KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, April 10, 2019

IBADAH NATAL PPT (PERSEKUTUAN PENGAJARAN TABERNAKEL) SESI II,29 DESEMBER 2019




IBADAH NATAL PPT (PERSEKUTUAN PENGAJARAN TABERNAKEL) SESI II, 29 DESEMBER 2018

Tema: “...bahwa Yesuslah Mesias...”

Subtema: MELAYANI DENGAN RENDAH HATI

Shalom saudaraku..
Selamat siang, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan kembali untuk memasuki ibadah sesi kedua, Ibadah Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) untuk yang kedua kalinya berlangsung sehingga tadi malam kalau kita perhatikan kesaksian (kata sambutan) dari pengurus daerah komisaris II Gereja Pantekosta Tabernakel, baru saja beliau mengenal Persekutuan Pengajaran Tabernakel.
Sebahagian dari pada kita mungkin sudah mengenal yang disebut Kabar Mempelai Internasional, ada yang disebut Pengajaran Mempelai Alkitabiah, memang alkitabiah dan memang dalam pesta nikah ini bangsa Israel dan bangsa Kafir harus bersatu. Jadi tidak bisa dipungkiri, kita harus mengakui itu semua tanda bahwa kita adalah anggota tubuh yang berbda, tetapi kita satu sampai nanti menjadi sempurna.
Jadi kesatuan anggota-anggota tubuh yang berbeda ini merupakan bentuk pengaplikasian (pengakuan) kita bahwa memang hanya satu pemimpin yaitu Mesias.

Ini adalah hari-hari terakhir saudaraku, di hari-hari terakhir ini banyak bermunculan mesias, mesias ada di sana, mesias ada di sini, berarti terjadi pengelompokan-pengelompokan, dan yang luar biasanya ketika dia sudah menerima satu kelompok, dia tidak bisa lagi menerima kelompok lain, dia merasa kelompoknya lebih baik, lebih benar sedangkan kelompok yang lain menjadi salah. Tadi malam kita sudah dikuatkan, diyakinkan bahwa memang kita harus satu, dimulai dari nikah dan rumah tangga, makin membesar, nikah di dalam penggembalaan, makin besar, nikah antar kandang penggembalaan, makin besar, nikah antar denominasi gereja, makin besar lagi, kafir dan Israel bersatu, itulah yang disebut Kabar Mempelai Internasional.

Lalu oleh karena kemurahan hati Tuhan, tiga tahun lalu Persekutuan Pengajaran Tabernakel dideklarasikan dengan dua dan tiga saksi barulah dianggap sah.
Tiga tahun lalu, kalau saya tidak salah pdt. Nababan turut mendeklarasikan Persekutuan Pengajaran Tabernakel, juga bapak pdt. Nababan muda. Waktu itu kami hanya beberapa orang saja, mungkin dianggap sebelah mata dan memang ketika kami masuk ke kota Medan, mungkin juga banyak yang bertanya-tanya siapa ini? Waktu kami memperkenalkan diri dari Serang, orang belum mengenal ada Gpt di Serang. Tetapi puji Tuhan seiring berjalannya waktu rekan-rekan hamba Tuhan mau menerima keadaan kami satu persatu dan kami juga bisa berkumpul lewat media sosial (video internet) juga lewat majalah-malajah yang Tuhan percayakan untuk kami bagikan setiap kali tiga bulan dengan gratis. Dan semuanya bisa terjadi, bukan karena gagah dan kuat kami, namun semua oleh karena kemurahan hati Tuhan,  sehingga kemurahan hati Tuhan ini tidak kami sia-siakan, bahkan sekiranya kami bisa berbuat lebih lagi kalau Tuhan kehendaki.
Saudaraku, Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) ini  tidak menghalangi kita untuk mengikuti persekutuan-persekutuan yang lain karena kita anggota tubuh Kristus. Sebaliknya, kita juga harus membuka diri kepada yang lain supaya orang lain juga bisa menerima keberadan kita. Itulah aplikasi bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Kalau kita tidak satu maka kita tidak bisa mengatakan hanya satu pemimpin yaitu Mesias.

Tadi malam kita sudah melihat pembantaian, berarti; kemurnian dan kebenaran. Lalu pengguntingan bulu domba yang menyangkut pengampunan (kasih). Maka dari kemurnian dan kebenaran, berarti mempersembahkan Emas dan Mur sampai akhirnya kita bisa mempersembahkan kemenyan, dari Rungan Suci sampai akhirnya berada di dalam Ruangan Maha Suci.
Kalau saja tidak terjadi pembantaian, tidak mungkin ada kemurnian dan kebenaran.
Kemurnian itu adalah kaca bening, dari luar Tuhan bisa menembusi hati yang paling dalam sehingga tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, tetapi bukan berarti ketika hati yang dalam itu bisa dilihat oleh Tuhan, bisa dilihat oleh suami, bisa dilihat oleh istri, bisa dilihat oleh sidang jemaat Tuhan, bisa dilihat oleh siapapun maka dosa bisa masuk ke dalam. Kenapa dosa tidak bisa masuk ke dalam? Karena ada kaca bening; kemurnian iman.
Saya bersyukur sekali dalam hal ini, kebenaran datang dari salib, bukan dari kepintaran, kemudian pengguntingan bulu domba itulah kemenyan. Setiap kehidupan yang hidup dalam penyembahan besar, Mezbah Dupa besar akan  terlepas dari daya tarik bumi. Perlu untuk diketahui, semua benda kalau dilemparkan ke atas pasti jatuh, tetapi asap dari dupa kemenyaan tidak bisa ditarik, biar bumi punya daya tarik (terlepas dari daya tarik bumi).

Tadi malam kita sudah mendengar Rasul paulus menanam, apa yang sudah ditanam harus disiram lalu selanjutnya Tuhan yang memberi pertumbuhan. Kita berdoa bersama-sama kiranya Tuhan kembali menyatakan kasih, kemurahan, dan rahmat-Nya bagi kita semuanya lewat firman Tuhan malam ini. Dengan rendah hati kita mohonkan kemurahan Tuhan lewat doa-doa kita saat ini.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet di dalam maupun di luar negeri , dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama. Mari kita segera mengikuti tema yang terpampang di sini; “...Bahwa Yesuslah Mesias..”

Yohanes 20:31
(20:31) tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Bahwa Yesuslah Mesias, tidak ada lagi mesias yang lain. Kalau ada yang mengaku saya pemimpin di dalam satu kelompok, saya bapa di dalam satu kelompok, saya adalah yang lebih hebat dalam satu kelompok, itu mesias palsu.
Intinya; Bahwa Yesuslah Mesias.

Matius 2:1-4
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

Pembacaan dari ayat 1 sampai dengan ayat 4 ini menceritakan tentang kelahiran Mesias pada zaman raja Herodes. Maka hal ini memberi suatu pengertian bagi kita, mengapa Dia harus lahir pada zaman Raja Herodes?

Penegertian itu kita akan temukan pada..
Matius 2:5-6
(2:5) Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Mesias yang dilahirkan pada zaman Raja Herodes menunjukkan bahwa Mesias adalah seorang pemimpin. Selanjutnya yang akan menggembalakan sidang jemaat. Sedangkan seorang gembala harus berada di depan bukan dibelakang agar domba bisa mengikuti contoh teladan, baik perkataan, perbuatan, gerak-gerik menjadi contoh teladan bagi kawanan domba Allah.

Matius 23:10
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.

Hanya satu pemimpin yaitu Mesias.  Dialah pemimpin di atas segala pemimpin, Dialah pemimpin yang sejati.

Matius 23:11-12
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Tanda bagi mereka yang mengakui hanya satu pemimpin adalah hamba-hamba Tuhan yang rendah hati. Kalau dia tidak rendah hati pasti dia tidak akan mau mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias walaupun mulut ini berkata Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat, Yesus Kristus adalah kepala gereja. Tetapi kalau dia tidak rendah hati maka dalam aplikasinya, dalam perbuatannya sehari-hari, dia tidak akan pernah mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Jadi yang mengakui bahwa hanya satu Mesias adalah hamba-hamba Tuhan yang rendah hati. Perkataannya rendah, sikap dan perbuatannya rendah, selalu di bawah, tidak dibuat-buat.

Sekarang kita lihat di dalam..
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Terjadi pertengkaran di antara murid-murid Yesus. Mengapa terjadi pertengkaran di antara murid-murid Yesus? Karena satu dengan yang lain berlomba-lomba untuk saling membesarkan dirinya, tidak berlomba-lomba untuk merendahkan dirinya dihadapan Tuhan. Ketika kita berlomba-lomba untuk diakui oleh orang lain, disitulah terjadi pergesekan, disitulah terjadi pertengkaran, disitulah terjadi perselisihan satu dengan yang lain.
Saya berdiri di sini bukan untuk diakui, murni hati saya membawa Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel ini sesuai dengan visi dan misi yang sudah Tuhan tanam di dalam hati saya ini, tidak lebih dan tidak kurang.
Tetapi di sini kita lihat ketika murid-murid berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, justu terjdi pertengkaran.

Lukas 22:25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka:"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

Ketika murid-murid berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, saat itu Yesus berkata kepada mereka; “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung” ini merupakan ukuran pemimpin di dalam dunia.
Jadi setiap kali hamba-hamba Tuhan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar berarti kita sama seperti orang dunia. Bukankah Yesus turun ke dunia orang mati untuk merendahkan diri-Nya? Lalu darah-Nya tercurah untuk memanggil dan menjemput kita dari kegelapan untuk selajutnya kita dijadikan imamat rajani?

Namun pemimpin yang benar di dalam Tuhan adalah..
Lukas 22:26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Pemimpin di dalam Tuhan adalah:
1.         Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.
2.         Pemimpin sebagai pelayan.
Inilah yang disebut pemimpin di dalam rumah Tuhan.

Kita akan mengikuti kedua hal ini dimulai dari;
Tentang: MUDA.
Muda sinonimnya adalah minim pengalaman. Kalau minim pengalaman berarti senantiasa ingin diajar.

1 Petrus 5:4
(5:4) Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Orang muda tunduk kepada yang tua. Berarti; orang yang muda, minim pengalaman senatiasa rindu untuk memperoleh ajaran dan pengalaman-pengalaman.Karena Tuhan menghendaki hamba Tuhan yang rendah hati dan Tuhan membenci orang yang congkak, yang tinggi hati.
Jangan sampai orang muda, tetapi merasa tua, tidak perlu diajar. Sebab itu saya selalu merindukan hamba-hamba Tuhan bersama-sama dengan saya untuk berbagi pengalaman. Ada om Mamahit, ada bapak pdt. Sinaga, ada ephorus GKII, ada juga jemaat yang muda dan senior, saya rindu untuk bersama-sama kita melayani Tuhan.
Jangan sampai kita muda, tetapi tidak mau diajar, justru kita rindu untuk memperoleh ajaran yang baik dari Tuhan yang merupakan kekayaan rohani.
Kerendahan hati itu adalah kekayaan rohani, yang luar bisa, yang tidak ada tandingannya. Tidak ada yang bisa menandingi kerendahan hati sebab mau kemana dia dijatuhkan kalau dia sudah berada di titik nol? Tidak ada tempat untuk menjatuhkannya lagi. Itulah kekayaan rohani yang luar biasa dari seorang hamba Tuhan.  

1 Petrus 5:5-6
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Oleh sebab itu biarlah kita merendahkan diri kita masing-masing di bawah tangan Tuhan yang kuat. Tangan Tuhan itu kuat saudaraku, kita tidak bisa lawan tangan Tuhan yang kuat, maka mau tidak mau, setuju tidak setuju harus merendahkan diri di bawah tangan Tuhan karena tangan Tuhan itu kuat. Ketika seorang hamba Tuhan berusaha untuk meninggikan dirinya padahal seharusnya merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat maka di situ ada gejolak seperti murid-murid tadi. Ketika murid-murid berusaha untuk meninggikan dirinya, di situ malah terjadi kles, gap. Jadi tidak ada lagi pilihan bagi kita hamba Tuhan selain hanya merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat.
Tidak ada yang bisa melawan tangan Tuhan yang kuat kecuali kalau kita tidak mau menjadi hamba Tuhan lagi, cukup katakan kepada Tuhan, habis panggilanku Tuhan, goodbye sampai di sini saja, tetapi itu merupakan ujung maut saudaraku.

1 Korintus 4:1-2
(4:1) Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. (4:2) Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Kepada hamba Tuhan dipercayakan pembukaan rahasia firman Tuhan, namun kalau memang Tuhan ingin percayakan pembukaan rahasia firman Tuhan untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat yang Tuhan percayakan, maka dari hamba Tuhan itu yang dituntut adalah HARUS DAPAT DIPERCAYA.
Kalau kita dapat dipercaya dalam perkara kecil maka Tuhan akan percayakan kepada kita perkara yang lebih besar lagi. Itulah artinya fellowship ini, kita butuh di charged kembali, bukan semata-mata kumpul-kumpul saja, tetapi kita butuh gairah baru dari Tuhan Yesus untuk menggairahkan kita di dalam melayani Tuhan, bukan soal siapa yang lebih besar, siapa yang lebih hebat, bukan! Tuhan yang lebih hebat. Maka saya tidak merasa rugi, saya bukan untuk menyombongkan diri, kami ini kecil, tetapi saya rindu menjadi seperti jemaat Makedonia. Tidak sedikit yang kami persembahkan untuk acara ini, kalau saya kumpul-kumpul untuk daging saya sudah enak saya, tetapi tidak, saya ingat ayat ini; rahasia firman dipercayakan maka seorang hamba Tuhan itu juga harus dapat dipercaya. Jangan sampai seorang hamba Tuhan tidak dapat dipercaya, bikin malu Tuhan Yesus.

Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, (2:10) Jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Hamba-hamba yang taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka adalah:
1.         Hamba yang tidak membantah.
    Kalau Tuhan perintahkan untuk mengadakan fellowship semacam ini, maka apapun harga yang harus dibayar, jangan membantah. Apa yang Tuhan mau jangan dibantah. Kami juga diutus ke Sumatera kalau pakai logika memang habis-habisan, tetapi jangan dibantah karena Tuhan ingin hati-Nya sampai di Sumatera, jangan dibantah hati Tuhan saudaraku. 
    Rekan-rekanku hamba Tuhan saya hargai kehadiran saudara, saya tahu undangan ini tidak dibantah, juga yang dari Jabodetabek, saya tahu pengorbanan kita masing-masing, tetapi jangan dibantah sebab kita hamba Tuhan. Kalau kita tidak membantah maka sidang jemaat nanti tidak membantah, enak kita.
    Awalnya memang sakit, kalau ditegor jangan merokok, melawan, tetapi kalau kita terus setia, kita tidak membantah apa yang Tuhan mau maka nanti jemaat juga tidak membantah.
2.         Hamba yang tidak curang.
    Banyak sekali kita curang dihapadan Tuhan, waktu menyembah tidak kita gunakan untuk menyembah, itu curang waktu. Harusnya membaca firman persiapan kepada sidang jemaat, tetapi tidak digunakan waktu itu, itu curang namanya. Jangan curang, itu hamba Tuhan yang rendah hati, taat kepada tuan kita yaitu Yesus Kristus yang adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
    Tetapi sebaliknya, hendaklah seorang hamba Tuhan yang rendah hati dalam keadaan;
a. Tulus.
    Berarti; melayani pekerjaan Tuhan dari hati. Bekerja bukan karena sebuah aturan-aturan, bukan karena sebuah perintah-perintah, tetapi bekerja dari hati, itu yang disebut tulus.
b. Setia.
   Berarti; bertanggung jawab sampai kesudahannya. Kita melihat Rasul Paulus setia sampai kesudahannya,       dia mengakhiri pertandingan yang baik. Setelah terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, garis akhir itu adalah kesatuan tubuh. Garis akhir pelayanan Yesus adalah di kayu salib adalah tidak ada satupun tulang-tulang-Nya yang dipatah-patahkan berarti terwujud kesatuan tubuh.
          Ayo.. biarlah kita semua setia sampai terwujudnya kesatuan tubuh Kristus.
    Biarlah kiranya kita menjadi hamba yang TULUS, bekerja dari hati bukan karena sebuah aturan juga menjadi     hamba Tuhan yang SETIA sampai akhir, berarti tanggung jawab kita adalah membawa sidang jemaat dalam rangka pembentukan tubuh Kristus yang sempurna menjadi sidang Mempelai Wanita Tuhan. Sehingga dengan demikian, dalam segala hal memuliakan ajaran Allah. Demikianlah seorang hamba Tuhan memuji kemuliaan Tuhan sebab tiada cara lain untuk memuji kemuliaan Tuhan selain TULUS dan SETIA.

Kita kembali memperhatikan..
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Yesus adalah pemimpin sejati di sepanjang masa, tidak tertandingi. Inilah contoh yang harus kita ikuti.
Saya bahagia, tentu kita juga bahagia karena Tuhan memperhatikan keadaan kita saat ini, Tuhan melihat hati kita saat ini.

Contoh hamba-hamba Tuhan yang rendah hati ada tiga, yaitu;
Yang Pertama:
Yohanes 1:36-38
(1:36) Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" (1:37) Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. (1:38) Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka:"Apakah yang kamu cari?"Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

Ketika Yesus lewat, Yohanes pembaptis berkata kepada dua murid; “...Lihatlah Anak Domba Allah!..”
Kedatangan Yesus pada kali yang pertama disebut Anak Domba Allah yang disembelih, menghapus dosa dunia. Sedangkan kedatangan Yesus untuk yang kedua kali, tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, bukan lagi Anak Domba yang disembelih, melainkan Anak Domba Allah yang tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga.
Ayo.. ada himbauan; “Lihatlah Anak Domba Allah! lihatlah Raja dan Mempelai Pria sorga.”

Setelah mendengarkan himbauan dari Yohanes Pembaptis, dua murid mengikuti Yesus namun Yesus melihat dan berkata; "Apakah yang kamu cari?" Jawaban yang spontanitas dari dua murid Yohanes Pembaptis adalah “Rabi (artinya:Guru)” Maka dari jawaban ini menunjukkan bahwa mereka adalah hamba Tuhan yang dengar-dengaran. Kalau ada guru maka pasti ada murid, kalau guru mengajar sedangkan murid mendengar.

Yohanes 1:39-40
(1:39) Ia berkata kepada mereka:"Marilah dan kamu akan melihatnya."Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (1:40) Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.

Ternyata dari dua murid yang dipanggil hanya satu murid yang mengikuti yaitu Andreas. Jadi tidak semua orang nanti menghargai kedatangan Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Buktinya; dari dua yang dipanggil hanya satu mengikut. Ayo..Bagimana dengan keadaan kita sekarang ini? Mau menghargai kedatangan Yesus yang tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga? Jadilah seperti Andreas.

Tetapi tidak sampai di situ kerendahan hati Andreas
Yohanes 1:41
(1:41) Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."

Pernyatan dari Andreas kepada saudaranya Simon Petrus; “...Kami telah menemukan mesias...” Menunjukkkan bahwa dia adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati karena Andreas mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Inilah bukti kalau Andreas adalah hamba Tuhan yang rendah hati, tadi kita sudah melihat dalam Matius 23:10-12.

Yohanes 1:42
(1:42) Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

Tanda kerendahan hati dari seorang hamba Tuhan (Andreas) adalah membawa Simon kepada Yesus supaya orang lain juga mengakui bahwa hanya satu pemimpin yaitu Mesias. Jangan dibawa orang lain untuk menjadi kehidupan yang sombong seperti ahli taurat dan orang-orang Farisi, mereka malayani hanya untuk pamer-pamer, itu tertulis di dalam injil Matius 23. Mereka menaruh beban di pundak orang tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Mengapa? Karena mereka melayani hanya untuk dilihat orang lain. Tetapi kita melihat kerendahan hati dari Andreas ini adalah membawa simon kepada satu pemimpin yaitu Mesias supaya Simon  juga menjadi hamba Tuhan yang rendah hati.
Inilah kerinduan saya, biarlah persekutuan ini membawa kita semua kepada satu pemimpin yaitu Mesias sebagai hamba-hamba Tuhan yang rendah hati. Yesus mamandang Simon dan berkata; “Engkau Simon, Anak Yohanes, Engkau akan dinamakan Kefas, artinya Petrus.”

Matius 16:13-14
(16:13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (16:14) Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

Pada ayat 14 Yesus bertanya kepda murid-murid; “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, berarti sebagai orang besar. Ada juga yang mengatakan Elia, berarti sebagai orang yang berkuasa. Kemudian, ada pula yang mengatakan Yeremia, berarti seorang nabi yang bernubuat, tahu isi hati. Itu semua memang hebat, tetapi tidak menjadi dasar untuk menjadi seorang pemimpin dihadapan Tuhan. Orang besar belum menjadi dasar untuk menjadi pemimpin, orang yang berkuasa belum menjadi dasar untuk menjadi  seorang pemimpin, kemudian bernubuat, berarti menyampaikan isi hati Tuhan dan memberi isi hati manusia bukanlah menjadi dasar untuk menjadi pemimpin.

Maka oleh sebab itu, Yesus kembali bertanya kepda murid-murid..
Matius 16:15-16
(16:15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka:"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (16:16) Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

Lalu pertanyaan yang kedua ini khusus ditujukan kepada murid-murid, yaitu; “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Di sini kita melihat jawab Simon Petrus; “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”
Saudaraku, Mesias artinya yang diurapi, di dalam alkitab ada tiga hal jabatan  yang diurapi, antara lain:
1.         Raja.
2.         Imam.
3.         Nabi.
Selanjutnya, Simon Petrus mengatakan; “...Anak Allah yang hidup!”
Kesimpulannya, Simon melihat empat sifat di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus sehingga Yesus Kristus layak disebut sebagai pemimpin. 
Ukuran menjadi seorang pemimpin bukan karena dia orang besar, bukan karena dia seorang yang berkuasa, sebagai seorang nabi yang bernubuat, tetapi yang benar adalah jawaban dari Simon Pertrus, yaitu: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” Yesus adalah Raja Agung, kita dijadikan raja-raja untuk memerintah sebagai raja-raja di bumi. Itulah syarat pemimpin yang luar biasa. Kemudian Yesus adalah Imam Besar, kita dijadikan imam-imam di bumi untuk melayani Tuhan berarti menjadi hamba. Lalu Yesus adalah seorang Nabi, nabi ini adalah kehidupan yang penuh dengan kesengsaraan. Kalau kita lihat di dalam Lukas 13, Yesus berkata langsung kepada Ahli Taurat dan orang Farisi; “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!”. Dan yang terakhir Yesus adalah Anak Allah yang hidup, berarti; penuh dengan keadilan.
Inilah pemimpin yang layak disebut pemimpin, yaitu; Raja, Imam Besar, dan Nabi serta Anak Allah yang hidup.

Matius 16:17-18
(16:17) Kata Yesus kepadanya:"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (16:18) Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Selanjutnya Yesus berkata; “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Kegunaan kalau rumah Tuhan dibangun di atas batu karang yang teguh adalah alam maut tidak akan menguasainya. Alam dosa kejahatan, alam dosa kenajisan, alam dosa kefasikan, alam dosa kesombongan, serta alam dosa yang lainnya tidak menguasainya. Jadi bukan soal siapa yang terbesar.
Jadi setelah ada pengakuan, lalu Yesus mengakui juga dengan berkata; “Engkau Simon Petrus dan di atas batu karang ini rumah Tuhan dibangun.”
Ayo..Kita berlomba-lomba menjadi kehidupan hamba Tuhan yang rendah hati supaya sidang jemaat dibangun di atas batu karang yang teguh.

Matius 16:19
(16:19) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Kerendahan hati itu adalah kunci dari kerajaan sorga sebab hanya orang yang rendah hati dapat mengikatkan diri dengan Tuhan lewat ibadah, lewat pelayanan serta mau berkorban.
Itulah contoh kerendahan hati dari seorang hamba Tuhan yang pertama.

Yang Kedua:
Yohanes 1:43-44
(1:43) Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya:"Ikutlah Aku!" (1:44) Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.

Yesus bertemu dengan Filipus lalu Yesus berkata kepanya untuk mengikuti Yesus lalu diapun mengikuti Yesus. Filipus ini berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.

Yohanes 1:45-47
(1:45) Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." (1:46) Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"

Lalu Filipus bertemu dengan Natanael dan pada saat dia bertemu dengan Natanael, Filipus langsung mengaku bahwa dia sudah bertemu dengan Mesias. Berarti Filipus ini adalah hamba Tuhan yang rendah hati, dia akui itu kepada Natanael. Lalu sama seperti Andreas membawa Simon kepada Yesus demikian juga Filipus membawa Natanael kepada Yesus. 

Yohanes 1:47
(1:47) Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia:"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Ketika Filipus membawa Natanael kepada Yesus lalu Yesus melihat Natanael dan berkata; “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Kalau kita hamba Tuhan yang rendah hati maka kita mau jadikan sidang jemaat sebagai orang Kristen yang sejati. Tandanya apa? Tidak ada kepalsuan di dalam melayani Tuhan.
Seorang hamba Tuhan sejati berarti; tidak ada kepalsuan didalamnya. Di dalam nikah tidak ada kepalsuan, di dalam menerima lima jabatan, mungkin sebagai Rasul, Gembala, Penginjil, Guru, dan Nabi tidak ada kepalsuan.
Saudaraku, itulah contoh hamba Tuhan yang kedua.

Yang ketiga:
Yohanes 1:19
(1:19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"

Orang Yahudi mengutus beberapa imam dan orang Lewi untuk menanyakan perihal siapa Yohanes Pembaptis.

Lalu kita lihat jawaban Yohanes Pembaptis di dalam..
Yohanes 1:20-22
(1:20) Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." (1:21) Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" (1:22) Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"

Hanya orang yang tinggi hati yang menjadikan dirinya menjadi Mesias di dalam satu kelompok. Setelah utusan orang Yahudi ini bertanya kepada Yohanes Pembaptis yaitu “Apakah engkau Elia?” Berarti; sebagai orang yang berkuasa. “Apakah engkau nabi yang akan datang itu?” Berarti seorang yang bisa melihat isi hati Tuhan. Lalu kembali mereka bertanya; “Apakah engkau Mesias” Lalu Yohanes Pembaptis menjawab; “Aku bukan Mesias” dalam hal ini Yohanes Pembaptis berkata dengan jujur. Ayo belajarlah jujur sekalipun dalam perkara kecil harus jujur. 

Yohanes 1:23
(1:23) Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Tanda seorang hamba Tuhan yang rendah hati adalah dia tidak membesar-besarkan dirinya sebagai orang yang berkuasa, sebagai nabi, sebagai Mesias, namun bagi seorang hamba yang rendah hati yang terpenting adalah menyuarakan isi hati Tuhan. Tidak penting itu perkara-perkara yang sifatnya lahiriah, kalau ada rumah dan ada mobil, puji Tuhan, tetapi yang terpenting bagi seorang hamba Tuhan yang rendah hati adalah menyuarakan isi hati Tuhan.
Siapa hamba Tuhan yang mau menyerukan isi hati Tuhan di padang gurun? Tidak ada. Coba kalau di tempat yang mewah, banyak. Maka betul-betul tanda seorang hamba Tuhan yang rendah hati adalah menyuarakan isi hati Tuhan, menyuarakan firman Tuhan.
Tidak perlu sebutan Elia, sebutan orang besar, sebutan orang berkuasa, yang terpenting adalah serukan firman Tuhan, isi hati Tuhan.
Isi pokok yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis sebagai seorang hamba Tuhan yang rendah hati (nabi yang rendah hati) adalah LURUSKAN JALAN TUHAN.
Kalau ada seruan kepada kita “Luruskan!” itu karena semua orang sudah berbuat dosa, maut itu sudah menjalar seperti ular, berliku-liku. Sebab itulah Yohanes Pembaptis berkata “Luruskanlah jalan bagi Tuhan!”
Jadi bagaimana caranya meluruskan apa yang berliku-liku/menjalar? Dengan cara kayu salib ditusukkan dari mulut sampai ke ekor nanti dia lurus, sampaikan firman Pengajaran Salib maka nanti dia, maksudnya kehidupan yang berliku-liku akan lurus.
Kalau kita bicara soal mujizat, soal perkara lahiriah, itu tidak akan berkuasa untuk meluruskan yang bengkok atau kehidupan yang berliku-liku. 
Awal saya melayani banyak yang sembuh, yang sakit sembuh, yang kista sembuh, yang sakit kuning sembuh, yang kandungannya (rahimnya) tertutup akhirnya terbuka, yang kerasukan setan dan lain sebagainya. Maka setelah melakukan itu akankah ada jaminan bagi saya masuk sorga? Belum tentu, masih banyak liku-likunya, belum lurus. Yang bisa membuat kita lurus adalah Pengajaran Salib.
Itu hamba Tuhan yang rendah hati, yang terpentng bagi dia adalah menyuarakan firman Tuhan, yaitu: Pengajaran Salib supaya semua yang berliku-liku, lurus. Tidak bisa kita luruskan orang dengan uang, habis uang, berliku-liku lagi.
Saya bahagia mendapat seruan Pengajaran Salib sebab sayapun harus ditusuk terlebih dahulu oleh Pengajaran Salib supaya lurus. Kayu salib yang kasar memang sakit bagi daging tetapi itu harus supaya kehidupan kita menjadi lurus.

Ada misi penginjilan, tetapi Pengajaran Mempelai seperti kilat yang memancar dari timur melontarkan cahayanya sampai ke Barat, terwujudlah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Yohanes 1:24
(1:24) Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. (1:25) Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (1:26) Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (1:27) yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."

Kerendahan hati dari Yohanes Pembaptis kita bisa lihat dari perkataannya selanjutnya yaitu; “...Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak...” Pekerjaan di dalam penyatuan untuk  menjadi sepasang sepatu, sepasang nikah itu adalah pekerjaan dari Kasih Allah yang mempersatukan. Jadi itu adalah pekerjaan Allah bukan pekerjaan manusia. Itulah tanda kerendahan hati dari Yohanes Pembaptis.
Nikah menjadi satu adalah pekerjaan kasih Allah, bukan pekerjaan saya, tetapi saya harus sampaikan Pengajaran Salib di dalam hal penyatuan ini. Ini adalah pekerjaan dari kasih Allah maka kita tidak boleh sombong. 
Tetapi kita harus sampaikan kabar mempelai, di dalam kabar mempelai mengandung Roh Mempelai. Roh Mempelai itu adalah Roh kesatuan. Maka nabi Yohanes adalah seorang pekabar mempelai yang rendah hati sampai akhirnya terjadi penyatuan.
Kalau ada kesatuan, di situ ada kebahagiaan, di situ ada damai sejahtera. Jangan berlomba-lomba siapa yang tertinggi, siapa yang terhebat, justru kalau kita berlomba-lomba ingin diakui maka di situ terjadi kles, cross, sikut menyikut, saling menuduh, menuding, dan mempersalahkan yang lain sehingga hilang damai sejahtera.
Maka biarlah terjadi penyatuan yang diikat oleh kasih Allah untuk menjadi sepasang.
Terimalah Pengajaran Mempelai, di dalam Roh Mempelai ada kesatuan.    

Saya berbahagia maka kita semua juga tentu berbahagia dalam kesempatan ini, kita pulang nanti lalu berpisah kiranya kita tetap berpegang teguh kepada Pengajaran Mempelai. Kembali saya tandaskan untuk membuat sepasang/menjadi satu itu bukan pekerjaan manusia, itu pekerjaan kasih Allah. Mari kita lanjutkan terus pekerjaan ini sampai ke Lampung, Sumatera, dan lain sebagainya. Kita kobarkan Pengajaran Mempelai lewat Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT). 

Yohanes 17:14-
(17:14) Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (17:15) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. (12:16) Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (12:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. (12:18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia
(12:19) dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. (12:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (12:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Inilah doa dan kerinduan dari seorang pemimpin sejati yaitu supaya anggota tubuh yang berbeda (Kafir dan Israel) bersatu. Kesatuan itu harus sama seperti kesatuan antara Bapa dengan Anak bukan kesatuan karena kepentingan diri atau ada yang lain-lain, namun harus diikat dengan kasih Allah.
Itulah Nabi Yohanes,  dia hamba Tuhan yang rendah hati.
Untuk menjadi sepasang (diikat dan disatukan) itu adalah pekerjaan dari kasih Allah maka jangan sampai kita diikat oleh yang lain-lain.
Inilah sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini supaya anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu. Ukuran kesatuan adalah seperti Bapa dengan Anak (Anak dengan Bapa) diikat oleh kasih Allah, itu bukan pekerjaan dari Nabi Yohanes.
Ayo..hanya satu pemimpin yaitu Mesias, kita bawa sidang jemaat seperti apa yang sudah dilakukan oleh Andreas yang membawa Simon lalu berdirilah rumah Tuhan di atas batu karang yang teguh, berarti; lepas dari alam maut, kemudian Filipus membawa Natanael menjadi Kristen sejati, tidak ada lagi kepalsuan dan puncaknya adalah terjadinya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna itulah sidang Mempelai Wanita Tuhan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI KITA


Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment