KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 6, 2018

IBADAHMALAM NATAL, 24 DESEMBER 2017



IBADAH MALAM NATAL, 24 DESEMBER 2017

TEMA: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” ... Yohanes 1 : 1.

Shalom…
Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena kita mendapat kesempatan untuk melangsungkan ibadah pada malam natal di tahun ini, sebagai panjang sabar Tuhan.
Kesempatan malam natal kali ini tidak kita lewatkan begitu saja, tetapi kita berharap dan bergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Dan kiranya Tuhan menyatakan kasih-Nya yang besar itu kepada kita lewat tema yang sudah kita nikmati dari natal yang pertama itulah natal sekolah minggu dan Pendidikan Agama Kristen (PAK), selanjutnya natal pemuda remaja, dan malam natal ini kita akan memperhatikan tema yang sama, kiranya Tuhan memberkati kita sekalian, dan kiranya tema natal malam ini dapat menjadi berkat bagi kita semua, dan semua natal yang akan diselenggarakan. Kiranya Tuhan memberkati kehidupan kita sekalian dan dipulihkan (keadaan Sion dipulihkan), sehingga kita semakin hari semakin cemerlang, semakin hari semakin indah di hadapan Tuhan, bukan semakin redup, bukan semakin lemah tidak berdaya karena pengaruh yang tak suci, tetapi kita harus maju dan berjuang melawan kekalahan, melawan keterpurukan, melawan yang membuat hidup kita tidak berdaya.

Kita kembali memperhatikan tema yang sudah terpampang dari Injil Yohanes 1: 1.
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kaimat pertama: Pada mulanya adalah firman.
Kalimat yang kedua: Firman itu bersama-sama dengan Allah. Seolah-olah ada dua oknum di sini.
Kalimat yang ketiga: “Firman itu adalah Allah.

Namun yang harus kita perhatikan di sini adalah kalimat yang pertama, yaitu: “Pada mulanya adalah Firman.
Untuk mengetahui kebenaran dari ayat ini, maka kita harus melihat kalimat yang sama pada kitab yang lain.

Kejadian 1: 1
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Tetapi oleh karena kalimat Pada mulanya ini, hati kita bertanya-tanya, mana yang terlebih dahulu: “Pada mulanya adalah firman” atau “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Sekarang kita melihat jawabannya.
Kembali kita melihat Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Perhatikan kalimat yang ketiga: Firman itu adalah Allah.
Berarti yang terlebih dahulu adalah firman, sebab firman itu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi.
Jadi, yang terlebih dahulu adalah firman Allah, bukan hasil karya.
Yang terleih dahulu, yang terutama dalam hidup ini adalah firman Allah, bukan hasil karya, bukan perkara-perkara di dunia ini, bukan kedudukan, jabatan, bukan harta dan kekayaan.

Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Tetapi cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya = mendahulukan firman Allah.
Kalau seseorang mendahulukan firman, mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenarannya, ia tidak kuatir akan apa yang akan dimakan, diminum dan dipakai.

Lebih rinci dalam suratan Roma.
Roma 14: 17-18
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa mela yani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Kerajaan Allah bukan soal makan dan minum tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.
Sementara, kebenaran, damai sejahtera dan sukacita itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Kegiatan Roh berarti berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan (mendahulukan ibadah dan pelayanan).


Tentang apa yang akan dimakan diminum dan dipakai adalah perkara lahiriah, sifatnya sementara.
Sedangkan kegiatan Roh atau ibadah dan pelayanan itu sifatnya kekal (abadi).

Jangan sampai kita tidak mengerti hal ini supaya kita betul-betul tahu untuk mendahulukan firman.
Cari dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya = mendahulukan firman.
Kemudian Rasul Paulus tegaskan dalam suratan Roma 15: 17-18, Kerajaan Sorga bukan soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.
Sedangkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita itu adalah pekerjaan Roh = kekal. Sedangkan apa yang akan dimakan, diminum dan dipakai, itu sifatnya lahiriah = sementara. Kegiatan Roh, yaitu; ibadah dan pelayanan itu sifatnya kekal abadi.

Ibrani 7: 11, 15-16
(7:11) Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan -- sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat -- apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
(7:15) Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,
(7:16) yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.

Pelayanan dari imamat Lewi tidak mencapai kesempurnaan, berarti sifatnya sementara atau bersifat lahiriah, sedangkan pelayanan dari Imam Besar menurut cara atau peraturan Melkisiedek itu berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa = bersifat abadi / kekal.
Sebab yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan manusia, melainkan berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.

Kita akan bandingkan pelayanan menurut imam Lewi dan menurut peraturan Imam Besar Melkisedek.
Terlebih dahulu tentang IMAMAT LEWI.
Ibrani 7: 11
(7:11) Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan -- sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat -- apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
Oleh karena imamat Lewi; umat Israel telah menerima Taurat karena memang kelebihan bangsa Israel pertama-tama kepada merekalah ditunjukkan hukum Taurat dan sunat.

Kita selidiki sedikit tentang; hukum Taurat.
Matius 5: 21, 27, 31, 33, 38, 43
(5:21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:31) Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
(5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Bagian dari hukum Taurat yang kita selidiki di sini ada 6 perkara, itu semua bersifat daging atau lahiriah = hukum yang tidak membawa kepada kesempurnaan.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
Sementara kalau kita membaca di ayat 48...
Matius 5: 48
(5:48) Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Yang Tuhan mau ibadah dan pelayanan yang kita jalankan ini membawa kepada kesempurnaan, sementara menajalankan ibadah menurut hukum Taurat Mata ganti mata dan gigi ganti gigi, artinya kejahatan dibalas dengan kejahatan, kemudian pada ayat 43: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.”
Mengasihi sesama tetapi musuh dibenci berarti tidak sempurna dalam kasih, sementara yang Tuhan mau, dari ibadah dan pelayanan adalah untuk membawa pada kesempurnaan.

Matius 15: 8-9
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Mulut atau bibir memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = ibadah lahiriah, ibadah liturgis, ibadah Taurat.
Jadi, ibadah Taurat ini mempersembahkan tubuhnya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya atau hatinya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, hanya terlihat baik saja di luar tetapi hatinya tidak, inilah yang disebut ibadah orang munafik, ibadah yang tidak mengandung janji, tidak ada artinya, sia-sia, tidak membawa kepada kesempurnaan, sifatnya hanya sementara (tidak kekal).

Matius 15: 10-11
(15:10) Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka:
(15:11) "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."

Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang melainkan yang keluar dari mulut itulah yang menajiskan orang. Itu harus diketahui.

Matius 15: 17-20
(15:17) Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
(15:18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
(15:19) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
(15:20) Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

Kalau kita hanya mempersembahkan tubuh jasmani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan (hatinya tidak dibereskan di hadapan Tuhan), maka itulah yang menajiskan seseorang.
Jadi, apa yang masuk ke dalam mulut lalu turun ke perut lalu dibuang ke jamban, itu tidak menajiskan seseorang,  tetapi apa yang keluar dari mulut, itu yang menajiskan orang, sebab dari dalam hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat, itulah yang menajiskan orang.

Inilah keadaan dari orang-orang yang menjalankan ibadah menurut hukum Taurat, imamat Lewi. Tetapi sayangnya pelayanan ini tidak membawa sampai kepada kesempurnaan.
Hati-hati yang menjalankan ibadah lahiriah (ibadah Taurat/ibadah listurgis), ibadah yang seperti ini tidak akan sampai kepada kesempurnaan, maka kehidupan yang tidak sempurna ini sifatnya sementara, berarti berujung pada kebinasaan.

Itu tadi pelayanan imamat Lewi.
Sekarang; PELAYANAN IMAM BESAR MENURUT CARA ATAU PERATURAN MELKISEDEK.
Ibrani 7: 15, 18-19
(7:15) Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,
(7:18) Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna,
(7:19) -- sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.

Oleh karena imamat Lewi, bangsa Israel menerima hukum Taurat tetapi hukum Taurat tidak memiliki kekuatan karena tidak membawa kepada kesempurnaan, maka  hukum Taurat itu dibatalkan kemudian diganti dengan pelayanan Imam Besar menurut peraturan Melkisedek sehingga menimbulkan pengharapan yang lebih baik yang membawa kita mendekat kepada Allah = membawa kepada kesempurnaan.

Kiranya kita malam ini boleh menikmati pelayanan Imam Besar menurut peraturan Melkisedek saja, bukan ibadah menurut  peraturan imamat Lewi, itu ibadahnya Taurat saja, tidak mengandung janji.

Ibrani 7: 25-26
(7:25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,

Ketika Rasul Paulus dipanggil, dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, yang disebut juga Firdaus, namun pelayanan Imam Besar lebih tinggi dari tingkat-tingkat sorga.

Ibrani 7: 27-28
(7:27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
(7:28) Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.

Tugas dari seorang Imam Besar: menjadi pengantara antara Allah dan manusia, maka seorang  imam besar harus mempersembahkan korban untuk pengampunan dosanya dan dosa umatnya.
Tetapi sayangnya, orang-orang yang melayani menurut hukum Taurat itu diliputi dengan kelemahan sehingga imamat Lewi yang melayani menurut hukum Taurat itu setiap hari mempersembahkan korban.
Setiap hari mempersembahkan korban menunjukkan bahwa dia penuh dosa dan kelemahan.

Yang Tuhan butuhkan dan yang Tuhan mau adalah pelayanan menurut peraturan Melkisedek, hidup saleh, tanpa salah, tanpa dosa, Ia terpisah dari orang-orang berdosa sehingga Ia mampu membawa orang kepada kesempurnaan. Ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban, Ia sanggup membawa orang kepada kesempunaan.

Hanya darah yang tak bercacat cela yang sanggup membawa kita kepada kesempurnaan. Dia yang benar dijadikan korban supaya kita orang berdosa dibenarkan oleh korban Kristus. Jadi, untuk membenarkan seseorang, kita terlebih dahulu menjadi korban, tapi korban yang seperti apa? Yaitu korban yang dipersembahkan menurut peraturan Melkisedek.
Kalau sudah melayani, sikap perbuatan, perkataan tidak boleh sama dengan manusia duniawi. Yang tidak terlihat, hati pikiran dan perasaan, tubuh, jiwa dan roh harus terpisah dari manusia duniawi. Jangan terlihat baik tetapi hati dan pikirannya tidak baik. Pelayanan seperti ini tidak berkuasa, Tuhan tidak butuh pelayanan seperti ini. Kita harus menyadari ini dengan baik

Ayo belajar mendahulukan firman dalam segala sesuatu. Cari dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya = mendahulukan firman dari pada mendahukan hasil karya, pekerjaan, kesibukan di dunia ini termasuk kedudukan, kekayaan, harta, jabatan dan juga ijazah, supaya kita layak.

Matius 7: 24
(7:24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
Imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Pelayanan-Nya tidak dapat diwakilkan oleh siapapun.

Ciri-ciri orang yang mendahulukan firman (mencari Kerajaan Sorga dan kebenarannya).
Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ciri-ciri orang yang mendahulukan  kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya. Tidak kuatir soal apa yang dimakan, diminum, dan dipakai.

Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Ada dua hal yang tidak perlu dikuatirkan.
a.     Jangan kuatir akan hidup, kaitannya dengan apa yang akan dimakan dan diminum.
b.     Jangan kuatir akan tubuh, kaitannya dengan apa yang akan dipakai.
Perlu untuk diketahui;
-       Hidup lebih penting dari makanan dan minuman. Bagi Esau tidak, makanan dan minuman jauh lebih berharga dibanding Kerajaan Sorga dan kebenarannya, oleh sebab itu dia sibuk berburu daging, dia selalu tinggal di padang, bukan di kemah (di rumah Tuhan) = tidak mendahulukan firman Tuhan, tidak berada di dalam suasana kerajaan Sorga, akhirnya ia kehilangan hak kesulungan dan berkat dari hak kesulungan.
-       Tubuh lebih penting dari pakaian. Kalau pakaian nomor satu, tubuh tidak diperhatikan sehingga membiarkan tubuhnya korengan, membiarkan tubuhnya kudisan, membiarkan tubuhnya gatal-gatal, tubuhnya tidak beres, bagaimana mungkin kita bisa konsentrasi melayani Tuhan.
Jadi, tubuh itu  lebih penting dari soal pakaian. Ayo, peliharalah tubuh, perhatikan tubuh.

Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Praktek hidup lebih penting dari apa yang akan dimakan, diminum, yaitu: memandang burung di langit, artinya; memandang perkara-perkara di atas, perkara rohani (ibadah dan pelayanan). Jadi, pandangan dan perhatian kita selalu pada perkara di atas, perkara rohani itulah ibadah dan pelayanan atau selalu berada di dalam kegiatan-kegiatan Roh.

Tanda bahwa seseorang memandang perkara rohani: tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung = tidak sibuk dengan perkara lahiriah. Kalau kita sibuk dengan memandang perkara rohani, tidak sibuk dengan perkara lahiriah. Seperti burung di udara tidak menabur, tidak menuai, kemudian juga tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung.

Matius 6: 27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Siapa orang yang sibuk karena kekuatirannya lalu dapat menambah sehasta jalan hidupnya? Tidak ada. Kita berjalan di jalan yang telah ditinggalkan oleh Tuhan, jejak atau tapak Yesus itulah jalan salib, via dolorosa, itulah yang menambahkan jalan hidup kita, jalan salib, bukan kekuatiran. Jangankan sehasta, separuh hasta saja tidak dapat menambah jalan hidupnya oleh karena kekuatirannya.

Praktek tubuh lebih penting dari pakaian.
Matius 6: 28
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
Senantiasa memperhatikan bunga bakung di ladang = memperhatikan ladang Tuhan, pekerjaan Tuhan.

Ladang sudah menguning, tetapi pekerja-pekerja sedikit. Biarlah kita semua senantiasa memperhatikan ladang Tuhan supaya kita kelak dipercayakan untuk menjadi pekerja-pekerja di ladang Tuhan, itu orang yang betul-betul memperhatikan tubuhnya, bukan pakaian, senantiasa memperhatikan pekerjaan Tuhan (ladang Tuhan).
Pekerjaan Tuhan dalam ladang penggembalaan ini banyak; kita sedang mengelola Buli-Buli Emas berisi Manna”  baik lewat media cetak majalah, lewat media elektronik yaitu internet “Bulibuliemasberisimanna.com.Harus ada yang mengetik , mengedit, harus ada yang memperhatikan, harus ada yang mengirimnya baik via pos, baik via internet. Harus ada yang bekerja di situ, kemudian saat ini kita sedang menggunakan media internet live streaming di facebook dan di youtube juga harus ada yang mengerjakan.

Jadi, orang yang memperhatikan tubuhnya, berarti senantiasa memperhatikan pekerjaanNya.
Seseorang yang tidak memperhatikan tubuhnya, bagi dia pakaian yang lebih penting, tampilan luar yang lebih penting. Sehingga ia membiarkan tubuhnya itu tidak sehat.
Memperhatikan bunga bakung di ladang = memeperhatikan pekerjaan Tuhan.
Kita masih butuh tenaga-tenaga, kiranya Tuhan kirim. Sudah ada yang melayani tetapi belum sepenuhnya di situ, kita butuh, kita doakan supaya Tuhan kirim. Kemudian kalau Tuhan kirim pekerja-pekerja, akan terlihat kompetisi rohani.

Matius 6: 29-30
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Kalau kita memperhatikan pekerjaan Tuhan, maka Tuhan akan mempersiapkan kita, Ia akan membentuk, Ia akan memintal, mendandani kehidupan kita, mempersiapkan kita dalam rangka melayani Tuhan.  Jadi, kita dibentuk karena terlebih dahulu menyerahkan diri kepada Tuhan, yaitu memperhatikan bunga bakung di ladang, memperhatikan pekerjaan Tuhan. Orang seperti ini akan dipersiapkan ,dia akan dibentuk, dia akan dipintal, dia akan didandani sedemikian rupa, untuk melayani Tuhan, dimulai dari penyerahan diri.
Apa tanda penyerahan? Memperhatikan pekerjaan Tuhan, dia tidak egois, dia tidak hanya memperhatikan diri sendiri.

Mazmur 139: 13-14
(139:13) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku
(139:14) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya

Kita telah dibentuk dan dipintal dari sejak rahim ibu, tujuannya untuk dipakai melayani Tuhan, itu perbuatan ajaib, itu keajaiban di bumi ini. Itu sebabnya orang-orang yang melayani dengan berkobar-kobar disebut permata yaspis, permata yang paling indah.

Sekali lagi saya tandaskan; orang yang melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh adalah keajaiban di bumi.

2 Samuel 1: 24
(1:24) Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.
Didandani dengan pakaian mewah dari kain kirmizi kemudian yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu. Orang Israel adalah umat pilihan, bangsa yang kudus, milik kepunyaan Allah, berarti orang-orang yang melayani Tuhan, imamat rajani. Orang yang melayani Tuhan ini memakai dua hal yaitu:
1.     Memakai pakaian mewah dari kain kirmizi, berarti di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu ditandai dengan tanda darah, penuh dengan pengorbanan.
2.     Yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu, berarti diperlengkapi dengan harta yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus.

Jadi , tidak ada kata-kata saya bodoh, saya tidak bisa melayani Tuhan. Tuhan bisa dan sanggup membentuk siapapun, asal kita mau menyerah. Selalu perhatikan pekerjaan Tuhan ini, memperhatikan bunga bakung di ladang.
Saya salah satu orang yang tidak pandai bicara, maka ketika bunda suruh saya sekolah Alkitab saya minta adik saya saja tetapi Tuhan bilang tidak, Tuhan mau saya menjadi hamba Tuhan. Tuhan panggil, Tuhan tebus dengan darah-Nya. Kemudian dipilih untuk melayani Tuhan. Tandanya dua memakai pakaian dari kain kirmizi, berarti pelayanan itu ditandai dengan pengorbanan. Dan diperlengkapi dengan perhiasan emas yaitu; karunia-karunia Roh Kudus dan yang dipercayakan jabatan-jabatan.

Saya ini hamba Tuhan, dikaruniakan karunia Roh Kudus, juga dipercayakan jabatan gembala, kemudian dipercayakan firman nabi kepada kita semua, ternyata Tuhan tidak salah memanggil dan memilih hamba-hamba-Nya.

Dampak positif mendahulukan firman…
Matius 6: 33
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Kalau kita mendahulukan firman/mendahulukan Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, semuanya akan ditambahkan.
Jadi saudara tidak perlu kuatir soal apa yang akan dimakan, diminum, dan apa yang akan dipakai. Kalau kita mendahulukan firman, semuanya ditambahkan. Kerelaan, penyerahan diri bertambah-tambah, hidup dalam kesucian bertambah-tambah, semakin hari penyerahan semakin bertambah, dan kesucian juga bertambah, juga Tuhan tambahkan hati yang baru yaitu hati yang taat, tidak keras. Kemudian Tuhan berikan Roh yang baru. Semua ditambahkan.

Sejenak kita perhatikan ...
Ibrani 7: 1-2
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
(7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.

Abraham diberkati oleh Imam Besar Melkisedek, imam Allah yang Mahatinggi. Apa yang tidak ada menjadi ada. Tuhan percayakan dia menjadi bapa orang percaya. Sebetulnya dia tidak dasar untuk menjadi bapa orang percaya, orang beriman
Sebab;
1.     Abraham sudah tua, umurnya sudah 100 tahun pada saat Tuhan menyatakan janji-Nya istilah sekarang sudah mati pucuk.
2.     Istrinya Sarah sudah mandul. Rahimnya sudah ditutup Tuhan. Jadi, tidak ada dasar untuk menjadi bapa orang percaya, bapa orang beriman.
Tetapi dia tidak menjadi bimbang, dia tidak menjadi ragu, oleh karena ketidakpercayaannya justru ia semakin memuliakan Tuhan. Hal itu diperhitungkan oleh Tuhan kepadanya menjadi sebuah kebenaran sehingga ditambahkan kebenaran. Apa yang tidak mungkin, segalanya mungkin bagi Dia. Jangan gunakan logika, perasaan mu, ayo berpikirlah seperti apa yang dipikirkan oleh Allah. Dahulukan saja firman, dahulukan saja firman, cari dahulu kerajaan Sorga, di dalamnya ada kebenaran, maka semuanya akan ditambahkan. Jangan kuatir tentang apa yang akan dimakan, diminum, dan dipakai.

Apa yang tidak mungkin, segalanya mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.
Jangan gunakan logika, pikiran perasaan manusia.
Tidak usah kuatir. Orang kuatir = bangsa lain bukan bangsa Tuhan, akan berujung pada kebinasaan.

Apa tanda orang yang diberkati?
Ibrani 7: 2
(7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.

Tanda seseorang menerima berkat dari pada Tuhan yaitu;  mempersembahkan persepuluhan pada Tuhan. Satu dari sepuluh itulah kasih Allah. Itu yang harus kita persembahkan kepada Tuhan. Sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu, intinya hanya satu itulah kasih.

Apa itu sepersepuluh?
Inti dari sepersepuluh hanya satu, itulah kasih, itulah yang kita bawa dan kita persembahken kepada Tuhan.
-       Hukum yang pertama (1) sampai dengan yang keempat (4), ditulis pada loh batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
-       Hukum yang kelima (5) sampai dengan yang kesepuluh (10) ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Yesus telah menjadi korban bakaran, Dia telah mempersembahkan hidup-Nya di atas mezbah. Sebagai korban bakaran, berarti potongan-potongan  dari daging dipersembahkan diatas mezbah korban bakaran sampai pagi (semalam-malaman) = sampai hangus. Itu tanda orang yang menerima berkat maka mempersembahkan sepersepuluh. Inti dari sepersepuluh hanya satu itulah kasih. Itulah korban bakaran.
Daging sampai hangus tidak bersuara lagi. Tuhan mau lihat kehidupan yang sudah ditambahkan, yang sudah menerima berkat-berkat itu. Tuhan mau lihat tanda itu. Malam ini seterusnya kita belajar untuk mempersembahkan persepuluhan kepada Imam Besar menurut peraturan Mekisedek. Bukan lagi mempersembahkan sepersepuluh menurut hukum Taurat, itulah imam Lewi; tidak sempurna, hanya mengasihi sesama tetapi membenci musuh “Mata ganti mata, gigi ganti gigi.”  Biarlah kita mempersembahkan korban bakaran menurut peraturan Melkisedek. Jangan lagi melayani menurut imamat Lewi, hidup menurut hukum taurat.
Tapi malam ini mari kita bawa korban bakaran, korban persembahan menurut peraturan Melkisedek.

Ibrani 7: 2
(7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.

Melkisedek artinya pertama-tama raja kebenaran, dan pertama-tama raja Salem yaitu; raja damai sejahtera.
Sehingga dengan demikian Ketika kita mempersembahkan korban bakaran sebagai korban persembahan kepada Tuhan menurut peraturan Melkisedekh maka kebenaran itu menjadi bagian kita dan pertama-tama kita merasakan damai sejahtera baik di tengah ibadah, di tengah pelayanan, di manapun berada.

Jika sudah melayani, Puji Tuhan, tetapi yang pertama-tama adalah kebenaran dan damai sejahtera. Beribadah melayani puji Tuhan tetapi terus utamakan damai sejahtera, jangan ada kekacauan. Dimulai dari diri sendiri, dimulai dari nikah rumah tangga sampai nanti nikah yang terbesar.

Ibrani 7: 3-4
(7:3) Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
(7:4) Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.

Sampai akhirnya kita boleh mengalami kehidupan yang kekal lewat pelayanan Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, dibawa kepada kesempurnaan, tidak berkesudahan, dimuliakan, hidup kekal, sehingga ibadah ini tidak sia-sia tetapi mengandung janji. Betapa hebatnya, betapa besarnya kuasa dari pelayanan Imam Besar menurut peraturan melkisedek, sampai pada akhirnya membawa kita kepada kekekalan, tidak berkesudahan.
Apa artinya kita memperoleh harta di bumi, segala sesuatu di bumi tetapi harus kehilangan nyawanya.
Puji Tuhan kita beribadah dan melayani menurut peraturan Melkisedek, sampai pada akhirnya membawa kita sampai kepada kesempurnaan, hidup abadi (kekal). Amin.

Tuhan yesus KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGAWI memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang

No comments:

Post a Comment