidik kita semua.

Sehingga dengan demikian...
Kisah rasal 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Oleh karena didikan; Musa memperoleh hikmat.
Kegunaan hikmat; mengetahui mana yang baik mana yang jahat.
Dengan demikian Musa berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
Berkuasa dalam perkataan = tidak ada dusta.
Perlu diketahui: Jika seseorang tidak salah dalan perkataan maka Ia sempurna dalam seluruh hidup. Tidak hanya berkuasa dalam perkataan Musa juga berkuasa dalam perbuatan. Perbuatan yang berkuasa adalah perbuatan yang ditandai dengan tanda salib / pengorbanan dan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Krstus.

Dua orang berjalan ke Emaus, selama mereka berjalan mereka menceritakan tentang peristiwa penyaliban Yesus Krstus, lalu Yesus bertanya; apa yang kamu maksud? Mereka merasa diri benar dan seolah-olah Yesus yang tidak mengerti apa-apa. Barulah ketika Yesus memecahkan roti, terceliklah mata rohani mereka, barulah mereka mengenal Yesus Kristus.
Banyak sekali orang tidak berkuasa dalam perbuatan, hanya bisa berkata-kata, pandai bicara, tetapi perbuatan tidak sama seperti perkataannya.
Oleh sebab itu guru sekolah Minggu dan yang sudah melayani kaum muda, hati-hati, jangan perkataan beda dengan perbuatan, tanda seorang tidak tunduk pada kebenaran.

b.    Dirawat.”
Tentu seorang perawat mengerti bagaimana merawat. Yang dirawat adalah orang yang sakit, yang sehat tidak butuh dirawat. Kita ini adalah orang sakit, bukan saja sakit jasmani seperti batuk, pilek, tipes, tetapi juga sakit rohani. Kalau sakit jasmani yang sakit badanya tetapi kalau sakit rohani yang sakit batinnya.
Tetapi di sini luka-luka batin kita di balut, seperti seorang Samaria yang melihat seorang yang babak belur, kemudian dia merawat luka-luka itu.

Tuhan, mengerti kondisi kita dan keadaan kita, Tuhan tahu segala perkara, Tuhan tahu persoalan hidup, beban hidup kita, sebab itu Tuhan mau membalut segala luka-luka di batin kita.
Tetapi pelu diketahui, sebelum luka-luka batin itu dibalut, terlebih dahulu;
-       Di siram dengan minyak.
Yesus adalah minyak zaitun tumbuk, Dialah pokok zaitun yang abadi dan Ia telah mengalami penumbukan itu di atas kayu salib.
Allah bersemayam di tempat yang maha tinggi, tetapi bersemayam pula dihati yang hancur, itulah minyak urapan.

Kalau seseorang belum mengalami sengsara salib, jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tidak akan mengalami pengurapan.
Minyak yang dihasilkan ini berkuasa untuk menguatkan kita / menjadi pribadi yang kuat. Dalam keadaan susah dihibur, dalam keadaan lemah ditolong, itu adalah tabiat Roh Kudus.

-       Di siram dengan anggur à Allah.
Kasih Allah membebat hati kita, Dia mengerti kita, Dia merasakan segala kelemahan-kelemahan kita, DIA tahu kita, sehingga Dia mengaruniakan anak-Nya yang Tunggal kepada kita, segalanya telah dipersembahkan kepada kita, tidak ada sesuatu yang tidak dipersembahkan Allah Bapa, itulah kasih-Nya untuk menyembuhkan luka-luka itu, selanjutnya luka itu dibalut.

Itulah belas kasih Tuhan, supaya menyelamatkan tubuh-Nya, Dia setia dalam segenap rumah Tuhan untuk mengepalai rumah Tuhan.
Dia setia walaupun kita tidak setia, buktinya; banyak luka-luka di batin, tetapi luka-luka itu juga dibalut, setelah disiram dengan minyak dan anggur.

Berarti, orang gegabah salah, perkataan mereka salah, mereka berkata; “sia-sia beribadah”  tetapi firman Tuhan membalikkan fakta. Yang benar adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok ada jaminan hidup, darah Yesus berkuasa untuk menghapuskan dosa.
Tekun dalam tiga macam ibadah pokok tanda bahwa kita mempunyai seorang Imam Besar yang memperdamaikan dosa. Tekun dalam tiga macam ibadah tanda bahwa kita mempunyai seorang kepala rumah Tuhan untuk menyelamatkan tubuh-Nya dengan dua cara dan itu merupakan belas kasih-Nya. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang






No comments:

Post a Comment