KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, April 14, 2019

IBADAH AWAL TAHUN DAN DOA PENYEMBAHAN, 01 JANUARI 2019



IBADAH AWAL TAHUN DAN DOA PENYEMBAHAN, 01 JANUARI 2019

KITAB KOLOSE
(Seri: 38)

Subtema: “MEMIUTANGI TUHAN”

Shalom sadaraku.
Selamat sore menjelang petang, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan Tuhan kita berada di awal tahun 2019 ini.
Ibadah sore ini adalah ibadah sulung kita kepada Tuhan, lewat ibadah sulung ini kita semua ditebus sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba. Intinya; menjadi kehidupan yang dimeteraikan seperti seratus empat puluh empat ribu orang yang telah dimeteraikan di dahi mereka, mereka itu adalah milik kepunyaannya Allah.
Sesudah mereka dimeteraikan maka empat malaikat yang diijinkan untuk merusak pohon-pohonan, laut, dan bumi, tetapi hamba-hamba Allah yaitu mereka yang dimeteraikan di dahi mereka yang jumlahnya seratus empat puluh empat ribu orang bebas dari perusakan, bebas dari penghukuman.
Kita bersyukur, kita berbahagia oleh karena kemurahan Tuhan. Biarlah setiap jiwa dan segenap batin kita memuji kemuliaan Tuhan. Jangan lupa kebaikan Tuhan yang sudah dinyatakan kepada kita. Tadi malam sudah dinyatakan; Dia yang mengampuni dosa, Dia yang menyembuhkan kita dari segala penyakit, melepaskan kita dari maut, kemudian yang memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat, menjadi imamat rajani sampai akhirnya kita boleh menikmati hubungan intim dengan Tuhan, semuanya oleh karena kemurahan hati Tuhan.

Saudaraku, kita sudah memperhatikan kesaksian demi kesaksian yang sangat membangun sekali.
Tadi saya banyak terharu memperhatikan kesaksian demi kesaksian di sore ini, dengan ketulusan di dalam hal menyaksikan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Banyak pertolongan-pertolongan yang sudah kita alami sampai saat ini yang membuat sehingga hati kita semakin terharu dan semakin hancur bila mengingat dan mengenang segala kebaikan dan kemurahan hati Tuhan.
Kemurahan Tuhan lebih dari hidup, kemurahan Tuhan lebih dari apa yang kita pikirkan. Oleh karena itu hati kita semakin hari semakin terharu dan semakin hancur. Kalau kita menyadari bahwa hidup ini karena kemurahan Tuhan maka mari kita memberikan diri untuk melakukan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalam rumah Tuhan, dan kita lakukan kegiatan itu juga karena kemurahan hati Tuhan.

Ibadah awal tahun ini kita akan memperhatikan firman Tuhan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose.
Namun Kolose 3:1-17, kalau dikaitkan dengan pola (susunan) Tabernakel itu terkena pada KOLAM PEMBASUHAN.
Kolam Pembasuhan berarti pemandian air itulah pengalaman di dalam KEMATIAN dan KEBANGKITAN Yesus Kristus, itulah kehidupan yang dibaharui, menjadi suatu kehidupan yang baru, ciptaan baru di dalam kematian dan kebangkitan-Nya.



Kolose 3:1-4
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Saudaraku, kalau kita satu di dalam kematian-Nya, kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya sampai kelak kita turut dipermuliakan bersama dengan Dia.

Sebagai pembuktiannya segera kita memperhatikan..
Matius 25:31-32
(25:31) "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. (25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,

Pada saat Anak Manusia dipermuliakan di atas takhta kemulian-Nya maka semua bangsa akan dikumpulkan dihadapan-Nya untuk mengadakan pemisahan seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

Matius 25:33
(25:33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Lalu domba-domba ditempatkan di sebelah kanan-Nya, sedangkan kambing-kambing ditempatkan di sebelah kiri-Nya. Tadi kami berangkat dari Pastori langsung bertemu dengan kawanan kambing di pinggiran jalan. Tidak biasanya ada kambing-kambing di Perumnas dan di Pemda. Maka saya tadi katakan memang kawanan kambing ini susah diatur karena ada seekor kambing ini hendak melintasi/menyeberang jalan yang kami lewati, itu sebabnya saya katakan bahwa kambing memang sangat sukar sekali untuk digiring, untuk digembalakan.
Maka di sini kita perhatikan, gembala memisahkan antara domba dari kambing, domba ditempatkan di sebelah kanan-Nya dan kambing ditempatkan di sebelah kiri-Nya.

Mari kita memperhatikan persaman di sebelah kanan..
Matius 25:34
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Pengertian di sebelah kanan berarti diberkati oleh Tuhan. Adapun berkat yang diterima oleh domba-domba itu adalah menerima kerajaan yang telah disediakan sejak dunia dijadikan. Itulah keadaan dari domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan.

Matius 25:35-36
(25:35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

Pengakuan langsung dari Tuhan sebagai gembala Agung kepada domba-domba yang di sebelah kanan, yaitu:
1.         Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan.
2.         Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum.
3.         Ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan.
4.         Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian.
5.         Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku.

Saudaraku, Yesus adalah Gembala Agung dan kita adalah kawanan domba gembalaan-Nya. Maka dari itu jadilah kawanan domba yang tergembala.

Adapun ke-enam hal di atas tadi dibagi menjadi:
1.         Memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus.
2.         Memberi tumpangan kepada orang asing.
3.         Memberi pakaian kepada orang yang telanjang dan melawat orang sakit serta mengunjungi orang yang ada di dalam penjara.

Kemudian tiga bagian di atas jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada tiga alat di Ruangan Suci.
Yang Pertama: MAKAN dan MINUM.
Dalam pola Tabernakel terkena pada Meja Roti Sajian, artinya; persekutuan yang mendalam dengan Yesus Anak Allah, lewat firman-Nya dan perjamuan suci.

Amsal 3:1,3
(3:1) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,
(3:3) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.

Saudaraku, jangan kita melupakan ajaran Tuhan dan biarlah hati kita memelihara perintah Tuhan berarti; tertulislah itu pada loh hati kita masing-masing.
Jangan seperti Adam dan Hawa, mereka ditempatkan di taman Eden namun rupanya mereka tidak memperhatikan perintah dan larangan Tuhan, akhirnya mereka melanggar hukum Allah, dan menjadi telanjang (terlihatlah kekurangan-kekurangan yang sangat memalukan itu)

Amsal 7:1,3
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu.
(7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.

Jadi berpegang kepada perkataan Tuhan (perintah Tuhan) lalu disimpan di dalam hati itu sama artinya dituliskan di dalam loh hati kita masing-masing.
Loh hati itu = meja, tempatnya firman Tuhan disajikan dan diletakkan. Jadi loh daging yaitu hati kita adalah Meja Roti Sajian, tempatnya firman disajikan.

2 Korintus 3:3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Saudaraku, menjadi surat Kristus yang dapat dikenal dan dibaca oleh setiap orang baik perkataan, baik perbuatan, dan gerak-gerik kita sebab firman Allah telah dimeteraikan oleh Roh Kudus pada loh-loh daging yaitu di dalam hati kita masing-masing. Itulah roti sajian, roti yang disajikan di atas meja.

Saudaraku, kita membaca..
Imamat 24:5-8
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN. (24:7) Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN. (24:8) Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

Di atas Meja Roti Sajian terdiri dari dua susun roti, dimana masing-masing terdiri dari enam ketul roti. Kalau dua sausun itu disatukan maka menjadi enam puluh enam, itulah jumlah seluruh kitab suci dari KEJADIAN sampai dengan WAHYU.








Biarlah ini kiranya dapat kita sajikan dengan baik, kita sajikan kepada orang yang lapar dan haus.
Kalau kita memperhatikan firman Tuhan di dalam kitab Kejadian, diawali dengan nikah Adam dan Hawa kemudian juga diakhiri dengan pesta nikah Anak Domba di dalam kitab Wahyu.
Maka dari sini kita mengambil kesimpulan; kalau nikah itu menjadi nikah yang baik maka itu juga merupakan roti sajian.
Letak keberhasilan di dalam suatu penggembalaan itu dilihat dari nikah dari gembala sidang itu sendiri.
Jadi itu sebabnya sayapun sebagai hamba Tuhan belajar menghormati nikah supaya menjadi roti sajian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang baik perkataan, baik perbuatan supaya apa yang saya sampaikan ini harus sesuai dengan perbuatan saya supaya menjadi Meja Roti Sajian.
Ayo, kesatuan ini penting. Jangan selalu kita ditarik oleh hal-hal yang tak suci.

Yang Kedua: MEMBERI TUMPANGAN KEPADA ORANG ASING.
Memberi tumpangan kepada orang asing -> Kaki Dian Emas, artinya; Roh Kudus itu memberi tumpangan kepada kehidupan kita masing-masing.

Yohanes 14:15-17
(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

Pekerjaan dari pada Roh Kudus:
1. Penolong.
2. Menyertai.
3. Penghibur.
4. Mengajar.
5. Mengingatkan.
6. Menginsyafkan.
7. Memimpin.

Saudaraku, kalau kita perhatikan pekerjaan dari Roh Kudus ini berarti Roh Kudus ini memberikan tumpangan kepada kita. Karena apa? Karena Roh Kudus itu “Menolong, menyertai, menghibur, mengajar, mengingatkan/menginsyafkan, dan memimpin” itu merupakan tumpangan.  
Jadi Roh Kudus itu tumpangan bagi kita kalau kita lihat dari tujuh pekerjaannya tadi. Sampai akhirnya kita tampil bagaikan tujuh jemaat di Asia kecil dan menjadi terang, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan dimanapun berada.

Yang Ketiga: MEMBERI PAKAIAN KEPADA ORANG YANG TELANJANG, MELAWAT ORANG SAKIT SERTA MENGUNJUNGI ORANG YANG BERADA DI DALAM PENJARA.
Dalam susunan Tabernakel -> Mezbah Dupa.
Mezbah Dupa itu merupakan kasih dari Allah Bapa. Sedangkan kegunaan dari kasih Allah, ialah:
1. Menutupi ketelanjangan orang lain.
2. Melawat orang yang sakit.
3. Mengunjungi orang yang ada di dalam penjara, yang masih terbelenggu dan terikat oleh dosa ini dan itu.
Inilah yang dikerjakan oleh domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan.

Matius 25:38-40
(25:38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (25:39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (25:40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Jadi domba-domba yang ditempatkan disebelah kanan itu melakukan tepat seperti yang Tuhan katakan.
Jadi mereka melakukan sesuai dengan pengakuan Tuhan kepada mereka.
Jangan sampai kita bersaksi, tetapi tidak melakukan sesuai dengan apa yang sudah kita akui dihadapan Tuhan.
Itu tidak benar, itu dusta.
Jadi tiga perkara yang mereka lakukan kepada mereka yang hina sama dengan melakukannya kepada Tuhan. Kalau perbuatan sesuai dengan pengakuan, itu dari hati. Tetapi kalau perbuatan tidak sesuai dengan pengakuan itu tidak dari hati, itu hanya untuk dilihat oleh orang lain (manusia)
Maka kita lihat di sini, Tuhan berkata; “Segala sesuatu yang kamu lakukan bagi saudaraku yang paling  hina ini kamu telah melakukannya untuk Aku. “
Maka inilah kesaksian yang benar yaitu perbuatan harus sesuai dengan pengakuan (kesaksian).
Maka apa yang mereka lakukan semuanya mereka lakukan untuk Tuhan bukan untuk dilihat oleh manusia.
Dan yang mereka perbuat bagi orang yang hina = melakukan untuk Tuhan. Siapa orang yang hina yaitu mereka yang mau menjadi kecil dan rendah hati. Itulah orang-orang yang mau memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan.
Beda dengan orang yang hina diluaran sana, contohnya; pengemis dijalanan, atau hina dan menderita pukulan karena dosa.

Maka perlu kita memperhatikan pekerjaan Tuhan, jangan tutup mata seperti kesaksian saudari Maria tadi malam. Ia bersaksi dengan jujur, kalau saya katakan hanya tidur satu jam, dua jam, bahkan hampir tidak tidur, itu benar, ada saksinya. Itu sebabnya setelah selesai acara Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) kemarin langsung ambruk, tetapi puji Tuhan, Tuhan masih memberi kekuatan ektra sampai menyudahi hari kedua ibadah Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT).
Jadi betul, pimpinan dari sebuah ajaran yang benar adalah darah salib, pengorbanan dari pada hamba Tuhan itu sendiri. Sebab itu belajar jangan tutup mata dengan pekerjaan Tuhan.
Kalau saudara meengerti pekerjaan Tuhan berarti saudara mengerti isi hati Tuhan, mengetahui keadaan orang lain seperti apa. Kalau saya ingin memperkaya diri mudah, tetapi saudara melihat apa yang kita punya semuanya kita kerjakan untuk Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang paling hina, itulah hamba-hamba Tuhan kita layani yaitu kehidupan yang paling hina karena sanantiasa mau merendahkan diri dan memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau kita sadar  hidup ini kemurahan Tuhan maka buktikanlah kemurahan Tuhan itu.
Apalagi di dalam hal mengucap syukur, memang seharusnya mengucap syukur. Saudara hidup karena apa? Bertahan sampai hari ini karena apa? Menikamati pembukaan rahasia firman karena apa? Dapat bekerja karena apa? Dapat bernafas karena apa? Dosa diampuni karena apa? Disembuhkan dari sakit karena apa?
Jadi sesungguhnya kita hidup ini lebih dari ucapan syukur itu.

Itulah pekerjaan dari gembala, harus teliti supaya setiap kekurangan domba harus diketahui gembala. Mana domba yang sakit, yang luka, yang masih mengambil jalannya sendiri, menuruti kata hatinya, itu harus saya tahu supaya saya bisa doakan terus, menyampaikan pengajaran dengan kesabaran, tidak boleh langsung main hakim sendiri.
Memang kita harus mengucap syukur karena kemurahan Tuhan.
Dan hari ini persembahan sulung juga ada supaya kita menjadi anak sulung, berharga, mulia, maka persembahannya juga berharga, mulia, tidak sama dengan orang yang murahan yang persembahannya juga murahan.
Jadi perbuatan mereka sesuai dengan pengakuan mereka, maka Tuhan membenarkan.
Namun kalau perbuatan tidak sesuai dengan pengakuan pasti tertuju untuk maksud-maksud lain, pasti itu ditujukan untuk manusia.

Amsal 19:17
(19:17) Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

Kalau kita melakukan kepada seorang yang hina = membuat Tuhan berhutang.
Maka Tuhanlah yang membalas hutang itu.
Kami ketika dari Medan ke Paropo ada anak Tuhan yang mengerti pekerjaan Tuhan, kalau tidak maka tidak tahu lagi, kami bisa jalan kaki dari bandara Kualanamu sampai Lauci (Medan), kemudian jalan kaki lagi dari Lauci ke Binjai, tetapi hal itu tidak terjadi, untung ada anak Tuhan yang mengerti pekerjaan Tuhan.
Maka Tuhan yang berhutang kalau kita memperhatikan yang lemah, memperhatikan yang hina, memperhatikan pekerjaan Tuhan, memperhatikan pekerjaan salib.
Dan perlu untuk diketahui; kalau manusia berhutang maka dia akan membayar hutang sesuai dengan jumlah hutangnya, namun kalau kita berbuat kepada salah seorang dari antara yang hina sama dengan memiutangi Tuhan maka Tuhan yang membalaskan hutang itu lebih dari apa yang kita pikirkan.
Ayo, belajar untuk  mengucap syukur sudah satu tahun tergembala, dari 1 Januari sampai 31 Desember kita semua telah dipelihara oleh Tuhan.
Kita beryukur kepada Tuhan kalau kita sudah mati bersama dengan Dia maka kita juga akan bangkit bersama dengan Dia sampai kelak dipermuliakan seperti domba-domba yang ditempatkan disebelah kanan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI KITA


Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment