KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, March 1, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 FEBRUARI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 FEBRUARI 2020


KITAB RUT
(seri:83)

Subtema: PERTUMBUHAN OLEH KARENA KASIH KARUNIA

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diijinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.

Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Rut menjawab Naomi, mertuanya itu: “Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.
Pendeknya, Rut bekerja di ladang Boas.

Sekarang ini kita berada di ladang Tuhan dan bekerja di ladang Tuhan, semua karena kemurahan Tuhan, dengan tujuan; supaya menerima kelimpahan kasih karunia-Nya.
Kemudian di dalam kelimpahan, kita dapat berbagi dan memberi kepada orang lain, seperti Rut berbagi hasil tuaian-Nya kepada Naomi, mertuanya itu -- pada ayat 18 --.
Kelimpahan kasih karunia itu membangkitkan dua hal:
1.      Orang lain terheran-heran.
Contohnya: Naomi bertanya kepada Rut, mertuanya itu: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan itu menunjukkan bagi kita bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang dibawa oleh Rut tersebut.
2.      Orang lain mengucap syukur dan berterima kasih kepada Allah.
Contoh: Naomi memberi tanggapan positif dan berkata kepada Rut, menantunya itu: “Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!” Oleh sebab itu, jangan kita membawa diri kepada ladang si pemalas dan ladang dunia, karena kedua ladang tersebut hanya menghasilkan onak dan duri, sifatnya menusuk dan menyakiti gereja Tuhan.

Sekarang kita periksa; LADANG TUHAN.
Kiranya kita senantiasa berada di ladang Tuhan. Jangan membawa diri kita berada di ladang si pemalas dan ladang dunia ini, karena kedua ladang tersebut hanya menghasilkan onak dan duri.

Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Berada di ladang Tuhan, bagaikan “bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.”

Dua minggu berturut-turut, kita telah diberkati tentang kata “tumbuh”, sekarang kita akan memeriksa kalimat: “YANG TUMBUH TANPA BEKERJA DAN TANPA MEMINTAL.”
Kalau tumbuh tanpa bekerja, tumbuh tanpa memintal, artinya; mengalami pertumbuhan oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan.
Singkatnya, di sini, yang bekerja dan memintal ialah Tuhan.

Yesaya 28:21-22
(28:21) Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya -- ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya -- ajaib pekerjaan-Nya itu! (28:22) Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras, sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh negeri itu.

“… untuk melakukan perbuatan-Nya -- ganjil perbuatan-Nya itu …” Berarti, perbuatan-Nya itu heran, tidak sama dengan perbuatan manusia.

Perhatikan kalimat berikutnya: “… Untuk mengerjakan pekerjaan-Nya -- ajaib pekerjaan-Nya itu! Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras …
Pendeknya, pekerjaan Allah itu ajaib. Oleh sebab itu, kita harus mengakui pekerjaan Tuhan yang ajaib dengan segala kerendahan hati, tujuannya; supaya kita terlepas dan tertolong dari segala ikatan persoalan dan segala ikatan pergumulan yang menghimpit.

Lukas 13:10-12,14-16
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. (13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. (13:12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." (13:14) Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (13:15) Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? (13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Yesus bekerja dan melepaskan segala ikatan-ikatan belenggu, ikatan-ikatan persoalan. Persoalan yang kita lihat di sini ialah: ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya.

Amsal 12:25
(12:25) Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.

Kekuatiran di dalam hati, itulah yang membungkukkan seseorang. Jadi, seseorang menjadi bungkuk, itu karena dia kuatir dalam hidupnya.
Tidak sedikit orang Kristen kuatir soal masa depan, soal makan, minum, pakaian, bahkan tidak sedikit pemuda-pemudi yang kuatir soal pasangan hidupnya dan kekuatiran itu yang membungkukkan hati seseorang.

Matius 13:7,22
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Benih yang ditaburkan di semak duri, menunjuk; orang yang menerima dan mendengar firman Allah, tetapi sayangnya, kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu, sehingga firman itu tidak berbuah.
Jadi, kekuatiran dan tipu daya kekayaan, ini merupakan suatu pengalaman yang sangat menghimpit sampai membungkukkan gereja Tuhan, bagaikan perempuan yang telah bungkuk selama 18 (delapan belas) tahun karena kekuatirannya.

Sebetulnya, KEKUATIRAN INI BERMULA DARI DUA HAL:
Yang Pertama: “Bagaikan benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”
Matius 13:19
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Mendengar firman Allah tetapi tidak berusaha untuk sampai mengerti, itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Kerugian kalau mendengar firman tetapi tidak sampai mengerti adalah; si jahat merampas bahkan menguasai hati seseorang. Jadi, jangan sampai kita dengar firman di tengah ibadah pelayanan dengan acuh tak acuh, tetapi berusahalah untuk sampai mengerti.

Yang Kedua: “Bagaikan benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu atau tanahnya tipis (sedikit).”
Matius 13:20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah mendengar firman Tuhan dengan gembira, sehingga benih itu tumbuh, tetapi tidak berakar karena tanahnya tipis.

Kerugiannya: Tidak sanggup menerima:
-       Sengsara karena salib.
-       Aniaya karena firman.
Ini menunjuk kepada orang yang keras hati (tanahnya tipis atau berbatu-batu).
Akibatnya: Dia murtad atau mengundurkan diri atau menyingkir dari Pengajaran Salib. Pendeknya, tidak menjalankan ibadah yang benar, sesuai dengan 2 Timotius 3:12, “Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.

Jadi, benih firman itu diterima dengan gembira, benih itu tumbuh, namun tidak berakar karena tanahnya tipis (berbatu-berbatu).
Kerugiannya; kalau ada aniaya karena firman, sengsara karena salib, dia tidak sanggup, ia segera murtad, dengan lain kata; tidak menjalankan ibadah sesuai 2 Timotius 3:12.

Kita lihat ORANG yang MURTAD ini dalam suratan 1 Yohanes.
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Sekarang, telah bangkit banyak antikris, tanda bahwa waktu-waktu ini adalah waktu-waktu yang terakhir. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir -- perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh --.
Kemudian, antikris itu ternyata berasal dari anak-anak Tuhan, tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh memikul salibnya dan tidak sungguh-sungguh menyangkal dirinya, akhirnya mereka murtad. Tidak sungguh-sungguh menyangkal diri, tidak sungguh-sungguh memikul salib, itulah orang yang keras hati, tanahnya tipis.

Hal ini diselaraskan dengan Injil Matius 6.
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Kuatir tentang:
-       Apa yang akan dimakan.
-       Apa yang akan diminum.
-       Apa yang akan dipakai.
Mereka yang kuatir tentang tiga hal di atas adalah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah antikris.
Pendeknya, yang dicari oleh antikris ialah hal-hal yang lahiriah/perkara di bawah, bukan perkara di atas.

Lebih rinci tentang ROH ANTIKRIS.
1 Yohanes 4:1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

“… Janganlah percaya akan setiap roh” di tengah ibadah pelayanan. Bukan berarti semua orang yang datang beribadah kepada Tuhan adalah orang yang sungguh-sungguh beribadah. Bukan berarti orang yang beribadah itu sungguh-sungguh memikul salibnya, menyangkal dirinya dengan rendah hati. “ … Tetapi ujilah roh-roh itu …” Setiap pelayanan dari semua hamba Tuhan perlu diuji dengan cara:
-    Setiap Roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, itu adalah Roh Allah. Pendeknya, menyangkal diri dan memikul salibnya, itu adalah Roh Allah, Roh kebenaran.
-    Sebaliknya, dan setiap Roh yang tidak mengaku bahwa Yesus tidak berasal dari Allah, itu merupakan roh antikris. Pendeknya, tidak menyangkal diri, tidak memikul salibnya, atau sama dengan menolak pengajaran salib, itu merupakan roh antikris.

1 Yohanes 4:4-6
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. (4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

Pendeknya;
-     Roh Allah; menerima ajaran sehat, yaitu pengajaran salib, itulah roh kebenaran.
-     Sedangkan roh antikristus; sibuk berbicara soal dunia ini, yaitu segala perkara-perkara lahiriah yang ada di bawah, di dunia ini.

Jadi, kalau sibuk berbicara soal dunia, perkara-perkara lahiriah yang ada di bawah ini (menyingkir dari pengajaran salib), itu adalah roh antikris, itu adalah roh yang menyesatkan sekali.
Sebab itu, setiap roh itu perlu diuji. Kalau di tengah ibadah pelayanan itu sibuk hanya berbicara soal perkara lahiriah, hanya  mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi menyingkir dari pengajaran salib, itu adalah roh antikris. Tetapi kalau di tengah ibadah pelayanan itu sibuk dengan pengajaran salib, itu adalah Roh Allah, Roh kebenaran dari sorga.
Kiranya Roh Allah, Roh kebenaran senantiasa meliputi setiap perhimpunan ibadah yang Tuhan percayakan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Belajar rendah hati, jangan keras hati.

Sekali lagi saya sampaikan: Menyingkir dari pengajaran salib adalah roh antikris, roh penyesatan.

Wahyu 13:15-16
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. (13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,

Roh antikris adalah roh jual beli. Artinya, sibuk dengan perkara-perkara lahiriah di dunia ini, tidak sibuk dengan perkara di sorga (perkara rohani), mereka menyingkir dari pengajaran salib.
Sebenarnya, yang menghubungkan antara langit dan bumi adalah salib Kristus. Yang lain-lain tidak bisa menghubungkan kita dengan sorga, dengan Allah.
Jadi, jangan kita bersungut-sungut manakala kita menerima pengajaran salib, manakala kita dididik oleh Tuhan lewat banyaknya pergumulan-pergumulan, dididik oleh Tuhan dengan salib yang kita pikul di tengah ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.

Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang keluar dari dalam laut, menunjuk; antikris.
Kemudian adapun wujud dari binatang itu:
-       Bertanduk 10 (sepuluh).
-       Berkepala 7 (tujuh).
-       Di atas tanduk-tanduknya terdapat 10 (sepuluh) mahkota.
Berarti, 10 + 7 + 10 = 27 (dua puluh tujuh).
Seolah-olah dengan jumlah angka yang ada, yaitu 27 (dua puluh tujuh), itu menunjuk Injil sepenuh. Seolah-olah mereka itu menceritakan riwayat atau hal ihwal Yesus sepenuh, di mana:
-       Datang ke dunia menjadi manusia lewat kelahiran.
-       Tumbuh dan menjadi korban pendamaian.
-       Bangkit dan dipermuliakan.
Seolah-olah itu yang mereka ceritakan dari simbol-simbol angka-angka yang melekat di dalam diri mereka. Tetapi lihatlah kenyataannya pada ayat 3.

Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, namun akhrnya luka yang parah, yang membahayakan hidup itu sembuh, sehingga lewat mujizat kesembuhan inilah seluruh dunia heran, lalu menjadi pengikut dari antikris itu.

Sebetulnya, pelayanan semacam ini adalah pelayanan akal-akalan, tipu muslihat, tipu daya daripada Iblis setan. Mengapa demikian? Sebab, kalau sudah terluka, atau mengalami suatu sengsara, seharusnya lanjut dalam pengalaman kematian, seperti yang dialami oleh Yesus di kayu salib. Tetapi kenyataannya, luka parah itu justru sembuh.
Itu sebabnya saya katakan tadi, bahwa pelayanan semacam ini adalah pelayanan akal-akalan. Kalau hanya sibuk berbicara soal mujizat kesembuhan dan perkara-perkara lahiriah di dunia, tetapi sengsara salib tidak berlanjut masuk dalam pengalaman kematian, pelayanan semacam ini adalah pelayanan akal-akalan, tipu daya Iblis setan.

Kesimpulannya: Sibuk mengadakan mujizat kesembuhan tanpa pengalaman salib atau tanpa pengalaman kematian adalah roh penyesat.
Semoga para pemirsa, anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan di mana pun anda berada menyaksikan pemberitaan Firman Allah ini, mari kita dengan rendah hati, serta lapang dada membuka hati seluas-luasnya untuk kebenaran firman.

Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Lewat penyesatan ini, banyak orang-orang akan:
-       Menyembah naga.
-       Menyembah antikris atau binatang yang keluar dari dalam laut.
Orang-orang tidak lagi menyembah Allah yang hidup, tidak lagi menyembah sang Khalik, sang Pencipta langit, bumi dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri lupa kepada sang Pencipta.
Kalau di tengah ibadah pelayanan menyingkir dari pengajaran salib, namun sibuk dengan mujizat kesembuhan, sibuk menceritakan soal dunia atau soal-soal perkara di bawah ini (perkara dunia), maka nanti arah ibadah pelayanan itu ialah banyak orang digiring untuk menyembah kepada binatang itu -- itulah antikris --, banyak orang akhirnya akan menyembah kepada setan, bukan lagi menyembah Allah yang hidup, Sang Khalik, Sang Pencipta manusia.

Wahyu 13:5
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.

Kalau pelayanan itu hanya berbicara perkara-perkara di bawah atau sibuk dengan mujizat-mujizat kesembuhan, tanpa pengajaran Salib -- yaitu pengalaman kematian dan kebangkitan --, hasilnya; pelayanan itu mengarah kepada kesombongan dan tinggi hati.
Sebaliknya, kalau kita menerima pengajaran Salib -- yaitu pengalaman yang membawa kita kepada kematian dan kebangkitan --, maka itu akan membuat kita semakin rendah hati. Tidak ada orang yang memikul salib, namun tidak rendah hati.

Kalau hanya sibuk soal perkara lahiriah di dunia ini (perkara di bawah), maka arahnya nanti seseorang menjadi sombong, tetapi kalau kita sibuk untuk menerima pengajaran Salib, sibuk memikul salib -- menyangkal diri dan memikul salibnya -- sampai nanti masuk ke dalam pengalaman kematian, maka kehidupan semacam ini pasti menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, karena salib yang membuat kita semakin rendah hati. Semakin hari semakin rendah hati. Semakin hari semakin lemah lembut, karena salib berkuasa membuat kita semakin lemah lembut dan rendah hati.
Perkara lahiriah, perkara yang ada di dunia ini, perkara di bawah tidak berkuasa untuk menjadikan manusia menjadi suatu kehidupan yang rendah hati. Justru yang ada ini memisahkan kita dari Tuhan dan membuat kita menjadi sombong.

Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

Ternyata, pengikut-pengikut antikris yang menyembah antikris dan menyembah setan, akhirnya nama mereka tidak terdaftar, tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Sebab itu, tidak perlu kita kuatir soal apa yang akan dimakan, soal apa yang akan diminum, soal apa yang akan dipakai, semuanya itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Antikris sibuk berbicara soal perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara di dunia ini, perkara-perkara di bawah. Jadi, roh antikris adalah roh yang menyesatkan sekali.

Maka, sekali lagi saya sampaikan: Kekuatiran di dalam hati itulah yang membungkukkan seseorang. Oleh sebab itu, jangan kita  kuatir.

Matius 6:25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pengikut antikris lupa dengan dua hal:
1.     Hidup. Sebetulnya, hidup lebih penting dari makanan dan dari minuman.
2.     Tubuh. Sebetulnya, tubuh lebih penting dari pakaian.

Bukti bahwa hidup lebih berharga dari makanan dan minuman, serta perkara-perkara lahiriah lainnya.
Matius 16:24-26
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Di sini dikatakan: Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia atau perkara-perkara lahiriah di dunia ini kalau ia kehilangan nyawanya (kehilangan hidupnya)? Tetapi yang pasti; menyangkal diri, memikul salib, mengikut Tuhan itu adalah Roh kebenaran yang tidak menyesatkan, maka kita hidup. Pengajaran salib membawa kita kepada hidup yang kekal.

Mari kita lihat tentang HIDUP.
Harta itu mati, tetapi salib yang membuat kita hidup. Jadi, hidup itu lebih penting.

Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Firman itu mempunyai daya cipta, menjadikan segala sesuatu, yaitu; langit, bumi dan segala unsur-unsurnya.

Yohanes 1:4
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Dalam Dia ada hidup dan hidup adalah terang manusia. Berarti, hidup manusia jauh lebih berarti dari makanan, lebih berharga dari minuman, dari segala perkara lahiriah.
Ada suatu lagu berkata: “Hidupmu berharga bagi Allah. Tiada yang tak berkenan di hadapan-Nya. Dia ciptakan kau s’turut gambar-Nya. Sungguh terlalu indah kau bagi Dia …” Hidup itu lebih berharga bagi Tuhan dibanding segala perkara lahiriah.

Bukti bahwa tubuh lebih penting dari pakaian, serta segala perkara lahiriah lainnya.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Tubuh ini dapat dipersembahkan kepada Tuhan sebagai:
-       Persembahan yang hidup.
-       Persembahan yang kudus.
-       Persembahan yang berkenan kepada Allah.
Dan itu merupakan ibadah yang sejati.

-       Kalau kita ini berada di dalam kegiatan Roh, berarti kita HIDUP. Dan itu merupakan persembahan yang berbau harum kepada Tuhan.
-       Kalau kita menyucikan diri, semakin hari semakin MENGUDUSKAN diri di hadapan Tuhan, itu juga merupakan persembahan yang berkenan kepada Tuhan.
-       Lalu semakin hari semakin kita layak dan BERKENAN kepada Allah, oleh pembaharuan yang terjadi, itu juga persembahan yang berbau harum.
Mempersembahkan tubuh dengan tiga hal ini, maka kita sedang menjalankan ibadah yang sejati. Itulah bukti bahwa tubuh (raga) ini jauh lebih berharga daripada pakaian.

Jadi, biarlah kita sibuk memikirkan tubuh ini untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan yang:
-       Hidup, berarti; senantiasa berada dalam kegiatan Roh.
-       Kudus, berarti; semakin menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-       Dan terus semakin layak dan berkenan.
Kalau tiga hal ini kita persembahkan, berarti kita sedang menjalankan ibadah yang sejati.
Kalau seseorang sibuk dengan perkara lahiriah, sibuk memperhatikan style hidupnya, lebih memperhatikan apa yang melekat dalam dirinya, berarti dia tidak mempedulikan tubuhnya, menunjukkan bahwa dia tidak mengerti soal ibadah yang sejati.

Roma 12:2-3
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Ada dua hal penting yang  harus diperhatikan untuk menjalankan ibadah yang sejati:
1.     “Jangan menjadi serupa dengan dunia ini”, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi.
Banyak orang Kristen menjalankan ibadah, menjalankan pelayanannya, tetapi kelakuannya sama dengan orang-orang dunia. Tetapi hal pertama yang harus diperhatikan untuk menjalan ibadah yang sejati ialah jangan menjadi serupa dengan kelakuan dunia ini, namun biarlah kita terus mengalami pembaharuan dari sehari ke sehari.
Tujuan dari pembaharuan ini ialah kita dapat membedakan mana kehendak Allah;
-  Apa yang baik,
-  Apa yang berkenan kepada Allah, dan
-  Apa yang sempurna kepada Allah.
2.     Janganlah kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan.
Kalau berpikir, jangan terlalu muluk-muluk. Berpikirlah dengan sederhana. Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan, tetapi hendaklah kita berpikir begitu rupa, sehingga kita dapat menguasai diri menurut ukuran iman.
Mari kita berpikir menurut ukuran (takaran) iman saja, supaya kita tetap menghargai kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Orang yang berpikir muluk-muluk, berpikir tinggi-tinggi melebihi takaran iman, orang semacam ini tidak bisa bersyukur, tidak bisa menghargai kasih dan kemurahan Tuhan.

Dua hal ini merupakan syarat mutlak supaya kita betul-betul dapat menjalankan ibadah yang sejati (mempersembahkan tubuh dengan 3 hal di atas).
Dari dua hal ini dapat kita simpulkan: Orang yang kelakuannya serupa dengan dunia dan orang yang berpikir tidak sesuai dengan takaran iman, menunjuk kepada; orang yang kuatir, tidak menghargai kasih dan kemurahan Tuhan.

Singkatnya, tubuh ini jauh lebih berharga dari soal apa yang kita pakai. Jadi, “soal apa yang kita pakai” bukan hanya soal yang melekat pada tubuh kita saja, melainkan soal apa saja yang kita butuhkan, soal apa saja yang kita gunakan, soal apa saja yang kita pakai, soal apa saja yang berkaitan dengan tubuh kita ini.

Kita kembali membaca Injil Lukas.
Lukas 13:11
(13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Jadi, perempuan itu mengalami sakit sampai bungkuk, karena ia telah 18 (delapat belas) tahun dirasuk oleh roh, dirasuk oleh Iblis.

Mari kita lihat; roh apa yang merasuk perempuan itu sampai 18 (delapan belas) tahun?
2 Timotius 3:1
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

Keadaan yang sekarang ini bukan semakin enak, keadaan yang ada ini bukan semakin tenang -- dibanding sepuluh tahun, apalagi dua puluh tahun yang lalu --, melainkan semakin hari akan semakin sukar. Oleh sebab itu, biarlah di hari-hari terakhir ini, semakin hari kita semakin menyerah kepada Tuhan dalam segala perkara. Biarlah kita menyerahkan diri ini, menyerahkan tubuh, jiwa, roh ini kepada Tuhan.

2 Timotius 3:2-4
(3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Ada 18 (delapan belas) macam dosa di akhir zaman:
1.     Manusia akan mencintai dirinya sendiri.
2.     Hamba uang.
3.     Membual.
4.     Menyombongkan diri.
5.     Pemfitnah.
6.     Berontak terhadap orang tua.
7.     Tidak tahu berterima kasih.
8.     Tidak mempedulikan agama.
9.     Tidak tahu mengasihi.
10.   Tidak mau berdamai.
11.   Suka menjelekkan orang.
12.   Tidak dapat mengekang diri.
13.   Garang.
14.   Tidak suka yang baik.
15.   Suka mengkhianat.
16.   Tidak berpikir panjang.
17.   Berlagak tahu.
18.   Lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Jadi, betul bahwa; semakin hari keadaan dunia ini semakin sukar, dan itu akan dialami oleh setiap orang, ditambah lagi dengan 18 (delapan belas) macam dosa di akhir zaman ini.

Lihat, mengapa bisa terjadi 18 (delapan belas) macam dosa di akhir zaman ini?
2 Timotius 3:5
(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadahnya, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatan ibadah itu.
Jadi, mereka itu hanya menjalankan ibadah lahiriah (ibadah liturgis), sibuk dengan perkara dunia, sibuk dengan perkara di bawah, sibuk dengan perkara-perkara lahiriah. Pendeknya, mereka menyingkir dari pengajaran salib.

18 (delapan belas) macam dosa di akhir zaman ini kalau dibagi 3 (tiga), sama dengan 6 (enam). 18 : 3 = 6.
Singkatnya: Tubuh, jiwa dan rohnya telah dikuasai oleh daging. Dengan perincian:
-       Angka 6 pertama; tubuh dikuasai daging.
-       Angka 6 kedua; jiwa dikuasai daging.
-       Angka 6 ketiga; roh dikuasai daging.
Jadi, tubuh, jiwa, rohnya dikuasai daging. 18 : 3 = 6, atau sama dengan tiga angka enam, yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam). Inilah roh yang merasuk, inilah kekuatiran yang merasuk yang membuat seseorang sakit sampai bungkuk. Mereka itu hanya menjalankan ibadah lahiriah, mereka memungkiri kekuatan dari pada ibadah itu sendiri, tidak percaya kepada ibadah.

Itulah 18 (delapan belas) roh yang merasuk perempuan itu sehingga ia mengalami sakit sampai bungkuk. 18 (delapan belas) roh itulah yang membuat seseorang menjadi kuatir sampai menjadi bungkuk, yaitu mereka yang menjalankan ibadah secara lahiriah namun memungkiri kekuatan ibadah. Tidak sedikit orang Kristen menjalankan ibadah lahiriah, ibadah itu hanya merupakan sambilan bagi dia, hanya pengisi waktu luang.
Kalau seseorang melayani dengan sembarangan, itu sama saja dia sedang memungkiri kekuatan ibadah.
-       Tidak mempersiapkan diri lewat penyembahan.
-       Tidak menguasai materi pelayanan.
-       Melayani namun tidak rendah hati, hanya untuk tampil-tampil.
Itu juga merupakan menjalankan ibadah secara lahiriah, itu adalah roh antikris.

Jalan keluar supaya lepas dari kekuatiran yang membungkukkan diri, suatu penyakit yang luar biasa.
Lukas 13:10-11
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. (13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

“… ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak”, mengapa? Karena ia penuh dengan kekuatiran tentang; apa yang akan dimakan, apa yang akan diminum, apa yang akan dipakai, dan sibuk memikirkan tentang bagaimana masa depan, bagaimana jodoh, tempat tinggal (rumah), -- dan seterusnya -- itu saja yang dipikirkan.
Kekuatiran itu membungkukkan sehingga seseorang tidak tegak berdiri, karena ia hanya memikirkan perkara yang di bawah, sibuk melihat segala perkara-perkara yang di bawah.

Sebab itu, tadi kita sudah baca dalam Yesaya 21, Tuhan itu penjaga yang luar biasa dan pekerjaan-Nya yang ajaib, kemudian jangan mencemooh, supaya kita jangan semakin sukar oleh tali belenggu yang semakin keras. Tetapi dengan pekerjaan Tuhan yang ajaib, kita harus terima dengan rendah hati, supaya kita dilepaskan dari segala ikatan, dilepaskan dari segala belenggu kesusahan, dilepaskan dari ikatan pergumulan persoalan. Jangan mencemooh, tetapi rendah hatilah mendengar firman, sebab pekerjaan-Nya ajaib.

Lukas 13:12-13
(13:12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." (13:13) Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.

Yesus memanggil dia dan berkata: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” Sesudah mengatakan itu, Yesus meletakkan kedua tangan-Nya atas perempuan itu, sehingga perempuan itu mendapat uluran tangan kemurahan. Setelah mendapat uluran tangan kemurahan, perempuan itu berdiri tegak, artinya; lepas dari segala ikatan persoalan, lepas dari segala ikatan pergumulan, lepas dari segala kesusahan yang menghimpit oleh karena perkara di bawah, di bumi ini. Akhirnya dia tegak berdiri, dapat memandang kemuliaan Allah.

Lihat DUA TANGAN KEMURAHAN TUHAN.
Amsal 3:16
(3:16) Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.

-       Umur panjang ada di tangan kanan.
-       Kekayaan dan kehormatan ada di tangan kiri.
Inilah dua tangan kemurahan Tuhan, sehingga perempuan itu berdiri tegak, dan akhirnya dia dapat memandang kemuliaan Allah.
Umur panjang dan kekayaan, itu yang membuat kita tegak berdiri memandang kemuliaan Allah.
Lihat orang yang pendek umurnya; sama seperti orang yang hidup, tetapi mati karena dosa -- upah dosa adalah maut --. Hidup tetapi tidak berada dalam kegiatan Roh, itu mati -- itu bukan umur panjang, sekalipun dia hidup --.

Di tangan kanan ada umur panjang, di tangan kiri ada kekayaan dan kehormatan. Jadi, dua tangan yang terulur kepada perempuan ini adalah sebagai kemurahan Tuhan, yang membuat dia berdiri tegak, memandang kemuliaan Allah. Tidak lagi sibuk dengan perkara lahiriah, melainkan terlepas dari ikatan kekuatiran yang sampai membungkukkan seseorang.

Yesaya 46:3-4
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. (46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

“ … Semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel …”, artinya; masih tetap tinggal bersama dengan Tuhan, tidak tercerai-berai, tidak jauh dari Tuhan (tidak jauh dari ibadah dan pelayanan). Mereka itu adalah orang-orang yang didukung dari sejak kandungan dan yang dijunjung dari sejak rahim.

Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.
Jadi, dua tangan Tuhan memberi panjang umur, sehingga tegak berdiri memandang kemuliaan Tuhan. Sampai masa tua rambut putih, kita tetap ada dalam gendongan dua tangan Tuhan.
Kalau kita ada dalam gendongan dua tangan Tuhan, kita boleh merasakan kehangatan kasih sayang dan kasih setia-Nya, antara lain:
1.     Ditanggung.
2.     Dipikul.
3.     Diselamatkan.
Itulah dua tangan Tuhan yang sudah diulurkan kepada perempuan itu. Biarlah kita tetap tinggal di dalam Tuhan. Jangan kita jauh dari Tuhan. Kehidupan yang tetap tinggal dalam Tuhan adalah kehidupan yang tetap mendapat dukungan dari Tuhan, kehidupan yang tetap dijunjung oleh Tuhan, karena kita dibentuk dan dipintal, sehingga kehidupan kita ini lebih indah dari pakaian Salomo, karena Tuhan yang bekerja.

Itu dari pihak Tuhan. Sekarang kita akan memperhatikan DARI PIHAK PEREMPUAN ITU, sebab harus ada hubungan timbal balik.
Lukas 13:10-11
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. (13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Yesus mengajar di dalam rumah Tuhan pada hari Sabat. Dan pada saat Yesus mengajar di dalam rumah Tuhan, di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Berarti, perempuan ini menerima pengajaran.
Biarlah kita semua senantiasa untuk terus menerima pengajaran firman Allah yang benar dan murni, tidak dicampur-campur, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.

2 Timotius 3:15
(3:15) Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.

Kita sudah dilahirkan baru, kemudian dari kanak-kanak bertumbuh hingga dewasa. Itulah keadaan dari pada Timotius; dari sejak kecil sudah mengenal Kitab Suci, di mana di dalam Kitab Suci tertulis firman Tuhan.

2 Timotius 3:16
(3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Segala tulisan yang diilhamkan Allah, itulah firman yang diurapi, bermanfaat untuk:
1.     Mengajar.
2.     Menyatakan kesalahan.
3.     Memperbaiki kelakuan.
4.     Mendidik orang dalam kebenaran.
Itulah yang diterima oleh perempuan itu, sehingga ia boleh mengalami kesembuhan.

Kalau kita sudah merasakan kemurahan lewat uluran dua tangan Tuhan, harus ada hubungan timbal balik, yaitu terima pengajaran firman Allah yang murni dan benar, karena itu bermanfaat untuk:
-        Mengajar kita.
-   Menyatakan kesalahan-kesalahan kita. Berarti, kalau kesalahan dinyatakan, jangan marah-marah, jangan emosi, jangan merasa jengkel, dan lain sebagainya.
-       Memperbaiki kelakuan. Setiap orang tidak bisa memperbaiki kelakuannya kalau ia tidak nerima pengajaran firman Allah yang benar dan murni. Siapa pun dia, baik orang pandai, orang yang memiliki ijazah yang tinggi, memiliki kedudukan jabatan, orang kaya, pejabat -- dan lain sebagainya --, ia tidak bisa memperbaiki kelakuannya kalau ia tidak menerima pengajaran firman Allah yang benar dan murni. Oleh sebab itu, jangan kita sombong.
Dari awal kita dilahirkan oleh Tuhan -- dari sejak rahim lalu dilahirkan --, kemudian bertumbuh, kita sudah diperkenalkan Kitab Suci, di situlah firman Allah tertulis. Kalau Firman Allah yang tertulis, Firman Allah yang diurapi itu disampaikan, itu sangat bermanfaat, termasuk untuk memperbaiki kelakuan. Jadi, tidak boleh dan tidak bisa ada yang sombong di sini.
-      Mendidik orang dalam kebenaran. Kalau kita dididik, berarti dengan rela menerima teguran dan hajaran. Saat itu terjadi, memang sakit bagi daging, tetapi sekalipun demikian, Tuhan yang melukai, nanti Dia juga yang menyembuhkan.
Kemudian perlu juga untuk kita ketahui; Tuhan menyesah orang yang diakuinya sebagai anak, dan menyesah orang yang dikasihi. Itulah didikan firman.

Amsal 7:3
(7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.

Biarlah firman itu termeteraikan dalam loh daging dan ditukik di dalam hati.

Amsal 7:4-5
(7:4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, (7:5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.

Kita belajar untuk menghargai pembukaan firman yang diurapi, dengan jalan berkata: “Engkaulah saudaraku”, kemudian sebutkanlah pengertian itu “sanak” (keluarga).
Tujuannya; supaya kita dilindungi terhadap perempuan jalang -- itulah Babel -- dan terhadap perempuan asing -- itulah nabi-nabi palsu serta antikris -- yang licin perkataannya.

Terimalah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni sebagai hubungan timbal balik dari uluran dua tangan sebagai kemurahan hati Tuhan.

Yohanes 5:17
(5:17) Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."

Yesus berkata kepada orang Yahudi: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Jadi, Tuhan masih bekerja sampai hari ini. Sesuai dengan Mazmur 121:4, Penjaga Israel tidak terlelap, Penjaga Israel tidak tertidur. Dia terus bekerja sampai hari ini. Dia tidak terlelap, Dia tidak tertidur.

Lukas 13:14-16
(13:14) Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (13:15) Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? (13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat …” Jangan gusar kalau Tuhan menyatakan kemurahan-Nya kepada seseorang. Kalau kita melihat kelebihan orang lain, kalau kita melihat pemakaian Tuhan kepada orang lain, jangan gusar, tetapi tetap rendah hati, tidak usah gelisah, dan jangan sombong,  supaya hidup kita semakin dipakai oleh Tuhan.

Kepala rumah ibadah (ahli Taurat) gusar melihat kesembuhan yang terjadi. Di tengah kegusarannya itu, dia berkata kepada Yesus: “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.
Tetapi Tuhan bekerja sampai hari ini. Ada tujuh hari dalam seminggu, dan ada tiga puluh hari dalam sebulan, namun Dia bekerja sampai hari ini, sampai detik ini. Tuhan bekerja. Penjaga Israel tidak terlelap, Penjaga Israel tidak tertidur, dan Dia melepaskan segala ikatan, Dia melepaskan segala belenggu kesusahan, Dia melepaskan ikatan persoalan, Dia melepaskan segala pergumulan yang disebabkan oleh apa saja, termasuk sakit karena kekuatiran yang membungkukkan seseorang. Tuhan bekerja sampai hari ini.

Jadi, inilah pertumbuhan tanpa bekerja, tanpa memintal karena kasih dan kemurahan hati Tuhan. Tuhan yang bekerja. Kalau kita ada di ladang Tuhan, maka akan terjadi pertumbuhan oleh karena kasih karunia; tumbuh tanpa bekerja, tumbuh tanpa memintal, karena Tuhan bekerja sampai hari ini, demikian halnya dengan Rut, hidup di dalam kelimpahan kasih karunia sehingga ia dapat berbagi kepada Naomi. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment