KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 2, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 28 MEI 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 28 MEI 2017

“Wahyu pasal enam”
(Seri 21)

Subtema : GEMPA BUMI YANG DAHSYAT DAN LANGIT MENYUSUT.

Shalom...
Selamat malam, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu pasal 6.
Wahyu 6:12-14
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
(6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.

Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam terjadi dua hal;
a.     Gempa bumi yang dahsyat.”
b.     “Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung.”
Kejadian ini tentu membuat manusia dan setiap insan / yang hidup akan menjadi takut dan gelisah, hidup menjadi tidak tenang, diliputi ketakutan yang hebat dan luar biasa.
Perkara di atas, perkara di sorga, itulah ibadah dan pelayanan serta segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, itu yang menjadi pusat perhatian kita di hari-hari terakhir ini, bukan perkara di bawah / perkara lahiriah supaya pada saat Anak Domba itu membuka meterai yang keenam kita mendapat pembelaan dari Tuhan. Dia naik, duduk disebelah kanan Allah Bapa, sebagai Raja yang tampil sebagai Pembela sekaligus Ia membawa tawanan-tawanan.

Keterangan: GEMPA BUMI YANG DAHSYAT.”
Ketika terjadi gempa bumi yang dahsyat dua hal terlihat;
1.     “Tergeserlah gunung-gunung dari tempatnya.”
2.     “Tergeserlah pulau-pulau dari tempatnya.”

Kita akan melihat gunung-gunung dan pulau-pulau yang akan tergeser itu.
Tentang: “Tergeserlah gunung-gunung dari tempatnya.”
Saya bersyukur malam ini  berada di gunung Tuhan, beribadah dan melayani, tentu sidang jemaat juga harus bersyukur, beribadah dan melayani di atas gunung Tuhan, tetapi suatu kali nanti ada gunung yang tergeser dari tempatnya. Maka mulai saat ini kita harus memperhatikan gunung tempat kita beribadah, jangan sembarangan berada di atas gunung-gunung, harus memperhatikan gunung tempat kita beribadah dan melayani Tuhan. Dulu kita tidak memahami hal ini, sekarang oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh diberi pengertian oleh Tuhan.

Kita lihat gunung yang tergeser itu…
Wahyu 17:3-4
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Kemudian, wanita itu memakai kain ungu dan kain kirmizi, itu berbicara tentang pelayanan dalam pengorbanan-pengorbanannya, tetapi sayangnya di tangan perempuan itu ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Saudaraku, hati-hati dengan ibadah yang semacam ini, banyak di antara kita yang tidak memahami bahwa ibadah seperti ini sedang ditunggangi oleh perempuan tersebut.

Lebih jauh kita lihat…
Wahyu 17:5-6
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
(17:6) Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.

Memang tadi perempuan itu memakai kain ungu dan kirmizi (melayani di dalam kemuliaan juga disertai pengorbanan), namun pada ayat 6 ini terlihatlah perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus, ketika rasul Yohanes melihat peristiwa itu, ia sangat terheran. Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa sesungguhnya ibadah-ibadah di bumi sedang ditunggangi oleh perempuan kekejian.

Wahyu 17:7-9
(17:7) Lalu kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
(17:9) Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,

Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, dimana tujuh gunung itu telah ditunggangi oleh perempuan kekejian, maka yang dibutuhkan di sini adalah akal yang mengandung hikmat, maka hikmat Tuhan telah dinyatakan pada kita saat ini.

Wahyu 18:2-3
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

Perempuan kekejian disebut juga dengan babel. Babal adalah tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Di sini kita melihat keadaan dari tiga golongan:
1.     “Semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya.”
2.     “Raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia.”
3.     “Pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

Wahyu 17:4-5
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

Tiga golongan di atas berlaku cabul, karena di tangan perempuan itu ada suatu cawan emas penuh dengan;
-       Kekejian.”
-       “Kenajisan percabulannya.”

Bayangkan, raja-raja akhirnya berlaku cabul. Siapa raja-raja di bumi ini? Itu menunjuk kepada orang-orang yang melayani Tuhan. Bisa saja orang yang melayani Tuhan itu terlihat dengan sopan saat melayani Tuhan, tetapi kalau perkataannya sudah tidak baik, gerak-gerik tidak baik, pakaian tidak mencerminkan bahwa dia seorang imamat rajani, itu menunjukkan bahwa mereka telah berlaku cabul di hadapan Tuhan.
Ini harus menjadi pusat perhatian kita di hari-hari terakhir ini. Bagaimana dengan kita malam ini, respon kita terhadap firman Tuhan, apakah kita mau beribadah di atas gunung semacam ini atau beribadah di atas gunung Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Kalau firman Tuhan disampaikan dan berbicara tentang kenajisan, Setan tidak suka, maka kuasai hati dan pikiran saudara. Itu benar, Setan tidak suka, jangan sampai ibadah ini ditunggangi oleh perempuan kekejian itu.

Matius 24:15
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya--

Suatu kali nanti kekejian itu akan berdiri di tempat kudus, yang membaca dan mendengar firman Tuhan harus memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, jangan bermain-main, supaya jangan salah beribadah.

Tadi, perempuan kekejian itu berdiri di tempat kudus, ini harus menjadi perhatian kita.
Sekarang kita akan melihat saat perempuan kekejian berdiri di tempat kudus.

Daniel 12:11
(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.

Ketika perempuan kekejian itu berdiri di tempat kudus selama seribu dua ratus dan sembilan puluh hari, maka pada saat itu korban sehari-hari dihentikan.

Kita akan melihat korban sehari-hari...
Daniel 9:23
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

Korban sehari-hari dihentikan tepatnya pada pertengahan tujuh masa.
Adapun korban sehari-hari itu ialah;
a.     Korban sembelihan à ibadah dan pelayanan kita semua.
Saat kita berada dalam kegiatan Roh kita ini bagaikan mempersembahkan  korban sembelihan, jiwa kita hancur, hati kita patah dan remuk saat memikul salib. Pendeknya, ibadah dan pelayanan yang kita persembahkan adalah korban sembelihan. Sebab orang yang beribadah kepada Tuhan pasti mengalami banyak penderitaan seperti yang tertulis di dalam kitab Timotius.
b.     Korban santapan, itulah firman Allah sebagai makanan rohani, itu akan dihentikan.

Korban sehari-hari dihentikan artinya; korban sembelihan dan korban santapan tidak terlihat lagi, maka yang terlihat adalah;
1.    Firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
-       Ditambahkan artinya; menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, dongeng-dongeng nenek tua, filsafat-filsafat kosong manusia dan lain sebagainya.
Cerita isapan jempol atau dongeng-dongeng nenek tua itu bisa saja menceritakan tentang, si kancil, si kura-kura, si buaya, si ular atau apa saja, tetapi masakan cerita seperti ini dapat menyucikan hati nurani yang jahat / dosa yang terselubung?
-       Dikurangkan artinya; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal yaitu;
·          Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya. Kalau ajaran seperti ini ada dalam suatu gereja, menunjukkan bahwa disitu tidak ada lagi korban sehari-hari.
·          Tanda-tanda heran / mujizat-mujizat. Yang diutamakan adalah tanda-tanda heran atau mujizat-mujizatnya, namun salib tidak ditegakkan.
Tidak salah di dalam satu tempat beribadah itulah gunung Tuhan ada mujizat, yang sakit sembuh, setan di usir tetapi kita beribadah tidak hanya mencari itu atau ibadah dan pelayanan tidak berhenti sebatas itu, tetapi harus memuncak sampai pengajaran salib. Yesus melayani selama 3,5 tahun tidak sebatas mengadakan mujizat tetapi memuncak kepada taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, itulah pengajaran salib, itu yang benar.

2.    Di dalamnya terdapat perkara-perkara lahiriah.
Ini berbicara tentang roh antikris. Kalau menurut 1 Yohanes 4:1-6 dari situ kita melihat mana roh antikris dan mana roh yang berasal dari Tuhan. Kalau seorang hamba Tuhan hanya berbicara perkara lahiriah / perkara di bawah, itu adalah roh antikris yang berasal dari dunia. Tetapi kalau seorang hamba Tuhan berbicara tentang pribadi Yesus yang disalibkan, itu berasal dari Tuhan.

3.    Yang dibicarakan hanya soal uang / mamon.
Sesungguhnya uang/mamon membuat banyak orang susah, karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Inilah gunung yang akan tergeser dari tempatnya. Nanti kita akan lihat gunung yang tetap berdiri tegak.

Tentang: “Tergeserlah pulau-pulau dari tempatnya.”
Pulau-pulau disebut juga dengan daratan. Kalau pulau / daratan sudah diliputi dengan air maka pulau-pulau / daratan tidak terlihat lagi, berarti mengancam kehidupan manusia.
Kalau kita melihat kehidupan manusia itu persis seperti semut kecil tidak berdaya tetapi Semut itu cekatan, sebab pada musim panas ia mencari makanannya, pada musim dingin dan hujan, ia akan berada di tempatnya untuk melindungi dirinya. Berarti kalau pulau-pulau / daratan sudah diliputi oleh air mengancam kehidupan manusia.

Kejadian 7:24
(7:24) Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.

Pada zaman Nuh air bah pernah terjadi selama seratus lima puluh hari. Air bah berbicara tentang dosa kenajisan. Itu sebabnya tadi saya katakan kalau daratan / pulau diliputi oleh air akan mengancam kehidupan manusia.

Kejadian 8:5-9
(8:5) Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.
(8:6) Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.

Pertama-tama Nuh melepaskan burung gagak, tetapi nyatanya burung gagak itu pulang dan pergi, sampai air itu surut / daratan itu kering, berarti burung gagak tidak dapat memberi petunjuk kepada Nuh dalam bahteranya, maka Nuh melepaskan burung merpati. Setelah burung merpati dilepaskan, maka terbanglah burung merpati itu melihat daratan / suasana yang ada, ternyata tidak ada tumpuan pada kakinya karena daratan masih diliputi dengan air sehingga ia kembali ke bahtera, kembali kepada Nuh.
Saudaraku, kalau daratan diliputi oleh air bah, tidak ada aktivitas, tidak ada kegiatan, tidak ada yang bisa kita kerjakan di atas muka bumi ini, berarti mengancam kelangsungan hidup manusia.
Pendeknya, dosa kenajisan itu mengancam kelangsungan hidup manusia.

Kejadian 8:13-14
(8:13) Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
(8:14) Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering.

Pada akhirnya air sudah surut, maka terlihatlah daratan, air kembali kepada habitatnya yaitu lautan.

Aktivitas Nuh setelah daratan kering
Kejadian 8:20
(8:20) Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.

Nuh mendirikan mezbah dan ia mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Jadi betul-betul dosa kenajisan ini mengancam kelangsungan hidup manusia. Jadi, jangan mau tertipu dengan perasaan yang dikuasai oleh roh najis dan pikiran yang dikuasai roh najis.

Nuh mempersembahkan korban bakaran. Apa itu korban bakaran? Korban bakaran di persembahkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi dan apinya tidak akan pernah padam. Berarti menghanguskan segala tabiat daging.
Malam ini kita datang kepada Tuhan untuk mempersembahkan korban di atas mezbah sampai daging ini hangus, tidak bersuara lagi.

Adapun Nuh, ia mempersembahkan korban bakaran itu, dari binatang yang tidak haram.

Kita lihat binatang yang tidak haram…
Imamat 11:3
(11:3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.

Binatang yang tidak haram itu adalah binatang yang:
-         Berkuku belah dua dan bersela panjang.
-         Memamah biak, sama seperti lembu sapi.
Itulah yang dipersembahkan Nuh di atas mezbah.

Berkuku belah dua dan bersela panjang à firman Allah yang tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
-       Firman Tuhan yang tertulis dalam Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi.
Tugas nabi adalah bernubuat/menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati = menyingkapkan segala dosa yang terselubung. Maka seorang nabi yang beroleh mimpi harus menceritakan mimpi itu dengan benar, dan seorang nabi yang beroleh firman Tuhan harus menceritakan firman Tuhan dengan benar...Yeremia 23:28.
Berarti, syarat untuk menjadi seorang nabi;
·          Jujur.
·          Tidak boleh takut menceritakan firman Tuhan.
Banyak hamba Tuhan tidak berani menyampaikan firman para nabi, sebab ia takut jemaat mundur kalau disampaikan firman para nabi.

-       Perjanjian baru ditulis oleh para rasul.
Rasul à orang – orang yang diurapi oleh Tuhan.

Roma 10:17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan firman Kristus. Berarti, firman Kristus adalah firman Iman.

Roma 10:4-5
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."

Kebenaran dari hukum Taurat; karena melakukan, berarti mengandalkan kekuatan / kemampuannya, tetapi kebenaran karena firman iman, dibenarkan oleh darah salib, karena kemurahan (kasih karunia).

Inilah binatang yang tidak haram yang dipersembahkan Nuh sebagai korban bakaran di atas mezbah kepada Tuhan.
Kemudian, binatang yang tidak haram ini memamah biak berarti; siang hari makan rumput malam hari dia kunyah kembali, sampai memperoleh sari-sarinya, jadi menikmati firman Allah sampai firman itu mendarah daging = merenungkan firman itu siang dan malam. Jadi firman Tuhan tidak hanya sebatas pengetahuan, kalau firman Tuhan hanya sebatas pengetahuan orang seperti ini menjalankan ibadahnya secara Taurat / lahiriah, tanpa keubahan.

Mazmur 1:1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Binatang yang memamah biak itu ciri-cirinya;
-       “Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.”
-       “Tidak berdiri di jalan orang berdosa.”
-       “Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.”
Inilah korban persembahan yang dipersembahkan Nuh di atas mezbah karena daratan itu sudah kering.

Kejadian 8:21-22
(8:21) Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
(8:22) Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."

Setelah Tuhan mencium persembahan yang harum dari Nuh maka Tuhan berjanji;
-       “Takkan mengutuk bumi lagi.”
Kutuk nenek moyang terputus, dosa turunan terputus.
-       “Takkan membinasakan manusia lagi.”

Biarlah kita mempersembahkan korban bakaran di atas gunung Tuhan sama seperti Nuh mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, selama masih ada kesempatan, karena suatu kali nanti pulau-pulau akan tergeser dari tempatnya oleh banjir yang hebat, yaitu: roh najis.

Keterangan: Ketika langit menyusut itu bagaikan gulungan kitab yang digulung.
Wahyu 5:1
(5:1) Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.

Gulungan kitab dengan ketujuh meterainya berarti firman Allah yang belum terbuka rahasianya.

Wahyu 5:2-3
(5:2) Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
(5:3) Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

Tidak ada seorangpun yang dapat membukakan gulungan kitab dan ketujuh meterainya atau tidak ada seorangpun yang dapat membukakan rahasia firman Tuhan baik;
-       Yang di sorga à para Malaikat.
-       Yang di bumi à hamba-hamba Tuhan yang sudah menerima lima jabatan bak itu rasul, nabi, penginjil, gembala, guru, termasuk saya tidak dapat membuka rahasia firman dari diri saya sendiri kalau Tuhan tidak mengaruniakannya.
-       Di bawah bumi à roh-roh yang ada di alam berzah itulah setan-setan tidak sanggup membukakan rahasia firman.

Karena situasi seperti ini, rahasia firman Tuhan tidak dibuka…
Wahyu 5:4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

Rasul Yohanes menangis amat sedih, karena tidak ada yang dapat menentukan rahasia firman.
Kerugian kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman maka dosa / segala yang terkandung dalam hatipun tidak tersingkap maka secara otomatis masalah tidak terselesaikan sehingga yang jahat tetap jahat, yang suam tetap suam, yang najis tetap najis semua dosa inilah yang menimbulkan ratap tangis dan dukacita.

Mazmur 119:130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Sebaliknya, kalau terjadi pembukaan rahasia firman maka;
1.     Memberi terang.” Berarti, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.
2.     “Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh”, supaya orang bodoh tidak mengulangi kesalahannya sebagai perbuatan bodoh.
Maka dengan demikian tidak ada lagi ratap tangis dan dukacita.

Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam selain gempa bumi terjadi, langit juga menyusut seperti gulungan kitab. Maka kalau di dalam suatu ibadah tidak terjadi pembukaan rahasia firman akan menghadapi suasana yang sama saat Tuhan datang, yaitu: langit menyusut seperti gulungan kitab.
Kalau langit menyusut binasalah manusia. Sesuai dengan yang tertulis dalam 2 Korintus 4:3. ...Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka yang akan binasa.”

Injil yang tertutup -> firman Tuhan tanpa pembukaan rahasia.
Ketika langit menyusut tiga hal terjadi;
Wahyu 6:12-13
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

Ketika langit menyusut akan terjadi tiga hal, yaitu:
1.     Matahari hitam bagaikan karung rambut.”
2.     Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”
3.     Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.”

Tentang: “Matahari hitam bagaikan karung rambut.”
Ini menunjukkan bahwa pekerjaan dari kasih Allah Bapa sudah berhenti sehingga suasana yang terjadi menjadi gelap gulita. Kenapa orang gelap mata? Karena kasih Bapa tidak ada lagi di dalam dirinya.

Kegelapan pernah terjadi selama tiga kali:
1.    Pada saat Tuhan menulahi Mesir dengan tulah kesembilan.
Keluaran 10:21-23
(10:21) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu."
(10:22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
(10:23) Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.

Pada saat kegelapan itu terjadi di Mesir selama tiga hari, maka yang terjadi;
-       Tidak ada orang yang dapat melihat temannya = tidak dapat mengasihi sesama.
-       Tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari berarti = tidur rohani.
Tidur rohani berarti, tidak ada kegiatan / pekerjaan pelayanan bagi Tuhan = tidak dapat mengasihi Tuhan.

2.    Pada saat Yesus disalibkan.
Matius 27:45-46
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Dari jam dua belas sampai jam tiga sore terjadi kegelapan meliputi Golgota. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring; "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Yesus menanggung penderitaan seorang diri di atas kayu salib, tidak ada seorangpun yang dapat memahami diri-Nya, mulai dari imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua termasuk bangsa Yahudi, juga imam besar sampai kepada bangsa kafir oleh Pilatus, termasuk tentara-tentara Romawi. Pendeknya, baik bangsa Yahudi maupun bangsa kafir tidak memahami keberadaan Yesus Kristus.
Karena pekerjaan kasih Bapa sudah berhenti, Yesuslah yang menjadi korbannya. Memang ketika kasih itu dingin tidak ada orang yang mengerti keadaan kita = seorang diri menanggung penderitaan.

3.     Pada masa aniaya antikris tepatnya pada pertengahan tujuh masa = 1260 hari dan kita sudah melihat tadi, Tuhan sudah izinkan sampai pembinasa keji menguasai rumah Tuhan.
Buktinya; korban sehari-hari dihentikan tidak ada lagi korban sembelihan dan santapan.
Jadi, yang pertama-tama merasakan penderitaan itu adalah rumah Tuhan maka jangan heran kalau pada saat itu terjadi. Maka mulai dari sekarang yang membaca dan yang mendengar firman Tuhan perhatikanlah firman ini dengan sungguh-sungguh.

Matius 24:15
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya--

Kalau pembinasa keji berdiri di tempat kudus, maka anak-anak Tuhan jangan heran, karena hal itu memang akan terjadi atas seijin Tuhan, tetapi hendaklah memperhatikannya.

Maka…
Matius 24:16-18
(24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
(24:17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya,
(24:18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.

Anak-anak Tuhan / pembaca harus memperhatikannya dari sejak sekarang.
Caranya:
-       “Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.”
Artinya; kerohanian yang masih kanak-kanak / setengah-setengah dalam penyerahan dirinya kepada Tuhan tingkatkan terus sampai ke gunung Sion.
-       “Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya.”
Arti rohaninya; orang yang sudah ada di dalam kegiatan Roh Kudus jangan lagi memusatkan perhatiannya kepada perkara di bawah / perkara lahiriah.
-       “Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.”
Arti rohaninya; orang yang sudah melayani Tuhan jangan lagi kembali mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Matius 24:19
(24:19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.

Kalau tiga hal ini tidak diperhatikan, maka disamakanlah hal ini dengan….
-       “Sama seperti ibu-ibu yang sedang hamil” à orang yang sedang mengandung dosa.
Pada saat ia sedang mengandung dosa, sementara pembinasa keji berdiri di tempat kudus, celakalah orang seperti ini.
-       “Ibu-ibu yang sedang menyusukan pada masa itu” à masih di dalam pergumulan dan beban dosanya.

Tentang: “Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”
Darah adalah pekerjaan dari penebusan / pengampunan terhadap dosa. Jadi kalau ada kesempatan bagi kita saat ini untuk mendapat pengampunan dan penebusan terhadap dosa, jangan disia-siakan selagi darah Yesus masih berlaku bagi kita, berarti jangan tinggalkan ibadah pelayanan, sebab satu kali nanti bulan akan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan pengampunandan penebusan  terhadap dosa.

Efesus 2:12-13
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus yang sudah memberi pengampunan terhadap dosa / telah menebus dosa kita.
Hanya darah Yesus yang sanggup menyucikan dosa. Sehebat apapun detergen / kualitas sabun mandi tidak dapat menyucikan kita dari dosa / mengampuni kita dari dosa selain darah yang mahal yang tak bercacat dan bernoda. Maka kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dosa jangan disia-siakan, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan. Dalam Ibrani 10:25-27, orang yang sudah mengerti tentang kebenaran terkhusus dalam tiga macam ibadah pokok tetapi dengan sengaja meninggalkan ibadah dan pelayanan; darah Yesus tidak berlaku atas dia. Maka kalau saat ini orang Kristen / anak Tuhan menolak darah Yesus maka darah Yesus akan berbalik menjadi penghukuman sama seperti bulan berubah menjadi darah. Bulan berubah menjadi darah karena awalnya menolak kesempatan yang Tuhan berikan untuk mendapatkan pengampunan terhadap dosa, akhirnya berbalik berubah menjadi penghukuman.

1 Yohanes 1:8-10
(1:8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(1:10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Sekarang kita datang kepada Tuhan dengan segala kerendahan hati, kelemah lembutan mengakui segala dosa kita kepada Tuhan maka darah Yesus masih berlaku menyucikan dosa kita.
Maka saya ulangi kembali jangan sia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan ini, selagi masih ada waktu untuk mendapatkan pengampunan terhadap dosa, gunakan sebaik mungkin. Hati-hati nyawa tidak bisa diganti dengan apa-apa, jangan sampai penyesalan terjadi, sebab penyesalan selalu terlambat datangnya.
Justru harusnya kita bersyukur dengan adanya pengalaman-pengalaman salib, aniaya karena firman, itu juga merupakan percikan darah; orang lain yang berbuat salah tetapi kita yang menanggungnya.
Sengsara salib / menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung itulah percikan darah.

1 Petrus 4:1
(4:1). Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,

Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.”
Kalau harus menanggung banyak penderitaan, tujuannya hanya satu; menghentikan lajunya dosa / kuasa dosa. Badan kita ini banyak menanggung penderitaan, mungkin karena lelah, karena melayani Tuhan karena sakit penyakit, bisa saja karena ada suatu teguran-teguran sehingga orang terjatuh / terpeleset itu juga penderitaan badani, tetapi tujuannya hanya satu; supaya menghentikan lajunya dosa.
Jadi darah Yesus yang sudah kita alami tadi, sengsara karena salib tadi, aniaya karena firman tadi tujuannya untuk menghentikan lajurnya dosa, percikan darah untuk menghentikan lajunya dosa. Jadi darah Yesus betul-betul berkuasa untuk menghentikan dosa selagi masih ada waktu / kesempatan bagi kita, kalau tidak berubah menjadi penghukuman. Mari kita datang mengakui seluruh kesalahan / dosa kita kepada Tuhan.

Kumpulan orang banyak mereka itu keluar dari sengsara yang besar, artinya; sengsara salib menjadi kesempatan bagi mereka untuk mencuci jubah sampai putih bersih berkilau-kilauan...Wahyu 7:9, 14-15.
Saya sudah katakan tadi, sehebat apapun detergen dan kualitas sabun mandi tidak sanggup menyucikan dosa kita selain darah Yesus. Kiranya ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Tentang: “Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.”
Bintang-bintang di langit à hamba – hamba Tuhan / pemimpin-pemimpin dalam rumah Tuhan / guru-guru dalam kebenaran, suatu kali nanti itu akan berguguran karena ditiup oleh angin yang kencang.
Angin kencang à angin – angin pengajaran palsu.
Jangankan angin kencang, angin sepoi-sepoi saja dapat membuat kerohanian seseorang tenggelam seperti Simon Petrus. Ketika Simon Petrus melihat Yesus berjalan di atas air, ia ingin berjalan juga di atas air, kemudian Yesus memerintahkan dia berjalan di atas air, untuk beberapa langkah dia berjalan di atas air, tetapi begitu dirasanya tiupan angin sepoi-sepoi (bukan angin kencang), mulailah ia tenggelam, untung dia angkat dua tangan (menyerah). Saat kita angkat tangan maka Tuhan turun tangan.
Jadi betul, bintang di langit bisa berguguran, bukankah rasul juga bintang di langit, para nabi para hamba Tuhan adalah bintang di langit? Itu baru angin sepoi apalagi kalau angin yang kencang, jelas-jelas firman yang ditambahkan merupakan angin-angin pengajaran palsu, yang menyebabkan bintang-bintang di langit berguguran.

Digambarkan seperti buah pohon arah yang mentah. Buah pohon ara yang mentah sebetulnya susah untuk berjatuhan, kalau buah pohon ara yang mentah bisa berjatuhan berarti; betapa kencangnya angin itu mengguncang pohon ara. Dan saya melihat angin sepoi-sepoi sedang ditiupkan di dalam gereja-gereja dan inilah yang sedang meninabobokkan gereja-gereja. Kalau dininabobokan maka tertidur rohani, kalau sudah tertidur rohani tidak bisa berbuat apa-apa. Hamba-hamba Tuhan seringkali berkata, Tuhan menderita dan mati untuk kita, maka anak-anak Tuhan tidak perlu menanggungnya, sesungguhnya itu angin sepoi-sepoi sedang ditiupkan, sebab saya sendiri mendengar langsung, apalagi kalau digoncang angin yang kencang, kalau bintang saja bisa berguguran bagaimana sidang jemaat? Bukankan bintang-bintang itu yang menuntun sidang jemaat? Maka kalau orang buta menuntun orang buta maka jatuh dalam kubangan yang sama. Maka, di sini kita perlu saling mendoakan satu dengan yang lain saya tidak merasa saya ini hebat, kuat, mampu, pintar dan lain sebagainya, tetapi saya juga butuh doa dari sidang jemaat, supaya saya menjadi bintang-bintang yang menuntun banyak orang kepada kebenaran, dan menjadi bintang-bintang yang tetap bertahan di cakrawala yang tidak dapat diguncang oleh angin apapun.

Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Bintang-bintang itu adalah orang-orang yang bijaksana, itulah pemimpin-pemimpin di rumah ibadat yang menuntun banyak orang kepada kebenaran. Tetapi saudaraku, pada akhirnya saat angin kencang itu bertiup bintang-bintang itu bisa berguguran. Maka saya mohon tetap doakan saya, semua harus saling mendoakan.

Kita belajar supaya kita semua menjadi bintang-bintang, mari kita lihat pernyataan Tuhan kepada Abraham…
Kejadian 13:16
(13:16) Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga.

Keturunan dari pada Abraham di gambarkan dengan dua hal:
1.     Debu tanah.
Kejadian 3:14
(3:14) Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.

Yang menjadi sasaran / makanan empuk dari ular adalah debu tanah. Debu tanah adalah manusia yang hina karena dosanya, dan dosa inilah yang membuat seseorang seperti Setan penuh dengan trik dan intrik, kalau berjalan penuh dengan liku-liku. Dosa kalau dipertahankan maka hidupnya akan seperti ular / setan.
Siapakah debu tanah? Itulah orang berdosa, siapa orang berdosa itu? Kalau berjalan berliku-liku. Ular mulai dari kepala sampai kepada ekornya menggapai bumi, pikirannya hanya kepada perkara-perkara lahiriah tidak sedikitpun memikirkan perkara rohani / perkara di atas, tidak mau memikul salib; sangkal diri dan pikul salib. Ular hanya bisa diluruskan dengan sepotong kayu salib, ditusuk mulai dari mulut sampai ke perut. Seseorang yang tidak mau memikul salib dia akan seperti ular berjalan.

Malam ini kita diajar untuk memikul salib supaya kita tidak sama seperti keturunan yang pertama dari Abraham yaitu debu tanah.

2.     Bintang-bintang di langit.
Kejadian 15:5
(15:5) Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Keturunan yang kedua dari Abraham digambarkan seperti bintang-bintang di langit.
Bintang-bintang di langit itulah orang yang bijaksana, menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Bintang-bintang à pemimpin-pemimpin dalam rumah Tuhan / hamba-hamba Tuhan.

Untuk menjadi bintang maka di awali dengan….
Filipi 2:5
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”
Inilah langkah awal untuk menjadi bintang-bintang di langit.
Simon Petrus hanya memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia, sehingga ia menjadi batu sandungan di hadapan Tuhan. Biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Jangan memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia supaya jangan menjadi batu sandungan di dalam pekerjaan Tuhan.

Filipi 5:12-16
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
(2:16) sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

Langkah berikutnya untuk menjadi bintang di langit.
-       Senantiasa taat.”
Taat berarti patuh pada ajaran firman Tuhan / menuruti firman Tuhan.
-       “Memiliki kemauan dan kerelaan yang datang dari Tuhan.”
Jadi jangan sampai kita melayani Tuhan kerana keinginan sendiri, tetapi kita melayani Tuhan karena kemauan dan kerelaan yang datang dari Tuhan. Kalau melayani karena kepentingan diri sendiri berarti nanti ujung-ujungnya yang terjadi adalah penonjolan diri, kepentingan diri dan lain sebagainya. Tetapi kalau kita melayani oleh karena kemauan dan kerelaan dari Tuhan maka apapun yang akan kita kerjakan semua untuk Tuhan.

-        “Berpegang pada firman kehidupan.”
Firman kehidupan itu itulah pengajaran salib. Orang yang berpegang kepada firman kehidupan / pengajaran salib senantiasa mengarahkan pandangannya kepada yang di atas, senantiasa mengarahkan pandangannya kepada salib Kristus.
Pada saat bangsa Israel berada di padang gurun mereka pernah dipagut oleh ular karena bersungut-sungut, sampai akhirnya mereka binasa tetapi supaya mereka selamat / tidak binasa, maka Tuhan memerintahkan Musa untuk mendirikan tiang dari ular tembaga.

Yohanes 3:13-14
(3:13) Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
(3:15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

“Sama seperti Musa meninggikan ular tembaga di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan”.
Biarlah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada ajaran salib Kristus supaya kita memperoleh hidup yang kekal, tidak meninggikan perkara-perkara daging yang ada di bawah ini.
Inilah anak-anak Abraham yang digambarkan seperti bintang-bintang di langit.

Langkah selanjutnya; “Tetaplah berada di atas gunung Tuhan”, supaya kita tetap tegak berdiri pada saat Ia datang kali kedua.

Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Gunung Sion tegak berdiri di hulu gunung-gunung mengatasi gunung-gunung yang lain. Kenapa? Karena dari Sion keluar pengajaran salib, itu yang membuat gunung Sion (gunung Tuhan) tetap berdiri tegak mengatasi gunung-gunung lain.

Di awal tadi saya sudah sampaikan di hari-hari terakhir ini kita harus mengetahui dimana tempat kita beribadah. Saya mau tetap berdiri di atas gunung Tuhan, gunung Sion? Karena dari Sion keluar pengajaran salib, di gunung lain hanya ada firman tetapi salibnya tidak ditegakkan. Gunung Sion akan tetap bertahan sampai Tuhan datang, maka untuk yang kesekian kali saya sampaikan, kita semua saat ini kita berada di atas gunung Tuhan. Dan di hari-hari terakhir menjelang Tuhan datang pada kali kedua bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke gunung Sion untuk menikmati pengajaran salib. Dan orang yang menikmati pengajar salib akan berjalan menempuh jalan salib, tidak lagi menempuh jalan sesuai dengan keinginan sendiri supaya tidak binasa dan tidak tersesat. Tempuhlah jalan salib, jangan berjalan sesuai keinginan sendiri supaya tidak binasa.

“Gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit...”
Menjulang tinggi di atas bukit-bukit artinya; pengajaran salib yang kita terima di atas gunung Sion sanggup mengatasi bukit-bukti persoalan, uang, harta, kedudukan, jabatan, tidak sanggup mengatasi persoalan. Yang sanggup mengatasi masalah hanyalah pengajaran salib.
Jangan beribadah di tempat-tempat yang tidak ada pengajaran salibnya, kalau hanya berbicara tentang mujizat, mengusir Setan, tetapi salib tidak ditegakkan. Inilah gunung-gunung yang akan tergeser dari tempatnya. Amin.


Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment