IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 JUNI 2025
STUDY YUSUF
Kejadian Pasal 44:1-2
(Seri 1)
Subtema: PENINGKATAN ROHANI
Shalom.
Selamat malam, salam Sejahtera di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, kitab oleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Kaum Muda Remaja di malam ini. Dan saya juga tidak lupa menyapa saudara-saudari yang juga turut bergabung lewat online atau live streaming atau video internet baik dari Youtube/Facebook atau video internet yang dapat diakses (digunakan).
Selanjutnya biarlah damai sejahtera dari Allah memenuhi kita sekaliannya, untuk memberi saru sukacita dan Bahagia saat kita menikmati sabda Allah dekat kaki Tuhan.
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita memasuki berkat yang baru, pasal yang baru, sekarang kita akan memasuki Kejadian 44.
Kejadian 44:1-2
(44:1) Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: "Isilah karung orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya. (44:2) Dan pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta uang pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan Yusuf.
Ada tiga hal penting dalam kunjungan yang kedua kakak-kakak Yusuf di Mesir, antara lain:
Yusuf memberi gandum kepada kakak-kakaknya itu, seberapa yang dapat dibawa mereka (tidak dibatasi).
Uang untuk membeli gandum dikembalikan. Adapun banyaknya uang itu adalah dua kali pembelian gandum (pada waktu kunjungan yang pertama dan kedua di Mesir).
Piala perak Yusuf ditaruh di dalam karung Benyamin.
Marilah kita bandingkan perkara-perkara ini dengan kunjungan kakak-kakak Yusuf yang pertama di Mesir.
Kejadian 42:25
(42:25) Sesudah itu Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka. Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu.
Dalam kunjungan yang pertama kakak-kakak Yusuf di Mesir, Yusuf memerintahkan kepala rumahnya:
Untuk mengisi tempat gandum yang dibawa kakak-kakak Yusuf.
Sementara dalam kunjungan yang kedua, gandum itu diberikan “seberapa saja yang dapat dibawa mereka.”
Uang untuk pembelian gandum dikembalikan ke dalam karung masing-masing.
Sementara dalam kunjungan yang kedua, uang untuk pembelian gandum “sebanyak dua kali lipat dikembalikan” oleh Yusuf kepada kakak-kakaknya.
Memberi bekal mereka di jalan.
Sementara dalam kunjungan yang kedua, “piala perak Yusuf ditaruh di dalam karung Benyamin.”
Apabila kita berbicara statistik maka pemberian Yusuf semakin besar nilainya dan semakin meningkat dalam kunjungan yang kedua kakak-kakaknya ke Mesir. Demikian juga dengan pemecahan roti terjadi sebanyak dua kali, hal itu juga ada kaitannya dengan kedatangan/kunjungan Yesus sebanyak dua kali ke bumi ini.
Pada pemecahan roti yang pertama; Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan.
Angka 5 🡪 Lima luka utama Yesus dalam korban-Nya di atas kayu salib pada kedatangan/kunjungan Yesus yang pertama ke dunia ini.
Sedangkan 2 ikan 🡪 Jiwa-jiwa yang diurapi, tandanya: Hidup sesuai dengan Firman Allah yang tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Kejadian-Wahyu). Ayat referensi: Matius 14:17.
Ciri-ciri pemecahan roti yang pertama (Matius 14:18-19):
Duduk di atas rumput, artinya menikmati rumput/Firman penggembalaan = Tergembala dengan baik dan benar di dalam satu kandang penggembalaan.
Maka kaum muda remaja harus sungguh-sungguh tergembala, harus menjadi satu kehidupan domba yang tergembala, di dalam satu kandang dengan seorang gembala, tidak boleh liar. Di situ nanti kita boleh mengalami apa yang dialami oleh Yesus dalam kunjungan/kedatangan-Nya yang pertama. Inilah yang terjadi pada kedatangan/kunjungan Yesus yang pertama ke dunia.
Kiranya kita menjadi satu kehidupan domba yang tergembala untuk selanjutnya menikmati rumput penggembalaan/Firman penggembalaan. Kalau kita duduk di atas rumput/menikmati Firman penggembalaan kita memiliki kekuatan sama seperti orang yang duduk di atas rumput, berbeda dengan orang yang berdiri di atas rumput, kalau ada apa-apa dia bisa terjatuh.
Jadi tergembalalah sungguh-sungguh. Ini kualitas Rohani yang pertama terkait dengan pemecahan roti yang pertama.
Pada pemecahan roti yang kedua; Yesus memberi makan 4000 orang laki-laki dengan tujuh roti dan beberapa ikan.
Angka 7 berbicara tentang kesempurnaan, demikianlah nanti Yesus menjemput mempelai-Nya di awan nan permai pada kunjungan/kedatangan-Nya yang kedua kali.
Sedangkan, beberapa ikan berbicara jiwa-jiwa atau mempelai-Nya tidak ditentukan jumlahnya, sedangkan inti mempelai jumlahnya ditentukan. Ayat referensi: Matius 15:34.
Ciri-ciri pemecahan roti yang kedua (Matius 15:35): 4000 orang laki-laki duduk di tanah, hal ini berbicara tentang kerendahan di hati dan rela untuk merendahkan dirinya serendah-rendahnya.
Perlu untuk diketahui: Sejauh mana kita merendahkan diri maka sejauh itu juga Tuhan akan meninggikannya di tempat yang maha tinggi yakni di dalam Kerajaan Sorga.
Jadi berada di tempat yang Maha Tinggi (Kerajaan Sorga) itu pantulan dari sejauh mana kita merendahkan diri di bumi ini. Kalau rendah hatinya sedikit maka pantulannya juga sedikit. Tetapi kalau ada bantingan keras kita tetap rendah hati maka pantulannya juga sejauh itu. Sudah dibanting-banting juga kita tetap berdiam diri dan rendah hati maka pantulannya nanti sejauh itu.
Contohnya bola karet, kalau itu kita banting maka pantulannya sejauh bantingan.
Jadi kalau kita berbicara soal statistik maka kualitas Rohani gereja Tuhan semakin meningkat pada kunjungan/kedatangan Tuhan Yesus yang kedua ke dunia.
Pada pemecahan roti yang pertama kebenaran dari salib, cirinya; duduk di atas rumput. Tetapi,
Pada pemecahan roti yang kedua sudah mengalami perbedaan yang signifikan sebab pemecahan roti yang kedua dengan tujuh roti, berbicara tentang kesempurnaan. Kesempurnaan dari Mempelai TUHAN tidak ditentukan jumlahnya yang bergabung dengan inti mempelai.
Cirinya; mau merendahkan diri serendah-rendahnya untuk dipantulkan sampai ke tempat yang Maha Tinggi.
Jadi tempat yang maha tinggi itu adalah pantulan dari kerendahan di hati.
Dari sini kita bisa melihat peningkatan kualitas Rohani sudah terjadi pada pemecahan roti yang kedua. Itulah yang terkait dengan kedatangan (kunjungan) Yesus ke dunia ini untuk yang kedua kalinya.
Maka kita tidak boleh berhenti sampai tergembala saja tapi harus merendahkan diri serendah-rendahnya itu tanda kesempurnaan.
Syarat mencapai kesempurnaan.
Ibrani 6:1-3
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. (6:3) Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
Asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus ialah:
Percaya, jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Pintu Gerbang.
Bertobat, jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Mezbah Korban Bakaran berbicara tentang salib dimana Yesus yang menjadi korban-Nya (disembelih).
Dibaptis, jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Kolam Pembasuhan Tembaga. Berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Pengalaman kematian = mengubur dosa (hidup lama) untuk selanjutnya dibangkitkan dalam hidup yang baru.
Dipenuhkan dengan Roh El Kudus lewat penumpangan tangan hamba-hamba Tuhan, jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Pintu Kemah (memisahkan Ruangan Suci dari Halaman).
Jadi yang memisahkan kita dari ibadah taurat (ibadah daging) yakni, jika kita dipenuhkan oleh Roh Kudus, untuk selanjutnya berada pada Ruangan Suci (Tempat Kudus).
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus adalah: percaya, bertobat, dibaptis, lalu dipenuhkan Roh Kudus lewat penumpangan tangan hamba TUHAN.
Ketika asas-asas pertama dinyatakan, di situ terjadi satu kegerakan Rohani oleh setiap penumpangan tangan hamba TUHAN tersebut yaitu: yang sakit disembuhkan, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang bisu dapat berbicara dan seterusnya. Kemudian terjadi perbuatan-perbuatan ajaib atau tanda-tanda ajaib, serta pengusiran setan.
Namun, kerohanian dari anak-anak Tuhan atau orang-orang Kristen tidak boleh berhenti hanya sebatas asas-asas pertama dari ajaran Kristus, akan tetapi harus beralih kepada perkembangannya yang penuh. Itu berarti, kerohanian dari anak-anak Tuhan harus berkembang dan meningkat sampai kepada perkembangan/tingkatan yang penuh.
Kita berdoa kepada anak-anak Tuhan, orang-orang Kristen supaya mengerti tentang Firman Allah semacam ini yang sudah diajarkan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani. Jadi tidak hanya kita saja yang mengerti ajaran ini, tetapi semua anak-anak TUHAN/orang-orang Kristen yang ada di atas muka bumi ini (semua umat manusia) harus mengerti ajaran ini. Berawal dari asas-asas pertama selanjutnya beralih kepada perkembangan/tingkatan rohani yang penuh.
Jadi sekali lagi saya sampaikan, kita doakan mereka yang masih bertahan dengan asas-asas pertama tentang ajaran Kristus. Dan saudara yang mendengar Firman ini harus mau beralih kepada perkembangan atau tingkatan Rohani yang penuh, tidak boleh bertahan hanya sebatas asas-asas pertama. Karna asas pertama bukanlah tingkatan Rohani yang penuh.
Tidak bermaksud untuk menghakimi tetapi ini kebenaran (fakta) yang harus kita klaim dan harus hidup di dalamnya apalagi imam-imam, mulai dari saya sebagai seorang pemimpin jemaat harus mengklaim dan berpegang teguh kepada Firman Allah yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Ibrani ini.
Perkembangan rohani yang penuh.
Efesus 1:23
(1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Jemaat adalah kepenuhan Kristus, berarti jemaat akan dipenuhkan sampai kepada tingkatan rohani yang penuh. Jadi jemaat tidak hanya berada pada asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, tetapi sudah harus sampai kepada perkembangan yang penuh/tingkatan Rohani yang penuh.
Saudara, perkembangan yang penuh, itu menunjuk kepada dua klimaks yang dinantikan dan diharapkan oleh Tuhan dari gereja Tuhan.
Kita akan melihat DUA KLIMAKS itu …
Wahyu 14:1 – Perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebusnya.”
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama dengan 144.000 orang yang telah ditebus.
Gunung Sion 🡪 inti Mempelai Tuhan, jumlahnya ada 144.000 orang banyaknya, datang dari; 12 suku Israel 12.000 = 144.000 (Wahyu 7:4).
Inilah yang menjadi inti mempelai. Sedangkan bayangan dari Mempelai, datang dari bangsa Kafir, masuk dan menjadi bagian dari mempelai.
Apa bukti bahwa 144.000 orang itu adalah Mempelai TUHAN? Yaitu di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Jelas menunjukkan bahwa 144.000 ini adalah Mempelai TUHAN. Berbeda dengan binatang yang keluar dari dalam laut yaitu antikris (Wahyu 13:2) di dahi mereka hanya tertulis nama-nama hujat. Menghujat Bapa masih diampuni, menghujat Anak, masih diampuni, tetapi menghujat kemah kediaman Allah = menghujat Roh Allah dan kegiatannya, ibadah dan pelayanan, tidak diampuni. = di dalam pikiran mereka tidak ada lagi kegiatan Roh selain menghujat kemah kediaman Allah/kegiatan Roh.
Tetapi inti Mempelai Tuhan, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, di dalam pikiran ini hanya pribadi Yesus dan korban-Nya, hanya pribadi Allah Bapa dan kasih-Nya, ibadah dan pelayanan, bukan nama-nama hujat yaitu Kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, Kerajaan dunia dengan segala kemewahannya. Jadi oleh karena nama-nama hujat itu tertulis di dahi mereka, nama Yesus Anak Allah, nama Allah Bapa, dan kegiatan Roh tidak ada lagi di dalam pikiran mereka.
Jadi jangan kita hanya memikirkan perkara di bawah, jangan kita melupakan kemah kediaman Allah, tempat Roh Allah berdiam hanya karena perkara-perkara di bawah, itu namanya menghujat Roh Allah.
Tetapi lihat mempelai Wanita Tuhan, di dahinya tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Yesus Anak Allah sekarang ada di sorga, Allah Bapa juga ada di sorga. Tetapi berbeda dengan antikris, di kepalanya tertulis nama-nama hujat, menghujat kemah kediaman-Nya, kegiatan Roh Allah hanya karena perkara di bawah.
Jadi orang yang hanya memikirkan perkara di bawah = menghujat kemah kediaman Allah.
Wahyu 14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Pada ayat 2; suatu suara bagaikan desau air bah itu adalah penyembahan, dan suara yang terdengar itu sama seperti pemain-pemain kecapi.
Pada ayat 3; suatu nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun. Nyanyian baru ini -> bahasa roh.
Berarti ayat 2 dan 3 adalah penyembahan yang disertai dengan nyanyian baru/bahasa roh/bahasa lidah.
Perkembangan rohani tertinggi ada 2 klimaksnya yaitu:
Menjadi mempelai Tuhan = Gereja yang sempurna.
Hidup di dalam penyembahan disertai dengan bahasa roh.
Dua klimaks ini yang dinanti-nantikan dan diharapkan TUHAN dari gereja TUHAN dan ini merupakan kategori yang sangat dihormati oleh Tuhan. Kita harus menghormati hubungan kita dengan TUHAN, sebab hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah yang suci.
Jadi penyembahan yang baik dan benar itu adalah cermin hubungan nikah dengan Tuhan. Kalau hubungan kita baik dengan Tuhan maka itu cermin dari penyembahan kita.
Inilah perkembangan yang penuh, Tingkat Rohani yang penuh, itulah dua klimaks yang dinanti-nantikan oleh TUHAN.
Tetapi kita tidak perlu menghakimi gereja-gereja yang belum mencapai perkembangannya yang penuh, tingkatan rohani yang penuh itulah dua klimaks, tetapi kita harus mendoakan mereka dengan sungguh-sungguh supaya mereka mengerti kebenaran semacam ini dan mereka mau mengklaim dan hidup di dalamnya. Jadi jangan kita hanya berpuas hanya sebatas asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, percaya, bertobat, dibaptis air, penuh Roh Kudus, tidak berhenti sampai di situ. Bahkan menikmati karunia-karunia Roh Kudus antara lain karunia kesembuhan, karunia iman menggeser gunung dan seterusnya, termasuk karunia mengadakan mujizat, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ. Harus sampai kepada perkembangan yang penuh, tingkatan Rohani yang penuh dua klimaks.
Kita tidak boleh egois, kita juga harus doakan gereja-gereja untuk sampai kepada kebenaran ini. Setiap kali berdoa, maka doakan supaya mereka mengerti tentang kebenaran semacam ini. Kita tidak boleh berpuas diri.
Pendeknya; klimaks dari kepenuhan Kristus ialah:
Gereja menjadi mempelai TUHAN disebut gereja yang sempurna.
Gereja hidup di dalam doa penyembahan.
Tentang: GEREJA TUHAN MENJADI MEMPELAI TUHAN.
Efesus 5:22-24 -- Perikop: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri.”
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Hubungan jemaat dengan Kristus adalah hubungan dalam nikah suci (suami isteri).
Efesus 5:25-33
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, (5:30) karena kita adalah anggota tubuh-Nya. (5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Hubungan antara Kristus dengan jemaat adalah hubungan dalam nikah yang suci, dasar nikah adalah KASIH.
Kristus adalah Kepala (Suami), Ia mengasihi jemaat dengan cara:
Menguduskan jemaat dengan memandikan dengan air dan Firman.
Supaya jemaat ditampilkan dihadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, singkat kata; jemaat kudus tidak bercela.
Mengasuhnya dan merawatinya. Mengasuh berarti kita diajar untuk mengerti sampai kepada Takhta Allah. Apabila seseorang diasuh sama seperti anak yang disekolahkan ibunya mulai dari SD bisa membaca SMP bisa berhitung sampai SLTA perhitungannya sudah tingkat atas dan diasuh sampai perguruan tinggi, hingga dia mengerti kerajaan sorga.
Selain diasuh juga kita dirawat berarti perlu perawatan baik secara jasmani (kaitannya dengan medis; untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit) dan secara rohani (misalnya sakit hati, harus disembuhkan, jika sakit hati tidak disembuhkan menjadi patah hati dan jika patah hati tidak disembuhkan akan menolak Tuhan.
Juga tidak hanya sakit hati namun juga jiwa dan pikiran yang sakit, apabila tidak disembuhkan menjadi stress, lalu depresi, sampai akhirnya gila/sakit jiwa).
Jadi betapa baiknya Tuhan sebagai Suami mengasihi isteri-Nya dengan dua cara. Tetapi di pihak jemaat sebagai mempelai Tuhan disebut tubuh Kristus yang sempurna harus menaruh rasa tunduk dan hormat kepada Kristus karena dasarnya adalah kasih.
Kalau kita sudah melihat TUHAN melakukan semua itu kepada kita maka kaum muda yang disebut sebagai jemaat/tubuh Kristus yang sempurna itulah Mempelai TUHAN harus taat, tunduk, dan hormat kepada TUHAN.
Itulah klimaks pertama ada dalam hubungan nikah suci dasarnya kasih. Dasar kasih ini kita sudah melihat, Kristus mengasihi jemaat, jemaat juga hormat dan tunduk karena dasarnya kasih. Jadi kalau jemaat kasih kepada TUHAN, dia hormat, tunduk, dan taat kepada TUHAN.
Tentang: GEREJA TUHAN HIDUP DALAM DOA PENYEMBAHAN.
Penyembahan artinya penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kepada kehendak Allah.
Itu sebabnya, gereja Tuhan disebut juga dengan tumpuan kaki Allah.
Inilah perkembangan atau tingkatan Rohani yang penuh. Tetapi tingkatan Rohani yang penuh ini pun bisa kita lihat di dalam…
1 Timotius 4:6 – Perikop: “Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat.”
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Timotius terdidik dalam dua ajaran:
Terdidik dalam soal-soal pokok (dasar) iman, yaitu: percaya, bertobat, dibaptis air, dipenuhkan Roh El Kudus.
Terdidik dalam ajaran sehat.
Efesus 4:11-13
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Ia memberikan jabatan-jabatan untuk memperlengkapi orang-orang kudus;
Bagi pekerjaan pelayanan.
Bagi pembangunan tubuh Kristus.
Tanda terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna:
Mencapai kesatuan iman.
Mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Mencapai kedewasaan penuh.
Mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Pertumbuhan rohani yang sehat yaitu bertumbuh di dalam segala hal, ke arah Dia, Kristus sebagai Kepala, tidak kepada yang lain.
Jadi kita sudah melihat tadi bahwa Timotius terdidik dalam 2 ajaran;
Terdidik dalam soal-soal pokok iman.
Terdidik dalam ajaran sehat.
Kalau kita menerima ajaran sehat maka Rohani kita akan bertumbuh dengan sehat. Pertumbuhan Rohani yang sehat arahnya kepada Dia, Kristus Kepala. Kalau pertumbuhan Rohani arahnya kepada mamon, itu Namanya pertumbuhan yang abnormal, tidak sehat. Tetapi pertumbuhan Rohani yang sehat, bertumbuh kepada Dia, Kristus kepala.
Jadi kalau kita kembali lagi membaca…
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Inilah ajaran Rasul Paulus dan ajaran ini dipegang/dianut/dipeluk dengan erat oleh Timotius dan selanjutnya diajarkan kepada anak-anak Tuhan sampai kepada malam ini. Namun sangat disayangkan orang Kristen belum mau menerima sepenuhnya pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sehingga tidak mengerti tentang ajaran ini.
Jadi malam ini kita mendapat sedikit pengertian, tetapi saya berharap dari pengertian yang mungkin sedikit ini kiranya itu mantap untuk kita hidupi/anut/peluk dan tercermin dalam setiap perkataan dan perbuatan, solah tingkah, Gerak gerik sekecil apapun, di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN dan menjadi saksi dari Yerusalem sampai ke Yudea.
Tiga hal penting diberikan oleh Yusuf kepada kakak-kakak Yusuf:
Isilah karung orang-orang itu dengan gandum. Kata “orang-orang itu” menunjukkan supaya kepala rumah Yusuf melihat seakan-akan Yusuf tidak mengenal saudara-saudaranya.
Mengembalikan uang mereka masing-masing.
Piala perak Yusuf itu ditaruh dalam karung Benyamin.
Sementara kalau kita konvers, kita bandingkan dengan kunjungan yang pertama memang Yusuf juga memberikan tiga hal penting yaitu:
Mengisi gandum sesuai dengan tempat yang ada.
Mengembalikan uang pembelian gandum hanya satu kali lipat.
Memberikan bekal mereka di jalan dari Mesir ke Betlehem.
Dari sini nampak bahwa pada kunjungan yang kedua terjadi peningkatan kualitas rohani. Itu sudah kita lihat tadi pada pemecahan roti yang diadakan Yesus sebanyak dua kali.
Jadi saya berharap Pelajaran ini harus kita terima dengan rendah hati, jangan diabaikan begitu saja karena ngantuk-ngantuk dan melamun-melamun. Tetapi mendengar Firman dan melayani di tengah ibadah harus proaktif, tanda Roh Kudus sedang berkobar-kobar di dalam hidupnya. Jadi proaktif itu dikerjakan oleh Roh El Kudus.
Doa dan harapan saya dari tempat ini, anak-anak TUHAN, kaum muda remaja yang bergabung secara online juga menangkap nubuatan Yusuf dan harus dialami gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment