KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, January 25, 2018

IBADAH NATAL PPT (Persekutuan Pengajaran Tabernakel) Sesi ke II 29 Desember 2017

IBADAH NATAL PPT (Persekutuan Pengajaran Tabernakel) Sesi ke II
29 Desember 2017

Tema: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1: 1).

Shalom saudaraku…
Selamat siang bagi kita semua. Salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Natal PPT (Persekutuan Pengajaran Tabernakel) bukan karena gagah hebat, bukan karena kuat, namun oleh karena kemurahan Tuhan, dan kemurahan itu mendorong kita untuk menghargai segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan, baik karunia, jabatan, baik rahasia firman yang dibukakan, kita hargai. Tadi malam kita sudah melihat Pilatus, yang tidak mengerti tentang kebenaran, tetapi lebih aneh lagi kalau hamba Tuhan, dan sidang jemaat tidak mau menghargai firman Tuhan sebagai kebenaran.

Kiranya kita jangan sampai acuh tak acuh terhadap pemberitaan firman, sehingga kedatangan kita dari jauh tidak menjadi sia-sia, segala sesuatu diganti oleh Tuhan. Kalau pun saya boleh berdiri untuk melayani Tuhan, bukan karena gagah hebat, bukan untuk menampilkan diri, jauhlah itu dari diri saya. Tetapi betul-betul, tadi malam sudah saya saksikan, mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, pak Trump telah dipakai Tuhan, supaya pada akhirnya anak Tuhan dibenci, Israel dibenci, akhirnya semua keturunan Israel kembali ke tempat asal, untuk didata kembali.

Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, oleh sebab itu mari kita lebih sungguh-sungguh lagi memperhatikan diri kita, memperhatikan sidang jemaat sebagai tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan.
Tidak boleh lagi bermain-main, tidak boleh lagi melayani karena kebiasaan, biar berdarah-darah, tidak ada artinya. Tadi malam kita sudah melihat. Kiranya dapat dipahami, jangan lagi acuh tak acuh kepada pemberitaan firman Tuhan, dari Tuhan untuk kita, menyatakan kemuliaan-Nya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Kita perhatikan kawanan domba Allah harus kita tanggungjawabi dengan sungguh-sungguh.
Terima kasih untuk kesaksian dari Bapak pendeta Si Laen, dan terima kasih untuk persembahan pujian dari bere saya, Grace dari Tangerang, suaranya bagus.
Di tengah kita ada beberapa hamba Tuhan yang sudah berumur 70 tahun tetapi mau mendengar orang muda, terimakasih Om Mamahit, terimakasih, 70 tahun juga, mau menerima pelayanan dari orang muda.
Oleh sebab itu saya beri penghormatan setinggi-tingginya. Saya juga beri penghormatan kepada rekan-rekan hamba Tuhan yang hadir pada siang hari ini.
Mungkin yang pertama hadir tetapi nanti akan lanjut PPT entah di Tangerang, entah di mana saja, jika kita bersatu hati, PPT akan berjalan bersama-sama disertai dengan kerendahan hati. Tidak ada tandingan-tandingan tetapi kerinduan kita membawa Pengajaran ini, sidang jemaat kepada Tuhan sebagai mempelai perempuan-Nya. Ayo kembali kepada Pengajaran Mempelai, sebab uang, harta kekayaan, kedudukan, jabatan, ijazah yang tinggi, tidak pernah berkata; akulah jalan, akulah kebenaran, akulah hidup. Yesus yang disalibkan saja yang berkata Akulah jalan, kebenaran dan hidup, salib-Nya saja. Jadi, bukan perkara lahiriah. Yang terlebih dahulu; Firman-Nya, bukan hasil karya, maka segalanya ada. Jadi, jangan dibalik, bukan kerjaan yang dicari dulu, tetapi Kerajaan Sorga, bukan hasil karya, bukan itu, tetapi yang terlebih dahulu adalah Firman.
Kalau hanya kebiasaan, sibuk sana, sibuk sini, biar berdarah-darah, tidak ada artinya. Ayo kembali, kita diluruskan sekarang oleh firman, bukan manusia yang meluruskan. Tadi saya dengar doa Pdt. Tony dari penggembalaan Cinere, hanya Tuhan yang bisa menyucikan manusia, sidang jemaat tidak mungkin bisa menyucikan gembalanya, hanya firman Tuhan.
Kembalilah ke firman, jangan lagi mendahulukan yang lain-lain, jangan lagi mendahulukan yang ada ini, dahulukan saja firman, segalanya nanti ada, sebab Kerajaan Sorga bukan soal makan minum dan pakaian, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita, semuanya itu dikerjakan oleh Roh. Kita ini ada di dalam kegiatan Roh. Ibadah dan pelayanan adalah kegiatan Roh, di situ ada kebenaran, di situ ada damai sejahtera, di situ ada sukacita, maka semuanya ditambahkan.

Kita segera memperhatikan tema yang sudah terpampang dari Yohanes 1: 1.
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Sebagai pendahuluan, supaya kita tidak salah, dalam Pengajaran Tabernakel, Yohanes 1: 1 terkena pada pintu gerbang.
Arti rohani pintu gerbang adalah menerima atau percaya kepada Yesus sebagai kepala lewat Injil, firman Allah yang kita dengar pada siang hari ini.

Yohanes 1: 12
(1:12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Menerima Yesus berarti percaya di dalam nama-Nya (percaya di dalam nama Yesus), tidak percaya kepada yang lain-lain.

Efesus 1: 22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
(1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Percaya kepada Kristus sebagai kepala yang berkuasa menyelamatkan tubuh. “Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia” ... Kisah Para Rasul 4: 12. Itulah soal pintu gerbang.

Kita kembali memperhatikan ...
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kalimat pertama: “Pada mulanya adalah Firman.”
Kalimat yang kedua: Firman itu bersama-sama dengan Allah, seolah-olah ada dua oknum di sini, antara firman dengan Allah, tetapi kenyataannya pada kalimat yang ketiga, ternyata “Firman itu adalah Allah.”

Siang hari ini kita akan memperhatikan kalimat yang kedua; “Firman itu bersama-sama dengan Allah.”
Sekarang pertanyaannya; kalau memang firman itu adalah Allah, mengapa pada kalimat yang kedua dikatakan; Firman itu bersama-sama dengan Allah. Seharusnya cukup seperti ketika Allah berkata kepada Musa: Aku adalah Aku.
Ini yang harus kita cermati pada saat kesempatan siang hari ini.

Mari kita lihat jawaban yang pasti dari Tuhan sendiri kepada kita.
Ibrani 1: 2
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

“Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta”, artinya: pekerjaan Allah ditopang oleh firman, itu sebabnya firman itu bersama-sama dengan Allah.

Amsal 8: 27-29
(8:27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,
(8:28) ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras,
(8:29) ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,

Yesus sendiri mengakuinya kepada kita. Apa yang ditulis pada Yohanes 1: 1, diakui oleh Anak dalam Amsal 8:27-29, jadi ketika Tuhan mempersiapkan langit, ketika Tuhan menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Tuhan menetapkan awan-awan di atas, ketika Tuhan menetapkan mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Tuhan menentukan batas kepada laut supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Tuhan menetapkan dasar-dasar bumi, Yesus yang adalah Firman ada di sana bersama-sama dengan Allah.

Amsal 8: 30
(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
Anak Tunggal Bapa yang adalah Firman selalu bersama-sama dengan Allah.
Awalnya kita bingung mengapa firman bersama-sama dengan Allah, sekarang kita telah memperoleh  jawabnya.

Barulah kita kembali ...
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Di sini kita dengan jelas melihat bahwa, pekerjaan Allah ditopang oleh Firman.  Pekerjaan Allah tidak mungkin selesai kalau tidak ditopang oleh firman Allah, karena Firman Allah itu berkuasa untuk menjadikan segala sesuatu, oleh sebab itu firman harus bersama-sama dengan Allah.
Kita menyelenggarakan ibadah natal PPT (Persekutuan Pengajaran Tabernakel), ini terselenggara karena ditopang oleh firman, ini pekerjaan Allah, ini bukan pekerjaan saya Daniel. Oleh sebab itu, supaya pekerjaan ini selesai dan dapat dikerjakan dengan baik, firman harus menopang, firman harus bersama-sama dengan Allah, harus ada firman di dalamnya.

Jadi, dalam sebuah kebaktian, tidak cukup hanya kesaksian-kesaksian. Hari-hari ini saya melihat pelayanan di akhir-akhir ini sudah mulai melenceng. Gembala-gembala mengundang artis-artis yang terkenal datang ke gerejanya, beribadah selama 3 jam semua kesaksian-kesaksian, bergantian, tidak ada firman. Sedangkan di sini kita lihat, pekerjaan Allah selesai karena ditopang oleh firman.
Jangan keliru lagi, walaupun itu gereja besar dan mewah, kalau di dalamnya hanya kesaksian, tanpa ditopang firman, itu bukan pekerjaan Allah, saya berani mengatakan itu. Terserah. Tetapi ini firman.
Dalam hal ini kita mulai diluruskan oleh firman, oleh sebab itu firman harus bersama-sama dengan Allah.

Kalau ibadah tanpa ditopang firman, itu bukan pekerjaan Allah. Jangan lagi terkesima dengan kesaksian-kesaksian, tetapi terkesimalah terhadap pembukaan rahasia firman.

Sekarang kita bandingkan pekerjaan Allah tanpa ditopang firman.
Ibrani 1: 1
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,

Pada zaman dahulu, zaman Taurat, pribadi Yesus belum ditampilkan, oleh sebab itu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.
Kalau Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel, menunjukkan bahwa bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan.
Kalau seandainya bangsa Israel tidak berulang-ulang melakukan kesalahan, tidak mungkin Allah berbicara berulang-ulang lewat perantaraan nabi-nabi-Nya.

Pendeknya, kalau pekerjaan Allah tidak ditopang oleh firman, akan terjadi kesalahan-kesalahan, persekutuan akan terjadi miskomunikasi. Itu hebatnya firman kalau kita simak, kita diluruskan dari cara berpikir yang lama.
Apa kekuatan kesaksian? Itu bukan firman, itu kesaksian manusia. Kalau kesaksian Yesus, itu firman yang hidup. Jangan dulu tersinggung, tetapi itu kenyataannya.
Kalau tidak ditopang firman, pekerjaan Allah akan terus terjadi kesalahan, maka tidak jarang antar hamba Tuhan satu dengan yang lain terjadi miskomunikasi, pelayanan tumpang tindih karena minum dari roh yang berbeda-beda.

Biarpun Tuhan Allah berbicara dengan cara begini, cara begitu, yang lembut, yang tegas, tetap saja bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan. Kalau kita perhatikan kitab Tawarikh yang terakhir, sampai akhirnya oleh karena kebebalan mereka, mereka dibuang ke Babel, baik rajanya, imamnya, sampai kepada rakyatnya, semua tidak menghargai firman, mengejek, mengolok-olok nabi-nabi-Nya.

Mari kita lihat persamaan bila pekerjaan Allah tanpa ditopang firman.
Kejadian 1: 1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Di sini kita melihat belum ada penampilan firman walaupun langit dan bumi sudah tercipta, akhirnya langit dan bumi dalam keadaan tiga hal, yaitu; belum berbentuk, kosong, gelap gulita.
Kalau pekerjaan Allah tanpa ditopang firman, tiga hal ini akan terlihat. Pada kitab Ibrani 1:1 nenek moyang bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan, mengapa? Barulah kita tahu alasannya, pekerjaan Allah tanpa ditopang firman, sehingga tiga hal terlihat, yaitu; belum berbentuk, kosong, gelap gulita.

Maka ibadah tidak boleh tidak ada firman, harus ada firman.
Jangan undang artis-artis hanya untuk menarik jiwa-jiwa. Memang, mohon maaf saya sebutkan saja satu golongan, yaitu orang kaya cepat sekali tertarik, apalagi dengan gedung gereja mewah, tetapi yang pasti kalau pekerjaan Allah tidak ditopang oleh firman = belum berbentuk, kosong, gelap gulita.

Kita lihat tiga hal ini satu per satu.
Tentang: BELUM BERBENTUK.
Lukas 24: 36-40
(24:36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"
(24:37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
(24:38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
(24:39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
(24:40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

Hantu tidak ada tulang dan dagingnya, berarti tidak ada wujudnya/tidak berbentuk. Seperti itulah pekerjaan Allah kalau tidak ditopang firman; seperti hantu, tidak berbentuk.
Padahal awal mula manusia diciptakan segambar serupa dengan Allah, itu bentuk manusia. Sekali lagi saya tandaskan, kalau hidup rohani tidak berbentuk, sama seperti hantu.

Kejadian 2: 22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Allah membentuk atau membangun seorang perempuan dari tulang rusuk Adam, lalu Adam berkata: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” artinya; segambar serupa dengan Allah = berbentuk, ada wujudnya.
Kalau hantu, tidak ada daging, tidak ada tulang = tidak berbentuk, tidak ada wujudnya.

Lukas 24: 38-40
(24:38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
(24:39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
(24:40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

Kehidupan yang tidak berbentuk; tidak merasakan korban Kristus.
Yesus; menunjukkan dua tangan dan dua kaki yang terpaku sedangkan Hantu tidak ada tulang dan dagingnya tidak berbentuk, artinya; tidak bisa merasakan apalagi menghargai korban Kristus.
Seram sekali kalau melayani seperti Hantu; tidak pernah merasakan salib Kristus, Hantu di mana-mana tidak bisa berkorban.
Oleh sebab itu Yesus berkata: lihat, rabalah Aku. Ayo kita belajar melihat dan meraba korban = menghargai korban Kristus.

Saya bukan menyombongkan diri, sebetulnya kami ini masih kecil, tetapi kami mau belajar meninggikan korban, kami mau menyatakan kemuliaan Allah lewat Pengajaran ini. Kami habis-habisan melakukan itu, setelah Natal Sekolah Minggu, natal Pemuda Remaja, Natal di dalam gereja kami 24-25, kemudian Ibadah Natal PPT, kami harus lakukan. Ini bukan persungutan, tetapi belajar untuk meraba, merasakan korban Kristus, belajar untuk pikul salib. Sebaliknya, kalau kerohaniannya seperti Hantu, tidak bisa meraba korban Kristus, sampai kapanpun. Oleh sebab itu saya selalu anjurkan panitia, hormati hamba Tuhan ya, hargai korban, angkat kopernya. Hargai! Itu selalu saya anjurkan. Hormati hamba-hamba Tuhan yang datang.
Belajar untuk meraba, merasakan korban Kristus. kiranya dapat dipahami dengan baik.

Matius 16: 21-22
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Pada saat Yesus memberitahukan penderitaan-Nya bahwa ahli-ahli Taurat, tua-tua, imam-imam kepala akan menyalibkan Yesus dan mati terbunuh di atas kayu salib, hari ketiga Dia bangkit.
Kita lihat di sini, reaksi Simon Petrus: menarik Yesus ke samping, lalu berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.
Mengapa ada reaksi semacam ini?

Kita lihat, kerohanian seperti apa dia.
Matius 16: 23
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Kerohanian seperti hantu, tidak bisa meraba, merasakan korban Kristus, tidak bisa menghargai korban Kristus sebagai kemurahan. Padahal bertahun-tahun Simon Petrus ikut Yesus, langsung diajar oleh guru Agung yaitu; Yesus Kristus.
Tetapi rohaninya masih seperti hantu, sehingga ia tidak bisa menghargai korban Kristus.

Maka kalau saya hamba Tuhan, melayani tanpa menghargai korban Kristus; asal-asalan saja, yang penting jumlah jiwa banyak, tetapi Tuhan tahu, Tuhan tidak bisa didustai. Saya bisa mendustai jemaat, hamba Tuhan paling gampang mendustai jemaat, tetapi Tuhan tidak bisa didustai. Kita semua, hamba Tuhan, imam-imam (pelayan-pelayan Tuhan), memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan, bukan kepada manusia.

Tadi Allah menciptakan langit dan bumi tetapi tanpa ditopang oleh firman, sehingga mengulangi kesalahan terus menerus, ternyata penyebabnya karena kerohaniannya belum berbentuk, yaitu; rohani Hantu (Setan), tidak bisa menghargai korban Kristus/tidak mau rugi.

Mari kita lihat ...
Lukas 24: 38
(24:38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?

Kalau rohaninya seperti Setan, yang ada selalu takut, terkejut, tidak berani mengambil keputusan, dan tidak berani mengambil resiko.
Tadi malam saya sudah saksikan; tahun 2015 PPT sudah dideklarasikan, sekarang sudah 2017 berarti sudah berumur 2 tahun, tetapi Natal PPT sudah tiga kali terlaksana. Lalu saya berbincang dengan bapak pendeta Si Laen, beliau berkata; “Asal rendah hati saja.” Sebaliknya, kalau kerohaniannya seperti Setan, menghadapi sesuatu akan terkejut, menghadapi soal makan, minum takut, kuatir.

Sekarang, tentang: KOSONG.
Matius 12: 43-45
(12:43) "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.
(12:44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
(12:45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."

Di sini kita melihat, rumah dalam keadaan bersih tersapu dan rapi teratur, puji Tuhan. Tetapi sayangnya kosong.
Kosong artinya di dalamnya tidak ada isi, yaitu tiga oknum Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus (kasih, firman dan Roh Kudus).
Kalau soal bersih tersapu rapi teratur, orang dunia paling hebat, tetapi di dalamnya tidak ada Tuhan Yesus Kristus.
Seorang resepsionis, kalau menerima tamu, terlihat rapi teratur, orang dunia paling hebat soal rapi teratur, tetapi kosong. Tidak ada Tuhan Yesus Kristus di dalamnya. Tidak ada kasih, tidak ada firman, tidak ada Roh Kudus, tidak ada artinya hanya rapi teratur dan bersih tersapu. Itu adalah mayat hidup; hidup tetapi mati, mati tetapi hidup, karena kosong.

Kalau kondisi rohani semacam ini selalu dipertahankan, hati-hati, sebab Setan di situ akan terkenang terus, akan teringat terus.
Saudara lihat resepsionis perempuan dengan rok dan baju yang tidak rapi (sexy), Setan ingat terus dengan yang seperti ini; rapi memang tetapi Setan ingat terus yang seperti ini. Dia cari tempat perhentian tidak ketemu, dia ingat rumah yang kosong, lalu dia ajak tujuh roh yang lebih jahat lagi dan masuk ke dalamnya, kondisi orang itu lebih parah dari yang semula. Apa artinya rapi teratur seperti bersih tetapi kosong?

Ini harus menjadi pelajaran bagi kita. Punya tata kerama, sopan santun, etika, itu bagus. Tetapi jangan kosong. Setan yang pernah keluar akan terkenang, dan akhirnya mengajak tujuh roh yang lebih hebat dan keadaan orang itu lebih parah dari yang semula.
Itulah sedikit tentang kosong.

Kemudian, tentang: GELAP GULITA.
Keluaran 10: 21-23
(10:21) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu."
(10:22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
(10:23) Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.

Tulah kesembilan menimpa Mesir yaitu gelap gulita selama tiga hari.
Pada saat gelap gulita menimpa Mesir, yang terjadi ada dua:
1.   Tidak ada orang yang melihat temannya.”
2.   “Tidak ada orang yang bangun di tempatnya.”
Itu yang terjadi kalau keadaan seseorang gelap gulita.

Yang pertama; Tidak ada orang yang melihat temannya = tidak mampu mengasihi sesama. Kalau misalnya punya mata tetapi tidak melihat sesama = tidak mengasihi sesama, itu sudah gelap gulita. Cuek, acuh tak acuh, tidak peduli terhadap sesama = tidak mengasihi, itu sedang berada dalam gelap gulita. Ini resiko kalau pekerjaan Allah tanpa ditopang firman, gelap gulita, tidak mampu mengasihi sesama, berarti bertentangan dengan loh batu yang kedua. Sebab inti dari 10 hukum Allah yang tertulis pada dua loh batu hanya satu, yaitu kasih. Kasih kepada Tuhan (loh batu yang pertama), dan kasih kepada sesama (loh batu yang kedua).
Barulah yang kedua; Tidak ada orang yang bangun dari tempatnya.
Tidak ada yang bangun, tidak ada yang bangkit, semuanya terpuruk, tidak ada yang bisa melayani Tuhan, senantiasa berada dalam kondisi terpuruk, tidak ada yang bisa keluar dari sana. Tadi malam kita sudah melihat, orang yang tidak berdaya tetapi tidak mau keluar dari sana, Tuhan katakan, sedang duduk di kursi Gabata, atau sedang duduk di kursi Litostrotos.

Pada dasarnya manusia itu lemah tak berdaya. Tadi malam (setelah ibadah natal PPT – Sesi I) saya bersaksi kepada koko isteri saya yang pertama. Saya bilang, saya hanya punya Nokia (zaman dulu), tetapi bukan untuk merendah, bukan. Kenapa saya gunakan telepon genggam zaman dulu? Karena saya menyadari bahwa saya lemah, tak berdaya. Saya sadar itu. Oleh sebab itu saya hanya mau miliki Nokia zaman dahulu saja, kalau tidak setiap hari saya hanya memainkan layar android saja. Saudaraku, menggunakan android itu tidak cukup hanya dua jam, itu bisa sampai 4-5 jam. Jangankan 5 jam, 3 jam saja saya memainkan layar android, kapan saya cari firman? Kapan saya tersungkur di kaki salib?
Hamba Tuhan tidak cukup satu jam menyembah di kaki salib supaya mendapatkan pembukaan rahasia firman. Ini rahasia saya bocorkan. Itu rahasia hamba Tuhan. Banyak duduk dan tersungkur di kaki salib supaya kita mampu mengasihi sesama, mampu mengasihi Tuhan. Perjalanan padang gurun itu di luar kemampuan daging. Kalau itu di luar kemampuan daging, katakan saya menyerah Tuhan, saya tidak mampu. Kita harus berjuang, jangan membiarkan diri tak berdaya, nanti Tuhan katakan; hei, engkau sedang duduk di kursi Gabata atau duduk di kursi Litostrotos.  
Sadari diri, kalau memang tidak berdaya, ya sudah menyerah, saya tidak sanggup punya android. Tetapi tolong jangan salahkan kalau saya tidak punya android. Saya juga tidak menyalahkan siapapun. Saya hanya berkata, kalau saya punya android, nanti saya sibuk dengan android, lalu tertawa sendiri. Biasanya orang tertawa bersama-sama dengan orang lain, tetapi ini tertawa dalam kesendirian. Ini tidak waras. Kembalilah ke firman.
Tidak ada di sini istilah menghakimi, saya hanya bercerita tentang pengalaman saya, saya hanya mau belajar mengasihi Tuhan dan sesama. Itu saja.

Seorang ahli Taurat berkata kepada Yesus: “Benar Tuhan, Allah itu esa, Esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, oleh sebab itu kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu, akal budimu, dan kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri karena Esa Dia menjadi pengantara”, Dia tidak mewakilkan korban-Nya itu kepada yang lain karena tidak layak. Imamat Lewi tidak sempurna, akhirnya Imam Besar menurut peraturan Melkisedek menyempurnakan segala yang ada.
Inilah enaknya kita bersekutu. Diluruskan oleh firman, tidak ada yang lebih pintar, hanya Tuhan yang pintar. Saya terus ingat doa Pa Tony (doa pembuka); Tuhan saja yang ditampilkan. Ya, saya mau tampilkan Tuhan saja.
Jadi, resiko kalau gelap gulita; tidak bisa mengasihi Tuhan, tidak bisa mengasihi sesama.

Kita lihat dulu ...
Ayub 10: 22
(10:22) ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan."

Gelap gulita itu tempat yang kelam, pekat, dan kacau balau.
Kelam pekat, kelamnya itu begitu pekat, tidak ada di situ kebenaran. Selain pekat, juga yang ada kacau balau. Kalau dalam keadaan terang tidak mungkin kacau karena semua melihat; berarti mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Apalagi dalam keadaan gelap gulita; tabrak sana, tabrak sini, kalau tidak ditabrak ya menabrak, sehingga kacau balau.

Selain itu “Di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan.”
Terang menjadi serupa dengan kegelapan itu kan aneh. Ini ditujukan kepada hamba-hamba Tuhan. Kalau hamba Tuhan ada dalam kegelapan, terang itu seperti gelap, sudah tidak bisa lagi membedakan mana terang dan gelap, sama.

Inilah pengakuan Ayub, begitu hebatnya penderitaan yang dialami sampai tidak tahu mana terang, mana gelap. Gelap dan terang sama itulah yang terjadi apabila hamba Tuhan tidak berada dalam terang.

Wahyu 12: 10, 12
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:  "Sekarang telah tiba  keselamatan dan kuasa  dan pemerintahan Allah kita,  dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya,  karena telah dilemparkan ke bawah  pendakwa saudara-saudara kita,  yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
(12:12) Karena itu bersukacitalah,  hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,  celakalah kamu, hai bumi dan laut!  karena Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat,  karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."

Mengapa terjadi gelap gulita? Karena bumi ini adalah tempatnya Setan. Sebab setelah Setan dikalahkan, dia dilemparkan ke bumi dan ke laut, itu sebabnya bumi dalam keadaan gelap gulita, sehingga terjadilah seperti yang saya sampaikan di muka tadi.

Kita sudah lihat tentang; belum berbentuk, kita sudah lihat tentang; kosong, kita sudah lihat tentang; gelap gulita.  Mengapa terjadi? Karena pekerjaan Allah tidak ditopang oleh firman.
Ayo, kita harus kembali kepada firman. Kalau mungkin sempat hilaf, tidak sengaja hanya mengundang artis, mengundang orang terkenal, pengusaha, lalu bersaksi tanpa firman, itu bukan pekerjaan Allah, itu pekerjaan daging, manusia, inilah yang terjadi, sehingga bangsa Israel terus berulang-ulang melakukan kesalahan. Sangat disedihkan sekali kalau bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan, kita kembali ke firman. Mengapa sidang jemaat berulang-ulang melakukan kesalahan, ternyata karena kondisi rohani mereka; gelap gulita, kosong, tidak berbentuk? Kembali ke firman. Pekerjaan Allah harus ditopang oleh firman, itu sebabnya firman bersama-sama dengan Allah.

Saya sempat bingung; kalau memang firman adalah Allah, mengapa harus ada penyebutan firman bersama-sama dengan Allah. Cukup Aku adalah Aku, seperti ketika Allah mengutus Musa kepada Firaun. Ternyata Tuhan punya maksud dibalik ini semua.
Kesimpulannya, firman memang harus bersama-sama dengan Allah.

Mari kita lihat ...
Jalan keluar supaya lepas dari tidak berbentuk, gelap gulita dan kosong.
Ibrani 1: 1-3
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Allah bekerja karena ditopang dengan firman, maka segalanya ada. Kemudian firman itu berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap dosa. Manusia tidak bisa menyucikan manusia, manusia tidak bisa menyucikan dirinya sendiri.
Berapa banyak motivator di televisi, tidak mampu menyucikan orang-orang yang mengikuti acara motivator tetapi firman, sanggup menopang pekerjaan Allah bahkan sanggup mengadakan penyucian terhadap dosa, sesuai Efesus 5:27.
Disucikan oleh air dan firman, berarti kalau mau bersih harus disucikan dengan air dan firman yang banyak. Tidak cukup menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita isapan jempol, dan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong. Mana mungkin firman satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya, untuk menyucikan kondisi rohani yang gelap gulita, tidak berbentuk, kosong.

Saya kadang-kadang melihat hamba Tuhan terlalu pinter-pinteran. Tidak ada lagi modal kotbah karena sibuk sana, sibuk sini, akhirnya menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkanlah cerita si kancil, si kura-kura, si buaya. Bagaimana mungkin si kancil bisa menyucikan dosa manusia? Ayo sadar, kembali ke firman.
Kalau pernah terjadi, minta ampun kepada Tuhan. Tidak bisa si kancil, si buaya menyucikan kondisi rohani sidang jemaat yang gelap gulita, kosong, tidak berbentuk? Kita belajar introspeksi diri, jangan salahkan siapa-siapa lagi. Kembali ke firman.

Saya juga kembali ke firman. Oleh sebab itu saya sampaikan kepada sidang jemaat, om ini tidak mau keluar-keluar kemana-mana. Saya belajar bertanggung jawab. Dan belajar untuk setia, sebab firman Allah berkuasa untuk mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Percaya saja.
Enak ya, Tuhan baik kepada kita, Tuhan perhatikan kita. Di muka tadi sudah saya katakan, sehebat apapun motivator, tidak bisa menyucikan manusia.
Banyak ahli dan orang berilmu, yaitu; doktor, sampai profesor ternyata tidak sanggup mengendalikan dirinya. Hanya firman Allah yang sanggup mengadakan penyucian terhadap dosa.

Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Jadi, tadi firman itu mengadakan menyucikan dosa. Karena Ia, yang adalah firman disebut juga dengan Cahaya Kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.

Mari kita lihat; CAHAYA INJIL TENTANG KEMULIAAN KRISTUS.
2 Korintus 4: 3
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

Kalau Injil masih tertutup (tidak terjadi pembukaan rahasia firman/tidak menyampaikan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus) maka Ia tertutup untuk mereka, yaitu; orang-orang yang ditentukan untuk binasa.
Jadi injil yang tertutup itu hanya berlaku kepada orang-orang yang ditentukan untuk binasa.
Hati-hati. Harus berjuang di dalam pembukaan rahasia firman. Tidak cukup menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita perjalanan wisata antar Negara dan benua, dan cerita ini, itu, tidak usah terkesima dengan cerita itu, terkesimalah dengan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus.

Sidang jemaat mau binasa atau selamat, mau cari pembukaan rahasia firman atau yang mewah-mewah saja (perkara lahiriah)? Kalau saya sidang jemaat, saya akan cari hamba Tuhan yang ada pembukaan rahasia firman, memiliki Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus supaya tidak binasa. Itu kalau saya. Tergantung iman masing-masing.

2 Korintus 4: 4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Tadi mengapa firman itu sanggup mengadakan penyucian dosa? Karena firman itu adalah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

Kita bandingkan sedikit ...
2 Korintus 3: 14
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Kalau ibadah tanpa pembukaan rahasia firman, maka selubung itu tetap menyelubungi. Tetapi kalau yang disampaikan itu adalah Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus (terjadi pembukaan rahasia firman), maka yang terselubung, dosa yang disembunyikan akan tersingkap, dosa dibongkar dengan tuntas.
Itu kalau cahaya injil tentang kemuliaan Kristus yang disampaikan. Kalau injil yang tertutup, maka ibadah mereka hanya seperti ibadah Taurat.
Ibadah Taurat itu huruf tertulis pada dua loh batu; mati, sebab roh yang menghidupkannya.

Maka, mengapa saya bertahan dengan cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, saya ingin diselamatkan. Sidang jemaat di pundak saya, juga harus mendapat keselamatan, bukan hanya saya.
Sidang jemaat itu kawanan domba Allah, bukan milik gembala, bukan milik pendeta. Jadi kalau diberi jabatan gembala, maka saya akan menuntun domba-domba, di depan untuk menyampaikan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, menyampaikan firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan dalam terang-Nya Roh El-Kudus atau Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.

Dahulu saya masih bertanya-tanya; apa ini Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus? Tetapi dengan sabar terus saya teliti, saya selidiki keselamatan yang diberikan oleh Tuhan, barulah saya mengerti. Hari-hari ini Allah berbicara lewat Anak-Nya yang tunggal, Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus atau lewat pembukaan rahasia firman dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok.
Ayo, saya kira, kita tidak terlalu anti dengan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus. Saya kira kita tidak boleh anti kepada pembukaan rahasia firman.
Jangan lagi bertahan satu dua ayat lalu ceritakan wisata antar negara, tidak usah lagi seperti itu. Kita belajar untuk mengenal Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, tentang pembukaan rahasia firman, untuk menyingkapkan segala yang terselubung, dosa dibongkar dengan tuntas. Kalau dosa dibongkar dari sidang jemaat, gembala enak untuk melayani sidang jemaat, tidak susah. Tidak perlu takut kepada sidang jemaat, tidak perlu menjilat jemaat, tidak perlu tunduk kepada sidang jemaat. Untuk apa banyak jemaat tetapi gembalanya takut kepada sidang jemaat. Sampai hari ini saya tidak takut kepada sidang jemaat.
Itu saksinya, ada anak rohani (sidang jemaat) saya, sempat dia mau coba-coba berontak, sempat mau keluar, dalam hal ini saya tidak takut biar perpuluhannya besar, persembahannya besar. Sebetulnya dia pemain bass, akhirnya diganti, saya turunkan tiga bulan, kalau mau naik, sungguh-sungguh bertobat karena saya memiliki modal yaitu; Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, tetapi kepada saya dulu, baru enak menyampaikannya.
Jadi jangan lagi bertahan dalam satu dua ayat disertai dengan dongeng. Tidak usah terkesima apabila seorang hamba Tuhan menceritakan wisata antar negara, tidak usah. Sudah lama, sudah basi. Kita kembali kepada cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, supaya terjadi penyucian terhadap dosa.
Hanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus saja yang dapat membongkar dosa dengan tuntas. Kalau satu dua ayat ditambah dengan dongeng tidak bisa, bahkan seorang motivatorpun tidak bisa.
Saya diluruskan firman, juga kita semua pasti diluruskan firman.

Kita lihat dulu ...
Amsal 8: 30
(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
Yang menjadi kesenangan, yang menjadi kesukaan Allah adalah firman.
Itu yang harus juga terjadi dalam kehidupan kita. Yang menjadi kesukaan hamba Tuhan, yang menjadi kesukaan sidang jemaat adalah firman. Kalau Allah saja menyukai firman, maka kita umat-Nya juga harus ikut teladan-Nya, yaitu menyukai firman. Saya berjuang untuk hal ini, saya menyembah, berlutut di kaki salib Tuhan, biarlah saya terlebih dahulu menyukai firman, cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, supaya sidang jemaat juga menyukai, menyenangi firman, jangan menyukai yang lain-lain.
Kalau Allah saja menyukai firman, maka harusnya kita menyukai firman, menyukai Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, saya berjuang menyampaikan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan sampai betul-betul menikmatinya.

Ayo, kita belajar menyukai firman, supaya pikiran jangan tumpul oleh ilah zaman ini.
Kita menyukai, kita menyenangi, bahkan tadi, senantiasa firman itu bermain-main di hadapan-Nya. Jadi itu sudah suatu kenikmatan dalam kehidupan kita dalam mengikuti Tuhan.
Kalau anak Tuhan tidak lagi menikmati firman, itu perlu dipertanyakan, apalagi hamba Tuhan.

Mari kita lihat soal MENYUKAI FIRMAN.
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Itu tanda kalau hamba Tuhan, sidang jemaat, pelayan Tuhan menyukai firman, dia renungkan firman itu siang dan malam. Seekor lembu siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali sampai memperoleh sari-sarinya (firman mendarah daging), supaya kita tidak menjadi haram, tidak menjadi najis di hadapan Tuhan.

Imamat 11: 3
(11:3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.
Binatang yang tidak haram boleh dimakan, yaitu;  binatang yang berkuku belah dua, bersela panjang dan yang memamah biak, itu yang boleh kita makan, itu yang boleh kita nikmati, sehingga kita tidak haram, tidak najis di hadapan Tuhan.

Imamat 11: 4-6
(11:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.

Binatang yang memamah biak tetapi tidak berkuku belah dua; unta, pelanduk dan kelinci, memamah biak tetapi tidak berkuku belah dua, itu tidak boleh dimakan, itu haram.

Imamat 11: 7
(11:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.

Sebaliknya, babi hutan, berkuku belah dua (bersela panjang) tetapi tidak memamah biak, itu haram.
Jadi, supaya saya sebagai hamba Tuhan, supaya pelayan Tuhan tidak haram, tidak najis di hadapan Tuhan, selain merenungkan firman Tuhan siang dan malam (tandanya firman itu mendarah daging), juga harus melayani Tuhan sungguh-sungguh sesuai dengan karunia jabatan yang Tuhan percayakan.
Kuku belah dua; firman nabi, firman Kristus, melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan. Tidak cukup hanya mengerti firman, tetapi juga harus dengan bersungguh-sungguh melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, dan jabatan-jabatan yang dipercayakan. Sebaliknya, melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan, tapi harus juga dimamah biak, firman itu mendarah daging, firman itu disukai. Inilah hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang tidak haram.

Kalau dia hanya sibuk melayani tetapi firman tidak mendarah daging, maka dia haram, tidak layak untuk dikonsumsi. Maka saya sampaikan juga kepada sidang jemaat, kalau saya sibuk, sibuk, sibuk tetapi saya tidak mampu memberi contoh teladan, jangan nikmati, itu haram. Atau saya mengerti firman tetapi tidak sungguh-sungguh melayani sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan; itu haram.

Memang sedikit sakit firman yang kita terima, tetapi itu fakta. Kalau Allah menyukai firman, maka kita juga belajar menyukai firman.
Jemaat yang saya layani memang tidak seberapa, belum banyak, tetapi saya mau belajar untuk setia dari satu jiwa, lalu Tuhan kirim dua, tiga, lalu seterusnya, dimana awalnya saya berusaha terlebih dahulu untuk menyukai firman, lalu sidang jemaat menyukai firman, sehingga seorang gembala tidak stress melayani Tuhan.

Ayo, supaya kita tidak menjadi haram, dari kita (para gembala) dulu pertama-tama menyukai firman, supaya nanti oleh Dia (oleh Firman), Allah menjadikan segala sesuatu.
Saya sendiri heran, dari perbuatan Allah yang ajaib sebab yang tidak ada menjadi ada. Memang mungkin bagi saudara yang ada ini adalah sederhana tetapi saya sendiri heran, karena firman menjadikan segala sesuatu. Pekerjaan Allah tidak bisa terlaksana kalau tidak ditopang oleh firman. Kalau memang firman berkuasa untuk menopang, ayo kita kembali menikmati Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, bukan lagi injil yang tertutup.
Saya kira rekan-rekanku hamba-hamba Tuhan yang sudah lebih senior, saya beri penghormatan, tetapi kita harus menghormati lebih tinggi firman Pengajaran Mempelai, jangan bertahan di kursi Gabata, jangan bertahan di kursi Litostrotos.

Barulah dalam Kejadian 1 ...
Kejadian 1: 3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, 26, 29, 31
(1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
(1:6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
(1:9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
(1:11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
(1:14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
(1:20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
(1:24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
(1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(1:29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Setelah firman menopang pekerjaan Allah, semuanya jadi baik.
Kemudian, di sini kita melihat, Allah berfirman sebanyak sembilan kali, itulah Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, itulah firman Kristus (firman yang diurapi).
Mengapa Allah tidak berfirman sebanyak 10 kali atau 20 kali, sebab lebih banyak tentu lebih baik? Namun Allah berfirman cukup sembilan kali. Angka 9 adalah angka Roh Kudus disebut dengan Firman Kristus (firman yang diurapi), itulah ayat menjelaskan ayat. Itulah Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus.
Saya kira tidak boleh bermain-main kalau memang untuk yang lebih baik. Keputusan ada di tangan kita, mau lanjut menyukai Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus atau tidak.
Kita kasihi suami, anak, isteri, orang-orang di sekitar kita, supaya semuanya baik.
Iman kita juga timbul karena Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus (firman Kristus) = terjadi pembukaan rahasia firman. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment