KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, June 22, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 MARET 2019



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 MARET 2019

STUDY YUSUF
(Seri:154)

Subtema: KEGAGALAN RUBEN KEMURAHAN BAGI BANGSA KAFIR

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang STUDY YUSUF.
Kita masih berada pada Kejadian 41: 50-52
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
(41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
-  Yang sulung bernama Manasye,
-  Anak kedua bernama Efraim.

Selanjutnya kita memperhatikan arti rohani dari kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung.
MANASYE, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara;
1.  Yusuf lupa terhadap kesukarannya.
2.  Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Sekarang kita akan memperhatikan.
Keterangan: YUSUF LUPA TERHADAP KESUKARANNYA.
Kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase.
Fase Yang Pertama: KETIKA YUSUF TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Kisah tersebut ditulis dengan jelas dalam Kejadian 37, yang dibagi atas dua bagian.
a.  Ayat 1-11; Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya.
b.  Ayat 12-36; Yusuf dijual ke tanah Mesir.

Kita sudah memperhatikan ayat 1-11. Kita masih memperhatikan bagian yang kedua yaitu..
Kejadian 37: 21-22
(37:21) Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!"(37:22) Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" -- maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.

Ada musyawarah yang jahat dari saudara-saudara Yusuf yaitu mereka mencari daya upaya untuk membunuh Yusuf, namun Ruben mengetahui musyawarah yang jahat itu, pada ayat 18 dan 20.
Oleh sebab itu Ruben berusaha untuk melepaskan Yusuf dari tangan adik-adiknya dan membawa Yusuf kembali kepada Yakub, tetapi sayangnya dia kompromi dengan hal-hal yang tidak baik, karena Ruben tidak memiliki pengertian yang benar dari Tuhan, sesuai dengan ayat 22, di mana Ruben berkata: “Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini
Pendeknya; Ruben berusaha untuk membela Yusuf dengan akalnya, sehingga ia menyuruh supaya Yusuf dilempar ke dalam sumur kering saja.

Kejadian 37: 24
(37:24) Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.

Kemudian kalau kita perhatikan di sini, sumur itu kosong, tidak berair.

2 Petrus 2: 17
(2:17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.

Guru-guru palsu itu adalah seperti;
a. Seperti mata air yang kering -> hamba Tuhan yang tidak memiliki pembukaan firman atau tidak dipakai oleh Tuhan di dalam pembukaan firman.
  Akibatnya; kerohanian dari sidang jemaat menjadi kering-kering, sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur, menjadi kering-kering dan tidak menghasilkan buah yang manis. Tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan.
  Kalau kerohanian dari sidang jemaat kering-kering (tidak menghasilkan buah), ini sangat menyakitkan hati dari seorang gembala sidang. Maka saya sebagai seorang hamba Tuhan selalu berjuang dan memohon dengan segala kerendahan hati, supaya kiranya Tuhan senantiasa membukakan rahasia firman-Nya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
  Kalau tidak, berakibat fatal bagi sidang jemaat. Kerohanian sidang jemaat nanti menjadi kering-kering, buahnya tidak dapat dicicipi dan dinikmati oleh Tuhan, dan ini menyakiti hati seorang hamba Tuhan yang sudah mendapat jabatan gembala sidang.
b. Seperti kabut yang dihalaukan taufan -> hamba-hamba Tuhan yang tidak memiliki pendirian dan kebenaran yang kuat. 
   Kalau hamba Tuhan tidak memiliki pendirian dan kebenaran yang kuat, sama saja seperti kabut yang dihalaukan taufan.
Itulah sumur kering, sumur kosong tidak berair (kering-kering), itulah guru-guru palsu.

2 Petrus 2: 18
(2:18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.

Bukti bahwa guru-guru palsu sama seperti kabut yang dihalaukan taufan.
YANG PERTAMA.
-  Mereka mengucapkan kata-kata yang congkak.
-  Mereka mengucapkan kata-kata yang hampa.

Kata-kata yang congkak, misalnya; hamba Tuhan tersebut membesar-besarkan hal-hal yang lahiriah tetapi ia merendahkan salib Kristus di tengah ibadah pelayanan, itu kata-kata congkak.
Kata-kata yang hampa, misalnya; semua perkataannya atau semua yang disampaikan oleh hamba Tuhan itu tidak satupun yang benar dan tidak tergenapi. Bayangkan kalau misalnya hamba Tuhan menyampaikan firman Tuhan tetapi satu pun dari apa yang disampaikannya tidak ada yang terbukti dan tidak ada yang tergenapi, ini sangat merugikan sidang jemaat dan mengandung resiko yang sangat tinggi. Kata-kata yang hampa tidak bisa menolong sidang jemaat.

Bukti bahwa guru-guru palsu sama seperti kabut yang dihalaukan taufan.
YANG KEDUA: “mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang
Kita lihat hawa nafsu cabul dalam 2 Petrus 2.
2 Petrus 2: 2-3
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. (2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

Guru-guru palsu berusaha mencari untung dari sidang jemaat dengan ceritera-ceritera isapan jempol, berarti; melayani Tuhan dengan hawa nafsu cabul.
Guru-guru palsu berusaha mencari untung dengan ceritera-ceritera isapan jempol, berarti; menyampaikan dua tiga ayat firman Tuhan disertai ceritera-ceritera isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul dan sebagainya. Inilah pelayanan dari guru-guru palsu dengan hawa nafsu cabul, mereka melayani dengan hawa nafsu, buktinya apa? Menyampaikan dua tiga ayat firman lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, ditambahkan dengan takhayul-takhayul dan lain sebagainya, itu hawa nafsu cabul.

2 Petrus 2: 19
(2:19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.

Guru-guru palsu itu menjanjikan kemerdekaan atau menyampaikan berita kelepasan, tetapi mereka sendiri binasa. 

Berarti, perlindungan dari Ruben terhadap Yusuf 100% gagal, kemudian cara-cara manusia tidak dapat dipergunakan untuk menyelamatkan Pengajaran Mempelai. Yusuf adalah gambaran dari Pengajaran Mempelai. 
Cara-cara manusia tidak bisa dicampur aduk dengan Pengajaran Mempelai. Ini adalah suatu bukti bahwa tidak semua orang menolak pengajaran mempelai, nanti masih ada orang yang akan menerimanya, sekalipun mempelai itu menghadapi ancaman maut. Sekali waktu Pengajaran Mempelai akan disambut oleh orang-orang yang mengerti dan sungguh-sungguh memerlukannya. 

Jalan kehidupan Yusuf yang tidak enak ini adalah jalan yang dimeterai oleh Tuhan, sebab kelak ia akan dipermuliakan oleh Tuhan.
Jalan dan rencana Tuhan pun berlaku untuk sidang jemaat Tuhan, kehidupan muda remaja, seperti yang dialami Yusuf. 
Pendeknya; Tuhan mempunyai rencana yang sangat berharga atas kehidupan Yusuf agar kita benar-benar memperhatikannya.

Jadi, perlindungan Ruben itu sama sekali gagal 100 %, dan itu bukti bahwa suatu kali kelak nanti akan ada orang-orang yang menerima Pengajaran Mempelai yaitu bangsa Kafir.
Sebab kalau andaikata Ruben berhasil menyelamatkan Yusuf dan membawa kembali kepada Yakub, maka yang menjadi mempelai hanya bangsa Israel saja. Lalu bagaimana dengan bangsa kafir? Berarti bangsa kafir tidak termasuk menjadi mempelai wanita Tuhan. Tetapi setahu saya, Tuhan itu adil, tidak membeda-bedakan suku bangsa, antara yang satu dengan yang lain.

Wahyu 7: 4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Ada 144.000 orang yang telah dimeteraikan dari 12 suku keturunan Israel atau Yakub. 
Kelompok ini yang disebut dengan inti dari mempelai wanita Tuhan. 

Kemudian 144.000 ini itu adalah dari jumlah masing-masing 12 keturunan Israel yang telah dimeteraikan. Masing-masing yang dimeteraikan dari 12 suku ada 12.000. Jadi 12.000 x 12 suku keturunan Yakub, itu seluruhnya ada 144.000.
Jadi kelompok yang pertama ini adalah inti dari mempelai wanita Tuhan. Pertanyaannya; apakah mereka saja yang menjadi mempelai wanita Tuhan?
Bagaimana nasib di luar kelompok yang pertama ini? Berarti Tuhan curang, Tuhan tidak adil kalau hanya kelompok ini yang menjadi mempelai Tuhan.

Andaikata Ruben berhasil dalam hal melindungi Yusuf yang adalah gambaran dari mempelai wanita Tuhan, kalau andaikata dia dibawa kepada Yakub. Berarti yang menjadi mempelai hanya 144.000 saja, inilah inti dari mempelai wanita Tuhan. 
Tetapi Tuhan itu baik, Tuhan juga memperhatikan bangsa kafir, Tuhan juga memperhatikan kehidupan kita masing-masing, sebagaimana itu bisa kita temukan dalam Wahyu 7: 9.

Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Kelompok yang kedua adalah kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, mereka itu datang dari berbagai suku, kaum bahasa dan bangsa.
Kemudian kita lihat di sini, mereka itu berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. 
Dari atribut yang melekat di dalam diri orang banyak ini, sudah jelas menunjukkan bahwa mereka juga adalah bagian dari mempelai wanita Tuhan. Memakai pakaian putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka, sudah jelas ini menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari mempelai wanita Tuhan.
Berarti yang menjadi mempelai bukan saja hanya bangsa Israel tetapi bangsa kafir yang datang dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa juga turut menjadi mempelai wanita Tuhan. 

Jadi saya tidak ragu mengatakan bahwa kegagalan Ruben dalam hal melindungi Yusuf, itu adalah bukti bahwa tidak semua orang menolak pengajaran mempelai, tetapi sekali waktu nanti masih ada orang yang mau menerima pengajaran mempelai, yaitu orang-orang yang sangat mengerti dan memerlukan pengajaran mempelai.
Tetapi hati-hati, jangan sampai yang terdahulu menjadi yang terkemudian. Maka kita dalam satu penggembalaan, suatu wadah, itulah penggembalaan GPT “Betania” yang Tuhan berikan ini. Ayo berlomba-lomba di dalam kompetisi rohani.

Lihat, perjalanan dari pada mempelai kemlompok yang kedua ini, juga sama dengan perjalanan yang dialami oleh Yusuf.
Mari kita baca ayat 14.
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Kelompok yang kedua ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar, berarti; perjalanan rohani mereka hampir sama dengan perjalanan rohani Yusuf, mengalami ancaman maut.
Keusahan yang besar itu adalah ancaman maut. Tetapi kita perhatikan di sini, kesusahan yang besar itu justru mereka jadikan menjadi suatu kesempatan, momen yang indah untuk mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jadi kesusahan yang besar itu di tengah ibadah pelayanan, mereka jadikan itu suatu kesempatan untuk mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba. 

Jadi, perjalanan rohani mereka juga perjalanan bagaikan berjalan di atas cadas-cadas, batu-batu terjal, betul-betul mereka melewati perjalanan salib, menghadapi ancaman maut seperti Yusuf tadi.
Jadi, jangan sampai di dalam kesusahan kita patah semangat, kecewa dan putus asa, itu orang yang tidak mengerti dan tidak memerlukan Pengajaran Mempelai. Kalau dia mengerti, dia tanggap, dia tidak membuang kesempatan yang ada, justru di dalam kesusahan itu, mereka mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jadi kesusahan itu adalah suatu kesempatan, momen yang terindah, itu adalah suatu kesempatan emas yang tidak boleh dibuang, diabaikan, dilalukan begitu saja. 
Kita tidak perlu kecewa, putus asa, bersungut-sungut, tidak. Saya mengerti, dalam ibadah pelayanan yang kita jalankan ini banyak yang telah kita korbankan, baik tenaga, pikiran, waktu bahkan uang materi sekalipun. Tetapi saya pesankan; jangan bersungut-sungut, justru itu kesempatan bagi kita untuk mencuci jubah dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba.

Kita membaca lagi dalam Kejadian 37
Kejadian 37: 25
(37:25) Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.

Sementara saudara-saudara Yusuf yang tertua itu duduk makan roti, datanglah pedagang rempah-rempah, yakni orang Ismael, orang Midian, orang Arab dalam perjalanannya ke Mesir.
Perjalanan orang Ismael ini bukanlah suatu kebetulan, tetapi sudah diatur oleh Tuhan untuk menggagalkan rencana pembunuhan atas Yusuf.

Mereka sedang membuat suatu rencana bahwa mereka sudah mengambil sebuah keputusan bahwa adik mereka Yusuf harus dibunuh, saat itu juga harus dieksekusi, tetapi sementara mereka duduk makan roti, datanglah pedagang rempah-rempah, yakni orang Ismael, orang Midian, orang Arab dalam perjalanannya ke Mesir. 
Jadi, kemurahan Tuhan dan keadilan Tuhan kepada bangsa Israel, itu terkait mengait dengan doa penyembahan, sebab rempah-rempah itu nanti digunakan sebagai ukupan. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Kalau hari ini kita membawa tubuh kita untuk dijadikan sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan, itu merupakan ibadah yang sejati.

Kejadian 37: 26-27
(37:26) Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? (37:27) Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.

Di ayat ini kita memperhatikan; Yehuda memberi usul supaya Yusuf dijual saja kepada orang Ismael, saudagar-saudagar yang dari Midian itu. Kemudian, usul Yehuda tersebut disambut oleh saudara-saudara tua Yusuf. 
Jadi, saudara-saudara tua dari Yusuf ini adalah gambaran dari gembala-gembala yang hatinya tidak murni di dalam menggembalakan kawanan domba Allah.

Tetapi perlu untuk diketahui; tidak sedikit hamba Tuhan di dalam melayani Tuhan, tujuannya hanya untuk mendapatkan uang, itu harus diketahui.
Menjual Yusuf = menjual Pengajaran Mempelai hanya demi uang. 

Maka kita patut bersyukur, Pengajaran Mempelai ini menggembalakan kita dengan tulus dan murni, berarti kita dapat mengambil kesimpulan; Tuhan tidak menipu kita.

Filipi 3: 19
(3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Perhatikan; hamba-hamba Tuham melayani Tuhan karena uang, karena upah.
Ciri-ciri hamba Tuhan yang melayani karena uang adalah; 
1.  Kesudahan mereka adalah kebinasaan. 
2.  Tuhan mereka ialah perut mereka. 
3.  Kemuliaan mereka ialah aib mereka.
Mengapa? Karena pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Pikiran mereka tidak tertuju kepada perkara di atas, perkara rohani.

1 Timotius 3: 2-3
(3:2) Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, (3:3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang,

Salah satu tahbisan hamba Tuhan adalah bukan hamba uang.
Kalau melayani Tuhan karena upah (mendapatkan uang), berarti tidak hidup dalam tahbisan yang benar, sebab hati mereka tidak murni.

Berapa kali kita diutus oleh Tuhan dalam rangka persekutuan di berbagai daerah, kita berusaha menjaga hati tetap murni, bukan mencari uang, walaupun kita membutuhkan uang di dalam mendukung, membawa Pengajaran Mempelai ini juga harus murni.

Ibrani 13: 5
(13:5) Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Seorang hamba Tuhan bukanlah hamba uang, berarti; mencukupkan diri di tengah ibadah pelayanan dengan apa yang ada.
Sebab janji firman Tuhan kepada orang-orang yang melayani Tuhan ada dua: 
1.  Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang yang melayani Tuhan.
2.  Tuhan sekali-kali tidak akan meninggalkan orang-orang yang melayani Tuhan.

Jadi, ukuran pemeliharaan terhadap seorang hamba Tuhan bukan gaji, bukan penghasilan, bukan upah yang kita peroleh, tetapi semata-mata adalah perhatian Tuhan.  
Oleh sebab itu, kalau kita sudah terima firman yang sedemikian rupa, barangkali saja di antara kita ada yang memperoleh upah sedikit, yakinkan dirimu bahwa engkau melayani Tuhan dan engkau dipelihara oleh Tuhan, bukan dipelihara oleh upah atau gaji yang engkau terima, karena sekali-kali Tuhan tidak membiarkan orang yang melayani Tuhan dan sekali-kali Tuhan tidak meninggalkan orang yang melayani Tuhan. 
Jadi kita dipelihara bukan dengan uang yang ada, kita dipelihara oleh kemurahan Tuhan. Jangan kita jual Pengajaran Mempelai karena uang, di manapun kita diutus. 

Sekali lagi saya tandaskan; andai saja perlindungan Ruben sebagai anak yang tertua berhasil terhadap Yusuf, maka yang menjadi mempelai wanita Tuhan hanyalah Israel (Yakub berganti nama Israel).
Berarti, hanya 144.000 saja yang telah dimeteraikan itu. Tetapi kenyataannya perlindungan dari pada Ruben terhadap Yusuf 100 % gagal, dan itu adalah suatu bukti bahwa sekali waktu nanti masih ada orang yang menerima Pengajaran Mempelai.
Hari ini sepertinya Pengajaran Mempelai dianggap enteng dan disepelekan, tetapi suatu kali nanti banyak orang akan berduyun-duyun naik ke gunung Sion dari berbagai suku dan bangsa.

Jadi, tadi kita sudah melihat, Ruben ingin berusaha melindungi Yusuf tetapi dengan cara yang tidak benar, sebab itu bisa kita lihat dari perkataannya: “Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini”, berarti dia kompromi dengan hal-hal yang tidak baik. 
Guru-guru palsu, selain disebut seperti sumur kering, juga seperti kabut yang dihalaukan taufan, menyampaikan firman pembebasan tetapi mereka sendiri binasa. 
Tetapi puji Tuhan, rencana Tuhan tidak boleh gagal, segala sesuatu harus berjalan sesuai dengan rencana Tuhan, dan itu sudah kita lihat; sementara mereka duduk makan, lewatlah kafilah, lewatlah saudagar-saudagar, lewatlah pedagang-pedangan dari Midian, itulah orang Ismael. 
Detik-detik di mana Yusuf hendak dieksekusi (dibunuh), Tuhan menggagaglkan rencana mereka, sebab Tuhan sangat mengasihi bangsa kafir, Tuhan memperhatikan kita pribadi lepas pribadi. Kita tidak luput dari perhatian Tuhan. Tuhan memperhatikan bangsa kafir yang mengerti rencana Tuhan dan merindukan Pengajaran Mempelai.

1 Timotius 6: 6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Ibadah kalau disertai dengan rasa cukup memberi keuntungan besar, oleh sebab itu asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

1 Timotius 6: 9-10
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Akar dari segala kejahatan ialah cinta uang, dan karena memburu uang, hamba-hamba Tuhan;
1.  Menyimpang dari iman.
2.  Menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Biarlah kita melayani Tuhan sesuai dengan tahbisan yang benar. Kita terus membawa Pengajaran Mempelai ini dari Timur sampai ke Barat, sesuai dengan apa yang tertulis dalam suratan tahbisan, berarti kita harus mentabiskan diri dengan benar di hadapan Tuhan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang







No comments:

Post a Comment