KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 9, 2021

IBADAH NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) Sesi 2, 29 DESEMBER 2020


 
IBADAH NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) Sesi 2, 29 DESEMBER 2020
 
Tema: MEREKA AKAN MENAMAKANNYA IMANUEL (Matius 1:23)
(Seri: 4)
 
Subtema: IMANUEL SAMPAI KEKEKALAN
 
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita. Damai sejahtera memerintah di hidup kita masing-masing, baik yang di tempat ini, penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon, maupun sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, maupun rekan-rekan hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat Zoom atau virtual dan juga lewat live streaming sebagaimana biasanya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan dari hati TUHAN untuk pembukaan firman-Nya, untuk selanjutnya meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Saya sebagai hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala sampai kepada seluruh imam-imam yang melayani TUHAN, bahkan seluruh sidang jemaat, biarlah diteguhkan oleh firman yang dibukakan yang kita terima dalam kesempatan sesi kedua ini. Jangan kita sia-siakan, supaya kita dapat menikmati berkat Firman Allah yang dinyatakan kepada kita masing-masing.
 
Saya menyapa rekan-rekanku hamba TUHAN, baik yang dari Batam, Riau, dari Sumatera Utara, bahkan juga ada yang dari Nias, sampai kepada Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, NTT, Jakarta, Jabodetabek: Shalom.
Mari, segera kita menerima berkat firman TUHAN pada sesi kedua, sesi terakhir ini, dari tema yang ada, itulah “Mereka akan menamakan-Nya Imanuel”, inilah tema yang kita terima dari TUHAN lewat hamba-Nya, itulah Dirjen Bimas Kristen, Bapak Thomas Pentury, dan kita lanjutkan malam ini.
 
Mari, kita segera membaca Matius 1:23
Matius 1:23
(1:23) "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
 
Dan mereka akan menamakan Dia Imanuel, artinya; Allah menyertai kita sekaliannya. Kita butuh penyertaan dari TUHAN dalam segala perkara, apalagi hari-hari ini adalah hari-hari terakhir = waktu petang menjelang malam.
Singkatnya: Nama-Nya sesuai dengan tabiat atau karakter-Nya, sebaliknya tabiat atau perbuatan-Nya sesuai dengan nama-Nya.
 
Saya rindu, setiap nama yang kita terima, termasuk nama baptisan, biarlah itu sesuai karakter dari TUHAN, dari Allah. Kita patut bersyukur karena Anak Tunggal Bapa dinamakan Imanuel, sebab kita sangat membutuhkan penyertaan TUHAN di dalam hidup kita masing-masing, sebagaimana 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil mendapatkan penyertaan dari TUHAN.
 
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
 
Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil.
 
Wahyu 22:20-21
(22:20) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (22:21) Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
 
Penyertaan TUHAN terhadap 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil adalah sampai TUHAN datang kembali, sampai Maranatha, TUHAN datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
Singkatnya: Penyertaan TUHAN terhadap 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil dari awal sampai akhir, sebab Dia adalah Imam Besar Agung yang memiliki Urim dan Tumim, Dia yang menyelidiki hati kita masing-masing.
 
Kita kembali membaca Wahyu 1.
Wahyu 1:4,8
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, (1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
 
Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Siapa yang menyertai lebih tepatnya di sini? Dari Dia. Siapakah “Dia”? Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.
Penyertaan TUHAN berlaku dari awal sampai akhir. Mengapa demikian? Sebab Dia adalah Alfa dan Omega = Awal dan Akhir.
 
Kemudian, kedua ayat ini dilanjutkan dengan kalimat “yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang” = Kekekalan. Pribadi di dalam kekekalan ini sebenarnya sudah dinyatakan dari sejak zaman dahulu kala, dari sejak zaman nabi-nabi, termasuk dinyatakan kepada nabi Daniel.
 
Mari, kita segera memperhatikan kebenarannya di dalam Daniel 7.
Daniel 7:9
(7:9) Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
 
Nabi Daniel melihat suatu penglihatan yang heran di waktu malam di atas tempat tidurnya, ia melihat Yang Lanjut Usianya duduk di takhta itu. Yang Lanjut Usianya, jelas itu menunjuk; Pribadi di dalam kekekalan.
Kemudian, diulang lagi di dalam Wahyu 1:4, itulah “yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang”, itulah pribadi di dalam kekekalan.
 
Namun, sebelum melihat Yang Lanjut Usianya, nabi Daniel terlebih dahulu melihat suatu peristiwa yang sangat menakutkan, suatu peristiwa yang sangat mencengangkan nabi Daniel sampai membuat dia dalam keadaan takut luar biasa. Adapun penglihatan yang dia terima pada waktu malam di atas tempat tidur ... Sebelum saya lanjutkan, saya akan sampaikan: Berbicara “tempat tidur” ini berbicara tentang hubungan intim. Jadi, hubungan Daniel ini dengan TUHAN luar biasa; hubungan dalam nikah yang intim, nikah yang suci. Ini juga berbicara soal penyembahan, penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah. Kalau hamba TUHAN betul-betul hubungannya intim dengan TUHAN, ibadahnya berada pada puncaknya -- itulah doa penyembahan -- disertakan dengan penyerahan diri, pasti ia mendapat pembukaan Firman TUHAN, tidak usah cari buku-buku di luaran sana. Percaya saja.
 
Sekarang, kita lihat langsung apa yang dilihat oleh nabi Daniel, dan penglihatan itu sungguh menakutkan nabi Daniel.
Daniel 7:2-3
(7:2) Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, (7:3) dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
 
Tampak keempat angin dari langit, berarti keempat penjuru bumi, seluruh dunia digoncang hebat. Intinya: Dunia ini mengalami suatu guncangan yang hebat, lalu sesudah guncangan yang hebat itu, 4 (empat) jenis binatang yang berbeda keluar dari dalam lautan dunia ini. Itulah yang dilihat oleh nabi Daniel.
 
Tetapi sebetulnya, seperti apa yang dilihat oleh nabi Daniel, saat ini juga dunia sedang mengalami guncangan yang hebat, guncangan yang begitu heran, luar biasa, yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, yang tidak pernah kita tahu sebelumnya, sebab virus Corona sedang melanda seantero dunia ini, sehingga dunia mengalami suatu guncangan yang hebat, seperti yang tadi malam sudah saya sampaikan. Dunia politik diguncang, dunia ekonomi diguncang, sampai kepada nikah-nikah di dalam dunia ini juga mengalami guncangan yang hebat, sehingga banyak terjadi perceraian, nikah-nikah banyak yang bercerai secara masal, sungguh sangat tragis sekali.
Saya, sebagai hamba TUHAN, tentunya kita semua hamba TUHAN, tidak menginginkan perceraian, apalagi TUHAN Yesus tidak menginginkan perceraian.
 
Kemudian, adapun 3 (tiga) jenis binatang yang pertama dari 4 (empat) jenis binatang, ditulis pada ayat 4-6.
1.      Singa.
2.      Beruang.
3.      Macan tutul.
Tadi malam kita sudah mendapatkan penjelasan tentang tiga jenis binatang yang pertama, namun itu versi Daniel, sesuai dengan penglihatan yang Dia terima dari TUHAN. Saya kira kita semua diberkati, bukan?
 
Sekarang kita akan melihat TIGA JENIS BINATANG sesuai dengan versi pemazmur.
Mazmur 10:8B-10
(10:8) Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah; (10:9) ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya. (10:10) Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat.
 
Tiga jenis binatang buas tersebut menurut versi Mazmur, antara lain;
1.      Macan tutul.
2.      Singa.
3.      Beruang.
Selanjutnya, kita akan melihat pekerjaan dari 3 (tiga) jenis binatang tersebut. Mari kita lihat penjelasan demi penjelasan.
 
Penjelasan yang pertama: MACAN TUTUL.
Pekerjaan macan tutul ialah mengintip orang yang lemah. Orang yang lemah à Orang yang tidak memiliki landasan hidup. Singkatnya: Gereja TUHAN tidak dibangun di atas batu penjuru, tidak dibangun di atas batu pilihan, tidak dibangun di atas batu yang mahal, yakni korban Kristus, sehingga gereja TUHAN menjadi lemah.
Tetapi kalau gereja TUHAN dibangun di atas batu yang mahal, batu pilihan, batu penjuru, dia akan kuat, menjadi pribadi yang fundamental sekalipun menghadapi banyak ujian. Secara khusus dalam Injil Matius 7:24-25, sekalipun menghadapi 3 (tiga) jenis ujian:

-          Ujian yang pertama: Turunlah hujan, itu adalah ujian yang dari atas; segala tipu daya roh-roh jahat di udara.

-          Ujian yang kedua: Datanglah banjir, itulah dosa kenajisan.

-          Ujian yang ketiga: Angin melanda rumah itu, itulah angin-angin pengajaran palsu

Tetapi rumah itu kuat, karena dibangun di atas batu penjuru, batu yang mahal, batu pilihan, itulah pribadi Yesus yang disalibkan, korban Kristus.
 
Biarlah kehidupan dari hamba-hamba TUHAN sampai kepada sidang jemaat dibangun di atas korban Kristus, supaya sidang jemaat tidak menjadi lemah, tidak menjadi sasaran antikris.
 
Jadi, kehidupan yang semacam ini lemah, tidak memiliki pendirian yang kuat. Oleh sebab itu, sebuah ibadah harus dihubungkan langsung dengan salib; sebuah pelayanan harus dihubungkan langsung dengan salib. Tujuannya adalah supaya gereja TUHAN kuat menghadapi segala macam problema, termasuk ketika menghadapi kesesakan yang besar selama satu kali tujuh masa (tujuh tahun), puncaknya ialah pertengahan tujuh masa yang terakhir, itulah 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua antikris berkuasa di atas muka bumi ini.
 
Kemudian, pekerjaan berikutnya dari macan tutul ialah mengendap di tempat yang tersembunyi. Berarti, keberadaannya tidak dapat dijangkau oleh mata manusia, sulit diprediksi, itulah keberadaan dari antikris.
Hati-hati, antikris itu tidak lantas terlihat begitu saja; segala pergerakannya tidaklah terlihat begitu saja, segala geliat-geliatnya tidak terlihat begitu saja, tidak seperti itu, tetapi ia harus mengendap, namun juga sedang bereaksi, sedang bekerja, bahkan sampai hari ini ia sedang bekerja; tetapi masih ada yang menahannya, bagaikan seorang malaikat lain yang kuat, di mana;
-          Tangan kanannya teracung, itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib.
-          Di tangan kiri ada gulungan kitab yang terbuka, itulah firman yang dibukakan, korban santapan yang disampaikan kepada sidang jemaat.
Tetapi kalau yang menahan itu nanti disingkirkan, artinya; korban sehari-hari sudah disingkirkan ...
-          Tidak ada lagi korban santapan; firman yang dibukakan.
-          Tidak ada lagi korban sembelihan; ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan salib.
Saat itulah Pembinasa Keji berdiri di tempat kudus, menjadi diktator buas, menjadi diktator ganas. Itu sebabnya antikris digambarkan seperti binatang yang keluar dari dalam laut, tidak punya hati nurani lagi, tidak punya akal sehat lagi.
Tetapi kita mempunyai akal sehat, bukan? Kita masih memiliki hati nurani, bukan? Hati-hati, antikris itu mengendap.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Keberadaannya tidak dapat dijangkau oleh mata manusia, sulit diprediksi, itulah keberadaan antikris. Demikianlah penjelasan tentang macan tutul, versi Mazmur.
 
Penjelasan yang kedua: SINGA.
Adapun pekerjaan dari singa ialah mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Orang yang tertindas à Orang yang berada di dalam kesusahan besar.
Banyak hal yang menyebabkan seseorang mengalami kesusahan besar; bisa karena penyakit, bisa karena kantong kering, bisa karena pengangguran, bisa karena dosa yang belum diakui, masih banyak, dan lain sebagainya.
 
Adapun tempat singa untuk mengendap ialah semak-semak. Semua yang tertulis di dalam Alkitab mengandung arti. Tempat singa untuk mengendap ialah semak-semak, menunjukkan bahwa antikris memiliki tentara elit, antikris memiliki tentara yang tangkas di dalam hal penyamarannya.
Lihatlah tentara-tentara di dalam peperangannya; mereka mengendap-mengendap di semak-semak, dia harus menutupi seluruh tubuhnya dengan dedaunan, rumput-rumputan, itu menunjukkan bahwa antikris ini betul-betul memiliki tentara elit, betul-betul memiliki tentara tangkas, sehingga kalau gereja TUHAN tidak berada di bawah naungan sayap TUHAN, tidak berada dalam perlindungan yang teduh, maka tiadalah mungkin seseorang sanggup menghadapi ketangkasan dari tentara antikris, karena tentara antikris itu juga disebut tentara elit. Seperti apapun hebatnya manusia, seperti apapun gelar tinggi yang dimiliki oleh seorang hamba TUHAN, seorang manusia, sampai doktor, professor, ia tidak akan bisa menghadapi tentara elit dari antikris, tentara tangkas dari antikris dengan kekuatannya, kecuali kalau kita di dalam TUHAN.
 
Guncangan yang hebat ini pasti ada arahnya, ada muaranya, tetapi menurut hemat saya, saya tidak katakan bahwa ini arahnya kepada antikris. Tetapi yang pasti, setiap guncangan pasti ada arahnya, ada maksud TUHAN.
Saya tidak tahu vaksin ini arahnya ke mana, geliatnya ke mana, saya tidak mengerti. Yang saya tahu, ibadah ini harus memuncak sampai kepada doa penyembahan sebagai tempat perlindungan, sebab tidak bisa lagi kita hadapi tentara tangkas antikris dengan kemampuan, gelar tinggi, doktor, professor, sekalipun ia adalah cendekiawan, bangsawan, pejabat tinggi.
 
Kemudian, sesudah mangsanya tertangkap, selanjutnya di sini dikatakan: “Menariknya ke dalam jaringnya.” Perlu saya sampaikan dengan tandas: Jangan kita berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan Roh atau kegiatan Roh, untuk menginginkan kebebasan dunia ini. Kemudian, jangan berusaha untuk melepaskan diri dari ibadah pelayanan untuk menginginkan kebebasan dunia ini, mengapa? Karena kebebasan dunia ini adalah jerat dari Setan, karena kebebasan dari dunia ini merupakan jaring dari pada Setan. Tetap bertahan di tengah ibadah dan pelayanan; susah maupun senang biarlah kita tetap bertahan. Jangan menginginkan kebebasan dunia, sebab itu merupakan jerat Setan, itu merupakan jaring Setan.
 
Itulah penjelasan tentang singa menurut versi Mazmur.
 
Penjelasan yang ketiga: BERUANG.
Pekerjaan dari beruang ialah membungkuk dan meniarap à Kelemahlembutan dan kerendahan hati serendah-rendahnya. Tujuannya ialah supaya orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat. Pendeknya: Beruang adalah gambaran dari seorang hamba TUHAN yang tidak jujur dan yang tidak tulus.
Mengapa saya katakan demikian? Jika seorang hamba TUHAN, tepatnya seorang gembala sidang tidak mendidik sidang jemaat untuk memikul salibnya, untuk berkorban di tengah ibadah dan pelayanan, lalu hamba TUHAN itu pura-pura merendahkan dirinya, pura-pura lemah lembut, bagaikan beruang yang sedang menusuk dengan cakarnya, bahkan mengoyak-ngoyak dada dari pada sidang jemaat.
 
Ibadah bersama dengan sidang jemaat tidak dihubungkan dengan salib, tetapi pura-pura menunduk, pura-pura lemah-lembut, lalu pura-pura rendah hati, bagaikan cakar beruang; mengoyak-ngoyak dada dari pada sidang jemaat, tetapi sidang jemaat tidak tahu bahwa dia sudah dikoyak-koyak. Hati-hati, kita perlu berlaku jujur, dimulai dari saya berlaku jujur, berlaku tulus, dalam hal melayani pekerjaan TUHAN, sampai kepada seluruh imam-imam, pelayan TUHAN, bahkan sampai kepada segenap sidang jemaat yang saya layani di tempat ini, bahkan sidang jemaat yang sedang mengikuti live streaming, yang sedang pulang kampung ke Medan, perhatikanlah firman TUHAN sungguh-sungguh, yang sedang pulang kampung ke Jawa perhatikan sungguh-sungguh, sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, perhatikan sungguh-sungguh.
 
Demikianlah tabiat dari 3 (tiga) jenis binatang yang pertama menurut versi pemazmur. Jadi, seluruhnya pura-pura rendah hati dan lemah lembut;
-          Baik macan tutul mengendap; ia pura-pura lemah lembut dan rendah hati.
-          Maupun juga singa, ia pura-pura lemah lembut dan rendah hati.
-          Apalagi beruang, ia juga pura-pura lemah lembut dan rendah hati.
Sebab antikris itu bukan datang dari orang-orang yang di luar tubuh Kristus, tetapi datangnya dari tubuh Kristus; mereka sudah mengerti sorga, sehingga mereka bisa melakukan itu semua, bisa pura-pura merendahkan diri.
 
Kiranya penjelasan menurut versi Mazmur 10, tentang 3 (tiga) jenis binatang yang pertama, kita boleh diberkati oleh TUHAN. Sedangkan binatang yang keempat, itu sangat kuat, menakutkan dan mendahsyatkan; dia mempunyai gigi besar dari besi.
-          Yang pertama; untuk meremukkan dan melahap.
-          Yang kedua; sisanya nanti diinjak-injak.
Saya sudah sampaikan hal itu tadi malam, dan saya kira hal itu masih jelas dalam ingatan kita masing-masing, bukan?
 
Kita akan membaca penjelasan tentang apa yang diterima oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos. Kita berangkat kepada Wahyu 13:1. Kalau sempat kita melihat ayat 2-3 ya puji TUHAN. Kalau tidak, berarti kita memperhatikan ayat 1 saja. Tetapi kita terus berdoa, supaya TUHAN terus bukakan firman-Nya, sehingga segala sesuatunya tidak menjadi sia-sia, pengorbanan dari sidang jemaat tidak menjadi sia-sia, baik tenaga, waktu, pikiran dan uang sekalipun tidak akan menjadi sia-sia, kita berdoa.
 
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Binatang yang keluar dari dalam laut à Antikris. Sesudah dunia ini mengalami guncangan yang hebat, lalu dari dalam dunia keluar binatang yang ganas, itulah 4 (empat) jenis binatang, di mana;
-          Tiga jenis binatang yang pertama berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.
-          Dan yang keempat lebih menakutkan, lebih mendahsyatkan, sesuai dengan Daniel 7:7.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; binatang yang keluar dari dalam laut, jelas itu menunjuk; antikris. Binatang itu keluar sesudah dunia mengalami guncangan yang hebat. Saat ini dunia sedang mengalami guncangan yang hebat oleh Covid-19, dan itu pasti ada muaranya, tidak mungkin tidak. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa seizin TUHAN.
 
Kemudian, adapun wujud dari binatang itu:
-          Bertanduk 10 (sepuluh).
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          10 (sepuluh) mahkota di atas tanduk-tanduknya.
Pendeknya: 7 (tujuh) kepala + 10 (sepuluh) tanduk + 10 (sepuluh) mahkota, jumlahnya ialah 27 (dua puluh tujuh), bukan?
Sebenarnya, wujud ini hanyalah akal-akalan dari antikris. Mengapa? Sebab angka 27 (dua puluh tujuh), jelas itu menunjuk Injil Perjanjian Baru yang terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kitab, dengan rincian atau pembagiannya:
Bagian Pertama: 4 (empat) Injil, itulah Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Di dalam Injil inilah pribadi Yesus Kristus sebagai Kepala diceritakan dengan gamblang; dari sorga turun ke bumi, lalu mati, dan bangkit pada hari ketiga, selanjutnya 40 (empat puluh) hari kemudian naik dipermuliakan. Jelas hal itu ditulis secara gamblang di dalam 4 (empat) Injil.
Bagian Kedua: 23 (dua puluh tiga) Surat, dimulai dari Kisah Para Rasul sampai dengan kitab Wahyu, yang menampilkan gereja TUHAN atau sidang jemaat Allah sebagai tubuh Kristus.
 
Namun, hubungan antara tubuh dengan Kepala, hubungan antara Kristus sebagai Kepala dengan sidang jemaat sebagai tubuh-Nya dipalsukan oleh antikris.
Dari kemarin saya sudah sampaikan: Bukan Setan namanya kalau ia tidak membuat tandingan-tandingan dengan TUHAN.
-          TUHAN Yesus membuat sorga; Setan juga membuat sorga.
-          TUHAN Yesus adalah Firman Allah yang hidup, setan juga membuat firman yang berujung kepada maut.
-          TUHAN Yesus menyatakan Firman Allah dalam bentuk sungai air kehidupan, Setan juga menyemburkan air sebesar sungai, tetapi tujuannya untuk menghanyutkan perempuan itu. Untung ada doa penyembahan, sehingga perempuan tertolong. Karena perempuan itu tertolong, akhirnya Iblis atau Satan melampiaskan amarahnya kepada keturunannya yang lain, yang memiliki firman dan Roh tetapi ibadahnya tidak memuncak kepada doa penyembahan.
Jadi, semua dipalsukan oleh Setan. Tri Tunggal Setan itulah naga, antikris dan nabi palsu, sebagai tandingan dari Allah Tri Tunggal.
 
Hubungan antara tubuh dengan Kepala, Kristus dengan gereja sebagai tubuh-Nya, menurut angka 27 (dua puluh tujuh) dipalsukan oleh antikris, hasilnya adalah membentuk jemaat palsu sehingga ditandai dengan banyak kepalsuan di sana sini, baik dalam nikah dipalsukan, rumah tangga dipalsukan, baik dalam ibadah dipalsukan, pelayanan dipalsukan, segala sesuatu penuh dengan kepalsuan.
Bagaimana dengan kita datang menghadap TUHAN lewat persekutuan malam ini? Bagaimana dengan sidang jemaat; sudahkah itu tampilan TUHAN yang melekat di dalam diri kita masing-masing? Atribut-atributmu sudahkah itu dari TUHAN Yesus? Ayo, kita jujur kepada hati nurani, sebab yang ada ini tidak ada artinya.
 
Pendeknya: Seolah-olah antikris dapat mempersatukan antara tubuh dengan Kepala. Itulah hebatnya antikris yang sungguh luar biasa. Hati-hati.
Saya kira, menurut versi pemazmur ini persis, sama juga seperti apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos; pura-pura lemah lembut, pura-pura rendah hati. Jadi, sama; seolah-olah mampu mempersatukan antara tubuh dengan Kepala, Kristus dengan sidang jemaat-Nya, namun sebetulnya itu hanyalah akal-akalan dari pada antikris.
 
Bukti bahwa angka 27 (dua puluh tujuh) pada antikris merupakan akal-akalan.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Bukti bahwa angka 27 (dua puluh tujuh) pada antikris merupakan akal-akalan ialah pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Proses terjadinya penghujatan:
YANG PERTAMA: Mula-mula tidak mau mendengar Firman TUHAN. Mengapa dia tidak mau mendengar Firman TUHAN? Alasan seseorang tidak mau mendengar firman karena -- menurut dia -- di dalam Kerajaan Sorga hanya ada puji-pujian dan penyembahan. Bukankah ini adalah alasan konyol?
Ada lagi, alasan seseorang tidak mau mendengar firman ialah sibuk sana, sibuk sini seperti Marta. Setelah dia sibuk urus sana, sibuk urus sini, dia persalahkan Yesus, dia tuntut TUHAN Yesus; dia menuntut tempatnya laki-laki. Hawa (perempuan) itu penopang, tetapi Marta justru menuntut supaya ada yang menolong, membantu dia, padahal dia adalah perempuan.
 
Semoga isteri saya tidak punya alasan ya untuk tidak dengar Firman TUHAN; pura-pura sibuk sana, pura-pura sibuk sini, atur sini, atur sana, padahal tidak suka mendengar firman. Kemudian menggunakan alasan lain; di Kerajaan Sorga tidak ada firman, tetapi ada puji-pujian, ada penyembahan. Loh, untuk sampai kepada penyembahan dasarnya adalah ditopang oleh firman yang diurapi.
Mau menyembah tetapi tidak punya dasar, itu adalah omong kosong dari Setan. Maka, saya sedih melihat pelayan TUHAN yang saat mendengar firman justru sibuk sana, sibuk sini, dengan alasan urus piring, urus ini, urus itu, padahal penuh dengan kepalsuan. Kalau begini, bagaimana tubuh dengan kepala menyatu?
 
Proses terjadinya penghujatan:
YANG KEDUA: Meningkat dengan menolak firman.
Hati-hati, kalau biasa tidak mau dengar firman, lama-lama akan menolak firman sampai akhirnya menghujat Allah. Kalau tidak dengar firman, ia masih diampuni, kalau masih ada kesempatan; bahkan kalau menolak firman pun masih diampuni; tetapi kalau sudah menghujat, ia tidak akan mendapat pengampunan, darah Yesus tidak akan berlaku terhadap orang semacam ini, karena darah Yesus itu sungguh mulia dan suci.
 
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
 
Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Menghujat selama 3.5 (tiga setengah) tahun = 42 (empat puluh dua) bulan = 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
 
Dari apa yang kita baca, di sini kita melihat: Dengan penuh kesombongan, antikris membuka mulutnya untuk ...
-          Menghujat Allah = Allah Bapa. Jika menghujat Allah Bapa, masih diampuni.
-          Menghujat nama-Nya = Allah Anak. Jika menghujat Allah Anak, juga masih diampuni.
-          Menghujat kemah kediaman-Nya, Bait-Nya = Allah Roh-El Kudus. Jika menghujat Allah Roh Kudus, dosa ini tidak diampuni.
 
Zaman sekarang adalah zaman 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga, berarti zaman Allah Roh Kudus.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang pertama adalah zaman Allah Bapa.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang kedua adalah zaman Allah Anak.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga adalah zaman Allah Roh Kudus.
Sekarang adalah zaman Allah Roh Kudus, sebetulnya sudah lewat 20 (dua puluh) tahun, tetapi mengapa TUHAN belum juga datang? Jawabnya ialah di dalam 2 Petrus, di mana panjang sabar TUHAN merupakan kesempatan bagi kita; panjang sabar TUHAN adalah kemurahan, dan kemurahan adalah kesempatan bagi kita; itulah yang tertulis dalam 2 Petrus 3, supaya kita jangan mengolok-olok, jangan mengejek, seperti pengejek-pengejek yang berkata: Mana kedatangan TUHAN? Sampai hari ini dunia tetap sama, sementara nenek moyang kami sudah mati dari zaman ke zaman? Ini adalah pengejek-pengejek.
Sebetulnya, kalau TUHAN belum datang, itu merupakan panjang sabarnya TUHAN. Panjang sabar TUHAN merupakan kesempatan bagi kita untuk bertobat, beralih kepada Dia, dan kesempatan emas ini adalah kemurahan hati TUHAN. Biarlah itu kita manfaatkan, jangan disia-siakan.
 
Lebih mendukung ayat ini, kita bisa temukan dalam Injil Lukas 12, dengan perikop “Pengajaran khusus bagi murid-murid”, itulah pengajaran khusus bagi 12 (dua belas) rasul. Kepada yang lain-lain, Yesus hanya berbicara dalam bentuk perumpamaan, tetapi kepada murid-murid diberi karunia rahasia Kerajaan Sorga. Jadi, kita ini adalah kehidupan yang dikhususkan manakala kita menikmati pembukaan rahasia firman.
 
Lukas 12:10
(12:10) Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.
 
Siapa yang menghujat Roh Kudus, ia tidak diampuni. Ayo, kesempatan ini kita gunakan. Kesempatan yang ada, panjang sabar TUHAN, kemurahan TUHAN, biarlah kita gunakan dengan baik. Jangan seperti Esau yang sibuk berburu daging. Hanya karena sepiring kacang merah, sesuap nasi, ia sibuk berburu daging.
 
Dari awal saya memulai pelayanan TUHAN, saya menghadapi banyak pergumulan. Provinsi Banten ini adalah provinsi yang sangat sukar menurut akal pikiran manusia, tetapi dari awal saya belajar menyerah kepada TUHAN, tidak bergantung kepada siapapun. Dan masih ada saksinya; rekan saya Pdt Mulyadi melihat sampai hari ini.
 
Esau sibuk berburu daging. Akhirnya, ketika dia mencari berkat yang satu itu, dia ditolak. Mengapa? Karena tidak ada lagi kesempatan bagi dia; darah Yesus tidak berlaku lagi atas dia. Selagi ada kesempatan, darah Yesus masih berlaku atas kita untuk mengampuni dosa-dosa kehidupan kita masing-masing. Masih ada kesempatan untuk bertobat.
Bertobat itu jangan setengah-setengah. Apa yang dimaksud bertobat setengah? Berhenti berbuat dosa, tetapi hatinya tidak diserahkan kepada TUHAN sepenuhnya. Dosanya memang sudah berhenti, tetapi dia tidak menyerahkan hatinya kepada TUHAN; dia melayani sesuai dengan hatinya saja, tidak sesuai dengan hati TUHAN.
 
Jadi, melawan Anak Allah dengan mulut sombong masih diampuni, tetapi barangsiapa menghujat Roh-El Kudus, ia tidak diampuni.
 
Mari kita melihat pribadi yang tidak mendapat pengampunan, contoh: RAJA SAUL di dalam 1 Samuel 15, dengan perikop: “Saul ditolak menjadi raja” Saul ditolak, tidak ada kesempatan lagi; selagi masih ada kesempatan, gunakan panjang sabar TUHAN, kemurahan TUHAN bagi kita.
1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
 
Karena Saul menolak Firman TUHAN, maka Allah menolak Saul sebagai raja. Jangan kita melayani tetapi firman ditolak, sesungguhnya orang semacam ini sudah ditolak oleh TUHAN. Orang semacam ini sudah ditolak, walaupun engkau melayani di dalam rumah TUHAN.
 
Karena Saul menolak firman, maka hubungan timbal baliknya ialah TUHAN pun menolak dia sebagai raja. Suatu kemurahan kalau TUHAN memberi kesempatan bagi kita untuk berada pada kedudukan yang tertinggi, menjadi imamat rajani adalah sebuah kedudukan yang tertinggi setelah ditebus oleh darah Anak Domba, selanjutnya dijadikan sebagai raja-raja imam-imam, berada di tempat yang tinggi untuk memerintah sebagai raja di atas muka bumi ini. itu adalah suatu kemurahan, kekayaan oleh rahmat TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Saul ditolak sebagai raja, sebab ia menolak Firman Allah = Tidak taat kepada Firman Allah.
 
Lihat KETIDAKTAATAN itu diawali dari:
YANG PERTAMA: “Ketika Saul memberanikan diri mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.”
 
1 Samuel 13:9
(13:9) Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
 
Saul diurapi menjadi raja, dengan syarat harus bertanggung jawab atas umat-Nya Israel terhadap musuh-musuh di sekitar, terkhusus Filistin. Sesudah itu, Samuel juga menyampaikan kepada Saul supaya nanti ia mendahului Samuel di Gilgal, dan ia harus menunggu 7 (tujuh) hari lamanya sampai nanti Samuel datang untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada TUHAN, sebab itu adalah pekerjaan seorang imam, bukan seorang raja.
Yesus adalah Imam Besar Agung, di tapal dadanya ada Urim dan Tumim. Untuk mendapatkan jawaban dari TUHAN, maka Samuel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, terkhusus di dalam peperangan bangsa Israel di dalam menghadapi bangsa Filistin.
Tetapi rupa-rupanya, Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada TUHAN; ini adalah kesalahan yang fatal.
 
1 Samuel 13:10-12
(13:10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
 
Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. Saul senang hati; dia berpikir setelah mengerjakan pekerjaan banyak pasti TUHAN senang.
 
Singkatnya: Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Sementara ini merupakan tugas dari seorang Imam Besar, bukan tugas dari raja Saul; dia sudah melangkahi titah TUHAN.
 
Sekarang pertanyaannya: Mengapa Saul berani melakukan kesalahan ini? Salah, tetapi berani menempuh jalan yang salah, mengapa?
Jawabnya: Saul terbawa perasaan = Saul hidup menurut pikiran dan perasaan manusia daging. Mengapa saya katakan seperti itu? Setelah melihat bangsa itu kabur meninggalkan dia, kabur berserak-serak, merasa bahwa dia tinggal seorang diri, dia merasa cemas, dia merasa takut, sementara dia belum mendapat jawaban dari TUHAN, itulah pemikirannya, sehingga ia memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, tetapi apakah itu benar?
 
1 Samuel 13:13
(13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
 
Tetapi Samuel berkata: "Perbuatanmu itu bodoh.” Kalau kita bekerja, biar banyak hasil pekerjaan kalau tidak sesuai ketetapan firman itu bodoh. Kalau bekerja banyak, ya puji TUHAN, tetapi harus sesuai ketetapan firman, sesuai perintah TUHAN.
Musa dapat dipercaya mengeluarkan air banyak, pembukaan firman, tetapi tidak sesuai dengan aturan TUHAN. Hati jemaat puas tetapi hati TUHAN tidak puas oleh air itu. Pilih mana?
Doakan supaya kita bekerja banyak tetapi sesuai dengan ketetapan firman. Kita harus jujur kepada firman.
 
Seharusnya dia (Saul) tetap menjadi raja atas Israel, kokoh untuk selama-lamanya, asal dia mau bekerja sesuai ketetapan firman. Ini yang menjadi pegangan kita, hamba-hamba TUHAN. Bekerja, melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN namun harus sesuai dengan ketetapan firman, pasti kehidupan kita sebagai imamat rajani sampai kepada hamba TUHAN dan pelayan TUHAN, pasti kokoh, dipercaya TUHAN selama-lamanya.
 
1 Samuel 13:14
(13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
 
Akhirnya, kekuasaan itu beralih kepada pilihan TUHAN saja, karena Saul tidak dipilih TUHAN.
Singkatnya, Saul ditolak karena tidak taat kepada firman TUHAN.
 
Kemudian, kesalahan berikutnya dari ketidaktaatan Saul adalah membiarkan Agag, raja Amalek hidup, serta mengambil jarahan yang tambun. Mari kita lihat kisahnya dalam 1 Samuel 15.
1 Samuel 15:2-3
(15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. (15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."
 
Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel. Ini adalah kerinduan TUHAN untuk membalas apa yang diperbuat oleh Amalek terhadap bangsa Israel di dalam perjalanan mereka di padang gurun. Karena mereka menghambat perjalanan bangsa Israel, bahkan memburu barisan belakang, itulah yang lemah, tertindas, anak-anak, ibu-ibu menyusui, dan lain sebagainya, itulah yang dihabisi oleh orang Amalek. TUHAN ingat kesalahan ini.
 
Sementara perjalanan di padang gurun adalah perjalanan salib, bagaikan via dolorosa. Tidak boleh ada yang menghambat perjalanan salib, karena perjalanan salib itu unik, tidak terselami oleh akal dan pikiran manusia. Dan kalau ada yang menghambat perjalanan salib, ada yang coba menghalangi ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan salib, maka TUHAN lawannya, dan TUHAN selalu ingat itu. Itulah yang disampaikan oleh TUHAN kepada Saul.
 
Firman Allah kepada Saul adalah supaya menumpas habis Amalek dari kolong langit, dari rajanya sampai rakyatnya, sampai kepada hewan dan binatangnya tanpa belas kasihan, itulah Firman TUHAN mengingat kesalahan dari orang Amalek.
 
Perintahnya sudah kita lihat, sekarang kita akan melihat PELAKSANAANNYA.
1 Samuel 15:9
(15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.
 
Tetapi di sini kenyataannya, pada pelaksanaannya; Saul membiarkan Agag, raja Amalek hidup, kemudian mengambil jarahan yang gemuk-gemuk. Intinya; Saul tidak taat kepada firman, dia hanya melayani sesuai dengan keinginan hatinya. Kalau menurut dia baik, dia lakukan; tetapi belum tentu menurut TUHAN itu baik.
 
1 Samuel 15:10-12
(15:10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: (15:11) "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman. (15:12) Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: "Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal."
 
Adapun kesalahan dari pada Saul ini TUHAN sampaikan kepada Samuel. Jadi, kalau hubungan hamba TUHAN intim dengan TUHAN, maka pasti ia mendapatkan jawaban-jawaban dari TUHAN, pasti mendapatkan penglihatan-penglihatan dari TUHAN, pasti mendapatkan (menerima) perkara-perkara yang harus diketahui oleh hamba TUHAN itu. Termasuk saya, sebagai hamba TUHAN, telah menerima jabatan gembala; dalam penggembalaan ini saya banyak mendapatkan penglihatan; TUHAN banyak beri tahu tentang sidang jemaat, tentang ibadah dan pelayanan ini. Inilah tanda seorang hamba TUHAN, gembala sidang, manakala hubungannya intim dengan TUHAN; pasti menerima pemberitahuan, mendapatkan jawaban, supaya mengerti untuk mengelola ibadah dan pelayanan sesuai dengan keinginan di hati TUHAN, supaya mengerti untuk melayani pekerjaan TUHAN, mengerti sidang jemaat dengan baik.
 
Setelah menerima apa yang diberitahukan TUHAN, sakit hatilah Samuel, tidak bisa tidur semalam-malaman. Ini menunjukkan bahwa Samuel ini adalah hamba TUHAN yang sungguh-sungguh.
Biasanya, banyak orang yang sedih hatinya kalau uangnya hilang, tidak dapat uang, tetapi kalau jemaat tidak beribadah, hatinya justru tidak sedih. Ini tidak benar; kalau tidak ada uang, sakit hati tetapi kalau jemaat tidak beribadah sungguh-sungguh, tidak sedih hatinya. Ini adalah roh Saul. Tetapi roh Samuel; dia sakit kalau jemaat tidak sungguh-sungguh, sakit hatinya kalau jemaat tidak taat kepada firman.
 
1 Samuel 15:18-21
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" (15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. (15:21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
 
Sekalipun Saul telah ditegur oleh Samuel, tetapi di sini kita melihat: Saul masih tetap membela diri, membenarkan dirinya, merasa diri sudah benar sekalipun salah.
Oleh karena kesalahan Saul, Samuel segera menegur Saul. Tetapi ketika Samuel menegor Saul, namun Saul tidak segera mengangkat tangan mengakui kesalahannya, menyerah “ya, saya salah.” Justru di sini kita melihat; masih membenarkan diri dengan bermacam-macam alasan.
-          Alasan pertama: saya sudah mendengarkan firman TUHAN, hanya Agag yang saya biarkan hidup.
-          Kemudian alasan yang kedua: rakyat mengambil yang tambun-tambum, maksud supaya nanti dipersembahkan sebagai korban kepada TUHAN.
 
Kalau seseorang membiasakan diri untuk mencari alasan dalam kesalahan, dan alasan itu tepat dan benar, maka besok hari Setan akan menyediakan alasan berkeranjang-keranjang yang jauh lebih tepat dan lebih benar dari alasan yang pertama. Oleh sebab itu, jangan biasakan menggunakan alasan untuk membenarkan diri apabila sudah salah. Kalau salah ya salah saja, sebab kalau membenarkan diri, maka akibatnya fatal sekali. Itulah Saul.
 
Singkatnya: Saul tidak mengakui kesalahannya.
 
1 Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
 
Menurut jawaban Samuel kepada Saul, perlu untuk diketahui dengan baik:
YANG PERTAMA: Mendengarkan Firman TUHAN itu jauh lebih baik dan terindah dari pada mempersembahkan korban sembelihan. Korban sembelihan itu jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk di tengah ibadah dan pelayanan. Tetapi tidak ada artinya kita persembahkan hal semacam itu kalau tidak mendengarkan Firman TUHAN. Biar jungkir balik tetapi kalau tidak dengar-dengaran, itu semua tidak ada artinya.
YANG KEDUA: Memperhatikan Firman TUHAN jauh lebih baik dari pada lemak yang dipersembahkan. Lemak itu bagaikan orang yang memuji TUHAN, menari-nari, berlonjak-lonjak, itu tidak baik. Yang TUHAN mau ialah lebih baik memperhatikan Firman TUHAN dari pada mempersembahkan lemak.
Pujian adalah lemak yang dipersembahkan, nyanyian dalam setiap ibadah. Pujian dalam setiap ibadah, itu merupakan lemak yang dipersembahkan. Tetapi memperhatikan firman TUHAN jauh lebih baik dari pada memuji TUHAN dari awal sampai akhir tanpa firman. Lalu menggunakan alasan: di sorga hanya ada pujian dan penyembahan, menggunakan macam-macam alasan. Sedihlah hati sidang jemaat kalau ibu gembala suka jalan-jalan saat firman disampaikan. Apa contoh bagi sidang jemaat? Tidak ada. Contoh pertama adalah ibu gembala, mulai dari perkataannya, pakaiannya, perbuatannya, cara duduk saat mendengar firman.
Jangan kira lemak nomor satu, tidak; jangan kira saat memuji TUHAN nomor satu, tidak. Memperhatikan firman dari pada mempersembahkan lemak, itu jauh lebih baik.
Ayo, mulai belajar memperhatikan hal ini; kalau didengar ya puji TUHAN, kalau tidak didengar ya saudara sendiri yang alami dan urusannya kepada TUHAN.
 
1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
 
Selanjutnya, Samuel berkata kepada Saul:
YANG PERTAMA: Pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung. Pemberontakan setara dengan dosa bertenung.
Bertenung = Mencari petunjuk kepada arwah-arwah, mencari petunjuk kepada paranormal-paranormal (dukun). Jadi, pemberontakan kepada TUHAN, dosa semacam ini setara dengan bertenung. Itu sebabnya, pada akhirnya nanti Saul juga bertenung; inilah kalau pendurhakaan dipertahankan.
Ayo, jadi bukan soal menari puji-pujian nomor satu, bukan lemak nomor satu, tetapi memperhatikan firman nomor satu. Bukan menari puji-pujian cara membawa sidang jemaat ke sorga, tidak, tetapi didiklah dengan berita salib.
YANG KEDUA: Kedegilan, kekerasan di hati setara dengan dosa penyembahan berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN. Umpama; meninggalkan ibadah, meninggalkan pelayanan karena pekerjaan, karena kesibukan, karena ini itu, itulah yang disebut berhala. Jadi, kedegilan, kekerasan di hati setara dengan penyembahan berhala.
 
Singkatnya:
-          Raja Saul ini adalah raja pemberontak.
-          Raja Saul ini adalah raja keras hati.
Saul adalah raja pemberontak, keras kepala, keras hati, bebal.
 
Karena engkau telah menolak firman TUHAN ... Karena Saul tidak taat kepada firman, menolak Firman TUHAN, maka hubungan timbal baliknya; TUHAN pun menolak Saul menjadi raja.
Awalnya, pertama-tama Saul tidak mendengar Firman TUHAN, meningkat dengan menolak Firman TUHAN, menolak  untuk mendengar firman, maka pasti puncaknya adalah menghujat Roh Kudus.
 
Setelah Samuel mengatakan hal itu kepada Saul pada ayat 22-23, bagaimana reaksi Saul pada ayat 24?
1 Samuel 15:24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
 
Setelah dosa Saul ditunjuk, kesalahannya ditunjuk, jawaban YANG PERTAMA dari Saul: Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu.
Tadi saat dosanya ditunjuk, dia masih mengelak, banyak alasan, tetapi setelah ditunjuk dosanya, disertai pengertian, baru dia mengakui dosa; namun saya kira ini sudah terlambat.
Lihat, pengakuan Saul YANG KEDUA kepada Samuel: Tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. Dari pernyataan ini, kita dapat mengambil kesimpulan; Saul takut manusia, bukan takut TUHAN. Ngeri sekali kalau hamba TUHAN takut manusia, tetapi tidak takut TUHAN.
 
Biarlah kita rendah hati dalam mendengarkan firman TUHAN. Mendengar firman lebih baik dari pada lemak, dari pada korban sembelihan. Memperhatikan firman jauh lebih baik dari pada lemak. Ayo, belajar mulai dari sekarang.
Sidang jemaat harus dibawa kepada TUHAN dengan baik, bukan dengan lonjak-lonjak, tetapi harus dengan firman. Jangan kira karena kita sudah memimpin pujian dengan lonjak-lonjak itu sudah hebat, lalu ke sorga, tidak. Firman TUHAN yang membawa sidang jemaat ke sorga, maka jangan merasa sudah paling hebat.
 
1 Samuel 15:25
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."
 
Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku ...” Selanjutnya, Saul meminta ampun kepada Samuel, bukan kepada TUHAN.
 
Lalu Saul berkata: “kembalilah bersama-sama dengan aku” Mengapa Saul meminta Samuel untuk kembali bersama-sama dengan dia, apa alasannya? “Maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN.
Saul akan menyembah TUHAN dengan catatan supaya Samuel berbalik kepada Saul; berarti ada syaratnya. Menyembah TUHAN itu tidak perlu syarat. Sudah, menyembah saja; serahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN.
 
Sidang jemaat juga tidak usah pakai syarat untuk melayani, beribadah, menyembah TUHAN. Tunggu nanti gembala memperhatikan jemaat, baru nanti jemaat mau melayani TUHAN. Tunggu nanti sidang jemaat diperhatikan gembala, baru sidang jemaat mau kasih korban. Ini adalah pengertian yang salah. Tidak perlu pakai syarat.
Kalau menyembah, sembah TUHAN. Gembala pun tidak boleh menyogok-nyogok, tidak boleh memandang muka.
 
1 Samuel 15:26-27
(15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel." (15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
 
Pada ayat 26, Akhirnya, Saul ditolak menjadi raja karena Saul tidak taat kepada firman sebanyak dua kali. Lalu pada ayat 27, meterai penolakan TUHAN terhadap Saul ialah punca jubah Samuel terkoyak.
 
Ada apa pada “punca jubah”? Pada punca jubah, ujung jumbai jubah Imam Besar terdapat giring-giring emas dan buah delima berselang-seling. Inilah yang diputuskan, inilah yang dikoyakkan.

-          Buah delima adalah gereja TUHAN dalam persekutuannya kepada kebangkitan Yesus Kristus = bergantung kepada kemurahan Tuhan.

-          Sementara giring-giring; hadirnya Imam Besar di tengah-tengah sidang jemaat, di tengah-tengah ibadah pelayanan, ditandai dengan suara giring-giring. Yesus tampil sebagai Imam Besar untuk melayani, berdoa, memperdamaikan dosa dari sidang jemaat. Apa tandanya hadirnya Imam Besar Agung dalam setiap pertemuan ibadah? Ada suara bunyi giring-giring. Begitu firman kita terima, kita merasa pertolongan TUHAN kita terima lewat pembukaan firman; kita merasa Firman TUHAN memberi jalan keluar, lalu secepatnya kita tersungkur di kaki salib, menangis dengan hati yang hancur, itulah suara giring-giring, hadirnya Imam Besar yang sedang mengadakan pendamaian dosa. 

Tetapi itu semua tidak ada lagi karena sudah terkoyak; menghujat kediaman Allah, menghujat Roh Allah, maka ia tidak diampuni.
Kalau hamba TUHAN anggap enteng Firman TUHAN, tidak mau menyembah, sungguh kasihan sekali. Tetapi saya yakin, rekan-rekanku tidak demikian, bukan?
 
Akhirnya, keadaan dari pada Saul ini tragis; dia ditolak dan binasa, dan akhirnya pun dia bertenung. Singkatnya; binasa.
 
Supaya kita jangan binasa, supaya kita jangan menghujat Roh Kudus, mari kita melihat JALAN KELUARNYA.
Tadi kita sudah mendengar pujian dari zaangkoor mengenai Covid-19, sementara Mazmur 91 adalah lawan atau kebalikan dari Covid-19. Akhirnya, terciptalah lagu setelah firman TUHAN dibaca, didengar dan dilakukan. Jadi, Covid-19 adalah kebalikan dari Mazmur 91.
 
Mari kita perhatikan JALAN KELUARNYA dalam Mazmur 91, dengan perikop “Dalam lindungan Allah.” Jangan kita seperti Saul yang menghujat Roh Kudus, itulah roh antikris, ada nama-nama hujat di atas kepala, sombong, angkuh; menghujat Allah Bapa, menghukat Allah Anak, sampai kemah kediamannya dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, itulah korban pendamaian yang dikerjakan oleh Imam Besar Agung, tetapi sudah koyak, tidak ada lagi pengampunan.
Mazmur 91:1-4
(91:1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (91:2) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (91:3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. (91:4) Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
 
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa -- doa penyembahan juga bisa dilakukan semalam-malaman -- akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Keyakinan kita adalah doa penyembahan, penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah. Jangan yakin dengan yang ada ini, jangan yakin dengan harta, kekayaan, uang, jabatan yang banyak. Gembala sidang tidak boleh lebih menaruh takut kepada jemaat dari pada takut kepada TUHAN, sebab yang ada ini akan berlalu.  Penyembahan adalah tempat perlindungan yang teduh, dan itu keyakinan kita.
 
Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Kalau ibadah kita sudah memuncak sampai doa penyembahan, penyerahan diri untuk taat kepada kehendak Allah, maka keuntungannya lepas dari aniaya antikris, lepas dari penyakit sampar yang busuk, Corona busuk.
 
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Doa penyembahan adalah tempat perlindungan yang teduh. Mengapa? Karena TUHAN kita setia. Bukti kesetiaan TUHAN ialah Dia adalah perisai dan pagar tembok.
 
Kita lihat DOA PENYEMBAHAN lebih jauh di dalam Ayub 39.
Ayub 39:29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
 
Doa penyembahan mengarahkan kita ke Selatan. Berarti, doa penyembahan melepaskan kita dari sebelah Utara, takhta Setan.
Menuju ke Selatan = Lepas dari tahkta Setan yaitu; Sebelah Utara.
 
Ayub 39:30
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
 
TUHAN yang menuntun ibadah kita sampai kepada kekekalan. TUHAN menuntun kita dengan tongkat kerajaan dan tongkat kebenarannya sampai kepada kekekalan; tidak ada seorang pun yang membawa dirinya ke tempat yang lebih tinggi, tidak ada yang bisa membawa dirinya sampai kepada doa penyembahan kalau bukan TUHAN yang menuntun, sehingga kita jauh lebih tinggi melambung di udara; mengatasi segala perkara di bumi, mengatasi segala persoalan di bumi, itulah doa penyembahan.
 
Ayub 39:31
(39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
 
Oleh darah Anak Domba, korban Kristus, kita berada pada puncak ibadah, doa penyembahan, bagaikan sarang burung nasar berada di atas bukit gunung batu yang tertinggi, yang tidak dapat dijangkau oleh ular, Setan, Iblis, Antikris.
Seperti apapun geliat dari pada Setan Tri Tunggalnya, itulah naga, antikris, nabi palsu, seperti apapun lika-likunya, seperti apapun liciknya, kita tidak peduli. Yang kita tahu adalah supaya hidup rohani kita berada pada puncaknya, supaya ibadah ini memuncak sampai kepada doa penyembahan, kedudukan yang tertinggi, jauh dari mata ular, tidak dijangkau oleh Iblis atau Satan.
 
Sampar Corona busuk boleh merajalela, apalagi saya dengar sekarang ini Covid-19 sudah bermutasi dari Inggris, lebih ganas dari Corona yang pertama. Silahkan Corona busuk, silahkan sampar busuk, sampar menular itu bergerak ke mana-mana, tetapi hidup rohani kita harus sampai kepada penyembahan; itu adalah keyakinan kita semua. Kita bersyukur berlindung dalam naungan TUHAN.
 
Kepak sayap TUHAN diberikan hanya kepada sidang mempelai TUHAN. Kalau ibadahnya hanya memiliki firman, memiliki kesaksian Yesus -- seperti mempersembahkan lemak tadi --, tidak sampai kepada doa penyembahan, inilah sasarannya; selamat, tetapi jalur pemenggalan. Kita tidak mungkin mau menerima keselamatan lewat jalur pemenggalan, bukan?
 
Kita kembali membaca Mazmur 91.
Mazmur 91:4
(91:4) Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
 
Ibadah yang sudah memuncak kepada doa penyembahan, kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar, kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, dan Dia juga perisai dan pagar tembok, Dia setia.
 
Mazmur 91:5-6
(91:5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (91:6) terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
 
Inilah pembelaan dari doa penyembahan, sayap burung nasar:
1.      Tidak usah takut terhadap kedahsyatan malam. Masa kesesakan 3.5 (tiga setengah) tahun.
2.      Terhadap panah yang terbang di waktu siang, itulah nabi-nabi palsu dengan siasatnya.
3.      Terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap.
4.      Terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
 
Keadaan kita sekarang ini sama seperti waktu petang; Corona sedang mengguncang dunia, tetapi kita tidak takut, karena ibadah kita, ibadah sidang jemaat sudah berada pada puncaknya, itulah doa penyembahan. Kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar untuk segera diterbangkan ke padang belantara, mendapatkan pemeliharaan dari TUHAN, jauh dari mata ular selama 3.5 (tiga setengah) tahun.
 
KEKEKALAN; Penyembahan. KEKEKALAN; Penyerahan diri.
 
Mazmur 91:7,9-10
(91:7) Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. (91:9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, (91:10) malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; (91:11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
 
TUHAN perintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk memelihara kehidupan kita masing-masing, untuk menjaga kehidupan kita di setiap jalan yang kita tempuh, ke mana pun kita melangkah, tetapi harus sesuai ketetapan firman.
 
Mazmur 91:12-14
(91:12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (91:13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. (91:14) "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
 
Kalau betul-betul hati kita menyatu dengan hati TUHAN, maka pasti ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan, dan kepadanya pasti dikaruniakan sayap burung nasar yang besar sebagai tempat perlindungan.
 
Mazmur 91:15-16
(91:15) Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. (91:16) Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."
 
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan. Ia dinamakan Imanuel, artinya; TUHAN menyertai kita dari Alfa sampai Omega, Awal sampai Akhir, sampai Maranatha, TUHAN datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
TUHAN menyertai, tandanya;
1.      Panjang umur = Tidak binasa.
2.      Keselamatan kekal.
 
KEKEKALAN; Penyembahan. KEKEKALAN; Penyerahan diri. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment