KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, April 7, 2019

IBADAH NATAL, 25 DESEMBER 2018


IBADAH NATAL, 25 DESEMBER 2018

Tema: “...bahwa Yesuslah Mesias...”

Subtema: KEMURNIAN DAN KEBENARAN

Shalom saudaraku.
Selamat siang, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diijinkan kembali untuk tahun ini mengusahakan Ibadah Natal, dan kita berdoa kiranya Tuhan betul-betul menyatakan bahwa natal itu terjadi di dalam kehidupan kita di siang ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita. Sebab itu kita memohon kemurahan dari Tuhan dinyatakan lewat pembukaan firman Tuhan di siang ini.

Kita kembali memperhatikan tema natal di tahun ini dari Injil Yohanes 20:31.
Yohanes 20:31
(20:31) tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Tema di natal tahun ini adalah; “...bahwa Yesuslah Mesias...”

Kita langsung saja memperhatikan ...
Kisah Para Rasul 18:5
(18:5) Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
Di Korintus Paulus memberitakan firman Allah, dan ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah Mesias.

Kemudian ...
Kisah Para Rasul 18:28
(18:28) Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.

Disisi lain Apolos berusaha membuktikan dari kitab suci bahwa Yesuslah Mesias kepada orang-orang Yahudi yang di Efesus.

1 Korintus 3:5-6
(3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Pendeknya; Paulus menanam sedangkan Apolos menyiram, tetapi baik Paulus dan Apolos hanyalah alat Tuhan atau pelayan-pelayan Tuhan supaya sidang jemaat Tuhan menjadi percaya menurut jalan yang Tuhan berikan kepada mereka, yaitu Paulus menanam sedangkan Apolos menyiram.

Kemaren sore kita sudah memperhatikan tentang Paulus menanam, biarlah kiranya firman itu tertanam di dalam hati kita masing-masing. Pokok kebenaran dari firman Allah sebetulnya adalah KEMATIAN dan KEBANGKITAN Yesus Kristus, sampai pada akhirnya DIPERMULIAKAN, itu kasih karunia bagi semua orang, bagi setiap orang yang percaya kepada Dia, bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias.

Sekarang kita akan melihat tentang APOLOS MENYIRAM.
Kisah Para Rasul 18:24-26
(18:24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (18:25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. (18:26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.

Pada ayat 24 dijelaskan bahwa Apolos sangat mahir dalam hal soal-soal kitab suci, sedangkan pada ayat 25 dijelaskan bahwa Apolos telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan, terkhusus tentang baptisan Yohanes.

Berkaitan dengan baptisan Yohanes ini, di dalam Injil Yohanes 3 dibagi atas;
1.   Ayat 1-11: Yohanes membaptis pendudukan dari Yerualem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh kota di sekitar Yordan.
2.   Ayat 13-17: Yohanes juga membaptis Yesus Kristus, Anak Allah yang dikasihi itu.
Jadi kita dapat menarik kesimpulan bahwa jelas Apolos menyiram, kalau menyiram berarti menggunakan air. Apolos menyiram karena betul-betul disini dikatakan; dia menerima pengajaran dari Tuhan terkhusus mengenai baptisan Yohanes sehingga benar bahwa Apolos menyiram.
Tadi malam kita sudah melihat tentang Paulus menanam, biarlah kiranya firman Tuhan tertanam di dalam hati kita pribadi lepas pribadi, selanjutnya kita akan melihat bagian dari Apolos adalah menyiram apa yang sudah tertanam di dalam hati kita masing-masing…Haleluya.

Lebih jauh tentang baptisan (Apolos menyiram) ....
Roma 6:3-6
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (6:6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Baptisan air adalah tanda dalam pengalaman kematian dan tanda dalam pengalaman kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Kalau kita satu dengan kematian-Nya, maka kita juga satu dengan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Kita akan melihat suatu PENGALAMAN KEMATIAN ...
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
“Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya.” Dalam sengsara dan aniaya karena firman (dalam penderitaan) namun mulut tidak terbuka maksudnya tidak bersungut-sungut, itu adalah pengalaman kematian.
Kalau seseorang masih bersungut-sungut di dalam penderitaan itu bukan pengalaman kematian.
Biarlah kiranya pengalaman kematian itu nyata dalam kehidupan kita, sebab kalau kita satu dalam kematian-Nya maka kita juga satu dalam kebangkitan-Nya.

Pengalaman kematian digambarkan dalam dua hal;
1.   Seperti anak domba dibawa ke pembantaian, namun ia tidak membuka mulutnya.
2.   Seperti induk domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, namun ia tidak membuka mulutnya.
Inilah dua gambaran dari pengalaman kematian, sekalipun ada aniaya, sengsara, di tengah-tengah memikul salib tetap mulut tidak terbuka (tidak bersungut-sungut).
Kesimpulan dari pengalaman kematian (mulut tidak terbuka);
1.   Terjadi pembantaian.
2.   Terjadi pengguntingan bulu domba.

Mari kita simak tentang kedua hal tersebut, dimulai dari ...
Tentang: PEMBANTAIAN.
1 Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Hasil dari pembantaian; kita dapat menikmati roti yang tidak beragi.
Anak Domba yang telah disembelih, di atas kayu salib Ia menyerahkan segenap hidup-Nya, Ia disalib tanpa dosa, Ia disalib tanpa ragi, dengan demikian Yesus yang dibantai di atas kayu salib adalah roti yang telah dipecah-pecahkan bagi kita, yaitu: roti tanpa ragi.
Roti tanpa ragi berbicara tentang dua hal;
1.   Kemurnian.
2.   Kebenaran.
Kemurnian -> sifat ilahi yang tidak berubah-ubah, berarti;
-   Tidak dapat dipengaruhi hal-hal yang tidak suci, tidak dapat dipengaruhi dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
-   Tidak dimakan oleh zaman atau waktu.

Wahyu 21:21
(21:21) Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.

Jalan-jalan kota Yerusalem baru itu emas murni bagaikan kaca bening
Disini dikatakan emas murni bagaikan kaca bening berarti keadaan di dalam dapat dilihat dari luar, tetapi hal-hal yang tak suci tidak dapat memasuki, tidak dapat mempengaruhi, sebab dibatasi oleh kaca bening.

1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Kemurnian iman itu diperoleh setiap orang lewat ujian atau berbagai-bagai pencobaan.
Kemurnian itu tidak dimiliki oleh siapapun kalau dia tidak melewati berbagai-bagai ujian dan pencobaan, Sebagai anak-anak Tuhan tidak perlu heran dengan adanya ujian-ujian yang kita alami, memang itu harus terjadi untuk membuktikan kemurnian iman.

Mazmur 12:7
(12:7) Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
Janji Tuhan adalah janji yang murni, setara dengan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur api.
Jadi kemurnian perak diperoleh melalui dapur api pencobaan. Semakin dipanaskan dalam dapur api, maka akan semakin terlihat kemurnian dari perak. Seseorang tidak akan memperoleh kemurnian tanpa melalui proses dapur api.

Dan kita bersyukur, kita tidak perlu bersungut-sungut atas ujian yang terjadi, mungkin saja ujian itu sudah terjadi, atau sedang berlangsung sekarang.

Sekarang tentang kebenaran.
Yohanes 18:37
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Yesus lahir dan datang ke dunia untuk menjadi Raja supaya Ia memberi kesaksian tentang kebenaran itu sendiri.

Yohanes 19:12-16a
(19:12) Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." (19:13) Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. (19:14) Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" (19:15) Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" (19:16) Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.

Kesimpulannya, Yesus disalibkan karena Ia adalah Raja, pendeknya; kebenaran yang sejati terletak atau berasal dari salib diluar salib tidak ada lagi kebenaran.
Jadi seberat apapun salib yang anda pikul dari situ kebenaran itu nyata, jadi tidak usah bersungut-sungut.

1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Tugas dari imamat rajani adalah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. Berarti, memikul salib setiap hari.
Yesus adalah Raja tetapi Ia harus disalibkan untuk memberi kesaksian tentang kebenaran, sementara darah yang mengalir dari luka-luka Yesus itu menunjuk kepada getah damar atau getah mur.
Getah mur adalah salah satu campuran rempah-rempah yang digiling halus untuk dijadikan ukupan wangi-wangian. Saudaraku getah mur itu rasanya pahit tetapi memiliki bau harum yang kuat, artinya; sengsara salib rasanya pahit tetapi berkuasa untuk menghentikan dosa, sehingga menjadi bau harum.

Tadi kita sudah melihat tentang pembantaian sehingga kita menikmati roti tanpa ragi, berbicara tentang kemurnian dan kebenaran.

Sekarang kita akan melihat ...
Tentang: PENGGUNTINGAN BULU DOMBA
Yesaya 1:18
(1:18) Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Kalau kita lihat bulu domba disini menyangkut pengampunan dosa, berarti bulu domba -> kasih Allah.

Kolose 3:12-13
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Manusia baru adalah orang pilihan yang dikuduskan dan dikasihi-Nya dalam tanda, mengenakan;
1.   Belas kasihan.
2.   Kemurahan.
3.   Kerendahan hati.
4.   Kelemahlembutan.
5.   Kesabaran.
Selanjutnya kesabaran disini tersambung langsung dengan mengampuni orang yang dendam, orang yang berbuat salah. Jadi jelas pengguntingan bulu menyangkut dengan pengampunan dosa.

Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih berguna sebagai; pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Jadi kesimpulannya; kita dipanggil untuk menjadi satu tubuh.
Kalau tidak ada kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda tidak akan pernah ada kesempurnaan, jadi kita dipanggil untuk menjadi satu, itu sebabnya terjadi pengguntingan bulu domba, yang menyangkut dengan pengampunan dosa. Berarti bulu domba itu -> kasih Allah yang berguna untuk menutupi banyak dosa, sekaligus mempersatukan, dan menyempurnakan kehidupan kita, dan untuk itulah kita dipanggil, yaitu; menjadi satu tubuh.

1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Saudaraku sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak demikian Kristus adalah satu, hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Mesias artinya; yang diurapi -> Kristus.

1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Kita semua telah dibaptis dan menjadi satu tubuh, selanjutnya kita diberi minum dari satu Roh yang satu yang sama, sehingga kita sebagai anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, saling melengkapi.

Matius 23:10
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.

Hanya satu pemimpin yaitu Mesias, artinya; yang diurapi itulah Kristus sebagai kepala -> pemimpin.
Kalau pemimpin itu satu maka sekalipun anggota tubuh banyak tetapi merupakan satu kesatuan, tapi kalau kehidupan seseorang sudah dikuasi oleh roh yang lain-lain maka ia tidak akan mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Justru di dalam anggota yang banyak itu tetap menjadi satu kesatuan menandakan bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias.
Mengambil jalannya masing-masing, menuruti keinginan hati menunjukkan bahwa ia belum menempatkan Kristus seagai kepala, yaitu Mesias.

Matius 2:4, 6, 11
(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Mesias yang dilahirkan pada zaman raja Herodes adalah seorang pemimpin.
Tanda  bahwa Mesias adalah pemimpin, kepada-Nya orang-orang majus mempersembahkan tiga hal;
1.   Emas -> kemurnian.
2.   Mur -> kebenaran.
3.   Kemenyan -> kasih.
Jadi tiga perkara tersebut ditemukan di dalam Tabernakel, EMAS itu ada di dalam Ruangan Suci sampai akhirnya berada di Ruangan Maha Suci. Demikian juga MUR dan KEMENYAN adalah campuran rempah-rempah yang digiling halus untuk dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian itulah yang disebut dupa yang berbau harum, seluruhnya ada di Ruangan Suci, sesuai dengan yang dilihat oleh Musa di dalam Tabernakel.

Ibrani 9:3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

Tetapi pada akhirnya pembakaran ukupan dari emas ada di dalam Ruangan Maha Suci sesuai dengan apa yang dilihat oleh Rasul Paulus, tetapi bukan berarti bertentangan dengan apa yang dilihat oleh Musa di dalam Tabernakel.
Sebab doa penyembahan dari orang-orang kudus itu bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan, jadi juga berada di dalam Ruangan Maha Suci, dari Ruangan Suci terus sampai kepada Ruangan Maha Suci, baik emas maupun mur dan kemenyan. Itulah yang dipersembahkan oleh orang-orang majus, saksi-saksi ilahi, sebab apa yang dipersembahkannya itu merupakan bersifat ilahi bukan bersifat lahiriah, jadi semua yang di Ruangan Suci sudah sampai kepada Ruangan Maha Suci, bersifat ilahi.

Kesimpulannya; tiga perkara tersebut akan mengangkat kehidupan kita untuk berada di dalam kerajaan sorga, sama seperti tiga pribadi yang sudah terangkat dari bumi yaitu; Henokh, Musa, dan Elia.
-   Emas adalah gambaran dari kehidupan Henokh, sebab dia bergaul dengan Allah -> Kehidupan yang murni.
-   Mur adalah gambaran dari kehidupan Musa yang telah memimpin bangsa Israel melewati laut Teberau, -> pengalaman kematian dan kebangkitan.
Kematian adalah rasa pahit, tetapi tiga hari kemudian dibangkitkan menjadi bau harum yang sangat kuat sekali.
-   Kemenyan adalah gambaran dari Elia, seorang yang berkuasa mampu menurunkan api dari langit untuk membakar ukupan sehingga asap dupa kemenyan naik di hadirat Tuhan.
Jadi saudaraku, roti tanpa ragi berbicara tentang KEMURNIAN dan KEBENARAN, sedangkan pengguntingan bulu itu menyangkut pengampunan dosa berarti bulu domba menunjuk KASIH ALLAH.
Tiga perkara ini bersifat ilahi tidak ada kaitannya lagi dengan daging, sehingga dengan mudahnya mereka terangkat ke sorga.
Biarlah lewat natal ini kita mempersembahkan tiga perkara tersebut, menjadi saksi ilahi di bumi. Yang sudah melayani Tuhan jangan lagi berbau daging, jangan kembali ke tabiat lama harus betul-betul menjadi saksi ilahi, itulah pengalaman kematian.
Tetapi ingat kalau kita satu dalam pengalaman kematian kita juga akan satu di dalam kebangkitannya, kita sudah lihat pengalaman kematian itu unik, tidak terselami, sakit, tetapi hasilnya tidak bisa diselami akal pikiran manusia daging.
Biarlah kiranya firman Allah tertanam di dalam hati kita, supaya kita hidup di dalam kasih karunia, selanjutnya bagian Apolos menyiram sebab dia fasih soal baptisan Yohanes, tapi baik Paulus maupun Apolos adalah hamba-hamba Tuhan yang rendah hati karena betul-betul mereka mengakui hanya satu pemimpin yaitu Mesias, dengan bekerja keras mereka membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias kepada orang-orang Yahudi baik di Efesus, baik di Korintus, baik di Antokhia dan Ikonium, mereka berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias, hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang rendah hati, baik Paulus maupun Apolos saling melengkapi, inilah kesatuan tubuh yang berbeda tapi saling melengkapi.
Kita semua sudah disiram air, dibaptis menjadi satu, selanjutnya diberi minum dari roh yang satu dan sama, kalau rohnya berbeda-beda pasti saling sikut, tetapi karena kita melayani Tuhan sumbernya dari roh yang satu dan yang sama otomatis saling melengkapi satu dengan yang lain, tidak tumpang tindih, tidak cross, tidak sikut menyikut, tidak saling mengambil jalannya masing-masing.
Jika ingin menjadi saksi ilahi, pembuktian itu betul-betul berasal dari hati kita, karena firman Allah sudah tertanam di dalam hati, kemudian bagian Apolos untuk menyiram supaya selanjutnya bagian Tuhan adalah memberi pertumbuhan, karena kita adalah ladang Allah dan bangunan Allah.

Kesimpulannya ...
Matius 21:32
(21:32) Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Jadi Yohanes pembaptis datang untuk menunjukkan jalan kebenaran bagi kita.
Jangan sampai sama seperti kehidupan orang-orang Yahudi keras kepala, tidak percaya dengan baptisan Yohanes. Tetapi sekalipun yang dahulu kita bagaikan pemungut cukai terikat dengan uang, kikir, susah dalam hal berkorban, mungkin juga kita digambarkan seperti perempuan sundal dahulu dikuasai oleh roh najis, tetapi kalau kita menerima baptisan Yohanes, kita terima ajaran ini dengan lemah lembut, dan membuka hati selebar-lebarnya untuk ajaran ini, maka kita akan betul-betul menemukan jalan kebenaran.
Sebab Yohanes pembaptis datang untuk membuka jalan bagi Dia sampai akhirnya kita menemukan jalan kebenaran, percaya, bertobat, lalu masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan.

Matius 21:24-25
(21:24) Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. (21:25) Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?

Setelah kita menerima baptisan Yohanes, sampai akhirnya kita mengenal kuasa Tuhan, kuasa ilahi.
Memang pada Injil Matius 21:18-22; itu berbicara tentang Yesus mengutuk pohon ara karena tidak berbuah sehingga dikutuk sampai kering ke akar-akarnya, kemudian sebelum mengutuk pohon ara di Matius 21:12-17; Yesus mengadakan penyucian terhadap bait Allah termasuk penjual-penjual, pedagang-pedagang yang ada di bait Allah, semua diusir, lalu timbul suatu pertanyaan; dengan kuasa apa Engkau melakukan itu semua?
Kuasa penyucian nyata di dalam kehidupan kita sebab kita bait Allah dan kehidupan kita terlepas dari kutuk dan kerohanian yang kering-kering, itu adalah karena kita sudah mengalami kuasa penyucian, kuasa pertolongan dari Tuhan, karena sudah menemukan jalan kebenaran lewat baptisan air. Itu kuasa Tuhan kuasa ilahi sehingga kehidupan kita tetap berbuah-buah dan tidak mengalami kekeringan rohani dan terus mengalami penyucian karena kita bait Allah.
Kenapa tidak terjadi kekejian di dalam bait Allah? Kenapa kerohanian tidak menjadi kering-kering? Itulah kuasa ilahi, dari mana asalnya kuasa ilahi? Karena kita sudah menerima ajaran baptisan Yohanes, dia menunjukkan jalan kepada kebenaran itu. Yesus adalah kebenaran berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap dosa.

Saudaraku di siang ini kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan baik senantiasa kepada kehidupan kita masing-masing, yang mau menerima firman Allah dengan baptisan Yohanes sebagai jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan kepada Apolos.

Matius 21:26-27
(21:26) Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." (21:27) Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesus pun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Kesimpulannya di ayat 26 dan ayat 27 ini; orang-orang Yahudi tidak mengenal kuasa Tuhan karena mereka betul-betul tidak mengakui baptisan Yohanes.
Kita menerima ajaran tentang baptisan Yohanes karena Apolos menyiram.
Perhatikan natal malam ini kita mempersembahkan tiga perkara sehingga kita semua menjadi saksi-saksi ilahi, persembahkan EMAS, MUR (getah damar), juga mempersembahkan KEMENYAN, roti tidak beragi itulah kemurnian kebenaran, kemudian terjadi pengguntingan bulu domba, menyangkut pengampunan dosa, berarti bulu domba menunjukkan kasih yang berkuasa mengampuni dosa.Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment