KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, February 15, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 7 FEBRUARI 2016

Ibadah raya minggu, 7 februari 2016

wahyu pasal empat”
(Seri 04)

Subtema : ISI DARI KERAJAAN SORGA                                         

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Kehadiran kita tidak seberapa, namun tidak membuat hati kita surut, terus pro-aktif untuk mencari kebenaran firman Tuhan.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya Minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu 4:2
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.

Ayat ini telah saya sampaikan pada Minggu yang lalu, tetapi rupanya Tuhan kembali berkemurahan bagi kita sehingga saya diteguhkan kembali untuk menyampaikan ayat 2 ini.
Pendeknya, isi kerajaan sorga ada dua, yaitu;
-       Sebuah takhta terdiri di sorga”.
-       “Di takhta itu duduk seorang.”

Keterangan: Sebuah takhta terdiri di sorga”.
Takhta Allah adalah bagian dari kerajaan sorga, dikuasai tiga perkara:
Yang pertama: KEBENARAN.
Kebenaran artinya; hidup seseorang menjadi benar dimata Tuhan, baik dalam nikah, beribadah kepada Tuhan harus benar, pelayanan kepada Tuhan harus benar, bergaul, bekerja dan mencari nafkah harus dengan cara yang benar. Inilah yang dimaksud dengan kebenarna.
Jadi kebenaran itu harus menjadi bahagian tiap-tiap orang di muka bumi, alasannya; karena Allah telah menurunkan kebenaran itu ke atas bumi.

Roma 3:21-24
(3:21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
(3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kita dibenarkan bukan karena hukum Taurat, tetapi kita dibenarkan oleh darah salib Kristus.

Lebih jauh...
Roma 3:27-28
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Sekali lagi, manusia dibenarkan bukan karena ia melakuan hukum Taurat, juga bukan karena perbuatan seseorang tetapi karena iman seseorang kepada Yesus Kristus.
Jadi, tidak ada alasan untuk bermegah, untuk menyombongkan diri.

Roma 10:4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.  

Karena Kristus telah menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, sehingga oleh-Nya kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.

-       Kebenaran dari Allah mengampuni setiap orang yang berdosa oleh darah salib Krisus.
-       Dari pihak manusia, setiap orang yang menerima kebenaran mau mengampuni orang yang bersalah dan tidak mengungkit-ungkit dosa masa lalu.
Mengampuni berarti; tidak menghakimi orang lain.
Walaupun kelak kita akan menjadi hakim untuk menghakimi 12 suku Israel, tetapi sekarang tugas kita bukan untuk menghakimi, tugas kita adalah untuk menajdi saksi di atas muka bumi ini dari kebenaran yang kita peroleh dari Tuhan.

Kebenaran kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena daerah halaman.

Yang kedua: KESUCIAN.
Tanda pertama bila seseorang hidup dalam kesucian adalah:
a.     “Berpegang teguh kepada firman yang adalah kebenaran.”
Yohanes 17:17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Firman Allah adalah kebenaran yang berkuasa menguduskan setiap orang.

b.     Senantiasa memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus.”
1 Yohanes 3:3
(3:3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Oleh Roh Kudus kita menaruh pengharapan kepada Allah, kemudian setiap orang yang menaruh pengharapan kepada Allah, menyucikan diri.

c.     “Penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah” = hidup dalam doa penyembahan.
Efesus 5: 1-2
(5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
(5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Ada himbauan di sini untuk kita: Hiduplah di dalam kasih, sebab kasih = penyerahan diri kepada Tuhan sebagai persembahan dan korban.
Jadi kasih itu penyerahan diri, pengabdian dan menjadi korban.

Tanda kedua bila seseorang hidup dalam kesucian adalah: “Tekun dalam tiga macam ibadah pokok.”
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada ruangan suci.
Ruangan suci = kesucian / hidup di dalam kekudusan.

Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, yaitu;
-       Meja roti sajian à ketekuanan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman.
Kegunaannya: Mendewasakan sidang jemaat puncaknya menjadi seperti 24 tua-tua yang duduk di atas takhta-takhta itu.
-       Pelita emas à ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan.
Kegunaannya: Mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
Jadi kalau kita menjalankan ibadah raya minggu, karunia-karunia yang diterima itu semakin dimantapkan, semakin ditajamkan, sehingga kita mampu melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan ini. Itu sebabnya kehidupan yang diurapi itu menjadi kesaksian seperti pelita.
Harapan saya sebagai seorang gembala biarlah itu terjadi dalam kehidupan saya dan kita semua, harus menjadi contoh, harus menjadi kesaksian.
-       MEZBAH DUPA à ketekunana dalam ibadah doa penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan kasih.
Ada 14 perbuatan kasih sesuai dengan...
1 Korintus 13:4-7
(13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
(13:5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
(13:6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(13:7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Kasih itu: (1) Sabar (2) Murah hati (3) Ia tidak cemburu (4) Ia tidak memegahkan diri (5) Tidak sombong (6) Ia tidak melakukan yang tidak sopan (7) Tidak mencari keuntungan diri sendiri (8) Ia tidak pemarah (9) Tidak menyimpan kesalahan orang lain (10) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran (11) Ia menutupi segala sesuatu (12) Percaya segala sesuatu (13) Mengharapkan segala sesuatu (14) Sabar menanggung segala sesuatu.

Itulah kasih, hasil dari doa penyembahan, sehingga dengan demikian kita mampu menyerahkan diri sebagai persembahan dan korban.

Yang ketiga: KESEMPURNAAN.
Di bumi ini tidak ada seorang manusia yang sempurna, hanya Allah saja yang sempurna, tetapi bukan berarti kita tidak bisa sempurna, kita harus tetap merindukan kesempurnaan, tidak boleh putus asa dan kecewa. Seperti sauh jangkar kapal yang dilabuhkan dari ruangan suci sampai ruangan maha suci. Jadi kita tetap harus mengharapkan kesempurnaan itu, sekalipun tidak ada seorangpun yang sempurna di atas muka bumi ini.
Kesempurnaan itu prosesnya dimulai dari perobekan daging.

1 Korintus 15:51-52
(15:51) Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
(15:52) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

Perlu diketahui: Kita semua akan diubah sekejap mata sehingga berada dalam kesempurnaan itu.
Itu terjadi pada saat bunyi nafiri yang terakhir.

Saudaraku, kita harus mendengarkan bunyi nafiri, itulah berita firman yang dikumandangkan. Kemudian, bunyi nafiri ini, penuh dengan semboyan-semboyannya, sehingga dengan semboyan itu kita bisa mengerti apa yang harus kita perbuat, apa yang kita kerjakan.
Seperti bangsa Israel di padang gurun, mereka bisa berhenti berkumpul mengadakan ibadah itu semua karena mendengarkan suara  / semboyang dari suara nafiri , kemudian, mereka bergerak maju juga karena mendengarkan semboyan / suara dari nafiri.
Misalnya: Kalau ditiup satu kali maka yang bergerak di sebelah utara, kalau semboyannya di tiup dua kali maka yang bergerak di sebelah kiri, kalau tiga kali maka bangsa Israel berkumpul untuk mengadakan ibadah raya dan lain sebagainya.
Memang untuk mengalami keubahan itu, kita harus mendengar bunyi nafiri mulai dari sekarang, sebelum bunyi nafiri yang terakhir. Setiap suara firman yang dikumandangkan harus didengarkan dengan seksama, supaya kita tahu apa yang harus kita kerjakan / perbuat di hadapan Tuhan.

Mari kita lihat...
Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Proses terjadi kesempurnaan itu melalui perobekan daging.
Perobekan daging berarti daging tidak berkuasa lagi.
Ketika Yesus mati di atas kayu salib tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai bawah.

Matius 27:52-53
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Ayo, robek dulu daging itu, salibkan dulu daging itu, sampai dia tidak lagi berdaya dan berkuasa lagi, pasti nanti terjadi keubahan. Sehingga di sinipun dikatakan: “Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.” berarti dalam keadaan wajah yang sudah diubahkan, itulah mempelai, kota kudus.

Keterangan: “Di takhta itu duduk seorang.”
Perlu diketahui: Kerajaan sorga adalah bangunan yang mewah, megah, tidak ada tandingannya. Semewah apapun bangunan di atas muka bumi ini, tidak ada tandingannya dengan bangunan kerajaan sorga. Namun, bila tanpa takhta dan seorang yang duduk di atasnya, kerajaan sorga tidak ada apa-apanya, tidak ada artinya.

Saudaraku, dua tiga orang berkumpul di dalam nama Tuhan, Tuhan bertakhta dan berhadirat. Semewah apapun gedung gereja, semegah apapun sebuah gedung gereja, super luxe, tetapi kalau Allah tidak berhadirat, tidak berfirman, tidak ada artinya.

Wahyu 4:3-7
(4:3) Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Ada empat perkara di sekitar takhta Allah:
-       Batu –batu yang indah (ayat 3).
-       Takhta-takhta (ayat 4).
Ada 24 takhta, di atasnya duduk 24 tua-tua.
-       Tujuh obor / tujuh Roh Allah (ayat 5).
Kilat dan obor yang menderu itu berbicara tentang kuasa, kekuatan dan daya dari kuasa Roh Kudus, untuk memberi kekuatan yang luar biasa kepada kita.
-       4 mahkluk hidup (ayat 7).
4 mahklu hidup ini:
Pertama: “Seperti singa.”
Kedua: “Seperti anak lembu.”
Ketiga: “Seperti muka manusia.”
Keempat: “Burung nasar yang sedang terbang.”

Keterangan: BATU-BATU YANG INDAH.
a.     Batu / permata Yaspis = batu kemuliaan, sesuai dengan pelajaran yang saya dapat dari sekolah Alkitab.
b.     Permata Sardis.
c.     Batu kristal = warna kaca bercampur api.
Wahyu 15:2
(15:2) Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
d.     Batu zamrud.
Ini berbicara tentang pelangi.
Inilah batu-batu indah yang merupakan dasar gereja Tuhan dibangun, kalau kita perhatikan itu dalam Wahyu 21.

Mari kita lihat....
1 Petrus 2:4-7
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Untuk orang-orang yang percaya batu-batu itu adalah
-       Batu yang hidup.
-       Batu yang terpilih.
-       Batu penjuru.
-       Batu yang mahal.

Intinya: salib Kristus (korban Kristus) adalah dasar dari tiap-tiap bangunan, Dia mahal.

Kembali kita memperhatikan...
1 Petrus 2:4
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

Perhatikan kalimat: “Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu.”
Artinya; memberi diri untuk dibangun di atas dasar korban Kristus.
Jadi korban Kristus adalah dasar dari tiap-tiap bangunan, sesuai dengan pernyataan rasul Paulus dalam 1 Korintus 3:10-11: Rasul Paulus adalah ahli bangunan yang cakap, ia telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan, itulah pribadi Yesus Kritsus yang disalibkan (korban Kritus).

Dasar kita melayani Tuhan adalah korban Kristus, dasar kita beribadah kepada Tuhan korban Kristus, dasar kita mengasihi Tuhan dan sesama adalah korban Kristus. Itu yang membuat kita kuat dan kokoh, sehingga sekalipun ada ujian, kita tetap kuat dan kokoh, tidak rubuh, tidak jatuh dalam berbagai-bagai macam dosa.                    

Tujuan datang kepadanya:
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

1.     Dipergunakan sebagai batu hidup.”
Kegunaan batu hidup: Untuk pembangunan suatu rumah rohani.
Secara fisik kita berada di dalam bait Allah / rumah Tuhan untuk menjalankan tiga macam ibadah pokok, tetapi secara rohani hidup kita, tubuh kita ini adalah rumah rohani.

Kalau dahulu mungkin masih menurut hawa nafsu dan keinginan daging dan ada di bawah hukum Taurat, tetapi kalau memberi diri dibangun, selanjutnya akan menjadi rumah rohani / manusia rohani dihadapan Tuhan.
Rumah rohani berarti bukan lagi rumah secara fisik, secara lahiriah, arti rohaninya; tidak lagi hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, karena rumah Tuhan adalah tempat Roh Allah berdiam, tempat firman Allah berdiam dan tempat kasih Allah berdiam.

Itulah rumah rohani. Kalau tidak ada tiga oknum di dalamnya, nanti yang akan berkuasa adalah roh-roh yang lain, sama seperti kisah dalam Injil Matius 12, Setan itu sudah keluar dari rumah itu, lalu mencari tempat perhentian tetapi tidak ada, ia kembali lagi ke rumah itu dalam keadaan rapi bersih, tetapi tidak ada tiga oknum Allah di dalamnya sehingga ia masuk kembali dan keadaan orang itu menjadi lebih parah dari sebelumnya.
Orang yang sudah pernah disucikan, kalau tidak ada tiga oknum Allah di dalamnya, apabila Setan memasuki dia, keadaan dia akan lebih parah, menjadi tujuh kali lebih jahat.
Jadilah rumah rohani, berdiri di atas korban, dasar yang kuat, dasar yang teguh, sehingga kita menjadi rumah rohani, tempar Roh Allah, kasih Allah, firman Allah berdiam.

2.     “Bagi suatu imamat kudus” = melayani dalam kekudusan.
Keguaannya: Untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Kalau kita dimampukan untuk mempersembahkan persembahan rohani itu tanda kita lepas dari hukum Taurat.
Dalam hukum Taurat, segala sesuatu bersifat lahiriah, untuk menghapuskan dosa, mereka harus membawa kambing domba, lembu sapi, burung merpati atau burung tekukur untuk dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa.
Itu persembahan yang sifatnya lahirihah, berarti masih di bawah hukum Taurat. Sebaliknya, kalalu kita dimampukan oleh Tuhan untuk mempersembahkan persembahan rohani, tidak berada lagi di bawah hukum Taurat, ibadahnya tidak lagi dijalankan secara rutinitas, secara lahiriah, melainkan ibadah yang mengandung janji dan kuasa baik untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Selanjutnya di sini kita perhatikan: “Untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Berarti; dengan mempersembahkan dua hal ini kita berkenan kepada Allah.

Langkah-langkah, untuk datang kepada Dia.
1Petrus 2:1-2
(2:1) Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
(2:2) Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan

Langkah pertama.
-       Buanglah segala kejahatan dengan segala jenisnya.
Banyak jenis kejahatan itu harus dibuang, jangan dipertahankan. Segala sesuatu yang tidak baik jangan dipertahankan, karena kejahatan itu tidak memberikan keuntungan.
-       Buang segala tipu muslihat dengan segala jenisnya.
Berarti; tidak ada lagi tipu muslihat, tipu daya itu terlihat dari setiap perkataan tidak ada lagi dusta, ya di atas ya tidak di atas tidak, selebihnya pasti berasal dari Setan.
Jangan kita memperbaiki suatu kelakukan dengan cara tiba-tiba ramah tanpa pengakuan dosa, itu tidak benar, kebenaran seperti ini tidak bertahan lama. Kalau memang ada dusta akui, kalau tidak diakui berarti menjadikan Allah pendusta.
Mengakui kesalahan itu tidak mudah, karena pengakuan itu setara dengan darah Yesus Kristus, sehingga kalau sudah mengakui dengan sesama pasti dia tidak akan berbuat lagi.
-       Buang segala macam kemunafikan dengan segala jenisnya.
Munafik = di luar dan di dalam tidak sama, dan yang seperti ini harus dibuang. Luar dan dalam harus sama, sama seperti tabut perjanjian, memang terbuat dari kayu penaga, tetapi telah disalut /dilapisi dengan emas murni dalam dan luar. Berarti ada kesamaan, kesempurnaan dengan Yesus Kristus sebagai mempelai Pria Sorga, tabiat daging telah ditutupi dengan tabiat Ilahi.
-       Buanglah segala kedengkian.
Orang yang masih mempertahankan kedengkian pasti di dalam dirinya tidak akan pernah selesai masalah. Dia hidup dengan segala macam masalah, di dalam dirinya penuh dengan polemik tidak ada damai dengan Tuhan. Dengki itu tidak dapat dilihat mata, tetapi iri disertai kebencian melihat seseorang.
Kalau sudah dipercaya melayani seperti orang Lewi, ikatkan pedang, sandang pendang itulah kuasa kebesaran dari firman pengajaran mempelai untuk melepaskan kita dari kuasa dosa itulah tabiat daging.
-       Buanglah segala fitnah.
Fitnah itu lebih kejam dari segala perbuatan jahat, karena fitnah adalah mempersalahkan yang sepatutnya tidak dipersalahkan.
Jangan sekali-sekali kita memfitnah orang lain, itu kejam sekali. Atau dalam kandang penggembalaan ini, jangan karena pelayanan maka saling menjatuhkan satu dengan yang lain, itu juga fitnah, itu tidak boleh, justru seharusnya satu dengan yang lain saling membangun.

LANGKAH KEDUA: “Jadilah sama seperi bayi yang baru lahir.”
Kalau bayi, lebih suka dalam gendongan dalam dua tangan dari pada dibaringkan di atas kasur atau ayunan.
Biarlah sampai masa tua rambut putih kita dalam gendongan tangan Tuhan, dalam pelukan kasih sayang dan kasih setia Tuhan.

Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir; dia tidak berdaya.
Orang yang tidak berdaya bisa terlihat, dia bergantung pada kemurahan hati Tuhan, beda dengan orang Mesir untuk menyirami kebun sayurnya mereka mengambil air dari sungai Nil, dengan mengandalkan kekuatannya. Sebaliknya bangsa Israel yang berada di tanah Kanaan bergantung pada kemurahan Tuhan, bergantung pada sebanyak hujan turun dari langit, karena Kanaan itu berlembah dan berbukit.

Kemudian ada lagi kelebihan dari seorang bayi, yaitu; “selalu rindu akan air susu yang murni dan yang rohani”, itulah firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, sedangkan firman yang dikurangkan dan ditambahkan tidak murni.
Saudaraku, selalu ingin akan air susu yang murni berarti  proaktif untuk terus mencari kebenaran firman Tuhan sebab itu sudah menjadi kebutuhan pokok dari seorang bayi yang baru lahir.
Bayi itu jangan diberi kopi luwak, fanta, coca-cola, nanti dapat merusak pencernaan dan berujung kepada kematian.

Ada orang yang kelihatan beribadah tetapi tidak proaktif mencari kebenaran, tidak merindukan kebenaran Allah yang murni, lebih suka mencari firman yang ditambahkan dan dikurangkan di luar sana, apabila itu pernah terjadi minta ampun dan jangan terulang lagi.
Firman yang ditambahkan dan dikurangkan itu tidak murni dan tidak rohani.
Rohani berarti datangnya dari atas, kalau lahiriah datangnya dari bawah, pemberitaan firman yang tidak murni tidak rohani dicampur-campur dengan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-       Firman yang ditambahkan artinya; menyampaikan firman Tuhan ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, silsilah-silsilah yang tidak ada henti-hentinya.
Misalnya; menyampaikan satu dua ayat, kemduian dikuatkan dengan sikancil dan si kura-kura, si buaya, si lumba-lumba. Saya ucapakan semua binatang itu karena saya sudah pernah mendengarkannya.
-       Firman yang dikurangkan.
Artinya; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal, yaitu;
·          Teori kemakmuran.”
Teori kemakmuran berarti; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Biasanya hamba Tuhan yang menganut paham yang seperti ini berupaya meninabobokan sidang jemaat supaya sidang jemaat tidak mundur terlebih orang kaya, sehingga majikan di dalam rumah Tuhan adalah uang dan orang kaya = roh jual beli, roh antikris.
·          “Tanda-tanda heran / mujizat-mujizat.”
Saudaraku, Tuhan tidak pernah mengenal hamba Tuhan yang pelayanannya hanya sebatas tanda-tanda heran / mujizat-mujizat, mengusir Setan, sekalipun itu semua dilakukan demi nama Tuhan...(Matius 7:21-23).
Kalau hamba Tuhan pelayanannya hanya sebatas tanda heran, bernubuat, mengusir Setan, Tuhan tidak pernah mengenal dan kalau sidang jemaat setelah mengerti tentang kebenaran terkhusus tiga macam ibadah pokok, lalu meninggalkannya, saya pastikan malam ini, darah Yesus tidak berlaku atas dia, sekalipun darah Yesus berkuasa.

Kuasa dari firman Allah yang murni dan rohani.
Pertama: Memberi pertumbuhan rohani.
Kita lihat dulu pertumbuhan rohani...
Efesus 4:13-15
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Pertumbuhan rohani yang sehat adalah; mengarah kepada Kristus yang adalah kepala.
Pendeknya, menempatkan Krsistus sebagai kepala.
Kalau tubuh tanpa kepala maka banyak sekali pergerakan tubuh yang salah.

Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Pertumbuhan rohani yang sehat itu adalah akan terwujudnya kesatuan dari anggota-anggota tubuh.
Kalau terjadi kesatuan tubuh, tidak lagi mementingkan diri sendiri, merasakan apa yang dirasakan anggota tubuh yang lain, yang lain susah, kita juga merasakannya, anggota tubuh yang lain bersuka cita, kita juga merasakannya.
Itulah yang disebut rapi tersusun dan diikat menjadi satu.
Kalau salah satu anggota tubuh menderita tetapi anggota lain tidak merasakannya = tidak rapi tersusun.

Coba ulangi lagi...
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Pertumbuhan rohani yang sehat itu mengarah kepada Kristus sebagi kepala, dan kepala mengikat seluruh anggota tubuh dengan rapih tersusun.
Dan akhirnya sampai; “membangun dirinya dalam kasih.”
Pertumbuhan rohani yang sehat berarti mengarah kepada Kristus sebagai kepala, menempatkan Kristus sebagai kepala dan kepala akan mengikat dan mempersatukan tubuh maka tubuh itu akan rapi tersusun = dewasa rohani.
Dengan firman harus rapi tersusun, beri diri diatur oleh Roh, jangan yang lain-lain nanti keadaan tidak kondusif, hati tidak kondusif, nanti pulang dari gereja yang disalahkan firman padahal dirimu yang tidak kondusif.

Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Seluruh anggota tubuh, ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi.
jadi pertumbuhan rohani itu terjadi lewat pelayanan.
Urat-urat dan sendi-sendi à hamba-hamba Tuhan yang melayani Tuhan sehingga setiap anggota tubuh mendapat pertumbuhan rohani yang sehat dan pertumbuhan itu mengarah kepada Kristus sebagai kepala.

Tidak ada orang yang mengalami pertumbuhan yang sehat tanpa menerima pelayanan dari hamba-hamba Tuhan. Tubuh ini kan ditunjang oleh urat-urat dan sendi-sendi, kalau urat-urat putus, maka tubuh akan stroke, dan anggota tubuh yang satu dengan yang lain akan terpisah.

Kedua: Beroleh keselamatan.
Ini berbicara tentang hidup yang kekal = berada dalam kerajaan sorga.
Seorang bayi, dikala dia lahir, di ditenun dan dipintal dari sejak kandungan ibunya. Dia lahir kemudian berada dalam gendongan dua tangan Tuhan, sampai masa tua rambut putih Tuhan tetap gendong.

Yesaya 46:3-4
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

Di dalam gendongan tangan Tuhan ada jaminan ;
-       Di tanggung.
-       Dipikul di atas kayu salib.
-       Diselamatkan = beroleh hidup yang kekal. Amin.

Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman;
Gembala sidang; pdt. Daniel u. Sitohang



No comments:

Post a Comment