KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, November 6, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 18 SEPTEMBER 2021



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 18 SEPTEMBER 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 251)
 
Subtema: MENGINGAT KEMURAHAN TUHAN
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya.
Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di tengah perhimpunan ibadah pemuda remaja malam ini dan memerintah di hati kita sekaliannya. Bahagialah dan sejahteralah kita menikmati kebaikan dan kemurahan TUHAN lewat firman yang akan dibukakan sebentar.
 
Saya tidak lupa menyapa kehidupan muda remaja, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia dalam ketekunan ibadah pemuda remaja dan rela digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming, video, internet, Youtube, Facebook baik di dalam negeri, tanah air, Sabang sampai Merauke, maupun di luar negeri di mancanegara, di tiap-tiap negara dimanapun anda berada.
 
Selanjutnya, marilah kita berdoa, supaya kiranya firman yang dibukakan itu menjangkau dan meneguhkan setiap kehidupan kita di hari-hari terakhir ini, sehingga kehidupan kita semakin sungguh-sungguh dalam setiap kali kita menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan diatas muka bumi ini.
 
Segera kita sambut study Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk ibadah pemuda remaja…
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
 
Singkat kata, “sebelum datang tahun kelaparan itu” berarti berada pada masa tujuh tahun kelimpahan, pada waktu itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-            Anak yang sulung diberi nama Manasye.
-            Anak yang kedua diberi nama Efraim.
 
Perlu untuk diketahui: nama yang telah diberikan oleh Yusuf kepada kedua anak laki-lakinya itu sebenarnya terkandung suatu makna dan suatu maksud di dalam nama itu. Yakni suatu peristiwa besar yang telah dialami dan dilalui oleh Yusuf, terkait dengan rencana Allah yang dinyatakan di dalam kehidupan Yusuf itu sendiri.
Nama-nama yang diberikan oleh Yusuf kepada kedua anak laki-lakinya itu bukan sekedar untuk disebut sebagai tanda pengenal diri, tetapi ada suatu makna terselip di dalam kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut.
 
Adapun arti nama anak sulung dari Yusuf yakni Manasye ialah: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali;
-       Kepada kesukaran-kesukaran yang dialami oleh Yusuf.
-       Lupa kepada rumah Yakub bapanya.
Pendeknya, Yusuf telah melupakan segala perkara-perkaranya.
Mula-mula Yusuf melupakan kesukaran-kesukaran yang dialaminya oleh karena kejahatan dan kebencian saudara-saudaranya. Kemudian Yusuf juga telah melupakan rumah Yakub bapanya. Hal itu menunjukkan bahwasanya Yusuf telah memilih bagian yang terbaik, yaitu; untuk menyerahkan segenap hidupnya di dalam hal melaksanakan segala rencana-rencana Allah yang suci dan mulia.
 
Mari kita melihat…
Kejadian 45:4-5, 7
(45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. (45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
 
Pertama-tama Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, kemudian selanjutnya Yusuf berpesan agar saudara-saudaranya itu jangan bersusah hati dan jangan menyesali segala apa yang telah mereka perbuat, yakni; telah menjual Yusuf ke Mesir sebagai budak belian.
Mengapa Yusuf mengatakan hal itu kepada saudara-saudaranya? Jawabnya; sebab Yusuf menyadari betul dan memahami betul bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam dirinya itu terjadi atas seijin TUHAN, yaitu; untuk memelihara hidup manusia atau menjamin kelanjutan hidup manusia di bumi ini. Nah untuk itulah dia harus melupakan rumah Yakub bapaknya.
Apa yang terjadi menimpa Yusuf itu merupakan suatu nubuatan yang telah digenapi oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, sesuai dengan apa yang tertulis didalam: Filipi 2:5-8.
 
Itulah arti nama Manasye secara singkat, karena kita tidak perlu mendalami hal itu. Hal itu sudah disampaikan, kalau saya tidak salah tiga kali berturut-turut. Sedangkan kepada anak laki-laki Yusuf yang kedua, kepada anak bungsu, Yusuf memberi nama: Efraim.
Jikalau Manasye artinya adalah melupakan, maka Efraim adalah kebalikan dari melupakan, berarti; mengingat, sebab Efraim artinya; Allah telah membuat Yusuf mendapat anak dalam negeri kesengsaraan.
 
Kejadian 41:52
(41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
 
Jadi Efraim artinya; Allah telah membuat Yusuf mendapat anak dalam negeri kesengsaraan.
Mendapat anak di negeri kesengsaraan merupakan suatu kemurahan yang teramat besar yang harus diingat dan selalu diingat, tidak untuk dilupakan. Kemurahan TUHAN untuk selalu diingat, bukan untuk dilupakan.
 
Sebelum kita dipanggil oleh TUHAN betapa jahatnya, betapa najisnya, betapa melekatnya noda kekafiran itu di dalam diri kita masing-masing sehingga dengan mudah diseret kepada berhala-berhala yang bisu.
Itulah sebabnya kepada anak laki-laki Yusuf yang kedua diberi nama Efraim; berarti harus selalu ingat kepada kebaikan dan kemurahan TUHAN, tidak untuk dilupakan.
 
Dari hal ini kita dapat memetik satu pelajaran dari surga, bahwasanya; di dalam derita atau sengsara salib terdapat suatu kemurahan yang teramat besar.
Jadi kalau ada sengsara menimpa kita atas seijin TUHAN, jangan lantas kita bersungut-sungut, sebab dibalik itu ada suatu kemurahan yang teramat besar. Dan saya menyadari akan hal itu, sungguh TUHAN mau menyatakan suatu kemurahan dibalik salib yang kita pikul. Percaya saja.
 
Mari kita hubungkan dengan…
Efesus 2: 1-3
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. (2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
 
Singkat kata, adapun keadaan dari bangsa kafir, bangsa yang bukan Yahudi waktu di luar TUHAN (sebelum mengenal TUHAN Yesus Kristus), di sini dikatakan; sudah binasa sebelum mati, karena pelanggaran-pelanggaran dan karena dosa-dosa.
 
Adapun pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa dari bangsa kafir waktu diluar TUHAN (sebelum di dalam TUHAN):
-       Mengikuti jalan dunia.
-       Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
-       Hidup di dalam hawa nafsu daging.
 
Pendeknya ada tiga noda kekafiran yang melekat pada bangsa kafir.
-       Dunia dengan arusnya yang begitu deras dan begitu kuat untuk menghanyutkan hidup rohani anak-anak TUHAN.
-       Iblis atau setan, memiliki pengaruh sehingga anak TUHAN mendurhaka dan memberontak kepada TUHAN.
-       Daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat.
Mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, sebaliknya mereka yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, yakni; perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya.
Pendeknya keinginan daging bertolak belakang dengan keinginan Roh.
 
Tapi lihatlah, selanjutnya setelah di dalam TUHAN…
Efesus 2:4-5
(2:4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, (2:5) telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
 
Rasul Paulus mengatakan dengan tegas kepada Jemaat di Efesus;  Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat.”
Sekalipun kita bangsa kafir, telah mati oleh karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, tetapi oleh karena rahmat, oleh karena kasih karunia, kita bangsa kafir mendapatkan keselamatan oleh karena Kristus Yesus telah mati dan bangkit untuk kita.
 
Efesus 2:8
(2:8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
 
Singkat kata, karena kasih karunia bangsa kafir diselamatkan oleh iman, bukan hasil usaha dan bukan hasil pekerjaan dari manusia.
Oleh sebab itu jangan ada orang yang memegahkan diri atau jangan sombong, walaupun kita memiliki ini dan itu, walaupun kita juga memiliki kelebihan-kelebihan. Jangan ada manusia memegahkan diri, jangan sombong, semua karena rahmat TUHAN.
 
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
 
Singkat kata, kepada sidang jemaat Efesus Rasul Paulus berkata; “Karena itu ingatlah.”
Apa yang harus diingat? Jawabnya; bangsa kafir waktu diluar TUHAN;
-       Hidup tanpa Kristus.
-       Tidak termasuk kewargaan Israel.
-       Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
-       Tanpa pengharapan.
-       Tanpa Allah di dalam dunia.
Pendeknya, bangsa kafir waktu diluar TUHAN; sudah binasa sebelum mati.
 
Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
 
Namun setelah di dalam Kristus Yesus, bangsa kafir yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus, oleh karena sengsara salib. Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata pada ayat 11;  Karena itu ingatlah”, kemurahan hati TUHAN tidak untuk dilupakan.
 
Bangsa kafir waktu diluar TUHAN sudah mati, sudah binasa, sebab itu ingatlah, apa yang harus diingat? kemurahan TUHAN.
Kalau bangsa kafir dihidupkan kembali dan diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan, jelas itu karena kemurahan hati TUHAN, rahmat Allah yang sudah menghidupkan bangsa kafir di dalam Kristus Yesus. Yesus telah mati dan bangkit dan kita juga mati dan bangkit bersama dengan Dia. Ingatlah kemurahan hati TUHAN, tidak untuk dilupakan.
 
Efesus 2:14-16
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
 
Singkat kata, oleh derita, sengsara salib, telah merubuhkan tembok pemisah antara bangsa kafir (jauh), dengan bangsa Yahudi (dekat), sehingga keduanya menjadi satu tubuh oleh salib Kristus.
Pendeknya, Yesus menderita sengsara di atas kayu salib untuk memberitakan damai sejahtera, baik kepada yang jauh, itulah bangsa kafir maupun kepada mereka yang dekat itulah bangsa Yahudi.
Karena kemurahan TUHAN kita menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus, yang telah dipersatukan oleh darah salib Kristus.
Itu kemurahan hati TUHAN, itu harus diingat, tak boleh dilupakan.
 
Efesus 2:10
(2:10) Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
 
Manusia baru yang diciptakan dalam Kristus Yesus / dipersiapkan Allah, untuk apa? Untuk melakukan atau untuk melayani pekerjaan Allah, dan TUHAN mengharapkan hal itu, dan kiranya kita hidup di dalamnya.
Sebagai ayat referensi; Wahyu 1:5b-6, Wahyu 5:9-10.
Pendeknya, kita bangsa kafir harus senantiasa mengingat kebaikan dan kemurahan TUHAN jangan lupakan kemurahan-Nya.
 
Ibrani 12:3, dengan perikop : “Nasihat supaya bertekun dalam iman.”
Ibadah, pelayanan ini seharga dengan setetes darah salib. Jadi kalau kita menjalankan ibadah dan pelayanan itu; iman. Bertekunlah dalam iman, tekunlah dalam ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan diatas muka bumi ini.
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
 
Disini dikatakan; “Ingatlah selalu akan Dia.  Yesus Kristus yang telah mati diatas kayu salib, kemudian bangkit pada hari yang ketiga, sehingga bangsa kafir yang dahulu jauh, menjadi dekat, bahkan bangsa kafir menjadi suatu ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.
Ingatlah selalu akan Dia, ingatlah selalu korban-Nya; sengsara salib, ingat itu. Ingat kebaikan-Nya, ingat kemurahan-Nya, berarti; senantiasa memandang kepada korban Kristus, sengsara salib.
 
Tujuannya:
-       Supaya kita jangan menjadi lemah dan tidak berdaya.
-       Supaya kita jangan menjadi putus asa di dalam hal mengikuti TUHAN.
Jangan putus harap, berarti; segala sesuatu yang terkait dengan diri kita yakni, segala sesuatu yang kita perbuat, baik ibadah maupun pelayanan, termasuk pengorbanan-pengorbanan ukurannya adalah; korban Kristus.
 
Jadi, dalam segala perkara, susah, senang senantiasa pandang salib Kristus, jadikanlah itu sebagai tolak ukur. Dalam hal menderita pandang salib-Nya, supaya jangan kita lemah dan putus asa, dalam hal diberkati pandang juga salib-Nya, jangan kita bermegah dan jangan menjadi sombong, ingat kemurahan hati TUHAN, tidak untuk dilupakan.
 
Ibrani 12:1
(12:1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
 
“Karena kita mempunyai banyak saksi”, jadi semua perkataan, semua perbuatan, tindak tanduk, solah tingkah sekecil apapun, ternyata disaksikan, mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita.
 
Itu sebabnya saya juga selalu ingatkan supaya wallpaper itu jangan dihapus; TUHAN MELIHAT DAN MAHA TAHU, itu harus menjadi wallpaper anggota keluarga Allah sidang jemaat GPT “Betania” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik yang di Bandung maupun di Malaysia.
Saya menghimbau juga anda yang tekun memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “Betania” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, tidak salah juga anda jadikan itu sebagai wallpaper.
 
Oleh sebab itu, karena banyak saksi seperti awan mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan segala sesuatu yang merintangi hidup rohani kita. Apa saja itu? Antara lain;
-       Semua beban, jelas itu menunjuk hal-hal yang memberatkan hidup kita.
-       Semua dosa, termasuk kejahatan dan kenajisan.
Selanjutnya berlombalah dan tekunlah dalam perlombaan yang diwajibkan.
Apa sih perlombaan yang diwajibkan itu? Yakni; tekun dalam ibadah dan pelayanan. Jadi semua wajib untuk tekun dalam ibadah. Jangan katakan tidak perlu beribadah yang penting mengasihi. Dari mana kita bisa mengasih, sementara kita tidak tekun dalam ibadah. Harus tekun dalam ibadah, sebab ibadah dan pelayanan wajib dilakukan dan itu yang TUHAN mau. Berarti Ibrani 12:1 = Efesus 2:10 sudah dinyatakan tadi di atas.
 
Kita buatan Allah diciptakan dalam Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya. Jadi ciptaan baru itu harus tekun dalam ibadah dan kita harus hidup di dalamnya, itu yang TUHAN mau.
 
Ibrani 12:2
(12:2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
 
Orang yang beribadah, orang yang hidup dalam TUHAN, beribadah dan melayani TUHAN, harus senantiasa memandang kepada salib di Golgota.
Tujuan memandang salib di Golgota; untuk memimpin kita dalam iman dan membawa iman itu kepada kesempurnaan.
 
Ada iman yang tidak sempurna, kalau iman sempurna; percaya walaupun tidak melihat. Iman yang tidak sempurna; beribadah tapi tidak percaya, beribadah tapi tidak menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, dengan kata lain ibadahnya tidak sampai kepada puncaknya itulah; doa penyembahan.
 
Syarat memandang salib di Golgota: mengabaikan kehinaan dan tekun memikul salib dan akhirnya menjadi milik Kristus.
Itulah kehidupan yang menjadi milik Kristus.
 
Nah terkait dengan ingat kemurahan TUHAN, sekarang kita akan hubungkan dengan hari sabat. Inilah yang diharapkan oleh TUHAN; beribadah dan melayani TUHAN, hari sabat.
Keluaran 20:8
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
 
Hari sabat = hari ketujuh = hari perhentian bagi TUHAN = ibadah dan pelayanan, itu harus diingat.
 
Keluaran 20:9-10
(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
 
Kemudian kepada manusia diberikan kesempatan untuk bekerja selama enam hari, tetapi hari ketujuh adalah hari sabat, hari perhentian untuk TUHAN, itulah ibadah dan pelayanan, harus berhenti dari segala aktivitas.
Jangan sampai kita tinggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena kesibukan-kesibukan manusia daging, manusia duniawi, jangan bertahan pada hari keenam, tapi ingat dan kuduskanlah hari sabat, hari ketujuh, hari perhentian kepada TUHAN Allah, itulah ibadah dan pelayanan.
 
Syarat untuk menguduskan hari sabat; berhenti dari segala kesibukan-kesibukan duniawi.
Hal itu berlaku untuk semua orang tanpa kecuali, sebab di sini dikatakan; “jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.”
Jangan sampai karena mengurus binatang / hewan kita lupa TUHAN, tinggalkan ibadah dan pelayanan.
Jadi semua orang tanpa terkecuali, besar-kecil, tua-muda, laki-laki perempuan, kaya dan miskin, hamba dan merdeka, termasuk binatang dan budak, semuanya harus menguduskan hari sabat. Ingat dan kuduskan hari sabat, tidak boleh lupa ibadah dan pelayanan, ingat kemurahan.
 
Pertanyaannya: Mengapa kita harus menguduskan hari sabat atau berhenti pada hari ketujuh?
Mari kita melihat jawabannya dalam…
Keluaran 20:11
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
 
Di dalam hal ibadah dan pelayanan kita harus mengikuti contoh teladan TUHAN, sebab enam hari lamanya TUHAN menciptakan langit, bumi, laut dan segala isinya, sedangkan pada hari yang ketujuh Allah berhenti dari segala aktivitas-Nya.
Jadi kita harus mengikuti contoh teladan dari TUHAN di dalam hal beribadah dan melayani TUHAN, itu harus.
Beribadah dan melayani TUHAN tidak boleh mengikuti contoh dunia, mengadopsi dunia, lalu dibawa masuk di dalam gereja untuk menyelenggarakan setiap kebaktian-kebaktian, tetapi di dalam hal beribadah, di dalam hal melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN kita harus mengikuti contoh teladan TUHAN.
 
Jangan kita sibuk di dunia, sibuk lagi di dalam TUHAN, tidak bisa kita kerjakan dengan bersama-sama. Sibuk berbuat dosa, sibuk lagi di dalam TUHAN, melayani TUHAN, itu tidak boleh dikerjakan bersama-sama, atau separuh hati misalnya; melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada TUHAN, di luar TUHAN tetapi separuh hati bisa beribadah dan melayani,  tidak bisa seperti itu.
Tetapi di dalam hal beribadah dan melayani TUHAN sudah seharusnya kita mengikuti contoh teladan dari TUHAN, tidak boleh mengadopsi cara-cara dunia di luaran sana.
 
Sebagaimana Anak Manusia, Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, mati di atas kayu salib, Dia melakukan itu sesuai dengan apa yang Dia lihat dari Bapa dan sesuai dengan apa yang dia dengar dari Bapa, itu yang Dia lakukan. Artinya ibadah itu harus benar-benar dihubungkan dengan salib. Jangan kita seperti bangsa Israel waktu bangsa Israel mengangkat tabut perjanjian itu, mereka itu menggunakan kereta baru, sebab pola Tabernakel adalah cara lama/kuno, sehingga tabut perjanjian itu ditarik oleh kereta baru.
 
Jangan saudara kira, karena saya menggunakan bahasa sederhana tidak dicampur bahasa Inggris lalu melihat pemberitaan Firman sebagai sesuatu yang lama/kuno, tetapi ingat semua kegiatan semua ibadah dan pelayanan harus terkait dengan pola Tabernakel. Dalam kesempatan ibadah pendalaman Alkitab sudah saya sampaikan hari kamis lalu; semua kegiatan ibadah harus dikaitkan dengan pola Tabernakel.
Jadi ibadah dan pelayanan ini harus dihubungkan dengan salib, harus mengikuti contoh teladan TUHAN, ingat kasih dan kemurahan hati TUHAN tidak untuk dilupakan.
 
Yesus datang ke dalam dunia ini, mati diatas kayu salib, mengikuti contoh teladan dari TUHAN, apa yang Dia lihat, apa yang dia dengar.
 
Bukti enam hari lamanya TUHAN menciptakan langit bumi, laut dan segala isinya, namun pada hari ketujuh Ia berhenti.
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
 
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, kemudian pada ayat yang kedua, walaupun bumi sudah tercipta namun;
-       Belum berbentuk.
-       Kosong.
-       Gelap gulita menutupi samudera raya.
Namun lihatlah; Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air /  Roh TUHAN bekerja aktif di atas permukaan air, itu titik terendah.
Biarlah kiranya kita semua berada pada titik terendah, titik nol, menghampakan diri, supaya roh TUHAN itu betul-betul bekerja di dalam diri kita masing-masing.
Jadi sudah ada kegiatan Roh, mana kala kita ada pada titik terendah, permukaan air.
Kalau tidak rendah hati, sibuk dengan perasaan manusia daging, sombong, Roh TUHAN tidak ada di situ. Sebab itu bawalah dirimu pada titik terendah, bawalah dirimu pada titik nol, di situ nanti roh TUHAN beraktivitas, bekerja.
 
Pembagian dari Kejadian...
Ayat 1:3-5 adalah hari pertama.
Ayat 6-8 adalah hari kedua.
Ayat 9-13 adalah hari ketiga.
Ayat 14-19 adalah hari keempat.
Ayat 20-23 adalah hari kelima.
Ayat 24-31 adalah hari keenam.
Jadi jelas, enam hari lamanya Allah bekerja, tetapi hari ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaannya.
 
Nah, pada hari keenam…
Kejadian 1:24-25
(1:24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. (1:25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
 
Allah menciptakan segala jenis hewan ataupun binatang.
 
Kejadian 1:26-28
(1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
 
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, berarti; sama mulia, kualitas rohaninya sederajat dengan Allah.
 
Kalau kualitas rohani dari gereja TUHAN sudah sederajat dengan Allah, sama mulia dengan Allah,  berarti persis seperti apa yang tertulis di dalam…
Wahyu pasal 21:2
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
 
Yerusalem baru turun dari surga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
 
Wahyu 21:9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
 
Mempelai perempuan TUHAN, pengantin perempuan mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Allah, berarti; kualitas rohaninya sederajat dengan Allah sama mulia dengan Allah. Apa buktinya? Karena mempelai perempuan TUHAN digambarkan seperti permata yang paling indah, itulah permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal = transparan. Transparan berarti; luar dan dalam sama, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Ini jelas menunjuk kepada orang yang jujur, polos, tulus, itulah permata yaspis, permata yang paling indah, bercahaya kemudian Allah, kualitas rohaninya sederajat dengan Allah, sama mulia dengan Allah, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
Segala sesuatunya ditampilkan dalam wajah ini, orang jujur ditampilkan di wajah ini, orang polos ditampilkan di wajah ini, tapi kalau ada yang ditutup-tutupi juga ditampilkan di wajah ini.
 
Kejadian 1:27-28
(1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
 
Selain segambar dan serupa dengan Allah, sama mulia dengan Allah, selanjutnya TUHAN juga memberkati mereka.
Apa bukti bahwa Allah memberkati mereka, antara lain;
-          Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu
Berkat yang mereka terima adalah mereka akan menurunkan keturunan, beranak cucu.
-          Berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
Singkat kata, berkuasa atas tritunggalnya setan; naga merah padam di udara, antikris, nabi-nabi palsu.
 
Kejadian 1:29
(1:29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
 
Berkat berikutnya: TUHAN memberikan makanan kepada manusia;
-     Segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
-     Segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji.
Jadi tumbuhan ada bijinya, kemudian pohon-pohonan namun buahnya berbiji, artinya; manusia itu diberi kesempatan untuk menjadi benih. Kalau buah tidak ada biji, maka manusia tidak ada kesempatan untuk menjadi benih.
 
Kita hubungkan dengan…
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
 
Ini tanda kehidupan yang diberkati oleh TUHAN; jatuh ke tanah dan mati, itu benih.
Jadi semua biji yang menjadi benih harus jatuh ke tanah dan mati, selanjutnya ia akan menghasilkan banyak buah.
 
Sekarang kita bandingkan dengan apa yang menjadi makanan bagi binatang-binatang.
Kejadian 1:30
(1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
 
Sedangkan binatang di bumi, burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, maka TUHAN memberikan; segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya, beda dengan manusia.
Itulah perbedaan antara manusia dengan binatang, kalau binatang hidup untuk dimusnahkan tetapi manusia hidup untuk diselamatkan, karena makanannya adalah segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan seluruh pohon-pohonan yang buahnya berbiji.
 
Jadi tritunggal dari Setan itulah naga merah padam, termasuk antikris, ikan di laut dan binatang di bumi itulah nabi palsu, akan dibinasakan, kepada mereka tidak diberikan tumbuhan yang berbiji dan pohon-pohonan yang buahnya berbiji.
Inilah hak istimewa dan yang menjadi bagian berkat bagi Adam dan istrinya.
 
Kejadian 1:31
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
 
Ciptaan TUHAN itu sempurna dan TUHAN bekerja selama enam hari, betul-betul apa yang dikerjakan oleh Allah begitu luar biasa.
Tadi kita sudah melihat hari keenam, TUHAN menciptakan segala jenis binatang, kemudian TUHAN menciptakan Adam dan istrinya itu hari keenam. Yang luar biasanya, manusia diciptakan bukan asal-asalan begitu saja, tapi manusia diciptakan selanjutnya diberkati dan kita sudah melihat berkat-berkat itu.
 
Ingatlah kemurahan TUHAN, ingat hari ketujuh, ingat ibadah dan pelayanan, dan itu yang dikerjakan oleh TUHAN dan menjadi contoh yang sempurna.
 
Kejadian 2:1-2
(2:1) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. (2:2) Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
 
Hari keenam Allah bekerja dengan sempurna, hari ketujuh Dia berhenti dari segala pekerjaan-Nya. Ini contoh teladan yang harus kita ikuti, jangan sampai kita mengadopsi cara-cara lain, kita ini diciptakan untuk diberkati.
 
Tadi kita sudah melihat berkat-berkatnya itu, yaitu; kita diciptakan segambar serupa dengan Allah, diberkati dan diberi keturunan, lalu diberkati untuk berkuasa atas setan tritunggal, dan berkat berikutnya adalah; TUHAN memberikan tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan pohon-pohonan yang buahnya berbiji, artinya; manusia diciptakan untuk diselamatkan, diberi kuasa dan diselamatkan, ingat itu.
Ayat 28 berkuasa, ayat 29 diselamatkan, karena manusia diberi kesempatan untuk menjadi benih, apa benih itu?
-          Jatuh ke dalam tanah = merendahkan diri.
-          Mati, berarti; daging tidak bersuara lagi.
 
Kejadian 2:4-6
(2:4) Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- (2:5) belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; (2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
 
Lihatlah hebatnya TUHAN, sebelum ada ibadah TUHAN sudah menyediakan penyembahan itu sendiri kepada kita.
Kejadian 1:2, bumi memang sudah tercipta, tapi belum berbentuk, masih kosong kemudian gelap gulita, tetapi roh TUHAN  melayang-layang di atas permukaan air, artinya; Roh TUHAN itu sudah tersedia. Kemudian, kasih TUHAN itu dalam doa penyembahan sudah tersedia, bagaikan kabut asap dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN itu berbicara soal doa penyembah,  sudah disediakan di tengah dan pelayanan.
Sebelum kita lahir ke bumi, ibadah itu sudah tersedia, Roh TUHAN juga tersedia, doa penyembahan juga sudah tersedia, dan firman-Nya yang membentuk segala sesuatu.
 
Jadi...
-       Roh TUHAN  tersedia, melayang-layang asal kita mau berada diatas permukaan air (titik nol).
-       Kemudian firman TUHAN rela membentuk kehidupan kita (rela dibentuk firman).
-       Kasih Allah itulah doa penyembahan, asap atau kabut dupa penyembahan naik ke hadirat TUHAN.
 
Betapa sempurnanya TUHAN memberi contoh teladan itu ditengah ibadah. Mengapa kita harus sibuk dengan mujizat, mengapa harus sibuk dengan sensasi, kenapa pengertian semacam ini tidak dinyatakan kepada sidang jemaat?
Ingat kemurahan TUHAN, ingat hari ketujuh, jadi kalau ingat kemurahan TUHAN, berarti ingat juga hari ketujuh, disitu kita sudah difasilitasi dengan roh TUHAN melayang-layang di atas permukaan air, artinya kita harus rendah hati supaya Roh TUHAN berkuasa, kemudian firman Roh TUHAN juga berkuasa membentuk, asal kita rela mau dibentuk oleh firman.
Kabut asap dupa kemenyan itu berbicara doa penyembahan, itu puncak ibadah, itulah yang menyelamatkan kita dari bumi ini.
 
Ingatlah hari ketujuh, ingatlah kebaikan Roh TUHAN, kemurahan Roh TUHAN, tidak untuk dilupakan itulah Efraim, kebalikan dari pada Manasye; melupakan.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment