KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 26, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 10 JANUARI 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 10 JANUARI 2021
 
WAHYU PASAL 13
(Seri: 7)
 
Subtema: KEDATANGAN ANTIKRIS
 
Shalom. Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih TUHAN kita, Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu. Oleh dua tangan TUHAN yang kuat, kita ditarik untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu sore ini. Kita bersyukur, ibadah ini merupakan korban dan persembahan kepada TUHAN, sehingga lewat ibadah ini kita bisa membawa korban dan persembahan kepada TUHAN, baik ucapan syukur, nyanyian syukur, sampai kepada cara kita duduk mendengar Firman TUHAN, itu semua korban persembahan untuk menyenangkan hati TUHAN. Dan biarlah kiranya kita datang menghadap TUHAN dengan segala kerendahan hati kita, sehingga apapun yang kita persembahkan, semuanya menyenangkan hati TUHAN.
Saya tahu, saat kita datang menghadap TUHAN, terlalu banyak tantangan, terlalu banyak ujian, cobaan, godaan untuk menghalangi ibadah dan pelayanan kita kepada TUHAN, tetapi saya secara pribadi tidak surut hati saya untuk terus memuja-memuji TUHAN selama-lamanya, selama hayat masih tinggal di kandung badan.
 
Tadi Saudara Davit Simarmata sudah bersaksi; kemurahan TUHAN berlaku dalam hidupnya selama tergembala dalam penggembalaan ini, dan teristimewa tiga bulan terakhir ini, semuanya boleh dilalui bersama dengan TUHAN Yesus dalam segala kemurahan-Nya, yang sudah memberi pertolongan dalam hidupnya, teristimewa terhadap Ibu Simarmata, sebagai orang tuanya, yang sudah melewati masa ujian yang begitu berat. Oleh karena petolongan TUHAN, operasi di kepala bisa berlangsung dengan baik, operasi di kaki bagian kanan juga bisa berlangsung dengan baik, itulah kesaksiannya tadi, semua karena kemurahan TUHAN, dan TUHAN sudah mendengarkan doa-doa kita semua.
Namun, bukan hanya Davit Simarmata yang mengalami ujian, tetapi satu minggu ini kita betul-betul menghadapi ujian yang begitu berat, bukan? Kita menghadapi ujian yang begitu berat, di mana tubuh kita ini semacam digocoh karena penyakit, apalagi dengan perubahan cuaca ini, sehingga membawa virus penyakit batuk, pilek, dan pegal-pegal, tetapi puji TUHAN, saya percaya, TUHAN tetap memberi kekuatan, TUHAN memberi jalan keluar bagi kita semua, supaya kita semua tetap bisa mengusahakan ibadah, memeliharakan ibadah yang TUHAN percayakan ini.
Sebagaimana Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden dengan satu tujuan untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden di hadapan TUHAN; demikianlah kiranya kita ditempatkan di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini untuk mengusahakan dan memeliharakan ibadah pelayanan ini di hadapan TUHAN.
 
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada, kiranya TUHAN memberkati kita dan menopang ibadah kita ini sampai nanti TUHAN betul-betul meneguhkan kita lewat Firman TUHAN seberapa saja yang TUHAN mau nyatakan di dalam hati kita masing-masing.
 
Segera saja kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Berarti, terjadi mujizat kesembuhan.
 
Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Ini adalah mujizat palsu. Seharusnya, luka yang membahayakan hidupnya itu dilanjutkan sampai kepada pengalaman kematian dan hari ketiga akan bangkit, sebagaimana Yesus telah mengalami sengsara dan derita di atas kayu salib, dengan luka-luka dan lima luka utama yang dialami oleh Yesus, membawa Dia masuk dalam pengalaman kematian, lalu dibangkitkan pada hari yang ketiga.
 
Sementara kita melihat di sini, binatang atau antikris tersebut keluar dari dalam laut. Laut merupakan bayangan dari pada baptisan, berarti; pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Tetapi kenyataannya, luka itu tidak membawa dia masuk dalam pengalaman kematian, justru sebaliknya, terjadi mujizat kesembuhan, tetapi ini merupakan mujizat palsu.
 
Tujuan dari antikris mengadakan mujizat palsu ialah supaya seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu, mengikuti antikris.
Jadi, mereka sibuk mengadakan sensasi-sensasi termasuk mujizat kesembuhan, dengan satu tujuan; supaya seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Jikalau seorang hamba TUHAN sibuk hanya mengadakan mujizat, sibuk hanya mengadakan sensasi supaya semua orang heran, inilah yang disebut mujizat palsu.
 
Pertanyaannya: SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG HERAN DENGAN MUJIZAT YANG DIADAKAN OLEH ANTIKRIS TERSEBUT?
Jawabnya kita akan lihat dalam Daniel 11.
Daniel 11:30
(11:30) karena akan datang kapal-kapal orang Kitim melawan dia, sehingga hilanglah keberaniannya. Lalu pulanglah ia dengan hati mendendam terhadap Perjanjian Kudus dan ia akan bertindak: setelah pulang kembali, ia akan menujukan perhatiannya kepada mereka yang meninggalkan Perjanjian Kudus.
 
Sasaran dari antikris sehingga mereka sibuk untuk mengadakan mujizat palsu adalah orang-orang yang meninggalkan Perjanjian Kudus.
 
Kita bisa melihat perjanjian yang pertama dalam Ibrani 10, itulah ibadah yang dijalankan secara Taurat, namun itu merupakan bayangan, bukan hakekat dari keselamatan, dan itu adalah perjanjian yang pertama.
 
Mari kita lihat PERJANJIAN YANG PERTAMA sebelum digenapkan.
Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
 
Hukum Taurat itu bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
 
Perjanjian yang pertama, itulah ibadah yang dijalankan secara Taurat. Jadi, kalau mereka berdosa, mereka harus mempersembahkan korban-korban dari binatang untuk menebus dosa mereka. Tetapi persembahan yang demikian tiadalah mungkin dapat menyucikan dosa dari orang-orang yang berbuat dosa pada saat itu. Itulah sebabnya hukum Taurat atau ibadah Taurat, itu merupakan bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
 
Ibrani 10:2-3
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
 
Justru oleh korban-korban itu, setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Jadi, ibadah yang dijalankan secara Taurat justru merangsang dosa, dengan lain kata; hukum Taurat justru merangsang dosa.
Kita merindu untuk melakukan sesuatu yang baik kepada TUHAN -- sesuai pengakuan Paulus kepada jemaat di Roma dan di Korintus --, tetapi justru hukum dosa yang berkuasa di dalam anggota-anggota tubuhnya. Mengapa demikian? Karena hukum Taurat itu merangsang dosa.
 
Di dalam hukum Taurat, itulah 10 (sepuluh) hukum yang tertulis dalam 2 (dua) loh batu itu terdapat 9 (sembilan) kali kata “jangan.” Justru oleh adanya kata “jangan”, banyak orang melanggarnya, banyak orang melakukan dosa. Jadi, jelas, hukum Taurat itu merangsang untuk berbuat dosa.
 
Ibrani 10:4
(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
 
Singkatnya: Darah binatang tidaklah mungkin berkuasa untuk menyucikan dosa manusia.
 
Ibrani 10:5-9
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. (10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --. (10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
 
Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Perjanjian yang pertama dihapuskan, itulah hukum Taurat, lalu Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat, itulah Perjanjian Kudus, di mana Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib. Yang pertama Ia hapuskan supaya menegakkan yang kedua di atas kayu salib, itulah Perjanjian Kudus yang tidak dihargai oleh banyak anak-anak TUHAN. Yang pertama Ia hapuskan supaya menegakkan yang kedua, itulah Perjanjian Kudus yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib.
 
Jadi, sasaran dari pada antikris untuk mengadakan mujizat adalah orang-orang yang meninggalkan Perjanjian Kudus, tidak menghargai salib Kristus, sementara Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, dan itu merupakan Perjanjian Kudus. Orang yang tidak menghargai Perjanjian Kudus, inilah yang menjadi sasaran dari antikris. Orang yang tidak menghargai korban Kristus, itulah yang menjadi sasaran dari antikris.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur; ibadah yang kita kerjakan ini harus dihubungkan langsung kepada salib Kristus. Memang ibadah yang dikerjakan di atas muka bumi ini harus dihubungkan dengan salib Kristus. Jangan kita mengecilkan ibadah yang dihubungkan dengan salib. Jangan kita mengecilkan Perjanjian Kudus.
 
Bantu doa, supaya TUHAN tolong kita, karena jujur saja saya sampaikan kepada sidang jemaat; persiapan saya sangat terganggu. Satu minggu ini saya sakit tipus; oleh sebab itu, baik Ibadah Kaum Muda, juga Ibadah Pendalaman Alkitab dan Ibadah Doa Penyembahan, yang diterbitkan adalah siaran ulang, karena satu minggu ini saya jatuh sakit, tidak bisa apa-apa. Tetapi petang ini, sore ini, kita bisa beribadah bersama-sama, semua karena kemurahan TUHAN tentunya. Namun tetap bantu doa supaya TUHAN tolong di dalam hal memberitakan Firman TUHAN. Dalam segala keterbatasan saya, saya berharap kita semua tetap terberkati, maupun sidang jemaat yang di Bandung, di Malaysia, maupun sidang jemaat di mana saja berada yang tidak bisa mengikuti beribadah sore ini, biarlah tetap terberkati; juga anak TUHAN yang terus memberi diri digembalakan lewat live streaming dalam maupun luar negeri, tetap terberkati. Bantu doa.
 
Jadi, kita sudah mengerti Perjanjian Kudus, bukan? Ibadah itu memang sebaiknya dihubungkan langsung dengan salib, itulah Perjanjian Kudus. Jangan kita mengecilkan ibadah yang dihubungkan dengan salib. Oleh sebab itu, di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, biarlah kita betul-betul meninggikan korban Kristus, sebab yang menjadi sasaran dari antikris adalah orang-orang yang meninggalkan Perjanjian Kudus.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Daniel 11.
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
 
Tentaranya akan muncul, tentara antikris begitu tangkas, begitu gesit, begitu lihai, sama seperti gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang di dalam 1 (satu) tubuh antikris, itulah;

-          Macan tutul yang begitu cekatan, begitu gesit, begitu cepat. Siapa yang berlambat-lambat, siapa yang menunda-nunda pekerjaan TUHAN akan dilibas habis oleh macan tutul.

-          Singa yang begitu tangkas dan begitu cekatan. Kita tidak bisa menghadapi antikris dengan kemampuan kita, dengan kepintaran kita, dengan gelar tinggi yang kita miliki.

-          Juga beruang yang memiliki cara yang begitu kuat untuk mencakar dan mengoyak dada setiap orang. Dan dengan satu kali pukul, setiap orang pasti rubuh.

Jadi, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan kita untuk menghadapi antikris, di mana antikris akan memerintah selama 7 (tujuh) masa, yang memuncak selama pertengahan 7 (tujuh) masa yang kedua, 3.5 (tiga setengah) tahun. Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa meninggikan korban Kristus.
 
Selanjutnya, antikris akan menajiskan tempat kudus (benteng itu) dengan cara;
a.       Menghapuskan korban sehari-hari.
b.      Menegakkan kekejian yang membinasakan.
 
Sekarang kita akan melihat dua penjelasan di atas, dimulai dari penjelasan “menghapuskan korban sehari-hari”.
Korban sehari-hari, jelas menunjuk;

1.      Korban sembelihan à Ibadah yang dihubungkan dengan salib. Coba saudara bayangkan bila ibadah yang dihubungkan dengan salib ini dihentikan, apa yang bisa dikerjakan pada saat itu? Apa yang memberi jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi? Bagaimana nyawa kita, jiwa kita diselamatkan bila tanpa ibadah yang dihubungkan dengan salib? Sudah pasti binasa.

2.      Korban santapan = Makanan rohani à Pengajaran Firman Allah. Saudara bisa bayangkan, apa kekuatan kita manakala korban santapan dihentikan? Selagi masih ada kesempatan bagi kita untuk mengusahakan ibadah yang dihubungkan dengan salib, biarlah itu kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kemudian jika di tengah-tengah ibadah itu kita boleh menikmati pembukaan firman sebagai korban santapan, biarlah kita hargai dengan sungguh-sungguh, selagi masih ada kesempatan.

Inilah korban sehari-hari yang dihapuskan.
 
Kemudian, penjelasan tentang “menegakkan kekejian”.
Soal kekejian ini, kita akan melihat contoh di dalam Amsal 28.
Amsal 28:9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
 
Ini adalah salah satu contoh kekejian. Banyak nanti kekejian yang akan terjadi saat antikris berkuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun, tetapi salah satu contoh dari kekejian adalah siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian, atau sama dengan; menaikkan doa, menaikkan permohonan kepada TUHAN, tetapi ia tidak suka dengar firman, maka doa semacam ini adalah doa kekejian.
Jangan kita menaikkan doa, sementara kita tidak mau mendengar Firman TUHAN, karena doa yang dinaikkan orang semacam ini adalah kekejian bagi TUHAN. Kalau kita mau supaya doa kita didengar, maka kita harus terlebih dahulu mendengarkan suara TUHAN, firman yang disampaikan.
 
Kalau hanya bisa menaikkan doa tetapi tidak suka mendengar Firman TUHAN, maka doa semacam ini disebut doa kekejian bagi TUHAN. Banyak orang Kristen yang merasa, dia menganggap bahwa dia rohani, ketika dia menaikkan doa, tetapi sebetulnya itu ada kekeliruan.
Dahulu saya seperti itu; ketika saya berdoa, saya merasa saya sudah agak sedikit rohani, padahal itu salah. Menaikkan doa tetapi tidak suka dengar firman, itu adalah kekejian bagi TUHAN.
Jadi, dosa semacam ini nanti akan terjadi pada masa aniaya antikris berlangsung; mengabaikan hal yang suci, mengabaikan pembukaan firmna, mengabaikan ibadah, mengabaikan agama, dan lain sebagainya, tetapi menaikkan doa, itu adalah kekejian. Jadi, perbuatan keji semacam ini nanti terjadi bilamana antikris berkuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini.
 
Oleh sebab itu, kita hubungkan langsung dengan Wahyu 17.
Wahyu 17:3-4
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Jelas, ini merupakan binatang yang sama dengan Wahyu 13:1, itulah binatang yang keluar dari dalam laut.
Dan perempuan itu, Babel besar, ibu dari semua pelacur-pelacur menunggangi binatang yang keluar dari dalam laut; mempunyai 7 (tujuh) kepala dan 10 (sepuluh) tanduk. Kemudian, perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, singkatnya; perempuan Babel ini tampak mulia saat menunggangi antikris, tetapi ada sesuatu yang aneh; di tangannya ada suatu cawan emas, yang isinya adalah kekejian dan kenajisan percabulannya.
Bayangkan, tampak mulia, tetapi anehnya, di tangannya ada suatu cawan emas yang isinya kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Jadi, ternyata, sumber dari kekejian itu adalah perempuan Babel yang menunggangi antikris.
 
Wahyu 17:5
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
 
Babel besar adalah ibu dari wanita-wanita pelacur, orang-orang yang melacurkan dirinya di hadapan TUHAN, orang-orang yang menduakan hati TUHAN.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Babel besar adalah ibu dari gereja atau perempuan atau orang-orang yang menduakan hati TUHAN. Orang yang mendua hati tidak mendapat apa-apa;
-          kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN dengan sungguh-sungguh,
-          kalau ikut dunia, ikutlah dunia dengan sungguh-sungguh.
Kembali saya tandaskan: Orang yang mendua hati tidak mendapat apa-apa.
 
Jadi, orang yang mendua hati itu adalah anak dari perempuan Babel. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah ikut TUHAN. Kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN. Kalau melayani TUHAN, layanilah TUHAN. Kalau mendua hati, jelas dia adalah anak-anak dari perempuan Babel.
 
Kemudian, Babel besar adalah ibu dari kekejian bumi. Jadi, jelas, yang menyebabkan antikris menjadi kekejian bumi, jelas itu penyebabnya adalah perempuan Babel.
Menjadi kekejian bumi, berarti; tidak menghargai TUHAN, tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai pelayanan, tidak menghargai pembukaan rahasia firman, tidak menghargai Roh Kekudusan, dan tidak menghargai kasih dan kemurahan TUHAN. Itu adalah kekejian bumi.
 
Kita kembali memperhatikan Daniel 11.
Daniel 11:32
(11:32) Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.
 
Orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, tidak menghargai Perjanjian Kudus, tidak menghargai ibadah yang dihubungkan dengan salib, tidak meninggikan korban Kristus, akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin.
 
Jadi, jelas, yang menjadi sasaran dari pada antikris adalah orang yang tidak menghargai Perjanjian Kudus, tidak menghargai ibadah yang dihubungkan dengan salib, tidak menghargai kasih dan kemurahan TUHAN, tidak menghargai korban Kristus. Itu yang menjadi sasaran dari antikris; mereka akan dibujuk sampai murtad dengan kata-kata licin.
Tadi kita sudah melihat, cawan emas di tangannya, tetapi isinya kekejian dan kenajisan percabulan. Kalau seorang hamba TUHAN sibuk untuk mengadakan mujizat, kemudian sibuk hanya bicara soal berkat-berkat tetapi mengabaikan pengajaran salib = kata-kata licin = perkataan licin.
Itulah yang disodorkan oleh perempuan Babel tadi; tampak mulia, tetapi anehnya, di tangannya ada cawan emas, namun isinya ada dua:

1.      Kekejian; mengabaikan ibadah, mengabaikan Perjanjian Kudus, mengabaikan korban Kristus, mengabaikan kasih setia TUHAN, dan lain sebagainya.

2.      Kenajisan percabulannya. Kita sudah melihat contoh, dan hal itu sudah beberapa kali disampaikan: Esau ini adalah orang yang memiliki nafsu rendah dan cabul. Mengapa demikian? Karena demi sepiring kacang merah, ia meninggalkan, ia jual hak kesulungannya, itu adalah nafsu rendah, itu sama dengan kenajisan percabulan. 

 
Daniel 11:32B
(11:32) Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.
 
Tetapi umat yang mengenal Allahnya, yang senantiasa menghormati, meninggikan korban Kristus, dan juga menghormati pembukaan rahasia firman sebagai korban santapan, akan tetap kuat dan akan bertindak.
Kembali saya tandaskan: Orang yang meninggikan korban Kristus, ia kuat dan akan bertindak. Oleh sebab itu, mulai dari malam ini, mari kita menjadi orang yang bijaksana, bertindaklah bijaksana, supaya kita kuat.
 
Mari kita lihat orang yang BERTINDAK BIJAKSANA dan menjadi kuat, tidak goyah oleh pengaruh apapun, di dalam Injil Matius 7.
Matius 7:24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
 
Setiap orang yang mendengar dan melakukan Firman TUHAN, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Jadi, orang bijaksana mendirikan rumahnya di atas batu. Siapa orang bijaksana? Itulah yang mendengar dan melakukan Firman TUHAN. 
 
Bertindak bijaksana, berarti; mendirikan rumah di atas batu. Batu ini disebut juga batu pilihan, disebut juga batu penjuru, disebut juga dengan batu yang mahal. Jadi, korban Kristus disebut juga batu pilihan, batu penjuru dan batu yang mahal.
 
Keuntungan kalau rumah didirikan (dibangun) di atas batu (korban Kristus).
Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
 
Sekalipun menghadapi 3 (tiga) jenis ujian;
Yang Pertama: Turunlah hujan. Ini adalah ujian yang langsung menuju ke atap, yang datang dari atas à Roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya. Tetapi rumah itu kuat, karena dibangun di atas korban Kristus.
Yang Kedua: Datanglah banjir. Ujian ini langsung menuju kepada dasar bangunan. Banjir à Dosa kenajisan, yang pada zaman Nuh pernah juga melanda seantero dunia ini dan menghabisi manusia sampai kepada ternak-ternak. Dan di hari-hari ini juga banjir ini sedang melanda dunia, bukan hanya di kota, tetapi juga di desa, bukan hanya melanda orang kaya, tetapi juga melanda orang miskin, bukan hanya melanda orang yang cakap wajahnya (rupanya), tetapi juga melanda yang wajahnya pas-pasan, tanpa terkecuali. Tetapi kalau rumah itu dibangun di atas dasar korban Kristus, maka rumah itu tetap kuat.
Yang Ketiga: Angin melanda rumah itu à Angin-angin pengajaran palsu. Tetapi rumah itu kuat, karena dibangun di atas korban Kristus.
 
Inilah orang-orang yang bertindak bijaksana; mendirikan rumahnya di atas batu. Siapa orang yang bertindak dengan bijaksana? Itulah orang yang mau mendengar firman TUHAN dan melakukannya dengan baik.
Jadi, Firman Allah yang didengar itu difollow-up, ditindaklanjuti, dilakukan, itu sama dengan; menyimpannya. Sehingga, sekalipun nanti terjadi di mana TUHAN mengirimkan kelaparan di atas negeri ini, kita ada kekuatan, karena “menyimpannya”. Saat menghadapi antikris, ada kekuatan, karena kita menyimpan Firman TUHAN.
 
Kita harus bergumul kuat, sungguh-sungguh dalam bergumul, supaya ibadah ini tetap terlaksana; Ibadah Doa Penyembahan juga nanti tetap terlaksana, Ibadah Pendalaman Alkitab juga tetap terlaksana, sebab kalau ibadah ini berhenti, maka banyak yang menjadi korban, bukan saja sidang jemaat dalam penggembalaan GPT “BETANIA” yang ada dalam penggembalaan ini, tetapi juga sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Bandung, maupun anak-anak TUHAN yang terus memberi diri digembalakan lewat live streaming, baik di dalam maupun di luar negeri.
Jadi, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, berjuang dengan sungguh-sungguh; satu dengan yang lain saling mendoakan supaya ibadah ini jangan sampai berhenti, jangan ada yang jatuh sakit, jangan ada yang korban oleh karena penyakit, baik penyakit karena Virus Corona, dan lain sebagainya. Ibadah ini harus berjalan dengan baik, karena sangat rugi sekali rasanya kalau kita berhenti beribadah, tidak ada kekuatan. Saya rasakan sekali; satu minggu ini rasanya gersang-gersang sekali, sehingga demikianlah keadaan saya saat ini yang terbatas adanya di dalam hal menyampaikan Firman TUHAN. Saya tidak bisa pungkiri itu, saya tidak bisa menyampaikan firman, dengan kekuatan saya sendiri. Jadi, hubungan kita dengan TUHAN harus intens, tidak boleh berhenti. Namun sekalipun demikian, saya tetap berharap dan berdoa memohon kepada TUHAN supaya TUHAN tetap memberkati kita sore ini.
 
Terkait dengan apa yang sudah kita baca di dalam Daniel 11 tadi, kita hubungkan dengan 2 Tesalonika 2.
2 Tesalonika 2:7
(2:7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,
 
Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Berarti TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk;

-          Mengusahakan ibadah ini, menjalankan ibadah yang dihubungkan dengan salib, itulah korban sembelihan.

-          Kemudian juga menikmati korban santapan, pengajaran Firman Allah yang kita terima malam ini. 

Ini adalah kemurahan bagi kita.
 
Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, berarti antikris berkuasa selama 7 (tujuh) masa atau 7 (tujuh) tahun yang memuncak pada 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua.
 
2 Tesalonika 2:8
(2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
 
Setelah disingkirkan korban sehari-hari -- itulah korban sembelihan (ibadah yang dihubungkan dengan salib) dan juga korban santapan (pengajaran Firman Allah sebagai makanan rohani) --, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali, pada kali yang kedua.
 
2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
 
Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis. Kedatangan dari pada antikris itu adalah pekerjaan Iblis, di mana kedatangannya akan disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu ... Hal ini sudah semakin jelas; jadi, sinkron sekali antara Wahyu 13:3 dengan Daniel 11:30-32, dan 2 Tesalonika 2:9-10.
 
Kembali saya sampaikan: Kedatangan dari pada antikris itu ...
-          disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib,
-          disertai dengan tanda-tanda heran,
-          disertai dengan mujizat-mujizat palsu,
-          disertai dengan rupa-rupa tipu daya jahat,
terhadap orang-orang yang harus binasa, itulah orang-orang yang berlaku fasik terhadap perjanjian kudus, tidak menghargai korban sehari-hari, itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib, itulah korban santapan, Firman Pengajaran Mempelai.
 
Oleh sebab itu, biarlah mulai dari petang malam ini, mari kita satu dengan yang lain bertindak dengan bijaksana. Jangan kita datang di tengah ibadah hanya untuk mencari mujizat, tetapi pemberitaan firman tidak ada; dari awal ibadah hanya pujian, sampai akhirnya ibadah hanya pujian dan kesaksian, lalu menggunakan alasan: yang ada di sorga hanyalah pujian dan penyembahan.
Mulai sekarang, mari kita bertindak dengan bijaksana, artinya; kita harus menghargai korban sehari-hari. Kalau tidak, maka yang menjadi sasaran dari pada mujizat palsu yang diadakan oleh antikris adalah orang-orang yang harus binasa, karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
Jadi, yang binasa nanti oleh tipu muslihat dari pada antikris adalah orang-orang yang tidak menerima kebenaran yang sejati dan orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada kebenaran lagi; oleh sebab itu, mari kita bertindak dengan bijaksana. Di tengah ibadah dan pelayanan ini kita belajar untuk menghargai korban Kristus; menerima dan mengasihi kebenaran yang sejati.
 
Jadi, sudah sangat jelas; yang menjadi sasaran dari pada antikris, target dari pada antikris adalah orang yang tidak menerima, orang yang tidak mengasihi kebenaran yang sejati, itulah Perjanjian Kudus.
Kita patut bersyukur, manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib; jangan kita bersungut-sungut sekalipun banyak korban yang harus kita persembahkan, baik tenaga, pikiran, waktu, uang, materi sekalipun. Justru itu merupakan sarana, itu yang menjembatani kita dari bumi ke sorga, itu yang menjadi tangga kita dari bumi ke sorga.
Jadi, setiap korban = anak tangga. Seberapa banyak kita korban, itulah anak-anak tangga. Setiap korban, itu adalah satu anak tangga. Setiap korban, tambah lagi satu anak tangga. Setiap korban, satu anak tangga. Jadi, korban-korban, itu adalah anak-anak tangga dari bumi sampai ke sorga. 
Kalau memang salib bukan tangga dari bumi ke sorga, lalu untuk apa Yesus mati di kayu salib? Oleh sebab itu, bertindaklah dengan bijaksana.
 
2 Tesalonika 2:11
(2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,
 
Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka ... Diizinkan mereka disesatkan oleh antikris; tidak ada perlindungan, tidak ada pembelaan dari TUHAN kepada orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang sejati. Tidak ada pembelaan dari TUHAN bagi mereka, bahkan sekalipun kita jungkir balik berdoa memohon kepada TUHAN. Mulai sekarang, tetaplah bertindak bijaksana.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Korban-korban yang kita persembahkan kepada TUHAN, itu merupakan anak-anak tangga. Jangan kita berpikir dua kali untuk menjalankan ibadah yang dihubungkan dengan salib, justru kita harus bersyukur.
Andaikata ibadah yang dihubungkan dengan salib, korban sembelihan itu dihentikan nanti, lalu apa yang terjadi dengan kehidupan kita sementara kita masih jauh dari kesucian, jauh dari kebenaran. Apa yang terjadi nanti?
Itu sebabnya, kesempatan bagi kita, manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib. Mulai sekarang, bertindaklah dengan bijaksana. Apapun yang terjadi sampai masa kesesakan, sampai masa 7 (tujuh) tahun kesesakan yang akan terjadi ke depan, kita kuat, tidak goyah; itulah orang yang bertindak bijaksana, seperti orang yang mendirikan rumahnya di atas batu (korban Kristus), ia menghargai korban Kristus.
 
Yang menyebabkan mereka percaya akan dusta ... Karena tidak ada pembelaan dari TUHAN, tidak ada pertolongan dari TUHAN, akhirnya mereka percaya akan dusta, termasuk mujizat palsu yang diadakan oleh antikris tadi. Sebetulnya, mujizat yang diadakan oleh antikris itu benar-benar mujizat; yang luka parah menjadi sembuh, itu benar-benar mujizat. Yang sakit menjadi sembuh, yang lumpuh menjadi berjalan, yang tuli menjadi mendengar, yang buta menjadi melihat, itu benar (betul) mujizat, tetapi sekalipun itu benar, tetap hal itu disebut “mujizat palsu”, tergantung dari sudut mana ibadah itu dikerjakan.
Kalau ibadah dihubungkan dengan salib, di situ pun banyak terjadi mujizat, namun itu bukan mujizat palsu. Tetapi kalau ibadah hanya sibuk dengan mujizat dan salib diabaikan, pasti sekalipun di situ ada mujizat, namun mujizat itu tetap disebut mujizat palsu.
 
Sama halnya dengan Injil Matius 7:15-23, di mana nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda heran, mengusir Setan, banyak mujizat terjadi di situ, itu pada ayat 22. Tetapi pada ayat 23, Allah akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
1.      Aku tidak pernah mengenal kamu!
2.      Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Mengapa demikian? Pada ayat 21, Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Menghargai Perjanjian Kudus, di tengah ibadah menghargai korban Kristus, itu adalah kehendak Allah. Jadi, bukan karena berseru menyebut “Tuhan”, lalu masuk sorga, tidak, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Menjalankan ibadah yang dihubungkan dengan salib, itu adalah kehendak Bapa.
Lalu, pada ayat 22, Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami ...
1.      bernubuat demi nama-Mu,
2.      dan mengusir setan demi nama-Mu,
3.      dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Tetapi di ayat 23, TUHAN berterus terang dengan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”, kemudian TUHAN kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Jadi, kalau di dalam ibadah sibuk mengadakan mujizat, tetapi mengabaikan kehendak Allah, mengabaikan Perjanjian Kudus, berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, itu adalah perbuatan jahat.
Jadi, sekalipun ada mujizat terjadi di situ, tetap saja disebut mujizat palsu.
 
Saya ini bukan anti mujizat, saya ini suka dengan mujizat, jangan saudara salah mengerti dengan saya. Saya senang dengan mujizat. Tetapi kalau orang berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus atau di tengah ibadah tidak dihubungkan dengan korban Kristus, sekalipun ada mujizat di dalamnya, tetap disebut mujizat palsu.
Jadi, tergantung ibadah itu. Mujizat yang diadakan di tengah ibadah itu bisa disebut “palsu” atau “berkenan kepada TUHAN”, itu tergantung ibadah yang dijalankan.

-          Kalau ibadahnya dihubungkan langsung dengan salib, maka mujizat yang ada menyenangkan hati TUHAN.

-          Tetapi kalau ibadahnya berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, tidak menghargai salib Kristus, tidak menghargai kehendak Allah Bapa, maka sekalipun ada mujizat di dalamnya, itu adalah mujizat palsu.

 
2 Tesalonika 2:11-12
(2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (2:12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
 
Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas merek ... Jadi, ibadah tetapi berlaku fasik terjadap Perjanjian Kudus, terhadap orang semacam ini, TUHAN tidak bela, TUHAN tidak pelihara. Mulai sekarang, bertindaklah dengan bijaksana.
... yang menyebabkan mereka percaya akan dusta. Akhirnya, mereka disesatkan atas seizin TUHAN.
 
Supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Suka dengan mujizat palsu, itu adalah “kejahatan”, sampai akhirnya semua dihukum. Mengapa? Karena mereka tidak percaya kepada kebenaran salib, lalu mereka juga suka dengan kejahatan.
Apa kejahatan yang dimaksud di sini? Itulah mujizat palsu. Menyukai mujizat palsu, itu adalah kejahatan. Oleh sebab itu, TUHAN tadi berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
 
Jadi, mujizat di tengah ibadah itu bisa disebut “palsu” atau “berkenan”, itu tergantung dari ibadahnya. Kalau kita menjalankan ibadah yang dihubungkan dengan salib, maka mujizat yang terjadi di tengah-tengahnya, itu bukan palsu, itu berkenan kepada TUHAN. Tetapi jika ibadah tidak dihubungkan dengan salib, maka mujizat yang terjadi di tengah-tengahnya adalah mujizat palsu.
Kalau seseorang hanya menyukai kejahatan (mujizat palsu), maka TUHAN akan hukum, diizinkan masuk dalam penghukuman dan kebinasaan.
 
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN selalu mengajar kita untuk mengenal Dia lewat salib yang diajarkan kepada kita dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita masing-masing.
 
Saya berharap kita semua diberkati sekalipun pemberitaan ini sangat sederhana. Inilah yang saya takutkan kalau saya tidak beribadah, apalagi jatuh sakit, menyebabkan penyembahan berkurang, itulah yang saya takutkan. Kalau menyembah kurang, kemampuan saya terbatas. Oleh sebab itu, bantu doa, supaya kita semua dalam keadaan sehat walafiat, tidak kekurangan sesuatu apapun, sehingga kita maksimal untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN dalam urapan Roh Kudus.
 
Kita hubungkan langsung dengan Injil Matius 24.
Matius 24:22-24
(24:22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. (24:23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24:24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
 
Mesias-mesias palsu, nabi-nabi palsu akan muncul terlebih dahulu sebelum TUHAN datang.
Jadi, kalau pun ada orang berkata: “Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana”, jangan kamu percaya, sebab memang mesias-mesias palsu, nabi-nabi palsu akan muncul terlebih dahulu.  Kemudian, dalam kemunculan mereka itu, mereka sibuk mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, kemudian sibuk untuk mengadakan mujizat-mujizat palsu, dengan satu tujuan; untuk menyesatkan banyak orang, termasuk orang-orang pilihan juga, itulah orang-orang yang ditinggikan, orang-orang yang diurapi, itulah hamba-hamba TUHAN, seperti bintang-bintang di langit.
 
Matius 24:25-26
(24:25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
 
Sekali lagi diperjelas:
-          apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ
-          atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik. Kemudian, kalau ada yang mengatakan: “Mesias ada di dalam bilik”, janganlah kamu percaya.
Tadi, kedatangan kemunculan mereka memang disertai dengan mujizat, tetapi sekalipun demikian, sekalipun ada yang mengatakan “Mesias ada di padang gurun” atau “Mesias ada di dalam bilik”, tidak usah percaya. Mengapa?
 
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
 
Sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Kedatangan TUHAN itu ditandai dengan kesatuan tubuh Kristus, dari Timur sampai ke Barat.
 
Jadi, kalau masih pecah-pecah, lalu ada yang mengatakan: Mesias ada di sana, Mesias ada di sini, jangan percaya, sebab memang dalam kemunculan mereka, mereka itu sibuk mengadakan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat palsu, sebab kedatangan TUHAN itu sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia yang ditandai dengan kesatuan tubuh.
 
Jadi, tanda kedatangan TUHAN, tanda kedatangan Mesias Yang Diurapi itu adalah ditandai dengan kesatuan tubuh. Kalau masih berkotak-kotak, masih terpisah-pisah, apalagi sibuk mengadakan mujizat-mujizat palsu, Mesias palsu sibuk mengadakan mujizat-mujizat palsu, jangan percaya. Tetapi setelah terwujudnya kesatuan itu, maka perhatikanlah; di situlah TUHAN datang.
 
Memang, sudah dijelaskan tadi di dalam 2 Tesalonika, di mana sebelum TUHAN datang, diawali dengan datangnya antikris, murtad dan perdurhakaan. Kemudian, dalam kemunculan mereka itu, disertai dengan mujizat. Barulah sesudah itu, sesudah lewat 7 (tujuh) masa yang memuncak pada 3.5 (tiga setengah) tahun, barulah TUHAN datang, di mana tanda-tandanya adalah ada kesatuan tubuh, sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, dari Timur sampai ke Barat, berarti dari Pintu Gerbang sampai ke Ruangan Maha Suci, itu berbicara tentang kesatuan tubuh.
 
Matius 24:28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
 
Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun. Di mana ada mayat (kematian), di situlah burung nazar berkerumun. Jadi, pengalaman kematian sudah menjadi makanan yang kita nikmati, itulah gambaran dari kesatuan tubuh. Di mana ada bangkai, kematian Yesus, di situ burung nazar berkerumun; ini adalah kesamaan dari kesatuan tubuh.
Biarlah mulai dari sekarang, kita bertindaklah bijaksana; jangan bersungut-sungut manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib, jangan bersungut-sungut manakala di tengah ibadah banyak korban. Ingat: Korban-korban itu adalah anak tangga.
 
Oleh sebab itu bertindaklah dengan bijaksana, jangan menyukai kejahatan. Apa kejahatan yang disukai? Itulah mujizat palsu.
Ayo, nikmatilah bangkai, nikmatilah pengalaman kematian, sebab itulah yang mempersekutukan kita masing-masing.
 
Matius 24:15-18
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya -- (24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (24:17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (24:18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.
 
Praktek bertindak bijaksana:

1.      Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Kerohanian yang masih kanak-kanak harus terus meningkat di atas gunung TUHAN.

2.      Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Orang yang sudah melayani TUHAN, jangan sibuk mengurusi perkara-perkara di bawah, perkara lahiriah.

3.      Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Orang yang sudah melayani pekerjaan TUHAN, jangan kembali mengulangi kesalahan yang sama, jangan kembali ke tabiat yang lama.

 
Ini adalah praktek bertindak bijaksana. Tetapi, ada juga orang-orang yang celaka pada saat itu, pada ayat 19.
Matius 24:19
(24:19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.
 
Oleh sebab itu, kita harus bertindak dengan bijaksana, dengan prakteknya apabila nanti Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, yaitu:

1.      Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Kerohanian harus meningkat, teramat lebih kerohanian yang masih kanak-kanak harus terus meningkat, lebih dewasa.

2.      Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Orang yang sudah hidup di dalam Roh TUHAN, jangan lagi memikirkan perkara-perkara di bawah, perkara lahiriah.

3.      Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Orang yang sudah melayani pekerjaan TUHAN, jangan kembali untuk mengulangi kesalahan yang sama, atau kembali kepada tabiat yang lama.

Dan yang celaka pada saat itu nanti adalah ...
-          Ibu-ibu yang sedang hamil à Hamba-hamba TUHAN yang belum bertobat.
-          Ibu-ibu yang menyusukan bayi à Hamba-hamba TUHAN yang masih kanak-kanak.
 
Oleh sebab itu, pada ayat 20 ...
Matius 24:20
(24:20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
 
Yang kita doakan pada saat ini adalah supaya waktu kita melarikan diri itu ...

-          Jangan jatuh pada musim dingin, di mana kasih Allah sudah tidak ada lagi di situ, di mana kemurahan-kemurahan tidak ada lagi di situ.

-          Jangan pada hari Sabat à Hari perhentian.

 
Tentang “hari Sabat”, kalau kita perhatikan Peta Zaman ...
-          2.000 (dua ribu) tahun yang pertama adalah zaman Allah Bapa.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang kedua adalah zaman Allah Anak.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga adalah zaman Allah Roh Kudus.
Seluruhnya ada 6.000 (enam ribu) tahun.
Sabatnya TUHAN, itulah hari ketujuh, hari perhentian kekal, kerajaan seribu tahun damai.
Jadi, tidak ada artinya kalau melarikan diri pada hari Sabat. Jadi, jangan melarikan diri pada hari Sabat TUHAN.
Sabat ada dua jenis;
-          Sabatnya Yahudi, itu adalah hari Sabtu.
-          Sabatnya TUHAN, itu adalah hari ketujuh, hari perhentian kekal.
Tetapi sampai hari ini masih ada yang mempertahankan sabatnya Yahudi. Seharusnya, yang kita perhatikan adalah sabatnya TUHAN Yesus.
 
Jadi;
-          Jangan pada musim dingin, di mana kemurahan sudah terangkat.
-          Jangan pada hari Sabat, sebab itu adalah hari ketujuh/perhentian kekal.
Itu adalah keadaan yang sudah terlambat.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN Yesus Kristus, karena kasih-Nya sampai hari ini masih kita rasakan lewat Firman Allah yang walaupun pemberitaan yang sifatnya sederhana, tetapi saya berharap, kita semua terberkati. Demikianlah pemberitaan Firman TUHAN malam ini.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment