KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 22, 2022

IBADAH RAYA MINGGU, 05 DESEMBER 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 05 DESEMBER 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 26)
 
Subtema: RUMAH DOA BUKAN TEMPAT JUAL BELI
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah menghimpunkan kita untuk berada di tengah-tengah Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian zangkoor. Selanjutnya, saya tidak lupa menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online ataupun live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam negeri tanah air, Sabang sampai merauke, maupun yang ada di luar negeri, manca negara, tiap-tiap negara.
 
Mari kita berdoa dan kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman itu dibukakan dan meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sebagai lawatan TUHAN untuk menyatakan pertolongan-Nya dan pembelaan-Nya di hari-hari terkahir ini di mana keadaan dunia sudah tidak menentu lagi. Dan kita juga harus bergantung kepada TUHAN sebab kalau kita bergantung kepada yang ada ini semuanya akan berlalu, maka kalau kita bergantung pada itu semua kita juga akan turut binasa dan berlalu sebagaimana dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu, marilah kita semakin dewasa dan semakin bijaksana untuk menantikan kedatangan TUHAN dan memperhatikan rencana TUHAN yang dinyatakan di dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Mari kita sambut kitab Wahyu sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, yaitu Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang ke luar dari dalam bumi.”
Wahyu 13:16-17
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
 
Nabi-nabi palsu yang menyebabkan atau yang menjadi biangkeladinya sehingga kepada semua orang bahkan kepada semua lapisan; kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba diberikan tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
Adapun kegunaan dari pada tanda pada tangan kanan dan pada dahinya ialah supaya bebas untuk menjual dan bebas untuk membeli. Singkatnya: Bebas untuk jual beli.
 
Sebenarnya kebebasan semacam ini jika dipaksakan untuk dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN itu mengandung resiko tinggi dan sangat membahayakan diri sendiri, isitilah lainnya bunuh diri.  Saya tentu punya alasan untuk mengatakan hal itu, oleh sebab itu pertama-tama mari kita baca 2 Tesalonika.
 
Kita baca 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN.”
2 Tesalonika 2:3-4
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
 
Rasul Paulus menyampaikan kepada sidang jemaat di Tesalonika: Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!
Oleh sebab itu, mari berpegang teguh dengan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, jangan dilepaskan, jangan mau disesatkan dengan cara apapun juga. Sebab itu adalah jalan sempit, jalan salib yang akan meloloskan kita dari dunia ini untuk sampai kepada kerajaan Bapa di Sorga.
 
Sebelum hari itu, berarti sebelum TUHAN datang kembali untuk kali kedua, maka …
-          Haruslah datang dahulu murtad. Murtad = mundur dan tinggalkan TUHAN karena tidak sanggup pikul salib, tidak sanggup banyak berkorban baik tenaga, pikiran, waktunya untuk TUHAN lewat ibadah dan pelayanan.
-          Haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka. Pendurhaka, berarti memberontak seperti antikris, memberontak kepada TUHAN, menyangkal salibnya; menyangkal Allah dan menyangkal Anak Allah.
Mereka itu adalah orang-orang yang meninggikan diri, maka mereka menanggap diri mereka lebih mulia dari segala-galanya, menganggap layak disembah sebagai Allah. Hal itu sudah terbukti di dalam Wahyu 13:11 sampai seterusnya.
 
2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
 
Sebelum TUHAN datang kembali terlebih dahulu antikris tampil dan mereka akan berkuasa dan memerintah, sedangkan wilayah pemerintahan dan kekuasan dari antikris meliputi seantero dunia ini. Tetapi, pada saat antikris tampil dan berkuasa serta memerintah seantero dunia ini itu merupakan pekerjaan dari pada iblis atau setan. 
 
Maka, jika roh jual beli itu harus dipaksakan untuk dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN itu berbahaya dan mengandung resiko yang tinggi = Bunuh diri, sebab itu adalah pekerjaan setan.
Perlu untuk diketahui: Setan itu tidak spontanitas membunuh manusia, tetapi setan itu bekerja dengan halus dan kelihatannya seperti benar.
 
Kita akan buktikan lagi di dalam Yohanes 2, dengan perikop: “Yesus menyucikan Bait Allah.”
Yohanes 2:13-15
(2:13) Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. (2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. (2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
 
Ada 7 (tujuh) hari raya di Israel:
-          Yang pertama: Hari raya Paskah = Korban Kristus; darah salib yang dikorbankan, dicurahkan untuk menebus menyucikan dosa sampai sempurna.
-          Yang ketujuh: Hari raya Pondok Daun = Hari raya Tabernakel, perhentian kekal.
 
Ketika Yesus di dalam rumah TUHAN atau Bait Allah, didapati-Nya:
1.      Pedagang-pedagang lembu, kambing domba, merpati.
2.      Meja-meja penukar uang.
3.      Bangku-bangku atau tempat duduk (kedudukan).
 
Yohanes 2:16
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
 
Bait Allah sudah dijadikan sebagai tempat jual beli, dengan lain kata; sudah dikuasai roh antikris yakni roh jual beli. Berarti, roh jual beli sudah dipaksakan untuk masuk ke dalam Bait Allah, rumah TUHAN.
Sedangkan, kalau ikut TUHAN tidak ada unsur paksaan, sebab yang TUHAN tuntut adalah hati kita. Oleh sebab itu, serahkanlah hatimu kepada TUHAN.
 
Kita lihat lebih jauh tentang roh jual beli, di dalam Markus 11 dengan perikop: “Yesus menyucikan Bait Allah.”
Markus 11:15
(11:15) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, (11:16) dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. (11:17) Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
 
Jikalau Bait Allah telah dikuasai oleh roh jual beli, berarti Bait Allah sudah menjadi sarang penyamun. Seyogyanya Bait Allah harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa bukan sarang penyamun. Sebab, itu yang diajarkan TUHAN Yesus Kristus kepada murid-murid dan kepada orang-orang yang berjualan di dalamnya, dan inilah yang diajarkan TUHAN kepada kita semua.
Oleh sebab itu, tergembalalah sungguh-sungguh dan jangan bergantung kepada apa yang tidak bisa diharapkan.
 
Mari kita lihat tingkatan doa, di dalam 1 Timotius 2 dengan perikop: “Mengenai doa jemaat.”
1 Timotius 2:1-2
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
 
Tingkatan doa antara lain:
1.      Doa permohonan; berdoa untuk keinginan diri sendiri.
2.      Doa syafaat; berdoa untuk orang lain.
3.      Doa syukur; dalam keadaan susah tetap mengucap syukur selagi hayat masih tinggal di kandung badan.
4.      Doa penyembahan. Ini merupakan puncak dari tingkatan doa.
Hal 1-3 kita kerjakan untuk semua orang, untuk semua raja-raja, untuk semua pembesar di atas muka bumi ini. Dengan demikian, kita dapat hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan di atas muka bumi ini. Maka, rumah TUHAN harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa di atas muka bumi ini dan tidak boleh roh jual beli dipaksa masuk ke dalam rumah TUHAN.
 
Jadi, kita harus menjadi rumah doa bagi semua orang, semua pemerintah, raja-raja, semua pemuka-pemuka, pembesar-pembesar, sebab kesejahteraan kota dan kesejahteraan pemimpin adalah kesejahteraan kita.
Rumah TUHAN harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa untuk kemuliaan Allah.
 
1 Timotius 2:3-4
(2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
 
Kembali saya himbau: Kita harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa, sebab itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah. Pendeknya: Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan, Allah juga menghendaki supaya semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran; itulah sebabnya TUHAN mau supaya rumah TUHAN menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
Jangan hanya memiliki pengetahuan yang lahiriah saja; bagaimana bisnis berhasil, bagaimana pendidikan supaya sampai setinggi bintang di langit, bagaimana supaya usaha ini berhasil, tetapi itu semua tidak akan mencapai ketinggian dan kemuliaan Kerajaan Sorga. Pengetahuan manusia belum sempurna untuk mencapai ketinggian dan kemuliaan sorga, tetapi kita semua, Bait Allah, harus menjadi rumah doa bagi segala bangsa, supaya semua orang selamat, supaya semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran tentang salib.
Itulah yang diajarkan oleh TUHAN ketika Dia masuk di dalam Bait Allah; Dia ajarkan bahwa rumah TUHAN adalah rumah doa, bukan sibuk berbicara soal berkat, apalagi soal mujizat, juga tidak sibuk berbicara sensasi.
 
Mari kita lihat kisah yang sama untuk mempertegas kejelasannya di dalam Lukas 19, dengan perikop: “Yesus menyucikan Bait Allah
Lukas 19:45-48
(19:45) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, (19:46) kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." (19:47) Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, (19:48) tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
 
Yesus Kristus mengajar di dalam Bait Allah (rumah TUHAN) supaya rumah TUHAN menjadi rumah doa bagi segala bangsa. Kalau rumah TUHAN adalah rumah doa, maka semua orang diselamatkan dan semua orang memperoleh kebenaran akan Salib Kristus sebagai kebenaran yang sejati.
 
Namun, di tengah-tengah Dia mengajar tentang “rumah TUHAN harus menjadi rumah doa”, dalam kesempatan yang lain, nampak dengan jelas imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia.
-          Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat adalah gambaran dari nabi-nabi palsu = Ekor dari ular naga merah padam.
-          Orang-orang terkemuka atau pembesar-pembesar di dunia ini adalah gambaran dari antikris = Kepala dari ular naga merah padam.
Pendeknya: Nabi-nabi palsu dan antikris, atau ekor dan kepala dari ular naga merah padam bekerja sama, tujuannya; untuk membinasakan, untuk menghentikan pekerjaan TUHAN. Mereka tidak sudi melihat pengajaran yang sehat, pengajaran yang murni dan benar, yaitu menjadikan rumah TUHAN adalah rumah doa bagi segala bangsa; mereka tidak sudi, mereka tidak rela.
 
Sekalipun mereka hendak membinasakan, namun mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk membunuh dan membinasakan TUHAN Yesus Kristus. Mengapa? Sebab rakyat, orang-orang yang mendengar pengajaran itu terpikat kepada pengajaran-Nya, dan ingin selalu mendengarkan pengajaran yang disampaikan-Nya.
Kalau Firman Allah yang dibukakan itu disampaikan ya benar saja, persis seperti Maria yang duduk dekat kaki TUHAN dan terus mendengar Firman TUHAN; ada suatu daya tarik yang luar biasa untuk mendengarkan semua perkataan-perkataan kekasih jiwa kita, sehingga tidak sedikit pun mata ini mengantuk. Kalau kita dengan sungguh-sungguh mendengarkan Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, dan kita selalu ingin mendengarkan ajaran yang sehat dan murni ini, maka tidak ada kesempatan bagi kepala dan ekor ular naga merah padam untuk membinasakan gereja TUHAN.
Jangan cari ibadah-ibadah yang sesuka hatimu, tetapi terima pengajaran-Nya, dengar pengajaran yang sehat dan murni itu, maka tidak ada kesempatan bagi antikris dan nabi-nabi palsu untuk membinasakan rumah TUHAN.
 
Ayo, kita sekarang sedang berada dalam sebuah perjuangan yang besar; rumah TUHAN yang terdiri dari Kepala (Kristus) dan tubuh-Nya (sidang jemaat) berhadapan dengan kepala dan ekor ular naga merah padam. Kita pertaruhkan hidup mati kita di hadapan TUHAN; oleh sebab itu, jangan main-main dalam mengikuti TUHAN. Kita harus serius untuk mencapai keselamatan, karena TUHAN pun tidak bercanda, tidak main-main; Dia serius untuk mengerjakan keselamatan itu di atas kayu salib.
 
Dengan rakyat terpikat pada pengajaran-Nya dan ingin mendengarkan pengajaran yang disampaikan-Nya, maka tidak ada kesempatan bagi antikris dan nabi palsu untuk membinasakan rumah TUHAN, itulah Kepala (Kristus) dan tubuh (sidang jemaat).
Jadi, sidang jemaat harus diajar dengan benar disertai dengan ketulusan hati yang dalam oleh seorang hamba TUHAN. Berarti, seorang hamba TUHAN tidak hanya sekedar menyampaikan satu dan dua ayat Firman lalu ditambahkan dengan lelucon (guyon), tetapi harus serius dengan kedalaman hati yang tulus di dalam menyampaikan Firman TUHAN, tidak boleh pura-pura lagi.
 
Oleh sebab itu, seorang pemimpin rohani (gembala sidang) harus berusaha untuk menjadi orang yang bijaksana, dengan kata lain; memiliki pengajaran yang sehat, itulah pengajaran yang murni dan benar, untuk selanjutnya diajarkan kepada sidang jemaat.
Doakan terus, supaya TUHAN senantiasa kirimkan akal budi dan kebijksanaan untuk memimpin dan menuntun hidup rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati. Tujuannya adalah supaya semua orang diselamatkan dan semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
 
Jadi, untuk menjadi seorang hamba TUHAN atau menjadi seorang pemimpin rohani ….
-          bukan karena keinginan seseorang.
-          bukan pula karena ambisi.
 
Seperti Ahimaas mempunyai keinginan yang besar untuk membawa kabar kepada Daud, bahkan hatinya juga berkobar-kobar untuk membawa kabar itu kepada Daud, tetapi sayangnya ia tidak memiliki kabar berita untuk disampaikan kepada Daud = Kosong = Tidak memiliki pengajaran untuk disampaikan kepada sidang jemaat. Hal ini dapat kita perhatikan di dalam 2 Samuel 18.
Apa artinya lari cepat, apa artinya berkobar-kobar tetapi ternyata tidak diutus TUHAN, tidak ada kabar berita yang disampaikan. Itu sebabnya, untuk menjadi hamba TUHAN bukanlah karena ambisi, bukan karena keinginan seseorang, tetapi seseorang menjadi hamba TUHAN haruslah karena panggilan TUHAN, lalu selanjutnya diutus dengan Roh yang tak terbatas itu. Seorang utusan TUHAN pasti membawa kabar berita untuk disampaikan, memiliki pengajaran untuk disampaikan kepada sidang jemaat.
Tetapi jika kita perhatikan 2 Samuel 18:28, Lalu Ahimaas berseru, katanya kepada raja: "Selamat!" Hamba TUHAN yang tidak diutus oleh TUHAN, maka yang disampaikan hanyalah berita “selamat” saja. Datang ke gereja, lalu hanya menyampaikan: “Diberkati oleh TUHAN. Beri kemuliaan”, lalu diiringi dengan tepuk tangan. Selanjutnya, berkata: “Mujizat terjadi. Kita selamat”, kemudian diiringi dengan tepuk tangan.
Hanya berita “selamat” itu saja yang disampaikan, tetapi proses untuk mencapai keselamatan tidak diceritakan, itu adalah kabar kosong. Kalau hanya bicara berkat, itu adalah kabar kosong. Kalau hanya bicara sensasi-sensasi, itu adalah kabar kosong, bukan selamat.
Itu sebabnya di dalam 2 Samuel 18:29, kita dapat melihat bahwa Ahimaas tidak bisa memberitahukan kabar baik kepada raja Daud. Yang bisa dia sampaikan hanyalah “selamat”. Banyak hamba TUHAN bisa berkata “selamat” hanya karena berbicara soal sensasi, bicara soal mujizat, banyak hamba TUHAN bisa berkata “berkat”, dan kalau diberkati maka akan “selamat”, itu adalah kabar kosong.
Masakan kalau bicara “berkat”, lalu selamat; tidak. Kemudian, sibuk mengadakan sensasi di tengah ibadah pelayanan dalam sebuah ibadah pelayanan, lalu selamat; tidak. Itu adalah kabar kosong, itu roh Ahimaas, bukan roh Etiopia yang perlahan tapi pasti; mulai dari pintu gerbang, sampai menghadap raja Daud, dan di situlah kita sujud menyembah, itulah ajaran yang berisi.
Singkatnya: Untuk menjadi hamba TUHAN, menjadi pemimpin rohani bukanlah karena keinginan seseorang dan bukan karena ambisi.
 
Sekarang, mari kita lihat 1 Timotius 4, dengan perikop: “Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
 
Timotius ini adalah seorang hamba TUHAN yang baik. Apa buktinya Timotius -- anak rohani Rasul Paulus -- adalah seorang hamba TUHAN, pemimpin rohani yang baik?
Bukti YANG PERTAMA: Terdidik dalam soal-soal pokok iman, disebut juga dengan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus.
Jikalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada HALAMAN. Sedangkan di halaman terdapat 2 (dua) perabotan:
1.      Mezbah Korban Bakaran → Pertobatan.
2.      Kolam Pembasuhan Tembaga → Baptisan Kristus yang berbicara soal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Jadi, sesudah melewati “pintu gerbang”, berarti; menerima Yesus sebagai TUHAN dan Juruselamat, maka langkah selanjutnya adalah:
1.      Bertobat.
2.      Masuk dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Itulah soal-soal pokok iman atau asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus yang terkena pada Halaman; jadi, tidak mungkin langsung sempurna di Ruangan Maha Suci.
Tetapi yang disebut soal-soal pokok iman, berarti; percaya, bertobat dan masuk dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Seperti waktu kami mengawali pelayanan di provinsi Banten, memang di situ tidak sedikit orang yang percaya itu mengalami mujizat kesembuhan, banyak orang yang kerasukan Setan dilepaskan; saya tidak bisa mengingat semua itu satu per satu, tetapi apa yang saya sampaikan itu fakta dan benar, tidak usah saudara ragu.
 
Bukti YANG KEDUA: Terdidik dalam ajaran sehat yang dia terima dan ikuti dari Rasul Paulus, bapa rohaninya.
Jikalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI. Sebuah penggembalaan harus benar-benar sesuai dengan Ruangan Suci, sebab itu adalah patron (model), miniatur dari Kerajaan Sorga (ibadah di sorga). Jangan sampai dalam sebuah penggembalaan selalu bertahan dengan asas-asas pokok atau soal-soal pokok iman, tidak boleh, tetapi harus juga terdidik dengan ajaran sehat. Kita semua harus menerima ajaran sehat, harus terpikat dengan pengajaran yang sehat.
 
Kita hubungkan dengan Ibrani 6.
Ibrani 6:1
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
Sesudah percaya, bertobat, lalu mati bangkit bersama dengan Kristus, selanjutnya tinggalkan asas-asas pertama itu, tidak boleh bertahan di situ. Maka, sebuah penggembalaan tidak boleh bertahan di situ, sebab itu adalah ibadah halaman saja. Kalau sudah tergembala, maka kita harus beralih kepada ajaran yang sehat, berarti beralih kepada perkembangannya yang penuh = Berada di dalam Ruangan Suci, dengan lain kata; harus ikuti model ibadah sorgawi.
 
Efesus 4:10-13
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
 
Oleh karena kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Dia memberikan 5 (lima) jabatan:
1.      Rasul.
2.      Nabi.
3.      Penginjil.
4.      Gembala.
5.      Guru.
Tujuannya adalah untuk meperlengkapi orang-orang kudus, memperlengkapi hamba-hamba TUHAN …
-          Bagi pekerjaan pelayanan.
-          Bagi pembangunan tubuh Kristus.
 
Kita ini sedang berada di dalam pembangunan tubuh Kristus. Dalam rangka pembangunan tubuh ini jelas dibutuhkan pengorbanan yang besar; tidak ada pembangunan tanpa pengorbanan, tetapi dibutuhkan pengorbanan yang besar, dibutuhkan biaya yang sangat besar.
Kalau saya hitung-hitung jumlah dari pada Tabernakel, wah tidak ada yang dapat melampaui kekayaan dari Tabernakel. Jangankan semua, tetapi satu alat saja, itulah pelita emas; berapa talenta emas yang ada pada pelita emas? Bayangkan. Tidak ada yang bisa mencapai kekayaan sorgawi; itu baru satu benda.
Jadi, di dalam rangka pembangunan tubuh ini dibutuhkan pengorbanan yang besar, baik pengorbanan tenaga, pikiran, hati perasaan, waktu, uang, harta, kekayaan, itu semua dikorbankan untuk pembangunan tubuh Kristus.
 
Bukti terwujudnya pembangunan tubuh Kristus:
1.      Kita semua telah mencapai kesatuan iman.
2.      Kita semua telah mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Berarti, pengetahuan yang berasal dari dunia ini belum sempurna untuk mengenal Anak Allah dengan benar.
3.      Kita semua mencapai kedewasaan penuh.
4.      Kita semua mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Jadi, pertumbuhan itu harus sesuai dengan kepenuhan Kristus; tidak boleh terlihat dewasa sesuai dengan pandai-pandainya manusia itu sendiri, tidak.
 
Mari kita buktikan WUJUD KEPENUHAN KRISTUS.
Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Jikalau kita berpegang teguh kepada pengajaran yang sehat, maka tentu saja di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Itu yang disebut pertumbuhan rohani yang sehat, di mana arahnya kepada Dia, Kristus, Kepala atas tubuh.
 
Kalau tidak sampai kepada Kristus, Kepala, itu adalah pertumbuhan yang abnormal, pertumbuhan yang tidak sehat. Kalau pertumbuhan rohani itu abnormal, maka arahnya kepada yang lain; bicara soal berkat dan keberkatan, bicara soal berhasil dan keberhasilan, bicara soal sensasi-sensasi, dengan demikian seperti Ahimaas yang berkata “selamat”, namun sesungguhnya itu adalah kabar kosong, tidak ada kabar pengajaran yang benar, sehingga tidak akan mencapai yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Maka, saya dan saudara harus bersyukur, karena kita semua digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel, supaya dalam rangka pembangunan ini, kita dibangun sampai kepada Kristus, Kepala, sampai mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
 
Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
 
Allah telah memberikan Kristus kepada jemaat, dan Kristus menjadi Kepala atas jemaat. Jadi, tingkat pertumbuhan yang penuh itu harus sampai mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sebab di sini telah ditegaskan: Jemaat yang adalah tubuh Kristus, sebagai kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan memenuhi segala sesuatu. Inilah pertumbuhan rohani yang sehat.
 
Pendeknya: Untuk menerima ajaran sehat seperti yang diajarkan oleh Timotius, maka kita semua harus beralih kepada perkembangannya yang penuh, berarti; berada di dalam Ruangan Suci = tergembala dengan baik.
Praktek tergembala dengan baik ialah setia untuk tekun di dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sesuai dengan 3 (tiga) macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci.
Tiga macam alat yang berada di dalam Ruangan Suci adalah dari sorga, dari Allah, dari tempat yang Mahatinggi, dan tidak dibuat-buat dengan pengertian Musa sendiri, tidak; itu adalah hasil dari pergumulannya 2 (dua) kali 40 (empat puluh) hari, 40 (empat puluh) malam di atas gunung Horeb. Saya pun harus bergumul di dalam hal menyampaikan Firman, tidak boleh sesuka hati comot ayat, lalu berkata “selamat”. Saya harus terlebih dahulu membawa diri saya rendah di kaki salib selama berjam-jam; ini bukan bicara soal kesombongan, tetapi saya sampaikan ini supaya kita semua duduk diam menghargai Firman.
 
3 (tiga) alat yang ada di dalam Ruangan Suci:
1.      Meja Roti Sajian, artinya; tekun di dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci (tubuh dan darah Yesus) = Ajaran tentang IMAN.
2.      Pelita Emas, artinya; tekun di dalam Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh = Ajaran tentang PENGHARAPAN.
3.      Mezbah Dupa Emas, artinya; tekun di dalam Ibadah Doa Penyembahan, yang adalah puncak ibadah, tingkat tertinggi dari ibadah = Ajaran tentang KASIH.
 
Hubungan kita (sidang jemaat) dengan Kristus Kepala adalah hubungan dalam nikah yang suci yang didasari oleh kasih Allah, kasih Mempelai. Jika ada hubungan yang intim dalam nikah suci yang didasari oleh kasih Mempelai, maka Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga bersatu dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya.
Itulah perkembangan yang penuh. Jadi, pertumbuhan rohani itu harus sehat, pertumbuhannya harus penuh sampai kepada Kristus Kepala. Pertumbuhan yang sehat itu harus sesuai dengan kepenuhan Kristus, bukan sesuai pengertian kita.
 
Tubuh dan Kepala menyatu, itulah doa penyembahan, di mana dasarnya adalah kasih. Jadi, dasar dari pernikahan adalah kasih. Suami dengan isteri menyatu, dasarnya adalah kasih (doa penyembahan).
Penyembahan yang benar adalah cerminan dari nikah suci. Sebaliknya, nikah suci akan terlihat kalau ibadahnya benar-benar memuncak sampai kepada doa penyembahan. Di situlah hubungan itu begitu intim sekali dengan TUHAN; kita menangis di kaki salib. Penyembahan adalah hubungan intim pribadi lepas pribadi antara tubuh dengan Kepala.
 
Jangan sampai roh jual beli dipaksakan masuk ke dalam rumah TUHAN, sebab itu sama dengan bunuh diri. Itu sebabnya saya berkali-kali sampaikan: “Hati-hati” Kalau saudara mau bertindak, banyak bertanya kepada TUHAN.
Perhatikan: Untuk menghadapi aniaya antikris, yang kita sangkali bukan hanya kuliah, bukan hanya pekerjaan, bukan hanya uang, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, bukan itu. Yang kita sangkali supaya selamat ialah sampai nyawa pun menjadi taruhan. Jadi, kalau soal pekerjaan saja kita takut, kalau soal pendidikan saja kita takut karena syarat-syarat dan paksaan, lalu bagaimana saudara bisa menyangkali nyawa saudara. Itu sebabnya tadi saya katakan: Kalau mau bertindak, banyak bertanya kepada TUHAN, supaya saudara jangan teledor, jangan banyak terjadi kekeliruan dan kesalahan.
 
Oleh sebab itu, biarlah kita banyak menyembah, ibadah harus sungguh-sungguh tergembala, jangan asal-asal beribadah. Hari ini mungkin saudara bisa bebas, enak bergantung kepada ini dan itu seperti pada zaman Yusuf 7 (tujuh) tahun kelimpahan, tetapi nanti pada 7 (tujuh) tahun kelaparan, mereka butuh.
Sekali lagi saya sampaikan: Banyak bertanya. Jangan saudara beribadah namun tidak tergembala, tidak banyak bertanya, sesuka hati mengambil jalan sendiri; ya memang saudara bisa melakukan sesuka hati sendiri, tetapi resikonya ditanggung sendiri. Namun saya melihat banyak di antara kita yang teledor, tidak mau bertanya kepada TUHAN, tetapi biarlah kasih TUHAN yang menolong kita kelak.
Pesan saya hanya satu: Kalau tiba waktunya mata ular itu mengejar saudara oleh karena saudara tidak dengar-dengaran, maka satu permintaan saya “jangan sangkali TUHAN”, sangkali nyawa saja. Kalau memang leher harus digorok, biar digorok saja. Oleh sebab itu, terima pengajaran yang sehat yang membawa kita sampai kepada pertumbuhan rohani yang sehat, yaitu mencapai tingkat pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus; doa penyembahan, tubuh dan Kepala menyatu di mana dasarnya adalah kasih. Tidak mungkin ada penyatuan antara tubuh dengan Kepala, suami dengan isteri, kalau tidak didasari dengan kasih.
 
Jadi, penyatuan antara tubuh dengan Kepala, dasarnya adalah kasih, itulah salib di Golgota. Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, lalu bersatu dengan isterinya; Anak Allah telah meninggalkan kemuliaan-Nya, rumah-Nya di sorga, Bapa-Nya di sorga, lalu turun ke bumi, mati disalibkan untuk kita bisa bersatu.
 
Saudara jangan berpikir bahwa saya ini hanya sebatas gembala, tidak. Tugas saya di pundak saya adalah nyawa dari sidang jemaat; itu sebabnya, kita harus bekerja sama supaya terwujud rencana TUHAN, terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, bukan pengertian manusia. Kedewasaan itu bukan sesuai dengan pengertian manusia, tetapi harus sesuai dengan kepenuhan Kristus, itulah doa penyembahan, di mana dasarnya adalah kasih.
 
Kita lengkapi lagi lebih jelas di dalam Matius 21.
Matius 21:12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
 
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Jadi, ibadah kita tidak hanya sebatas di halaman; percaya, bertobat dan dibaptis. Tidak boleh hanya bicara berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan, bukan soal mujizat dan sensasi, tetapi lihatlah; Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati. Karena kalau ibadah hanya sebatas di halaman, maka akan dikuasai dengan roh jual beli, atau rumah TUHAN menjadi sarang penyamun, bukan rumah doa.
 
Oleh sebab itu, pada saat Dia menyucikan Bait Allah, Yesus berkata: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa.” Ini adalah ajaran sehingga ada penyucian lewat pengajaran itu, sehingga rumah TUHAN adalah rumah doa.
Kalau mungkin sampai detik ini rohani kita masih di halaman sehingga roh jual beli itu dipaksakan masuk di dalam kehidupan kita, terimalah penyucian lewat pengajaran yang kita terima malam ini. Berikan diri disucikan, jangan mempertahankan kekerasan di hati, sebab itu tidak ada artinya.
 
Matius 21:14-16
(21:14) Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. (21:15) Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, (21:16) lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
 
Hal yang terjadi pada saat Yesus mengajar di dalam Bait Allah ialah orang timpang dan orang buta disembuhkan, berarti; Yesus mengadakan mujizat kesembuhan. Inilah yang disebut asas-asas pertama tentang ajaran Kristus atau soal-soal pokok iman, sebagaimana dengan Timotius terdidik dalam soal-soal pokok iman.
 
Tetapi dalam kesempatan yang lain, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat sangat jengkel hatinya oleh karena pengajaran yang menyucikan itu, mengapa? Karena dua hal yang terjadi saat terjadi penyucian oleh pengajaran yang datang dari TUHAN.
1.      Hati mereka jengkel karena Yesus mengadakan mujizat kesembuhan.
2.      Hati mereka jengkel karena anak-anak yang berseru di dalam Bait Allah itu, dengan seruan: “Hosana bagi Anak Daud!”, itulah Yesus Kristus, TUHAN di atas segala tuhan, Raja di atas segala raja, Dialah Allah sesembahan kita.
 
Jadi oleh karena penyembahan ini, hati dari imam-imam kepala, hati dari ahli-ahli Taurat begitu jengkel sekali. Yerusalem adalah kota kudus, kota Mempelai, kota damai sejahtera. Masakan ada di kota Yerusalem, ada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi jengkel hati? Itu tidak masuk akal. Tetapi faktanya, hati mereka jengkel karena Yesus mengadakan mujizat kesembuhan dan karena ada doa penyembahan.
 
Sesuai dengan ajaran yang dimiliki oleh Timotius tadi, bukan? Terdidik dalam soal-soal pokok iman, kemudian terdidik dalam ajaran sehat, beralih kepada perkembangannya yang penuh, membawa sampai kepada doa penyembahan.
Jadi, saudara tidak mau tahu lagi kalau saya sampaikan “puncak ibadah adalah doa penyembahan”. Pertolongan kita hanyalah penyembahan, tidak ada cara lain. Masakan Kepala membiarkan tubuh-Nya susah? Masakan Kepala membiarkan mempelai-Nya binasa oleh antikris? Tidak mungkin.
TUHAN sungguh luar biasa menyatakan isi hati-Nya kepada kita malam ini. Apa yang tidak pernah dipikirkan, apa yang tidak pernah didengar, apa yang tidak timbul di dalam hati, itu yang TUHAN nyatakan malam ini untuk menyelamatkan kita semua
 
Kemudian, dalam keadaan jengkel hati, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala bertanya kepada Yesus dengan pertanyaan: Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini? Lalu Yesus menjawab: Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?
Jadi, dari hal ini kita melihat: Ketika Yesus berada di dalam Bait Allah, Ia tidak hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, dengan lain kata; tidak bertahan dengan asas-asas pokok atau soal-soal pokok iman, tetapi Dia juga mengajar orang-orang hingga sampai kepada doa penyembahan yang merupakan tingkat ibadah yang tertinggi.
Begitu saya meneliti hal ini dengan seksama, hati saya bersyukur berterima kasih kepada TUHAN, sebab TUHAN sudah sediakan Firman Allah untuk umat-Nya dalam penggembalaan GPT “BETANIA”. Kalau memang dahulu rohani kita seperti di halaman, biarlah kita meminta ampun kepada TUHAN, tetapi biarlah malam ini oleh pengajaran itu hati kita terpikat dan kita selalu ingin mendengarkannya seperti Maria, sehingga kita terbebas dari kebinasaan oleh kepala dan ekor dari ular naga merah padam, itulah antikris dan nabi-nabi palsu. Apakah saudara terpikat dengan pengajaran yang menyucikan?
 
Suatu kali saya dan ibu rohani berbincang-bincang: Mengapa Maria kok bisa bertahan berjam-jam duduk diam mendengar Firman Allah? Karena pengajarannya dalam bentuk penyucian dan dalam bentuk pembukaan rahasia Firman yang berkuasa menyucikan; itulah yang bisa membuat kita bertahan. Semakin dibukakan, semakin ada daya tarik; semakin hati TUHAN dinyatakan, semakin hati kita menyatu dengan hati TUHAN, karena ada daya tarik yang luar biasa.
Pengajaran dalam pembukaan rahasia Firman ini bukan hanya mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi juga membawa kita untuk menyatu dengan Dia, itulah yang disebut hubungan intim dalam nikah yang suci lewat doa penyembahan, di mana dasarnya adalah kasih; itu yang kita cari.
Jangan lekas-lekas bosan mendengar Firman yang dibukakan, tetapi biarlah kita memiliki roh Maria yang duduk diam dekat kaki TUHAN, terpikat dengan pembukaan rahasia Firman. Satu jam berlalu, namun tetap terus mendengar Firman Pengajaran dalam Terang Tabernakel; satu jam setengah berlalu, namun tetap terus mendengar Firman, tidak ada rasa bosan, sampai nanti hati kita ditarik terus sampai menyatu dengan hati TUHAN, tersedot oleh perhatian TUHAN.
 
Luar biasa TUHAN mengasihi saya dan saudara. Entah apa jadinya hidup kita kalau kita di luar Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel; entah apa jadinya kalau kita tidak digembalakan dalam Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, pasti habislah kita. Kita merasa bahwa kita sudah sampai kepada kepenuhan Kristus, padahal itu menurut pengertian sendiri. Saudara harus semakin sungguh-sungguh memperhatikan pengajaran ini.
Belajarlah dengar-dengaran oleh karena pembukaan rahasia Firman supaya jangan lagi terjadi kekeliruan di depan.
 
Kita akan memperhatikan Mazmur 8, dengan perikop: “Manusia hina sebagai makhluk mulia” Manusia itu hina seperti debu tanah karena banyaknya dosa, tetapi yang hina bisa dibuat menjadi mulia. Tidakkah saudara bangga dengan hal ini?  
Mazmur 8:2
(8:2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
 
Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Di dalam memuji TUHAN, jangan mulut tertutup, tetapi buka mulut seperti anak-anak yang menyusu tadi keluar puji-pujian. Agungkan kemuliaan-Nya lewat mulut bibir ini, tetapi harus dari hati yang tulus, karena TUHAN kita tulus mengasihi saya dan saudara; tulus menyatakan kemuliaan kepada yang hina supaya yang hina menjadi mulia.
 
Mazmur 8:3
(8:3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
 
Dasar kekuatan kita melawan musuh, dasar kita membungkam musuh dan pendendam adalah doa penyembahan.
 
Biarlah kita berada pada perkembangannya yang penuh, sebab dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, telah Kauletakkan dasar kekuatan untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Doa penyembahan adalah kekuatan kita untuk membungkan musuh dan pendendam, itulah kepala dan ekor ular naga merah padam, antikris dan nabi-nabi palsu.
 
Lutut adalah kekuatan kita. Kuda-kuda di kaki salib menyembah adalah kekuatan kita untuk menghadapi kesukaran di masa yang akan datang. Kesukaran sekarang lebih sukar dari waktu yang lalu, tetapi ingat; kesukaran yang akan datang lebih sukar dari masa sekarang. Oleh sebab itu, saudara tidak boleh bermasa bodoh dan tidak boleh tidak mau tahu dengan rencana TUHAN. Kita harus tanggap dengan recana TUHAN dan kita harus berada pada perkembangannya yang penuh untuk sampai kepada tingkat pertumbuhan rohani yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, itulah doa penyembahan. Hanya itulah satu-satunya cara untuk mampu menghadapi musuh dan si pendendam.
Setan tidak akan berhenti mengejar musuh, sama seperti si pendendam; sebelum dendamnya terbalaskan, maka ia akan terus mengejar.  Tetapi TUHAN juga menyediakan sarana untuk memberi kemenangan kepada saya dan saudara, itulah doa penyembahan.  Jadi, kalau ada orang kalah terhadap musuh, jangan nangis dan salahkan TUHAN, tetapi salahkanlah diri sendiri dan koreksi “mengapa saya tidak menggunakan sarana yang ada; mengapa tidak mau terima pengajaran Firman Allah yang sehat untuk membawa pertumbuhan rohani yang sehat, mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, itulah doa penyembahan”.
 
Bijaksanalah. Gunakan sarana yang TUHAN sediakan; terima pengajaran yang membawa kita sampai kepada tingkat pertumbuhan rohani yang sehat, yaitu sesuai dengan kepenuhan Kristus. Doa penyembahan adalah dasar yang kuat untuk melawan musuh, tidak ada cara yang lain. Saudara jangan coba-coba melawan antikris dengan kekuatan saudara.
 
Kita akan memperhatikan 1 Petrus 2, dengan perikop: “Yesus Kristus batu penjuru” Dasar dari bangunan, itulah korban Kristus.
1 Petrus 2:1-3
(2:1) Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. (2:2) Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
 
Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang tulus dan polos. Apa tandanya? Selalu ingin akan air susu …
-          yang murni, itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, tidak ditambah dan tidak dikurang.
-          yang rohani, berarti; Firman yang tidak bicara soal guyon-guyon, tidak bicara yang lahiriah.
Itulah yang TUHAN mau; oleh sebab itu, jadilah bayi-bayi yang baru lahir.
 
Kalau kita menerima pengajaran yang murni dan rohani -- yang disebut juga ajaran yang sehat --, maka kita akan bertumbuh dan beroleh keselamatan, sehingga terjadi pertumbuhan rohani yang sehat yang terus bertumbuh. Semakin hari semakin bertumbuh rohaninya, semakin bertambah minggu semakin bertumbuh rohaninya, semakin bertambah bulan dan tahun semakin bertambah terus, sampai kepada kepenuhan Kristus; tubuh dan Kepala menyatu, itulah doa penyembahan, di mana dasarnya adalah kasih, salib di Golgota, batu penjuru (korban Kristus).
 
Maka, untuk menjadi sama seperti bayi yang baru lahir, syaratnya adalah …
-          buanglah segala kejahatan,
-          buanglah segala tipu muslihat,
-          buanglah segala macam kemunafikan,
-          buanglah segala kedengkian,
-          buanglah segala fitnah.
Itulah syarat untuk menjadi sama seperti bayi yang baru lahir supaya kita nanti mengalami pertumbuhan rohani yang sehat dan beroleh keselamatan.
 
1 Timotius 4:7-8
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
 
Latihlah dirimu beribadah, sebab latihan badani itu terbatas. Latihan badani = pemupukan terhadap raga badan ini, sehingga bisa menghilangkan lemak-lemak pada tubuh ini atau pun bisa membuat badan menjadi berisi (berotot). Tetapi Alkitab berkata: Latihan badani (pemupukan atas daging) masih tetap terbatas gunanya, tetapi ibadah pelayanan berguna dalam segala hal. Mengapa? Karena mengandung janji baik untuk hidup masa sekarang maupun untuk hidup yang akan datang (keselamatan kekal).
-          Hari ini kita diberkati dan dipelihara oleh TUHAN, baik jasmani maupun rohani, itu adalah janji ibadah.
-          Juga memperoleh keselamatan kekal di masa yang akan datang, itu adalah janji ibadah.
Oleh sebab itu, masing-masing kita harus melatih diri untuk beribadah, dengan lain kata; tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
 
Masakan kadang ibadah, kadang tidak ibadah, atau hanya mengikuti Ibadah Raya Minggu saja; itu bukan melatih diri beribadah. Tetapi latihlah dirimu beribadah, berarti tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sesuai dengan pola Tabernakel, miniatur sorgawi, yang mengandung janji baik untuk hidup masa sekarang maupun hidup yang akan datang, yaitu bahagia di dalam kerajaan kekal.
Apakah saudara masih tetap ragu dengan ajaran Firman ini? Keterlaluan saudara jika tidak mau menerima hal ini.
 
1 Timotius 4:9
(4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
 
Tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok adalah pengajaran Firman yang benar dan mutlak untuk diterima; itulah yang semestinya, sesuai Alkitab yang mengatakannya.
 
1 Timotius 4:10-11
(4:10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
 
Kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, bukan kepada allah yang mati (berhala-berhala), itulah harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, bisnis, dan pangkat yang tinggi; itu sebabnya, di tengah ibadah dan pelayanan, kita harus berjuang, harus berjerih lelah.
Tekunlah 3 (tiga) macam ibadah pokok, dan berjuanglah di dalamnya. Kemudian, beritakanlah dan ajarkanlah soal 3 (tiga) macam ibadah pokok.
 
1 Timotius 4:12
(4:12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
 
Lalu, pesan Rasul Paulus berikutnya kepada Timotius adalah: Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Oleh sebab itu, supaya jangan orang menganggap rendah karena muda, maka Rasul Paulus meminta: Jadilah contoh, jadilah teladan bagi orang-orang percaya -- bagi anak-anak TUHAN, bagi sidang jemaat, bagi kawanan domba Allah yang dipercayakan oleh TUHAN dalam sebuah penggembalaan -- dalam bentuk …
-          Teladan dalam perkataan. Hati-hati dalam perkataan. Berkata-kata biarlah sesuai pimpinan Roh, jangan sesuai pemikiran daging. Kalau sesuai dengan pemikiran manusia daging, maka seseorang tidak akan menjadi teladan dalam perkataan; oleh sebab itu, perkataan harus tetap di bawah kepada siapa pun, apalagi kepada siapa kita harus hormat, yaitu kepada yang memberi pengajaran.
-          Teladan dalam tingkah laku. Perbuatan, tindak tanduk, solah tingkah, gerak gerik tetap harus di bawah, tetapi jangan dengan pura-pura. Gerak gerik, cara duduk, dengar Firman, perbuatan, semua harus di bawah, harus jadi contoh teladan; ingat, jangan lupa, supaya jangan orang anggap enteng kita, sebab kita ini adalah anak-anak kerajaan, berarti mulia.
-          Teladan dalam kasih. Di dalam mengasihi pun harus menjadi teladan; oleh sebab itu, kasih tidak boleh pura-pura.
-          Teladan dalam kesetiaan.
-          Teladan dalam kesucian.
Semuanya itu harus menjadi contoh dan teladan.
 
1 Timotius 4:13
 (4:13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
 
Sambil menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, maka sudah sebaiknya 2 (dua) hal ini kita perhatikan:
1.      Tekunlah membaca Alkitab = Mendengar Firman. Hari ini saudara membawa Alkitab mungkin tidak paham soal huruf-huruf yang tertulis di dalam Alkib -- disebutlah itu huruf-huruf yang mati --, tetapi setelah Firman disampaikan dalam setiap pertemuan ibadah, huruf yang mati itu akan menjadi hidup.
2.      Tekunlah dalam membangun dan mengajar. Membangun tubuh Kristus harus lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
 
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
 
Hamba TUHAN diutus oleh dua tangan TUHAN yang kuat; oleh sebab itu, jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang sudah TUHAN percayakan, jangan berlambat-lambat, jangan lelet-lelet, jangan menunda-nunda pekerjaan TUHAN.
 
1 Timotius 4:15
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
 
Perhatikanlah semuanya itu dan hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani nyata kepada semua sidang jemaat yang dilayan.
 
1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
 
Dengan mengawasi diri, mengawasi ajaran, dan bertekun di dalamnya, maka engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua sidang jemaat yang mendengarkan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel. Itulah Timotius; dia terdidik dalam soal-soal pokok iman, tetapi dia juga terdidik dalam ajaran sehat.
 
Saya juga harus mengawasi diri saya, mengawasi ajaran ini; tidak boleh dicampur aduk dengan pengajaran Firman yang ditambahkan dan Firman yang dikurangkan.
-          Firman yang ditambahkan ialah menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkan dengan cerita isapan jempol, lalu ditambahkan guyon-guyon.
-          Firman yang dikurangkan ialah salib diabaikan, namun hanya sibuk dengan sensasi dan mujizat.
Awasi diri dengan pengaruh dunia dan awasi ajaran ini juga; jangan tercemari dengan Firman ditambahkan dan dikurangkan.
 
Saya berharap, saudara harus semakin mengenal kedalaman kasih. Jangan saudara hanya melihat sisi sakitnya oleh karena penyucian yang datang dari pengajaran yang luar biasa ini, tetapi lebih dari pada itu kita harus melihat kedalaman kasih Allah.
 
Kita kembali untuk melihat Yohanes 2.
Yohanes 2:14
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
 
Praktek roh jual beli (sarang penyamun, itulah antikris) ialah di dalam Bait Suci terdapat 3 (hal):
1.      Menjual lembu, kambing domba dan merpati.
2.      Meja-meja penukar uang = Cinta uang = Hati terikat dengan uang.
3.      Bangku-bangku atau tempat duduk (kedudukan), itulah harga diri yang masih dipertahankan.
Ketiganya adalah praktek dari sarang penyamun, atau praktek dari roh jual beli, itulah antikris.
 
Hari ini saya tidak sempat menyampaikannya, tetapi kita berdoa, supaya di minggu yang akan datang, 3 (tiga) praktek roh jual beli di dalam Bait Suci ini bisa disampaikan dengan baik dan benar.
Tetapi satu hal yang harus kita ketahui adalah: Jika roh jual beli itu dipaksakan untuk masuk ke dalam rumah TUHAN (hidup ini), maka itu sama dengan membahayakan diri atau mencelakakan diri sendiri.
 
Kita doakan supaya di minggu yang akan datang semakin sempurna pengertian tentang Wahyu 13:16-17, yakni tentang roh jual beli dipaksakan dibawa masuk ke dalam rumah TUHAN.
Ingat: Rumah TUHAN adalah rumah doa bagi segala bangsa, supaya semua orang selamat dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment