IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 APRIL
2025
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:11
(Seri 17)
Subtema: KEMAH-KEMAH YAKUB ADA PENGAJARAN
Pertama-pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN,
oleh karena rahmatNya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang
kudus beribadah, melayani TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan
TUHAN yang turut bergabung lewat online atau live streaming, atau video internet, baik dari Youtube, atau
facebook, atau media sosial lainnya yang dapat dipergunakan.
Doa dan harapan kita supaya kiranya damai sejahtera turun
dan memenuhi kehidupan kita, memberi satu sukacita, serta bahagia saat kita
duduk diam mendengarkan sabda Allah.
Selanjutnya, mari kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Namun tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN,
supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas
pribadi.
Maleakhi 2:11 --- Perikop: “TUHAN memarahi Israel karena
kawin campur dan perceraian.”
(2:11)
Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem,
sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah
menjadi suami anak perempuan allah asing.
Yehuda berkhianat dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan
di Yerusalem, sebab..
-
Yehuda
menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN.
-
Telah
menjadi suami anak perempuan Allah asing.
Akibatnya…
Maleakhi 2:12
(2:12)
Biarlah TUHAN melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang
berbuat demikian, sekalipun ia membawa persembahan kepada TUHAN semesta alam!
Akibatnya: TUHAN
melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat
demikian.
-
Kemah-kemah
Yakub = rumah Allah Yakub.
-
Keturunan
Kita lihat seperti apa Rumah Allah Yakub ini, sehingga TUHAN
berkata; TUHAN akan melenyapkan dari
kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat demikian.
Tentang: RUMAH ALLAH
YAKUB.
Yesaya 2:2-3 --- Perikop: Sion sebagai pusat kerajaan damai
(2:2)
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan
berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3)
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke
gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Rumah Allah Yakub disebut juga gunung TUHAN yang kudus.
Alasannya:
1. Dari Sion keluar pengajaran.
2. Firman TUHAN dari Yerusalem.
Sekarang kita akan mencari tahu; APA MANFAAT PENGAJARAN?
Manfaatnya ialah: Mengajar
kita tentang jalan-jalan TUHAN.
Bagaimana BENTUK JALAN-JALAN TUHAN?
Amsal 30;18-19
(30:18) Ada
tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara,
jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang
laki-laki dengan seorang gadis.
Menurut pengakuan Salomo Jalan-jalan TUHAN sulit untuk
dimengerti oleh akal manusia, padahal Salomo sendiri adalah orang yang
berhikmat, sementara hikmatnya melebihi dari semua hikmat yang ada di dunia
ini, namun tentang jalan-jalan TUHAN bagi dia sulit untuk dimengerti.
Adapun JALAN-JALAN TUHAN antara lain:
1. JALAN
RAJAWALI DI UDARA
Yesus
adalah Raja di atas segala raja.
Kalau
dikaitkan dengan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), maka Yesus
sebagai Raja dituliskan dalam Injil MATIUS dan dalam silsilahNya sebagai Raja.
Ciri
dari penulisan injil Matius menceritakan Yesus Raja, karena diawali dengan
silsilah Yesus sebagai Raja, Anak Daud
(raja), Abraham juga raja. Melkisedek berhubungan juga dengan Abraham memberi
sepersepuluh kepada Melkisedek, itu tanda Abraham juga raja, walaupun tidak
disebut raja. Jadi dari silsilah Yesus Kristus, Yesus adalah Raja, Anak Daud,
anak Abraham.
Kita
lihat Yesus Raja dalam keagungan (kemuliaanNya)
Ibrani
7:1-2 --- Perikop: Kristus dan Melkisedek
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja
Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika
Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. (7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan
sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah
pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Yesus
adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek.
Melkisedek
artinya:
- Pertama-tama raja kebenaran.
- Pertama-tama raja Salem,
yaitu; raja damai sejahtera. Jadi
Shalom/salem artinya damai sejahtera.
Khususnya
imam-imam yang sudah diurapi menjadi imamat rajani tetap dalam kemuliaan,
bilamana hidup kita membawa damai sejahtera.
Dahulu yang memegang kendali atas pemerintahan
Israel adalah hakim-hakim, kemudian raja-raja. Namun, semua
raja yang memerintah atas Israel dan Yehuda
tidak sama dengan Melkisedek, karena semua raja yang memerintah
atas Israel dan Yehuda masih
ditandai dengan kelemahan di sana-sinim sehingga damai sejahtera bersifat
sementara
(tidak kekal) dengan lain kata;
masih jauh dari kemuliaan Sorgawi.
Jadi, sesudah Israel pecah bagi dua;
11 suku Israel, kemudian 1 suku Yehuda menjadi dua kerajaan, tapi semua
raja-raja yang memerintah atas
Israel dan Yehuda masih ditandai dengan kelemahan di sana sini, sehingga damai
sejahtera bersifat sementara (tidak
kekal), itu berarti masih jauh dari kemuliaan Sorgawi.
Ibrani 7:3
(7:3) Ia tidak berbapa, tidak beribu,
tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan
karena
ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai
selama-lamanya.
Status Melkisedek ialah:
-
Tidak
berbapa, tidak beribu.
-
Tidak bersilsilah.
Silsilah
Yesus Kristus dalam injil Matius jelas dari keturunan seorang raja. Tetapi
disini dikatakan tidak bersilsilah, kita harus melihat ini dari sudut pandang
bahwa Yesus dalam kekekalan. Kita melihat Yesus sebagai Raja dalam silsilahNya,
Dia keturunan Daud, tetapi sebagai yang kekal Dia tidak bersilsilah.
HariNya
tidak berawal, hidupNya tidak berkesudahan, dari status Melkisedek ini, nampak
dengan jelas bahwa Melkisedek kaitannya dengan kekekalan (kemuliaan sorgawi) di
dalamnya ada damai sejahtera yang sejati.
2. JALAN
ULAR DI ATAS CADAS
Sebagai
manusia, Yesus telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib.
Kalau
dikaitkan dengan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), terkena
kepada Injil LUKAS, karena ciri penulisan dari Injil Lukas
adalah menceritakan tentang sengsara
manusia.
Filipi
2:5-7
(2:5)
Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, (2:6) yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan, (2:7)
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus
telah melepaskan keagungan dan kemuliaan-Nya sebagai Raja dan sekarang menjadi
sama dengan manusia.
Dalam
keadaanNya sebagai manusia:
-
Ia
telah merendahkan diri-Nya.
-
Taat
sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib,
Pendeknya,
karena Yesus telah menjadi manusia dan menderita sengsara di atas kayu salib,
maka kita melihat 2 (dua) hal…
1. Soal merendahkan diri.
2. Soal taat sampai mati, bahkan sampai
mati di kayu salib.
Jadi
kalau ada orang lain yang mempertanyakan kemanusiaan Yesus, jangan saudara
jawab-jawab, karena Alkitab ini tidak bisa diterangkan dengan logika, kecuali
iman saja. Yesus harus menjadi manusia, Ia harus menderita sengsara mati di
atas kayu salib, lewat proses itu kita mengenal 2 hal, yaitu: Soal merendahkan diri dan soal taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Kita
tidak akan mungkin memiliki pengenalan dua hal ini bila Yesus tidak menjadi
manusia dan menderita sengsara, mati di kayu salib. Itulah yang kita syukuri.
Tentang:
MERENDAHKAN DIRI….
Matius
5:17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus
telah datang ke dalam dunia dan menjadi sama dengan kita sebagai manusia.
Ia
telah menderita sengsara dan mati di kayu salib untuk:
-
-
Bangsa
kafir, yang masih hidup dalam dosa kekafiran itulah...
a.
Hidup dalam penyembahan berhala.
b.
Hidup dalam kenajisan percabulan.
Jadi
Yesus datang bukan untuk membinasakan manusia, Yesus datang ke dunia bukan
untuk melenyapkan hukum taurat, tetapi untuk menolong, baik orang Yahudi yang
hidup di bawah hukum taurat, maupun bangsa kafir yang masih hidup di dalam noda
kekafiran.
Matius
5:18
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik
pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Yesus
datang bukan hanya dengan kebenaran, tetapi Ia datang disertai dengan belas
kasih. Kalau Yesus datang dengan kebenaran, tanpa belas kasih maka semua
manusia berdosa binasa, baik bangsa Israel yang hidup dibawah hukum taurat,
apalagi bangsa kafir yang hidup didalam noda kekafiran. Tetapi Yesus datang
dalam kebenaran, disertai dengan kemurahan.
Ketika
Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, nampaklah 2 (dua) hal:
- SATU IOTA.
- SATU TITIK
-
SATU IOTA
berbicara soal kerendahan di hati,
sebab IOTA adalah himpunan kecil dari abjad Yunani mulai dari A sampai I,
berarti semuanya ada 9 huruf; berbicara soal kerendahan di hati.
Ayat
referensi terkait dengan kerendahan di hati:
-
1
Petrus 5:5: Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang
lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang
yang rendah hati."
-
Mazmur
22:27: Orang yang rendah
hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia;
biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
-
Mazmur
37:11: Tetapi orang-orang yang rendah hati
akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.
-
Mazmur
149:4: Sebab TUHAN berkenan
kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
Akhirnya
oleh karena kerendahan di hati dengan ayat-ayat referensi di atas, mendahului
kehormatan .
Ayat
referensinya;
-
Amsal
18:12: Tinggi hati
mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Jadi
sebelum dipermuliakan di dalam kemuliaan yang kekal tetaplah rendah hati,
jangan angkuh, jangan sombong, jangan tinggi hati, jangan andalkan manusia dan
kekuatannya.
-
Amsal
15:33: Takut akan TUHAN
adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului
kehormatan.
Jadi
tanda-tanda dipermuliakan di dalam kerajaan sorga kelak adalah rendah hati.
-
SATU TITIK,
berbicara soal kecil dan rela dikecilkan.
Sampai
hari ini saya masih tetap berjuang
supaya berada pada satu titik. Bukan hanya saja berada satu iota, tapi lanjut
untuk berada pada satu titik = menjadi kecil dan rela dikecilkan, sebab titik
(.) lebih kecil dari semua tanda baca, bahkan lebih kecil dari semua huruf
abjad (A sampai Z).
Kita
buktikan bahwa Yesus sudah berada pada satu titik.
Matius
26:66 --- Perikop: Yesus dihadapan Mahkama Agama
(26:66)
Bagaimana
pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum
mati!" (26:67) Lalu mereka
meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia.
Peristiwa
yang terjadi ketika Yesus diadili di Mahkamah Agama:
a.
Mereka
meludahi muka Yesus.
b.
Mereka
meninju Yesus.
c.
Orang-orang
lain memukul Yesus.
Pendeknya,
Yesus rela menjadi kecil = berada
pada kedudukan "SATU TITIK" sebab Yesus rela diperlakukan dengan
tidak wajar.
Bagaiman
dengan pengikutan kita, apakah sudah berada pada satu iota atau satu titik?
Pertanyaan ini kita jawab di hadapan
TUHAN lewat sikap dan perbuatan dari sekarang sampai seterusnya.
Matius
26:68
(26:68)
dan
berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul
Engkau?"
Yesus
berdiam diri (tidak menjawab pertanyaan), artinya; kedudukan Yesus sebagai
titik / menjadi kecil, tidak mempunyai
kesempatan untuk memberitahukan atau membeberkan kesalahan-kesalahan orang lain.
Kalau
ada diantara kita pandai membeberkan kesalahan-kesalahan seseorang mulai dari A
sampai dengan z, menunjukan bahwa dia belum berada pada kedudukan satu iota,
apalagi satu titik. Mana ada orang kecil
pandai membeberkan kesalahan orang lain. Hanya orang besar saja yang pandai
menceritakan kamu salah, kamu begini, kamu begitu, kalau orang kecil tidak ada
kesempatan untuk membeberkan kesalahan orang lain, selain berdiam diri.
Firman
Allah menerangi hati kita dan memberitahukan kedudukan kita sekarang dimana.
Inilah
perjalanan TUHAN di atas muka bumi seperti jalan ular di atas cadas; Yesus
harus menjadi manusia supaya menderita sengsara dan mati di atas kayu salib,
dan ini yang nampak bagi kita. Andaikata Yesus tidak menjadi manusia dan
menderita sengsara mati di atas kayu salib, kita tidak kenal namanya rendah
hati.
Jadi
di luar TUHAN tidak ada orang yang rendah hati, ajak perang terus, kebenarannya
perang, siapa yang kuat itu yang benar, tetapi di dalam TUHAN tidak seperti
itu. Di luar TUHAN Yesus tidak ada yang tau soal kerendahan di hati, kalaupun
dia baik-baik itu pengertian logika, bukan dari salib. Tapi logikanya sampai
kapan bisa dipertahankan, karena batas kesabaran manusia ada, tapi kebenaran
yang sejati unlimited (tidak ada batasnya/kekal); tidak berbapa, tidak beribu,
tidak bersilsilah, harinya tidak berkesudahan.
Ingat,
kalau berada pada kedudukan sebagai SATU TITIK tidak ada kesempatan bagi dia untuk
membeberkan kesalahan-kesalahn orang lain; siapakah
yang meludahi Dia, siapakah yang meninju Dia, siapakah orang-orang yang memukul
Dia, tidak ada kesempatan. Orang
kecil itu kesempatannya hanya bisa menangis di kaki salib untuk menceritakan
segala sesuatu yang terkait hubungannya dengan TUHAN, itu saja yang dia
ceritakan. Pendeknya yang diceritakan orang kecil; TUHAN Engkau baik, TUHAN
Engkau membela saya, TUHAN Engkau sudah menolong saya, TUHAN Engkau sudah
memberkati saya, Engkau sudah memulihkan nikah saya, memulihkan rumah tangga
saya, memulihkan pelayanan saya, itu saja yang diceritakan orang kecil, itulah
hubungannya dengan TUHAN. Ayo mulai sekarang bawa kedudukan kita sebagai; SATU
IOTA hingga SATU TITIK.
Filipi
2:8
(2:8)
Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Tentang:
TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI ATAS KAYU SALIB.
Taat
sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, menunjukkan bahwasanya Yesus
adalah pribadi yang SETIA.
TANDA
YESUS SETIA….
Ibrani
2:17
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala
hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam
Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk
mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Yesus
Anak Allah setia kepada Bapa di Sorga.
Kita
lihat pribadi yang setia …
Wahyu
1:5
(1:5)
dan dari Yesus
Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan
yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang
telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya –
Yesus
adalah saksi yang setia.
Kalau
kita setia, maka kita bisa berbicara soal kesetiaan di hadapan TUHAN dan di
hadapan sesama. Berbicara soal kesetiaan tidak perlu harus mengucapkan dengan
kata-kata, tetapi lewat (kesaksian) kita sudah menceritakan satu kesetiaan
kepada TUHAN. Tidak perlu mengaku diri; saya setia, dari sikap dan perbuatan
saja kita bisa menampilkan orang yang setia atau orang yang tidak setia.
Jadi
Yesus adalah pribadi yang setia. Kalau seseorang setia, dia akan berbicara soal
setia, bukan hanya saja dari perkatan, tetapi juga dari perbuatan.
Wahyu
2:8 --- Perikop: Kepada jemaat di Smirna
(2:8) "Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang
telah mati dan hidup kembali:
Firman
Allah diajarkan kepada jemaat di Smirna. Saya bisa mengajar kalau saya terlebih
dahulu mengalami, saya tidak bisa mengajarkan sesuatu kalau saya tidak bisa
mengalaminya. Jadi Yesus mengajarkan firman Allah karena Dia adalah saksi yang
setia.
Wahyu
2:9-10
(2:9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu
-- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (2:10) Jangan takut terhadap apa yang
harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari
antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan
selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
TUHAN
tahu kesusahan dan kemiskinan dari jemaat di Smirna. Demikian halnya TUHAN tahu kesusahan dan penderitaan yang
kita alami di atas muka bumi ini. Kalau menderita karena ekonomi pun TUHAN
tahu, kemiskinan kita pun TUHAN tahu, keuangan kita tidak seberapa TUHAN juga
tau. Jadi, ikut TUHAN tenang saja, tidak perlu gelisah / kuatir, apalagi berlaku cabul (nafsu
rendah).
Jemaat
di Smirna dicobai sehingga mengalami kesusahan, tetapi TUHAN berkata; hendaklah engkau setia sampai mati, untuk
memperoleh mahkota kehidupan.
Kalaupun
susah karena banyak pencobaan, TUHAN berkata; hendaklah setia sampai mati, untuk memperoleh mahkota kehidupan.
Jadi
kalau TUHAN mengajarkan firman Allah terkait dengan kesetiaan, itu karena TUHAN
adalah saksi yang setia, maka Iapun mengajarkan jemaat di Smirna untuk menjadi
pribadi yang setia, sekalipun harus menderita sengsara, mengalami kesusahan
karena pencobaan, setialah sampai mati demi mahkota kehidupan. Yang mengajarkan
ini adalah orang yang sudah mengalaminya; Yesus Kristus adalah saksi yang
setia.
Ibrani
3:1-2--- Perikop: Yesus lebih tinggi dari Musa
(3:1)
Sebab itu,
hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang
telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya.
Kalau
kita setia, itu karena TUHAN Yesus terlebih dahulu setia kepada Bapa. Kalau
kita setia, itu karena Yesus setia kepada kita. Jadi setia ini perlu, karena
TUHAN sudah terlebih dahulu menunjukkan kesetiaan kepada kita semua.
Kita
tahu bahwa makanan pokok Yesus adalah:
1.
Melakukan
kehendak Allah. Yang dibutuhkan ketaatan.
2. Menyelesaikan pekerjaan Allah. Yang
dibutuhkan kesetiaan, kalau tidak setia pekerjaan Allah tidak selesai.
Setia
sampai mati supaya pekerjaan Allah selesai, dan Yesus adalah saksi yang setia.
Jadi
jelas sekali bahwa Yesus adalah saksi yang setia, karena Dia taat sampai mati,
bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia. Tekun tiga macam ibadah pokok
sampai mati, imam-imam melayani TUHAN sampai mati. Jangan luka dikit berhenti
melayani, tapi harus sampai mati, sampai daging tidak bersuara, sampai tamatnya
suara daging. Kalau belum mati jangan coba-coba, ngeri nanti kehidupan yang
setengah mati; mati tidak, hidup tidak.
Jadi
kalau masih setengah mati, lanjutkan sampai mati, sampai tamat suara daging
(daging tidak bersuara), nanti pelayanannya berkenan, ibadahnya juga diindahkan
TUHAN, termasuk korban persembahan yang dipersembahkan berkenan karena TUHAN
mengindahkannya. TUHAN mengindahkan satu kehidupan yang setia, termasuk korban
persembahannya.
Itulah jalan TUHAN yang kedua seperti jalan
ular di atas cadas. Kemudian jalan TUHAN yang ketiga….
3.
JALAN KAPAL DI TENGAH-TENGAH LAUT
Ketika
bangsa Israel menyeberangi laut kolsom itu berbicara soal pengalaman kematian
dan kebangkitan.
Sebagai
seorang hamba Yesus sama seperti kapal
yang sedang mengarungi lautan bebas dunia ini, tujuannya untuk mencari;
pelabuhan hati kita, sebab di dalam
diri Yesus terdapat banyak harta rohani yang Dia bawa dari Sorga untuk
selanjutnya dipindahkan ke dalam hati kita.
Dia
sedang mengarungi lautan dunia ini (lautan bebas) mencari pelabuhan hati kita,
sebab di dalam diri Yesus terdapat harta rohani yang dibawa dari sorga untuk
selanjutnya dipindahkan ke dalam hati kita ini. Ini suasana kebangkitan hamba.
Oleh sebab itu, jadilah dermaga rohani yakni syahbandar yang baik untuk
menampung matan kapal itu, yaitu; segala kekayaan-kekayaan Sorgawi.
Kolose
2:3
(2:3) sebab di dalam Dialah tersembunyi
segala harta hikmat dan pengetahuan.
Di
dalam diri Yesus terdapat:
1.
Segala
harta rohani di Sorga.
2.
Segala
hikmat yang datang dari Sorga, bukan dari bumi.
Revolusi
demi revolusi telah terjadi, itulah perkembangan teknologi. Dan sekarang
perkembangan teknologi sudah semakin meningkat, canggih dan mutakhir, segala
sesuatu telah diatur oleh robot, segala sesuatu dimonitor oleh teknologi yang
canggih, yaitu; komputerisasi, sehingga keadaan manusia terdeteksi dimanapun ia
bersembunyi. Hal ini harus diantisipasi, oleh sebab itu kita butuh HARTA
kekayaan dari sorgawi dan HIKMAT dari Sorga supaya kita mengerti rencana TUHAN.
Kalau kita tau rencana TUHAN kita tahu gerak-gerik (geliat) dari rencana setan tritunggal.
Kenapa
kita mengerti geliat (gerak gerik) daripada setan tritunggal, juga mempunyai
harta dari sorga, karena kita memiliki hikmat dan pengetahuan dari Sorga.
Jadi
Yesus adalah hamba. Yesus dalam suasana kebangkitanNya bagaikan kapal
mengarungi lautan dunia ini, tujuannya mencari pelabuhan hati kita, karena
segala muatan itu akan segera dipindahkan ke dalam hati kita. Jadilah
syahbandar yang baik, jadilah pelabuhan hati TUHAN untuk menampung segala
kekayaan dari Sorga.
Efesus
1:3
(1:3)
Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan
kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
TUHAN
Yesus telah mengaruniakan kepada kita; segala berkat rohani di dalam Sorga
itulah harta dan hikmat dan pengetahuan dari Sorga.
CONTOH
KEBANGKITAN YESUS SEBAGAI HAMBA
Matius
12:18 --- Perikop: Yesus hamba TUHAN
(12:18)
"Lihatlah,
itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku
akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada
bangsa-bangsa.
Tugas
hamba TUHAN: Memaklumkan hukum-hukum kepada bangsa-bangsa.
Firman Pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel harus dimaklumkan /
disampaikan ke seluruh bumi, supaya bangsa-bangsa, baik bangsa kafir maupun
bangsa Israel dibawa masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itu
tugas hamba TUHAN.
Saya
bersyukur diangkat oleh TUHAN dan dipilih menjadi hamba TUHAN, sekarang
menerima jabatan gembala meterainya adalah domba-domba (jiwa-jiwa), dan tugas
saya sebagai pemimpin jemaat adalah untuk memaklumkan hukum-hukum yang terdapat
dalam kitab suci (perjanjian lama dan perjanjian baru) secara khusus Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, karena Tabernakel adalah pola kerajaan
Sorga (Ibrani 8:5)
Ibrani
8:5
(8:5)
Pelayanan
mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti
yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Pelayanan mereka adalah gambaran dan
bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada
Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah (Tabernakel)
Jadi
supaya ibadah dan pelayanan kita di bumi ini sama dengan ibadah dan pelayanan
yang di Sorga harus menggunakan pola Tabernakel. Jadi hukum-hukum semacam ini
harus dimaklumkan.
Pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel harus disampaikan kepada bangsa-bangsa. Itu
sebabnya kalau kita perhatikan di dalam Matius
12:18; seorang hamba harus penuh
dengan Roh El-Kudus supaya jangan kita melayani dengan daging dan keinginannya.
Kalau melayani karena daging; cepat senang, tetapi cepat juga berdukacita,
nanti begitu ada kesulitan berhenti dulu, besok giat karena ada kesenangan,
nanti ada kesulitan berhenti lagi, karena daging yang menjadi motornya. Tapi
kalau hamba TUHAN penuh Roh Kudus maka senantiasa dipimpin oleh Roh TUHAN,
sehingga di hadapan Zerubabel gunung besar menjadi rata. Tapi dalam Zakaria
berkata; bukan karena keperkasaan, bukan
karena kekuatan, namun oleh Roh TUHAN.
Zakaria
4:6-7
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya:
"Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan
dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Jadi
kalau kita mampu melewati segala ujian yang tingginya seperti gunung, itu
karena kita penuh Roh Kudus, kia berapi-api (berkobar-kobar) di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan karena Roh Kudus, tanpa Roh Tuhan ibadah redup saja,
wajahpun tidak bercahaya.
Matius
12:19-20
(12:19) Ia tidak akan berbantah dan tidak
akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. (12:20) Buluh yang patah terkulai
tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
Jadi
seorang hamba TUHAN yang diurapi dia akan memaklumkan hukum, dan hukum itu yang
akan memberi kemenangan.
Contoh:
Buluh yang patah terkulai tidak akan
diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya,
Tanda
kemenangan karena hukum:
-
Bangsa-bangsa tidak putus asa.
-
Ada harapan yang baru.
Terkait
dengan
4. JALAN LAKI-LAKI
DENGAN SEORANG GADIS
Kalau
dikaitkan dengan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), terkena
kepada Injil YOHANES karena ciri dari Injil Yohanes diawali dengan; Yesus
adalah Firman Allah; keadilan dan
kebenaran.
Pada mulanya adalah Firman; Firman
itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1).
Bukti
keadilan dan kebenaran Yesus Anak Allah; membawa kita masuk dalam perjamuan
malam pesta kawin Anak Domba, itulah jalan seorang laki-laki dengan seorang
gadis.. Ayat referensi: Wahyu 19:6-7
Wahyu
19:6-7
(19:6)
Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
Bukti
keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah; membawa gereja TUHAN masuk
dalam perjamuan malam pesta kawin Anak domba.
Supaya
rencana Allah ini terwujud, kita terlebih dahulu membaca…
Wahyu
3:3-4
(3:3)
Karena itu
ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan
bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang
seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang
kepadamu.
Penyembahan
ini penting, juga dalam Wahyu 19:6 itu
berbicara penyembahan.
Hidup
dalam penyembahan = berjaga-jaga.
Wahyu
3:4
(3:4)
Tetapi di
Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan
berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
Berjalan dengan Dia dalam pakaian
putih
Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Kepada
Mempelai perempuan dikaruniakan memakai kain lenan halus berkilau-kilauan dan
putih bersih. Itu sebabnya kalau dalam pesta nikah seringkali perempuan memakai
kain yang berwarnah putih, tidak menggunakan pakaian hitam, merah, hijau dan
sebagainya.
Wahyu
19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya
memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan
halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Jadi
berjalan dengan Dia dengan pakaian putih jelas menunjuk orang-orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya. Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, tidak
dicemarkan.
SUPAYA JALAN LAKI-LAKI DAN GADIS (RENCANA ALLAH) TERWUJUD…
2 Korintus 11:2
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.
Jemaat di Korintus dipertunangkan kepada satu laki-laki.
Kita juga sedang dipertunangkan kepada mempelai laki-laki sorga, itu sebabnya
Rasul Paulus berusaha membawa jemaat di Korintus sebagai perawan suci, berarti
dari sini kita bisa melihat, mau tidak mau harus menerima Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel, tolak Yesus
lain, tolak roh lain, tolak injil yang lain.
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, membawa kita
menjadi mempelai TUHAN, mengenakan pakaian putih, sehingga layak untuk berjalan
(bersanding) dengan Dia kelak, layak untuk dibawa masuk dalam perjamuan kawin
pesta kawin Anak Domba.
Kita tau sejak Adam diusir dari taman Eden, dosa itu
menjalar walaupun kita tidak melakukan dosa seperti dosa yang dilakukan Adam,
artinya telah hilang kesucian, telah dirusak keperawanan. Tetapi sekalipun
keperawanan rohani (kesucian ilahi) sudah dirusak, namun Pengajaran Mempelai
sangat berkuasa untuk membawa kita kembali sebagai perawan suci. Hanya
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel satu-satunya membawa kita
kembali sebagai perawan suci.
Mari kita lihat PERAWAN SUCI, supaya lebih mengerti lebih
konkrit …
Wahyu 14:4 ---
Perikop: Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
(14:4)
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah
orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus
dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
itu.
Gunung Sion (mempelai TUHAN ini adalah orang-orang yang
tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, yaitu:
1.
Perempuan
Izebel dengan ajarannya.
2.
Perempuan
Babel dengan ajarannya, kenajisan percabulan.
Jadi menolak dengan tegas ajaran Izebel (nabi-nabi palsu)
dan ajaran Babel itulah kenajisan percabulan (kaya oleh kelimpahan hawa nafsu).
2 Korintus 11:3
(11:3)
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang
sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
Intinya, berpegang
teguhlah pada Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, jangan yang lain-lain,
setialah kepada Kristus Kepala Gereja
Mempelai Pria Sorga, berarti setia
juga dengan Pengajran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, inilah suasana
yang ada di dalam rumah Allah Yakub. Tetapi di dalam Maleakhi 2:11 Yehuda telah berkhianat sehingga perbuatan keji
dilakukan di Israel dan di Yerusalem.
Perbuatan keji tersebut:
-
Yehuda
telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan
-
telah
menjadi suami anak perempuan allah asing,
Akibatnya Maleakhi
2:12.
Maleakhi 2:12
(2:12)
Biarlah TUHAN melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang
berbuat demikian, sekalipun ia membawa persembahan kepada TUHAN semesta alam!
Rugi rasanya apabila kita meninggalkan rumah Yakub. Suasana
rumah Allah Yakub ada PENGAJARAN, manfaat Pengajaran, ialah untuk mengajar kita
tentang jalan-jalan TUHAN, antara lain:...
-
Jalan pertama;
Yesus
adalah Raja; memberi damai sejahtera.
-
Jalan kedua; jalan ular di atas cadas, berbicara tentang derita sengsara manusia.
Sebagai
manusia Yesus telah menderita sengsara di atas kayu salib, sehingga kita
mengenal apa yang namanya kerendahan hati, mengenal namanya kesetiaan.
Kalau
kita rendah hati itu bagaikan satu iota dan satu titik .
Kalau
kita setia; dapat menyelesaikan pekerjaaNya; Ibadah sampai mati, imam-imam
melayani sampai mati, sampai tamat suara daging.
-
Jalan ketiga;
Yesus
juga adalah hamba TUHAN bagaikan kapal yang telah mangurngi lautan bebas,
mencari pelabuhan hati kita, karena di dalam kapal itu ada harta, kekayaan dari
Sorga untuk secepatnya dipindahkan ke hati kita masing-masing, itu suasana
kebangkitan dari hamba.
-
Jalan keempat; jalan laki-laki dengan seorang perempuan , ini berbicara keadilan dan
kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Yesus
itu adil, tidak selamanya kita ada di bumi ini, lalu harus menderita,
keadilanNya; satu kali kita dibawa masuk dalam pesta kawin Anak Domba.
Inilah suasana di dalam rumah Allah Yakub, tetapi karena
Yehuda telah berkhianat, kemudian perbuatan keji pun dilakukan di Israel dan di Yerusalem, buktinya; menajiskan
tempat kudus, buktinya; menjadi suami anak perempuan allah asing, akibatnya;
ayat 12: Biarlah TUHAN melenyapkan dari
kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat demikian.
Tapi sampai hari ini
kita masih ada di rumah Allah Yakub, itu kemurahan, ayo tekun tiga macam ibadah
pokok sampai mati, imam-imam melayani sesuai karunia jabatan di tengah-tengah
ibadah-ibadah sampai mati = tamat daging = daging tidak bersuara lagi.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment