KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 9, 2022

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 DESEMBER 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 DESEMBER 2021
 
STUDY YUSUF
Kejadian 13:11-18
(Seri 18)
 
Subtema: ORANG BIJAKSANA MENUNTUN BANYAK ORANG KEPADA KEBENARAN
 
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing.
 
Segera kita sambut studi Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk ibadah kaum muda remaja dari…
Kejadian 41:56a
(41:56a) Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi.
 
Apa yang terjadi pada masa Yusuf di Mesir, juga telah dinubuatkan oleh Nabi Amos 8:11, bahwasanya TUHAN akan mengirimkan kelaparan yang hebat atas negeri ini, bukan kelaparan akan makanan, bukan haus karena minuman, melainkan lapar dan haus akan mendengarkan firman TUHAN. Itu akan terjadi dihari-hari yang terakhir ini sebagai penghukuman dari meterai yang ketiga.
 
Wahyu 6:5
(6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
 
Di sini kita melihat, Anak Domba membuka meterai yang ketiga, disertai dengan tampilnya makhluk yang ketiga, yang mukanya seperti manusia. Dan penampilan dari makhluk yang ketiga ini adalah saksi atas meterai yang ketiga, yang dibuka oleh Anak Domba itu sendiri. Artinya: penghukuman yang ketiga dari Allah Roh Kudus menyangkut dengan kebutuhan manusia sehari-hari, dan penghukuman itu nanti menimpa orang-orang yang melupakan TUHAN, yakni orang-orang yang mengabaikan ibadah dan pelayanan.
Kemudian, pada saat pembukaan materai yang ketiga, majulah seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan ditangannya.
 
Wahyu 6:6
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
 
"Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar.”
Hal ini berbicara tentang masa kelaparan yang hebat, sehingga harga makanan menjadi sangat mahal sebagai penghukuman yang akan terjadi menimpa atas dunia ini. Pendeknya, kudah hitam pada ayat 5 berbicara tentang kematian oleh karena kelaparan hebat yang akan terjadi.
 
Di hari-hari terakhir ini, sudah seharusnya kehidupan muda remaja bersikap bijaksana, mengumpulkan gandum yakni firman Allah sebanyak-banyaknya, selagi masih ada kesempatan, seperti Yusuf di Mesir mengumpulkan gandum pada masa tujuh tahun kelimpahan.
 
Yusuf dan seluruh rakyat di Mesir, taat, dengar-dengaran untuk mengumpulkan gandum, sebelum tiba pada masa kelaparan yang hebat itu. Berarti; pada masa kelimpahan ini, hati kita sudah harus menjadi lumbung yang besar, harus berlapang hati terhadap pembukaan rahasia firman, untuk mengumpulkan gandum sebanyak-banyaknya, sebagaimana rasul Paulus di hadapan Allah.
 
2 Korintus 6:11-12
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
 
Rasul Paulus berlapang hati atau membuka hati lebar-lebar kepada sidang jemaat di Korintus, sehingga dengan demikian dia layak untuk menjadi contoh dan teladan.
 
2 Korintus 6:13
(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Rasul Paulus di hadapan Allah berkata kepada Jemaat di Korintus: “Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!”, karena Rasul Paulus sudah terlebih dahulu membuka hati selebar-lebarnya untuk TUHAN, termasuk untuk pemberitaan firman TUHAN kepada sidang jemaat di Korintus.
Biarlah kiranya hati kita ini menjadi lumbung, menjadi tempatnya firman TUHAN / menyimpan firman TUHAN sebanyak-banyaknya seperti Rasul Paulus di hadapan TUHAN.
 
Kita kembali membaca…
Wahyu 6:6
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak  dan anggur itu."
 
Nanti harga dari firman TUHAN sangat mahal ketika terjadi kelaparan yang begitu hebat, dan itu merupakan penghukuman dari materai yang ketiga, dari Allah Roh Kudus.
 
Pada masa-masa kelaparan nanti ada dua hal yang harus kita perhatikan…
YANG PERTAMA: “Janganlah rusakkan minyak.”
Minyak 🡪 urapan Roh Kudus.
Dalam menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kalinya, sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Surga, kita sangatlah membutuhkan minyak urapan, untuk menolong kehidupan kita.
Kita tidak bisa menantikan atau menyongsong kedatangan Mempelai Laki-Laki Surga dengan mengandalkan pengetahuan dari dunia, dan dengan mengandalkan pengalaman yang berasal dari dunia, serta mengandalkan kekuatan manusia itu sendiri, karena kekuatan yang dimiliki oleh manusia terbatas.
 
Mari kita belajar dari sepuluh gadis dalam menyongsong Mempelai Laki-Laki Surga…
Matius 25:1-4
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. (25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. (25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, (25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
 
Hal kerajaan sorga di sini dikatakan; seumpama sepuluh gadis mengambil pelitanya dan pergi menyongsong Mempelai Laki-Laki Surga. Gadis itu berbicara tentang kehidupan gereja yang suci, namun masih ditandai dengan kelemahan, artinya; belum sempurna (suci tetapi belum sempurna).
Lima diantara sepuluh gadis itu bodoh, mengapa? Karena mereka membawa pelitanya tetapi tidak membawa minyak persediaan.
Membawa pelita tetapi tidak membawa minyak persediaan adalah tanda kebodohan. Sedangkan lima diantaraya gadis yang bijaksana; mereka membawa pelita serta minyak dalam buli-buli, sehingga, pelita mereka tetap menyala sampai TUHAN datang pada kali kedua.
 
Itu sebabnya di atas saya katakan, dalam hal menantikan atau menyongsong kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya, sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Surga, kita sangat membutuhkan pertolongan dari minyak urapan Roh Kudus, itu yang memberi pertolongan dan kemampuan supaya pelita kita tetap menyala. Adakalanya, karena sandungan kita tidak mampu mengikuti TUHAN, karena banyaknya pergumulan, kita tidak mampu mengikuti TUHAN, sebab itu, supaya pelita itu tetap menyala, maka sama seperti lima gadis yang bijaksana, selain membawa pelita tetapi juga membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan, sehingga pelita itu tetap menyala, itu yang TUHAN harapkan.
 
Matius 25:5
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Mempelai Laki-Laki Surga lama tidak datang-datang juga, sehingga mengantuklah mereka, baik sepuluh gadis yang bodoh, maupun sepuluh gadis yang bijaksana, berarti; masih ditandai dengan kelemahan.
 
Matius 25:6
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
 Mempelai datang! Songsonglah dia!”
Jadi, yang membangunkan kehidupan rohani yang tertidur adalah pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Waktu tengah malam 🡪 waktu kegelapan dosa terjadi.
Inilah yang patut kita syukuri kepada TUHAN, karena sampai pada saat ini, kita dituntun, digembalakan oleh pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, supaya kehidupan rohani yang tertidur ini terus dibangunkan dan berada dalam suasana kebangkitan, di dalam hal mengikuti TUHAN.
 
Matius 25:7
(25:7) Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
Lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh akhirnya terbangun oleh karena kuasa dari pengajaran firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
 
Apa tanda kehidupan yang dibangunkan dari kerohanian yang tertidur? Yaitu; membereskan pelita mereka. Yang belum beres, bereskanlah, yang belum lunas, lunaskanlah.
Saya juga masih banyak hutang kepada TUHAN, harus dilunaskan. Hutang dosa apa saja harus dibereskan, baik hutang dosa kejahatan, kenajisan, dosa karena tipu daya, kelicikan, dusta, kemunafikan, akar pahit, itu harus dibereskan.
Itulah kuasa dari pengajaran mempelai.
 
Matius 25:8
(25:8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Gadis yang bodoh berkata: “pelita kami hampir padam”, sebab pada ayat 5 Mempelai itu lama tidak ada datang-datang juga, sehingga pelita mereka hampir padam / tidak cukup untuk membawa mereka sampai menyongsong kedatangan Mempelai Laki-Laki Surga.
Lalu gadis-gadis yang bodoh itu berkata kepada lima gadis bijaksana: “Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu.” Minyak itu tidak diperoleh dari cara manusiawi.
 
Sebab itu lihatlah jawaban dari lima gadis yang bijaksana….
Matius 25:9
(25:9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: “tidak” alasannya; “nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu” (nanti semuanya tidak masuk dalam kerajaan surga). Selanjutnya lima gadis yang bijaksana berkata: “Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.”
Selama kita mengikuti TUHAN, kita tidak boleh menjual minyak, tetapi harus membeli minyak selagi masih ada kesempatan. Sebab itu, minyak tidak boleh dirusakkan di dalam hal kita menantikan / menyongsong Mempelai Laki-Laki Surga.
 
Matius 25:10
(25:10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
 
Waktu lima gadis yang bodoh itu pergi untuk membeli minyak, Mempelai Laki-Laki Surga datang, dan mereka yang telah siap sedia masuk. Jadi, yang masuk dalam pesta nikah Anak Domba adalah lima gadis yang bijaksana. Mengapa? Karena selain membereskan pelita, mereka juga membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan. Minyak itu jangan dirusakkan, harga diri harus dijual, supaya kita membeli minyak dari si penjual minyak, selagi ada kesempatan.
 
Perbedaan antara lima gadis yang bodoh dan lima gadis yang bijaksana terletak pada; minyak dalam buli-buli sebagai persediaan.
Orang Kristen yang mengikuti TUHAN jumlahnya begitu banyak di atas muka bumi ini, tetapi kita harus beda dengan cara orang Kristen di dalam hal mengikuti TUHAN, kita harus membereskan pelita dan kita juga harus membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan.
 
Matius 25:11-13
(25:11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! (25:12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. (25:13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
 
Di dalam hal menantikan kedatangan TUHAN Yesus untuk yang kedua kalinya, sebagai Raja di atas segala raja, dan Mempelai Laki-Laki Surga, harus ditandai dengan berjaga-jaga, jangan kita bermasa bodoh, tidak mau tahu di dalam hal melaksanakan ibadah dan pelayanan ini di hadapan TUHAN.
 
Saya akan membawa saudara untuk melihat tentang berjaga-jaga….
Mazmur 45:7
(45:7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.
Tongkat kerajaan adalah tongkat kebenaran, itulah yang menuntun kita sampai ke dalam kerajaan kekal.
 
Mazmur 45:8
(45:8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.
Mencintai keadilan adalah sebuah tanggung jawab yang harus dipikul oleh seorang hamba TUHAN, juga harus dipikul oleh sidang jemaat. Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN harus bertanggungjawab, sehingga di dalam hal itulah Allah mengurapi dengan minyak sebagai tanda kesukaan.
Maka, kalau kita datang menghadap TUHAN, harus dengan sungguh-sungguh, cintailah keadilan, itu adalah sebuah tanggung jawab yang masing-masing harus kita pikul, itu sarana yang paling efektif untuk mendapatkan atau menerima minyak urapan di atas kepala dan itu yang membuat kita lebih dari teman-teman sekutu di hadapan TUHAN.
 
Yesaya 61:1-3
(61:1) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, (61:2) untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, (61:3) untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
 
Kalau seorang hamba TUHAN betul-betul mencintai keadilan, berarti; memikul sebuah tanggung jawab, jelas minyak urapan ada di atas kepala dan layak untuk diutus di dalam pengutusan itu.
Kehidupan yang dilayani oleh hamba TUHAN yang diurapi itu akhirnya disebut; “pohon tarbatin kebenaran”, kemudian menjadi “tanaman TUHAN”, untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
 
Yohanes 3:34
(3:34) Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
Siapa yang diutus Allah, dialah yang menyampaikan firman Allah. Mengapa? Karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
Jadi, sekali lagi, jangan rusakkan minyak, kita butuh minyak urapan Roh Kudus di atas kepala, di dalam menantikan kedatangan TUHAN Yesus Kristus kembali untuk yang kedua kalinya, dan pada saat itu Dia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Surga.
 
Pada masa-masa kelaparan nanti ada dua hal yang harus kita perhatikan…
YANG KEDUA: “Janganlah merusakkan anggur.”
Anggur 🡪 darah salib Kristus.
Setiap kali kita minum anggur dari cawan lewat perjamuan suci, itu mengingatkan kita akan korban Kristus.
 
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Meminum anggur dalam cawan = menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, itulah cawan Allah, dengan demikian kehendak Allah terlaksana.
 
1 Korintus 11: 25
(11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
 
Meterai dari perjanjian baru ialah; darah salib Kristus, sedangkan meterai dari perjanjian lama (hukum Taurat) adalah; darah lembu jantan dan darah domba jantan.
Berarti, kita semua harus menjunjung tinggi korban Kristus / menghargai darah salib Kristus, hasilnya nanti, hidup di dalam kelimpahan kasih karunia, oleh sebab itu, jangan rusakkan anggur.
 
Banyak pelayanan yang sifatnya merusak anggur, memang dalam ibadah ada perjamuan suci, tetapi kalau di tengah ibadah itu hanya bicara soal berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan, namun salib Kristus tidak ditegakkan, ajaran semacam ini merusakkan anggur. Jangan merusakkan anggur supaya kita hidup di dalam kelimpahan kasih karunia.
 
1 Petrus 2:19-20 dengan perikop: “Penderitaan Kristus sebagai teladan.”
Kalau kita mau menanggung banyak penderitaan itu adalah suatu teladan.
Jadi, bagi imam-imam / pelayan TUHAN, penderitaan ini tidak boleh asing, karena dengan menanggung penderitaan kita layak menjadi contoh / teladan. Jangan lagi kita bersungut-sungut seperti anak kecil, itu tanda belum mengenal TUHAN Yesus.
Banyak orang Kristen mengaku; “yang saya sembah adalah TUHAN, tetapi tidak kenal TUHAN Yesus, apa buktinya? Manakala dihadapkan dengan penderitaan, banyak ngomel sampai bersungut-sungut, saking dalamnya penderitaan tidak bisa menahan air mata, itu tanda bahwa dia masih kanak-kanak.
(2:18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. (2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
 
Dalam menanggung penderitaan, harus ditandai dengan ketundukan yang penuh dengan ketakutan. Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, itulah kasih karunia pada Allah.
Jadi, jangan rusakkan anggur supaya kita limpah di dalam kasih karunia; yang tidak layak menjadi layak.
Dahulu kita tidak layak, akhirnya oleh kasih karunia kita menjadi layak untuk datang menghadap TUHAN, layak untuk melayani TUHAN sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN. Oleh sebab itu, jangan rusakkan anggur apalagi di dalam tujuh tahun kelaparan yang akan terjadi, yang memuncak pada tiga tahun setengah, dimana antikris berkuasa dan memerintah atas seantero dunia ini.
 
Selain Kita limpah kasih karunia, itu juga merupakan kekuatan dan hikmat Allah…
1 Korintus 1:18
(1:18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Salib yang diberitakan itu adalah kekuatan Allah, tetapi bagi mereka yang akan binasa itu adalah kebodohan.
Memang bagi orang-orang dunia (hikmat dunia), pemberitaan salib itu adalah kebodohan, tetapi bagi mereka yang akan diselamatkan itu adalah kekuatan.
 
1 Korintus 1:19-20
(1:19) Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." (1:20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
 
Hikmat dunia ini tidak mampu menjangkau kuasa dari salib, karena bagi orang dunia, salib itu kebodohan.
Lihatlah orang-orang yang berhikmat dari dunia ini, sangat sukar sekali untuk menerima pengajaran salib.
 
1 Korintus 1:21
(1:21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
Semakin manusia memiliki hikmat dari dunia, semakin dia tidak akan mengenal Allah, itu sudah pasti.
Kalau yang dikejar adalah hikmat yang berasal dari dunia, dan dia memilikinya, itu akan membuat dia semakin tidak mengenal Allah.
 
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
 
Ada dua contoh pengikutan kepada TUHAN.
1.    Orang-orang Yahudi, menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat.
2.    Orang-orang Yunani di dalam mengikuti TUHAN hanya mencari hikmat saja.
Tetapi lihatlah sikap dari pada Rasul Paulus: tetap memberitakan Kristus yang disalibkan, dia memiliki pendirian yang kuat, ia tidak terpengaruh dengan selera pasar. Rasul Paulus tidak mengikuti selera orang-orang Yahudi dan selera orang-orang Yunani di dalam mengikuti TUHAN. Hamba TUHAN tidak boleh mengikuti selera sidang jemaat, tetapi hamba TUHAN harus memiliki prinsip, sikap yang tegas, harus tetap memberitakan salib di tengah-tengah sidang jemaat yang dilayani di hadapan TUHAN.
Sekali lagi; pengajaran salib adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah, jadi jangan rusakkan anggur, supaya kita mendapatkan kasih karunia.
 
Bandingkan dengan orang-orang yang merusakkan anggur.
2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
 
Orang-orang yang akan binasa itu adalah orang-orang yang tidak menerima dan orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan yang berasal dari salib = merusakkan anggur.
Pendeknya, menolak salib Kristus = merusakkan anggur.
Akibatnya; jauh dari kasih karunia Allah = binasa.
 
Setelah kita menerima berkat dari Kejadian 41:56a, maka sekarang kita akan menerima berkat berikutnya dari….
Kejadian 41:56b-57
(41:56b) Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. (41:57) Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.
 
Kedua ayat ini menunjukkan kepada kita bahwasanya, Yusuf adalah:
Yang pertama: Orang yang bijaksana.
Kejadian 41:39
(41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
 
Yusuf adalah orang yang bijaksana sesuai dengan pengakuan dari Firaun itu sendiri.
Orang yang bijaksana berarti; berakal budi, berakal sehat.
 
Kejadian 41:33-36
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. (41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
 
Kelebihan dari orang yang bijaksana / memiliki akal sehat / berakal budi ialah; mengumpulkan gandum yakni firman Allah, pada masa kelimpahan, sebagai persediaan pada masa kelaparan yang akan terjadi, sebagai penghukuman dari meterai yang ketiga, sehingga tidak binasa sesuai dengan nubuat Amos 8:11.
Oleh sebab itu, berlakulah bijaksana, kumpulkanlah gandum yakni firman Allah sebanyak-banyaknya dalam tahun-tahun kelimpahan. Jadikanlah hati kita masing-masing sebagai lumbung yang besar, untuk menyimpan gandum yakni firman Allah sebanyak-banyaknya, dan itu merupakan persediaan nanti bilamana tujuh tahun kelaparan yang hebat itu menimpa seantero dunia.
 
Pada saat mereka mengumpulkan gandum dalam lumbung-lumbung yang besar, baik Yusuf sebagai orang yang bijaksana, baik rakyat Mesir, mereka taat, setia, dengar-dengaran. Memang pada saat mereka mengumpulkan gandum, mereka belum membutuhkan gandum itu pada saat itu, tetapi pada saat kelaparan yang hebat nanti tiba, itu sangat kita butuhkan. Tetapi anehnya, banyak anak TUHAN datang beribadah tetapi merasa tidak butuh firman, ini nanti yang akan mencelakakan dia sendiri. Banyak anak TUHAN bermasa bodoh terhadap pemberitaan firman TUHAN, acuh tak acuh terhadap firman TUHAN, mereka merasa bahwa hari ini mereka belum membutuhkan firman, tetapi ingat, satu kali kelak, bila TUHAN mengirimkan kelaparan atas negeri ini, kita sangat membutuhkan gandum yang dari langit, itulah firman Allah.  Berlakulah bijaksana, sekalipun itu belum kita butuhkan, mari jadikan hati ini lumbung yang besar, sebagai persediaan.
 
Tugas dari orang bijaksana.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya,” berarti; bersinar dan menjadi terang dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana adalah: menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Berlakulah bijaksana, jangan karena saat ini kita merasa tidak butuh firman, kita hanya mencari perkara-perkara lahiriah saja, itu adalah perbuatan bodoh. Tetapi kalau kita berlaku bijaksana, kita pasti sangat membutuhkan firman Allah, bahkan hati ini kita jadikan lumbung / tempat yang luas bagi firman Allah, sehingga dengan demikian kita dipakai TUHAN untuk menuntun banyak orang, paling tidak menuntun diri sendiri dan menuntun keluarga sendiri.
 
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
 
Bintang Timur menuntun orang majus sampai ke Yerusalem.
Adapun misi dan visi mereka untuk berada di Yerusalem adalah; untuk menyembah Allah yang hidup.
Jadi, tujuan kita untuk datang ke Yerusalem / di tengah-tengah keramaian kota adalah untuk menyembah Allah yang hidup.
 
Matius 2:10-11
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
 
Puncak / tingkat atau tertinggi dari ibadah adalah doa penyembahan.
Jadi kehadiran kita ini belum sempurna dalam ibadah, kalau ibadah itu tidak sampai ke tingkat tertinggi / puncak ibadah, itulah doa penyembahan. Kita tidak bisa hanya sekedar datang beribadah, sekedar melayani sesuai karunia-karunia yang dipercayakan, tidak bisa, tetapi ibadah itu harus sampai kepada tingkat yang tertinggi, itulah doa penyembahan, sebagaimana orang-orang majus pada akhirnya mempersembahkan harta mereka, antara lain; emas, kemenyan, dan mur.
-  Emas 🡪  kemurniaan dan kebenaran yang berasal dari firman Allah, ini diwakili oleh Musa.
-  Kemenyan 🡪 kasih dari Allah Bapa yang datangnya dari doa penyembahan, ini diwakili oleh Henokh.
-  Mur 🡪 minyak urapan dari kuat kuasa Roh Kudus, ini diwakili oleh Elia.
 
Inilah puncak tertinggi dari ibadah doa penyembahan, dan pada saat mereka di dalam penyembahan itu, mereka mempersembahkan barang-barang yang berharga dan mulia (emas, kemenyan dan mur), dan inilah tiga pribadi yang disebut manusia Ilahi, karena ketiga-tiganya diangkat sampai ke hadirat Allah, menembusi tahkta Allah. Itu bagaikan asap dupa kemenyan naik di hadirat Allah. Inilah tiga manusia yang diangkat hidup-hidup dari bumi.
 
Kelebihan dari pada manusia Ilahi.
Matius 2:12
(2:12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Diperingatkan dalam mimpi = selalu mendapatkan pembukaan-pembukaan rahasia firman Allah.
Pembukaan rahasia firman sangat mendukung kita untuk sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan. Oleh karena pembukaan rahasia firman, penyembahan kita tertuju dan terarah kepada Raja di atas segala raja, tidak mengarah kepada yang lain-lain.
 
Kemudian dalam mimpi itu juga, “pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”, tidak sama dengan jalan yang biasa ditempuh oleh manusia di dunia ini, yang nantinya arah penyembahannya kepada antikris.
Orang-orang dunia penyembahan mereka nanti arahnya kepada antikris / Setan, sesuai dengan Wahyu 12-13.
 
Kehidupan yang tingkat ibadahnya sudah memuncak sampai doa penyembahan.
Daniel 6:8
(6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. (6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." (6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. (6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
 
Dalam kamar atas Daniel ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem, tiga kali sehari ia berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya, ia tidak takut dengan peraturan yang dikeluarkan oleh kerajaan Media dan Persia, dia tetap menyembah Allah yang hidup. “Seperti yang biasa dilakukannya” berarti; dia tidak terpengaruh dengan larangan itu.
 
Jadi, ayat 11 menunjukkan bahwa ibadah dari pada Daniel ini sudah berada pada tingkat yang tertinggi, itulah doa penyembahan, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, dia tidak takut dengan larangan.
Kalau hari ini saja kita takut tidak makan, takut tidak minum, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak kuliah, takut, takut, takut, bagaimana kalau kehilangan nyawa? Itu lebih berat. Satu kali peraturan itu akan keluar, bilamana antikris berkuasa di atas muka bumi ini selama 3,5 tahun. Maka, kelebihan daripada orang bijaksana adalah kehidupan rohaninya dituntut sampai kepada kebenaran, ibadahnya berada pada tingkat tertinggi / puncak ibadah disebut juga doa penyembahan.
 
Dalam Wahyu 13:15; nabi palsu memberikan nyawa kepada patung berhala, sehingga patung itu dapat berbicara dan bertindak begitu rupa, sehingga setiap orang yang tidak menyembah akan dibunuh (kalau ia berpihak kepada TUHAN), tetapi kalau ia menyembah patung itu, maka lepas dari pembunuhan, berarti; takut kehilangan nyawa.
Oleh sebab itu, tidak boleh lagi datang beribadah dengan kebiasaan, ibadah tradisi, ibadah Taurat, ibadah lahiriah, mulut memuji TUHAN tetapi hatinya jauh dari TUHAN = tubuh dipersembahkan di tengah ibadah, tetapi hatinya merantau ke mana-mana / menolak firman. Hidup semacam ini sangat diragukan.
 
Siapa yang mau memperhatikan nyawa saudara, siapa yang mau mengasih saudara di dunia ini, jangankan nyawa, tentang hati ini, belum tentu ada yang mengerti sedikitpun. Tetapi TUHAN kita sampai hari ini setia untuk menuntun kita sampai kepada puncak ibadah. Kita harus memiliki akal sehat, berakal budi, itulah orang bijaksana. Apa kita tidak hancur hati melihat kesetiaan TUHAN menuntun kita sampai kepada kebenaran?
 
Daniel 6:17
(6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
Karena Daniel melanggar peraturan yang ditetapkan, yang tidak boleh diubah oleh siapapun, pada akhirnya ia dilemparkan ke dalam gua singa, walaupun pada saat itu raja Darius sangat mengasihi Daniel, tetapi Darius tidak bisa berbuat apa-apa.
 
Bapak Jokowidodo adalah pemimpin nomor satu di Indonesia ini, ia sangat mengasihi rakyatnya, tetapi soal keselamatan, bapak Jokowidodo tidak bisa. Jangan takut dengan larangan, kita tunduk kepada pemerintah, tetapi soal keselamatan kekal; ibadah kita harus sampai kepada tingkat yang tertinggi / puncak ibadah, itulah doa penyembahan, sejauh penyerahan diri.
Untuk yang lahiriah kita bisa mengalah dan menyerah, tetapi untuk TUHAN tidak mau mengalah dan menyerah, apa itu namanya kalau bukan egois dan sombong, angkuh, fasik.
 
Daniel 6:18
(6:18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.
 
“Dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu.”
Kita teringat dengan pada zaman Taurat, hukum-hukum itu ditulis pada loh-loh batu. Jadi, hukum Taurat ini tidak menolong kita kelak, tetap justru menutup jalan kita, ingatlah itu. Hukum Taurat itu nanti, akan juga bersama-sama dengan meterai dari pada penguasa-penguasa di bumi ini. Jadi, nabi-nabi palsu akan bekerjasama dengan penguasa-penguasa di bumi ini untuk menghambat kehidupan rohani dari anak-anak TUHAN sampai binasa.
 
Daniel 6:19
(6:19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.
Apa yang dilakukan oleh raja Darius ini adalah bukti bahwa dia sangat peduli dan sangat mengasihi dengan Daniel, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya berdoa dan berpuasa.
 
Daniel 6:20
(6:20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; (6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" (6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
 
“Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!”, berarti ada tanda kehidupan di dalam doa penyembahan, kalau Daniel tidak menyahut, berarti tidak ada tanda kehidupan.
 
Yesus Anak Allah mengadakan doa penyahutan di atas kayu salib, supaya ada kehidupan bagi anak-anak TUHAN. Doa penyahutan itu sebetulnya isi hati manusia di dalam kesusahannya, itu yang disampaikan kepada Allah Bapa. Sebagai Imam Besar Agung, Ia membawa jeritan hati kita sampai ke Surga, Dia sangat mengasihi saya dan saudara, bagaikan tapal dada imam besar ada di jantung hati. Di tapal dada itu terdapat dua belas batu permata, yang disebut batu permata tatahan, ada empat baris, tiga batu disetiap barisnya, dan di atas batu permata itu terukir nama dari kedua belas suku Israel.
Setiap pergumulan yang dialami oleh anak-anak TUHAN disampaikan Yesus kepada Allah Bapa, karena kita adalah jantung hati-Nya.
 
Daniel 6:23
(6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
 
Pada saat antikris berkuasa selama 3,5 tahun di atas muka bumi ini, TUHAN memerintahkan malaikat-malaikat Surgawi untuk mengatupkan mulut-mulut Singa.
Jadi, kita sangat butuh malaikat TUHAN / malaikat sidang jemaat / gembala sidang, hanya orang bodoh yang tidak butuh gembala sidang, hanya orang bodoh yang mengecilkan gembala sidang, hanya orang yang dungu, bebal, yang tidak mau menghormati gembalanya masing-masing. Sehingga, di sini kita melihat, nyata pembelaan TUHAN kepada Daniel, singa-singa itu tidak dapat mengganggu keberadaan dari pada Daniel, karena ternyata tidak terdapat kesalahannya di hadapan TUHAN dan juga tidak bersalah kepada raja Darius.
 
Hati-hati, kebanyakan orang Kristen di hari-hari ini gagal paham soal “hal tertentu”, bukan berarti kalau kita bertahan dengan iman / kalau kita mengimani bahwa kita akan dibela, dilindungi, ditolong oleh darah salib, lalu dikatakan; kita tidak tunduk kepada pemerintah, itu kesalahan yang fatal sekali, pengertian yang sangat dangkal di dalam hal kebenaran firman. Daniel tetap tunduk kepada raja Darius, dia tidak bersalah kepada raja Darius, apalagi kepada Allah yang hidup. Saya ini tetap tunduk kepada pemerintah, karena itu Alkitab, tetapi ingat kita harus satu DNA dengan TUHAN Yesus Kristus, biarlah darah salib mengalir dalam sel-sel darah kita masing-masing. Hal yang rohani tidak ada kaitannya dengan yang lahiriah, dalam hal lahiriah: 1+1=2, tetapi kalau yang rohani (nikah rohani), 1+1=1, karena sudah dipersatukan oleh salib di Golgota.
 
Jadi Daniel tidak berdosa kepada TUHAN dan tidak berdosa terhadap pemerintah, hanya karena tidak tunduk dengan aturan yang ada. Para pemirsa, anak TUHAN yang setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “Betania”, harus paham tentang hal ini.
 
Daniel 6:24
(6:24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
Tidak terdapat luka apa-apa, tidak akan ada penyakit sampar corona, termasuk varian yang baru itulah omicrom, itu tidak dapat melukai anggota-anggota dalam tubuh ini, merusak sel-sel dalam tubuh ini, jikalau kita tetap beriman kepada TUHAN Yesus Kristus di dalam darah-Nya, itu sukacita kita.
 
Daniel 6:5
(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
 
Tidak terdapat kesalahan apapun dalam diri Daniel, sebab ia setia. Maka, kita perlu untuk setia di hadapan TUHAN, jangan sedikit persoalan, hati, pikiran, perasaan terguncang, lalu itu kita jadikan alasan untuk tinggalkan TUHAN.
Jangan sibuk hanya memikirkan yang sesaat, tetapi pikirkan masa yang akan datang. Hanya karena diancam keluarga sedarah, sedaging, langsung ketakutan. Kemudian, Daniel itu bukan orang yang lalai, sebab itu kalau kita beribadah, beribadah sungguh-sungguh, jangan lalaikan itu, melayani TUHAN dengan karunia jabatan juga harus dengan sungguh-sungguh, jangan lalaikan itu.
 
Daniel 6:6
(6:6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
 
Mereka mencari alasan untuk dapat mempersalahkan Daniel di dalam hal pemerintahan, tetapi tidak menemukannya, sehingga beralih kepada hal ibadah.
 
Nanti antikris juga ujung-ujungnya akan berkuasa sampai ibadah-ibadah, akan membuat suatu aturan-aturan yang dibawa masuk sampai ke dalam ibadah-ibadah, itu harus dicamkan oleh umat TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Jadi, ini sudah seharusnya menjadi berkat besar bagi kita, karena TUHAN sangatlah memperhatikan kita pada saat ini.
 
Kita lihat kehidupan yang bijaksana, yaitu; Rasul Paulus…
1 Korintus 10:15
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Sebagai orang yang bijaksana, Rasul Paulus menghimbau supaya sidang jemaat di Korintus ini menjauhkan diri mereka dari penyembahan berhala. Dan apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus harus dipertimbangkan oleh sidang jemaat di Korintus, artinya; setiap nasihat-nasihat yang disampaikan oleh orang yang bijaksana, harus dipertimbangkan, tidak boleh diabaikan begitu saja, apalagi imam-imam .
 
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Singkat kata, Rasul Paulus tidak mau dan tidak rela jika Jemaat di Korintus harus bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun.
Rasul Paulus adalah seorang yang bijaksana, yang sedang berjuang untuk menuntun sidang jemaat di Korintus sampai kepada kebenaran sejati.
 
Maka yang menjadi perhatian kita juga di dalam mengikuti TUHAN….
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
-       Kita tidak dapat berkorban kepada TUHAN tetapi dalam kesempatan yang lain berkorban kepada roh-roh jahat.
-       Kita tidak melakukan kehendak Allah dan melakukan kehendak roh-roh jahat secara bersama-sama.
Pilih salah satu dari keduanya. Maka sangatlah hebat Rasul Paulus ini berjuang sebagai orang bijaksana untuk menuntun sidang jemaat di Korintus kepada kebenaran.
 
Sebagai orang bijaksana, siapakah Rasul Paulus?
2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
 
Pendeknya, Rasul Paulus hidup di dalam penyucian yang begitu hebat hingga membawa ia sampai kepada tingkat yang ketiga dari Surga, di situlah ia menerima penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan dari TUHAN.
 
Penyucian yang kita terima adalah penyucian yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan, seperti Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari Surga disebut juga Firdaus. Memang ketika kita menerima penyucian oleh firman, itu sakit bagi daging, tetapi manakala kita dengan rendah hati mau menerima penyucian yang hebat itu, maka itu akan membawa kita sampai kepada kesempurnaan. Ketika kita dibawa sampai kepada kesempurnaan, maka terang saja, pada saat itu kita akan menerima perkara-perkara yang heran dari TUHAN, yakni; penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang heran dari TUHAN.
Jadi kita perlu untuk mengalami penyucian, Musa juga mengalami penyucian, dia melihat suatu penglihatan yang hebat dalam Keluaran 3.
 
Intinya Rasul Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang visioner, dapat melihat atau memandang jauh ke depan, yang tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia, sebab akal dan pikiran manusia terbatas. Dan hal itu juga dinyatakan di dalam 2 Korintus 4:16-18; Rasul Paulus mengalami pembaharuan manusia batiniah, sehingga pada saat pembaharuan manusia batiniah dialami, ia tidak tawar hati, sekalipun manusia lahiriah merosot. Ketika manusia batiniah naik, manusia lahiriah pasti merosot, tetapi kalau manusia lahiriah yang ditonjolkan, maka manusia rohaninya merosot, pilih mana? Tetapi Rasul Paulus memilih supaya tetap mengalami pembaharuan manusia batiniah.
 
2 Korintus 4:17
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
 
Ayat ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus seorang visioner, dia tidak tidak peduli dengan penderitaan, demi kemuliaan kekal.
Apa misi dan visi kita? Jawablah kedepan, buktikan lewat ibadah dan pelayanan.
 
2 korintus 4:18
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Rasul Paulus tidak ipeduli dengan yang kelihatan. Alasannya: karena yang kelihatan sifatnya sementara (tidak kekal), sedangkan yang tak kelihatan itulah kerajaan Surga, sifatnya kekal, dan kelak kita akan bahagia dalam kekekalan, kalau kita ada di dalamnya.
 
Supaya semakin jelas, kita lihat…
Ibrani 9:1-4
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
 
Cawan emas itu sudah ada di dalam ruangan mahasuci, itulah doa penyembahan, dan Rasul Paulus melihat itu.
Jadi, singkat kata, jikalau hidup rohani kita berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, dengan kata lain hidup di dalam doa penyembahan = visioner. Kalau ibadahnya belum sampai kepada doa penyembahan, berarti dia belum melihat Surga-Nya.
Jadi jangan anggap enteng ibadah ini, kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, sampai mati di situ.
 
Sampai sejauh ini kita sudah melihat bahwasanya; Yusuf nabi yang bijaksana, Daniel nabi yang bijaksana, Paulus rasul yang bijaksana, memiliki akal sehat, ibadahnya memuncak sampai doa menyembah. Tugas dari orang bijaksana: menuntun banyak orang kepada kebenaran. Yusuf menuntut banyak orang kepada kebenaran, Daniel menuntun banyak orang kepada kebenaran, juga Rasul Paulus sebagai orang bijaksana, juga menuntun banyak orang kepada kebenaran.
 
Bersyukurlah kepada TUHAN, bahwasanya, kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya, dari sekarang sampai selamat.
Kalau kita mau menghargai firman yang dibukakan malam ini, tentu hati kita hancur, dan TUHAN sangat memperhatikan kita, TUHAN tidak mau kita binasa, TUHAN mau kita selamat, Dia suami dalam keadilan, suami dalam kebenaran, suami yang bijaksana, Dia mau supaya kita menjadi milik kepunyaan-Nya. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment