KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 30, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 04 JUNI 2017



Ibadah Raya MINGGU, 04 JUNI 2017

“WAHYU PASAL TUJUH”
(Seri 22 )

Subtema :DIMETERAIKAN SEBAGAI MILIK ALLAH.

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Sebelum kita mendengar firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, tadi kita bersama-sama telah menyaksikan kesaksian–kesaksian dari sidang jemaat/ saudara-saudari kita, baik kesaksian pertama dari Azarya Kevin Kurnia Sirait, ia telah menyaksikan bahwa ia telah digembalakan di tempat ini kurang lebih dua tahun. Dia telah mengakui banyak kemurahan Tuhan yang telah ia terima, sampai akhirnya yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa firman mengerjakan hidupnya, sehingga lahir menjadi seorang imam, menjadi seorang pemimpin pujian, terkadang pembaca firman, terkadang main musik. Jadi betul bukan karena gagah hebat dan kuat seseorang namun oleh Roh Tuhan, tergantung penyerahan kita. Sejauh mana penyerahan kita, sejauh itu Roh Tuhan berkarya manunggal dalam kehidupan seorang imam di tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.

Kemudian kesaksian yang kedua tadi yang disaksikan oleh Kaleb, tadi dia menyaksikan tiga perkara, yang pertama mengenai orang tuanya. Orang  tua Kaleb ini sudah lama menginginkan supaya dia melayani di gereja di tempat mama yang dikasihinya, salah satu gereja di Cilegon, karena mungkin gereja itu terlihat semarak secara lahiriah. Secara lahiriah mereka memang lebih mewah dari kita, mamanya menginginkan Kaleb menjadi pelayan di sana seperti adiknya, abang-abangnya di sana. Tetapi tujuannya saya lihat hanyalah untuk hal lahiriah bukan untuk mempermuliakan Tuhan, karena di sana mereka melayani ada gajinya; pemimpin pujian, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, choir, usher. Kemudian barangkali juga menginginkan supaya orang lain tahu bahwa anaknya seorang pelayan, pemimpin pujian.

Jadi sebetulnya sudah berbau daging, tetapi karena dia sudah di gembleng oleh banyak kebenaran, sudah menerima banyak kebenaran dan dia lebih kepada kebenaran itu dari pada sekedar hawa nafsu dan keinginan daging dan semarak-semarak secara lahiriah.
Kesaksian yang kedua dari Kaleb; bertahan terhadap Pengajaran Mempelai dan dia sedih melihat orang tuanya. Saya memang pernah mengatakan jangan egois, harus tetap doakan, tidak boleh berhenti mendoakan keluarga, seperti saya juga tidak pernah berhenti mendoakan sidang jemaat, tidak pernah berhenti mendoakan keluarga adik saya di Ciruas, walaupun mereka banyak menyakiti hati Tuhan, juga secara tidak langsung menyakiti hati orang tuanya (bunda). Tetapi saya tidak boleh egois, saya harus tetap mendoakan mereka sebab berkat yang abadi itu datangnya dari Sorga, dari Tuhan bukan dari kekuatan manusia. Kita sudah lihat harta sekejap bisa dapat, sekejap juga bisa habis, tetapi kalau kita mengandalkan harta, kekuatan kita tidak seberapa. Hari ini kita seperti dipermuliakan besok habis karena kemuliaannya datang dari harta. Belajar kepada firman belajar bergantung kepada kemurahan hati Tuhan, jangan bergantung kepada harta dan kekayaan yang tidak memberi jaminan hidup. Kenapa saya harus katakan ini karena firman ini sudah saya rasakan dan apa yang sudah saya rasakan, saya alami, saya sampaikan dan apa yang sudah Tuhan berikan, Tuhan tidak pernah ambil bahkan Tuhan akan limpahkan. Satu talenta diambil bukan diberikan kepada hamba yang kedua yang menerima dua talenta, justru diberikan kepada hamba yang sudah menerima sepuluh talenta (semakin dipercaya lagi). Logikanya kan jauh lebih baik satu talenta itu diberikan kepada hamba yang kedua yang menerima dua talenta, tetapi tidak, justru dipercayakan kepada hamba yang sudah memiliki sepuluh talenta, artinya; yang sudah merasakan kemurahan akan semakin berkelimpahan, itu yang benar dari Tuhan dan itu yang sudah dirasakan tentu oleh kita semua.

Yang ketiga dari Lidia, bahwa dia mengakui kemurahan Tuhan sesuai dengan apa yang kita dengar tadi, dia mengakui bahwa dia banyak menerima kemurahan di tempat ini, sekalipun bapa yang dikasihinya adalah seorang gembala dan kebanyakan anak-anak  hamba Tuhan memang seperti itu, karena bapanya adalah hamba Tuhan ditempat itu, seringkali anak itu bertingkah, berulah dan bukan hanya Lidia dimana-mana banyak seperti itu. Tetapi sidang jemaat jangan tersandung dengan hal-hal seperti itu. Bukan untuk membela diri, saya sendiri pun tidak akan membiarkan anak kami berulah seperti itu. Kebanyakan anak hamba Tuhan berpikir seperti itu, dia pikir masuk Sorga seperti boncengan di jalan, tidak seperti itu, bahkan suami isteri saja masing-masing mempertanggungjawabkan dirinya kepada Tuhan.
Kemudian saya berpesan kepada dia, rawat mama sebagai ibu gembala, nanti kalau sudah sembuh kembali ke tempat ini. Berhubung juga kakaknya sekarang sedang sekolah Alkitab di Jawa Timur lalu mungkin jika Tuhan kehendaki bulan 10 akan lulus dan ditamatkan.

Tahun lalu saya bersyukur dia menggagas supaya ada pragmen dan puisi berantai, namun sebelum mereka latihan, saya minta makalah, sewaktu saya baca, saya meneteskan air mata. Terima kasih Tuhan karena apa yang dikerjakannya itu untuk mempermuliakan nama Tuhan bukan untuk yang lain, itu yang membuat saya menangis dan terharu, hanya saja sayangnya dia tidak melayani, itu yang kurang dari dia, oleh karena keteledoran dan kesalahan yang terjadi. Biarlah hal yang pernah terjadi tidak terulang lagi sesuai dengan kesaksian Azarya, cukup itu satu kali. Kesalahan jangan diulang-ulang, saya ini juga adalah orang yang melakukan kesalahan di waktu-waktu dahulu, tetapi karena saya tahu kesalahan itu menyakitkan, saya tidak berani melakukannya lagi. Dan setelah saya terus sungguh-sungguh dalam Tuhan menjaga kekudusan, saudara bisa rasakan pembukaan rahasia firman dan jiwa ditambahkan satu-satu,  bukan saja kuantitas yang ditambahkan penyerahan juga semakin ditambahkan, terus meningkat dari hari ke hari, minggu ke minggu bulan ke bulan, dari tahun ke tahun juga saya terus melihat kualitas pertumbuhan rohani itu semakin bertambah-tambah.

Saya mendoakan anak-anak rohani saya Lidia, Azarya, Kaleb, teruslah menjadi kesaksian, contoh teladan, khususnya Azarya dan Lidia, menjadi kesaksian. Nanti di Panambean, Mandua Mas, apa yang kalian sudah dapat di sini bawa ke sana, tentu bukan dengan perkataan tetapi dengan sikap dan perbuatan selalu di bawah tidak lagi ada di atas. Berkata-kata, bersikap, bersolah tingkah semua selalu ada di bawah, supaya nama Tuhan selalu dipermuliakan, kalian mengharumkan nama Tuhan dari tempat ini.

Kita semua keluarga Allah menjadi tiang penopang, yang dipacangkan di dalam rumah Tuhan dan menjadi dasar kebenaran, baik dari perkataan, perbuatan kita masing-masing. Banyak pergumulan kita masing-masing, fitri belum bekerja, bapa Evelyn juga belum bekerja, sungguh-sungguh beribadah tidak ada yang mustahil, Devi juga pergumulannya orang tuanya pa abun, dan juga koko-kokonya, supaya sungguh-sungguh tidak pacaran. Banyak pergumulan kita seperti pergumulan Kaleb kepada keluarganya, kita semua punya pergumulan masing-masing, hanya Tuhan yang tahu pergumulan kita masing-masing.
Bantu doa supaya kami semua suami isteri tetap menjadi contoh teladan bagi saudara, kalau ada kekurangan kami jangan disimpan-simpan, jangan juga itu digunakan sebagai sarana untuk merusak penggembalaan ini, kalau ada kekurangan kami doakan kami, saya tidak luput dari kesalahan banyak kesalahan saya. Kalau saya bilang saya tidak bersalah, saya jadikan Tuhan Yesus berdusta. Anak-anak kami Mark Mikha dan Isai juga mungkin kurang berkenan bantu doa supaya kami berkenan.

Baik, waktu yang singkat ini kita gunakan untuk menerima firman Tuhan...
Segera kita memperhatikan Wahyu pasal 7. Puji Tuhan, kita patut bersyukur kepada  Tuhan, karena kita sudah menyelesaikan Wahyu pasal 6 semua karena kemurahan Tuhan doa-doa sidang jemaat didengar oleh Tuhan dan sekarang kita memasuki pasal 7.

Wahyu 7 ini dalam pelajaran Tabernakel berada dalam tanda buli-buli emas berisi manna.
Secara keseluruhan kitab Wahyu, bila dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel terkena kepada TABUT PERJANJIAN.
Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian;
1.     Tabut / peti dari tabut perjanjian.
2.     Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya .

Lalu di dalam tabut perjanjian ini terdapat tiga perkara;
1.     Buli-buli emas berisi manna.
2.     Dua loh batu.
3.     Tongkat Harun yang bertunas.
Buli-buli emas berisi manna disimpan di dalam tabut hukum turun temurun/sampai selama-lamanya di hadapan Tuhan, sehingga saya akan lanjutkan tentang Wahyu pasal 7 ini dalam pelajaran Tabernakel ada dalam tanda buli-buli emas berisi manna.

Buli-buli emas berisi manna berbicara tentang kehidupan anak-anak Tuhan yang memilki iman yang permanen.
Iman yang permanen yaitu iman yang kuat dan teguh tidak mudah dipengaruhi oleh apapun termasuk oleh dua hal yaitu;
1.     Hal-hal yang tak suci.
2.     Hal–hal yang lahiriah yang menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan.
Itu yang dimaksud dengan iman yang permanen, iman yang kuat dan teguh yang tidak mudah dipengaruhi oleh apapun termasuk dua perkara tersebut.

Keluaran 16:33-34
(16:33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun."
(16:34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.

Buli-buli yang berisi segomer manna lalu ditempatkan di hadapan Tuhan untuk disimpan turun-temurun di dalam tabut hukum di dalam tabut perjanjian.
Kesimpulannya; perwujudan dari iman yang teguh adalah firman itu mendarah daging dan dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging dan ditukik di dalam hati. Itu perwujudan dari pada iman yang teguh; firman mendarah daging.

Keluaran 16:35
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.

Jadi bangsa Israel makan manna selama 40 tahun di padang gurun sampai tiba di tapal batas tanah kanaan. Itu menujukkan bahwa bangsa Israel dipelihara oleh firman Allah itu sendiri.

Sebab itu biar kita semua diisi penuh dengan firman Allah dan kita harus berpadanan dengan firman Allah walaupun sakit bagi daging, firman Allah itu tidak boleh ditolak. Ketika Yesus menyatakan bangsa Yahudi itu adalah keturunan ular beludak, bangsa Yahudi itu berkata kamu kerasukan setan, karena dosa dituding dia balas, kamu kerasukan setan, itu orang kalau menolak firman Allah, tidak mau diisi penuh oleh firman.
Padahal kalau kita menikmati firman, firman itu yang peliharakan hidup kita, bukan siapa-siapa lagi, bukan harta uang, jabatan, kedudukan, tetapi firman itu yang memelihara hidup, tetapi kalau pengertian belum sampai ke sana, bagi dia tidak mungkin, maka pengertian ini harus terus kita dapat dari Tuhan dengan segala kerelaan hati, kelapangan hati, disertai kerendahan hati.

Ulangan 8:2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Saudaraku, manusia hidup bukan dari roti / makanan tetapi manusia hidup dari perkataan yang terucap  dari mulut Tuhan.
Tanda firman itu telah mendarah daging, ada dua;
1.     Rendah hati.
Semakin mendengar firman seseorang pasti semakin rendah hati.
2.     Kuat terhadap cobaan.
-  Pengaruh yang tidak suci.
-  Perkara – perkara lahiriah yang menyebabkan seseorang jauh dari pada Tuhan.
Kadang karena uang sesorang jauh dari Tuhan, karena pekerjaan dan kesibukan jauh dari Tuhan, tetapi kalau betul kehidupan itu diisi dengan firman Allah (firman mendarah daging) maka dia akan memiliki iman yang permanen berarti; kuat dan teguh hati, tidak mudah digoyahkan oleh apapun, baik oleh pengaruh yang tidak suci, baik perkara lahiriah yang menyebabkan seseoang jauh dari pada Tuhan.

Manusia hidup bukan dari roti bukan dari makanan, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah / firman, itulah yang memelihara bangsa Israel di padang gurun. Bangsa Israel tidak mengenal manna tetapi manna itu yang memelihara kehidupan mereka sepanjang perjalanan di padang gurun selama 40 tahun sampai tiba di tapal batas tanah Kanaan. Dulu kita tidak paham, firman yang memelihara hidup, yang kita tahu dulu yang memelihara hidup adalah uang, ijazah, kedudukan, jabatan, pekerjaan, tetapi sekarang harus paham supaya kita rendah hati menghadapi ujian dan cobaan, kuat dan teguh hati tidak mudah dipengaruhi.
Jadi rendah hati dan kuat terhadap cobaan = tidak mudah goyah oleh apapun.

Yesaya 55:11
(55:11) demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Firman yang keluar dari mulut Allah tidak kembali kepada Allah dengan sia-sia tetapi;
a.     Firman Allah itu akan melakukan apa yang Allah kehendaki.
b.     Firman itu akan berhasil dalam apa saja yang Allah suruh kepada firman itu sendiri.
Apa yang Allah suruh, apa yang Allah perintah kepada firman akan berhasil. Sebab itu Allah berkata; Apa yang keluar dari mulut Allah tidak akan kembali dengan sia-sia.”

Firman itu tidak pernah gagal, itu sebabnya bahwa manusia tidak hidup oleh karena roti makanan tetapi oleh karena setiap ucapan yang keluar dari mulut Allah, pendeknya firman Allah memelihara, bukan saja menciptakan yang tidak ada menjadi ada, asal kita tetap di gunung Sion.
Jangan gunakan logika, jangan putar balikkan fakta, jangan putar balik kebenaran dengan hati dan perasaan, firman Allah memelihara hidup. Dari sejak semula Ia menciptakan, menjadikan yang tidak ada menjadi ada, memelihara hidup, itu sudah saya alami, bukan karena katanya.
        
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.             

Kita simak dulu bagian-bagian ayat ini;
-     Pada mulanya adalah Firman.”
-     “Firman itu bersama-sama dengan Allah.”
-     “Firman itu adalah Allah.”
Sepertinya di sini ada dua pribadi tetapi pada kalimat yang ketiga kita mengetahui bahwa firman itu adalah Allah sendiri, satu kesatuan.

Maka...
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yesus adalah firman yang menjadi manusia, artinya; firman itu telah mendarah daging dengan dua tanda;
-     Penuh kasih karunia
-     Penuh dengan kebenaran.

Kasih karunia dan kebenaran menunjukkan bahwa perkataan yang keluar dari mulut Allah tidak kembali dengan sia-sia, tetapi apa saja yang diperintahkannya akan terlaksana, dan apa saja yang disuruhkannya berhasil. Firman berhasil setiap kali Allah kehendaki, firman Allah akan terlaksana setiap kali Allah memerintahkan-Nya.
Yesus adalah firman Allah, Dia berhasil setiap kali apa yang dikehendaki Allah, Dia akan terlaksana setiap kali apa yang disuruh oleh Allah, buktinya; ada kasih karunia dan kebenaran,
Jadi kasih karunia dan kebenaran bukti bahwa firman Allah yang keluar dari mulut Allah tidak kembali dengan sia-sia.
Hidup ini karena kasih karunia dan kebenaran oleh iman karena darah salib. Beda dengan orang yang hidup di luar Tuhan mereka berupaya dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk menghidupi hidup.

Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus, dua hal yang sangat berbeda.

Kita lihat dua hal yang sangat berbeda ini...
Roma 3:24-28
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Kasih karunia dan kebenaran datang oleh, darah salib Kristus, inilah kebenaran karena iman, tetapi hukum Taurat itu datang dari manusia dan setiap orang yang hidup di bawah hukum Taurat, dia harus hidup oleh karena melakukan hukum Taurat. Tetapi yang benar adalah kasih karunia datang oleh darah salib Kristus, jadi bukan karena hasil usaha. Kalau mereka hidup di bawah hukum Taurat, hidup karena hasil usaha. Tetapi saya mau tanya sampai sejauh mana kekuatanmu?

Kita dipelihara oleh karena firman iman, itu kasih karunia, bukan karena hasil usaha. Beda kalau jauh dari Tuhan persis seperti di bawah hukum Taurat hidup karena hasil usaha.
Kebenaran dari Tuhan kebenaran oleh iman, itu kasih karunia. Kalau kebenaran dari iman kita tidak bisa bermegah, berdasarkan apa? Karena melakukan? Berbanding terbalik dengan orang yang hidup di bawah hukum Taurat, suka bermegah terhadap kekuatan dan kemampuannya. Orang semacam ini berusaha menunjukkan kebenarannya dengan menyatakan kesalahan orang lain, itu hukum Taurat, itu namanya bermegah.

Ini yang harus kita sadari, terima firman dengan sungguh-sungguh jangan pertahankan cara yang lama, biar firman yang membenarkan.  Sampai kapan kita hidup dengan kekuatan kita? Sampai kapan suami isteri bisa menjadi satu kalau tetap di bawah hukum Taurat, anak dengan orang tua, sampai kapan dapat bersatu? Tidak akan pernah bisa.
Maka kita bersyukur kepada Tuhan setiap kali apa yang dikehendaki berhasil, setiap kali Allah memberitakan firman terlaksana, firman selalu berhasil, terlaksana apa yang dihendaki dan disuruh oleh Allah maka firman itu tidak sia–sia asal kita sungguh-sungguh, hidup untuk menghidupi firman dan firman menghidupi manusia, dia yang memelihara hidup. Itulah buli-buli yang diisi dengan segomer manna.

Biar Roh Kudus nanti tercurah dan kita sudah melihat kehendak Allah terlaksana, karena Allah telah memerintahkan firman itu maka Yesus yang adalah firman berkata...
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Setiap kali Allah berkehendak semuanya terlaksana, setiap kali Allah suruh firman berhasil. Berarti ada kaitannya dengan dengar-dengaran maka di awali dengan perkataan; “ya Bapa-Ku”, orang yang dengar-dengaran berkata “ya” saja, tidak menunjukkan kebenarannya lalu menyalahkan orang lain.
Ayo, semoga firman malam ini kita terima supaya kita hidup oleh firman dan firman itu membuat kita hidup, coba kalahkan hati yang keras itu, terima firman supaya kita ya kepada Bapa di Sorga nanti semua terlaksana. Sebaliknya kalau hidup di bawah hukum Taurat / kebenaran diri sendiri kehendak Allah tidak terlakasana.
Coba taklukan dulu hati dan pikiran perasaan yang salah, lepaskan diri dari hukum Taurat supaya semua ya kepada firman dan firman nanti yang memelihara hidup, bukan hasil usaha. Kalau hidup di bawah hukum Taurat capek dan lelah, setiap hari berselisih dengan yang lain, karena masing-masing suka bermegah.

Keluaran 16:35-36
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.

Bangsa Israel makan manna selama 40 tahun di padang gurun, segomer tiap-tiap orang. Jadi menikmati segomer = menikmati sepersepuluh efa.
Inilah ukuran ketika seseorang hidup oleh firman.  Sepersepuluh = satu dari 10, kalau dikaitkan dengan hukum Taurat, hanya satu yang terpenting di dalam hukum Taurat yaitu; kasih. Yang mewakili loh batu pertama; kasih kepada Tuhan, yang mewakili loh batu kedua kasih kepada sesama. Itu ukuran menikmati sepersepuluh efa.

Namun, saya sendiri juga harus mengakui, sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, belum memenuhi ukuran yang ada, belum memenuhi standar Allah, masih banyak kekurangan di sana sini. Tadi saya marah kepada isteri saya, dan kepada anak (Isai). Ini suatu kesalahan besar yang harus saya akui karena berhubung dengan ukuran ini, saya belum memenuhi standar, maka saya harus akui saya banyak salah dan sering salah. Mari kita saling mendoakan supaya kita memiliki standar ukuran Tuhan saat menikmati manna. Ukurannya satu gomer tiap-tiap orang.
Banyak kekurangan dan kekeliruan saya kalau ditinjau menurut ukuran ini, belum mampu mengasihi Tuhan dan sesama, buktinya saya masih menyakiti hati dan perasaan isteri dan anak saya. Saya belum mampu tetapi mari kita sama-sama berjuang  jangan sampai kesalahan yang ada menjadi suatu alasan untuk tinggalkan Tuhan itu juga tidak benar.

Mari kita kembali memperhatikan Wahyu 7...
Tadi kita sudah memperhatikan pembacaan dari si pembaca seluruhnya ada 17 ayat dibagi menjadi dua bagian;
a.     Ayat 1-8 itulah orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel.
Suku Israel ada 12, masing-masing tiap-tiap suku 12000 yang dimeteraikan. Jadi jumlah seluruh yang dimeteraikan adalah 144000, inilah Mempelai Tuhan, inti dari mempelai wanita Tuhan, betul-betul mereka murni sekali.
b.     Ayat 9-17 itu merupakan pelengkap dari pada inti dari mempelai wanita Tuhan.
Ini adalah kemurahan bagi bangsa kafir, semoga kita (bangsa kafir) mendapat bagian dari antara kumpulan besar orang banyak yang berdiri di hadapan Allah dan di hadapan takhta Anak Domba, jumlah mereka banyak tidak terhitung, memakai pakaian putih, di tangan mereka ada daun palem dan mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar, mereka telah mencuci jubah mereka putih sampai bersih berkilau-kilauan di dalam darah anak domba.

Jadi kesusahan yang besar itu merupakan suatu kesempatan bagi mereka untuk mencuci jubah sampai putih bersih, berkilau-kilauan. Tuhan tidak mengecilkan bangsa kafir, Tuhan menerima siapapun kita, dari latar belakang, dari suku kaum bahasa dan bangsa yang berbeda-beda Tuhan terima. Orang yang dimeteraikan itulah orang yang menjadi milik Tuhan.

Malam ini biarlah kita menerima meterai dari Tuhan, meterai dari Tuhan adalah Roh kudus. Biasakan bergaul dengan Roh Kudus hindari soal-soal yang dicari-cari. Lepaskan diri dari hukum Taurat supaya Tuhan nanti berkasih karunia, supaya kita layak juga menerima meterai dari Tuhan.
Hari ini tidak salah kita menangis di bawah kaki Tuhan, tetapi ukurannya bukan tangisan, kita menangis karena kemurahan Tuhan supaya Roh Kudus tercurah bagi kita. Tetapi yang jauh lebih penting lagi biarlah kita bergaul erat dengan Roh Tuhan, tidak hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging lagi.

Wahyu 7:1-4
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Yang menjadi milik Tuhan dimeteraikan dengan Roh Kudus.
Jadi mereka yang dimeteraikan dari suku Israel adalah 144.000 orang, biarlah kita menerima meterai Allah untuk menjadi milik kepunyaan Allah.

Efesus 4:30
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Jangan buat Roh Kudus berduka, bersedih, sama juga mendukakan hati orang lain, hamba Tuhan.
Pertanyaan: kapan Roh Kudus berduka?
Jawabannya: saat seseorang mengalami kematian rohani.

Efesus 4:31-32
(4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
(4:32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Tuhan mau memeteraikan kita, Tuhan mau memeteraikan milik kepunyaan-Nya.

Ada 144.000 orang yang dimeteraikan dari 12 suku Israel, bangsa kafir juga diberi kesempatan menjadi pelengkap dari inti mempelai wanita Tuhan. Malam ini yang mau menjadi milik Tuhan, milik Kristus ini waktunya untuk dimeteraikan. Amin.

Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



 

No comments:

Post a Comment