KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, April 21, 2025

IBADAH JUMAT AGUNG, 18 APRIL 2025


IBADAH JUMAT AGUNG, 18 APRIL 2025


Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita semua dihimpunkan oleh dua tangan TUHAN yang berkuasa di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah kebaktian Jumat Agung di tahun ini, tentu saja itu karena kemurahan dari pada hati TUHAN.


Saya juga tidak lupa menyapa saudara/i, bapa/ibu yang terkasih di dalam Yesus Kristus, yang turut bergabung lewat online  atau live streaming/internet baik itu dari Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya yang dapat diakses / digunakan. Biarlah kiranya baik anda yang ada di sana atau baik kami yang ada di ruangan ini, biarlah kiranya damai sejahtera ada di antara kita, di tengah-tengah kita dan memberi satu sukacita sehingga kita bolerh merasakan kebahagaian saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN dan terus mendengar Firman TUHAN tanpa jemu-jemu.


Saudara, tema jumat agung malam ini adalah IBRANI 11:28 --- Perikop: “Saksi-saksi iman”, berarti; tokoh-tokoh iman di dalam Alkitab, antara lain adalah Musa.


Ibrani 11:28

(11:28) Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.


Dari sini kita bisa melihat betapa pentingnya Paskah supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh, karena Israel (umat pilihan) harus menjadi anak sulung. Itulah pentingnya Jumat Agung dan Paskah.


Sebagai tambahan dari intisari saya 28: karena iman Musa mengadakan Paskah di Mesir. Kisah tersebut ditulis di dalam kitab Musa yang kedua yaitu; Keluaran 12:1-28.


Keluaran 12:14

(12:14) Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.


Di sini kita melihat bangsa Israel harus merayakan Paskah dan itu merupakan ketetapan untuk TUHAN selama-lamanya (turun-temurun sampai anak cucu). Jadi, berbahagialah bila malam ini kita dan keluarga kita (seisi rumah kita) datang merayakan Paskah. 


Paskah berarti; kebebasan / kelepasan dari segala ikatan dosa (perhambaan dosa). Dahulu bangsa Israel dilepaskan dari negeri Mesir (tanah perbudakan) dan penjajahan Firaun (gambaran iblis setan), Itulah gunanya merayakan Paskah. 

Sekarang atau di hari-hari terakhir ini gereja TUHAN dilepaskan dari "penjajahan" yang menjajah,  antara lain:

  1. Iblis setan dengan segala tipu dayanya.

  2. Daging dan keinginannya yang jahat.

  3. Dunia dengan arusnya yang begitu hebat untuk menghanyutkan kerohanian dari anak-anak TUHAN.

Singkat kata, Paskah merupakan peringatan bagi kita untuk selama-lamanya kalau ingin mengalami kelepasan. Tanpa korban paskah bangsa Israel tidak munkgin lepas dari penjajahan Firaun dan perbudakan tanah Mesir

Mesir adalah gambaran dari dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Tidak mungkin kita bisa lepas dari dunia ini tanpa korban Paskah.


Saudara, di zaman praktek Paskah ada di dalam perjamuan suci yang dihidangkan / diberitakan, antara lain:

  1. Firman Allah.

  2. Tubuh / daging Yesus (roti yang sudah diberkati TUHAN).

  3. Darah Yesus (cawan yang sudah diberkati TUHAN)

Ketiga perkara tersebut tidak bisa dipisahkan, sebab perjamuan suci tanpa Firman Allah, maka tentu saja perjamuan suci hanyalah sebatas tradisi (kebiasaan). 


Sejenak kita bandingkan dengan…

1 Korintus 11:26

(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.


Makan roti dan minum cawan yang diberitakan oleh TUHAN = memberitakan kematian TUHAN sampai Ia datang.

Itu perlunya kita mengadakan Ibadah Jumat Agung disertai dengan perjamuan suci untuk memberitakan kematian TUHAN, sampai TUHAN datang. Betapa pentingnya itu perjamuan suci, betapa pentingnya kita menikmati tubuh dan darah Yesus yang diberkati oleh TUHAN, sampai TUHAN datang. TUHAN pelihara kita, hidup kita, nikah rumah tangga kita, seisi rumah kita, keluarga besar GPT “Betania” Serang & Cilegon, sampai TUHAN datang kali kedua. 

Mari kita menikmati tubuh dan darah Yesus. 


1 Korintus 11:27-28

(11:27) Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. (11:28) Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.


Makan roti dan minum cawan dengan cara kebiasaan (ibadah hanya simbolik), orang semacam ini berdosa terhadap tubuh dan darah Yesus Kristus. Oleh sebab itu, hendaklah tiap-tiap orang harus menguji dirinya sendiri.

Maksudnya; Firman Allah terlebih dahulu menguji dan menyelidiki setiap hati dan batin kita masing-masing, dengan lain kata; tidak boleh menikmati tubuh dan darah Yesus tanpa Firman dihidangkan. Firman Allah harus terlebih dahulu dihidangkan untuk menguji hati dan batin kita masing-masing, kalau tidak berdosa terhadap tubuh dan darah Yesus.


Maka, dalam menjalankan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, termasuk Ibadah Jumat Agung dan Ibadah Pasakah, harus menjalankannya dengan segenap hati; tidak boleh asal-asalan. Menjalankan ibadah dan pelayanan dengan rutinitas, orang semacam ini berdosa terhadap tubuh dan darah Yesus. Kalau saudara mengerti arti Firman Allah yang kita baca ini, maka tentu segera kita menghindarkan diri dari dosa, kalau dewasa (masih waras).

Jadi, sekali lagi saya sampaikan, Firman Allah terlebih dahulu menguji dan menyelidiki setiap hati dan batin kita pribadi lepas pribadi, barulah kita menikmati tubuh dan darah Yesus.


Praktek Paskah berikutnya, kita temukan dalam…

1 Korintus 5:7 --- Perikop: “Dosa dalam jemat”

(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.


Praktek Paskah berikutnya adalah Anak Domba Paskah disembelih, yaitu; Kristus. 

Adapun korban sembelihan kepada Allah adalah:

  1. Jiwa yang hancur.

  2. Hati yang patah.

  3. Hati yang remuk.


Ayat referensi: Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah (Mazmur 51:18-19). Korban sembelihan semacam ini bila dipersembahkan kepada TUHAN; sungguh mulia / tidak dipandang hina. Saat kita menjadi domba sembelihan, manusia duniawi mungkin memandang kita hina, tetapi bagi TUHAN tidak dipandang hina, berarti; mulia.

 

Oleh sebab itu, yang disebut anak-anak TUHAN, jikalau dia mengerti korban Paskah, bagi dia tidak asing soal jiwa yang hancur, hati yang patah dan hati yang remuk. Dan dia tidak malu (gengsi) di tengah-tengah mempersembahkan korban Paskah dalam bentuk sembelihan kepada TUHAN, walaupun, itu adalah satu kebodohan bagi dunia, tetapi bagi TUHAN mulia. Pilih mana, mulia di dalam dunia atau mulia di dalam TUHAN? Oleh sebab itu, mau tidak mau, kita juga harus mempersembahkan Ibadah dalam bentuk Jumat Agung atau kebangkitan-Nya yaitu; Paskah. Ibadah Jumat Agung dan Ibadah Paskah, sebetulnya satu paket.


Jiwa yang hancur, hati yang patah dan hati yang remuk berarti; senantiasa menyangkal diri, memikul salib dan mengikut TUHAN. Maka nanti nampak korban Paskah dipersembahkan kepada TUHAN.

Mengikut TUHAN = tidak menyimpang dari TUHAN bahkan tidak akan meninggalkan TUHAN meski susah, sakit bahkan jiwa hancur, hati patah dan remuk.


Doa dan harapan saya, kiranya kita semua tetap mengikut TUHAN sesuai dengan kebenaran Firman Allah, jangan sesuai dengan gereja-gereja yang sudah diajarkan lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Kenapa harus menggunakan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel? Karena akurat sekali membawa kita berada pada satu kedudukan rohani. Dimulai dari Halaman, Ruangan Suci meningkat lagi sampai sempurna. Jadi kesucian bukan akhir, tetapi awal supaya menjadi sempurna.


Sekarang kita melihat…

Keluaran 12:3-4 -- Perikop: “Tentang perayaan Paskah”

(12:3) Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. (12:4) Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.


Tiap-tiap rumah tangga dari keluarga Allah haruslah merayakan Paskah. Jika rumah tangga itu terlalu kecil untuk mengambil seekor anak domba, maka ia boleh bersama-sama dengan tetangga yang terdekat rumahnya.

Kita satu dengan yang lain sudah diikat dengan tali kasih. Sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon adalah keluarga Allah. Malam ini oleh karena kemuhan TUHAN, kita boleh merayakan Paskah; satu dengan yang lain tidak boleh terpisah.


Keluaran 12:5

(12:5) Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.


Anak Domba Paskah itu syaratnya:

  1. Harus jantan.

  2. Tidak bercela = tidak ada cacat cela; tidak buta, tidak timpang, tidak korengan, tidak kudisan.

  3. Berumur setahun = kedewasaan penuh.

Dari kriteria-kriteria yang ada ini, semua mengarah kepada pribadi TUHAN Yesus Kristus.

  • Harus jantan, memang Yesus adalah Mempelai Laki-Laki Sorga.

  • Tidak bercela / tidak ada cacat cela. Yesus adalah pribadi yang sempurna.

  • Berumur setahun / kedewasaan penuh; Dialah Yahudi sejati, Tabernakel sejati, tidak ragu-ragu untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa, tidak ragu-ragu menyerahkan diri-Nya sebagai korban Paskah, itu kedewasaan penuh. Sekali lagi saya sampaikan; Dialah Yerusalem sejati, Tabernakel sejati. 


Saudara, marilah kita memeriksa soal TIDAK BERCELA, dimulai dari…

1 Petrus 1:18-19

(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Perlu untuk diketahui, kita semua telah ditebus dan dilepaskan dari perbuatan yang sia-sia / sifat duniawi, dengan darah yang mahal yaitu; darah Yesus yang sama seperti darah Anak Domba.

Darah Anak Domba….

  • Tidak bernoda, setitik pun tidak ada. 

  • Tidak bercacat / tidak bercela / tidak berkerut atau yang serupa itu.

Inilah yang dimaksud dengan tidak bercela.


Kenapa darah Yesus Kristus sama seperti darah Anak Domba, tidak bernoda dan tidak bercacat? Di sinilah ceritanya…

Yesaya 53:6

(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

“Kita sekalian sesat seperti domba”

Kalau tidak tergembala, pasti liar. Kalau sudah liar, disebutlah itu domba yang sesat. 

Kenapa bisa liar dan sesat? Alasannya: masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, hidup sesuai keinginan di hati, bukan keinginan hati TUHAN. 


“Tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”
Itu sebabnya, kalau ada orang bertanya; kenapa TUHAN orang Kristen menjadi manusia? Loh, memang harus menjadi manusia, ini adalah jawaban yang benar. Kalau tidak menjadi manusia Yesus tidak akan pernah menanggung penderitaan di kayu salib karena dosa / kejahatan. Lalu siapa yang menebus dosa manusia / dunia? Adakah manusia bisa melepaskan dirinya dari dosa? Tidak ada. Daging itu maunya liar saja. Itulah jawaban sesuai Alkitab.


Tetapi jawaban secara logika adalah suka suka TUHAN, memangnya kenapa? Kok kita repot. Saudara jangan adu debat dengan orang yang tidak mengerti kebenaran, kalau tidak, saudara bisa diseret karena perdebatan itu, karena setan turut bekerja di situ.

Sekarang banyak yang terseret karena pengaruh dari setan, jadi jangan diadu debat. Tetapi buktikan saja bahwa kita telah menikmati korban Paskah; jiwa hancur, hati patah dan remuk, itu yang harus kita tunjukan; tidak usah adu gagah-gagah, adu hebat, siapa yang paling kaya, kendaraan lebih mewah, jangan seperti itu. Buktikan bahwa Yesus telah menderita sengsara dan mati, disebutlah Korban Paskah. Kita harus memperingati kematian TUHAN sampai TUHAN datang; sehingga kita selamat. Kemudian, lepas dari tulah pemusnah anak sulung, karena TUHAN mau menjadikan kita sebagai anak sulung. 


Yesaya 53:7

(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.


Dari sini awal mula kita tahu bahwa darah Yesus sama seperti darah Anak Domba tidak bernoda dan tidak bercacat.


Sebagai tambahan, teraniaya, tetapi membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut.

Tidak buka mulut artinya: daging tidak bersuara. Misalnya; tidak ngomel, tidak bersungut-sungut, tidak menyalahkan TUHAN dan orang lain walaupun dalam keadaan teraniaya (sangkal diri dan pikul salib) akhirnya, jiwa hancur, hati patah dan remuk.

Gambarannya…

  • Seperti Anak Domba yang dibawa ke pembantaian.

  • Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya.

Baik anak domba maupun induk domba sama-sama tidak membuka mulut.


Potongan daging dari Anak Domba adalah hasil dari pembantaian, sehingga oleh karena pembantaian Anak Domba di atas kayu salib; kita menikmati pembukaan rahasia Firman Allah. Seandainya TUHAN Yesus membuka mulut (membela diri) dalam kebenaran karena TUHAN kita benar; bisa, tetapi kapan Yesus dibantai? Dengan lain kata; kapan kita mengerti kebenaran Firman Allah yang akan kita nikmati? Tidak akan pernah. Potongan daging hasil pembantaian adalah Firman yang dipecahkan di atas kayu salib, tubuh Yesus yang sudah dipecahkan di atas kayu salib. 

Jadi, kalau buka mulut = tidak ada kebenaran. Kalau setiap hari klarifikasi; tidak ada kebenaran di dalam diri orang itu. 


Kemudian, induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, kalau andaikata induk domba membuka mulut, kapan kasih Allah Bapa menutupi dosa kita? Jadi, orang yang suka buka mulut, ngomel, bersungut-sungut; dia tidak akan pernah diselimuti kasih Allah, hanya bisa melihat kesalahan orang lain, tidak akan pernah sanggup menutupi dosa orang lain. Tetapi, TUHAN kita adalah TUHAN yang benar, kita ditebus; dosa diampuni, kita dilepaskan dari ikatan-ikatan apapun, dibebaskan dari segala perhambaan dan juga penjajahan Firaun, karena darah Anak Domba Paskah, yang sama seperti darah Anak Domba; tidak bernoda dan tidak bercacat. Itulah soal tidak bercela.


Kita kembali membaca….

Keluaran 12:6

(12:6) Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.


Anak Domba Paskah harus disembelih pada tanggal 14, tidak boleh kurang yaitu tanggal 13 atau lebih yaitu tanggal 15.

Berarti, Anak Domba terkurung selama 4 hari, sebab Anak Domba diambil pada tanggal 10 sesuai dengan ayat 3 --- “Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba…..”

Artinya bagi kita sekarang: Anak Domba itu terlebih dahulu diuji selama 4 hari.


Di atas tadi saya sudah sampaikan dalam 1 Korintus 11:28 --- Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu, supaya kita jangan berdosa terhadap tubuh dan darah TUHAN.

Jadi saudara, mulai dari sekarang berjanjilah kepada TUHAN: “aku mau sungguh-sungguh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini supaya aku jangan berdosa terhadap tubuh dan darah Mu.” Tubuh Yesus telah dipecahkan, itulah Firman yang dibukakan untuk membenarkan kita. Darah Yesus telah ditumpahkan dari Calvari supaya kita ditebus dan dosa diampun. Kemudian, darah Yesus membenarkan, menguduskan, hingga menyempurnakan kita sekalian.


Singkat kata, uji kelayakan terjadi selama empat hari, dengan rincian:

  • Hari pertama diuji oleh hati nurani

  • Hari kedua diuji oleh dunia dan orang sekitar kita.

Mata dunia melihat seperti apa kehidupan keKristenan kita. 

  • Hari ketiga diuji oleh setan.

Setan juga sering menguji, sebab itu ia suka menuduh, mendakwa dan menghakimi supaya melemahkan kita, sesudah lemah; putus asa, akhirnya berhenti mengikuti TUHAN walaupun tahu kebenaran.

Biarpun dituduh setan, kalau kita tidak melakukan, biarkan saja. Oleh sebab itu, kalau kita mendengarkan Firman TUHAN, sekalipun ada koreksi, tetapi kalau kita tidak melakukan; kenapa harus marah-marah, harus sensitif? Kalau memang tidak melakukan, tetapi kalau memang melakukan; tinggal berubah saja. Jadi terhadap koreksi Firman tidak perlu ngamuk. 

  • Hari keempat diuji oleh TUHAN

Pendeknya, layak atau tidak layak, harus diuji oleh TUHAN, sebab Dialah yang menguji hati dan pikiran manusia.


Jadi saudara, TUHAN kita layak dijadikan korban Paskah. Ini juga menggambarkan pribadi rasul Paulus setelah 14 tahun melayani, dia ceritakan pelayanan Paskahnya kepada jemaat di Korintus bahwa; dia naik ke tingkat ketiga dari Firdaus disebut juga dengan kerajaan Sorga, barulah dia bisa menceritakan apa yang dia lihat dan dia tahu ketika ia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga (2 Korintus 12:2-3). 


Jadi, dari sini kita bisa melihat rasul Paulus adalah rasul yang luar biasa, sehingga dialah yang ditunjuk oleh TUHAN secara langsung untuk membawa korban Paskah dari Israel sampai kepada bangsa kafir (di luar Israel), termasuk bangsa Indonesia sehingga kita semua menjadi Israel rohani, karena jasa dari rasul Paulus (Kolose 1:24)

Kalau Yesus mati hanya untuk bangsa Israel, maka, terlalu kecil sekali kuasa salib. Tetapi kuasa salib menjadi sempurna apabila dibawa sampai kepada ujung bumi. Untuk membawa kuasa salib ini ditunjuklah rasul Paulus khusus untuk bangsa kafir, Petrus kepada bangsa Yahudi. Jadi, Paulus ini layak sekali dijadikan korban Paskah.


Sesudah kita tahu uji kelayakan, sekarang kita maju…

Keluaran 12:8

(12:8) Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.


Daging korban Paskah harus dimakan malam itu juga (malam terakhir mereka dilepaskan), barulah terjadi tulah kesepuluh; “kematian anak sulung.” Sebetulnya, bangsa Israel belum pernah merayakan Paskah, sebab mereka berada di tanah perbudakan. Kalau Paskah kan berbicara soal kebebasan, kelepasan, jadi mereka belum pernah merayakan Paskah. 

Jadi, ini adalah Paskah yang pertama dan yang terakhir yang diadakan oleh Musa.


Supaya kita lebih mengerti, kita bandingkan dulu peristiwa ini dengan perjamuan malam yang diadakan TUHAN Yesus.

Matius 26:26-28 -- Perikop: “Penetapan Perjamuan Malam”

(26:26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." (26:27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. (26:28) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.


Tadi Musa mengadakan Paskah di Mesir dan mereka makan daging pada malam terakhir, di sini pun kita melihat Yesus mengadakan perjamuan malam bersama-sama dengan murid-murid.

  • Yesus memecah-mecahkan roti dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."

  • Yesus memberikan cawan berisi anggur kepada murid-murid dan berkata: “inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”


Pendeknya, setelah kita mengadakan study banding: Musa dan bangsa Israel makan korban Paskah pada waktu malam, begitu juga Yesus mengadakan perjamuan pada waktu malam (Ia memberikan tubuh dan darah-Nya yang diberkati; pada waktu malam juga). Dari perbandingan ini…

  • Paskah pertama dan terakhir di Mesir 

  • Sedangkan perjamuan malam yang diadakan Yesus bersama dengan murid-murid, itu juga yang pertama.

  • Tetapi  gereja TUHAN harus melanjutkannya sampai TUHAN datang. Kita harus memperingati kematian-Nya sampai TUHAN datang, berarti; supaya kita tertolong pada saat TUHAN datang, maka kita harus merayakan korban Paskah.


Itulah study banding ketika Musa di Mesir (malam terakhir) dengan Yesus mengadakan perjamuan bersama dengan murid, itu juga waktu malam, itu perjamuan yang pertama, tetapi gereja TUHAN harus melanjutkan sampai TUHAN datang, dengan lain kata; harus diperingati sesuai dengan ketetapan TUHAN turun temurun. Berbahagialah andaikata kita membawa keluarga kita bersama-sama.


Sebelum ada Paskah semua merasa paling benar, saling menuduh dan mempersalahkan / membenarkan diri, tetapi untung ada korban Paskah yang harus kita lanjutkan. Perjamuan malam sudah dimulai oleh TUHAN Yesus bersama dengan murid, dan itu harus dilanjutkan oleh gereja TUHAN sampai TUHAN datang. Berarti, korban Paskahlah yang memelihara hidup kita, tidak ada cara lain. Jangan saudara berpikir, kalau aku banyak uang isteriku bahagia, tidak seperti itu. Justru kadang-kadang, karena uang sedikit bisa bertengkar.


Matius 26:29

(26:29) Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."


Singkat kata, Paskah kaitannya dengan kerajaan Sorga.

Jadi, kita tidak rugi merayakan perayaan Paskah. Jangan sampai merayakan perayaan Paskah, tetapi hanya sekedar beribadah saja, tidak tahu makna Paskah. Sehingga, selalu gontok-gontokan, merasa paling benar dan menyalahkan orang lain.


Jadi, sekali lagi saya sampaikan, Musa sudah mengawali di malam itu, Yesus juga begitu, untuk pertama kali perjamuan malam diadakan, tetapi, gereja TUHAN juga harus melanjutkannya. 

Kata “malam” 🡪 hari-hari yang terakhir, zaman gereja hujan akhir, zaman Roh Kudus. Berarti, di zaman Roh Kudus ini kita harus tetap memperingati hari kematian TUHAN Yesus.


Sekarang kita kembali membaca...

Keluaran 12:8

(12:8) Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.


Syarat-syarat untuk makan daging Paskah antara lain:

YANG PERTAMA: Daging dipanggang di atas api

Artinya: perjamuan suci harus dalam urapan Roh Kudus dan disertai kerinduan untuk mengasihi TUHAN, sebab panas api di sini berbicara soal kasih TUHAN.


Jadi saudara, dalam hal menjalankan ibadah dan pelayanan harus dengan urapan Roh Kudus disertai dengan kerinduan untuk mengasihi TUHAN, itulah apinya TUHAN, bukan api si jahat. Jadi, kalau kita datang menghadap TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan, harus datang dengan apinya TUHAN, jangan api yang lain. Ada api yang lain itulah semangat-semangat daging; ada kepentingan, itu tidak boleh. 


YANG KEDUA: Makan dengan roti yang tidak beragi

  • Roti = Firman Allah

  • Tidak pakai ragi = keras.

Kalau roti dicampur dengan ragi, maka roti itu akan nampak besar, berkembang, tetapi dalamnya kosong karena banyak rongga-rongga. Itu tidak keras, buktinya; kalau dipegang / ditekan langsung mengkisut. 


Pendeknya, FIRMAN YANG KERAS namanya adalah PENGAJARAN. Kalau penginjilan itu di lapangan-lapangan, di dalamnya ada mujizat-mujizat, itu kita perlukan memang. Tetapi, makan dengan roti yang tidak beragi maksudnya adalah Firman yang keras namanya Pengajaran berarti; mengajar dan menyucikan.

Kalau kita mengikuti contoh imam Eli, ketika dia mendengar kedua anaknya (Hofni dan Pinehas) tidak baik, dia hanya menyampaikan pernyataan sederhana; “tidak baik anaku, itu tidak boleh” -- itu bukan Firman yang keras. Firman yang keras adalah Firman Pengajaran, kata dasarnya; mengajar dan sifatnya menyucikan. Hofni dan Pinehas jatuh dengan perempuan-perempuan di Tabernakel, tetapi yang disampaikan “tidak baik anakku, itu tidak boleh” sebagaimana dalam 1 Samuel 2:24 --- Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran. Itu bukan Pengajaran saudara, itu adalah berita biasa. Padahal, kehidupan Hofni dan Pinehas perlu disucikan. Itu sebabnya, makan dengan roti yang tidak beragi, itulah Firman Allah yang keras; Pengajaran yang bersifat penyucian.


Pengajaran sifatnya penyucian, cirinya:

  1. Menyatakan dosa / kesalahan, jadi kalau dosa ditunjuk jangan marah-marah.

  2. Menegor.

Kalau salah ditegor, bukan seperti imam Eli tadi; tidak ada teguran dan ajaran. 

  1. Menasihati dengan kesabaran dan pengajaran. 

Sebagaimana dalam 2 Timotius 4:1-2 ---  Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.


2 Timotius 4:3-4

(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.


Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, dengan lain kata; tidak lagi menerima Pengajaran. Ibadah tetapi karena karunia kesembuhan, ibadah karena karunia mujizat, ibadah karunia iman; bisa menggeser gunung, bukan lagi karena ajaran sehat,


Tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya, dengan lain kata; mereka muak dengan Pengajaran yang sifatnya menyucikan. 


Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng, cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, hanya satu ayat disampaikan lalu cerita sana dan cerita sini, cerita si kancil dan si buaya, lalu dari cerita itu semua berkata “amin.” Darimanalah cerita si kancil dan si kura-kura membenarkan ayat Firman? tidak bisa. Ayat harus menjelaskan ayat dari Kejadian sampai Wahyu; terbuka rahasia Firman, ajaran sehat yang sifatnya menyucikan, walaupun memang keras. Jangan Firman dicampur dengan ragi; nampak besar gerejanya, nampak mewah tetapi ragi; kosong, buktinya; dipegang dikit langsung mengkisut. 


YANG KETIGA: Disertai dengan sayur pahit

Saudara, Firman Allah yang disampaikan memang membakar hati kita semua. Firman yang kita dengar itu kalau kita lakukan itu rasanya "pahit" sekali rasanya. Tetapi kalau Firman tong kosong nyaring bunyinya tidak pahit, enak, sehingga banyak orang Kristen mencari yang seperti itu, tetapi tidak disertai dengan makan sayur pahit. Ada di tengah ibadah Paskah tetapi tidak disertai dengan makan sayur pahit, Paskah apa semacam itu?  


Wahyu 10:9-10 --- Perikop: “Kitab terbuka”

(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." (10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.


Di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.

Dimakan lalu diproses di dalam hidup kita (perut itu di dalam hidup kita), rasanya itu pahit sekali, tetapi tidak apa-apa, nanti hasilnya manis dan bisa dirasakan dicicipi dimulut ini. Ketika Firman itu bekerja di dalam diri kita memang pahit sekali rasanya -- aku tidak melakukan kesalahan kepada dia, tetapi kok dia begitu ya TUHAN --- memang Firman itu sedang berproses, tidak usah tanya-tanya lagi saudara. Tetapi kalau Firman itu berproses, cepat atau lambat hasilnya dapat dicicipi. 


Jadi, kalau ada yang tersakiti, tidak usah lagi tanya-tanya, diam saja, itu namanya praktek Firman. Tidak usah bertanya: salah apa ya aku? Jangan tanya seperti itu, karena sesungguhnya masih banyak dosa kita. Kita tidak melakukan kesalahan kepada orang lain, tetapi orang lain menyakiti; sabar saja, rasanya memang pahit, tetapi itu praktek Firman. Tetapi, kalau kita sabar, hasilnya; manis dan rasa manis bisa dicicipi itulah tanah Kanaan. Dan sekarang kita berada pada hari perhentian; Kanaan rohani, penuh dengan madu dan susu. Itu yang dimaksud tanah Kanaan penuh dengan madu dan susu.


Firman Allah sudah saya sampaikan, 1 jam 23 menit. Sekalipun singkat, harapan saya, kita semua mendapatkan jawaban dari TUHAN, karena  TUHAN sedang menjamah hati kita masing-masing, TUHAN sedang menyentuh hati kita masing-masing terkait dengan korban Paskah. Kelanjutannya di hari Minggu di Ibadah Kebangkitan (Ibadah Paskah).

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment