KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 5, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 SEPTEMBER 2021



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 SEPTEMBER 2021
 
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 4)
 
Subtema: PINTU GERBANG KERAJAAN SORGA
 
Selamat malam, salam sejahtera, bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita. Segala puji dan segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci, semua karena kemurahan dari pada hati TUHAN. Biarlah kiranya kemurahan hati TUHAN sempurna lewat pembukaan firman yang akan kita terima malam ini dan berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan yang merupakan bagian dari keluarga GPT “BETANIA” yang setia dalam ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci lewat live streaming video internet Youtube, Facebook dimanapun anda berada kiranya TUHAN memberkati saudara.
 
Mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya TUHAN kiranya mengulurkan kedua tangan lewat pembukaan Firman Allah yang akan kita terima malam ini, dari STUDY RUT sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.
 
Rut 4:1-22 dibagi dalam dua bagian:
-          Yang pertama: Ayat 1-12.
-          Yang kedua: Ayat 13-22.
 
Malam ini kita kembali untuk memeriksa bagian yang pertama: Rut 4:1-12, namun dalam kesempatan malam ini kita hanya membaca Rut 4:1-6.
Rut 4:1-6
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Pada akhirnya, Boaslah yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau penebus sejati, sebab penebusan atas tanah Elimelekh jatuh ke tangan Boas. Tetapi di dalam hal penebusan atas tanah itu Boas juga turut memperoleh Rut, perempuan Moab, menantu Naomi yang sudah menjadi janda itu.
 
Pertanyaannya: MENGAPA RUT TURUT DITEBUS?
Rut 4:5
(4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
 
Rut juga turut ditebus, tujuannya adalah untuk menegakkan Mahlon, anak Elimelekh, suami Rut yang sudah mati itu di atas tanah milik pusakanya.
Berarti, dari hal ini kita dapat memetik suatu pelajaran; bahwasanya oleh penebusan yang dikerjakan oleh Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus maka silsilah itu tidak akan terputus. Dengan demikian, janji Firman TUHAN tergenapi yakni kehidupan yang papah, hina dan dina yang disebabkan oleh dosa mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya. Sementara upah dosa adalah maut.
 
Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus telah mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2000 tahun yang lalu.
Kita bersyukur karena TUHAN dengan belas kasih-Nya sehingga kita mendapat kesempatan untuk ditegakkan di atas tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Dan kita semua telah ditebus dari cara hidup kita yang sia-sia, bukan dengan barang yang fana, bukan juga dengan perak dan emas melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Namun di dalam hal penebusan kita semua harus memahami awal dari sebuah penebusan itu.
 
Mari kita lihat awal dari sebuah penebusan.
Rut 4:1A
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk.
 
Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Inilah suatu peristiwa dan sebuah gambaran yang konkrit untuk selanjutnya kita pahami bersama-sama, yaitu soal penebusan yang dikerjakan oleh Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus; di mana Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana.
Inilah awal dari sebuah penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus sebagai Boas rohani di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2000 tahun yang lalu.
 
Kita awal dari Mazmur 100:2-3, dengan perikop: “Pujilah Allah dalam Bait-Nya.”
Mazmur 100:2-3
(100:2) Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! (100:3) Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
 
Suatu kehidupan yang tergembala tentu saja telah mengalami penebusan, dan selanjutnya kehidupan yang sudah ditebus beribadah kepada TUHAN Allah dengan sukacita. Itu sebabnya, perikopnya adalah “Pujilah Allah dalam Bait-Nya.”
Kehidupan yang sudah ditebus selanjutnya beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang hidup; Allah Abraham, Ishak dan Yakub,
 
Mazmur 100:4
(100:4) Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
 
Untuk berada di dalam pelataran bait TUHAN yang di sebelah luar yang disebut juga dengan Halaman, maka terlebih dahulu masuk melalui Pintu Gerbang. Hal itu ditulis juga dalam Mazmur 118:19-20; orang-orang benar akan masuk ke dalam pelataran bait TUHAN itulah Halaman melalui Pintu Gerbang.
 
Pertanyaannya: SIAPAKAH SESUNGGUHNYA PINTU ITU?
Yohanes 10:9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
 
Yesus berkata: Akulah pintu.
 
Kemudian, di dalam Yohanes 14:6.
Yohanes 14:6
(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
 
-          Yang pertama dalam Yohanes 10:9, Yesus berkata: Akulah pintu.
-          Yang kedua dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata: Akulah jalan.
Berarti, di mana ada pintu tentu di situ ada jalan. Dan itu juga dinyatakan di dalam Matius 7:13-14; jadi, pintu selalu terkait dengan jalan, di mana ada pintu di situ ada jalan.
Pendeknya, pintu dan jalan keduanya adalah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, bukan yang lain.
 
Sedangkan, apabila kita membaca Ibrani 10:1 “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri …”
Jadi, dikatakan: Bahwa hukum Taurat adalah bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari keselamatan.
Oleh sebab itu, kehidupan orang Kristen sudah harus menjunjung tinggi atau menghargai korban Kristus sebagai anugerah atau kemurahan yang besar atas kita semua, teramat lebih kita adalah bangsa kafir. Akan tetapi, bila kehidupan orang Kristen masih mempertahankan cara hidup yang lama atau menjalankan ibadahnya secara Taurat tentu saja pengorbanan Kristus menjadi sia-sia.
 
Galatia 2:19-20
(2:19) Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; (2:20) namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
 
Rasul Paulus betul-betul menjunjung tinggi korban Kristus. Dia disalibkan bersama Yesus Kristus = Menjunjung tinggi korban Kristus. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Singkat kata; Rasul Paulus tidak lagi mempertahankan cara hidup yang lama dan tidak menjalankan ibadah dan pelayanannya dalam bentuk Taurat. Sebab pada ayat 19, jelas dikatakan: Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah.
 
Galatia 2:21
(2:21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
 
Kita tidak lagi menjalankan ibadah ini secara Taurat supaya kemurahan TUHAN itulah korban Kristus tidak menjadi sia-sia = Ibadah ini kita kerjakan tidak lagi percuma.
Kalau kita masih mempertahankan cara hidup yang lama, lalu menghadap TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan dengan cara Taurat, maka sia-sialah korban Kristus, sia-sialah kemurahan TUHAN. Jangan sia-siakan kemurahan TUHAN, oleh sebab itu jangan pertahankan cara hidup yang lama dan jangan lagi menjalankan ibadah secara Taurat, secara lahiriah; mulutnya memuji TUHAN tetapi hatinya jauh dari TUHAN = Mempersembahkan tubuhnya di tengah ibadah tetapi hatinya jauh dari Firman, bahkan menolak firman.
 
Tetapi sekarang kita menjalankan ibadah bukan dengan cara yang lama dan juga menjalankan ibadah dan pelayanannya ini tidak lagi dalam bentuk Taurat supaya kemurahan TUHAN tidak menjadi sia-sia, korban Kristus tidak menjadi sia-sia. TUHAN mengorbankan diri-Nya untuk kita dan pengorbanan TUHAN tidak lagi menjadi sia-sia. Jangan sia-siakan kemurahan hati TUHAN.
 
Galatia 5:4
(5:4) Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
 
Lebih tandas Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Galatia, bahwa: Ibadah dan pelayanan yang dijalankan secara Taurat = Hidup di luar kasih karunia, hidup di luar kemurahan TUHAN. Sebab, ia lepas dari Kristus = bukan milik Kristus.
 
Singkat kata;
-          Taurat memberitakan kerajaan Sorga dengan bayangan.
-          Sedangkan, nabi-nabi memberitakan kerajaan Sorga dengan nubuat.
-          Sedangkan, rasul-rasul memberitakan kerajaan Sorga secara kenyataan.
Jadi apa yang dikerjakan oleh Musa yaitu terkait dengan mendirikan/membangun Tabernakel sesuai dengan petunjuk yang dia terima dari TUHAN di atas gunung Sinai, gunung Horeb selama dua kali empat puluh hari empat puluh malam, itu merupakan nubuatan. Sebab nabi memberitakan kerajaan Sorga dengan nubuatan, tetapi rasul-rasul memberitakan kerajaan Sorga secara kenyataan (vision).
 
Contoh: RASUL YOHANES dan RASUL PAULUS, keduanya memberitakan kerajaan Sorga dengan nyata, real, vision.
Kita lihat di dalam 2 Korintus 12:2-4, dengan perikop: “Paulus menerima Penglihatan dan Penyataan.”
2 Korintus 12:2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
 
Rasul Paulus memberitakan kerajaan Sorga dengan nyata kepada jemaat di Korintus setelah empat belas tahun dia melayani TUHAN, sebab dia telah diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga, disebut juga Firdaus, di situlah dia mendapatkan perkara-perkara ajaib dari Allah yaitu penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan. Jadi, kerajaan Sorga itu nyata, dan hal itu disampaikan kepada sidang jemaat di Korintus setelah empat belas tahun melayani TUHAN.
Kalau nabi-nabi memberitakan kerajaan Sorga dalam bentuk nubuat, tetapi rasul-rasul memberitakan kerajaan Sorga secara nyata, real, vision. Berarti Sorga itu nyata, jadi jangan berpikir bahwa Sorga itu tidak ada.
 
Tabernakel terdiri dari tiga daerah, yaitu:
-          Daerah pertama: Halaman.
-          Daerah kedua: Ruangan Suci.
-          Daerah ketiga: Ruangan Maha Suci.
Jadi, tingkat ketiga dari Sorga dalam susunan Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci. Dan TUHAN memperlihatkan perkara ajaib kepada Rasul Paulus dan semuanya itu disampaikan dengan jelas kepada sidang jemaat di Korintus. Berarti, kerajaan Sorga itu nyata dan bukan bayang-bayang.
Kalau tadi;
-          Hukum Taurat memberitakan kerajaan Sorga dengan bayangan saja.
-          Kemudian, nabi memberitakan kerajaan Sorga dengan nubuatannya tetapi sudah digenapi Yesus di atas kayu salib,
-          Sedangkan rasul-rasul memberitakan kerajaan Sorga secara nyata.
 
Sekarang, kita melihat bagian dari Rasul Yohanes, di dalam Wahyu 4:1-8, dengan perikop: “Kedua Puluh Empat Tua-Tua dan Keempat Binatang” atau keempat makhluk.
Wahyu 4:1-6
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. (4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
 
Rasul Yohanes menyampaikan kerajaan Sorga kepada ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
TUHAN juga membawa Rasul Yohanes ke kerajaan Sorga dan memperlihatkan kerajaan Sorga kepada Rasul Yohanes, kemudian apa yang dia lihat semuanya disampaikan kepada ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil. Berarti, kerajaan Sorga itu nyata, kerajaan Sorga itu real bukan bayang-bayang.
 
-          Hukum Taurat memberitakan kerajaan Sorga dalam bentuk bayangan.
-          Nabi memberitakan kerajaan Sorga dalam bentuk nubuatan, tetapi itu sudah digenapi.
-          Sehingga rasul-rasul melihat kerajaan Sorga dan apa yang dia lihat disampaikan kepada sidang jemaat itulah Rasul Paulus dan Rasul Yohanes.
Jadi, Sorga itu nyata, real, vision, bukan bayang-bayang karena sudah digenapi oleh TUHAN Yesus di atas kayu salib.
 
Demikianlah Tabernakel sesungguhnya adalah bayangan dari kerajaan Sorga.
Jadi, semua alat-alat atau semua perabotan yang ada di dalam Tabernakel terdapat di dalam kerajaan Sorga dan itu kita akan buktikan.
 
Wahyu 4:2
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
 
Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Jelas ini berbicara tentang Tabut Perjanjian.
 
Wahyu 4:3-6
(4:3) Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. (4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. (4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. (4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
 
Sudah sangat jelas, bahwa; semua alat-alat atau perabotan yang ada di dalam Tabernakel yang dibangun oleh Musa sesuai dengan petunjuk Allah, semuanya ada di dalam kerajaan Sorga.


-          Wahyu 4:2-3; Sebuah takhta terdiri di Sorga itulah Tabut Perjanian.
-          Kemudian, di sini memang tidak disebut Mezbah Dupa, tetapi ada tertulis di dalam Wahyu 8:3-4; di tangan malaikat itu ada cawan, kepadanya diberikan ukupan dan asapnya naik ke hadirat TUHAN, itulah Mezbah Dupa dalam Tabernakel Sorga. Sedangkan Tabernakel di bumi juga ada Mezbah Dupa.
-          Dalam Wahyu 4:4 dikatakan bahwa pada Tabernakel Sorga terdapat 24 tua-tua. Bagian ini memang agak sulit untuk dipahami jika dikaitkan dengan Tabernakel di bumi.
Tetapi, 24 tua-tua à 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir yang akan memimpin gereja TUHAN sampai kepada kebenaran, itulah 12 ketul roti yang ada di atas meja pertunjukan. Jadi, sudah jelas kaitannya dan sudah sangat jelas bahwa semua peralatan atau perabotan yang ada di Tabernakel semuanya ada di dalam kerajaan Sorga.
-          Di dalam Wahyu 4:5; kaki dian dengan tujuh pelita menyala-nyala. Kemudian, dalam Tabernakel di bumi itulah Kaki Dian Emas dengan tujuh pelita menyala-nyala di atasnya. Jadi, kembali saya tandaskan; semua alat-alat dalam Tabernakel semuanya ada dalam kerajaan Sorga.
-          Pada Wahyu 4:6; Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal, jelas itu berbicara tentang Kolam Pembasuhan Tembaga atau baptisan air. Dalam Tabernakel di bumi terdapat Kolam Pembasuhan Tembaga. Hanya di sini tidak disebutkan Mezbah Korban Bakaran.
Namun, dalam Wahyu 15:2, dikatakan: Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, itulah Mezbah Korban Bakaran. Lautan kaca bercampur api itulah sengsara kematian Yesus dan hari ketiga Yesus bangkit, berarti itulah Mezbah Korban Bakaran dan Kolam Pembasuhan Tembaga.
 
Jadi, semua peralatan yang terdapat dalam Tabernakel di bumi seluruhnya ada di dalam Tabernakel Sorgawi itulah kerajaan Sorga.
Maka ibadah pelayanan yang kita kerjakan di bumi ini seluruhnya harus terkait dengan pola Tabernakel karena pola Tabernakel adalah miniatur dari pada kerajaan Sorgawi. Jadi, Tabernakel ini bukan suatu ajaran asing, bukan suatu pelajaran aneh tetapi ini adalah pelajaran yang berasal dari Sorga yang turun ke bumi. Maka kalau ibadah di bumi terkait dengan pola Tabernakel atau menggunakan rumus kerajaan Sorga maka sasarannya adalah Pesta Nikah Anak Domba, itulah Yerusalem baru, kota kudus, kota mempelai, kota idam-idaman kita masing-masing.
 
Sudah sangat jelas, bahwa; penebusan itu berawal dari Pintu Gerbang = menerima.
 
Kembali saya sampaikan: Semua peralatan yang ada dalam Tabernakel di bumi semuanya ada di dalam kerajaan Sorga, termasuk:
-          Pintu Gerbang,
-          Pintu Kemah,
-          dan Tirai atau Pintu Tirai, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus sendiri yang telah mengalami perobekan daging (Ibrani 9:11-12 dan Ibrani 10:19-20).
 
Pendeknya:
-          Pintu adalah Yesus sendiri.
-          Sedangkan, jalan adalah Yesus sendiri.
Pintu dan jalan tidak terpisahkan; satu sama lain saling terkait. Demikian juga di dalam Perjanjian Lama.
 
Kerjadian 7:16
(7:16) Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
… lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh. TUHAN sendirilah yang menjadi pintu
 
Kita lihat Kejadian 3.
Kejadian 3:23
(3:23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
 
Karena Adam dan Hawa melanggar hukum Allah akhirnya mereka dilemparkan/diusir dari taman Eden ke dalam dunia ini. Itu sebabnya, kita ada di dalam dunia ini.
 
Kejadian 3:24
(3:24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
 
… untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Jadi Yesus sendirilah jalan itu juga.
Yesus adalah pintu dan Yesus adalah jalan itu juga.
 
Di atas tadi telah saya sampaikan, di dalam Perjanjian Baru:
-          Dalam Yohanes 10:9, Yesus berkata: Akulah pintu.
-          Kemudian di dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata: Aku adalah jalan.
Jadi keduanya sinkron.
 
Tetapi di dalam Kejadian 3:24, dikatakan: Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur.
Kalimat “di sebelah timur” kita kaitkan dengan Keluaran 27.
Keluaran 27:13-15
(27:13) Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta, (27:14) yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; (27:15) dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;
 
Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta.
Pintu gerbang itu ada di sebelah timur, karena manusia itu dihalau ke sebelah timur. Tetapi TUHAN juga adalah pintu dan jalan bagi mereka yang mau masuk ke Pelataran Bait Suci Allah.
 
Pintu gerbang berada di sebelah timur.
Kemudian, lebar dari Pelataran di sebelah Timur secara keseluruhan ada lima puluh hasta, dengan rincian:
-          15 hasta lebar pada sebelah kanan pada sisi Pintu Gerbang dengan tiga tiang.
-          15 hasta lebar pada sebelah kiri pada sisi Pintu Gerbang dengan tiga tiang.
 
Sedangkan pada Keluaran 27:16 …
Keluaran 27:16
(27:16) tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna -- dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.
 
Pintu gerbang dengan kain penutup ada dua puluh hasta dan empat tiang yang menopang kain penutup dengan empat warna.
Kemudian;
-          15 hasta lebar pada sebelah kanan pada sisi Pintu Gerbang dengan tiga tiang.
-          15 hasta lebar pada sebelah kiri pada sisi Pintu Gerbang dengan tiga tiang.
Jadi, kalau dijumlahkan 15 + 15 + 20 = 50 hasta, itulah lebar Pelataran di sebelah Timur dan di situlah Pintu Gerbang itu ada.
 
Pintu gerbang dengan kain penutup dengan empat warna, antara lain:
1.      Warna ungu.
2.      Warna biru.
3.      Kirmizi atau warna darah.
4.      Warna lenan halus atau bisus putih.
Semuanya itu mempunyai arti rohani bagi kita sekarang.
Kita tidak mungkin lagi membuat Tabernakel terkhusus Pintu Gerbang dengan model yang sama, tetapi kita harus membangun Tabernakel dengan model yang sama dalam bentuk yang rohani.
 
Penjelasan tentang kain penutup dengan empat warna pada pintu gerbang.
Warna YANG PERTAMA: Ungu à Kemuliaan dan wibawa Yesus sebagai Raja.
Pembuktiannya: Matius 27:28-29.
Matius 27:28-29
(27:28) Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. (27:29) Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
 
Ungu itu berbicara tentang kemuliaan dan wibawa Yesus sebagai Raja. Tetapi untuk mencapai kemuliaan-Nya; Yesus raja orang Yahudi rela menanggung penderitaan di atas kayu salib.
 
Wahyu 17:14
(17:14) Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
 
Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Antikris akan berperang melawan Anak Domba.
Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, itulah antikris, karena Dia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Namun, Raja di atas segala raja tetap terkait dengan Anak Domba supaya tergenapilah Matius 27:28-29.
 
Itulah satu dari empat warna itu, ada di dalam Injil Matius.
 
Warna YANG KEDUA: Biru laut à Kebangkitan Yesus sebagai hamba.
Sebagai pembuktiannya, akan dikaitkan dengan kitab Markus.
Markus 10:44
(10:44) dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
 
Barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka, hendaklah ia menjadi hamba untuk semua.
Kalau ukuran pemimpin menurut dunia adalah pejabat tinggi disebut pemimpin, tetapi di dalam TUHAN; barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka, pemimpin, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Biarlah kita semua mengambil rupa sebagai hamba.
 
Markus 10:45
(10:45) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
 
Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani tetapi melayani, bahkan untuk menyerahkan nyawa-Nya. Itulah hamba.
 
Kita hubungkan kembali dalam Kisah Para Rasul 4.
Kisah Para Rasul 4:30
(4:30) Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."

“Hamba-Mu yang kudus.”
Jadi, biru laut à Kebangkitan Yesus sebagai hamba.
Demikian juga murid-murid dan rasul-rasul saat mengadakan pelayanan kesembuhan mereka juga mengambil rupa seorang hamba.
 
Warna YANG KETIGA: Kirmizi atau merah darah à Sengsara Yesus sebagai manusia.
Pembuktiannya dikaitkan langsung dengan Injil Lukas.
Lukas 19:10
(19:10) Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
 
Sudah sangat jelas, bahwa; kain kirmizi atau warna merah darah à Sengsara Yesus sebagai manusia.
 
Dikaitkan juga dengan Filipi 2.
Filipi 2:7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Sudah sangat jelas; kirmizi atau warna merah darah à Sengsara Yesus sebagai manusia.
 
Warna YANG KEEMPAT: Putih (kain lenan halus) atau bisus putih à Kesucian dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Pembuktiannya, kita akan melihat kesucian dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah terkait langsung dengan Injil Yohanes 1, dengan perikop: “Firman yang telah menjadi manusia.”
Yohanes 1:1-3
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. (1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Sudah sangat jelas, bahwa; warna bisus putih atau lenan halus à Kesucian dan kebenaran Yesus Anak Allah.  Sebab, Yesus adalah firman dan firman itu adalah Allah. Kemudian pada Yohanes 1:14, sudah sangat jelas: Firman itu adalah Yesus dan Yesus adalah anak tunggal Bapa.
Hidup dalam kesucian dan kebenaran, karena Dia adalah firman dan Dia adalah kebenaran.
 
Kita hubungkan lagi dengan Injil Yohanes 10.
Yohanes 10:30,38
(10:30) Aku dan Bapa adalah satu." (10:38) tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
 
Jadi, bisus putih atau lenan halus à Kesucian dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
 
Inilah empat warna kain pada pintu gerbang:
-          Warna ungu.
-          Warna biru laut.
-          Warna kirmizi atau merah.
-          Warna putih.
 
Kemudian;
-          Injil Matius, berbicara tentang Yesus sebagai Raja = Warna ungu.
-          Injil Markus, berbicara tentang kebangkitan Yesus sebagai hamba = Warna biru laut.
-          Injil Lukas, berbicara tentang sengsara Yesus sebagai manusia = Warna kirmizi.
-          Injil Yohanes, berbicara tentang Yesus sebagai Anak Allah = Warna bisus putih atau lenan halus.
Empat warna ini bukan tanpa arti, sebab segala sesuatu yang ada di dalam Tabernakel semuanya mengandung arti rohani.
 
Mari kita lihat wujud dari empat warna ini di dalam Wahyu 4.
Wahyu 4:6-7
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Di sekeliling takhta itu ada empat makhluk penuh dengan mata, jelas itu berbicara tentang: Hidup di dalam terang dan menjadi kesaksian yang besar. Mata adalah pelita tubuh = Terang dan akhirnya menjadi kesaksian yang besar.
 
Adapun mata itu di sebelah muka dan di sebelah belakang.
-          Di sebelah muka, arti rohaninya: Perjalanan rohani kita ke depan ada di dalam terang.
-          Di sebelah belakang, arti rohaninya: Dosa masa lalu telah diterangi, sehingga perjalanan kita ke depan juga ada di dalam terang.
Mata itu pelita tubuh, itu sebabnya kedudukan mata itu ada di tempat yang paling tinggi untuk menuntun perjalanan rohani kita masing-masing.
 
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
 
Adapun keempat makhluk tersebut:
-          Makhluk yang pertama sama seperti singa à Yesus adalah Raja = Injil Matius.
-          Makhluk yang kedua sama seperti anak lembu à Yesus adalah hamba = Injil Markus.
-          Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia à Sengsara Yesus sebagai manusia = Injil Lukas.
-          Makhluk yang keempat sama seperti burung nasar à Kesucian dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah = Injil Yohanes.
 
Jadi keempat injil itu, yaitu: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dalam susunan Tabernakel terkena kepada Pintu Gerbang.
 
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
 
Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya, artinya: Tabiat daging tidak nampak lagi sebab sudah tertutupi oleh sayap-sayap itu. Sayap-sayap adalah gambaran dari Roh El Kudus.
Biarlah itu nyata dalam setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Adapun kegiatan dari empat makhluk tersebut ialah: Berseru siang dan malam, berarti tidak berhenti untuk menyerukan nama TUHAN.
Adapun seruan mereka adalah "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa” artinya: Keempat makhluk tersebut menyerukan kekudusan dan tabiat dari Allah Trinitas yakni pribadi TUHAN Yesus Kristus, yang disebut dengan: yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.
 
“Yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang” apa arti dari seruan ini?
Kita kaitkan dengan Wahyu 1.
Wahyu 1:8
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
 
Tadi di dalam Wahyu 4:8, dikatakan …
-          Diawali dengan; yang sudah ada.
-          Dan yang ada,
-          Dan yang akan datang.
 
Namun di dalam Wahyu 1:8, di sini dikatakan: Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah …
-          Diawali dengan; yang ada.
-          Dan yang sudah ada.
-          Kemudian dilanjutkan dengan; dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.
 
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
 
Jadi, kesimpulan dari Wahyu 1:8,17-18 adalah Alfa dan Omega = Awal dan akhir.
Kemudian, kalimat berikutnya: yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang = …
-          Yang hidup,
-          Kemudian, mati,
-          Kemudian, hidup lagi.
 
Tetapi, seruan dari dari empat makhluk tadi adalah yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang, seruan ini menunjukkan kepada kita bahwasanya kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup.
-          Yang sudah ada = kemurahan di atas kayu salib.
-          Sedangkan, yang ada = hidup pertama.
-          Yang akan datang = hidup kedua.
Berarti, KEMURAHAN TUHAN LEBIH DARI PADA HIDUP.
Itu sebabnya, seruan empat makhluk itu diawali dari “yang sudah ada” barulah “yang ada, yang akan datang”, berarti kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup.
 
Begitu Adam dan Hawa melanggar hukum Allah mereka diusir dari taman Eden, bagaikan kita sekarang dilemparkan ke dalam dunia ini. Tetapi, TUHAN membangun Tabernakel dengan Pintu Gerbang di sebelah timur, berarti ada kesempatan untuk berada di Pelataran Bait Suci Allah dan tentu saja terlebih dahulu melalui Pintu Gerbang. Berarti, Pintu Gerbang adalah kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup. Itu sebabnya, penebusan itu diawali dari Boas pergi ke pintu gerbang lalu duduk di sana.
 
Saudara sudah mengerti sekarang?
Memang di awal tadi sepertinya keliling-keliling dan seperti membosankan tetapi kalau tekun mengikutinya barulah kita akan memahami maksudnya. Jadi, Pintu Gerbang itu adalah kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup, bahwasanya kesempatan bagi kita untuk berdiri di tanah air Sorgawi dan ditegakkan di sana sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya.
 
Jadi, penebusan itu diawali dengan: Boas pergi ke pintu gerbang lalu duduk di sana.
Sudah jelas;
-          Yesus adalah pintu.
-          Yesus adalah jalan.
Pintu dan jalan adalah pribadi Yesus Kristus, Dialah pintu gerbang Sorga, tidak ada jalan yang lain.
 
Malam ini kita bersyukur kepada TUHAN sebab kita boleh merasakan pelayanan Boas rohani itulah TUHAN Yesus Kristus. Oleh sebab itu, kain pada Pintu Gerbang terdiri dari empat warna:
-          Warna ungu = Yesus Raja.
-          Warna biru = Yesus hamba.
-          Kirmizi atau warna merah = Sengsara Yesus sebagai manusia.
-          Warna putih = Yesus Anak Allah.
Itulah pekerjaan penebusan di atas kayu salib. KEMURAHAN TUHAN LEBIH DARI PADA HIDUP.
Itulah yang dialami oleh Rut.
 
Pada Wahyu 4:6-8; di sekeliling takhta terdapat empat makhluk. Hal itu juga dinubuatkan oleh Yehezkiel, mari kita bandingkan dengan Yehezkiel 1.
Yehezkiel 1:6-7
(1:6) tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap. (1:7) Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.
 
Nubuatan Yehezkiel tentang empat makhluk, juga dilihat oleh Rasul Yohanes di dalam Wahyu 4 tadi, dengan empat muka.
Namun sebelum kita melihat tentang empat muka, terlebih dahulu kita melihat pada ayat 7:
Yang pertama: Kaki mereka adalah lurus = langkah-langkah perjalanan yang lurus.
Berarti, perjalanan yang tidak berliku-liku; tidak ada langkah kaki yang tidak beres di sana. Biarlah kita melangkah di jalan yang lurus, jangan melangkah di jalan yang tidak lurus, sebab terlalu banyak nanti di sana rintangan-rintangan yang sangat menyakitkan.
 
Yang kedua: Kaki mereka seperti kuku anak lembu.
Kuku anak lembu itu bersela panjang dan berbelah dua. Babi juga kukunya berbelah dua tetapi di sini tidak disebutkan babi, mengapa? Karena babi tidak memamah biak, sehingga yang disebut di sini adalah “kuku anak lembu.” Kenapa kuku anak lembu? Karena lembu memamah biak, berarti merenungkan Firman TUHAN siang dan malam.
Kaki mereka seperti kuku anak lembu, berarti berbelah dua. Kuku berbelah dua à Kitab Suci yang terdiri dari: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
-          Perjanjian Lama diwakili oleh para nabi, tugasnya adalah bernubuat, artinya: Menyingkapkan rahasia firman.
Kalau rahasia firman tersingkap maka segala yang terselubung di dalam hati itu akan tersingkap dan dosa dibongkar dengan tuntas.
-          Sedangkan, Perjanjian Baru diwakili oleh rasul-rasul untuk menyatakan segala isi dari kerajaan Sorga.
Lembu adalah binatang yang memamah biak, berarti merenungkan Firman TUHAN yang tertulis di dalam kitab Suci -- yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru -- = Didengar untuk dilakukan, bukan didengar untuk dilupakan.
Siang hari makan rumput dan malam hari dikunyah kembali = Memamah biak = Merenungkan firman siang dan malam.
 
Yang ketiga: Kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.
Jelas ini berbicara soal perjalanan yang ditandai dengan pengalaman kematian dan kebangkitan. Sebab Kolam Pembasuhan Tembaga berasal dari cermin-cermin perempuan yang melayani di Tabernakel. Sedangkan cermin-cermin perempuan yang melayani di Tabernakel itu terbuat dari tembaga yang sudah digosok dan dijadikanlah cermin.
Biarlah pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan menjadi cermin dalam perjalanan kita di bumi ini dan kalau kita tekun di dalamnya suatu kali kelak kita juga akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Lebih jauh kita melihat empat makhluk tersebut.
Yehezkiel 1:9
(1:9) mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan.
 
… Mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan. Secara logika sebenarnya tidak masuk akal, tetapi kenyataannya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan. Hal ini bisa terjadi kalau kita berada di dalam komando dan pengaruh yang besar dari pada Roh El Kudus.
Sebab, di sini kita perhatikan: mereka saling menyentuh dengan sayapnya, ini adalah pekerjaan Roh. Sayap itu adalah pekerjaan Roh; saling terkait satu dengan yang lain. Kalau kita ada di dalam pengaruh dari kuasa Roh Kudus maka tidak berbalik kalau berjalan, justru masing-masing berjalan lurus ke depan.
 
Yehezkiel 1:10-12
(1:10) Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang. (1:11) Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka. (1:12) Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
 
Mereka semua ada di dalam perintah dari Roh TUHAN. Itu sebabnya, mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan.
 
Kalau dipimpin oleh Roh TUHAN:
-          Saat berjalan ke depan, maka yang menonjol adalah muka manusia.
-          Saat berjalan ke sebelah kanan, maka yang menonjol adalah muka singa.
-          Saat berjalan ke sebelah kiri, maka yang menonjol adalah muka lembu.
-          Saat berjalan ke belakang, maka yang menonjol adalah muka rajawali.
Pelayanan di dalam pembangunan tubuh Kristus; saling terkait dan saling membutuhkan. Sehingga kalau kita berada di dalam pengaruh yang besar dari Roh Kudus, maka tidak saling sikut menyikut, tidak saling tarik menarik, tidak tumpang tindih, tidak simpang siur. Tetapi, masing-masing berjalan lurus ke depan, tidak berbalik kalau berjalan, karena tidak ada penonjolan dalam diri masing-masing. Itulah kehidupan yang melayani di dalam pengaruh, di dalam perintah, di dalam komando dari Allah Roh Kudus.
 
Pelayanan Yesus ketika Dia tampil sebagai Imam Besar; Dia melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib begitu tertata rapi. Demikian hendaknya kita di tengah ibadah dan pelayanan ini; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan.
-          Kalau berjalan ke depan yang menonjol muka manusia, berarti sama-sama sengsara.
-          Kalau berjalan ke sebelah kanan yang menonjol muka singa, berarti sama-sama menjadi imamat rajani.
-          Kalau berjalan ke sebelah kiri yang menonjol muka lembu, berarti sama-sama mengambil rupa hamba.
-          Kalau berjalan ke belakang yang menonjol muka rajawali, berarti sama-sama hidup dalam kesucian dan kebenaran Firman Allah.
Kita bersyukur kepada TUHAN kalau hal ini terjadi di dalam diri kita masing-masing terkhusus imam-imam, maka pekerjaan penebusan itu akan nyata dalam kehidupan kita masing-masing di tengah ibadah pelayanan dalam pelayanan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, bahkan penebusan itu secepatnya terwujud. Dan kita semua mengalami penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota 2000 tahun yang lalu.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, Boas rohani yaitu TUHAN Yesus Kristus di dalam mengadakan penebusan itu, terlebih dahulu Dia pergi ke pintu gerbang. Maka ibadah dan pelayanan ini harus dikaitkan dengan pola Tabernakel, karena Tabernakel merupakan miniatur dari kerajaan Sorga.
 
Empat warna à Empat Injil, dan dari empat injil ini baru kita mengenali Yesus dengan tabiat-Nya.
-          Warna ungu à Kemuliaan dan kewibawaan Yesus sebagai Raja = Matius.
Injil Matius yang diawali dengan silsilah lahirnya Yesus Raja.
-          Warna biru à Kebangkitan Yesus sebagai hamba = Markus.
Itu sebabnya, Injil Markus diawali dengan pelayanan nabi Yohanes pembaptis.
-          Warna kirmizi atau merah darah à Sengsara Yesus sebagai manusia = Lukas.
Itu sebabnya, kalau kita melihat ciri penulisan Injil Lukas banyak tertulis kisah-kisah mengenai manusia sengsara termasuk Lazarus dengan sengsaranya dan kisah Lazarus tidak tertulis di dalam Injil yang lain.
-          Warna bisus putih atau kain lenan à Kesucian dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah = Yohanes.
Sehingga, ciri penulisan dari Injil Yohanes adalah Yesus adalah firman dan firman itu adalah Allah.
Jadi bukan suatu kebetulan dan jangan kita beranggapan ini hanya sebisa-bisanya saja, tidak. Tetapi tabiat Yesus itu tampak dengan jelas dalam empat warna itu.
 
Tabiat Yesus melayani Rut di dalam penebusan-Nya diawali dengan pelayanan di pintu gerbang. Bukankah Rut itu bangsa kafir? Noda kekafiran dari Moab adalah berhala dan kenajisannya.
Adam dan Hawa melanggar hukum Allah = jatuh dalam dosa. Kemudian diusir dari taman Eden bagaikan kita dilempar saat ini ke dunia, tetapi lihatlah kemurahan hati TUHAN; Pintu Gerbang diawali dari sebelah timur. Bagaimana Boas rohani telah pergi ke pintu gerbang? Yesus Kristus adalah pintu dan Yesus Kristus adalah jalan supaya kita memperoleh hidup kekal. Betapa luar biasanya.
 
Oleh sebab itu yang patut kita syukuri malam ini adalah TUHAN telah menggembalakan kita dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Dengan singkat kata, kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus = Pembangunan Tabernakel, kelak menjadi milik kepunyaan Allah. Demikian juga Rut akhirnya nanti menjadi milik dari pada Boas.
Siapakah kita ini? Bukankah kita ini adalah bangsa kafir yang penuh dengan noda kekafiran; jatuh dalam penyembahan berhala dan kenajisan. Tetapi TUHAN itu penuh dengan kasih sayang dan kasih setia. Oleh sebab itu, jangan kita datang menghadap TUHAN dengan cara hidup yang lama, jangan kita datang beribadah dengan cara Taurat supaya kasih karunia TUHAN tidak menjadi sia-sia.
 
Ingat;
-          Hukum Taurat memberitakan kerajaan Sorga dalam bentuk bayangan.
-          Nabi-nabi memberitakan kerajaan Sorga dalam bentuk nubuat.
-          Rasul-rasul memberitakan kerajaan Sorga dalam bentuk yang nyata, real, vision.
 
Sorga itu nyata bagi gereja Rut di hari-hari terakhir ini. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment