KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 19, 2021

IBADAH AWAL TAHUN, 01 JANUARI 2021


 
IBADAH AWAL TAHUN, 01 JANUARI 2021
 
Tema: MEREKA AKAN MENAMAKANNYA IMANUEL (Matius 1:23)
(Seri: 5)
 
Subtema: KEKEKALAN ALFA; KEKEKALAN OMEGA
 
Biarlah kiranya segala puji dan segala hormat hanya bagi Dia yang sudah melayakkan kita untuk memasuki tahun yang baru. Dan ini merupakan hari yang pertama di tahun yang baru, dan kita mengucap syukur, sebab pada saat malam hari ini kita boleh mengusahakan dan memeliharakan ibadah sulung kita di tahun yang baru ini. Dan biarlah ibadah sulung ini sungguh memberkati dan menjadi suatu bekal bagi kita untuk mengarungi bahtera hidup kita sepanjang satu tahun ini sampai di penghujung tahun nanti; dari Alfa sampai Omega, TUHAN senantiasa menyertai kita masing-masing.
 
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, bahkan sidang jemaat yang sedang pulang kampung ke Sumatera dan ke Jawa; Shalom. Saya juga tidak lupa menyapa anak TUHAN, umat TUHAN, bahkan yang senantiasa memberi diri untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; TUHAN memberkati kita semua, Shalom, Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Untuk Ibadah Sulung di hari pertama pada tahun yang baru ini, kita kembali memperhatikan tema yang sama dari Kebaktian Natal PPT 28-29 Desember 2020, yaitu “Mereka akan menamakan-Nya Imanuel.” Kiranya tema ini juga memberkati kita sampai meneguhkan hidup kita, hati kita masing-masing, segala sesuatunya dipulihkan; hidup, ibadah, nikah, pelayanan, rumah tangga dipulihkan, sehingga berkat berkelimpahan menjadi bagian kehidupan kita mengikuti hidup kita masing-masing, sehingga kita tidak perlu kuatir untuk mengarungi tahun yang baru ini.
 
Langsung kita baca Injil Matius 1:23
Matius 1:23
(1:23) "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
 
Mereka akan menamakan Dia Imanuel, artinya; Allah menyertai kita.
 
Kita butuh penyertaan TUHAN dalam kehidupan kita masing-masing, sebagaimana TUHAN menyertai kehidupan dari pada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil.
 
Segera kita ikuti dalam Wahyu 1.
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
 
Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil.
 
Kita butuh doa dari Imam Besar Agung supaya kiranya kasih karunia dan damai sejahtera Allah menyertai kehidupan kita, dari awal tahun sampai ujung tahun, bahkan sampai Maranatha, TUHAN Yesus datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
Kita segera memperhatikan kelanjutan di ujung perjalanan rohani kehidupan 7 (tujuh) sidang jemaat, yang juga dituliskan dalam Wahyu 22.
Wahyu 22:20-21
(22:20) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (22:21) Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
 
Kasih karunia TUHAN Yesus Kristus menyertai ketujuh sidang jemaat di Asia kecil sampai TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya. Berarti, penyertaan TUHAN berlaku dari Awal sampai Akhir atas ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil.
Itulah yang menjadi doa dan kerinduan kita semua, supaya kehidupan kita ini betul-betul sampai kepada penyambutan terhadap kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Jadi, kita butuh yang namanya penyertaan TUHAN, itu tidak bisa dipungkiri.
 
Pertanyaannya: Mengapa penyertaan TUHAN berlangsung dari awal (Alfa) sampai akhir (Omega)?
Wahyu 1:4,8
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, (1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
 
Dia adalah Alfa dan Omega = Awal dan Akhir, dilanjutkan dengan yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang, berarti; Pribadi di dalam kekekalan. Dialah Pribadi di dalam kekekalan; Dialah awal kekekalan dan akhir dari kekekalan itu sendiri.
Kemudian, diakhiri kalimat “Yang Mahakuasa.” Kita patut bersyukur kepada TUHAN kita, kepada Allah yang hidup, sebab kuasa TUHAN tentu saja melebihi kuasa-kuasa dari segala yang ada ini.
 
Jadi, yang menyertai kita adalah Pribadi dalam Kekekalan -- Kekekalan di awal dan Kekekalan di akhir -- dan Yang Mahakuasa. Kita bersyukur kepada TUHAN, sebab kuasa TUHAN tentu saja melebihi dari kuasa-kuasa yang ada ini.
Yang menyertai gereja TUHAN, terkhusus 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, juga yang menyertai kehidupan kita adalah Pribadi dalam kekekalan Yang Mahakuasa. Jadi, bukan pribadi yang sifatnya sementara, melainkan Yang Mahakuasa; itulah yang patut kita syukuri kepada TUHAN.
 
Maka tentu saja tidak ada alasan untuk tidak hidup di dalam TUHAN, tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah pelayanan ini, tidak ada alasan untuk menjadikan dunia nomor satu, sehingga TUHAN nomor dua, mengapa demikian? Karena kita sudah menerima pengertian lewat pembukaan firman yang kita terima dalam setiap ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan.
Hanya orang bodoh saja yang berani meninggalkan TUHAN hanya karena perkara-perkara yang sifatnya sementara ini.
 
Jadi, “awal” dan “akhir”, yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang, itulah pribadi dalam kekekalan, tetapi juga Pribadi Yang Mahakuasa. Jadi, jangan takut, jangan ragu, jangan bimbang, jangan bingung ketika kita, menyerahkan hidup kita sepenuhnya ke dalam tangan TUHAN lewat ibadah, lewat pelayanan yang TUHAN percayakan selama kita masih ada di bumi ini.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan; SYARAT HIDUP DALAM PENYERTAAN TUHAN.
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
 
Syarat untuk hidup dalam penyertaan TUHAN:
1.      Tidak menambahkan perkataan-perkataan dari kitab nubuat.
2.      Tidak mengurangkan perkataan-perkataan dari kitab nubuat.
 
Kita akan melihat penjelasan dari “Perkataan nubuatan yang DITAMBAHKAN”, itulah firman yang ditambahkan.
Firman yang ditambahkan à Firman Allah yang disampaikan oleh seorang hamba TUHAN, lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, dan cerita-cerita isapan jempol.
Misalnya: Menyampaikan satu ayat lalu ditambahkan cerita si kancil, cerita si kura-kura, cerita si buaya, tujuannya untuk melengkapi dan menyempurnakan satu ayat Firman Allah yang disampaikannya itu. Dan itu tidak masuk akal; mana mungkin cerita dongeng nenek-nenek tua, cerita isapan jempol dapat menyucikan, dapat melengkapi dan menyempurnakan gereja TUHAN? Ini adalah sesuatu yang mustahil. Tetapi kenyataannya, hal itu begitu marak di hari-hari terakhir ini, tetapi banyak anak TUHAN (sidang jemaat), tidak memahami akal bulus Setan semacam ini. Namun bagi kita, itu merupakan akal bulus dari Setan, sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu.
 
Saya pernah melihat, bahkan seringkali saya melihat, tetapi yang jelas dalam ingatan saya; saya pernah memasuki suatu gereja besar ribuan penuh, lalu yang menyampaikan firman itu adalah seorang gembala sidang setempat. Pada waktu itu dia sampaikan mengenai Roma 8, kita lebih dari pada pemenang. Setelah dia membacakan satu ayat ini, lalu dia jelaskan, dia lengkapi, dia tambahkan, dia sempurnakan ayat itu dengan menambahkan cerita si kancil dan si kura-kura. Jadi, pada saat itu dia ceritakan bahwa si kancil dan si kura-kura mengadakan perlombaan, pertandingan lari 100 Meter. Ketika diadakan lomba lari sprint 100 Meter, yang menang adalah kancil tentunya, sedangkan kura-kura kalah. Lalu hamba TUHAN itu menyampaikan, si kura-kura berpikir: kalau pertandingan lari sprint 100 Meter di daratan, tentu saya kalah, sekarang mari kita adakan pertandingan lari sprint 100 Meter di atas air. Kalau tidak, saya kalah terus. Lalu akhirnya diadakan lari sprint 100 Meter di atas air, dan betul kancil kalah. Namun kancil tidak mau kalah, lalu kancil berkata: Kalau di air, saya kalah, lalu kura-kura menjawab: Kalau di darat, saya kalah. Lalu ketemulah jalan keluarnya: Begini saja, kata si kura-kura: 50 Meter di darat, sesudah itu kelanjutannya 50 Meter di air. Kura-kura berpikir: Saya akan menang walaupun 50 Meter pertama akan kalah, sebab kancil pasti akan berhenti di tepi air. Betul saja, setelah diadakan pertandingan, kancil langsung berlari dengan kecepatan tinggi, tetapi kemudian berhenti di 50 Meter, dan kura-kura dengan percaya diri berjalan dengan lambat. Namun, si kancil dengan banyak akal; di saat satu sisi si kura-kura berpikir bahwa dia akan menang, maka dia berjalan tenang saja, tetapi si kancil sudah memiliki rencana manakala nanti si kura-kura loncat ke air, maka si kancil akan loncat ke punggungnya. Dan benar saja, hal itu terjadi. Akhirnya, sampailah mereka di tepian, dengan lain kata garis finish.
Lalu gembala sidang setempat berkata: Tidak ada yang menang. Si kancil menang pertama di darat, si kura-kura menang yang kedua, dan pada saat pertandingan yang ketiga juga sama-sama sampai ke garis finish dengan waktu yang sama. Jadi, tidak ada yang menang. Tetapi kita di dalam TUHAN, lebih dari pada pemenang. Lalu dia undang jemaat untuk bertepuk tangan dengan riuh, lalu kotbah selesai, selanjutnya kumpul kolekte.
Saya heran melihat kotbah semacam ini, tetapi hal ini memang sedang marak di dalam gereja TUHAN. Lalu, apakah kita terpengaruh dengan cara-cara pelayanan semacam ini? Kita yang sudah mengerti tentang kebenaran, jangan kita berlaku “tolol”, sebab tanpa pengertian, Yeremia 4 berkata itu adalah “perbuatan tolol.” Kalau kita melupakan TUHAN dengan ketulusan dan kemurnian cinta kasih TUHAN, itu adalah “perbuatan bodoh.”
 
AKIBAT MENAMBAHKAN FIRMAN TUHAN ialah Allah akan menambahkan malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab Wahyu 16:1-2, di mana di situ terdapat 7 (tujuh) malapetaka.  Hati-hati, jangan menambahkan Firman TUHAN.
Barulah kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa ukuran keselamatan itu bukan dilihat dari gedung besar, jumlah jemaat yang dilayani besar, tetapi ternyata ukuran keselamatan adalah kemurnian firman Allah yang disampaikan.
 
Kita akan melihat penjelasan dari “Perkataan nubuatan yang DIKURANGKAN”, itulah firman yang dikurangkan.
Firman yang dikurangkan, artinya; pengajaran Firman Allah diganti dengan:
1.       Teologi Kemakmuran (prosperity), artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2.       Tanda-tanda heran, atau hamba TUHAN itu sibuk mengadakan demonstrasi-demonstrasi, dimulai dari demonstrasi kesembuhan, yang sakit sembuh, yang timpang berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar.  Kemudian, demonstrasi dengan mengadakan jemaat rubuh-rubuh, demonstrasi kepenuhan Roh Kudus tetapi dengan cara manusiawi, di mana supaya terjadi kepenuhan Roh Kudus, Roh Kudus itu diundang dengan cara dihitung 1 ... 2 ... 3 ..., tetapi untuk memancing sidang jemaat.
Hal-hal yang seperti ini memang banyak digandrungi oleh sidang jemaat. Memang itu adalah salah satu dosa akhir zaman; di hari-hari terakhir, banyak anak TUHAN akan memalingkan telinganya dari Firman TUHAN, dipalingkan kepada dongeng nenek-nenek tua, dipalingkan kepada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan. Hamba TUHAN yang licik tahu bahwa sidang jemaat membutuhkan pelayanan yang semacam ini, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh hamba-hamba TUHAN yang licik, kaki tangan dari Iblis atau Satan.
 
AKIBAT MENGURANGKAN FIRMAN TUHAN ialah Allah mengambil bagiannya dari ...
-          Pohon kehidupan à Pribadi Yesus dengan segala kemurahan-Nya.
-          Kota kudus à Kota Yerusalem baru.
Pendeknya: Tidak layak untuk menjadi mempelai wanita TUHAN = Tidak  masuk dalam ruang perjamuan malam kawin Anak Domba = Binasa.
 
Wahyu 22:20
(22:20) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
 
Yesus yang memberi kesaksian berfirman: “Aku datang segera!.” Setelah mendengar perkataan itu, ada seruan: “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Saya berharap, seruan semacam ini keluar dari mulut kita masing-masing, sebab apa yang keluar dari dalam mulut tentu saja itu berasal dari dalam hati.
 
Kalau seruan ini ada di dalam dada, ada di dalam sanubari kita, ada di dalam hati kita masing-masing, maka Firman Allah dalam urapan Roh Kudus akan tetap tinggal di dalam hati kita masing-masing sampai selama-lamanya. Itulah kemurnian Firman Allah. Dan Firman Allah itu sudah dinyatakan kepada ketujuh sidang jemaat di Asia kecil.
 
Wahyu 1:11
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
 
Apa yang engkau lihat dari TUHAN Yesus Kristus, tuliskanlah di dalam sebuah kitab. Jadi, penglihatan itu sudah dituliskan kepada ketujuh sidang jemaat di Asia kecil. Firman TUHAN yang dia terima dari Yesus pribadi dalam kekekalan, sudah disampaikan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil, dan itu tidak boleh ditambahkan, tidak boleh dikurangkan. Perkataan-perkataan yang tertulis dalam kitab Wahyu tidak boleh ditambahkan, tidak boleh dikurangkan.
 
Setiap orang yang berkata: “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”, menunjukkan bahwa Firman Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel ada di dalam dada, bahwa Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh Kudus ada di dalam sanubari kita, bahwa Firman Pengajaran dalam Terang Tabernakel ada di dalam lubuk hati yang paling dalam.
 
Kita awali dari Wahyu 1, bahwa betul-betul Yohanes ini sudah menerima wahyu Firman Allah dan menerima kesaksian Yesus sendiri, itulah firman nubuatan.
Wahyu 1:1
(1:1) Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa  yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya,  Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.
 
Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, supaya ditunjukkan kepada setiap hamba-hamba TUHAN, malaikat sidang jemaat, tentang apa  yang harus segera terjadi. Oleh sebab itu, jangan main-main;
-          Jangan karena putus asa lalu masa bodo dengan masa depan.
-          Jangan karena kecewa, sakit hati, banyak penderitaan lalu dengan berani tinggalkan rencana-rencana TUHAN, masa depan tentang keselamatan ini.
Hati-hati, jangan pendek cara berpikir.
 
Yesus sudah menerima wahyu dari Allah Bapa, yang akan segera ditunjukkan kepada hamba-hamba TUHAN, terkhusus malaikat sidang jemaat, itulah gembala sidang. Lewat perantaraan Roh El Kudus disampaikan kepada hamba-hamba TUHAN, gembala sidang jemaat.
Sekali lagi saya sampaikan: Wahyu Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah kepada-Nya sendiri untuk selanjutnya disampaikan kepada hamba-hamba TUHAN, tetapi susunannya dimulai dari:
-          Allah Bapa memberi kepada TUHAN Yesus, Allah Anak.
-          TUHAN Yesus memberi kepada malaikat-Nya, itulah Roh-El Kudus.
-          Kemudian, malaikat-Nya (Roh-El Kudus) memberi kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos.
-          Rasul Yohanes memberi kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil dengan perantaraan ketujuh malaikat sidang jemaat (Gembala Sidang) di Asia kecil.
 
Jadi, sudah sangat jelas, bahwa: Kitab Wahyu tidak bersumber dari manusia, tetapi dari Allah yang diberitakan kepada Anak-Nya, dan lewat kuasa Roh-El Kudus disampaikan kepada Rasul Yohanes, untuk kemudian diberikan kepada hamba-hamba TUHAN untuk disampaikan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil, termasuk kepada kita masing-masing malam ini.
 
Biarlah kita belajar untuk menghargai dan meninggikan korban Kristus dari perkara yang kecil, supaya kita nanti bisa menghargai perkara besar. TUHAN tidak akan berikan perkara besar seperti keinginan di hatimu itu kalau dari kecil saja tidak engkau perhatikan. Terlalu muluk-muluk kita meminta, tetapi kita tidak memperhatikan perkara yang kecil. Inilah yang saudara kurang pahami.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kitab Wahyu tidak bersumber dari manusia, tetapi dari Allah yang diberikan kepada Anak-Nya lewat kuasa Roh-El Kudus, itulah malaikat Allah, lalu disampaikan kepada Rasul Yohanes untuk kemudian diberikan kepada hamba-hamba TUHAN, ketujuh malaikat sidang jemaat, untuk selanjutnya berita itu disampaikan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil.
Berarti, ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil ini ada di dalam rencana Allah yang besar. Kalau kita menikmati pembukaan rahasia firman Allah, kita ada di dalam rencana Allah yang besar, kita ada di dalam penyertaan pribadi kekekalan dari awal dan pribadi kekekalan sampai akhir, Alfa dan Omega.
Kemudian, dalam kesempatan yang lain, Ia juga merupakan Imam Besar Agung, di mana di tapal dadanya ada Urim dan Tumim yang menyelidiki setiap kehidupan kita sehingga penyucian terjadi sebagai bagian dari penyertaan TUHAN sampai Maranatha, sebab tidak mungkin tidak mengalami penyucian di tengah-tengah penyertaan dari Pribadi kekekalan tadi.
 
Dan Rasul Yohanes menerima wahyu dari TUHAN Yesus Kristus, ketika ia dibuang ke pulau Patmos. Kalau kita merasa sebagai kehidupan yang terbuang, tidak perlu menjadi pribadi yang kecil hati, sakit hati, rendah diri dan kecewa. Memang itu adalah suatu sarana yang paling efektif sekali untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman, wahyu tentang rahasia Kerajaan Sorga, tentang apa yang terjadi ke depan. Mungkin kita merasa terbuang karena penyakit, mungkin merasa terbuang karena tidak ada pekerjaan, mungkin merasa terbuang karena ekonomi terjepit, mungkin merasa terbuang karena banyak perkara, persoalan, pergumulan yang kita hadapi, sebab dengan demikian, TUHAN mudah sekali menyatakan rencananya terhadap kehidupan yang terbuang semacam ini.
Kalau kita merasa sebagai kehidupan yang terbuang, terima saja, supaya pembukaan itu semakin limpah dan sidang jemaat ada dalam rencana Allah. Kalau sidang jemaat ada dalam rencana Allah, lalu untuk apa kita tinggalkan rencana Allah? Bukankah itu sama dengan bunuh diri, bukan? Hanya orang bodoh yang pendek berpikirnya; hanya orang bodoh yang mau bunuh diri. Kita tidak bodoh, bukan?
 
Namun dalam keadaan sedemikian menderitanya, Rasul Yohanes tidak lantas putus asa, tidak lantas kecewa dan tidak lantas menolak TUHAN; tidak bersungut-sungut apapun yang terjadi ketika ia dibuang ke pulau Patmos. Sedemikian menderitanya ia, namun ia tidak ngomel kepada TUHAN, sebaliknya Yohanes tetap dalam keadaan bertekun di dalam memandang Dia.
Saya bahagia oleh Roh TUHAN malam ini; saya mengatakan hal ini karena saya tahu apa yang saya ucapkan.
 
Daniel 9:22-23
(9:22) Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. (9:23) Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
 
Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu tuk mengerti.
TUHAN melalui perantaraan Roh Kudus-Nya, melalui perantaraan malaikat-Nya berkata: “Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti.”
Kalau misalnya TUHAN berkata demikian kepada kita sedemikian rupa: “Sidang jemaat GPT “BETANIA sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu tuk mengerti”, lalu apa jawabmu? “Amin”, dan itu pun menjadi jawab saya.
 
Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman  ... Kita mohonkan supaya TUHAN kiranya selalu bukakan rahasia firman-Nya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita. Kita mohonkan, akhirnya TUHAN dengar doa permohonan, keluarlah suatu firman, terjadilah pembukaan rahasia firman. Selanjutnya di sini dikatakan: maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi.
Jikalau TUHAN membukakan rahasia firman-Nya bagi kita itu adalah suatu sinyal besar, yaitu TUHAN mengasihi kita semua lebih dari pada yang ada ini. Itu adalah sebuah “sinyal yang besar”, bukan “sinyal kecil.” Sinyal besar itu akan memberi pertolongan bagi kita. Tidak ada sinyal yang tidak memberi pertolongan. Pembukaan rahasia firman adalah sebuah sinyal besar.
 
MANFAAT PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN ialah untuk memberi akal budi kepada kita, dan untuk mengerti, sehingga dengan pengertian yang kita miliki ini, kita mampu menyenangkan hati TUHAN setiap kali menghadap TUHAN lewat ibadah pelayanan yang selalu kita kerjakan di hadapan TUHAN sampai hari ini.
Tiadalah mungkin kita dapat menyenangkan hati TUHAN tanpa pengertian yang dari sorga. Jadi, TUHAN memberikan akal budi supaya kita mengerti, antara lain mengerti apa yang terjadi ke depan, mengerti rencana TUHAN dalam kehidupan kita. Kemudian, dengan pengertian itu juga, kita mampu dan dimampukan untuk senantiasa menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah kita sampai malam ini. Kita bersyukur karena TUHAN Yesus baik kepada kita semua.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Kitab Wahyu 1.
Wahyu 1:2
(1:2) Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya.
 
Yohanes telah bersaksi kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil tentang dua hal yang dia terima dari TUHAN Yesus Kristus:
1.      Tentang Firman Allah.
2.      Tentang kesaksian Yesus Kristus sendiri yang diberikan kepada dia.
Dalam hal ini, Rasul Yohanes harus menyaksikan segala sesuatu yang dilihatnya itu kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil. Dua hal yang dia terima dari TUHAN Yesus, dua hal itu harus dia saksikan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, dan dua hal itu sudah diberikan, itulah kata-kata nubuat yang harus terjadi (tergenapi). Kesaksian Yesus itu adalah Roh dan nubuat; pasti terjadi.
 
Oleh sebab itu, segala yang terjadi, segala sesuatu yang akan tergenapi tidak perlu untuk ditambahkan, tidak perlu untuk dikurangkan. Sudah sempurna kok kita tambahkan dan kita kurangkan? Nanti akibatnya luar biasa. Maka, saya tidak mau menjadi hamba TUHAN yang bodoh;
-          Yang dengan sengaja menambahkan Firman Allah, menyampaikan satu ayat lalu ditambahkan dengan yang lain.
-          Kemudian mengurangkan pengajaran Firman Allah yang kita terima, lalu diganti dengan Teologi kemakmuran, kemudian diganti hanya dengan mengadakan demonstrasi-demonstrasi.
Namun mengesampingkan Firman Allah yang benar dan murni itu, bukankah itu adalah suatu kerugian yang besar? Untuk apa sementara ini kelihatan mewah, hebat, dengan segala sensasi-sensasi, tetapi ujungnya binasa? Makanya banyak orang menyangka jalannya lurus, tetapi ujungnya maut.
 
Jadi, kalau di tengah ibadah itu ada firman yang ditambahkan, firman yang dikurangkan = di tepi maut.
Tentu sidang jemaat tidak menghendaki saya menuntun saudara untuk berada di tepi maut. Hanya orang bodoh yang menghendaki dirinya dituntun untuk berada di tepi maut. Apakah saudara mau dituntun di tepi maut? Tentu tidak.
Bersyukurlah kepada TUHAN Yesus, kalau sampai hari ini kita diperkenankan oleh TUHAN untuk senantiasa menikmati pembukaan rahasia firman. Tetapi lebih bersyukur lagi kalau kita semacam dibuang dari tengah-tengah dunia ini oleh karena banyak perkara, karena dengan demikian mudah sekali hubungan kita dengan TUHAN terjalin, sehingga dengan mudah sekali kita menikmati pembukaan rahasia firman, sehingga mengerti apa yang terjadi ke depan, mengerti rencana TUHAN, mengerti segala sesuatu yang mau TUHAN nyatakan kepada kita masing-masing dari awal sampai akhir, Alfa dan Omega.
 
Jadi, dalam hal ini Rasul Yohanes harus menyaksikan tentang segala sesuatu yang dilihatnya, yang dia terima dari TUHAN, tujuannya adalah supaya 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil mengerti tentang segala rencana Allah, bahwasanya ibadah pelayanan di atas muka bumi ini bermuara pada pesta nikah Anak Domba. Singkatnya: Gereja TUHAN harus mengerti bahwa TUHAN sangat mendambakan kita untuk menjadi mempelai wanita-Nya.
 
Wahyu 1:2
(1:2) Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya.
 
Ada 2 (dua) pribadi yang melihat kerajaan Sorga, dan itu disaksikan kepada umat TUHAN, Yang Pertama: NABI MUSA.
Selama 40 hari 40 malam, Musa berada di atas gunung Sinai, berada dalam kemuliaan Allah dan melihat Kerajaan Sorga.
 
Terkait dengan hal itu, kita sambung ke Kitab Musa yang kedua, itulah Keluaran 33, dengan perikop: “Musa meminta penyertaan TUHAN di gurun.” Kita butuh yang namanya “penyertaan TUHAN”, demikian juga Musa membutuhkan penyertaan dari TUHAN di padang gurun dari awal sampai tapal batas, dari Alfa sampai Omega.
 
Keluaran 33:18
(33:18) Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
 
Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Ini adalah permohonan Musa kepada TUHAN. Mengapa dia memohon supaya TUHAN memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada Musa? Karena Musa mendambakan, membutuhkan penyertaan TUHAN dalam perjalanan bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa itu sendiri selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun.
Kita juga memohon kepada TUHAN: “Bukakan rahasia firman-Mu, TUHAN”, walaupun kita bagaikan kehidupan yang terbuang karena banyaknya pergumulan-pergumulan.
 
Keluaran 33:19
(33:19) Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
 
TUHAN akan menyertai perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun yang dipimpin oleh Musa. TUHAN menyertai dengan kasih karunia-Nya, dan TUHAN menyatakan kasih karunia-Nya itu kepada siapa Ia mengaruniakan kasih karunia-Nya. Jadi, kasih karunia itu bukan karena kehendak manusia, bukan karena kemampuan manusia, bukan karena keinginan manusia, tetapi TUHAN  menyatakan kasih karunia-Nya itu kepada siapa Ia mengaruniakan kasih karunia-Nya untuk menyertai perjalanan bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun.
 
Kita butuh penyertaan dari TUHAN. Biarlah kiranya kasih karunia dan damai sejahtera menyertai perjalanan hidup rohani kita, menyertai perjalanan nikah kita, menyertai rumah tangga kita, menyertai pelayanan kita, sampai TUHAN datang, sampai Maranatha. Itu sebabnya kita tidak jemu-jemu berdoa memohon kemurahan TUHAN: TUHAN, bukakan firman-Mu, supaya kami boleh melihat kemuliaan-Mu, TUHAN, itu saja doa kita. Tidak usah bingung dengan gaji kecil, tidak usah bingung karena hari ini belum bekerja, karena hari ini tidak punya uang, tidak punya apa-apa, tidak usah bingung. Yang kita perlukan adalah kasih karunia dan damai sejahtera menyertai, kemuliaan-Nya dinyatakan lewat pembukaan rahasia firman untuk kita mengerti bahwa TUHAN sedang menyertai kita.
 
Keluaran 33:20-23
(33:20) Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." (33:21) Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; (33:22) apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. (33:23) Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
 
Dengan kontan TUHAN berkata: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup", karena manusia itu banyak dosanya, sedangkan TUHAN begitu mulia dan kita begitu hina.
 
Mungkin Musa tidak dapat melihat wajah TUHAN, tetapi TUHAN memberi jalan keluar kepada Musa: Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu, apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu ... Jadi, Musa ditempatkan pada lekuk di antara dua gunung. Sesudah ditempatkan di lekuk gunung itu, selanjutnya TUHAN berkata: Dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, barulah ditutupi dengan dua tangan TUHAN sendiri, dengan perbuatan TUHAN sendiri. Apa perbuatan-Nya? Sampai Aku berjalan lewat, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus. Itu adalah perbuatan tangan TUHAN di atas kayu salib; Yesus mati di atas kayu salib, dan bangkit pada hari ketiga.
Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, ini berbicara pengalaman kebangkitan.
 
Ditaruh di lekuk, ditutup dengan tangan perbuatan-Nya, lalu ditarik tangan-Nya, maka Musa melihat bagian belakang. Jadi, lewat pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN, itulah perbuatan TUHAN yang ajaib, maka kita akan melihat bagian belakang TUHAN; kita dapat melihat kemuliaan TUHAN pada belakang TUHAN.
 
Pendeknya: Musa melihat bagian belakang TUHAN, tetapi wajah TUHAN bagian depan tidak akan kelihatan.
Bagian Belakang à Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, terkhusus kitab Kejadian menceritakan segala sesuatu yang ada di belakang, yaitu yang sudah terjadi sebelum Musa lahir.
Tidak ada seorang pun ahli, entahkah dia orang berilmu, entah orang pandai, cendekiawan, memiliki kedudukan dan gelar tinggi, doktor, professor, atau arkeologi atau sejarawan apapun namanya yang dapat menceritakan bagaimana terjadinya bumi ini, bagaimana terbentuknya bumi ini, tidak ada seorang pun yang dapat menceritakannya.
Tetapi lewat penglihatan itulah Musa dapat melihat proses penciptaan, sehingga setelah dia melihat proses penciptaan itu, selanjutnya dia tulis begitu rinci di dalam Kitab Kejadian; dia melihat kemuliaan TUHAN bagian belakang padahal dia belum lahir waktu itu, bukankah itu adalah sesuatu hal yang luar biasa bagi kita? Lalu, apa alasan kita untuk tinggalkan TUHAN? TUHAN mau menyatakan kemuliaan-Nya, khususnya bagian belakang (soal penciptaan langit bumi dan segala isinya) untuk Musa. Hanya diajar untuk masuk dalam pengalaman kematian kebangkitan saja, untuk kita boleh melihat kemuliaan Allah pada bagian belakang, harusnya hati kita menyesal, menangis, hati kita hancur sejadi-jadinya, sebab kita terlalu bodoh, terlalu sombong, terlalu egois, merasa paling benar sendiri.
 
Musa dapat melihat proses penciptaan dalam penglihatan itu sehingga ia menuliskannya secara terperinci, secara detil, tidak ada yang ditambahkan, tidak ada yang dikurangkan. Kemudian, perlu saya tambahkan: Selama 40 hari 40 malam, Musa dapat melihat contoh dari TUHAN, yaitu di dalam hal membangun Tabernakel, itulah yang disebut kemah Musa. Singkatnya: Kita diciptakan untuk menjadi mempelai TUHAN.
 
Langit bumi diciptakan, kehidupan kita juga diciptakan -- dan itu dilihat oleh Musa sebelum dia ada -- namun bukan itu saja yang dia lihat; dia juga melihat di mana TUHAN memberi contoh untuk membangun Tabernakel selama 40 hari 40 malam di atas gunung Sinai.
Berarti, kita diciptakan oleh TUHAN, kita dibentuk oleh TUHAN untuk selanjutnya dijadikan sebagai mempelai TUHAN, bersanding dengan Tabernakel sejati, itulah Mempelai Laki-Laki Sorga.
 
Kita berdoa kiranya firman ini memberkati kita semua, supaya kita nanti menangis di kaki salib, menyesali semua kebodohan-kebodohan ini. TUHAN sudah menyatakan rupa-Nya, TUHAN sudah menyatakan kemuliaan-Nya, TUHAN sudah memperlihatkan pribadi-Nya bagian belakang-Nya kepada Musa, lalu kurang apa TUHAN itu? Kita yang seringkali berpikir pendek, namun kita bersyukur kepada TUHAN kalau kita sekarang boleh mengerti rencana TUHAN.
 
Ada 2 (dua) pribadi yang melihat kerajaan Sorga, dan itu disaksikan kepada umat TUHAN, Yang Kedua: RASUL YOHANES.
Di pulau Patmos TUHAN menunjukkan Kerajaan Sorga kepada Yohanes, sama seperti yang dilihat oleh Musa di gunung Sinai.
 
Kita segera beralih ke kitab Wahyu 1.
Wahyu 1:11
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
 
Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab. Saya bersyukur, jauh sebelum penggembalaan ini terbentuk, di awal nikah tahun 2008, saya bersama isteri (ibu rohani) belajar untuk terus berada di kaki salib; selain menyembah, juga menulis setiap firman yang saya sampaikan; dituliskan kembali dalam sebuah buku. Dengan sengaja memang saya membeli sebuah buku yang sangat tebal, walaupun mahal, tetapi karena firman yang saya sampaikan itu bagi saya berharga, saya tulis kembali itu, sebab saya berpikir, siapa tahu kelak anak saya bisa meneruskan pelayanan ini. Saya tulis semua. Namanya "belajar" itu sakit; sampai larut malam saya tulis.
Bahkan sebelum menikah juga saya sudah menuliskan setiap firman TUHAN yang telah saya sampaikan, kotbah-kotbah itu saya tulis. Sampai pada akhirnya, penggembalaan ini pun terbentuk; akhirnya, setiap firman, setiap kotbah yang saya sampaikan dalam setiap pertemuan ibadah, itu juga tertulis. Tetapi sekarang, firman itu tertulis dengan cara TUHAN. Kalau dahulu dengan cara saya menulis firman itu ke dalam sebuah buku yang sangat tebal sekali dengan harga yang mahal.
 
Biarlah kiranya kita menulis setiap firman dengan baik. Jangan pura-pura, jangan hanya untuk dilihat orang, supaya nyata juga Firman Allah itu digoreskan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing, sebagaimana TUHAN Yesus menulis di tanah dengan ujung jari-Nya sebanyak dua kali, itu merupakan kasih Allah dan kasih kepada sesama. Dan itu sudah dinyatakan bukan kepada ahli Taurat dan orang Farisi, bukan kepada imam kepala dan tua-tua, bukan, justru sebaliknya Dia tuliskan firman itu kepada orang yang paling berdosa. Kitalah yang paling berdosa yang sudah mendapat kemurahan malam ini. Justru yang kedapatan berbuat zinah di pagi hari, justru ke situ firman itu dituliskan; kasih Allah dinyatakan. Justru kepada kita kasih Allah dinyatakan.
Kalau pun kita merasa terbuang di dunia ini, tidak usah kecil hati. Yang terpenting firman yang rahasianya dibukakan menjadi bagian kita malam ini dan seterusnya.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN; rupa-rupanya TUHAN tidak biarkan kita putus asa. Segala rencana-rencana yang kita buat sudah dirontokkan oleh cara TUHAN sendiri, supaya kita jangan binasa. Bukankah itu yang disaksikan oleh sidang jemaat tadi?
 
Setelah dituliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, itulah Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia, kemudian kita perhatikan ayat 12 ...
Wahyu 1:12
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
 
Ada dua pribadi yang melihat Kerajaan Sorga, Yang Kedua: Rasul YOHANES.
Setelah ia mendengar suara, lalu ia berpaling dan melihat ke belakang: Tampaklah kepada Rasul Yohanes tujuh kaki dian emas, itulah terang yang sejadi, pribadi Yesus, Anak Allah. Rasul Yohanes melihat bagian depan, bukan bagian belakang.
 
Wahyu 1:13
(1:13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
 
Rupa-rupanya, Yesus tampil sebagai Imam Besar di tengah-tengah 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil untuk berdoa dan memperdamaikan dosa mereka. Biarlah kiranya ikat pinggang itu dililitkan dalam kehidupan kita masing-masing; taat, setia, dengar-dengaran, seperti Yesus, Anak Allah, taat, setia, dengar-dengaran.
 
Wahyu 1:14
(1:14) Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
 
Yesus tampil sebagai Raja dalam kemuliaan-Nya, sebab rambut-Nya putih, itu adalah mahkota. Kemudian, mata-Nya bagaikan nyala api, itu berbicara tentang pekerjaan dari Roh Allah di tengah ibadah dan pelayanan.
Kita semua imam-imam, hamba TUHAN yang diutus, itu merupakan biji mata TUHAN. Kehidupan yang diurapi adalah biji mata TUHAN. Biarlah kita melayani TUHAN dengan semangat api Roh Kudus, berkobar-kobar.
 
Wahyu 1:15
(1:15) Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
 
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian, jelas ini berbicara tentang “penghukuman.”
 
Wahyu 1:16-17
(1:16) Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. (1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
 
Singkatnya, dari apa yang sudah kita baca: Yohanes melihat Yesus dari depan (pada bagian depan), karena TUHAN menampilkan diri-Nya atau wajah-Nya kepada Yohanes -- sedangkan Musa melihat bagian belakangnya saja --.
Wajah TUHAN atau bagian depan à Kitab Wahyu, di situ tertulis tentang segala sesuatu yang akan terjadi jauh ke depan, jauh dari masa dia hidup. Sesuatu perkara yang akan terjadi di depan, jauh dari masa hidupnya sudah dituliskan di dalam kitab Wahyu.
 
Rasul Yohanes mendapatkan Wahyu ini di pulau Patmos beberapa ribu tahun yang lalu dia hidup, tetapi dia menuliskannya untuk masa sekarang. Itulah kemuliaan TUHAN pada bagian depan TUHAN, wajah TUHAN. Semuanya tertulis dengan baik dan itu dituliskan dalam Kitab Wahyu. Semua yang terjadi ke depan dituliskan, jauh dari masa hidupnya dituliskan. Segala rencana-rencana Allah terhadap ketujuh sidang jemaat dituliskan. Segala sesuatu yang akan terjadi termasuk masa kesesakan yang akan dihadapi oleh gereja TUHAN pun dituliskan, sampai akhirnya 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil tampil menjadi mempelai wanita TUHAN. Jadi, tidak tanggung-tanggung kalau TUHAN menyatakan rencana-Nya.
 
Jika kita sudah mengerti rencana Allah, lewat pengertian-Nya malam hari ini, jangan keraskan hati, tetapi hargailah kasih karunia TUHAN, sebab orang yang tidak menghargai kemurahan TUHAN, kasih karunia TUHAN, orang seperti ini tidak akan pernah berubah sama seperti Firaun dan raja Saul. Meterai bahwa Saul ini sudah menghujat Roh Kudus adalah terkoyaknya ujung jumbai dari pada Samuel. Ketika Saul mengoyakkan ujung jumbai dari pada Samuel, itu adalah meterai bahwa dia sudah menghujat Roh Kudus. Orang yang keras hati ternyata TUHAN turut mengeraskan hati orang yang keras hati supaya dia binasa, tetapi TUHAN akan menyatakan kasih karunia-Nya kepada siapa Ia mau menyatakan kasih karunia-Nya. Jadi, semata-mata bukan karena kehendak manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, hargailah kasih karunia itu.
 
Pendeknya: Musa dan Yohanes sudah melihat TUHAN dalam kemuliaan-Nya, melihat Kerajaan Sorga. Inilah dua pribadi yang melihat Kerajaan Sorga, melihat kemuliaan Allah bagian belakang dan bagian depan.
 
Sekarang pertanyaannya: BAGAIMANA CARA TUHAN di hari-hari terakhir ini untuk kita dapat melihat Kerajaan Sorga dan melihat kemuliaan Allah?
Sebagaimana dengan Musa dan Yohanes melihat kemuliaan Allah, itu jelas menunjuk; Alfa dan Omega. Kemuliaan dan kekekalan dari Alfa; kemuliaan dan kekekalan dari Omega (akhir), itu adalah Musa dan Yohanes.

-          Dahulu Yohanes harus dibuang ke Pulau Patmos, kemudian dalam pembuangan itu sedemikian menderitanya ia.

-          Sedangkan Musa harus berpuasa 40 hari 40 malam di gunung Sinai. 

Jadi, keduanya sama-sama mengalami penghukuman terhadap daging, baik Rasul Yohanes dibuang mengalami penghukuman terhadap daging, maupun nabi Musa berpuasa 40 hari 40 malam, itu juga merupakan penghukuman terhadap daging, barulah kedua hamba tersebut dapat melihat Kerajaan Sorga, dapat melihat kemuliaan Allah.
Jadi, jangan menghindarkan diri dari ibadah yang dihubungkan dengan salib. Adalah suatu kebodohan kalau kita menghindarkan diri dari ibadah yang dihubungkan dengan salib, menghindarkan diri dari pelayanan yang dihubungkan dengan salib, kalau kita menghindar dari situ. Justru seharusnya kita bersyukur, jangan kita malah kecil hati atau minder melihat gereja yang sibuk mengadakan demonstrasi, sibuk dengan ibadah yang dikaitkan dengan perkara lahiriah, lalu karena ibadah dan pelayanan kita dihubungkan dengan salib, lalu akhirnya kita iri hati atau kecil hati, jangan. Justru kita ini sudah sangat diuntungkan oleh TUHAN, karena Salib merupakan penghubung antara bumi dengan kemuliaan-Nya di sorga.
 
Biarlah kita mengaminkan firman ini. Jangan pakai perasan malu, gengsi, karena rugi sendiri. Demikianlah TUHAN nyatakan kemuliaan-Nya kepada dua hamba TUHAN yang besar ini, barulah mereka dapat melihat Kerajaan Sorga, dapat melihat kemuliaan Allah.
 
Wahyu 1:3
(1:3) Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
 
Oleh sebab itu, Rasul Yohanes dengan tandas berkata: Berbahagialah ia ... Siapakah yang dimaksud di situ? Yaitu:
1.      Mereka yang membacakan Firman nubuatan.
2.      Yang mendengarkan kata-kata nubuatan.
3.      Yang menuruti apa yang tertulis di dalamnya.
Biarlah kiranya kita bahagia karena membacakan firman nubuatan, karena mendengarkan kata-kata nubuat, karena segala rencana-rencana Allah yang sudah dituliskan di dalam kitab Wahyu, maka kita akan berbahagia. Jadi, kalau kita mengerti rencana TUHAN, maka kita pasti berbahagia.
Tetapi sungguh malanglah kehidupan anak-anak TUHAN, kehidupan gereja TUHAN kalau tidak mengerti tentang apa yang terjadi ke depan, karena dia tidak akan bisa mempersiapkan dirinya. Kehidupan yang tidak mengerti tentang apa yang terjadi ke depan adalah kehidupan yang tidak mungkin berjaga-jaga, ibadahnya tidak mungkin sampai kepada doa penyembahan, tidak mungkin memiliki sayap burung nasar, tidak mungkin bernaung di bawah lindungan TUHAN.
 
Umat-Ku binasa karena tidak punya pengetahuan. Kemudian: Liarlah umat TUHAN kalau tidak ada wahyu. Inilah keadaan orang-orang yang tidak mengerti apa yang akan terjadi ke depan. Oleh sebab itu, kita ini sungguh-sungguh bersyukur kepada TUHAN karena kita melihat bahwa TUHAN sudah menyatakan kemuliaan-Nya kepada Musa; memperlihatkan diri-Nya pada bagian belakang. Juga TUHAN sudah memperlihatkan diri-Nya, kemuliaan-Nya dinyatakan kepada Rasul Yohanes karena Rasul Yohanes melihat bagian depan dari TUHAN seutuhnya.
Apapun yang akan terjadi, TUHAN perlihatkan kepada Rasul Yohanes. Apapun yang dikerjakan di tengah sidang jemaat, TUHAN perlihatkan kepada Rasul Yohanes. Apapun yang akan diperbuat oleh TUHAN di tengah sidang jemaat, pribadi-Nya tampil sebagai apapun, diperlihatkan kepada Rasul Yohanes.
Bukankah ini adalah suatu hal yang tidak bisa dipikirkan oleh manusia sebetulnya? Yang tidak bisa diselami oleh akal sehat manusia, tetapi justru kemuliaan semacam ini dinyatakan juga kepada sidang jemaat Allah GPT “BETANIA” malam ini, juga sidang jemaat di Malaysia, sidang jemaat di Bandung, juga kepada anda yang tekun mengikuti pemberitaan firman, bahkan memberi diri untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam negeri, di tanah air, Sabang sampai Merauke, maupun di luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara.
 
Jadi, berbahagialah orang yang membaca dan yang mendengar, serta yang melakukannya. Tidak cukup hanya membaca dan mendengar,
tetapi harus ditindaklanjuti, harus dilakukan apa yang sudah dibaca, apa yang sudah didengar. Itu adalah bagian belakang TUHAN dan bagian depan TUHAN; itulah kemuliaan TUHAN bagian belakang, itulah kemuliaan TUHAN bagian depan.
-          Untuk Musa, kemuliaan-Nya dinyatakan pada bagian belakang.
-          Untuk Rasul Yohanes, kemuliaan-Nya dinyatakan bagian depan.
 
Tetapi untuk gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, bagaimana kita melihat Kerajaan Sorga? Bagaimana kita melihat kemuliaan Allah? Yaitu membaca, mendengar dan melakukannya. Tidak cukup hanya membaca, tidak cukup hanya mendengar, tetapi harus menuruti, firman harus mendarah daging, firman harus menjadi praktek. Apa yang sudah dibaca, apa yang sudah didengar harus ditindaklanjuti, harus dilakukan, sehingga tangisan itu pun bukan hanya luapan semata.
Kalau mendengar firman lalu menangis tetapi tidak ditindaklanjuti, itu hanya luapan perasaan. Yang TUHAN mau; sesudah kita dengar firman, mungkin hati hancur lalu air mata tidak bisa ditahan, tetapi yang terpenting ialah harus ditindaklanjuti, harus menjadi praktek, harus dilakukan, harus menjadi daging. Inilah kemuliaan yang dinyatakan TUHAN di hari-hari terakhir ini kepada gereja TUHAN;
-          Itulah kemuliaan TUHAN bagian belakang (untuk Musa) = kekekalan dari Alfa.
-          Itulah kemuliaan TUHAN bagian depan (untuk Rasul Yohanes) = kekekalan dari Omega.
 
Inilah bekal kita untuk melihat Alfa dan Omega dalam kemuliaan-Nya, sama seperti Musa melihat kemuliaan dari TUHAN, sama seperti Rasul Yohanes melihat kemuliaan dari TUHAN, di mana untuk gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini adalah membaca, mendengar dan menindaklanjuti apa yang dibaca dan didengar. Kemuliaan Alfa, kemuliaan Omega di dalam kekekalan-Nya, sebab Dialah yang ada, yang sudah ada, yang akan datang, Yang Mahakuasa.
Oleh sebab itu, seruan tadi: “Amin, datanglah TUHAN!” Kalau seruan ini ada di dada kita, di sanubari kita, di lubuk hati yang paling dalam, berarti Firman Allah dalam urapan Roh Kudus, Firman Allah dalam kemuliaan kekal ada di hati kita masing-masing.
 
Mari kita melihat kehidupan yang membaca, mendengar dan menindaklanjuti apa yang dibaca dan didengar, firman menjadi praktek, firman menjadi daging.
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
 
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana. Membaca, mendengar, dan menindaklanjuti apa yang dibaca dan didengar, itu adalah orang bijaksana, bukan orang bodoh, bukan orang bebal.
 
PRAKTEK ORANG BIJAKSANA ialah membangun (mendirikan) rumahnya di atas batu = menjadi suatu kehidupan yang fundamental, menjadi kehidupan yang kuat karena melandaskan korban Kristus. Kehidupan yang fundamental, kehidupan yang kuat adalah kehidupan yang dilandasi, didasari oleh korban Kristus, batu penjuru, batu pilihan, batu yang mahal.
 
Keuntungan orang yang melakukan firman:
YANG PERTAMA: Turunlah hujan. Berarti, langsung menghadapi bagian atap; bagian atap menghadapi ujian yang dari atas, itulah roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya. Tetapi Yesus tidak terperangkap dengan tipu dayanya, karena perjuangan kita bukan melawan darah dan daging. Andaikata Yesus terperangkap dengan tipu muslihat Setan, pasti Dia segera menghabisi tentara Romawi dan orang-orang Israel yang menyalibkan Dia. Oleh sebab itu, kalau kita perhatikan Injil Yohanes, di situ dengan jelas Ia menyatakannya kepada Pilatus: kalau Saya mau, hari ini juga saya bisa panggil bala bantuan tentara sorgawi untuk menghabisi mereka semua, tetapi kalau Ia lakukan itu, berarti Yesus terperangkap dengan tipu daya dari penghulu di udara, kerugiannya; rencana Allah di dalam penyelamatan manusia dari dosa gagal total, itu sebabnya Dia hanya berdiam diri saja, walaupun Dia disalibkan. Dia benar, namun dipersalahkan, Dia berdiam diri saja, Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Inilah ujian yang datang dari atas yang sanggup kita hadapi.
YANG KEDUA: Datanglah banjir. Banjir ini akan menguji dasar dari bangunan. Tetapi dasar dari bangunan itu kuat, tidak akan terpengaruh. Banjir di sini jelas ujian dari roh najis, tetapi kalau kita berdiri di atas korban, maka kita kuat.
YANG KETIGA: Angin melanda rumah itu. Angin akan berhadapan dengan tembok (dinding) rumah. Angin à angin-angin pengajaran palsu, tetapi kita akan tetap kuat karena dibangun di atas dasar korban Kristus.
Inilah kehidupan yang berdiri teguh, kehidupan yang fundamental karena dia berlandaskan (didasari) oleh korban Kristus. Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa hanya mengarahkan pandangan kita kepada pribadi Yesus yang disalibkan, sehingga kita tidak mudah goyah.
 
Setiap kali kita menghadapi ujian, baik ujian yang datang dari atas, baik ujian dari dosa kenajisan, baik ujian dari angin-angin pengajaran palsu, segeralah arahkan pandangan kepada pribadi Yesus yang disalib, maka semua ujian itu akan rontok, bisa kita lewati. Tetapi kalau saat dalam pergumulan, lalu kita melihat uang, harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, menjadi alat ukur ketika kita menghadapi ujian, maka kita yang rontok. Tetapi manakala kita menghadapi pergumulan yang berat, maka segeralah arahkan pandangan kepada pribadi Yesus yang disalibkan, kita arahkan kepada korban Kristus, maka semua ujian itu akan rontok, kita berkemenangan. Oleh sebab itu, jangan arahkan pandangan kepada yang lahiriah, supaya kita jangan rontok.
 
Siapakah mereka yang berkemenangan itu? Dialah yang membaca, yang mendengar, dan yang menindaklanjuti apa yang dibaca dan didengar; dengan kata lain; firman menjadi praktek, firman menjadi daging. Inilah yang sudah melihat kemuliaan Allah bagian belakang dan bagian depan, sehingga kita bisa bertahan dari Alfa sampai Omega.
Inilah cara TUHAN mempersiapkan kita di awal tahun yang baru, supaya kita bertahan sampai akhir tahun, tidak berhenti sampai di situ, tetapi sampai Maranatha TUHAN datang. Kita butuh penyertaan TUHAN. Kalau Musa, hamba TUHAN yang hebat dengan pemakaian TUHAN yang luar biasa butuh penyertaan TUHAN, apalagi kita yang bagaikan kecoak-kecoak, butuh penyertaan TUHAN. Janganlah kita sombong.
 
Saya tertarik dengan ayat terakhir ...
Wahyu 22:20
(22:20) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
 
Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, TUHAN Yesus memberi kesaksian kepada Rasul Yohanes, dan hal itu sudah disampaikan kepada ketujuh sidang jemaat, itulah gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat, saya sudah terima apa yang menjadi mandat TUHAN untuk disampaikan kepada keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” malam ini.
Inilah Firman Allah yang harus kita dengar malam ini: Ya, Aku datang segera!" Apa jawabmu, apa jawab kita? Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Biarlah itu ada di dalam sanubari kita masing-masing, supaya jangan hanya pengetahuan saja. Kalau hanya pengetahuan, nanti kita tidak bisa menjadi kesaksian, hanya menjadi kesombongan saja, keras hati. Oleh sebab itu, hal ini harus ada di dalam hati kita masing-masing, sebab kita butuh penyertaan TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment