SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 21)
Subtema: DITIKAM TOMBAK, TULAH BERHENTI
Mula pertama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN yang telah memungkinkan kita untuk datang beribadah kepada TUHAN, sebab dua tangan TUHAN telah menghimpunkan kita yang kudus, sehingga kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu berarti sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN untuk sujud menyembah kepada Dia.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun dari Facebook atau media sosial lainnya yang dapat digunakan. Kiranya damai sejahtera memenuhi hati kita masing-masing untuk memberi satu sukacita serta kebahagiaan yang besar saat kita duduk diam menikmati sabda Allah.
Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita. Dan selanjutnya membawa diri kita rendah di bawah kaki salib tersungkur di ujung kaki salib, sujud menyembah kepada Dia sehingga nanti terdengarlah suara Mempelai Laki-Laki dan juga terdengarlah suara mempelai perempuan. TUHAN berkata kepada mempelai perempuan TUHAN: “merpatiku… perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu.” Dari sini kita melihat TUHAN menantikan doa penyembahan dan hidup rohani kita berada sampai ke puncaknya itulah doa penyembahan.
Doa dan harapan saya, keluarga jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon berada pada penantian TUHAN, hidup dalam doa penyembahan. Tidak perlu gelisah memikirkan soal kehidupan. Dewasalah, jangan miliki nafsu rendah, sebab itu adalah nafsunya Esau.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN telah menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka di padang gurun.
Yang dibinasakan adalah; orang-orang yang tidak percaya.
Mesir adalah gambaran dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Saudara, kisah tentang bangsa Israel diselamatkan dari Mesir adalah sebuah kisah yang tidak asing lagi bagi kita. Namun sekalipun demikian, kisah tersebut sengaja diceritakan kembali oleh Yudas (saudara Yesus), untuk mengingatkan kita di hari-hari terakhir ini supaya tidak binasa di tengah perjalanannya menuju kerajaan Sorga. Jadi, perjalanan rohani kita ke depan bermuara kerajaan Sorga, jangan sampai kita binasa di tengah perjalanan, seperti bangsa Israel.
Ternyata Rasul Paulus juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10.
Ayat 1-4 intinya; umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, meskipun mereka telah diselamatkan dari tanah Mesir. Bagian yang terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir.
Pendeknya, TUHAN tidak berkenan kepada bagian yang terbesar karena mereka adalah angkatan orang-orang yang tidak percaya yang dituliskan dalam Yudas 1:5.
Kita harus percaya kepada rencana TUHAN. Bagian dari rencana TUHAN, kita difasilitasi ibadah dan pelayanan, serta karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus dipercayakan kepada para imam yang bertugas untuk menyelenggarakan setiap kebaktian-kebaktian. Inilah bagian dari rencana Allah. Jadi, kita harus percaya kepada rencana Allah
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang dialami bangsa Israel di padang gurun adalah contoh untuk memperingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini supaya...
Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).
Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala … (ayat 7).
Janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).
Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9).
Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Seperti apapun yang kita alami di muka bumi ini; janganlah bersungut-sungut. Seperti apapun beratnya menjalankan hidup ini, jangan biasakan bersungut-sungut. Seperti apapun model ibadah dan pelayanan kita ini, jangan bersungut-sungut. Yang pasti, model ibadah kita sesuai dengan pola Tabernakel. Dan seperti apapun tuntutan TUHAN untuk mempersmbahkan korban kepada TUHAN, jangan juga kita bersungut-sungut, apalagi dituntut dalam kesucian; jangan kita bersungut-sungut.
Malam ini kita kembali membahas bagian “C”…
Keterangan: JANGANLAH KITA MELAKUKAN PERCABULAN (Bagian yang ketiga)
Kisah ini ditulis dengan jelas di dalam kitab Musa yang keempat yaitu; Bilangan 25:1-18.
Ayat 1-3 intinya; Israel berpasangan dengan Baal-Peor, itu berarti...
Israel telah berzinah dengan perempuan-perempuan Moab
Telah menyembah Baal-Peor, berhala orang Moab.
Singkat kata, Israel telah melakukan kenajisan percabulan.
Saudara, dari peristiwa ini terlihat dengan jelas bahwasanya penyembahan erat hubungan dengan nikah. Jadi, penyembahan yang benar adalah cerminan dari nikah yang benar dan suci, demikian juga sebaliknya.
Kalau kita berbicara dengan orang yang pintar berargumentasi soal Alkitab, jangan lagi berargumentasi soal Alkitab, bicara saja soal nikah, karena puncak ibadah adalah doa penyembahan -- selesai masalah. Capek kalau harus berdebat, karena Firman TUHAN tidak boleh diperdebatkan. Pemuda-pemudi yang belum menikah, hubungannya dengan TUHAN disebut hubungan nikah, bagaimana hubunganmu dengan TUHAN? Itu saja. Dan memang itu yang TUHAN nanti-nantikan supaya kita jangan hidup di dalam percabulan selama kita di bumi ini.
Jadi perlu untuk diketahui, nikah yang suci dan penyembahan yang terukur adalah dua klimaks yang sangat dinanti-nantikan oleh TUHAN dan kategori yang dihormati oleh TUHAN.
Dua klimaks tersebut, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena 2 (dua) alat yaitu:
Tabut perjanjian, ini berbicara tentang:
Takhta Allah
Hubungan nikah antara Yesus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai perempuan dengan landasan kasih
Cawan emas sebagai pembakaran ukupan 🡪 doa penyembahan.
Sedangkan doa penyembahan adalah puncak ibadah.
Kedua alat ini sudah ada pada RUANGAN MAHA SUCI. Sesuai dengan apa yang dilihat oleh rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga. Tingkat ketiga 🡪 Ruangan Maha Suci. Sekarang di situ sudah ditemukan dua perkara penting yang dinanti-nantikan oleh TUHAN dan kategori yang dihormati TUHAN.
Jadi kita harus percaya kepada pembukaan Firman dari pada nubuat hamba TUHAN. Nubuat yang terbesar bukan pernyataan-pernyataan atau penglihatan-penglihatan yang diucapkan oleh hamba TUHAN. Tetapi nubuat yang terbesar adalah pembukaan rahasia Firman, karena semua mata bisa melihat, semua telinga bisa mendengar, hati bisa percaya, tetapi mulut manusia tidak bisa dipercaya 100%.
Sekarang ini banyak hamba TUHAN melihat sana dan melihat sini, akhirnya orang menangis. Memang hanya sebatas menangis? Tidak. Setelah mendapat penglihatan lalu dipaparkan chanel Youtubenya, lalu dia menangis, apakah cukup dengan tangisan? Jangan air mata menutupi Sorga, hanya sebatas gelisah-gelisah begitu saja. Ikuti rencana TUHAN dengan model ibadah yang TUHAN percayakan itulah pola Tabernakel.
Akibat percabulan yang terjadi:
Bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel.
Murka TUHAN jangan disepelekan karena memperbesarkan percabulan. Biarlah kita senantiasa berpasangan dengan TUHAN disetiap waktu, jam-jam ibadah jangan ditinggalkan, tetap berpasangan dengan TUHAN. Jangan dalam percabulan supaya jangan bangkit murka TUHAN.
Bilangan 25:4-6
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." (25:5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor." (25:6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan.
Yang berpasangan dengan Baal-Peor (yang melakukan percabulan), akan dibunuh / dihukum mati.
Yang melakukan percabulan di sini antara lain:
Yang mengepalai bangsa itu; dihukum gantung di hadapan TUHAN di tempat terang
Perlu untuk diketahui, yang disebut sebagai yang mengepalai harusnya...
Memberi pimpinan atau menjadi teladan.
Menjadi pelita untuk menerangi disekitarnya / sesamanya.
Contoh; kota yang terletak di atas gunung, tidak mungkin tersembunyi (Matius 5:14).
Tidak tersembunyi berarti; tidak ada lagi yang disembunyikan. Puncaknya; menjadi gunung Sion, yakni; mempelai wanita TUHAN.
Kita lihat mempelai wanita TUHAN…
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Mempelai wanita TUHAN (gunung Sion) bercahaya kemuliaan Allah, sama seperti permata yang paling indah yakni; permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, berati; bagian luar hidup kita sama dengan bagian dalam hidup kita = tidak ada lagi yang tersembunyi. Itu namanya cahaya kemuliaan Allah.
Jadi, karena mereka melakukan percabulan itu di tempat yang tersembunyi, yang mengepalai juga turut melakukan peracbulan, maka yang mengepalai akan dihukum gantung di tempat yang terang.
Orang Israel awam, mereka akan dihukum mati oleh hakim-hakim
Yang dibunuh oleh hakim-hakim adalah gambaran dari orang-orang yang menghujat kemah kediamana Allah. Sebab, Allah mengutus Musa melaksanakan perintah-Nya, lalu hal itu disampaikan oleh Musa kepada hakim-hakim. Itu berarti....
Allah tidak menghukum
Musa juga tidak menghukum / membunuh
Hakim-hakimlah yang membunuh orang-orang yang berpasangan dengan Baal-Peor
Perlu untuk diketahui:
Menghujat Allah; masih diampuni.
Menghujat Anak Allah; masih diampuni.
Menghujat kemah kediaman Allah (kegiatan Roh); tidak diampuni oleh TUHAN.
Saudara, hakim-hakim menurut kitab Hakim-Hakim adalah gambaran dari Roh Kudus. Alasannya; sebelum Israel mengangkat raja-raja sebagai pemimpin tertinggi, pemerintahan tertinggi dipegang oleh hakim-hakim.
Bilangan 25:6-8
(25:6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan. (25:7) Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, (25:8) mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel.
Di sini kita melihat, Pinehas bangkit menikam perut orang yang melakukan percabulan dengan ketajaman tombaknya.
Pinehas adalah anak imam.
Kita tahu Yesus adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek.
Hakim-hakim 🡪 Roh Kudus
Mata tombak adalah gambaran dan bayangan dari Firman Allah.
Apa yang dikerjakan oleh Pinehas, arti rohaninya untuk kita sekarang: dengan ketajaman Firman Allah kita disucikan, sebab perut dengan usus dua belas jari adalah gambaran dari meja dengan dua belas ketul roti di atasnya
Jadi, puncak dari kesucian adalah kita dibawa kembali ke taman Eden rohani (tempat semula) = kembali kepada wujud semula = segambar dan serupa dengan Allah.
Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan melanggar hukum Allah, mereka berada di tempat Eden, tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa, lebih tepatnya melanggar hukum Allah, mereka menjadi telanjang lalu diusir dari taman Eden, itu sebabnya kita ada di muka bumi ini sekarang.
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka telanjang, tetapi mereka tidak malu sebab tidak ada yang tersembunyi dihadapan TUHAN. Tetapi, setelah mereka melanggar hukum Allah (jatuh dalam dosa), mereka menyadari kalau mereka telanjang. Pada saat mereka telanjang, pada saat itulah mereka bersembunyi dari TUHAN.
Inilah puncak kesucian supaya kita dibawa kembali ke tempat semula itulah taman Eden rohani berarti; kembali ke wujud semula, segambar dan serupa dengan Allah. Inilah puncak penyucian yang sudah dikerjakan oleh seorang imam, yang sudah dikerjakan oleh seorang hakim (Roh Kudus). Sebaliknya, jika kita menolak untuk disucikan, maka Firman Allah dan Roh Kudus yang membinasakan langsung. Jadi, ada masanya TUHAN menyucikan kita lewat Firman dan Roh Kudus.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk mengalami penyucian; disucikan oleh Firman Allah dan Roh Kudus. Tetapi, bila kita menolak penyucian itu, maka Firman Allah dan Roh Kudus yang akan membunuh. Jadi, kesempatan yang ada tinggal sedikit, namun, walaupun sedikit; gunakanlah dengan baik.
Jangan pusing dengan penghidupan sehari-hari, jangan ambil alih bagian TUHAN. Bagian kita adalah mengerjakan keselamatan, bagian TUHAN adalah memelihara, melindungi dan membela kita semua. Jangan ambil alih bagian TUHAN, nanti stres (penyakit saraf).
Saya berharap tidak ada yang stres soal penghidupan yakni; soal makan, minum, dan pakaian. TUHAN menciptakan kita bukan untuk ditelantarkan begitu saja. Jadi, bagian kita adalah hidup untuk disucikan, bagian TUHAN adalah memelihara kita soal makanan, minum, pakaian dan segala sesuatu. Bagian kita menjalankan ibadah dan pelayanan ini, kaitannya dengan penyucian, itu saja -- sesederhana itu --- tidak ada yang rumit. Yang rumit itu pikiran, perasaan manusia daging. Hidup ini jangan dibuat rumit.
Yohanes 12:46
(12:46) Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
Ayat ini menceritakan bahwa Yesus adalah terang yang ajaib.
Bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel (pola kerajaan Sorga) terkena kepada Pelita Emas..
Tujuannya: supaya kita jangan tinggal di dalam kegelapan (tidak ada yang tersembunyi).
Yohanes 12:47
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
Di sini dikatakan, Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia berdosa bukan untuk menghakimi.
Hal ini menunjukan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung.
Yohanes 12:48
(12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Barangsiapa menolak penyucian dari Firman Allah maka ia akan dibunuh oleh Firman Allah itu sendiri itulah perkataan yang keluar dari mulut Allah. Jadi, kalau kita menolak Firman Allah hari ini, maka Firman Allah dan Roh Kudus yang akan membunuhnya nanti.
Ayat referensi: Wahyu 19:15 -- Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
Jadi sekali lagi saya sampaikan, kalau hari ini kita menolak Firman Allah yang disampaikan, sudah ada hakimnya itulah Firman Allah yang keluar dari mulut Allah, itu nanti yang akan membunuh. Tetapi memang, sekalipun hal ini sudah disampaikan, banyak juga orang Kristen tidak peduli. Itu sebabnya, keadaan manusia menjelang kedatangan TUHAN, digambarkan seperti zaman Nuh. Nuh adalah gambaran dari gunung Sion. Nuh adalah si pemberita kebenaran Firman. Lalu ia sibuk membangun bahtera (nikah rumah tangga) dengan menggunakan pola Tabernakel, sebab bahtera itu terdiri dari tiga tingkat; bawah, tengah dan atas --- Halaman, Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci. Tetapi banyak orang, banyak nikah-nikah pada masa itu menolak Pengajaran pembangunan Tabernakel sampai TUHAN datang. Akhirnya, mereka yang menolak berita semacam ini, dibinasakan oleh banjir jahanam. Tetapi, mereka yang menghargai Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel; dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dibawa masuk dalam bahtera Nuh. Itu sebabnya yang masuk bahtera itu adalah empat pasang nikah dan binatang yang berpasang-pasangan.
Itulah sebabnya, betul-betul bahwa dua klimaks yaitu; nikah suci dan penyembahan, sedang dinanti-nantikan oleh TUHAN, diharapkan TUHAN dari kehidupan gereja-Nya. Dan dua klimaks ini merupakan kategori yang sangat dihormati oleh TUHAN. Jadi, jangan bermain-main dalam nikah.
Kita kembali membaca….
Bilangan 25:7-8
(25:7) Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, (25:8) mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel.
Setelah terjadi penyucian terhadap dosa percabulan, maka saat itu juga berhentilah tulah itu menimpa orang Israel.
Dari sini kita melihat bahwa penyucian yang dikerjakan oleh Firman Allah adalah tanda:
Pembelaan, pemeliharaan perlindungan dari TUHAN.
Kita diberkati oleh TUHAN.
Jadi saudara, kesucian itu yang memelihara dan memberkati secara ajaib. Inilah berkat TUHAN seara ajaib, jangan kita lupa, jangan kita seperti oleh luaran sana, jangan kita seperti manusia duniawi, mereka harus mengandalkan manusia dan kekuatannya untuk pemeliharaan hidup. Kita tidak lagi seperti itu, tetapi kita seperti janji TUHAN kepada bangsa Israel; mereka di bawah ke tanah Kanaan, hari perhentian itulah ibadah dan pelayanan dalam suasana berlembah dan berbukit --- yang mendapat air sebanyak hujan turun dari langit, itu adalah kemurahan yang limpah. Tidak mungkin dari bukit, turun ke bawah untuk ambil air lalu naik lagi untuk menyirami kebun anggurnya.
Bilangan 25:9
(25:9) Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.
Yang mati terbunuh karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.
Bilangan 25:10-11
(25:10) TUHAN berfirman kepada Musa: (25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
Jadi saudara, sekali lagi saya sampaikan, dua klimaks sangat dinantikan dan diharapkan oleh TUHAN dan itu adalah kategori yang sangat dihormati TUHAN. Jadi sepantasnya, selayaknya, seorang imam berpihak kepada TUHAN, berpihak kepada kehormatan TUHAN. Jangan imam tetapi asal melayani saja, tidak mau membela kehormatan TUHAN, itu salah. Jangan dulu melayani kalau tidak mau berpihak kepada kehormatan TUHAN; tidak taat, tidak dengar-dengaran.
Sekali lagi saya sampaikan dengan baik: seorang imam harus berpihak kepada TUHAN dan membela kehormatan TUHAN. Camkan dan sadarilah bahwa tugas kita sangat mulia.
Jadi, dua klimaks itulah nikah suci dan penyembahan adalah kategori yang dihormati oleh TUHAN, sekaligus menghapus air mata --- “… sedang bertangis-tangisan…” (Bilangan 25:6)
Jadi, kalau kita membela kehormatan TUHAN, selain dipelihara, dilindungi dan dibela serta diberkati, juga menghapus air mata derita. Air mata kemurahan adalah saat kita menyembah, air mata derita dihapus kalau kita membela kehormatan TUHAN.
Ayo kita membela kehormatan TUHAN saja, sebab itu adalah tugas dari seorang imam. Doa dan harapan saya, kita semua dijadikan oleh TUHAN Pinehas-Pinehas di akhir zaman.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
w
No comments:
Post a Comment