KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, August 16, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 JULI 2018




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 JULI 2018 

KITAB KOLOSE
(Seri: 132)

Subtema: “SYUKUR KEPADA ALLAH DI DALAM KRISTUS YESUS YANG TELAH MEMBERI KEMENANGAN.”

Shalom saudaraku.
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, kita patut bersyukur oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan kita akan tersungkur di bawah kaki salib Tuhan, sujud menyembah Allah yang hidup Allah Abraham Ishak Yakub.
Namun sebelum kita merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 2:6-7
(2:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Diahendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Setelah menerima Kristus Yesus Tuhan kita dilanjutkan dengan empat tindakan;
1.     Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
2.     Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia.
3.     Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu.
4.     Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Keterangan: “HENDAKLAH HATIMU MELIMPAH DENGAN SYUKUR.”
Kita awali dulu ucapan syukur ini dari 1 Tesalonika 5:18.
1 Tesalonika 5:18
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mengucap syukur dalam segala hal berarti baik dalam susah maupun senang, baik dalam duka maupun sukacita, dalam segala perkara senantiasa mengucap syukur, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus.
Banyak orang Kristen bersyukur saat diberkati, saat penghasilannya semakin bertambah-tambah atau saat kedudukan atau jabatannya semakin bertambah-tambah, itu tidak salah tetapi jangan lupa dalam keadaan susah juga tetap mengucap syukur kepada Allah sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Krisus Yesus bagi kita sekaliannya.

Alasan mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus.
2 Korintus 2:14a
(2:14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

Rasul Paulus berkata; “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.”
Inilah alasannya sehingga kita harus mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus sebab Kristus Yesus yang membawa kita di jalan kemenangan-Nya.

Lebih jauh lagi ...
1 Korintus 15:57
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Lebih ditegaskan lagi mengucap syukur kepada Allah sebab Ia telah memberikan kemenangan oleh Yesus Kristus.

1 Korintus 15:54-56
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Pada ayat 54 maut telah ditelan dalam kemenangan, sedangkan di dalam ayat 56 sengat maut ialah dosa sedangkan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus yang telah memberikan kemenangan.

Roma 7:14
(7:14) Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.

Hukum Taurat itu memang rohani tetapi jika seseorang bersifat daging maksudnya hidup di dalam hawa nafsu daging, dan menuruti kehendak daging maka ia terjual di bawah hukum Taurat, ia berada di bawah kuasa hukum Taurat.

Roma 17:15a
(7:15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.

Contoh apabila seseorang berada di bawah hukum Taurat; “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu.”
Artinya; hidup di bawah hukum Taurat menjadi bodoh, melakukan segala sesuatu yang tidak dikehendaki itu perbuatan bodoh.
Tapi jangan salah tidak sedikit orang Kristen melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki. Menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat atau terjual di bawah hukum Taurat.

Roma 17:15
(7:15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.

Jadi seseorang menjadi bodoh, apabila terjual di bawah hukum Taurat, karena ia melakukan sesuatu yang dibenci.
Sebaliknya takut akan Tuhan membenci kejahatan, kecongkakan, keangkuhan sesuai dengan Amsal 8.
Kemudian dosa yang paling dibenci oleh Tuhan adalah dosa kenajisan Wahyu 18:2.

Roma 17:16
(7:16) Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.

Melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki = menyetujui bahwa hukum Taurat itu baik.
Kesimpulannya, hukum Taurat itu betul-betul merangsang dosa.

Dalam Injil Matius 5:17-48 berbicara tentang Yesus dan hukum Taurat.
Di sini kita lihat dulu tentang hukum Taurat;
1.     Matius 5:21 -> Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
2.     Matius 5:27 -> Jangan berzinah.
3.     Matius 5:31 -> Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
Berarti boleh cerai di bawah hukum Taurat tapi dengan syarat harus membawa surat cerai.
4.     Matius 5:33 -> Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5.     Matius 5:38 -> Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
6.     Matius 5:43 -> Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Kesimpulannya; enam peraturan (larangan) ini seluruhnya bersifat daging atau bersifat lahiriah.

Matius 15:8-9
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Ibadah lahiriah (ibadah Taurat) mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan.
Pendeknya ibadah Taurat adalah ibadah yang sia-sia tidak ada artinya.


Sekarang kita lihat hukum Taurat ...
Ulangan 5:1-22 itu berbicara tentang sepuluh hukum Taurat. Di dalam hukum Taurat ada sembilan kali kata “jangan”;
1.    Ayat 7 -> Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2.    Ayat 8 -> Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun.
3.    Ayat 9 -> Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.
4.    Ayat 11 -> Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan.
5.    Ayat 17 -> Jangan membunuh.
6.    Ayat 18 -> Jangan berzinah.
7.    Ayat 19 -> Jangan mencuri.
8.    Ayat 20 -> Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
9.    Ayat 21 -> Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya.

Di dalam hukum Taurat ada Sembilan kali kata jangan, tetapi dengan adanya kata “jangan” sehingga larangan justru bangsa Israel atau mereka yang berada di bawah hukum Taurat berbuat dosa, berarti hukum Taurat itu merangsang dosa.
Yang bersifat daging (bersifat lahiriah) termasuk ibadahnya pasti terjual di bawah hukum Taurat maksudnya, dia menghendaki yang baik tetapi justru dosa berkuasa dalam tubuhnya sebab hukum Taurat itu merangsang dosa.

Roma 7:21
(7:21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.

Menghendaki sesuatu yang baik tetapi justru yang jahat berkuasa di dalam anggota-anggota tubuh itulah orang-orang yang terjual di bawah hukum Taurat.

Roma 7:20
(7:20) Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

Perhatikan perkataan Rasul Paulus; “Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Jadi jelas kuasa dosa adalah hukum Taurat.
Kesimpulannya, sengatnya maut adalah dosa, Karena orang yang berbuat dosa pasti banyak menderita.

Roma 7:22-23
(7:22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
(7:23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Satu sisi batin suka terhadap hukum Allah tetapi sisi lain hukum dosa berkuasa terhadap anggota-anggota tubuh.

Roma 7:26
(7:26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

Jadi pendeknya; satu sisi akal budi  (batin) melayani hukum Allah tetapi sisi yang lain tubuh insani melayani hukum dosa yaitu hukum Taurat.
Apa hal ini bisa dibenarkan di dalam beribadah dan melayani Tuhan, apa ini dibenarkan? Tentu tidak.

Roma 7:24
(7:24) Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

Semua orang yang berada di bawah hukum Taurat binasa, sebab itu Rasul Paulus berkata; “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?”
Siapa yang bisa menyelamatkan manusia dari dosa atau dari tubuh maut (kebinasaan), siapa yang bisa? Ahli Taurat sangat fasih tentang hukum Taurat tetapi justru mereka yang menyalibkan Yesus Kristus (imam kepala, tua-tua, orang-orang Yahudi justru mereka yang menyalibkan Yesus Kristus).
Orang Farisi adalah kaum intelektual mereka mengerti tentang hukum Taurat tetapi justru mereka berpegang teguh terhadap adat istiadat itulah yang disebut sebagai ragi orang Farisi.
Pendeknya, tidak ada seorang pun manusia diselamatkan karena hukum Taurat.
Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Kalimat ini mengandung arti bagi kita sebab Rasul Paulus juga ingin memberitahukan tentang kasih karunia (kemurahan Allah) yaitu ada seorang pribadi yang sanggup melepaskan manusia dari tubuh maut yaitu orang-orang yang celaka karena hukum Taurat, supaya nanti kita senantiasa mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kita semua.

Jalan Keluar:
Roma 7:25
(7:25) Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Disini Rasul Paulus menghimbau kepada kita untuk senantiasa mengucap syukur kepada Allah karena Kristus Yesus, Tuhan kita.

Matius 26:41-42
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Diatas tadi, Rasul Paulus berkata satu sisi batinku melayani hukum Allah tetapi sisi lain anggota tubuh dikuasai hukum dosa, berarti roh atau batin itu penurut tetapi daging itu lemah.
Karena roh itu penurut tetapi daging lemah maka Yesus harus meminum cawan Allah yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, dengan demikian kehendak Allah terlaksana oleh Dia.
Mau tidak mau Yesus harus minum cawan Allah, Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib supaya kehendak Allah terlaksana dengan kata lain hukum Taurat tergenapi di dalam tubuh-Nya.

Matius 5:17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Yesus berkata: “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, tetapi untuk menggenapinya.” Dalam hal ini Yesus menyatakan kasih karunia-Nya.
Prakteknya; SATU IOTA atau SATU TITIK tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat sebelum semuanya terjadi.

Tentang: SATU IOTA.
IOTA -> hukum terkecil yaitu huruf yang ke sembilan dari abjad Yunani, itu berbicara tentang kerendahan hati.
Biarlah kiranya kita semua menjadi pribadi-pribadi yang rendah hati, beribadah dan  melayani Tuhan  dalam keadaan                                                                        rendah hati, berbicara selalu rendah selalu di bawah, bersikap selalu di bawah, tidak bermegah, tidak menyombongkan diri sekalipun memiliki potensi, sekalipun mempunyai kelebihan-kelebihan.
Imam-imam yang melayani Tuhan harus merendahkan diri di hadapan Tuhan, sebab sentral dari pada ibadah salib dan pelayanan salib adalah kerendahan hati = berada di titik nol.

Salib itu terdiri dari vertikal disatukan dengan horizontal sedangkan titik nolnya itu adalah pertemuan antara vertikal dan horizontal (poros).
Angka-angka pada garis VERTIKAL di bagian atas itu berbicara tentang kesombongan misalnya: angka satu maka kesombongannya terlihat satu, angka dua kesombongannya terlihat dua, angka tiga kesombongannya terlihat tiga dan seterusnya semakin tinggi.
Sedangkan di bagian bawah titik nol pada vertikal itu ada angka satu, dua, tiga itu berbicara tentang dosa minder; misalnya, minder satu, minder dua, minder tiga, itu juga tidak berkenan kepada Tuhan.
Orang yang minder bukan orang yang rendah hati, sebab orang yang minder apabila suatu kali dia punya ini dan itu akan sombong, sebetulnya seseorang menjadi minder karena dia tidak punya.
Kemudian pada bagian HORIZONTAL di sebelah kanan ada angka satu, angka dua, angka tiga dan seterusnya berarti semakin terpisah dari sesama. Kemudian di sebelah kiri dari horizontal ini ada angka satu, angka dua, angka tiga berarti kasih itu semakin dingin.
Pendeknya, kalau lepas dari sentral salib pada bagian vertikal akan dikuasai dosa sombong dan dosa minder, pada bagian horizontal kalau lepas dari sentral salib dia akan semakin jauh dari Tuhan dan sesama sedangkan angka yang sebelah kiri kasihnya akan semakin dingin.
Maka yang Tuhan mau di dalam ibadah salib dan pelayanan salib senantiasa berada di titik nol (kerendahan hati).


Tentang: SATU TITIK (Titik adalah noktah atau tanda baca).
Titik itu artinya; rela menjadi kecil dan dikecilkan/rela direndahkan. Titik lebih kecil dari iota.
Kalau merendahkan diri banyak orang bisa, apalagi kalau ada sesuatu yang diinginkan, ada sesuatu yang di harapkan. Banyak orang merendahkan diri karena ada maunya, tetapi untuk dikecilkan (direndahkan) belum tentu bisa.
Pendeknya; kalau seseorang rela dikecilkan, rela direndahkan, menunjukkan bahwa dia berada di dalam pengalaman kematian, daging tidak bersuara.

Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaianseperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya.” = rela dikecilkan dan direndahkan.

Ciri dikecilkan dan direndahkan;
-           Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.
-           Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Jadi ketika dikecilkan (direndahkan) mulut tidak terbuka seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, itulah pengalaman kematian.
Kalau seseorang suka membela diri dalam kesalahan, kemudian suka bersungut-sungut di tengah ibadah pelayanan menunjukkan bahwa dia masih terjual di bawah hukum Taurat, di atas tadi sudah saya terangkan.

Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati” ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah, kalau kita satu dalam kematian maka kita juga satu dalam kebangkitan Yesus Kristus, kebangkitan berarti maut telah ditelan di dalam kemenangan.
Saat maut telah ditelan dalam kemenangan, selanjutnya dengan berani kita berkata; “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Karena sesungguhnya sengat maut adalah dosa dan kuasa dosa adalah hukum Taurat.
Yesus telah menggenapi hukum Taurat di dalam tubuh-Nya prakteknya satu iota dan satu titikmerendahkan diri dan mati.

Yesaya 53:10-12
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
(53:11) Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
(53:12) Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Kalau kita satu di dalam kematian-Nya maka kita juga satu dalam kebangkitan-Nya, sama seperti biji gandum kalau tidak mati dia akan tetap satu biji saja tetapi kalau dia sudah mati dia akan menghasilkan banyak buah.
Buah yang dihasilkan itu ialah Tuhan Allah akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan.
Kiranya hasil dari kuasa kebangkitan itu nyata di dalam pribadi kita dan nyata dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” dimana orang-orang besar sebagai rampasan dan orang-orang kuat sebagai jarahan.
Sebab itu biarlah kita senantiasa arahkan pandangan kita kepada salib supaya kita jangan menjadi  lemah.

2 Korintus 5:14-15
(5:14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
(5:15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan kembali untuk mereka, itulah ibadah salib dan pelayanan salib.
Hidup kita ini bukan untuk mencari kesenangan sendiri tetapi untuk menyenangkan hati Tuhan karena Dia telah mati dan bangkit untuk kita.

2 Korintus 5:16-17
(5:16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
(5:17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Roma 6:16-17
(6:16) Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
(6:17) Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Dahulu memang hamba dosa karena terjual di bawah hukum Taurat tetapi sekarang dengan segenap hati mentaati pengajaran yang telah diteruskan itu itulah pengajaran salib.
Kita ada di tengah-tengah ibadah salib dan pelayanan salib, itulah pengajaran yang kita terima setelah Yesus menggenapi hukum Taurat. Inilah ajaran yang kita teruskan dan kita taati dan kita ada dan hidup di dalamnya.
Kalau kita satu dalam kematian-Nya kita juga satu dalam kebangkitan-Nya hasilnya, bangsa-bangsa jadi rampasan dan orang-orang kuat jadi jarahan, bukankah itu kemurahan (kasih karunia) oleh Kristus Yesus sehingga kita terdorong untuk limpah dengan syukur kepada Dia oleh Kristus Yesus.

Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!... 2 Korintus 9:15. Amin.

YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U Sitohang


No comments:

Post a Comment