KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, November 7, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 19 SEPTEMBER 2021

 


IBADAH RAYA MINGGU, 19 SEPTEMBER 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 15)
 
Subtema: IBADAH PELAYANAN YANG TIDAK BERKENAN
 
Segala puji, segala hormat selayaknya hanyalah bagi Dia yang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya, yang telah memungkinkan kita  untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan Tuhan yang sedang beribadah dan mengikuti pemberitaan Firman dalam ketekunan Ibadah Raya Minggu, lewat online atau live streaming, baik di dalam negeri (di tanah air), Sabang sampai Merauke, maupun di luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara; Tuhan juga kiranya hadir di sana menjangkau setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, baik kaya miskin, tua muda, laki-laki perempuan, Tuhan jangkau kehidupan kita lewat Firman yang dibukakan.
Oleh sebab itu, mari kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman itu keluar, terjadi pembukaan rahasia Firman, sehigga kehidupan kita semua dibedah oleh pedang Roh, sehingga semua dosa, pelanggaran, semua penyakit dalam setiap kehidupan kita diangkat dari kehidupan kita masing-masing.
 
Oleh kemurahan TUHAN, kita juga mendapat berkat baru hari ini, oleh kedatangan keluarga baru untuk GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon; untuk itu, nanti kita bisa berkenalan dan bercerita tentang kemurahan hati Tuhan.
Sekarang, mari kita membawa diri kita masing-masing rendah di kaki salib TUHAN untuk selanjutnya merendahkan diri saat mendengar Firman TUHAN; kita buka hati untuk Firman TUHAN selebar-lebarnya, supaya kiranya Firman itu berkuasa di hati kita masing-masing. Terimalah berkat TUHAN dalam kebahagiaan Sorgawi.
 
Mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU. Kita masih berada pada kitab Wahyu 13:13. Minggu lalu kita sudah memperhatikan tentang Wahyu 13:13B untuk dua kali berturut-turut; namun, malam ini kembali kita untuk membaca ayat 13 secara keseluruhan, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi.” Binatang kedua yang keluar dari dalam bumi, itu adalah nabi-nabi palsu atau ekor dari ular naga merah padam.
 
Wahyu 13:13
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
 
Nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, tanda-tanda yang heran yang luar biasa, bahkan mereka dapat menurunkan api dari langit ke bumi. Pendeknya: Nabi-nabi palsu melakukan perbuatan-perbuatan heran dan ajaib.
 
Memang tidak bisa dipungkiri, melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang semacam ini menjadi sebuah daya tarik dari seorang pemimpin palsu untuk secepatnya menghimpunkan jiwa-jiwa sebanyak-banyaknya; itulah sebabnya, mereka melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang dahsyat tersebut di depan mata semua orang.
Berarti, demonstrasi-demonstrasi yang meraka perbuat dengan sengaja dipertontonkan (dipamerkan) untuk memikat hati semua orang, tetapi ingat; hati TUHAN sama sekali tidak terpikat dengan cara pelayanan yang semacam ini. Sekali lagi saya sampaikan: Hati TUHAN sama sekali tidak terpikat, hati TUHAN sama sekali tidak terpuaskan, kalau cara pelayanan mereka hanya untuk memikat hati banyak orang.
Sebagaimana dengan Musa; dia itu sebetulnya hamba TUHAN yang lemah lembut, hamba TUHAN yang rendah hati, tetapi sekali waktu, dia pernah memuaskan sidang jemaat, memuaskan hati bangsa Israel, namun hati TUHAN tidak terpuaskan.
 
Mari kita lihat peristiwa itu di dalam Bilangan 20, dengan perikop: “Dosa Musa dan Harun
Sebetulnya, Musa ini hamba Tuhan yang setia di dalam rumah TUHAN, dia disebut juga hamba TUHAN yang lemah lembut dan rendah hati; namun sekalipun demikian, Musa juga tetap manusia biasa, yang masih terdapat kekuarangan di dalam dirinya.
 
Mari kita lihat DOSA MUSA.
Bilangan 20:7-8
(20:7) TUHAN berfirman kepada Musa: (20:8) "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
 
Kalau tadi, nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda yang dahsyat “di depan mata” semua orang. Di sini juga kita melihat, Musa mengadakan suatu keajaiban, tetapi sesuai dengan perintah TUHAN; ada perbedaannya.
Jadi, sesuai dengan perintah TUHAN, Musa harus berkata kepada bukti batu itu “di depan mata” umat Israel, supaya air keluar dari bukit batu.
 
Singkat kata: TUHAN berfirman kepada Musa:
-          Ambillah tongkatmu.
-          Lalu, menyuruh bangsa Israel berkumpul.
-          Musa harus berkata kepada bukit batu itu di depan mata semua bangsa Israel, supaya bukit batu itu mengeluarkan air, sehingga bangsa Israel (umat Israel) serta ternaknya, semuanya diberi minum sampai puas.
 
Sekarang, kita lihat lebih lanjut ayat 9-10.
Bilangan 20:9-11
(20:9) Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. (20:10) Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" (20:11) Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
 
Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Musa melakukan sesuai dengan Firman Allah. Berbeda dengan nabi-nabi palsu tadi; mereka melakukan tanda-tanda yang dahsyat, dengan satu tujuan; hanya untuk memikat hati orang, tetapi hati TUHAN tidak terpikat.
 
Dari pembacaan Bilangan 20:9-11, di sini kita dapat melihat: Akhirnya, Musa melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan oleh TUHAN. Intinya; Musa memberi minum bangsa Israel serta ternaknya sepuas-puasnya.
Tetapi perlu diketahui: Musa dapat memuaskan hati bangsa Israel, tetapi dalam peristiwa ini -- dalam kesempatan pelayanan Musa di hadapan TUHAN --, hati TUHAN tidak terpuaskan. Musa memuaskan dahaga umat Israel, tetapi dia tidak dapat memuaskan hati TUHAN.
 
Apa gerangan yang menyebabkan hati TUHAN tidak terpikat, hati TUHAN tidak terpuaskan, apa gerangan yang terjadi?
Bilangan 20:10
(20:10) Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
 
Setelah Musa mengumpulkan umat Israel (jemaat TUHAN) di depan bukit batu, selanjutnya berkatalah Musa kepada bangsa Israel: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka” Ini adalah perkataan yang salah dan keliru.
Seharusnya, Musa tidak perlu untuk mengatakan, bahwa umat Israel bersungut-sungut, berbantah-bantah di hadapan TUHAN. Hamba TUHAN sekaliber Musa tidak sepantasnya mengatakan bahwa umat Israel adalah umat yang durhaka. Musa memang sudah sangat jengkel, dia marah sekali karena bangsa Israel menuntut Musa dan Harun  untuk secepatnya memberikan air. Tetapi oleh karena kemarahan yang besar, dia berkata: “hai orang-orang durhaka”, ini adalah kesalahan Musa yang pertama.
 
Perkataan Musa yang kedua: “Apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” Perkataan ini menunjukkan bahwasanya Musa kurang percaya; sebab,perkataan Musa ini disertai dengan tanda pertanyaan, bukan tanda seru (perintah).
Apakah kami harus mengeluarkan air bagimu, istilah bahasa sehari-hari sama dengan:“Memangnya saya ini TUHAN, yang bisa memberi kamu minum?”, itulah kalau dalam bahasa sehari-hari.
Jadi, perkataan Musa ini menunjukkan bahwasanya Musa kurang percaya kepada kuasa TUHAN. Istilah bahasa sehari-hari adalah “Memang saya ini siapa sih di mata kalian semua? Saya ini siapa? Memangnya saya bisa beri kamu minum sebanyak dua juta jemaat ini?” Ini adalah perkataan kurang percaya, dan ini adalah kesalahan Musa.
 
Kemudian, terdapat lagi kesalahan Musa, yang dapat kita lihat pada ayat 11.
Bilangan 20:11
(20:11) Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
 
Kemudian oleh karena amarahnya, Musa memukul bukit batu itu sebanyak 2 (dua) kali. Sebenarnya, tidak perlu harus memukul bukit batu 2 (dua) kali, cukup 1 (satu) kali pasti keluar air; tetapi karena dia sangat marah, Musa memukul bukit batu itu 2 (dua) kali.
Ini adalah kesalahan dari pada Musa: Musa dapat dan mampu memikat dan memuaskan hati bangsa Israel, tetapi hati TUHAN tidak terpikat, hati TUHAN tidak terpuaskan. Pengertian ini perlu untuk kita miliki.
 
Pertanyaanya: APAKAH HATI TUHAN PUAS?
Bilangan 20:12
(20:12) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."
 
Intinya: Hati TUHAN tidak terpuaskan, sekalipun Musa dapat memuaskan hati bangsa Israel, karena ternyata, TUHAN berkata kepada Musa:
1.      Kamu tidak percaya kepada-Ku.
2.      Kamu tidak menghormati kekudusan-Ku.
 
Kalau hamba TUHAN berbantah-bantah dengan sidang jemaat, berarti hamba TUHAN itu yang dipersalahkan TUHAN, sebab hamba TUHAN itu tidak menghormati kekudusan TUHAN. Sebab tugas dari seorang hamba TUHAN hanya satu -- tidak dua, tidak tiga --, yakni memberitakan salib di mana pun ada.
Kalau sifat sidang jemaat itu tidak karu-karuan; ada yang mengembek, ada yang memberontak, ada yang melawan, ada yang tidak taat, tidak setia, hamba Tuhan tetap memberitakan salib dalam keadaan apapun, tidak untuk berbantah-bantah.
Sebaliknya walaupun sidang jemaat mengerti tugas dari hamba TUHAN hanya satu, jangan saudara lantas pancing; itu namanya menang sendiri, menang sepihak. Masing-masing kita semua harus pikul salib.
 
Jadi, oleh karena kesalahan ini, TUHAN tidak mempercayakan Musa untuk memimpin perjalanan bangsa Israel untuk sampai ke tanah Kanaan (tanah perjanjian); ironis sekali.
Saya selalu berusaha berjuang di tengah-tengah pemberitaan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) ini untuk memimpin perjalanan rohani gereja TUHAN, dimulai dari pada kandang penggembalaan GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia; itu adalah doa dan kerinduan saya. Tidak muluk-muluk, hanya itu saja.
Tetapi kenyataannya, pada akhirnya Musa tidak dipercaya untuk memimpin perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan (tanah perjanjian), untuk dijadikan sebagai milik pusaka. Tetapi puji TUHAN, sampai malam ini, oleh karena kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk beribadah kepada TUHAN, diperkenankan untuk berada di tanah pusaka ini; semua karena kemurahan TUHAN. Dari sini nanti kita berangkat untuk selanjutnya berada di tanah air sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk selama-selamanya; jadi, harus tergembala.
 
Kembali saya sampaikan, intinya: Musa tidak dipercayakan untuk memimpin bangsa Israel dibawa masuk ke tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang dijanjikan oleh TUHAN Allah kepada nenek moyang bangsa Israel (Abraham, Ishak dan Yakub).
 
Selanjutnya, mari kita memperhatikan Ulangan 3, dengan perikop: “Musa tidak diperkenankan memasukui tanah Kanaan.
Ulangan 3:25
(3:25) Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon.
 
Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan … Di sini kita melihat: Sebagai seorang hamba TUHAN, tentu saja berharap untuk dipercaya sebagai panutan, sebagai contoh, sebagai imam sebagai pemimpin, untuk selanjutnya memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan (tanah perjanjian); itu dimohonkan oleh Musa kepada Tuhan.
 
Kemudian, Musa lanjut berkata: … tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon. Tanah Pegunungan, berarti; ibadah ini harus sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan, sebab ibadah tanpa penyembahan, itu tidak ada artinya. Biarlah kita sampai kepada ibadah yang memuncak, itulah doa penyembahan.
 
Ulangan 3:26
(3:26) Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.
 
Tetapi TUHAN murka kepada Musa, oleh karena kesalahan dari pada bangsa Israel sebetulnya, tetapi kesalahan dari pada bangsa Israel itu membuat dia terpancing.
Jadi, hamba TUHAN memang tidak boleh terpancing, tetapi saudara pun tidak boleh pancing saya. Janganlah kita saling memancing. Kalau memancing, biarlah memancing di kolam pancingan; nanti dari mulut ikan yang pertama itu, gunakanlah untuk membayar pajak; hargai buah sulung.
 
Kemudian, di sini kita melihat: TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku, jangan naikkan permohonan untuk memimpin bangsa Israel ke tanah Kanaan, cukup! TUHAN itu tegas, maka kita juga harus tegas terhadap dosa, tidak boleh lemah terhadap dosa. Cukup! Mau masuk sorga atau neraka?    
Intinya: TUHAN tidak beri kesempatan kepada Musa. Kalau Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk berada di tanah pusaka ini, untuk beribadah dan melayani kepada TUHAN, itu kemurahan TUHAN. Jangan sampai Tuhan berkata: “Cukup, sampai di sini!
 
Ulangan 3:27
(3:27) Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.
 
Tetapi TUHAN masih menyatakan kemurahan-Nya, mengapa? TUHAN berkata kepada Musa: “Naiklah ke puncak gunung Pisga?
Ayo, ibadah harus sampai doa penyembahan, baru dari situlah dia memandang ke Barat, ke Utara, ke Selatan dan ke Timur, artinya; ada kesempatan untuk melihat suasana Kerajaan Sorga. Berdoa terus, supaya TUHAN membukakan Firman-Nya, sehingga kita bisa melihat suasana sorga. Intinya: Kepada Musa, TUHAN perlihatkan Kerajaan Sorga.
 
Kita perhatikan Ulangan 32, dengan perikop: “Ajal Musa mendekat.
Ulangan 32:51
(32:51)            oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel.
 
TUHAN sendiri berkata kepada Musa:
1.      Engkau berubah setia.
2.      Kemudian, “Engkau tidak menghormati kekudusanku.
Kita semua harus berlaku setia di hadapan TUHAN; tetapi juga harus menghormati kesucian, termasuk kesucian nikah. Hormati kesucian nikah; jangan sampai nikah itu dianggap enteng, jangan sampai nikah itu dipermain-mainkan.
 
Ulangan 32:52
(32:52) Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel."
 
Ada dosa dalam bagian hidup Musa, tetapi TUHAN tetap memperkenankan Musa untuk melihat negeri Kanaan itu terbentang di depannya, tetapi kepada Musa tidak diberi kesempatan untuk memimpin perjalanan rohani bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan. Namun Tuhan masih berkemurahan sebab kepada Musa dibentangkan suatu penglihatan tentang Kerajaan Sorga.
 
Mari, kita memperhatikan Mazmur 106, dengan perikop: “Kasih setia Allah dan ketegaran hati Israel.
Mazmur 106:32-22
(106:32) Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; (106:33) sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.
 
Bangsa Israel dan Musa menggusarkan Allah dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka, kena imbasnya, terpancing emosi. Namun, di sini dikatakan: Ketika dia terpancing, Musa sudah mengalami kepahitan -- pahit rasanya --, sehingga dia terpancing dan dibuktikan dengan keteledorannya dalam perkataan-perkataan yang sudah saya sampaikan di atas tadi.
Dan itu dituliskan kembali dalam Mazmur Daud, sebagai bukti bahwa bangsa Israel betul-betul memahitkan hati dari pada sang pemimpin, sang gembala yang ditunjuk oleh TUHAN untuk memimpin perjalanan bangsa Israel. Jangan kita mencelakai orang lain, apalagi memancing gembala sidang; jangan coba-coba.
 
Itulah perbandingan soal memuaskan hati TUHAN. Jadi, tidak semua pelayanan itu dapat memuaskan hati Tuhan, tidak semua pelayanan dari seorang hamba Tuhan dapat memikat hati TUHAN. Tadi kita sudah melihat bagaimana Musa dalam pelayanannya kepada TUHAN terhadap sidang jemaat, itulah umat Israel.
Kembali saya sampaikan, intinya: Tidak semua pemimpin rohani -- hamba TUHAN, gembala sidang -- dapat memikat hati TUHAN, belum tentu hati TUHAN terpuaskan.
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 13.
Wahyu 13:13
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
 
Nabi-nabi palsu ini melakukan suatu perbuatan-perbuatan ajaib di depan semua orang. Berarti, demostrasi-demostrasi yang mereka perbuat, dengan sengaja dipertontonkan, dengan sengaja dipamerkan, dengan satu alasan; untuk memikat hati semua orang, tetapi ingat; hati TUHAN sama sekali tidak terpikat, hati TUHAN sama sekali tidak terpuaskan.
Sebenarnya, yang harus diketahui oleh seorang hamba TUHAN dan semua orang Kristen di atas muka bumi ini di dalam hal melayani Tuhan dan melayani pekerjaan TUHAN, bukan soal melakukan perbuatan-perbuatan yang dahsyat, bukan soal melakukan mujizat-mujizat untuk memikat hati banyak orang, bukan itu.
 
Bukan soal mujizat, bukan soal tanda-tanda yang dahsyat, tetapi yang TUHAN mau, yang TUHAN inginakan dari seorang hamba TUHAN (pemimpin rohani) di dalam rumah TUHAN, dapat kita perhatikan dalam Ulangan 3.
Ulangan 3:26
(3:26) Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.
 
Musa tidak lagi dipercayakan untuk memimpin bangsa Israel untuk masuk ke tanah Kanaan (tanah perjanjian).
 
Ulangan 3:27
(3:27) Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. (3:28) Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu.
 
Tetapi lihatlah di sini: Kepada Musa, TUHAN memperlihatkan tanah Kanaan. Jadi, apabila seorang hamba Tuhan telah mendapatkan penglihatan dan gambaran tentang Keraan Sorga lewat pembukaan Firman Allah, maka selanjutnya tugas dari seorang pemimpin rohani, gembala sidang adalah memberi perintah untuk melakukan firman Allah yakni, Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus, tujuannya adalah supaya sidang jemaat menjadi kuat dan teguh hati.
 
Awal mula saya masuk ke bumi provinsi Banten, terlalu banyak orang mendapatkan mujizat;
-          Rahim yang tertutup terbuka,
-          Mata yang sudah keluar disembuhkan,
-          Kerasukan setan berkali-kali dilepaskan,
-          Kanker kulit disembuhkan,
-          Banyak lagi mujizat-mujizat perbuatan yang dahsyat yang saya sudah lupa,
Bukan hanya di Serang, di Cilegon, tetapi sampai di Jakarta, di Surabaya; banyak mujizat terjadi, terlalu banyak sampai saya lupa.
Tetapi yang terpenting bagi seorang hamba TUHAN, biarlah kiranya dia mendapatkan penglihatan yakni; pembukaan rahasia Firman, tentang gambaran dari suasana Kerajaan Sorga. Intinya seorang hamba harus sampaikan Firman tentang suasana Sorga untuk menguatkan dan meneguhkan hati dari sidang jemaat. Jadi, bukan soal mujizat; sebab biar sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, tetapi kalau dia tidak menghargai pembukaan rahasia Firman, itu semua tidak ada artinya, nol.
 
Oleh sebab itu, tugas dari seorang hamba Tuhan adalah, manakala kepada dia sudah diperlihatkan rahasia sorga lewat pembukaan rahasia Firman, selanjutnya Firman tentang rahasia sorga harus disampaikan untuk menguatkan dan meneguhkan hati sidang jemaat; hal itu harus diketahui dan jangan lupakan itu.
Jangan ketika saudara melihat mujizat, lalu “wow”; belum tentu orang yang menerima mujizat itu mau terima Firman untuk taat, setia dan dengar-dengaran, belum tentu. Orang yang diberkati berlipat-lipat pun belum tentu menjadi suatu kehidupan yang taat, setia, dengar-dengaran kepada Firman, belum tentu. Justru yang menyalibkan TUHAN Yesus adalah tukang-tukang bangunan, itulah ahli Taurat, tua-tua dan imam-imam kepala, mengapa? Dalam 1 Petrus 2:7-8 dikatakan; karena mereka tidak taat, tidak setia, tidak dengar-dengaran kepada Firman yang dibukakan. Yang TUHAN mau adalah supaya kita taat kepada Firman.
 
Lebih rinci tentang hal ini di dalam Ulangan 4, dengan perikop: “Musa menasihati bangsa itu memelihara hukum Allah.
Itulah nasihat seorang pemimpin, yaitu supaya Firman dipelihara; taat, setia, dengar-dengaran kepada Firman TUHAN Yesus Kristus, Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh-El Kudus; ayat menjelaskan ayat, itulah ilham Roh Kudus.
-          Kalau Firman dijelaskan dengan pengetahuan, itu tidak bisa. Satu ayat disampaikan, kemudian ditambahkan dengan cerita isapan jempol, si kancil, si kura-kura, itu tidak bisa, bukan begitu.
-          Lalu Firman yang dikurangkan, yaitu sibuk mengadakan mujizat, tetapi firman salib diabaikan, itu tidak bisa, TUHAN tidak suka.
 
Ulangan 4:21-22
(4:21) Tetapi TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku tidak akan menyeberangi sungai Yordan dan tidak akan masuk ke dalam negeri yang baik, yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu. (4:22)Sebab aku akan mati di negeri ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, tetapi kamu akan menyeberanginya dan menduduki negeri yang baik itu.
 
Tetapi TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu … Kembali diutarakan isi hatinya kepada umat Israel, bahwasanya TUHAN marah sekali kepada Musa, sampai dia tidak dipercaya untuk memimpin perjalanan rohani bangsa Israel ke tanah Kanaan, tanah perjanjian.
 
Dari pembacaan Ulangan 4:21-22, kita dapat memperhatikan, bahwa: Musa sudah melihat tanah Kanaan, yang limpah dengan madu dan susu. Walaupun dia tidak dipercaya untuk memimpin perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan, tetapi dia sudah melihat tanah Kanaan, yang limpah dengan madu dan susu, dengan kata lain; Musa telah melihat tanah air sorgawi sebagai milik pusaka dari umat pilihan, yang disebut juga bangsa yang kudus. Ini adalah kerinduan dari seorang hamba TUHAN, supaya dia dapat melihat suasana sorga.
Di sini kita sudah melihat, bahwa kepada Musa sudah diperlihatkan tanah Kanaan, tanah yang limpah dengan madu dan susu, dengan kata lain; Musa telah melihat tanah air sorgawi sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya bagi bangsa Israel.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan Mazmur 105, dengan perikop: “Puji-pujian atas segala perbuatan Allah di masa lampau.” Lihatlah perbuatan Allah di masa lalu, apakah itu?
Mazmur 105:8-10
(105:8) Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, (105:9) yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak; (105:10) diadakan-Nya hal itu menjadi ketetapan bagi Yakub, menjadi perjanjian kekal bagi Israel,
 
TUHAN tidak lupa dengan perjanjian-Nya, TUHAN menyediakan tanah air sorgawi sebagai milik pusaka. Inilah yang harus diceritakan kepada sidang jemaat, inilah yang harus disampaikan kepada umat TUHAN, bukan asik dan sibuk dengan kepentingan seorang hamba TUHAN, lalu berusaha mengadakan tanda-tanda yang dahsyat untuk memikat hati semua orang, bukan itu yang terpenting.
Yang terpenting adalah dia harus menceritakan tanah air sorgawi dan tahan air sorgawi adalah milik pusaka bangsa Israel untuk selama-lamanya (Israel jasmani dan Israel rohani), itulah yang harus disampaikan. Jangan sibuk dengan bicara berkat dan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, tidak, bukan itu. Dan sidang jemaat juga harus menyadari hal ini; kita harus bijaksana menyikapi ini, harus berlaku dewasa menyikapi ini, tidak boleh lagi seperti kanak-kanak.
Kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi; oleh sebab itu, jangan terlena dengan dunia ini, sebab dunia ini akan dihancur-leburkan kembali, diganti dengan langit dan bumi baru, Yerusalem yang baru, kota Kudus yang turun dari Sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya; itulah yang harus diberitakan. Tanah air sorgawi (milik pusaka), itulah yang harus diceritakan; dan Musa sudah melakukan itu.
 
Mazmur 105:11
(105:11) firman-Nya: "Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang ditentukan bagimu."
 
Tanah yang dijanjikan oleh Allah, itulah tanah air sorgawi sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya bagi bangsa Israel, umat Israel rohani; itulah yang terpenting.
 
Tidak salah mujizat terjadi di tengah ibadah dan pelayana, itu penting, tetapi yang terpenting ialah jangan sibuk di situ. Tidak salah kita diberkati, tetapi andaikatapun saya tidak bicara khotbah soal berkat, asal kita betul-betul mencari Kerajaan Sorga dan Firman kebenaran yang ada di dalam Sorga, itulah pribadi Yesus, maka semuanya ditambahkan kok. Baik makan, minum, pakaian, semua ditambahkan, usaha, pekerjaan diberkati kok, lalu untuk apa saya harus bicara berkat lagi?
Kalau kita memang sungguh-sungguh menjaga kesucian nikah, lalu sungguh-sungguh mencari Kerajaan Sorga dan Firman kebenaran yang ada di sebelah kanan Allah Bapa, maka semuanya ditambahkan kok. Jadi, saya tidak perlu pusing untuk sibuk menyampaikan khotbah-khotbah soal berkat-berkat, tidak, saya tidak pusing di situ. Hidup benar saja diberkati, apalagi kalau hidup suci?
Biarlah kita semua memperhatikan hal ini, supaya kita di dalam mengikuti TUHAN tidak lagi sibuk mengandalkan manusia dan kekuatannya, tetapi sibuklah mencari Kerajaan Sorga, di mana Firman kebenaran ada di sebelah kanan Allah Bapa, maka nanti semuanya akan ditambahkan; percayalah.
 
Ulangan 4:22-24
(4:22) Sebab aku akan mati di negeri ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, tetapi kamu akan menyeberanginya dan menduduki negeri yang baik itu. (4:23) Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat. (4:24) Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.
 
Musa berkata: Aku akan mati di negeri ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, tetapi kamu akan menyeberanginya dan menduduki negeri yang baik, itulah tanah perjanjian, tanah Kanaan, yang limpah madu dan susu, itulah milik pusaka mereka.
 
Kemudian, selanjutnya pesan Musa, yaitu: Hati-hatilah, jangan lupakan Firman TUHAN dan perjanjian-Nya.
Firman TUHAN harus disampaikan. Jangan setiap kali pertemuan ibadah, yang dilakukan hanyalah; buka jas, buka jaket, lalu dikebaskan sehingga sidang jemaat terlempar. Lalu kalau sudah terlempar, apa kelanjutannya? Lalu apa manfaatnya, kalau sudah terlempar? Kalau rubuh, jungkir balik di situ, kenapa, ada apa di situ?
 
Hamba TUHAN, pemimpin rohani yang baik harus memberi nasihat Firman, supaya sidang jemaat berhati-hati “jangan jatuh dalam penyembahan berhala.”
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
-          Kalau meninggalkan ibadah karena pekerjaan, itu berhala.
-          Kalau meninggalkan ibadah karena kesibukan dunia, itu berhala.
-          Kalau meninggakan ibadah karena menuntut ilmu, di mana saja saudara menuntun ilmu, itu juga berhala.
Hal inilah yang harus disampaikan: Jangan sampai kita jatuh dalam penyembahan berhala, apalagi setelah tiba di tanah Kanaan, diberkati dengan madu dan susu, kelimpahan-kelimpahan dengan kemanisan-kemanisan sorgawi.
 
Ingat: Hati-hati dengan penyembahan berhala, mengapa?
1.      TUHAN itu api yang menghanguskan.
2.      TUHAN itu cemburu.
Cemburu yang dimaksud di sini adalah cemburu Ilahi, bukan cemburu daging. Kalau cemburu daging itu membabi-buta, sedangkan cemburu TUHAN (cemburu Ilahi) itu bersifat preventif, menjaga, mempertahankan, supaya jangan jatuh dalam dosa.
Ingat; TUHAN itu cemburu, maka jangan buat Dia cemburu, jangan kita menduakan hati TUHAN dengan berhala-berhala. Firman semacam ini harus disampaikan.
 
Ada lagi berhala yang lain, yaitu kekerasan di hati dan kebenaran diri sendiri; itu juga berhala. Jangan sampai jatuh dalam penyembahan berhala.
Hal inilah yang harus disampaikan oleh seorang gembala sidang, jangan hanya sibuk membuat tanda-tanda heran untuk memikat hati sidang jemaat, tetapi hati TUHAN tidak terpikat, untuk apa? Tidak dipercaya untuk memimpin sidang jemaat masuk sorga, untuk apa? Saudara loh yang rugi; oleh sebab itu, jangan keliru memilih seorang pemimpin. Pemimpin itu dipercaya untuk memimpin sidang jemaat sampai ke sorga. Jangan karena hal-hal yang lahiriah dan hebat, lalu kita terpikat, itu salah.
Sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, perhatikan baik-baik, termasuk umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia: Jangan salah memilih pemimpin. Saudara yang rugi.
 
Ulangan 4:25
(4:25) Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang menyerupai apapun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya,
 
Perhatikan: Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua.
-          Apabila kamu beranak cucu = Diberkati.
-          Apabila kamu telah tua = Panjang umur, sehat terus.
Hati-hati, biasanya orang yang diberkati dan panjang umur, sekali waktu bisa lupa daratan. Orang sehat bisa lupa TUHAN, nanti ketika sakit, barulah menangis kepada TUHAN, bukankah begitu?
 
Nasihat dari seorang hamba TUHAN -- pemimpin yang baik dan benar -- adalah supaya sidang jemaat dilarang untuk berlaku busuk.
Apa itu berlaku busuk? Prakteknya ada dua:
1.      Jangan membuat patung yang menyerupai apa pun; jangan jatuh dalam penyembahan berhala.
2.      Jangan melakukan apa yang jahat.
Berhala itu busuk. Hal-hal yang jahat itu juga busuk.
 
Jika tidak ada kuman, maka makanan apa pun tidak akan busuk. Berhala pun bisa membuat kita busuk; tetapi kalau kita di dalam TUHAN, maka kita akan awet, tidak busuk. Kalau kita sembah TUHAN, maka kita akan awet, tidak busuk.
Yang membuat busuk itu jahat; yang membuat busuk itu berhala; coba kalau ia setia kepada TUHAN, pasti awet, tidak busuk.  Sidang jemaat GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon jangan busuk; dua praktek itu janganlah terjadi dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Mengapa jangan berlaku busuk? Jawabnya:
-          Karena TUHAN itu api yang menghanguskan.
-          Karena TUHAN Allah itu cemburu.
Siapa yang sering membuat TUHAN cemburu? Biarlah kita akui hal itu kepada TUHAN, dan saling mendoakan satu dengan yang lain.
 
Selanjutnya perhatikan: Tanda bahwa TUHAN itu adalah api yang menghanguskan, tanda bahwa TUHAN itu adalah TUHAN yang cemburu, akan kita perhatikan pada ayat 27.
Ulangan 4:27
(4:27) TUHAN akan menyerakkan kamu di antara bangsa-bangsa dan hanya dengan jumlah yang sedikit kamu akan tinggal di antara bangsa-bangsa, ke mana TUHAN akan menyingkirkan kamu.
 
Bukti bahwa Allah adalah api yang menghanguskan dan Allah yang cemburu ialah diserakkan, disingkirkan oleh TUHAN di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal TUHAN dengan jumlah yang sedikit. Jumlah yang sedikit, sama artinya; tidak berdaya, tidak mempunyai kekuatan.
Kalau tetap bersatu di dalam TUHAN, ada kekuatan. Tetapi setelah diserakkan dengan jumlah yang sedikit, berarti ini gambaran dari kehidupan yang tidak berdaya dan tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
 
Oleh sebab itu, nikah itu harus kuat, supaya ada kekuatan; jangan terpisah-pisah dengan jumlah yang sedikit. Kita harus bersatu; keluarga GPT "BETANIA" Serang dan Cilegon harus bersatu. Kita ini bukan sebatas;
-          sidang jemaat datang, duduk, setelah itu langsung pulang,
-          lalu gembala sidang datang, menyampaikan kotbah, sesudah itu pulang begitu saja,
tidak ada ikatan kasih, tidak ada praktek kasih, bukan seperti itu keluarga Allah; oleh sebab itu, masing-masing kita, harus mau merendahkan diri.
Memikul salib itu tidak peduli dengan nyawa, tidak pusing dengan perasaan. Hubungan kita adalah hubungan keluarga, berarti; harus satu. Abaikan dulu perasaan manusia dagingmu itu, ingat itu. Kalau kita bersatu, maka kita kuat, tetapi kalau diserakkan terpisah-pisah, jumlah sedikit, maka tidak ada kekuatan.
Pekerjaan besar sedang menantikan kita, itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), sebab hamba TUHAN juga butuh Pengajaran Pembangunan Tabernakel; oleh sebab itu, kita harus kuat, kita harus bersatu.
 
Tetapi lihatlah, bukti bahwa TUHAN itu betul-betul api yang menghanguskan, TUHAN itu adalah Allah yang cemburu ialah diserakkanlah bangsa Israel dengan jumlah yang sedikit di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal TUHAN. Akhirnya, mereka menghadapi bangsa yang tidak mengenal TUHAN dengan keadaan tidak berdaya.
 
Ulangan 4:28
(4:28) Maka di sana kamu akan beribadah kepada allah, buatan tangan manusia, dari kayu dan batu, yang tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat makan dan tidak dapat mencium.
 
Maka di sana kamu akan beribadah kepada allah, buatan tangan manusia … Akhirnya, bangsa Israel beribadah kepada berhala buatan tangan manusia, mengapa? Karena diseret. Mengapa bisa diseret? Karena tidak punya daya, tidak punya kekuatan, ya diseret.
Akhirnya, terseretlah, jatuh ke dalam penyembahan berhala buatan tangan manusia. Menyembah tuhan, tetapi tuhan itu dibuat oleh tangan, kan lucu. Tuhan dibuat tangan, lalu hasil buatan tangan ini disembah-sembah, kan lucu. Saya menganggap hal itu lucu, apakah saudara menganggap itu lucu? Tentu lucu. Membuat tuhan dengan tangan, setelah terbentuk lalu disembah, itu lucu.
Tetapi tidak sedikit, bahkan terlalu banyak orang Kristen menyembah berhala buatan tangan manusia; tinggalkan TUHAN hanya karena pekerjaan. Seolah-olah hidupnya di situ, seolah-olah hidupnya di pekerjaan itu, buatan tangan itu, apa buktinya? Seorang suami seringkali berkata; kalau saya beribadah, tidak bekerja, dari mana nanti bayar token listrik, dari mana bayar SPP, dari mana beli susu, kulkas sudah kosong? Akhirnya isteri sudah tidak sabar dan terpancing, terpahitkan hatinya, hancur, pisahlah, berseraklah, kembalilah menyembah berhala buatan tangan, karena tidak ada daya.
Hormati nikah jasmani di bumi, dan hormati nikah rohani, itulah hubungan tubuh dengan Kepala, sidang jemaat dengan Kristus (Kepala) harus dihormati. Kekudusan itu harus dihormati.
 
Berhala buatan tangan manusia, antara lain:
1.      Kayu à Daging dengan tabiat-tabiatnya, termasuk ambisi manusia itu sendiri.
2.      Batu à Kekerasan di hati = Kebenaran diri sendiri.
Inilah berhala buatan tangan manusia, tetapi anehnya;
-          Sekalipun tidak dapat melihat, namun tetap disembah.
-          Sekalipun tidak dapat mendengar, namun tetap disembah.
-          Sekalipun tidak dapat makan, namun tetap disembah.
-          Sekalipun tidak dapat mencium, namun tetap disembah.
 
Jadi, adapun keadaan dari berhala buatan tangan manusia itu, baik batu maupun kayu, ternyata:
Yang Pertama: Tidak dapat melihat kehidupan yang tidak berdaya.
Yang Kedua: Tidak dapat mendengar doa dan seruan kita saat terdesak.
Yang Ketiga: Tidak dapat makan.
Dalam Yohanes 4:34, Yesus berkata kepada murid-murid: Makanan-Ku Allah ialah:
1.      Melakukan kehendak Allah Bapa. Menyangkal diri, pikul salib, itu adalah kehendak Allah Bapa
2.      Menyelesaikan pekerjaan Allah, yaitu memimpin gereja TUHAN untuk selanjutnya dibawa masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut tubuh Mempelai, selesai pekerjaan Allah di bumi.
Tetapi lihatlah, berhala tidak dapat makan. Tuhan macam apa begini, kok disembah, padahal ia tidak membawa masuk gerejanya di dalam pembangunan tubuh.
Yang Keempat: Tidak dapat mencium.
Apa dampak negatifnya kalau berhala batu dan berhala kayu tidak dapat mencium? Maka tentu saja segala korban persembahan yang kita persembahkan tidak terasa bau harum, sehingga segala korban dengan segala pengorbanan kita, jerih payah kita di tengah ibadah dan pelayanan akhirnya sia-sia.
Tetapi Allah kita itu akan mencium bau harum dari asap dupa kemenyan, itulah doa penyembahan yang naik di hadirat TUHAN, sanggup menembusi takhta Allah.
 
Itulah perbandingan antara allah yang mati dan Allah yang hidup. Inilah yang diantisipasi oleh pemimpin yang baik, itulah Musa, dengan Firman yang dibentangkan, bukan sibuk dengan mujizat. Bukan Musa tidak dapat melakukan mujizat; Musa sudah banyak mengadakan mujizat, mulai dari;
-          Sepuluh tulah, itu mujizat. Terakhir, mujizat yang kesepuluh ialah kematian anak sulung bangsa Mesir.
-          Sesudah itu, mereka lepas dari tanah Mesir dan menyeberangi laut Teberau, itu mujizat.
Tetapi jika Musa tidak diperintahkan untuk mengadakan mujizat, maka ia tidak akan mengadakan mujizat.
Berbeda dengan ekor dari ular naga merah padam -- binatang kedua yang keluar dari bumi, itulah nabi-nabi palsu -- sibuk mengadakan tanda-tanda dahsyat di depan mata semua orang untuk memikat bangsa-bangsa, sehingga nanti tidak sedikit bangsa-bangsa, bahkan terlalu banyak yang terperdaya.
Ekor dari ular naga merah padam atau nabi-nabi palsu, dalam Wahyu 5 akan menyeret sepertiga bintang-bintang di langit. Bintang-bintang, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi dan ditinggikan. Satu dari antara tiga bintang-bintang di langit akan diseret oleh ekor ular naga merah padam itu. Kalau yang diseret satu, berarti sisa dua.
Kalau sepertiga hamba TUHAN diseret, lalu berapa banyak sidang jemaat yang dapat diseret? Sudah pasti lebih banyak, dua dari tiga, bahkan lebih dari dua dari tiga.
Dalam Zakharia 13:8 dikatakan, dua pertiga nanti akan diseret. Nah, sekarang, apakah saya dan saudara ada di antara dua pertiga itu? Perhatikanlah hal itu. Dua pertiga dari padanya akan dilenyapkan; dua lenyap, sisa satu. Itu sebabnya, dalam Matius 7:13-14 dikatakan; terlalu sedikit orang masuk sorga, karena sempitlah jalan dan sesaklah pintu, sehingga sangat sukar bagi daging untuk melewati jalan sempit, terlalu suka dengan ambisi daging, terlalu sukar melewati pintu sesak, akhirnya dua pertiga lenyap. Apa artinya kalau akhirnya binasa?
 
Berhala buatan tangan manusia itu tidak dapat mencium, lalu penyembahan kita apa artinya? Akhirnya, tidak sampai dan binasa. Kalau harus binasa, saya sampaikan kepada saudara dan para pemirsa; mulai hari ini saudara tidak usah ikut ibadah, kalau memang harus binasa, dari pada habis uang saudara, habis tenaga saudara, habis semuanya.
Memang untuk masuk sorga itu terlalu sedikit; orang yang terima Pengajaran Mempelai terlalu sedikit. Kalau hamba TUHAN yang hanya mengadakan mujizat, banyak digandrungi, tetapi lihatlah dua pertiga terseret. Bayangkan, kita membawa korban persembahan, tetapi tidak dapat mencium, maka sia-sialah semua pengorbanan, dan berakhir binasa.
Ayo, saudara harus dewasa, tidak boleh seperti kanak-kanak lagi, sebab TUHAN sudah tuntun kita sesuai dengan langkah-langkah ketetapan Firman. Saudara harus mau dituntun oleh Firman. Mulai dari sekarang, katakan: Firman-Mu adalah terang bagi jalanku.
 
Ulangan 4:29
(4:29 Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
 
Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu … Biasanya, kalau orang yang sudah terdesak, menderita, sengsara, barulah mencari TUHAN. Tetapi saudara bukan karena terdesak baru datang mencari TUHAN, bukan? Jangan sampai dihajar, disentil, baru datang kepada TUHAN, baru kapok. Sebelum disentil, kiranya kita sudah tetap setia di dalam TUHAN.
 
Kita lanjut memperhatikan Ulangan 4, dengan perikop: “Musa menasihati bangsa itu memelihara hukum Allah” Nasihat seorang pemimpin yang baik adalah supaya jemaat itu tetap diajar untuk tetap taat, setia, dengar-dengaran kepada Firman TUHAN; oleh sebab itu, jangan sibuk dengan perasaan, dengarkanlah Firman TUHAN baik-baik.
 
Ulangan 4:14
(4:14) Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.
 
Perintah TUHAN kepada seorang pemimpin adalah untuk mengajarkan sidang jemaat melakukan ketetapan dan peraturan firman TUHAN; itulah yang diminta oleh TUHAN kepada seorang pemimpin, bukan sibuk untuk mengadakan mujizat.
Saudara harus stabilokan hal ini: Yang TUHAN mau, yang TUHAN minta dari seorang pemimpin adalah supaya gembala sidang, pemimpin rohani mengajarkan Firman TUHAN, supaya sidang jemaat tahu melangkahkan hidup rohaninya sesuai dengan ketetapan Firman. Biarlah kiranya langkah-langkah rohani kita di hari-hari terakhir ini sesuai dengan ketetapan Firman, jangan melenceng dari sana.
 
Ulangan 4:15
(4:15) Hati-hatilah sekali--sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api--
 
Hati-hati, sidang jemaat tidak melihat ketika TUHAN tampil di atas gunung Sinai, tetapi Musa melihat. Artinya, TUHAN tahu bahwasanya TUHAN pasti akan marah dan murka kalau jemaat (umat) Israel nanti jatuh dalam penyembahan berhala. Musa yang tahu bagaimana model marahnya TUHAN, sedangkan Israel tidak tahu; oleh sebab itu, Musa memberi tahu kalau TUHAN itu nanti marah.
 
Ulangan 4:16-18
(4:16) supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan; (4:17) yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara, (4:18) atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi;
 
Pada ayat 16, kembali Musa mengatakan: Jangan berlaku busuk. Jadi, di dalam Ulangan 4 ini, Musa dua kali berkata kepada sidang jemaat, itulah umat Israel: Jangan berlaku busuk, prakteknya:
1.      Jangan jatuh dalam penyembahan berhala.
2.      Jangan melakukan yang jahat.
Mengapa orang berbuat jahat? Karena hatinya sudah jahat.
 
Kembali saya sampaikan: Musa menasihatkan supaya mereka jangan berlaku busuk, prakteknya ialah jangan menyembah berhala dan jangan berbuat jahat. Di sini kita melihat, berhala itu jenisnya;
-          ada patung bentuk laki-laki, bentuk perempuan,
-          ada patung berbentuk binatang di bumi,
-          berbentuk burung bersayap,
-          kemudian berbentuk binatang yang merayap di bumi,
-          kemudian patung berbentuk ikan di dalam air.
Jangan menyembah berhala apa pun jenisnya berhala itu.
 
Ulangan 4:19
(4:19) dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka,
 
Kemudian, yang tidak kalah penting: jangan engkau mengarahkan matamu ke langit (tempat tinggi), sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang -- itu gambaran dari kehidupan yang ditinggikan, hamba TUHAN yang diurapi --, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu … Hati-hati, jangan sujud menyembah nabi-nabi palsu hanya karena mereka sibuk mengadakan mujizat dan tanda-tanda yang dahsyat; itu yang terpenting.
 
Saya yakin sekali, malam ini TUHAN berbicara kepada kita. Saya tidak yakin kalau hamba TUHAN sibuk bernubuat, atau hanya menyampaikan “kamu kepala, bukan ekor”, lalu tiba-tiba “sikaraba, sikaraba”. Setelah “sikaraba, sikaraba”, selanjutnya berkata: “kamu naik, bukan turun, kamu kepala, bukan ekor”.
Saya lebih suka dengan nubuatan Firman yang dibukakan ini. Walaupun itu memang benar nubuatannya, tetapi saya tidak melihat, itu sebabnya saya yakin mengatakan: “saya lebih yakin dengan nubuatan Firman yang dibukakan”, ayat menjelaskan ayat, ayat menerangkan ayat, itulah ilham Roh, bukan pengertian saya lagi yang berlaku.
Inilah untungnya kita digembalakan oleh hikmat, akal budi dan kebijaksanaan, yaitu untuk menuntun kita kepada kebenaran yang sejati; Firman Kristus, Firman kebenaran.
 
Jangan sampai kita menyembah hamba-hamba TUHAN yang diurapi; sekalipun dia sanggup mengadakan mujizat, tanda-tanda yang dahsyat sekalipun, jangan, tidak boleh. Tetapi kenyataannya, di hari-hari terakhir ini, sesuai dalam Wahyu 13:13, banyak orang perhatiannya tersedot kepada nabi palsu. Namun kita janganlah demikian, sebab kita sudah mengerti Firman.
Itu sebabnya kalau kita tidak datang beribadah rugi, bagaimana dapat mengenal sorga kalau tidak mau beribadah dan tidak mau mendengar firman dengan rendah hati, dengan alasan ini itu. Saya bisa membuat banyak alasan, tetapi saya tidak mau membuat alasan, sebab saya mau saudara masuk Sorga. Kalau TUHAN sudah percaya saya untuk memimpin saudara masuk Sorga itu harus saya kerjakan, sebab ini merupakan tanggung jawab, bukan soal berkat.
 
Biarlah kita nanti melangkah sesuai dengan ketetapan Firman sampai di tanah perjanjian, tanah air sorgawi sebagai milik pusaka kita masing-masing untuk selama-lamanya. Tidak ada kesusahan di sana; suami isteri tidak ada lagi berantem di sana, suami isteri tidak akan bermain belakang lagi disana, tidak ada lagi umpet-umpetan, diem-dieman, terlihat amat diam tetapi sebetulnya penuh dengan trik dan trik.
 
Kita membaca Ibrani 8, dengan perikop: “Imam Besar perjanjian baru.”
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
 
Sebelum saya menguraikan ayat 5 ini, pertama-tama saya sampaikan kepada kita semua; bahwa ibadah dan pelayanan kita di bumi harus sesuai dengan contoh atau model dari Tabernakel, karena Tabernakel adalah miniatur dari kerajaan Sorga. Tabernakel yang dibuat oleh Musa merupakan gambaran dan bayangan dari sorga.
Sudah sangat jelas dan menjadi suatu bukti yang kuat; ketika dia naik kegunung Pisga, lalu dari sanalah dia melayangkan pandangnya, lalu melihat tanah Kanaan yang dijanjikan itu sebagai milik pusaka untuk bangsa Israel menunjukkan bahwasannya Musa ini sudah jelas-jelas sudah melihat gambar dan bayangan dari kerajaan Sorga. Sebab, dari atas gunung Sinai di situ Musa bertemu dengan Allah dan dari sanalah dia mendapatkan petunjuk untuk selanjutnya mendirikan Tabernakel di bumi, dan Tabernakel adalah gambaran dan bayangan dari suasana di kerajaan sorga, sehingga semua kegiatan, semua ibadah dan pelayanan, semua kegiatan Roh harus dikaitkan dengan pola Tabernakel.
 
Contohnya: Kubus bentuknya empat persegi = Panjang, lebar dan tingginya sama.
Jangan gunakan rumus lain untuk menemukan luas kubus, contohnya mencari luas kubus dengan rumus lingkaran , itu tidak masuk.  
Oleh sebab itu, untuk masuk dalam kerajaan Sorga harus masuk melalui pola Tabernakel, semua alat-alat yang ada di Tabernakel di bumi, yang dibuat Musa, semuanya ada di Tabernakel Sorgawi.  Sebab itu, segala kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan harus dikaitkan dengan pola. Baju saja jika tanpa pola tidak akan tahu cara menjahitnya, semua orang bisa menjahit, tetapi polanya itu yang sulit.
 
Singkat kata;
-          Hukum Taurat menberitakan tentang kerajaan Sorga dengan bayangan (Ibrani 10:1).
-          Nabi itulah Musa memberitakan kerajaan Sorga dengan nubuat, yang sudah digenapkan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Mendirikan Tabernakel itu adalah Nubuat, sebab Yesus sendiri sudah mengalami perobekan daging, Dialah Tabernakel sejati yang sudah digenapi.
-          Rasul-rasul memberitakan kerajaan Sorga dengan wahyu, itulah penglihatan yang nyata.
 
Minta hikmat TUHAN memahami jangan lantas putus asa di tengah jalan.
 
Kita lihat Rasul Paulus di dalam 2 Korintus 12, dengan perikop: “Paulus menerima penglihatan dan penyataan.”
Paulus menerima penglihatan dan penyataan dari TUHAN tentunya, bukan dari dunia.
2 Korintus 12:1
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
 
Rasul Paulus memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang dia terima dari Tuhan, kemudian semua yang dia lihat itu dia sampaikan kepada sidang jemaat di Korintus. Itulah tugas dari seorang Hamba TUHAN.
Sekalipun Paulus adalah seorang Rasul, tetapi di sini kita melihat dia memberitakan kerajaan sorga dengan wahyu, sesuai dengan apa yang dia lihat di dalam kerajaan Sorga, dia sampaikan kepada sidang jemaat. Jadi, hamba TUHAN tidak sibuk memikat sidang jemaat dengan sensasi, mujizat, cerita berkat-berkat, tetapi seorang hamba Tuhan harus memberitakan tentang suasana Sorga itulah wahyu, itulah penglihatan.
 
2 Korintus 12:2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Setelah empat belas tahun melayani Tuhan Yesus, menerima jabatan rasul dari TUHAN Yesus, barulah dia menceritakan sebuah rahasia besar kepada sidang jemaat di Korintus; bahwasanya dia pernah diangkat ketingkat ketiga dari Sorga.
Tingkat ketiga dari Sorga jika dikaitkan dengan pola Tabernakel. Tabernakel itu ada tiga tingkatan kualitas rohani didalam Tabernakel, yaitu:
1.      Tingkat pertama: Halaman = Asas pokok.
2.      Tingkat kedua, itulah perkembangan yang berikutnya: Ruangan Suci, sesuai dengan Ibrani 6:1-2.
3.      Tingkat ketiga: Ruangan Maha Suci.
Jadi, tingkat ketiga dari Sorga kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel itulah Ruangan Maha Suci. Kualitas rohani kita harus sampai pada puncak yang tertinggi supaya kita masuk Sorga, sebab yang ada di bumi ini semua akan berlalu.
 
… ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus … Tingkat ketiga dari Sorga disebut juga Firdaus.
 
Inimua di sini adalah Rasul Paulus sibuk memberitakan kerajaan Sorga; apa yang dia lihat di Sorga semuanya itu disampaikan, dibentangkan kepada sidang jemaat di Korintus.
Jadi, Rasul Paulus = Nabi Musa, persamaanya adalah sama-sama menyampaikan rahasia Kerajaan Sorga sesuai dengan apa yang mereka dapat dan lihat dari TUHAN, itu yang mereka sampaikan kepada sidang jemaat.
-          Musa menyampaikan hal itu kepada umat TUHAN itulah bangsa Israel.
-          Sedangkan, Rasul Paulus menyampaikan hal itu dengan gamblang kepada sidang jemaat di Korintus.
Dan malam ini Tuhan memberitakan kepada sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia. Apalagi kurangnya jika kita mengikuti TUHAN?
 
Oleh sebab itu, ayat ini terhubung dengan 2 Korintus 4:1-2, dengan perikop: “Harta rohani dalam bejana tanah.”
2 Korintus 4:1-2
(4:1) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. (4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
 
… kami telah menerima pelayanan ini, berarti dipercaya untuk memberitakan injil kepada jemaat di Korintus termasuk sidang jemaat di Asia kecil.
Karena itu kami tidak tawar hati … Namun di tengah pemberitaan injil itu dia tidak tawar hati sekalipun manusia lahiriahnya merosot. Biasanya kalau lahiriahnya merosot maka manusia batiniahnya akan berkembang dan melaju pesat. Tetapi kalau manusia batiniahnya merosot, yang berkembang adalah lahiriahnya. Namun, Rasul Paulus sekalipun manusia lahiriahnya merosot dia tidak tawar hati, menunjukkan bahwa Rasul Paulus ini manusia rohaninya berkembang.
 
Sebagai hamba Tuhan, Paulus yang sudah menerima jabatan sebagai Rasul:
-         Menolak segala perbuatan yang tersembunyi.
-         Tidak berlaku licik dalam memberitakan injil, berarti tidak ada maksud-maksud loba (cinta uang), tidak menunggu kolekte.
-         Tidak memalsukan Firman Allah, untuk menyenangkan hati sidang jemaat.
Sebaliknya, Rasul Paulus dengan senang tulus hati dan murni hatinya menyampaikan kebenaran yang sejati; sekarang duduk disebelah kanan Allah Bapa. Sehingga, Rasul Paulus dengan rela diselidiki, dipertimbangkan hidup rohaninya, dan dia tidak takut menyerahkan dirinya untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah, menunjukkan bahwa dia betul-betul jujur, tulus, murni dan tidak ada maksud-maksud loba; tidak ada kepentingan, tidak ada motif lain.
 
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
 
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa …
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup, berarti tidak terjadi pembukaan, maka tertutup untuk mereka, yang akan binasa. Oleh sebab itu, kita harus terus tanpa jemu-jemu berdoa supaya TUHAN terus bukakan Firman-Nya, sebab jika Injil yang diberitakan itu masih tertutup, maka akan tertutup untuk mereka yang akan binasa. Siapa mereka yang akan binasa? Itulah orang yang tidak suka dengan pembukaan Firman, sukanya hanya dengan mujizat, tanda-tanda yang dahsyat. Kehidupan yang datang ibadah hanya karena tanda-tanda yang dahsyat bukan untuk pembukaan Firman, pasti binasa. Saya tidak sedang menghakimi seorang hamba Tuhan, jangan salah berfiki, dan saya juga tidak sedang menghakimi umat Tuhan di dunia ini tetapi saya sedang menyampaikan Firman Tuhan.
Kalau sidang jemaat datang beribadah tetapi tidak mencari pembukaan Firman Tuhan, Alkitab mengatakan akan binasa, sekalipun mujizat yang dahsyat terjadi di tengah Ibadah itu. Percayalah dengan Firman jangan percaya dengan mulut manusia yang pandai memutar balik fakta.
 
… yaitu orang-orang yang tidak percaya.
Siapakah orang yang tidak menyukai firman yang dibukakan? Jawabnya, yaitu: orang-orang yang tidak percaya.
Siapakah orang-orang yang tidak percaya itu? Ciri-ciri orang yang tidak percaya adalah pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, berarti sudah terbawa arus dunia dan akhirnya jatuh dengan ilah-ilah lain, yaitu penyembahan berhala. Sehingga mereka tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
 
Jadi, mereka tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus. Apa cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus? Itulah Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Jika terjadi pembukaan Firman maka pedang Roh itu akan membedah kehidupan kita, mengambil semua penyakit-penyakit yang ada didalam diri dan hati kita. Kalau penyakit itu sudah diambil dari dalam hati kita, maka selanjutnya di sini dikatakan; kita akan kembali kepada wujud semula = segambar dan serupa dengan Allah, berarti sama mulia dengan Allah; bercahaya kemuliaan Allah.
Apa yang membuat kita tidak segambar dan serupa dengan Allah? Jawabnya; karena terlalu banyak penyakit di hati ini.
Kita butuh cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh El Kudus, untuk membedah kehidupan kita masing-masing. Setelah dioperasi semua dosa dipreteli, semua dosa dibongkar dengan tuntas, penyakit kita diambil dengan tuntas, maka kita sembuh dan wajah kita akan bercahaya kemuliaan Allah, berarti segambar serupa dengan Allah. Di sini dikatakan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah gambaran Allah.
 
2 Korintus 4:5
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
 
Rasul Paulus ini tidak sibuk memberitakan kelebihannya, kemampuannya, kualitasnya yang sanggup mengadakan tana-tanda heran dan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat. Tetapi Rasul Paulus sibuk untuk memberitakan pribadi Yesus Kristus yang mati dikayu salib, itulah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Kalau hamba Tuhan yang sibuk menceritakan kelebihan keluarganya; kelebihan anaknya, kelebihan sidang jemaatnya, saya ragu dengan model Hamba Tuhan semacam ini, kalau saya kaitkan dnegan ayat ini. Sebab, kita harus kembali kepada ayat firman bukan mulut manusia; BACK TO BIBLE.
 
Berhala-berhala; itulah ilah-ilah zaman, itulah tuhan-tuhan kecil yang tidak bisa makan, tidak bisa mencium, tidak bisa melihat walaupun kita susah tidak bisa dilihat, walaupun kita sudah mengerang kesakitan doa disampaikan tidak dapat didengar.
Tetapi Rasul Paulus sibuk memberitakan pribadi Yesus Kristus, Dialah TUHAN dan Juruselamat, Dialah TUHAN yang sudah mengerjakan penebusan dan pendamaian di atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu, supaya sidang jemaat memperoleh bagian dalam keselamatan itu; itulah tanah air Sorgawi yang dijanjikan sebagai milik pusaka tadi.
 
Kan enak kalau TUHAN sudah beri pengertian seperti ini, kenapa kita beribadah hanya cari instannya saja, tetapi tidak mengerti suasana Sorga. Sabarlah seperi Maria; duduk dekat kaki TUHAN; duduk terus dengar Firman. Jangan sibuk seperti Marta; orang yang terus sibuk suka mempersalahkan orang lain, seperti kata Marta: “Guru suruh itu si Maria, sebab saya sudah capek.” Kemudian Yesus berkata: “Marta, Marta kamu terlalu sibuk dengan perkara dunia ini, hanya satu yang perlu yaitu duduk di kaki TUHAN dengar firman.”
Firman itu nanti yang mengadakan yang tidak ada menjadi ada, itu sudah saya alami:
-          Bukan karena uang, saya bisa dapatkan motor cina (mocin),
-          Bukan karena uang, saya bisa dapatkan suprafit,
-          dan masih banyak berkat lainnya.
Semua itu saya dapatkan bukan karena uang, tetapi karena Firman. Ada pondok kecil itulah rumah kami juga karena Firman, bukan karena uang, kalau karena uang tidak sanggup saya beli rumah itu.
Firman yang mengadakan yang tidak ada menjadi ada, biarlah kita juga hidup sesuai dengan Firman yang disampaikan oleh hamba Tuhan.,
 
2 Korintus 4:6
(4:6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
 
"Dari dalam gelap akan terbit terang!" Jadi, firman itu sendiri yang memindahkan kita dari kerajaan gelap kepada kerajaan terang, tidak bisa dengan kekuatan manusia; pengertian, kemampuan, apa lagi harta kekayaan uang.
Sekarang ini kita berada dalam kerajaan terang karena kemurahan Tuhan, karena firman, bukan karena mujizat yang diadakan oleh seorang Hamba Tuhan, sebab Allah yang telah berfirman.
 
… Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita .. Kemudian, Firman itu juga membuat terangnya bercahaya di dalam hati kita, supaya nanti memancarkan cahaya kemuliaan Allah. Kalau hati sudah diterangi, berarti tidak ada lagi sesuatu yang tersembunyi di dalamnnya.
 
… supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Sampai akhirnya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Apa sih maksud kalimat ini? Awalnya saya tidak paham, tetapi setelah saya mohon kemurahan TUHAN, TUHAN katakan itulah Matius 17:1.
 
Asal sabar-sabar kita duduk dekat kaki TUHAN, nanti enak kita masuk Sorga.
 
Kita membaca Matius 17, dengan perikop: “Yesus dimuliakan di atas gunung.”
Matius 17:1-3
(17:1) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. (17:2) Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. (17:3) Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
 
Yesus dengan tiga murid; Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi, artinya: Ibadah itu harus memuncak sampai Doa Penyembahan.
Setelah ibadah itu memuncak sampai Doa Penyembahan, pada saat itulah Yesus berubah rupa di depan mata Petrus, Yakobus, Yohanes.
-          Wajahnya bercahaya seperti matahari, berarti cahaya kemuliaan Allah.
-          Pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Berarti, bukan cahayanya saja yang bersinar terang tetapi perbuatannya, tindak tanduknya, solah tingkahnya menjadi putih bersinar seperti terang. Apa saja yang diperbuat dapat menerangi orang lain.
 
Wajah ini bukan hanya memancarkan cahaya kemuliaan Allah tetapi perbuatannya juga menyinari, menerangi orang, baru saja berkata satu kata orang lain dapat diterangi, apalagi diikuti dengan perbuatannya, orang lain semakin diterangi.  Perbuatan kita harus menerangi segala sesuatunya.
Oleh perkataan suami; isteri menjadi terang, sebaliknya juga oleh karena perkataan isteri dalam ketundukannya; suami menjadi terang, apalagi disertai dengan perbuatan langsung menerangi orang lain. Inilah yang disampaikan oleh Rasul Paulus, yaitu menyampaikan cahata Injil tentang kemuliaan Kristus, dia tidak sibuk menceritakan kelebihannya. Maka, pemberitaan firman itu harus diuraikan dengan baik, lalu memimpin sidang jemaat sampai kepada itulah Doa Penyembahan, supaya nanti bercahaya kemuliaan dan perbuatan kita bersinar terang.
Oleh sebab itu, ikuti Firman pasti terjadi, tidak mungkin tidak terjadi. Sebab itu tidak boleh keras hati.
 
Hal yang sangat seirama dengan ajaran Firman TUHAN yang diterima oleh Rasul Paulus, yaitu Injil Matius seirama dengan apa yang dia terima dari TUHAN ketika dia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga. Di dalam 2 Korintus 4:1-5; dia sibuk menyampaikan Firman Allah sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, sehingga:
-          Wajah bercahaya kemuliaan Allah.
-          Kemudian, perbuatan bersinar terang.
Ajaran Rasul Paulus sesuai dengan apa yang dia lihat dari Sorga.
 
Kita kembali untuk memperhatikan 2 Korintus 12.
2 Korintus 12:1
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
 
Rasul Paulus memberitakan apa yang sudah dia terima dari Tuhan ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, yaitu:
1.      Penglihatan-penglihatan
2.      Penyataan-penyataan
 
Dua hal ini akan saya sampaikan dimulai, tentang: PENGLIHATAN-PENGLIHATAN.
Apa yang dilihat Rasul Paulus ketika dia diangkat ke tingkat ketiga Sorga?
 
Kita membaca Ibrani 9, dengan perikop: “Tempat kudus di bumi dan di Sorga.”
Ibrani 9:1-4
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
 
Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia.
Jadi, Rasul Paulus membenarkan apa yang diperbuat oleh Musa; Musa mendirikan Tabernakel di bumi dan dibenarkan oleh Rasul Paulus. Tetapi sekarang, kita tidak perlu lagi membangun Tabernakel secara fisik (lahiriah), tetapi kita membangun Tabernakel secara rohani itulah hidup kita. Sementara Tabernakel sejati adalah TUHAN Yesus Kristus, Dia tirai yang telah mengalami perobekan.
 
Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. Di Ruangan Suci terdapat:
-          Pelita Emas (Kaki Dian Emas),
-          kemudian terdapat juga Meja Roti Sajian Emas.
Kalau menurut Tabernakel di bumi harusnya Mezbah Dupa masih berada di dalam Ruangan Suci itulah kemah pertama.
Tetapi apa yang dilihat oleh Rasul Paulus ketika dia masuk ke tingkat kerajaan Sorga?
Ternyata Mezbah Pembakaran Ukupan Emas sudah ada di Sorga. Yang membawa kita masuk dalam kerajaan Sorga adalah asap dupa kemenyan, itulah doa penyembahan.
Tidak cukup dengan ibadah Pelita Emas, tidak cukup dengan ibadah Meja Roti Sajian, saudara harus percaya. Jangan saudara menjawab “tidak tahu ya”, oleh sebab itu saudara harus tahu; harus taat, setia, dengar-dengaran kepada Firman Allah.
Inilah penglihatan Rasul Paulus itu; ternyata Cawan Emas/Ukupan Emas, itulah doa penyembahan itu yang membawa kita masuk masuk dalam kerajaan Sorga, bukan Ibadah Raya Minggu (Pelita Emas), bukan Ibadah Pendalaman Alkitab (Meja Roti Sajian) tetapi Mezbah Dupa itulah doa penyembahan.
 
Karena dia melihat apa yang ada di Sorga lalu disampaikan kepada sidang jemaat, dia tidak sibuk menyampaikan kelebihannya, dia sibuk menyampaikan kepada sidang jemaat di Korintus sesuai dengan apa yang dia terima dari Sorga. Jadi, antara Musa dan Rasul Paulus sinkron.
Oleh sebab itu, ibadah harus memuncak sampai doa penyembahan. Jangan saudara berkata “tidak tahu ya”, sekarang sudah saya kasih tahu, TUHAN sudah kasih tahu. Jangan TUHAN sudah memberitahukan tetapi masih berkata “tidak tahu ya”.
Mulai malam ini menangislah kepada TUHAN.
 
Jadi, yang dilihat Rasul Paulus adalah ternyata doa penyembahan itu yang mengangkat kita, membawa kita masuk Sorga. Jadi, bukan berarti Tabernakel Musa dan Tabernakel Sorga berbeda, tidak.
Rasul Paulus justru meluruskan, dialah pengantara antara Tabernakel bumi dengan Tabernakel Sorga. Sekarang apa yang dia lihat sudah disampaikan yaitu ibadah kita harus memuncak sampai doa penyembahan, itulah yang membawa kita masuk dalam kerajaan Sorga. Bukan ibadah Pelita Emas (Ibadah Raya Minggu), bukan ibadah Meja Roti Sajian (Ibadah Pendalaman Alkitab), tetapi Dupa Emas itulah doa penyembahan. Saudara harus setuju, karena saudara rindu masuk Sorga, bukan.
 
Tentang: PENYATAAN-PENYATAAN.
2 Korintus 12:4
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
 
kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Ketika hubungan suami isteri intim, apapun yang diperbuat oleh suami isteri tidak dapat diucapkan oleh orang lain dan tidak dapat diketahui oleh orang lain, kalau orang lain dapat mengucapkannya itu najis. Kalau hubungan itu intim antara;
-          tubuh dengan kepala.
-          Kristus dengan sidang Jemaat,
-          suami dengan isteri,
maka, banyak disitu nyanyian baru yang tak terkatakan dan tidak boleh diucapkan oleh orang lain. Jadi, jika hubungan kita intim tidak ada yang tahu dan tidak terucapkan.
 
Mari kita lihat Mempelai TUHAN yang memiliki hubungan yang intim dengan TUHAN, di dalam Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya.”
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
 
Seratus empat puluh empat ribu orang yang berdiri di bukit Sion, inilah inti dari mempelai TUHAN.
 
Lalu, bagaimana hubungannya mempelai TUHAN sebagai mempelai perempuan TUHAN dengan mempelai Laki-Laki Sorga itulah Kristus Kepala sebagai Suami?
Wahyu 14:3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu
 
 dan dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu, berarti, hubungan mereka adalah hubungan intim dengan Kristus Kepala sebagai suami.
Inilah penyataan-penyataan yang selanjutnya disampaikan kepada Jemaat di Korintus. Bukankah jemaat di Korintus limpah kemurahan? Kesempatan besar; pintu Sorga terbuka lebar-lebar bagi jemaat di Korintus, tetapi bagi kita juga asal kita taat, setia, dengar-dengaran mendengar firman yang kita terima, itulah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yaitu firman yang rahasianya dibukakan.
 
Tuhan itu baik kepada kita, Tuhan tidak membiarkan kita binasa.
Jangan heran kalau hamba Tuhan yang menyampaikan kelebihannya, mujizat, dan tanda-tanda yang dahsyat tetapi heranlah kalau hamba Tuhan dapat menyampaikan isi hati TUHAN.
Siapa yang tahu isi hati Tuhan? Tidak ada. Jangankan mengetahui isi hati TUHAN terkadang isteri saja tidak tahu isi hati suami dan sebaliknya. Malam ini isi hati Tuhan diterangkan untuk menerangkan hati kita semua, pintu Sorga terbuka lebar-lebar bagi kita sekaliannya, asal kita taat, setia, dengar-dengaran, melangkah sesuai ketetapan Firman.
 
Enak ya kalau bersekutu dengan TUHAN Yesus, biarlah kita terus mengadakan kegiatan hubungan intim seperti inti mempelai tadi. Kalau kita selama ini berhubungan intim dengan televisi, kesibukan perkerjaan, mulai sekarang jangan lagi tetapi mulailah memperhatikan hubungan intim kita dengan TUHAN, sebab antikris sudah ada diambang pintu.
 
Kita membaca Yohanes 17, dengan perikop: “Doa Yesus untuk murid-murid-Nya.”
Yohanes 17:5-9
(17:5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. (17:6) Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. (17:7) Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. (17:8) Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (17:9) Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
 
… Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
TUHAN pilih dua belas murid supaya mereka menuruti Firman TUHAN dan Yesus sebagai Imam Besar mendoakan dua belas murid supaya mereka taat, setia, dengar-dengaran kepada Firman TUHAN. Dan Yesus berkata: Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
 
.. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Yesus sendiri Anak Allah harus menyampaikan Firman Allah dan murid-murid menerimanya, itulah yang benar.
 
.. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu … Kalau hamba TUHAN sibuk dengan mujizat tetapi firman tidak diterangkan, kitapun bingung ini berasal dari Sorga atau dari setan. Ini saya tidak sedang menghakimi.
Tetapi kalau dia seorang hamba TUHAN yang diutus oleh Bapa dari Sorga, dia harus dengan hati yang murni menyampaikan Firman Allah, berarti tidak sibuk menyampaikan kelebihannya, tidak sibuk mengadakan melakukan mujizat, tidak sibuk mengadakan tanda-tanda heran untuk menyedot perhatian manusia dan memikat hati bangsa-bangsa, tetapi hati Tuhan tidak terpikat.
 
dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Barulah mereka percaya bahwa Bapa yang mengutus Anak, karena kalau mujizat belum tentu kita percaya, tetapi karena Firman Allah diterangkan dan dia sudah melakukan Firman itu semua hukum taurat itulah dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum Taurat dieksekusi, dilakukan dan digenapkan di atas kayu salib. Sehingga, dari situlah kita tau; bahwa Dia Yesus Kristus, Anak yang diutus oleh Bapa.
Kalau hamba TUHAN sibuk mengadakan mujizat, belum tahu kita dia dari Sorga atau dari bumi. Oleh sebab itu, kita harus mengerti firman, sebab tidak mungkin seseorang dapat masuk Sorga kalau tidak mengenal Firman, sekalipun memiliki harta kekayaan yang banyak dan menyandang gelar tertinggi.
Dari dinilah kita mengetahui Tuhan Yesus diutus oleh Bapa karena Dia taat, setia, dengar-dengaran kepada firman dan Dia sudah melakukan firman itulah semua hukum Taurat sudah dieksekusi di atas kayu salib.
 
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa .. Kalau manusia duniawi sudah biarkan saja sesat, tetapi TUHAN berdoa untuk umat pilihan. TUHAN sedang mendoakan saya dan saudara, kok hati saudara tidak hancur di situ? Kok kalau sudah berkat terharu, tetapi doa TUHAN hati saudara tidak hancur.
TUHAN sedang mendoakan saya dan saudara, hati saudara tidakkah hancur? Hanya karena uangkah hati saudara bergembira? Tetapi saya tidak, sebab keselamatan itu penting buat saya. Saya harap saudara juga seperti itu.
 
… tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu.
Supaya kita akhirnya menjadi milik TUHAN, maka harus taat, setia kepada firman. Bukan soal yang lahiriah itulah mujizat.
 
Kita bandingkan dengan ayat 14.
Yohanes 17:14
(17:14) Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
 
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka … Kehidupan yang taat, setia, dengar-dengaran terhadap Firman TUHAN konsekuensinya adalah ditolak dunia. Itu sebabnya, tidak terlalu banyak orang yang menerima cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Jadi saudara jangan heran, lalau berkata ko di sana banyak ya? Jangan heran, sebab mereka itu sibuk mencari kelebihan manusia bukan mencari Kerajaan Sorga. Tetapi, ingat; Tuhan berdoa kepada saya dan saudara sekarang ini.
 
… karena mereka bukan dari dunia. Karena kita bukan dari dunia, tetapi kita menjadi suatu kehidupan yang taat, setia, dengar-dengaran kepada firman namun kita ditolak oleh dunia, itu tidak apa-apa. Sebab itu merupakan alamat jelas bahwa kita diterima oleh TUHAN. Ditolak dunia tetapi diterima TUHAN, itu yang jauh lebih penting. 
 
… sama seperti Aku bukan dari dunia. Kalau kita ditolak dunia karena taat, setia, dengar-dengaran kepada firman, berarti TUHAN sudah terima saya dan saudara.
Lihat; orang Batak di kampung sana kalau dia tidak main kartu sambil minum tuak dan hisap rokok, maka orang-orang akan berkata “pakailah rok dan cucilah bajumu itu, sudah ibu-ibu itu sekarang”, sama artinya kehidupan yang semacam ini ditolak dunia. Namun tidak apa-apa, yang penting TUHAN menerima kita..
 
Yohanes 17:15
(17:15) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
 
Yesus berdoa: Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka pada saat itu juga, tetapi Yesus meminta kepada Bapa supaya Bapa melindungi kita semua dari pada yang jahat sampai kepada puncak kejahatan, yaitu pada saat antikris berkuasa selama tiga tahun setengah lamanya. Yang pasti TUHAN lindungi kita semua sampai pada masa aniaya antikris. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment